Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Pacarku Seorang Model Eksibisionis

Cerita eksibisionis seperti ini tidak pernah gagal membuat saya ereksi. :mantap:
Hadir disini waiting for update.
Terima kasih bung
 
Cerita ini akan tetap saya kawal seperti paspampres mengawal presiden.
Semoga disegerakan updatenya bung:mantap:
 
VI. Sesi Pemotretan Pertama Bersama Selyn



POV Valerie

“Aaahh.. enak sayang ahh..”

Tubuhku bergoyang maju dan mundur mengikuti ritme hentakan penisnya. Dalam posisi “doggy-style” dalam posisi menungging aku membiarkan pacarku mengatur ritme persetubuhan kita. Rasanya begitu intens dan dalam, dia terus menggenjotku tanpa ampun.

“Sayang kamu suka kaya gini kamu suka kan?” tanya pacarku dengan terus memaju mundurkan penisnya.

“Suka.. aku suka sayang.. ahh..” jawabku dengan terus mendesah.

Dia memacu tubuhku dengan begitu kuat seolah birahi membakar jiwanya. Aku benar-benar harus mengatur nafas mengikuti iramanya hentakannya yang cepat. Bukan tanpa alasan, kita bercinta di tengah ruangan dengan layar tv terus memutar rekaman pribadiku.

Ini adalah hasil rekamanku dari menikmati layanan pijat tradisional. Saat pacarku mendengar hal itu dia sedikit marah yang membuatku takut karena aku pergi tanpa izin darinya, walaupun dia yang menantangku untuk bercinta dengan cowok lain ini sama saja dengan perselingkuhan. Pacarku langsung memintaku membuka rekaman ini dan duduk disampingku.

Dari tayangan video ketika aku mulai menyembunyikan kamera dan berlanjut ketika aku melucuti pakaianku, pacarku tampak begitu fokus sampai seorang pria yang masuk ke dalam ruangan dan sesi pijat dimulai. Saat itu aku benar-benar terhanyut dalam pijatan dan tubuh telanjangku menjadi objek utama rekaman itu.

Sesaat kemudian pacarku langsung menggarap tubuhku dan memaksaku ikut menonton tayangan saat aku mulai disetubuhi oleh terapis itu. Meskipun kita pernah film porno bersama rasanya begitu aneh kalau aku yang menjadi pemeran utama film tersebut. Diriku layaknya bintang porno disetubuhi oleh aktor lain dan membiarkan tubuhku dijamah olehnya.

YouMi%E5%B0%A4%E8%9C%9C%E8%8D%9F-Vol-816-%E5%A5%B6%E7%93%B6%E5%9C%9F%E8%82%A5%E5%9C%86%E7%9F%AE%E6%8C%AB%E4%B8%91%E9%BB%91%E7%A9%B7-0049-2523791468.jpg

Mendengar pembicaraan dan bagaimana aku tergila-gila dengan penis terapis itu, pacarku semakin bersemangat memacu tubuhku dan aku menikmati setiap hentakannya yang penuh semangat. Penisnya bergerak di dalam vaginaku dan hentakan demi hentakan penisnya membuatku mencapai orgasme.

Ada sebuah adegan yang sengaja aku potong dalam rekaman itu ketika terapis itu mendorong sebagai ruas jarinya ke dalam lubang anusku, untung saja aku memotong adegannya dan pacarku sama sekali tidak menyadarinya. Sejujurnya bahkan dari mantan dan Harris, tidak ada cowok yang pernah memasukan jarinya ke dalam pantatku. Aku hanya tidak ingin pacarku kecewa.

Kita bercinta sampai rekaman itu selesai karena baterai ponselku habis. Dia terus menggempur tubuhku tanpa ampun dan mengikuti tindakan yang dilakukan oleh terapis kepada tubuhku. Aku hanya bisa pasrah sekaligus gaya bercinta pacarku yang baru.

YouMi%E5%B0%A4%E8%9C%9C%E8%8D%9F-Vol-816-%E5%A5%B6%E7%93%B6%E5%9C%9F%E8%82%A5%E5%9C%86%E7%9F%AE%E6%8C%AB%E4%B8%91%E9%BB%91%E7%A9%B7-0082-1811229297.jpg

Pada akhirnya pacarku menembakan air maninya kedalam rahimku dan demi memuaskan dirinya aku membersihkan penisnya serta mengulum batangnya yang sudah lemas ke dalam mulutku. Harris benar-benar menikmati ketika tubuh pacarnya digarap oleh pria lain, dan jujur saja aku senang bisa mengabulkan hal itu.



Beberapa hari berselang ini adalah hari dimana aku menepati janjiku kepada Selyn untuk melakukan private photoshoot bersamanya. Setelah aku memberikan ciuman mesra kepada Harris aku langsung masuk ke dalam mobil yang sudah berhenti di depan kita berdua. Jendela depan turun dan terlihat seorang cewek sedang duduk di kursi pengemudi.

“Harris sayang aku pinjam pacarmu dulu sehari ya,” teriak Selyn.

“Hus enak aja sayang-sayang. Sayang aku berangkat ya, nanti aku kirimin hasil jadinya,” kataku setelah duduk dan menutup pintu.

Harris hanya tersenyum dan melambaikan tangan melihat persahabatan kita. Mobil pun melaju pergi dari apartemen mewah itu dan berjalan menuju lokasi tempat pemotretan. Di sampingku Selyn tampak fokus mengemudi dan melantunkan nyanyian dari musik yang diputar.

Sahabatku bernama Selyn, aku sudah mengenalnya sejak masa SMP ketika aku sekelas dengannya. Bisa dibilang dia adalah cewek yang nakal dan sulit ditebak, pengalamannya sudah jauh melampauiku baik dalam percintaan romansa maupun dalam “percintaan” seksual. Bisa dibilang dia adalah suhu di atas ranjang.

Sejak SMA aku pernah diajaknya untuk menjadi model amatir untuk sebuah majalah remaja dan sebagai sahabatnya aku tentu mengiyakan tawaran itu. Dimulailah debut sebagai model bersamanya, jujur saja aku pernah ikut audisi untuk bergabung dengan girlband yang populer saat itu namun karena aku harus putus dengan pacar (mantanku pada saat itu) aku menolak tawaran itu.

Yang berbeda adalah aku biasanya tampil sebagai model untuk produk umum, bisa dibilang hal yang paling berani kutampilkan hanya aku dalam balutan bikini dan lingerie. Itupun aku tidak sepenuhnya mengekspos tubuhku di depan kamera. Berbanding terbalik dengan Valerie dimana aku pernah mendapatkan sebuah gambar mentah saat dia di foto dalam kondisi telanjang bulat.. tanpa sehelai benang pun.

Saat itu di masa kuliah ketika aku sudah berpacaran dengan Harris. Selyn mengirimkan sesi pemotretan pribadinya saat dia membayar fotografer untuk memotretnya dalam kondisi telanjang untuk koleksi pribadinya. Jujur saja aku suka dengan estetika dan seni dari gambar itu, meskipun penasaran dan aku entah mengapa tertarik untuk tampil telanjang di depan kamera aku selalu mengurungkan niatku.

Sampai hari ini aku menepati janji masa laluku, Harris benar-benar tahu kalau aku mempunyai sisi eksibisionis yang selama ini aku tutupi dan dibandingkan memaksaku untuk tertutup dia malah membebaskanku walaupun aku pastinya akan membatasi lingkupku.

“Jadi gimana kemarin pijatannya, mantap kan?” goda Selyn yang masih fokus menyetir.

“Hmm.. pijatannya suasananya 8/10, pijatannya 9/10.. dan seksnya.. 12/10 enak banget haha,” balasku secara jujur.

“Dibanding sama pacar lo enak mana?” tanya Selyn.

“Kalau pilih jelas sama pacarku, cuman kalau untuk hiburan ons (one night stand) terapis itu oke juga,” jawabanku atas pertanyaannya. “Lo inget namanya engga? Gue langsung tidur waktu itu lupa gak nanya.”

“Engga sih, malah gue gak tahu dan gak pernah nanya. Emang kenapa? Mau lagi kan?” goda Selyn lagi.

“Dih, engga cuman nanya aja,” jawabku mengakhiri obrolan.

Kita pun melanjutkan perjalanan dan sebenarnya secara jarak tidak begitu jauh namun dengan kemacetan yang ada membuat perjalanan terasa begitu lama. Pada akhirnya kita tiba di lokasi pemotretan dan lokasi itu adalah sebuah hotel bintang lima. Kita pun turun dari basement dan dengan kartu kamar kita langsung naik ke lift ke lantai kamar tempat kita melakukan photoshoot.

“Val lo udah siap kan?” tanya Selyn.

“Siap gak siap,” balasku dan kita berdua membuka pintu dan terlihat tiga orang cowok yang mungkin seumuran dengan kita sedang menyiapkan perlengkapan kamera.

Mendengar pintu terbuka mereka bertiga langsung berhenti dan mengarahkan pandangan mereka kepadaku. Terlihat mata mereka terbuka lebar ketika melihat kita berdua masuk.

“Hi kalian, gue bawa sahabat gue nih. Kenalin namanya Valerie,” kata Selyn mengenalkanku kepada mereka bertiga.

“Halo semua kenalin nama gue Valerie. Mohon kerjasamanya ya,” kataku mengenalkan diri kepada tiga orang fotografer itu.

“Hi kenalin nama gue Angga,” kata cowok tinggi berkacamata.

“Nama gue Revan,” kata cowok dengan yang sepantaran Angga dengan rambut diwarnai pirang.

“Nama gue Dewa,” kata cowok dengan kulit gelap dibandingkan mereka berdua dengan rambut ikal.

Aku pun berjabat tangan dengan mereka bertiga dan mereka terus menyangjungku dan memberikan pujian. Mereka terus memuji penampilanku yang jauh diatas rata-rata dan sesekali membandingkannya dengan Selyn yang membuatnya sedikit jengkel, padahal Selyn juga sangat cantik dan jauh diatas rata-rata kecantikan cewek lokal.

Kita pun mulai mengobrol dan benar sesuai tebakanku kita berlima masih berkuliah. Namun mereka kuliah di universitas berbeda-beda dan aku baru tahu kalau mereka juga baru mengenal Selyn satu tahun kebelakang. Bisa dibilang aku tidak jauh tertinggal dalam circle ini. Kita pun berbincang dan tertawa.

“Kalian udah siap buat photoshoot?” tanya Angga sambil membetulkan kacamatanya.

“Gimana Val, lo udah siap?” tanya Selyn kepadaku.

Menarik nafas aku menjawabnya, “Siap dong.”

Kita pun mulai briefing dengan membasah sesi pemotretan ini. Bisa dibilang ini adalah koleksi foto pribadi kita, hanya kita berlima yang ada di kamar ini plus Harris dan tidak boleh disebar. Ini akan menjadi rahasia kita berenam.

“Kalian jangan ngintip yah!” kata Selyn dibalik pintu.

“Engga kok.. lagian nanti pasti lihat sendiri hehe,” kata Revan dengan nada bercanda.

Setelah kita selesai briefing aku mulai membuka isi koper yang dibawa oleh Selyn dan membawanya ke dalam kamar mandi. Di dalam kamar mandi aku mulai melucuti pakaianku dan mengganti ke pakaian yang dipilih oleh Selyn. Melihat ke arah cermin aku memastikan penampilanku sebaik mungkin.

“Val pake ini dulu,” kata Selyn memberikanku sesuatu.

“Ini? Seriusan?” kataku dan memakai sesuatu yang diberikan oleh Selyn.

Setelah memastikan penampilan kita berdua sesuai dengan yang kita harapkan, aku dan dan Selyn berjalan keluar menuju ruang tengah dimana mereka bertiga menunggu. Mereka bertiga tampak diam mematung sebelum memuji kita berdua.

“Kalian cantik banget dah sumpah, kayak bidadari dari kayangan,” ucap Revan.

“Lo cantik banget dah berdua, seksi banget tubuh kalian,” ucap Aldi.

“Hmm.. jadi ngiler nih haha,” ucap Dewa sambil membidikan kamera.

Saat ini aku dan Selyn sedang berdiri di hadapan mereka bertiga dengan memakai dress hitam dengan lingerie di bawahnya sedangkan Selyn memakai dress berwarna merah maroon.

Meskipun tidak terlalu frontal menunjukan keseksian tubuh kita. Postur tubuh kita yang ideal dan diatas rata-rata membuat mereka dapat berfantasi dan membayangkan apa yang ada di bawahnya. Apalagi ini pertama kalinya mereka melihat diriku selain dari gambar yang mereka dapat di sosial media.

“Oke kita mulai photoshootnya ya, gimana kalau kalian mulai dari ciuman?” tanya Revan yang sudah bersiap dengan kamera profesional di tangan kanannya.

“Hah ciuman? Kita mau langsung ciuman nih,” kata Selyn yang berpindah dari menatap mereka menjadi menatap mataku.

“Iyah ciuman, biar engga tegang kalian. Apalagi Valerie tuh,” kata Revan.

Menatap mata Selyn kita berdua mendekat hingga tubuh kita bersentuhan, “gimana Lyn, kita langsung ciuman? Hmphhh..”

“Boleh, hmphhh..” balas Selyn dan langsung merebut bibirku dan memberikan ciuman mesra.

12143546856-22222158.jpg

Bibir kita bertemu dan kita berciuman. Meskipun kita berdua pernah beberapa kali berciuman rasanya tidak pernah secanggung ini. Kita harus berciuman dan bermesraan dengan dilihat oleh tiga orang, apalagi aku baru saja bertemu dengan mereka.

“Widih tahan posisinya, gila kalian mesra banget. Udah kayak lesbian aja,” kata Angga menikmati tontonan di depannya.

“Cium lagi! Peluk! Lebih intim!” kata Dewasa mencoba mengarahkan.

Aku dan Selyn semakin mesra berciuman layaknya sepasang kekasih. Kita saling membagikan saliva satu sama lain yang ku tunjukan ke depan kamera seolah melupakan ada tiga pria lain disini.

Sesi berikutnya Selyn diminta duduk dan aku dipangku olehnya. Kita masih berciuman dan aku menghadap wajah Selyn yang tampak kemerahan karena merasa malu ataupun menikmati perasaan aneh ini. Aku menjaga posisi kakiku agar Selyn tidak perlu menahan berat tubuhku.

“Selyn coba angket dress Valerie ke atas! Good!” kata Angga mengarah tangan Selyn menyingkap bagian bawah dressku.

“Wow, pantat lo putih dan bulet banget Val, bener-bener menggoda,” kata Dewa sambil mengarahkan kamera.

1E143547501-22222548.jpg

Aku tidak memikirkan perkataan mereka karena aku tahu banyak cowok yang selalu memberikan komentar atau pujian dalam menilai tubuhku. Aku merasa senang atas pujian mereka dan merilekskan tubuhku menikmati ciumanku.

Karena aku sudah pernah berkali-kali tampil di depan kamera aku tidak merasa begitu malu atau kaku. Apalagi saat ini aku sedang bersama Selyn dan cowok-cowok yang sudah mengenalnya aku merasa lebih nyaman mengikuti arahan mereka. Disaat aku sedang menikmati permainan lidahnya Selyn menyingkap bagian bawah dressku dan memamerkan pantatku ke arah mereka.

“Oke kita ubah posisi,” kata Revan mengakhiri ciuman mesraku dengan Selyn.

Kita pun berubah posisi kita dan kali ini aku yang dalam posisi duduk. Namun yang membedakanku dengan Selyn adalah aku diminta dalam posisi mengangkang dengan membuka lebar kedua kaki jenjangku. Selyn duduk bersimpuh di bagian bawah dan tersenyum.

“Selyn aku angkat dikit ya, nah baru mantap nih pantat lo kelihatan,” ucap Angga menyingkap bagian bawah dress Selyn.

Pada posisi ini Selyn tampak sedang menjilati area intimku. Rasanya agak sedikit malu namun aku merasa menikmati posisi ini. Mencoba merilekskan tubuhku aku mencoba bermain peran dan tema pemotretan ini dan mengikuti arahan mereka.

01143548511-22223018.jpg

Menutup mulutku aku membuat seolah aku mendesah dan menikmati aksi Selyn kepada tubuhku. Aku benar-benar berpose layaknya seorang model majalah dewasa. Kita pun mengakhiri sesi pemotretan dan berpindah ke dalam kamar.

“Untuk sesi ini Selyn coba kamu di atas kasur dan Valerie dibelakangnya.. good,” ucap Revan mengarahkan Selyn dan aku di posisi berbeda.

“Sorry Val aku naikin bawahannya,” kata Angga yang menyingkap rokku dan memperlihatkan lingerie hitam dibaliknya. Dia adalah cowok pertama yang berani menyentuhku secara tidak langsung.

Mengikat rambut Selyn dan menggenggamnya. Aku berpose di belakangnya dan memamerkan tubuh belakangku menampilkan lekuk tubuhku yang sempurna. Pantatku menjadi perhatian utama mereka dan tentu saja memuaskan pandangan mereka.

18143548382-22223153.jpg

Naik ke atas ranjang rasanya suasana semakin panas padahal suhu ac tidak kita turunkan. Rasanya pemotretan ini begitu intens yang membuatku bergairah.

“Val sekarang lo coba jilat pantat Selyn,” kata dewa.

“Hah? Kayak gini?” kataku sambil menjulurkan lidahku ke pantat Selyn.

“Nah kayak gitu. Gila seksi banget kalian berdua,” ucap Dewasa yang senang aku mengikuti arahan atau permintaan darinya.

“Ihh geli Val.. lidah lo,” ucap Selyn berbisik kepadaku.

“Tahan bentar,” balasku kepada Selyn dengan berbisik.

9A143549400-22223551.jpg

Selyn hanya bisa pasrah ketika aku terus menjilatinya. Aku tahu Selyn sangat sensitif dan dia pasti geli ketika tubuhnya dijilat. Untung saja Revan memintaku berhenti dan kita melanjutkan sesi pemotretan.

“Oke Valerie sekarang coba lo lepas dress yang lo pake, ga masalah kan?” tanya Revan.

Melihat Angga dan Dewa mereka sudah pasti menantikan momen ini, begitupun dengan Selyn yang terus tersenyum seolah berhasil membuatku menjadi cewek nakal. Hmm Selyn sayang sekali, dari awal aku adalah cewek nakal, mengiyakan arah Revan aku langsung melepas dress hitam yang melekat ditubuhku.

“Kayak gini?” tanyaku ketika mulai melucuti dress.

“Widih seksi banget tubuh lo!” sebut Angga.

“Mantap,” kata Dewa ketika melihat dadaku dibalik bra hitam ini.

“Udah, yuk lanjut fotonya,” kataku mencoba mereka fokus tidak hanya kepadaku. “Jadi aku yang ada di atas nih?”

“Benar Valerie, nah posisi nya pas.. oke 3.. 2.. 1.. good,” balas Revan.

Mengarahkan wajahku ke wajah Selyn yang berada di bawah tubuhku aku memperhatikan wajahnya secara seksama. Kemudian aku memberikan ciuman lembut ke arahnya yang dibalas balik oleh Selyn yang menciumku. Posisi ini begitu intim, aku bisa merasakan tubuhnya yang panas bersentuhan dengan kulitku.

06143549392-22223701.jpg

Kita melanjutkan sesi pemotretan, membalikan tubuhku aku diminta berpose dengan gaya 69. Dalam posisi menungging pantatku berada di hadapan Selyn dan kepalaku berada di kakinya. Sekarang Selyn yang gantian menjilat pantatku yang membuatku merasa geli. Cowok-cowok ini tampak diam tidak memberikan kata-kata melihat aksi kedua wanita cantik yang sedang sibuk satu sama lain.

“Oke sekarang Selyn coba buka atasannya,” kata Revan.

“Ini yang paling ditunggu-tunggu,” kata Angga.

“Bakal ada adegan yang hot nih,” kata Dewa sudah tidak sabar atas aksi selanjutnya.

Selyn mengikuti arahannya dan membuka kaitan bra dan menunjukan payudaranya yang besar dan putih di hadapan kita berempat. Meski aku yakin mereka pernah melihat tubuh Selyn yang polos, tetap saja ini adalah pemandangan yang mereka selalu ingin lihat.

Aku diminta oleh Revan untuk menurunkan bawahan bikini Selyn dan sekarang Selyn tampil polos hanya berbalut dressnya yang sudah berantakan menempel di tubuhnya. Jari Selyn diarahkan ke mulutku dan tanpa perlu perintah aku menghisapnya ke dalam mulutku dengan penuh menggoda.

B2143551543-22224341.jpg

Bertukar posisi aku yang sekarang berada di bawah tubuhnya. Bibir kita bertemu dan Selyn melepaskan ikatan bra ku dan ketiga cowok itu langsung bersemangat ketika melihat diriku sudah bertelanjang dada. Meskipun mereka hanya bisa melihatnya dari samping mereka tampak bersemangat untuk menonton pertunjukan di hadapan mereka.

“Mmhhh.. lo cantik banget sih Lynn,” kataku memberikan pujian.

“Haha cantikan lo, mereka semua pada ngeliatin susu lo. Gede banget,” balas Selyn sambil meremas dadaku.

“Hihi kasian mereka pada mupeng,” kataku mencoba melirik ke arah tiga cowok yang libidonya sudah tinggi.

Sekarang aku mulai menjilati area payudara Selyn. Menghisapnya secara lembut aku mencoba tidak menunjukan areolanya ke arah kamera dan menutupi tubuhnya dan tubuhku. Selyn kemudian menarik bawahanku dan aku sedikit mundur membiarkan tangannya bergerak menyusuri area privat tubuhku.

31143552263-22224910.jpg

“Ih kok ditutupin?” tanya Dewa kecewa.

“Apanya?” aku dan Selyn membalas bersamaan.

“Itulah.. putingnya..” kata Dewa ketika melihat putingku yang ditutup sebuah selotip putih yang tidak membiarkan mereka melihat putingku langsung.

“Biarin weeehh,” balasku dan Selyn.

93143552192-22224938.jpg

Baik Angga dan Revan hanya bisa tersenyum mendengar jawabanku dan Selyn. Kita pun kembali melanjutkan sesi pemotretan yang semakin intens dan semakin vulgar memamerkan tubuh kita.

“Aaahh.. ahhh..” aku mendesah ketika jemari Selyn bergerak membelai bibir vaginaku.

Jari tangan Selyn bergerak membuka bibir vaginaku dan menggesekkannya dengan lembut. Berbeda dengan belaian cowok, tangan Selyn sangatlah halus dan lembut. Rasanya malah geli ketika jarinya bermain di vaginaku.

“Gila mulus banget memek lo Val, pink terus masih mulus,” kata Dewa yang malah sibuk menonton.

“Emang yang gue engga? Bukannya memek ini lo pernah masukin?” kata Selyn ketika mendengar pujian Dewa kepadaku.

“Iyasih cuman aku pertama kali lihat punya Valerie, rasanya kayak nemu model bokep baru,” ucap Dewa.

“Dewa lo mending foto deh dibanding ngebacot, lanjut foto sana,” kata Revan.

“Bener tuh dibanding lo simpen di kepala lo yang pelupa mending disimpen ke kamera,” lanjut Angga.

C4143552258-22225209.jpg

Dewa akhirnya melanjutkan memfoto aksi kita berdua. Pada akhirnya kita tertawa mendengar obrolan kita yang saru dan mesum. Kita pun melanjutkan sesi pemotretan dan memuaskan fantasi mereka.

“Oke done, thank you Selyn.. thank you Valerie,” kata Revan berterima kasih.

“Thank you kalian, nanti info lagi kalau mau photoshoot lagi. Oh ya Lyn nanti hasil gambar mentahnya lo bawa di sd card ya, ini udah diplukat,” kata Angga.

“Kalian kalau butuh fotografer tinggal nelpon gue, santai ga usah dibayar pake duit hehe,” kata Dewa menawarkan jasa foto.

“idih siapa yang mau,” kata Selyn bercanda.

Kita pun mengakhiri sesi pemotretan dan mengusir mereka. Ya kamar ini ini rencananya buat aku dan Selyn menginap dan kita membayar mereka untuk sesi pemotretan selama empat jam. Mereka berpamitan dan berjalan pergi.

“Val pasti lo pengen lagi ikut photoshoot kan?” tanya Selyn.

“Sama mereka?” tanyaku.

“Biasanya aku sama mereka sih, soalnya mereka yang paling bisa jaga rahasia,” balas Selyn.

“Boleh sih, tapi gue pengen yang all out gitu..” kataku.

“All out? Lo mau bugil?” tanya Selyn.

“Gitu dehh.. ahh Lynn jangan dijilat,” Selyn tiba-tiba meremas dan menjilat dadaku dan membawaku ke atas ranjang.

Kita saling berciuman mesra dan mendekatkan tubuh satu sama lain. Tubuhnya terasa panas dan keringat membasahi tubuh kita berdua, kita terus berpelukan dan mulai menggesekan tubuhku ke arah tubuhnya. Memberikan remasan lembut yang dibalas oleh Selyn.

30143552848-22225257.jpg

Melepas pelukan Selyn mengambil sesuatu di dalam kopernya dan tanpa kuduga dia mengeluarkan sebuah dildo hitam lengkap dengan strapnya. Dia mulai mengikat strap itu dipinggulnya dan layaknya sebuah penis, dildonya mulai diarahkan ke bibir vaginaku. Wajah kita saling berhadapan dan aku memperhatikan wajah Selyn yang memerah.

“Val kita ngentot yuk,” ucap Selyn menggoda.

Aku hanya menganggukan kepala sebelum dia menghentakan pinggulnya dan mendorong dildo itu masuk ke dalam vaginaku. Aku mendesah dan menarik tubuhnya mendekat namun memberikannya ruang yang cukup. “Aahh.. ahh,” aku hanya bisa mendesah dan menikmati bercinta lesbian dengannya.
 
Terakhir diubah:
VII. Sesi Pemotretan Kedua Bersama Selyn



POV Valerie

“Sayang aku berangkat ya,” kata Harris mendekat dan memberikan sebuah ciuman mesra di bibirku.

“Muach.. hati-hati di jalan sayang,” aku membalas ciumannya.

Harris kemudian masuk ke dalam mobil dan mengemudi menuju pintu keluar basement. Setelah melambaikan tangan memberikan salam perpisahan dari kejauhan aku kembali naik ke lantai atas menuju apartemen tempatku tinggal bersama pacarku. Setelah sampai di apartemen aku langsung berjalan menuju walk-in closet dan menyiapkan pakaian untuk photoshoot hari ini.

Sebelumnya Selyn mengajakku untuk ikut melakukan photoshoot lagi yang tentu saja aku terima. Jujur saja aku cukup jenuh dengan kuliahku dan pacarku sedang sibuk dengan pekerjaannya, rasanya aku ingin tampil lagi sebagai model “dewasa” untuk memuaskan hasratku.

Membuka isi ponsel aku melihat sebuah pesan yang kuterima dari Selyn.
Selyn : Val sayang, gue udah nyampe di lobby apartemen lo.
Valerie : Sebentar aku turun dulu. Otw.
Selyn : Sip gercep ya.

Meninggalkan lemariku aku langsung bergegas turun dan membawa Selyn masuk ke dalam kamar. Sepanjang kita berjalan melewati lorong apartemen matanya terus melihat sekeliling dengan tatapan puas dan terheran-heran.

“Gila mewah banget. Pacar lo tajir amat dah,” kata Selyn ketika pertama kali masuk ke apartemen Harris.

“Hehe pacarku dong,” kataku dengan nada bangga.

“Sumpah mending pacar lo bagi dua dah, gue gak papa jadi simpenannnya. Jadi gadun gitu..” kata Selyn bercanda.

“Dih ogah.. Lyn lo mau pake apa buat photoshoot nanti,” kataku memotong obrolannya yang kesana kemari.

“Bercanda sayang, lagian lo semangat banget sih,” tanya Selyn dengan penuh keheranan dengan tatapannya terus membuka isi lemariku.

Tidak memberikan jawaban atas pertanyaannya, sepertinya Selyn sudah tahu dengan keinginanku. Kita pun mulai melucuti pakaian yang kita gunakan dan mencoba beberapa koleksi pribadiku untuk dipakai pada sesi pemotretan nanti. Untung saja tubuhku tidak jauh berbeda dengan Selyn, hanya dadaku yang lebih besar darinya jadi kita sering bertukar lingerie dan bikini.

Setelah mencoba beberapa lingerie dan sedikit bergosip kita memutuskan untuk memakai lingerie berwarna hitam. Dan secara kebetulan Selyn mendapat pesan kalau fotografer kita sudah tiba dan sedang menunggu di area lobby. Aku memakai sebuah outer panjang untuk menutupi tubuhku yang masih memakai balutan lingerie seksi dan berjalan turun membawa mereka masuk.

“Sorry nunggu lama ya kalian, gak kebaca pesannya tadi” kataku meminta maaf saat melihat Angga dan Dewa yang sedang duduk di sofa.

“Ah gak kok kita juga baru aja nyampe,” kata Dewa yang terus memperhatikan tubuhku dari atas ke bawah.

“Santai aja kita mah, hehe,” kata Angga santai.

“Eh ngomong-ngomong Revan gak ikut ya?” tanyaku kepada mereka.

“Katanya dia lagi ada kerjaan lain tuh, sayang banget padahal kalau gak bisa ikut foto model seksi kayak kamu,” kata Dewa menggoda.

“Ah bisa aja, ayo Angga, Dewa naik ke atas aja yuk,” kataku langsung mengajak mereka naik.

Kita bertiga mulai berjalan menaiki lorong dan mereka berdua sesekali melihat diriku yang melangkah di depan mereka. Pasti mata mereka terus memperhatikan outer yang kugunakan dan memperlihatkan area setengah paha dan kaki jenjangku yang tertutup oleh stocking hitam panjang.

Membuka pintu kamar Selyn berdiri di depan mereka dengan hanya memakai balutan lingerie hitam yang sudah dipakai sebelumnya, “lo Revan gak ikut?”

“Katanya lagi ada kerjaan Lyn entah ngapain, open bo kayaknya,” kata Angga.

“Haha. Widih seksi banget lo” Dewa tertawa atas candaan Angga dan berbalik melihat diriku yang berjalan dari belakang.

Mereka tampak terkesima dengan penampilan diliriku dibalut lingerie hitam yang seksi yang banyak mengekspos tubuhku dibalik outerku. Aku pun melangkah di depan mereka dan berdiri di samping Selyn.

“Mau langsung mulai photoshootnya?” tanyaku.

“.. sebentar istirahat dulu deh,” kata Dewa yang memilih untuk duduk sambil terus memperhatikanku.

“Val lo ada minum engga? Haus nih,” kata Angga.

“Eh sorry lupa, bentar aku siapin dulu makanan ringan sama minumnya. Kalian mau kopi engga? Apa enaknya beli online aja?” kataku baru teringat kalau aku belum menyiapkan apa-apa untuk menjamu mereka.

“Air putih aja gapapa kok,” kata Angga santai melihat diriku panik.

“Terlalu bersemangat kayaknya, hihi” kata Selyn yang duduk di tengah antara Dewa dan Angga.

Membuka kulkas dan lemari makanan, untung saja aku dan Harris selalu menyimpan stok makanan ringan dan kita langsung membuka makanan ini untuk mencairkan suasana. Selyn tanpa canggung duduk diantara mereka dan bergurau dan di beberapa momen tangan mereka bersentuhan dengan tubuhnya dengan bebas.

“Oke kita mulai photoshootnya ya,” kata Selyn.

Photoshoot dimulai dari foto diriku yang difoto seorang diri di ruang makan. Duduk di atas meja makan aku memberikan beberapa pose yang seksi dan menunjukan area tubuh atasku dibalik balutan lingerie hitam dipadukan dengan stocking panjang.

Memberikan gerakan seolah membelai tanganku bergerak menyusuri leher dan dadaku memberikan mereka gerakan yang erotis. Aku sudah jauh lebih percaya diri untuk mengeksplorasi berbagai pose yang lebih berani. Mengangkat tanganku ke atas aku memberikan mereka pemandangan ketiakku yang mulus.

46173342671-06051917.jpg

Aku diminta untuk berdiri dan dalam mode portrait kamera dapat menangkap gambar kakiku yang mengenakan sepatu hak tinggi. Aku diminta untuk mengangkat satu kakiku untuk menunjukan lekuk tubuhku. Baik Angga dan Dewa tidak henti-hentinya menyanjung diriku.

“Sumpah lo cantik banget Val pake lingerie gini,” kata Angga.

“Gila mantap banget body lo, sampe pengen,” kata Dewa dengan lantang.

“Pengen-pengen, gue ikut masuk frame kan?” kata Selyn yang berjalan masuk tepat disampingku.

Sama seperti diriku Selyn memakai balutan lingerie hitam yang melekat di tubuhnya, yang berbeda adalah Selyn memakai sebuah rok yang menutupi area sampingnya namun area depan tetap terbuka menunjukan keseksian kaki jenjangnya. Yang berbeda adalah Selyn membawa kamera di tangannya, kita ingin seolah-olah Selyn adalah fotografer yang sedang memfoto diriku.

Aku diminta untuk menundukan membiarkan Selyn dapat memotret area depan tubuhku dengan kedua cowok memfoto aku dan Selyn dari belakang. Tentu saja Selyn yang tidak terbiasa untuk memotret memfoto diriku dari jarak begitu dekat, atau sepertinya dia ingin memfoto area dadaku yang menonjol dibalik lingerie ini.

96173343257-06052017.jpg

“Sayang coba balik dong, gue mau foto dari belakang,” kata Selyn.

Mendengar permintaannya aku langsung membalikan tubuhku dan membiarkan mereka bertiga menjadikan diriku sebagai objek mereka. Selyn terus memotretku dan memberikan permintaan beberapa pose yang jauh lebih erotis. Dia memintaku untuk menyimpan jariku tepat di bawah lingerieku.

“Aahh..” aku mendesah ketika telapak tangan Selyn tiba-tiba menepuk dan meremas pantatku. Melirik ke arah mereka berdua, kedua cowok itu hanya bisa memotret dan menikmati pemandangan di depan mereka.

95173344514-06052254.jpg

“Sumpah jadi mupeng nih gue,” kata Dewa yang menjulurkan lidah yang membuatku sedikit tertawa atas tingkah konyolnya.

Selyn meremas pantatku sambil terus memotret diriku dari dekat. Jujur aku bingung untuk berpose ke arah Selyn atau kedua fotografer itu, rasanya kedua cowok itu seperti sedang memotret behind the scene dibandingkan sebagai fotografer utama.

“Val balik kesini, coba angkat dada lo ke atas,” minta Selyn.

“Kayak gini?” tanyaku sambil mengangkat kedua payudaraku dan mengarahkannya ke arah kamera Selyn. Membuka lebar kakiku Selyn dalam posisi nyaris berbaring memotretku dari jarak begitu dekat. Baik tubuhku dan tubuh Selyn tampil begitu mempesona.

E1173344207-06052308.jpg

Suasana begitu panas walaupun apartemen ini memakai ac yang suhunya sudah diatur cukup rendah. Cowok-cowok itu tampak senang dengan aksi independen kita berdua layaknya seorang model dengan fotografer pribadinya, mereka hanya memotret dari kejauhan dan menikmati pemandangan kedua wanita di depannya.

Kamera Selyn kembali memotret diriku dari posisi yang sangat dekat, dalam posisi ini Selyn mengarahkan lensa ke area selangkanganku. Tentu saja aku merespon dengan memberikan pose nakal seolah aku ingin menunjukan area terlarangku itu ke depan kamera.

Sekarang aku diminta untuk berbaring di atas lantai, rasa dingin dan tidak begitu nyaman walau begitu aku mencoba untuk tetap berpose di depan kamera. Mengangkat kedua kaki ke atas seperti saat bercinta, Selyn kembali lagi memotret diriku dari jarak yang sangat dekat.

D5173346228-06052607.jpg

“Gila hot banget sih kalian, Angga lo aja yang moto!” kata Dewa yang menyimpan kamera.

“Lah lo ngapain dah? Anjir lah,” kata Angga terkejut melihat Dewa yang membuka celananya dan tanpa malu menunjukan batang penisnya ke depan kita semua.

Membuka celana jeansnya dia tanpa rasa malu dan tanpa permisi langsung mengacungkan batang penisnya. Penisnya yang sudah ereksi terlihat tebal dan cukup panjang baik aku dan Selyn saling menatap dan tertawa melihat kegilaan Dewa, kita tidak memusingkan itu dan melanjutkan sesi foto dengan Angga yang sedikit menjauh dari Dewa.

Tanpa kuduga Dewa langsung mengocokan penisnya di depan kita semua, tidak sepertiku Selyn tampak biasa yang berarti dia pernah melihat aksi Dewa seperti ini. Aku yakin setidaknya Selyn pernah bercinta dengan Dewa. Yasudahlah kita pun melanjutkan foto.

“Dewa lihatin aku ya,” kataku menggoda dan menurunkan tali bra dan mulai menunjukan payudaraku di depan mereka bertiga.

“Damn mantap banget susu lo Valerie,” kata Angga terpukau melihat payudaraku yang terbuka di depannya.

“Shit gue bisa ejakulasi dini kalau ngeliatin nenen lo, sumpah pengen gue isep,” kata Dewa vulgar.

“Haha maunya,” kataku menolak permintaannya.

65173348551-06052934.jpg

Melanjutkan sesi pemotretan sekarang kedua cowok itu bisa melihat tubuh atasku yang polos dan melihat putingku yang tidak tertutup apapun. Mata mereka berbinar seolah tidak percaya dan terus melihat tubuhku dan tentu saja Dewa terus mengocok.

Selanjutnya aku diminta untuk naik ke atas meja makan. Membuka lebar kedua kakiku seperti saat sedang mengangkang. Selyn terus mengarahkan kamera dan memotret diriku. Kemudian Selyn berbisik ke telingaku dan aku membalas dengan mengangguk.

D3173348144-06052941.jpg

Perlahan Selyn mulai menurunkan celana dalam lingerie ini dan membiarkan selangkangan terekspos kepada dua cowok ini. Tanpa rasa malu aku membiarkan mereka dapat melihat vaginaku yang polos. Bibir vaginaku yang tipis dan berwarna pink serta vaginaku yang fully shaved membuat kedua cowok itu menahan nafas mereka menikmati pemandangan ini.

Aku memberikan pose yang jauh lebih erotis kepada mereka. Seperti mereka benar-benar tergila-gila dengan tubuhku. Aku memberikan gerakan sensual dengan meremas dan memilin putingku. Seolah bermasturbasi aku bergerak secara mandiri tanpa aba-aba seolah tidak memperdulikan ada lelaki lain di sampingku dan seorang dengan nikmatnya terus mengocok aksi nakalku bersama Selyn.

4D173348244-06052948.jpg

Mengangkat kedua kakiku ke atas aku membiarkan mereka terus memandangi vaginaku. Meskipun rasanya agak malu namun aku sangat menikmati ini, rasanya aku bergairah dan nafsu birahiku naik seiring aku memamerkan tubuhku.

Menarik stocking yang melekat di kaki jenjangku, aku sekarang sepenuhnya telanjang di depan kedua cowok ini. Mereka dapat menikmati tubuhku tanpa sehelai benang yang menempel di tubuhku dan terus memandanginya.

93173349820-06053024.jpg

“Shit gue udah gak tahan, kamar mandinya dimana?” tanya Dewa.

“Eh di ujung lorong sana, jangan keluar disini,” kataku sedikit panik melihat Dewa yang sudah tidak bisa menahan konaknya.

“Gila ya tuh orang, memang nafsuan. Lo juga ngaceng kan?” tanya Selyn kepada Angga.

“Iya lah, memang gue homo,” kata Angga menutup penisnya yang menonjol dibalik celananya.

“Kenapa gak ngocok aja, sana bareng Dewa di kamar mandi,” ah ogah mending gue minta Selyn habis selesai foto.

“Idih ogah, haha,” kata Selyn tertawa dan menyentuh penis Angga di balik celananya yang membuat Angga menjauh.

DA173350265-06060246.jpg

Tidak berselang lama Dewa kembali dari kamar mandi dengan senyum lebar dan anehnya dia kembali tanpa memakai bawahan dan penisnya berayun ke kanan ke kiri layaknya belalai gajah.

“Dewa kok lo gak pake celana lagi dah?” tanya Selyn.

“Tadi kena banyak pas ngecrot. Valerie aku keringin dulu di kamar mandi mu ya?” tanya Dewa tanpa rasa malu.

“Ih jorok, yaudah keringin aja,” kataku heran sambil tertawa mengapa Selyn bisa bertemu dengan cowok sekonyol dirinya.

Setelah semua kekonyolan ini kita melanjutkan sesi foto ini namun kali ini Selyn memutuskan untuk ikut telanjang bersamaku. Dia mulai melucuti pakaiannya di depan kita bertiga dengan begitu mudahnya. Sekarang ada dua cewek yang telanjang dan seorang cowok yang setengah telanjang.

“Eh bentar gue kamar mandi dulu,” kata Selyn.

Tidak lama Selyn kembali dengan memakai handuk yang melekat di tubuhnya. Aku tidak tahu apa yang direncanakan untuk sesi berikutnya dan aku hanya mengikuti arus dan berpose mengikuti permintaan mereka.

…​

“Aaahh..”

Aku mendesah ketika Selyn menggerakan tubuhnya ke arahku. Bibir vagina kita saling bergesekan satu sama lain dengan kamera terus memotret kita dari jarak kejauhan. Aku tidak tahu kalau Selyn meminta untuk berpose layaknya sedang bercinta. Dalam posisi misionaris aku diminta untuk mengangkang dan membiarkan Selyn menyodokku dari bawah dalam posisi berdiri.

7321218435-12101459.jpg

Aku membiarkan kedua tanganku bergerak meremas pantatnya dengan kamera menangkap gambar kita berdua yang tampil begitu eroits. Rasanya begitu menggairahkan, selayaknya pasangan lesbian yang sedang bercinta.

9921219440-12102145.jpg

Kita pun berganti posisi dengan aku duduk bersimpuh di atas lantai dengan kembali memakai stocking hitam yang sebelumnya kupakai. Berdiri di bawah Selyn yang duduk di atas sofa aku berpose yang layaknya dilakukan pada saat wanita sedang memblowjob pasangannya.

Kita pun tampil begitu menggairahkan layaknya sepasang kekasih. Aku mendekat ke bibir vaginanya dan menjilatinya lembut. Lidahku bergerak menyusuri bibir vaginanya dan memanjakan Selyn yang duduk didepanku.

Karena posisi duduk Selyn yang berada di atasku aku dapat lebih mudah memanjakannya, air liurku perlahan membasahi vaginannya dan bergerak menyusuri pahaku yang mulus. Aku terus memberikan rangsangan kenikmatan kepada Selyn dan membuat kedua cowok ini melongo.

1F21219889-12102204.jpg

Melirik ke arah mereka aku bisa melihat kedua cowok itu kembali ereksi dengan penisnya Angga yang mencolok dibalik celananya dan penis Dewa yang terpampang jelas. Aku hanya bisa tersenyum ke arah mereka.

1721220109-12102248.jpg

Pada akhir sesi pemotretan aku memberikan penampilan solo kepada kedua cowok itu dengan menampilkan gerakan diriku yang bergoyang dan membiarkan payudaraku bergoyang ke kanan dan ke kiri. Mereka berdua hanya bisa diam dan melongo menikmati penampilan erotisku.



“Thank you ya kalian, Angga, Dewa, Selyn tentunya buat photoshoot hari ini,” kataku kepada mereka.

“Sama-sama sayang,” kata Selyn memeluk dan menciumku.

“Your welcome Valerie,” kata Angga.

“Sama-sama thank you juga,” kata Dewa.

Aku pun mengantar mereka turun ke lobby dan melihat kalau Selyn masuk ke dalam mobil Angga dan Dewa yang pergi entah kemana. Melambaikan tangan perpisahan mereka pun berjalan pergi.

Setelah mengantar mereka pulang aku memutuskan kembali berjalan masuk dan menuju lift, tetapi sebelum itu aku menerima sebuah pesan dari kontak baru.

Dewa : Valerie boleh minjem hair dryer gak? Celanaku masih basah nih.
Valerie : Ada kok, sini aku masih di lobby.

Kemudian Dewa pun kembali masuk dan berjalan naik ke lantai atas bersamaku di dalam lift. Tidak ada obrolan dan perkataan sampai kita masuk ke dalam apartemenku. Sebenarnya aku tahu tujuan Dewa dan Dewa pastinya tahu aku sudah memberikan lampu hijau.

“Lo boleh ngewe sama gue asal ada satu syarat!” kataku tanpa berbasa-basi.

“Duh langsung bahas ngewe. Apa tuh syaratnya?” tanya Dewa.

“Pertama lo harus fotoin gue sekali lagi, khusus untuk gue sama lo harus pake pengaman,” kataku memberikan syarat.

“Gitu doang?” tanya Dewa karena syaratnya terdengar mudah.

“Sebentar.. ini gue sama pacar gue sempet salah beli kondom. Ini ukuran S, selama foto sama ngewe lu harus pake gini,” tantangan dariku.

“Shit ini mah gak muat gila,” kata Dewa membuka isi kemasan kondom itu.

“Jadi mau ngewe?” kataku dan melucuti pakaianku.

“Damn, yaudah gas lah,” kata Dewa setuju.

BA21220894-12102318.jpg
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd