Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Pacarku Seorang Model Eksibisionis

Mantap jiwa updatenya. Benar" memuaskan hasrat yang membaca. :mantap:
Terima kasih bung
 
VIII. Tertangkap Basah


POV Harris

Hari ini tidak banyak pekerjaan yang kukerjakan, hampir semua laporan sudah tuntas dan menunggu persetujuan atasanku untuk dilanjutkan oleh departemen lain. Menghabiskan waktuku di depan layar komputer rasanya aku cukup jenuh karena tidak ada hal yang bisa kulakukan selain duduk dan diam.

“Hey kok bengong aja Mas,” ucap seorang wanita yang mengejutkanku dan menepuk pundak dari belakang.

Melirik ke arah belakang aku melihat tubuh wanita dengan paras rupawan dengan setelan formalnya, memberikan senyuman atas kejutannya aku membalas, “ngagetin aja Jess, engga nih gue lagi kosong.”

“Oh kirain lagi ada masalah apa. Mas bisa bantuin saya, masih ada berkas yang belum saya verifikasi. Bisa tolong bantuin engga, please Mas?” tanya Jessica memohon.

“Hmm, boleh deh,” balasku dan berjalan mengikutinya, aku tidak bisa menolak wanita cantik sepertinya memelas dan aku memang lagi ada waktu luang.

Namanya Jessica, dia adalah karyawan baru di kantor ini. Sebelumnya aku bertemu dengannya saat dia masih magang dan karena kinerjanya cukup baik perusahaan menawarkan pekerjaan dan dia langsung bergabung. Bisa dibilang dia adalah juniorku disini dan aku diminta atasan untuk mengawasinya.

Aku pun duduk di sampingnya dan ikut membantu mengecek beberapa dokumen yang ada di atas meja. Waktu berlalu dan kita pun berbincang selama kita menyelesaikan pekerjaannya dan sedikit bergurau.

“Jess mau ikut makan di luar engga? Gue traktir,” tawarku kepadanya.

“Eh gapapa? Boleh deh,” Jessica setuju.

Kita pun berjalan turun dari kantor dan mengemudi menuju mall dan menikmati makan siang. Bercanda dan mengobrol, aku menikmati waktu bersamanya.

“Mas udah punya pacar? Gapapa nih kita makan bareng,” tanya Jessica panik mendengar aku sudah punya pacar.

“Engga masalah sih.. asal dia gak tahu, haha,” kataku bercanda.

“Ihh dasar.. emang cowok ya,” balas Jessica dengan nada genit.

Tidak terasa waktu berlalu dan kita sudah kembali ke kantor. Karena tidak ada pekerjaan lain aku memutuskan untuk pulang lebih cepat, begitupun dengan Jessica yang ku antarkan pulang ke kosannya.

“Mas thank you ya buat hari ini,” kata Jessica berterimakasih.

“Oh gapapa kok, makasih juga ya,” balasku kepada Jessica.

Karena hari belum terlalu sore aku memutuskan untuk membeli beberapa kue dari Bakery ternama dan membeli sebuah bouquet bunga. Hari ini bukan hari yang spesial, hanya saja aku merasa bersalah ketika aku berduaan dengan wanita lain tanpa sepengetahuan pacarku.

Aku mengemudi dengan cepat karena jalan tidak terlalu macet seperti hari-hari pulang kantor seperti biasa. Masuk ke dalam basement apartemen aku pun berjalan naik menuju lift dan langsung masuk ke dalam apartemen secara diam-diam tanpa banyak suara. Biasanya aku pulang sudah larut malam dan aku ingin memberikannya sebuah kejutan.

“Ini sepatu siapa ya?” tanyaku dalam hati melihat sepatu tersimpan di area depan pintu masuk.

Mengendap-endap aku bisa mendengar suara desahan dari kamar utama apartemen ini. Semakin aku mendekat suara semakin jelas dan hatiku rasanya pecah. Menjatuhkan bunga dan kue yang kubawa aku berjalan menuju ranjang dimana sepasang sedang melakukan hubungan terlarang. Pacarku bercinta dengan seseorang yang tidak kukenal.

Meskipun aku pernah menerima rekaman pacarku saat mendapatkan layanan pijat spesial dan aku yang memberikan tantangan kepada pacarku selama berlibur, rasanya jauh berbeda ketika melihatnya langsung di saat aku sedang bekerja dan tanpa memberi tahuku.

Meskipun sakit namun aku menikmati pemandangan di depanku, pacarku yang sangat menawan disetubuhi oleh seorang cowok yang tidak setampan diriku. Cara bercintanya pun layaknya dia sedang menyetubuhi pelacur dan tidak memperdulikan kenikmatan lawan mainnya. Dia hanya menggenjotnya dari belakang tanpa ampun.

Tubuh terlanjang pria itu terus bergerak maju mundur ke arah tubuh pacarku yang sedang menungging di depannya. Pacarku hanya bisa mendesah dan menikmati persetubuhan itu, keringat membasahi tubuh mereka. Hentakan demi hentakan, cowok itu tampak mendesah dan.. kesakitan? Rasanya dia merintih setiap penisnya masuk ke vagina pacarku.

Aku tidak punya waktu lagi, aku harus mendengar jawaban dari pacarku. Menarik napas panjang aku memberikan mereka sebuah sambaran petir yang membuat jantung mereka berhenti.

“Valerie jadi ini yang kamu lakuin di belakangku selama ini,” kataku dengan nada dingin.

“Aaahh.. ahh.. AHH?!! Sayang? Aah please berhenti dulu Dewa ahh..” kata pacarku kaget dan melompat ke depan menjauh dari tubuh cowok di belakangnya lalu menutup tubuhnya dengan bantal.

“Aduh aku hampir sampai.. ehh? Lo siapa aduh..” kata cowok itu panik ketika Valerie yang tiba-tiba melompat menjauh dan mendengar suara dinginku.

Dengan memberikan tatapan dingin aku meminta mereka berdua berlutut di lantai di ruang kerjaku dengan kondisi keduanya yang telanjang, hanya saja cowok itu masih mengenakan kondom di penisnya, kondom itu terlihat kekecilan dan penisnya yang tertahan oleh karet kondom itu.

“Please sayang ini cuman salah paham. Biar aku jelasin,” kata pacarku merengek dan air mata turun dari wajahnya yang cantik.

“...” cowok itu hanya diam tanpa sepatah kata.

Berdiri di samping meja kerja, aku menyandarkan tubuhku di pinggir meja dan mencoba memahami situasi. Meskipun hatiku sedang bergejolak aku tidak bisa menyangkal aku terangsang melihat situasi ini. Rasanya ada sesuatu yang terbakar dalam perasaanku melihat aksi pacarku.

“Jujur aja aku kecewa Valerie Alexandra, kamu udah kelewatan dalam hal ini,” kataku membawa suasana.

Valerie tampak sedih mendengar aku memanggil nama panjangnya, tidak seperti biasa dimana aku menggunakan panggilan sayang atau baby. Aku pun mulai membawa obrolan sesuai harapanku dan memberikan efek seolah aku memberikan penghakiman atas dirinya.

Melirik ke arah cowok itu aku malas melihat tubuh telanjang cowok lain, apalagi dia baru saja menyetubuhi pacarku. Tapi aku terheran kenapa kondomnya begitu kecil dibandingkan ukuran batang penisnya. Dia hanya menatap ke arah bawah tanpa memberikan jawaban.

“.. jadi dia fotografer aku waktu sama Selyn. Kita baru aja photoshoot disini dan aku engga tahu gimana kita ngelakuin itu. Aku minta maaf sayang,” katanya memohon dengan masih menangis.

“Fotografer? Jadi ini yang Selyn kasih tahu, aku kira kalian cuman ngelakuin pemotretan seksi biasa, rupanya sampe kalian udah ngentot. Kalian udah ngentot berkali-kali di belakangku kan?” kataku mendengar dia adalah fotografer.

Sejujurnya aku pernah mendengar kalau Selyn mengajak pacarku melakukan pemotretan pribadi dengannya. Dia pun meminta izin padaku untuk memperbolehkannya untuk melakukan photoshoot yang sedikit vulgar, dengan memakai bikini dan lingerie. Hanya saja namanya cowok pasti dia memanfaatkan situasi menyadari kecantikan pacarku dan Selyn yang seorang cewek yang relatif nakal.

“Engga sayang, ini pertama kalinya, kita baru ketemu cuman dua sesi aja,” kata pacarku menjelaskan.

“Bohong! Aku gak percaya,” kataku menolak perkataannya.

“Sayang beneran.. Dewa tolong tunjukin dong fotoku sama Selyn. Sayang please aku beneran gak bakal lakuin ini lagi,” kata pacarku meminta Dewa memberikan gambar hasil pemotretannya pada ku.

Aku pun mengizinkan Dewa mengambil laptopnya dan mereka berdua duduk bersampingan masih dalam kondisi telanjang. Menghubungkan layar laptop ke tv di ruang kerjaku, aku mulai melihat gambar hasil pemotretan mereka.

Valerie tampak malu melihat foto dirinya bersama Selyn dalam balutan lingerie, apalagi ditampilkan di tv lebar bersama dengan Dewa. Aku pun terus melihat hasil jepretan Dewa dan teman-teman fotografernya dalam satu folder. Dimulai dari mengenakan lingerie, Selyn dan Valerie layaknya pasangan lesbian. Jujur saja aku tidak tahu seni artistik foto tetapi aku menyukainya.

C4143552258-22225209.jpg

Semakin aku melihat gambar-gambar hasil pemotretan mereka hatiku terasa panas, begitupun dengan tubuhku. Rasanya birahiku meningkat dan terangsang melihat aksi Valerie yang difoto dalam kondisi telanjang. Apalagi ketika aku mengetahui kalau Valerie difoto oleh tiga fotografer cowok yang berbeda. Membayangkan pacarku mengikuti permintaan fotografer untuk melakukan pose vulgar membuat penisku mengeras yang untung saja tertutup oleh celana kerjaku yang tebal.

“Lalu ini video apa?” kataku bingung tiba-tiba melihat sebuah video diantara gambar-gambar.

“Dewa i-itu kamu ngerekam apa?” tanya Valerie bingung.

Sebelum Dewa menjawab video itu diputar dan aku membuka mataku melihat Selyn dan Valerie difoto dalam kondisi telanjang seperti foto sebelumnya dan hanya ada Dewa dan satu fotografer lain. Yang berbeda adalah Dewa melepas celananya dan mengocok ketika pacarku sedang berpose di depan kamera. Kamera itu disimpan di atas meja dan merekam aksi dia beronani ketika Selyn dan Valerie melakukan pemotretan. Cowok di sampingnya tampak menjauh tapi tampak biasa saja dengan aksinya.

“Oh jadi kamu gak foto cuman buat portofolio kamu. Kamu foto pacarku untuk jadi bahan masturbasi kamu juga.. di depannya langsung?” tanyaku Dewa.

“M-maaf i-itu udah kelewatan..” jawabnya panik.

Menghela nafas aku melihat keseluruhan foto yang mereka tangkap. Pacarku tidak hanya tampil seksi dengan balutan lingerie dan tampil dalam pose vulgar, dia sampe rela dan senang hati untuk tampil telanjang bulat. Aku meyakini perkataan Valerie kalau dia baru melakukan sesi pemotretan dua kali, hanya saja dalam dua kali pertemuan itu dia langsung berani untuk tampil bugil, ini pasti ulah Selyn.

7D21219438-12102223.jpg

Aku pun mulai merencanakan sesuatu ke pacarku yang mungkin membuatnya jera atau seolah-olah memberikannya hukuman. Membalikan tubuhku aku memberikan senyuman jahat dan mulai memainkan ketakutan Valerie.

“Jujur aja aku gak tahu aku mau bilang apa, jujur aku kecewa Valerie. Aku mau balik ke kantor aja,” kataku berjalan keluar ruang kerjaku yang disusul oleh Valerie yang menahan kakiku.

“Please jangan sayang.. aku mohon kamu ngelakuin apa aja,” rengek Valerie.

“...” Dewa hanya bisa diam.

“Hmm.. ngelakuin apa aja?” kataku memandang Valerie rendah.

“I-iya sayang. Apa aja, aku ngelakuin apapun untuk balikin kepercayaan dari kamu,” ucap Valerie menjelaskan rasa bersalahnya.

“Haha.. kalau begitu, Dewa bawa dia ke kamar?” kataku sambil membuka kemeja kerja dan meloloskan celana panjangku.

“Eh?” Dewa kebingungan dan mengiyakan dan membawa pacarku ke atas ranjang tempat persetubuhan terlarang sebelumnya.

Mengambil langkah berani ketika mereka duduk kebingungan di atas ranjang, aku berjalan dengan sudah telanjang dan penisku yang sudah ereksi. Dewa tampak kaget melihat penisku yang jauh lebih panjang dan besar darinya bergelantungan seiring aku melangkah.

“Valerie aku kamu mau jadi budak seksku dan ikut semua perkataanku,” kataku dengan membawa sabuk di tanganku.

“Iya sayang, aku bakal jadi budak seks kamu. Aku bakal lakuin apa aja buat penuhin hasrat birahi kamu sayang,” kata pacarku bergidik ngeri melihat sabuk di tangan seolah hendak menghukum dirinya.

“Dewa kamu juga ikut!” kataku kepada Dewa.

“B-baik Mas,” kata Dewa panik.

Aku menyuruh Dewa berdiri di samping ranjang dan meminta Valerie mengangkang lebar kedua kakinya. Membuka bibir vagina Valerie yang masih sangat basah aku langsung mendorongnya yang membuat pacarku terhentak kaget, tanpa pemanasan aku langsung memaju mundurkan penisku tanpa menggunakan perasaan.

22175539599-18110101.jpg

“Aaah sayang ahh.. hukum aku.. sayang ahh..”

Pacarku terus mendesah dan merintih ketika aku mulai menyetubuhinya dengan kasar. Payudaranya yang besar dan padat itu aku remas dan tampar, kanan dan kiri keduanya tampak kemerahan setelah kumainkan. Membuka mulutnya aku membuang air liurku dan memaksa Valerie menelannya.

“Dewa lepas kondom kamu! Kamu masukin penismu ke mulutnya!” perintahku kepada Dewa.

“B-beneran? B-baik,” mendengar perintahku Dewa kebingungan, aku memberikan tatapan dingin dan dia langsung mendorong penisnya ke dalam mulut pacarku.

Aku pun menggenjot pacarku dengan lebih liar dan Valerie hanya bisa pasrah dua lubang tubuhnya dijejali oleh sebuah penis. Aku pun terus mencumbu dirinya dan pacarku hanya bisa pasrah.

…​

POV Valerie (Sebelum persetubuhan)

Mendengar tawaran dariku Dewa tampak melotot ketika aku mulai melucuti pakaianku dan mulai mengikuti dari belakang. Dewa masih tidak percaya dia bisa berduaan dengan wanita secantik diriku dengan kondisi tubuhku yang telanjang bulat. Melirik ke arah belakang mata Dewa tampak berfokus ke arah pantatku dan melihat pinggulku yang bergoyang ke kanan ke kiri setiap kali melangkah.

Memintanya mengambil kamera, aku menyuruhnya untuk menjadi fotografer pribadiku untuk saat ini. Aku pun menyuruh untuk telanjang juga dan melihat penisnya yang sudah kembali ereksi dan tergantung seperti belalai gajah, penisnya tampak lebih besar dari sebelumnya meskipun jauh dari milik pacarku. Kemasan kondom itu dibuka dan Dewa pun mencoba memakainya.

“Aduh ini mah kekecilan Val, sumpah gak muat di penis gue,” kata Dewa mencoba memasukan penisnya ke kondom berukuran small itu.

“Haha coba dulu,” kataku tertawa.

“Ugh ini mah harus pake pelumas. Coba pake air liur lo dong,” kata Harris yang mendapat sebuah ide cemerlang.

“Eh yaudah, aku gak ngeblowjob ya tapi,” kataku mengiyakan demi memudahkan penisnya masuk ke dalam kondom itu.

Aku berlutut di depan kakinya dengan penisnya yang sudah ereksi dan mulai menyentuhnya sebelum aku memberikan kecupan di ujung kepala penisnya. Menggenggam batang penisnya aku mulai mengarah bibirku ke atas penisnya, Dewa hanya bisa meringis geli ketika jariku yang halus menggenggam penisnya.

“Cuhh.. cuhh..” aku membuang ludah dan membasahi penisnya. Karena aku kesulitan mengarahkan titik jatuhnya air aku lalu mengarahkan penisnya dan mendorongnya masuk ke dalam mulutku.

“Aah enak Val.. loh kok gak dihisap?” tanya Dewa merasa tanggung ketika aku hanya membasahi penisnya ke dalam mulutku dan tidak menyepongnya.

“Kan aku gak bilang nyepong, cuman ngasih pelumas,” kataku bercanda.

“Aduh kagok gini, ahh enak tanganku kamu halus,” kata Dewa merintih merasakan remasan jariku di testisnya.

“Yaudah, asal lo mau jadi fotografer gue lagi nanti. Gak bayar ya tapi,” aku memberikan sebuah tawaran panas.

“Wah kalau itu siapa yang bisa nolak, asal bisa ngentot sih,” kata Dewa senang.

“Ahh enak aja, mmpphhh..” aku langsung melahap penisnya dan mendorong penisnya masuk ke dalam mulutku.

Menghisapnya dengan lembut aku memanjakan penis di dalam mulutku membiarkan dirinya merasakan kehangatan mulutku yang basah. Memaju mundurkan kepalaku dia langsung melenguh nikmat. Beberapa menit berlalu Dewa memberhentikan aksiku karena dia tidak kuat.

“Val langsung foto aja dah habis itu ngentot, gue kalau ngecrot sekarang udah lemes gue,” kata Dewa.

“Dih salah sendiri tadi udah ngocok dulu, lagian masa ada cowok yang nolak di blowjob sih,” tawaku terheran atas perkataan Dewa.

“Sumpah waktu photoshoot lain aja jatah bjnya, gue udah sange buat ngentotin lo soalnya,” kata Dewa jujur.

“Dih ngentot-ngentot, ini udah basah aku masukin kondomnya yah,” kataku memasukan penisnya ke dalam kondom kekecilan itu yang membuat Dewa meringis.

Selagi kita aksi memblowjob air di bathtub sudah terisi dan aku pun menyuruh Dewa memotret aksiku yang bertemakan fotoku saat mandi. Aku pernah melakukan ini dengan pacarku namun aku bersemangat kalau difoto oleh fotografer beneran.

Karena kameranya tidak tahan air, Dewa memfokuskan kameranya dari jauh dan mulai memotret diriku yang telanjang dengan bulir busa yang menempel di area intim tubuhku. Gelembung busa kuambil dan ku tutupi area dada dan area selangkanganku.

6E192241557-09092637.jpg

Dewa pun mengarahkanku untuk berpose di atas bathtub walaupun aku berhati-hati karena takut tergelincir. Dia terus memuji kecantikanku dan berkhayal kalau aku menjadi pacarnya dia masih menggenjotiku tanpa ampun dari pagi ke sore, meskipun vulgar aku senang dengan ucapannya yang mesum itu sebagai sanjungan

“Gimana Dewa, bagus gak?” tanyaku kepada Dewa.

“Mantap, susu lo tumpah kemana-mana,” kata Dewa mengacungkan jempol.

Kita pun melanjutkan pemotretan dengan Dewa berpindah posisi. Dewa masih tidak nyaman dengan kondomnya yang masih menghimpit penisnya yang ereksi namun dia mengacuhkan hal itu dan terus memotret diriku. Aku diminta berdiri dengan mengahdap ke arah depan membiarkan Dewa dan memotret tubuh belakangku dan menjadikan pantatku sebagai fokus utama.

20192241401-09092830.jpg

“Pacar lo pasti seneng main belakang ya Val?” tanya Dewa.

“Main belakang? Anal atau doggystyle?” tanyaku bingung atas pertanyaannya.

“Doggystyle lah, pantatlo seksi bener pasti puas pas ngentot, enak buat di tampar-tamparin. Lo udah pernah anal emangnya?” lanjut tanya Dewa.

“Belom sih..” kataku yang sebenarnya masih takut dianal apalagi aku ingat ketika selama dipijat jari terapis itu didorong masuk ke dalam pantatku, rasanya tidak nyaman.

“Mau sama gue,” kata Dewa sambil menggoyangkan penisnya.

“Dih ogah!” tolakku dengan jelas.

Aku sekarang diminta menghadap ke arah Dewa dan menunjukan dadaku di depannya. Aku berpose seolah sedang menawarkan payudaraku untuk dihisap olehnya dengan gelembung busa menutupi area puting payudara dan bibir vaginaku. Kita pun melanjutkan dengan beberapa pose lainnya.

3D192241850-09093413.jpg

“Eh Val engga jadi mandi?” kata Dewa melihatku turun dari bathtub dan berjalan ke arah standing shower.
“Kita mau ngentot kan? Capek gue mandi lagi, lanjut fotoin gue dong,” kataku yang membuat Dewa kembali bernafsu karena sebentar lagi dia bisa menyetubuhiku.

Menyalakan pancuran air panas, Dewa sedikit menjauh karena uapnya dapat merusak lensa. Aku sebenarnya tidak yakin Dewa masih memfoto diriku atau mulai bermasturbasi di belakangku. Aku mulai membilas tubuhku dan membasahi area tubuhku yang sebelumnya tertutup oleh gelembung busa.

45192242560-09110836.jpg

Berbalik menghadap ke arah Dewa aku membiarkannya dapat melihat tubuh depanku yang sedang kubersihkan. Air yang turun dari pancuran air membilas busa-busa yang menempel di tubuhku dan suasana menjadi panas.

Melihat ke arah depan Dewa sudah menyimpan kamera dan mulai mendekatiku. Bibir kita sempat bertemu dan dia mulai mencium mulutku. Lidahnya bergerak dan beradu dengan lidahku dan kita saling membagikan saliva.

Melirik ke arah bawah Dewa terus menempelkan penisnya ke perutku. Dia menepati janjinya untuk memakai kondom walaupun terlihat tidak nyaman. Kita pun berpelukan di bawah pancuran air dan mulai mengarahkan penisnya dijepitan selangkanganku.

75192243119-09100354.jpg

Memaju mundurkan tubuhnya, penisnya bergerak di antara bibir vaginaku. Aku bisa merasakan sensasi lateks yang jauh berbeda dengan bersentuhan langsung dengan kulit penis. Rasanya sudah cukup lama sejak terakhir kali pacarku bercinta dengan pengaman, dan jujur saja aku juga penasaran sensasi penis dibalut kondom yang kekecilan ini, rasanya begitu keras dan padat.

“Aku masukin ya Valerie,” kata Dewa yang mulai membuka bibir vaginaku dan mendorongnya masuk.

“I-iya ahh..” aku mendesah seiring batang penisnya masuk.

Perlahan kepala penisnya masuk diikuti oleh batangnya. Sungguh sensasi yang berbeda untuk bercinta dengan pengaman, Dewa pun menikmati jepitan vaginaku dan menghentakan tubuhnya dengan pancuran air membasahi tubuh kita.

“Aah Val memek lo ngejepit banget, jarang dipake ya,” kata Dewa mendesah menikmati penisnya didalam vaginaku.

“Ahh.. aku rutin kok.. emang aku aja sering senam kegel,” kataku jujur dan senang membiarkan lawan mainku menikmati bercinta denganku.

Kita pun berpindah dari kamar mandi ke ranjang di kamar utama. Kita berjalan dengan berpelukan dan penis kita yang saling menempel. Kita berjalan berhadapan dengan Dewa masih menggenjot tubuhku. Mulut kita bertemu dan kembali berciuman mesra.

Tubuhku dijatuhkan di atas ranjang dan aku membuka lebar kakiku memudahkannya untuk menggerakan tubuhnya. Dalam satu hentakan penisnya kembali masuk ke dalam vaginaku dan perlahan tubuhnya mulai mengatur ritme bercinta yang langsung kurespon mengikuti hentakan tubuhnya.

“Aaahh.. ahh.. enak ahh..”

Aku terus mendesah, aku mencapai orgasme dan Dewa benar-benar menikmati sensasi penisnya yang diselimuti oleh kondom kekecilan itu. Kita berpelukan dan terus bercinta. Aku merasa bersalah karena kamar ini adalah kamar aku dengan pacarku tidur, tidak aku merasa bersalah untuk bercinta dengan cowok lain. Hanya saja rasanya benar-benar nikmat.

7D175537581-18105735.jpg

Kita pun berganti posisi dengan diriku yang menungging, membiarkan pantatku terangkat ke atas Dewa bisa melihat pantatku yang besar dan bulat. Dia mulai menyentuh pantatku dan meremasnya dengan gemas, aku hanya bisa pasrah atas rasa penasarannya.

Penisnya didorong masuk ke dalam vaginaku dan kita kembali bercinta dengan panas. Pantatku diremas dan ditampar dengan lembut dan Dewa terus menyodokku tanpa ampun. Rasanya dia menggenjotku semakin kasar dan kasar yang membuatku harus menahan tubuhku dengan memegang selimut sebagai alas kita bercinta.

“Pelan ah.. Dewa please pelan-pelan ahh.. tempo kamu kekencengan.”

Seolah tidak mendengar perkataanku Dewa semakin mempercepat tempo hentakannya. Dia hanya memperdulikan kepuasan dirinya, jauh berbeda dengan pacarku yang memastikan aku merasa nyaman dan selalu memprioritaskan diriku selain kenikmatan dirinya.

0B175537534-18105856.jpg

Ketika aku sedang menikmati permainan kasarnya aku mendengar suara-suara dari arah belakang. Aku mungkin salah dengar tapi aku merasakan ada mata lain yang melihatku bercinta. Sampai di momen petir menyambarku pada saat ini.

“Valerie jadi ini yang kamu lakuin di belakangku selama ini,” kata seseorang dengan nada dingin dari kejauhan.

“Aaahh.. ahh.. AHH?!! Sayang? Aah please berhenti dulu Dewa ahh..” kataku kaget dan sontak melompat ke depan menjauh dari tubuh Dewa di belakangnya lalu menutup tubuhku yang telanjang dengan bantal.

“Aduh aku hampir sampai.. ehh? Lo siapa aduh..” kata Dewa panik ketika aku melompat dan menyadari ada cowok lain di belakangnya yang terus memperhatikan kita berdua selama bercinta.

Aku pun langsung meminta maaf kepada pacarku dan memohon untuk mengampuni kesalahanku. Dewa hanya bisa diam mematung setelah tertangkap basah atas aksi perselingkuhannya denganku. Dengan suara dingin aku mulai mengikuti perintah pacarku dan berjalan berdampingan Dewa ke ruang kerja pacarku.

Di ruang kerja pacarku aku mulai memberikan penjelasan sekaligus harus menahan malu atas aksi liarku. Memang pemotretan ini sudah kelewatan berbeda ketika aku disetubuhi terapis dengan disetujui pacarku. Persetubuhanku dengan Dewa murni permohonanku dan aku menunjukan semua gambar hasil pemotretan bersama Selyn.

Harris pacarku mulai memahami situasi walaupun hatinya merasa hancur. Aku benar-benar layak untuk mendapatkan hukuman karena kesalahanku dan pasrah dengan apa yang terjadi. Aku hanya tidak ingin putus dan kembali merasakan sakit hati yang luar biasa. Terdengar begitu egois.

“Please jangan sayang.. aku mohon kamu ngelakuin apa aja,” rengekku memohon ke pacarku

“...” Dewa hanya bisa diam.

“Hmm.. ngelakuin apa aja?” kata pacarku memandang diriku rendah.

“I-iya sayang. Apa aja, aku ngelakuin apapun untuk balikin kepercayaan dari kamu,” ucapku dengan penuh rasa bersalah.

“Haha.. kalau begitu, Dewa bawa dia ke kamar?” kata pacarku sambil membuka kemeja kerja dan meloloskan celana panjang yang dia kenakan

“Eh?” Dewa kebingungan dan mengiyakan dan membawa diriku ke atas ranjang tempat persetubuhan terlarang sebelumnya.

Aku hanya bisa bingung dan menunggu apa yang terjadi, tanpa diduga pacarku kembali dan masuk ke dalam kamar. Yang berbeda adalah dia sepenuhnya telanjang dengan membawa sabuk di tangannya yang membuatku taku.

“Valerie aku kamu mau jadi budak seksku dan ikut semua perkataanku,” kata pacarku.

“Iya sayang, aku bakal jadi budak seks kamu. Aku bakal lakuin apa aja buat penuhin hasrat birahi kamu sayang,” kata mengiyakan permintaannya sebagai rasa bersalah.

“Dewa kamu juga ikut!” kata pacarku kepada Dewa.

“B-baik Mas,” kata Dewa panik.

Aku yang bingung hanya bisa mengikuti permintaan pacarku dan merebah diriku di atas ranjang. Membuka lebar kakiku kedua cowok itu sekarang bisa melihat vaginaku yang sudah basah setelah disetubuhi oleh Dewa. Pacarku tanpa aba-aba langsung menggenjot diriku dengan kasar, ini jauh berbeda dengan caranya dia bercinta.

22175539599-18110101.jpg

“Aaah sayang ahh.. hukum aku.. sayang ahh..”

Aku terus mendesah dan merintih ketika pacarku mulai menyetubuhinya dengan kasar. Payudaraku yang besar dan padat itu diremas dan ditampar, kanan dan kiri keduanya tampak kemerahan setelah dimainkan oleh pacarku. Membuka mulutku, pacarku membuang air liurnya dan memaksaku menelannya.

“Dewa lepas kondom kamu! Kamu masukin penismu ke mulutnya!” perintah pacarku kepada Dewa.

“B-beneran? B-baik,” mendengar perintah Dewa kebingungan, pacarku memberikan tatapan dingin dan dia langsung mendorong penisnya ke dalam mulutku.

Pacarku lalu menggenjot diriku dengan lebih liar dan aku hanya bisa pasrah dua lubang tubuhnya dijejali oleh sebuah penis. Aku pun terus dicumbui olehnya dan hanya bisa pasrah.

Pacar terus memaju mundurkan penisnya dan mulutku sibuk untuk mengulum penis milik Dewa. Kita berubah posisi dengan aku yang menungging, dari belakang pacarku terus meremas dan menampari pantatku dan dari depan aku harus memanjakan penis Dewa.

“Aaahh.. ahhh..”

AD175538875-18110007.jpg

Ini pertama kalinya aku melakukan threesome. Rasanya begitu nikmat walaupun jauh lebih menguras tenaga dan fokus ku harus terbagi untuk memberikan kenikmatan kepada dua lawan mainku. Tentu saja aku memprioritaskan pacarku dan mengganggap ini hukuman walaupun aku menikmatinya.

“Aku keluar sayang ahh..”

Aku mencapai orgasme berkali-kali dengan pacarku dan Dewa. Kita pun berganti posisi dengan aku harus mengulum penis pacarku dan Dewa masih kebingungan dari belakang atas permintaan pacarku.

“Iya kamu masukin ke dalam pacarku sekarang!” kata pacarku meminta Dewa menyetubuhi seperti sebelumnya.

Sepertinya Dewa tidak yakin untuk mendorong penisnya masuk tanpa pengaman, terlihat penisnya yang besar dan garis di batang penisnya dari bekas kondom kekecilan itu. Aku merasa kasihan namun dia beruntung bisa menyetubuhiku secara langsung. Dalam satu hentakan dia langsung mendorong penisnya masuk.

63175538218-18110017.jpg

Kita pun kembali bercinta dengan panas dan aku benar-benar menjadi budak seks mereka. Aku diangkat dan dipeluk dan disetubuhi dan membuat Dewa hanya bisa diam di samping dan iri melihat aku yang disetubuhi pacarku. Di sisi lain pacarku juga mendorongku untuk ikut memanjakan Dewa dan kembali bercinta threesome.

“S-saya mau keluar,” racau Dewa menggenjot diriku.

“Good keluarin di dalem!” kata pacarku.

“B-boleh?” tanya Dewa memastikan sambil terus menghentakan penisnya.

Melirik ke arah pacarku yang masih kusepong pacarku hanya mengangguk dan membiarkan Dewa yang mendominasi diriku. Hentakannya semakin kuat dan tangannya meremas pantatku, dia mencapai klimaks.

“Aku keluar aghh..” racau Dewa menembakkan maninya kedalam rahimku.

“Iyaaahh ahhh..” aku hanya mendesah merasakan cairan maninya yang terasa panas mengisi vaginaku.

Pacarku tersenyum puas dan Dewa sedikit menjauh karena kehabisan tenaga. Awalnya aku kira pacarku mau mengambil tisu untuk membersihkan mani Dewa sebelum memasukan penisnya, aku kaget ketika di langsung menggenjot diriku dan membiarkan vaginaku yang sudah dikotori dimasukin penisnya.

Aku dan pacarku bercinta dengan liar. Penisnya mengobok-obok vaginaku yang sudah diisi mani Dewa dan Dewa hanya bisa menonton karena penisnya tidak kunjung mengeras. Pacarku akhirnya mencapai klimaks setelah aku mengalami squiriting yang membasahi permukaan sprei dan menembakannya di dalam rahimku. Tubuhku sudah diisi oleh cairan kejantanan dua pria.

Mengakhiri sesi percintaan ini aku begitu lemas, meski begitu aku tetap memanjakan pacarku dan membersihkan maninya yang melumuri penisnya. Aku benar-benar membersihkan seluruh batang penis dan testis pacarku dan memberikan kuluman terbaik.

E6175539210-18110134.jpg

Karena lelah Dewa langsung tertidur di kursi dalam kondisi telanjang bulat. Aku dan pacarku sampai terheran-heran sampai ketika aku serta pacarku juga ikut mengantuk, pacarku pasti lelah setelah capek bekerja dan aku baru saja melakukan photoshoot dan bercinta dengan dua cowok bersamaan. Mataku terpejam, aku dan pacarku langsung terlelap.

Aku dan pacarku terbangun terlebih dahulu dibandingkan Dewa dan memutuskan untuk langsung mandi. Menutupi tubuhku dengan busa aku langsung memandikan pacarku dan membiarkan payudaraku menjadi spons mandinya. Seluruh tubuhnya kumandikan dengan penuh rasa sayang.

“Kamu langsung pulang? Gak nunggu makan malam?” tanya pacarku yang baru saja selesai memesan makanan secara online.

“Ah engga perlu Mas. Saya mau langsung aja,” katanya sepertinya ingin bergegas pergi dan benar-benar menjauh.

“Oke deh, biar saya antar turun,” kata pacarku yang menemaninya turun.

Sebelum dia mengantar Dewa turun pacarku sempat berbisik untuk berbicara dengannya. Aku mengiyakan dan menunggu di ruang makan tidak tahu apa yang pacarku bicarakan dengan Dewa. Waktu berselang pacarku kembali dengan membawa plastik berisi makan malam.

Kita pun menikmati makan malam itu walaupun aku merasa malu ketika pacarku memakai foto telanjangku sebagai background tv kita selama kita makan. Katanya dia menyukai fotonya walaupun aku tahu pacarku sebenarnya menunjukkannya sebagai sebuah hukuman atas kenakalanku.

…​

Ctasss..

“Aaah sakit sayang.. ahh,” kataku meringis ketika dia mencambuk tubuhku.

“Tahan sayang, kalau kamu engga hitung sampai sepuluh aku ulang dari awal cambukannya,” kata pacarku sambil mengarahkan alat di tangannya.

Ctasss..

“Satu-u ah..” aku menjerit ketika alat itu kembali mencambuk tubuhku, aku pasrah dan bersandar di dinding tembok ruang kerja pacarku.

A2125839926-29024137.jpg

Meskipun terasa sakit aku benar-benar terangsang, aku menyukai ketika pacarku mulai mengarahkan benda itu ke punggungku. Rasanya begitu panas, aku benar-benar terlarut dari rasa sakit dan kenikmatan ini. Aku benar-benar seorang submissive, budak seks pacarku.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd