Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Pacarku Seorang Model Eksibisionis

IX. Hukuman BDSM



POV Harris

Sudah dua minggu berlalu sejak aku menangkap basah aksi nakal pacarku dengan Dewa, fotografer yang dia sewa bersama Selyn. Melakukan aksi perselingkuhannya di atas ranjang tempat kita tertidur hatiku terasa sedikit panas. Meskipun aku mengetahui sisi lain dalam diri Valerie, pacarku beraksi tanpa sepengetahuan diriku. Hubungan kita sedikit renggang dan pacarku selalu memohon dan meminta maaf.

Sejujurnya aku tidak mempermasalahkan pacarku bercinta dengan pria lain, malah aku menikmati tubuhnya yang indah itu dinikmati dan dimanjakan. Aku memang mempunyai fantasi cuckold, aku merasa bergairah ketika memamerkan pacarku kepada orang lain khususnya kepada pria yang seolah bernafsu untuk melahap tubuhnya.

Meski hubungan kita sedikit renggang kita masih tidur dan menghabiskan waktu bersama, hanya saja waktuku bersama Valerie jauh lebih berkurang karena banyaknya pekerjaan yang harus kuselesaikan. Valerie tampak sedih ketika aku memberikan pesan dan menelpon kalau aku melakukan lembur, waktu kita bercinta pun semakin jarang-jarang setelah aku naik jabatan secara tiba-tiba seminggu kebelakang menggantikan atasanku yang pindah ke luar negeri.

“Mmmpphhh.. mmphhh.. sayang.. kamu suka? Kamu suka kepala penis kamu dijilatin kayak gini?”

Pacarku menjilati penisku dan menghisapnya di dalam mulutnya. Hangat dan basah, aku bisa merasakan kelihaian lidahnya yang bermain dan memanjakan diriku. Matanya tertuju padaku, bukan sebuah pandangan birahi tetapi perasaan bersalah. Meskipun berkali-kali aku katakan kalau aku sama sekali tidak kecewa, pacarku merasa aku harus menebus kesalahan itu.

(Suara dering notifikasi)

Di saat aku menikmati sepongannya pacarku di atas ranjang, ponselku berbunyi dan aku menyudahi kulumannya dan beranjak mengambil ponselku di laci samping tempat tidurku. Valerie lalu duduk dan matanya berkaca-kaca, aku berhenti sejenak dan merasa sedih namun aku harus menjawab telepon ini.

“Oh ya baik Pak, saya segera ke kantor. Saya segera berangkat,” kataku membalas telepon itu.

Aku lalu berjalan ke dalam kamar mandi diikuti pacarku dari belakang, dia berkata ingin memandikanku namun kutolak karena akan menghabiskan banyak waktu. Meskipun begitu aku memperbolehkan mandi bersamaku dan sedikit bermesraan singkat. Mengeringkan tubuhku aku langsung memakai setelan jas dan berangkat ke kantor meninggalkan pacarku yang duduk merenung di atas sofa.

Memarkirkan mobil, aku segera naik ke kantor baruku dan banyak kotak-kotak yang berserakan karena aku baru saja naik jabatan. Peralihan ini begitu cepat dan banyaknya tugas yang kukerjakan membuatku harus multitasking dan selalu lupa untuk merapikan barang-barang di kantor. Selesai menyimpan tas lalu mempersiapkan diri untuk memulai rapat dengan klien yang cukup rese ini.

“Loh kamu masih belum punya sekretaris Mas Ris, beban kerjamu banyak loh. Nanti manajemen waktumu kacau,” kata salah satu senior.

“Bener tuh Mas, baru keluarkan itu budget bisa lah buat rekrut pegawai baru,” kata senior yang lain.

Mendengar hal itu aku memang sudah tersadar ketika aku naik jabatan aku harus bisa mengerjakan tugasku dengan efisien, salah satunya dengan merekrut sekretaris. Sejujurnya aku bukanlah orang yang peduli dengan manajerial, mayoritas waktuku kuhabiskan bertatapan langsung dengan klien sehingga rekan kerjaku selalu berganti mengikuti permasalahan yang klien hadapi. Hanya saja karirku naik terlalu cepat dua tahun kebelakang yang membuatku kesulitan beradaptasi.

Selesai menghabiskan makan siang dengan senior yang lain aku langsung bergegas kembali ke kantorku dan merapikan isi kotak yang ada, mumpung ada waktu luang. Ketika aku sedang kebingungan untuk menata berkas-berkas yang ada dan tiba-tiba terdengar suara ketukan dari pintu.

“Masuk,” kataku membiarkan siapapun itu masuk karena kedua tanganku sudah penuh oleh berkas.

“Aku masuk ya Mas, aduh biar aku bantu. Kayaknya mas kerepotan,” ucap lembut seorang wanita.

Melirik ke arah samping aku melihat seorang wanita yang kukenal dan hampir seminggu kebelakang tidak kutemui. Dia adalah Jessica juniorku di posisi sebelumnya, mengapa dia ada disini?

“Sorry ya Jess jadi ngerepotin, kok hari Sabtu kamu masih di kantor,” tanyaku heran kepada Jessica.

“Ah sebenarnya ada berkas yang ketinggalan, harusnya ini jadwal work from home sih,” jawabnya jujur.

“Oh jadi inget pas dulu saya baru masuk disini, kamu harus jaga kesehatan ya, jaga pola hidup,” kataku mengingatkan sebagai seniornya.

“Iya mas,” jawabnya tersenyum mendengar nasihatku.

Hampir satu jam berlalu sejak Jessica membantuku merapikan isi kantorku. Sebagai rasa terimakasih aku menemaninya siang menuju sore dan membiarkannya untuk bekerja di kantorku. Dia pun duduk di kursi kerjaku di depan layar laptopnya dengan aku yang masih sibuk menyortir berkas. Sesekali aku mengintip ke dirinya yang sedang bekerja yang dia pun merasa malu ketika aku terus memperhatikannya.

“Jess sore ini ada kerjaan lain atau ada perlu kemana?” tanyaku setelah Jessica merapikan laptopnya ke dalam tas.

“Engga sih Mas, aku biasanya kalau lembur di Sabtu suka pulang ke cafe atau nyemil gitu,” jawab Jessica.

“Yaudah biar aku traktir. Ucapan terima kasih,” kataku tersenyum.

Sore itu pun aku habiskan bersama Jessica di sebuah cafe yang belum dia datangi, ini adalah salah satu cafe direkomendasikan atasanku dulu dan jujur saja aku menyukainya. Vibenya terasa begitu asyik dan kita pun mengobrol santai dan membahas betapa melelahkannya bekerja di sektor hukum ini tak lupa kita pun membahas hubungan asmara.

“Hah masa sih, wanita semandiri dan secantik kamu masih single?” tanyaku heran setelah mendengar dia belum pacaran semenjak lulus kuliah.

“Sumpah beneran, aku belum nemu yang cocok,” jawab Jessica.

“Memangnya kamu sukanya yang gimana? Yang ganteng, tajir?” tanyaku kepadanya.

“Gak harus tajir sih, asal mau kerja keras sama engga mokondo,” jawab Jessica.

Aku terus mendengar obrolannya dan melihat betapa menawan dirinya. Tidak hanya dia begitu dewasa dan cerdas, namun dia sesekali mempunyai perilaku konyol karena mudah pelupa. Dia benar-benar sudah jauh berkembang sejak magang di kantorku, ada semacam dorongan dalam diriku untuk memberikan kesempatan baginya.

“Jess, kamu suka pekerjaan kamu di firma ini,” tanyaku serius.

“Eh kenapa Mas, iya suka kok. Kok tiba-tiba formal gini,” jawab Jessica bingung mendengar ucapanku serius.

“Good, kalau saya nawarin kamu jadi sekretaris pribadi, kamu mau? lanjut pertanyaanku.

“B-beneran Mas? Boleh sih.. boleh banget, jujur aku kayaknya gak cocok sama atasan yang sekarang. Udah seminggu udah makan hati terus,” jawab Jessica dengan mata berbinar dan senyum lebar di wajahnya.

Aku pun mulai menjelaskan tawaran kepadanya dan mendeskripsikan beban kerja yang mungkin dia hadapi. Dengan jelas di awal aku jujur kalau aku tidak memaksa namun Jessica dengan senang hati menjadi sekretaris pribadiku. Dengan anggaran yang ada, gaji dan tunjangannya jauh meningkat dan otomatis dia mendapatkan fasilitas tinggal di apartemen perusahaan, tidak jauh dari apartemen tempatku tinggal.

Kita pun menghabiskan sore itu dengan berbincang lebih serius membahas rencana kedepan. Jessica sangat tertarik dan mengiyakan tawaran yang ada. Aku merasa senang karena salah satu masalah merekrut sekretaris sudah kuselesaikan.

“Jessica thank you for today, yaa. Selamat kamu udah jadi sekretaris, oh dan makasih ya udah bantuin aku di kantor” kataku bersalaman.

“Ah harusnya aku yang banyak berterima kasih Mas.. atau Bapak.. atau Bos?” jawabnya senang dan bingung memanggilku karena usiaku tidak setua itu untuk dipanggil bapak.

“Mas aja, nanti kita ketemu lagi pas lusa. Biar aku bantu untuk proses transisinya Jess,” kataku memberikan penjelasan.

“Thank you mas aku senang banget,” jawab Jessica tiba-tiba melompat dan memelukku yang membuatku kaget.

Setelah kita berdua selesai berdiskusi dan mengambil kesepakatan aku mengantarkan Jessica ke kosannya, mungkin sebulan kedepan Jessica akan pindah dan tinggal di apartemen yang disediakan perusahaan. Aku pun berpamitan dan berjalan pulang, tidak lupa membeli beberapa makanan untuk Valerie, pacarku.



Karena posisiku di perusahaan sudah lebih tinggi aku bisa bebas untuk keluar masuk kantor tanpa seizin atasan. Aku meluangkan waktu untuk mengantar dan menjemput pacarku yang berkuliah yang tidak begitu jauh dari apartemen kita tinggal. Hubungan kita semakin baik dan dekat, jujur saja aku sedikit berubah dari mendengar rekomendasi dari Jessica sekretaris baruku.

Namun karena ada banyaknya tugas dan pekerjaan aku belum menyempatkan perayaan ini bersama pacarku. Biasanya aku dan pacarku pasti akan menikmati akhir pekan dengan bermalam dan menghabiskan sepanjang hari dengan bercinta seusai pesta perayaan pribadi kita.

Hari ini aku baru saja pulang dari kantorku dan ini adalah libur panjang karena hari Senin depan adalah tanggal merah dan pacarku juga ikut libur. Menaiki lift aku berencana untuk mengobrol dengan Valerie untuk membahas rencana liburan dan pesta perayaan, sekaligus permintaan maaf atas kesalahan yang kulakukan.

“Sayang aku pulang,” kataku membuka pintu.

“Ah sayang sebentar,” ucap Valerie dari dapur.

Aku pun langsung berjalan menuju dapur dan terkejut melihat pacarku yang tampak berantakan namun tampil begitu seksi. Pacarku dalam kondisi telanjang dengan hanya memakai apron sebagai penutup tubuhnya dan tampak bekas tepung yang menempel di tubuhnya.

Kaki putih jenjangnya serta kedua bongkahan pantatnya yang besar dan kenyal merupakan pemandangan yang tidak pernah bosan kulihat. Aku pun mendekati pacarku yang sedang menyelesaikan acara memasaknya dan mulai meremas pantatnya.

501co4ailj.jpg

“Ahh jangan sekarang sayang, aku lagi nanti gosong,” kata pacarku serius.

Aku memutuskan untuk tidak segera mandi dan duduk di meja makan sambil menyaksikan pacarku yang berjalan kesana kemari untuk menyelesaikan hasil masakannya. Sudah seminggu kebelakang dia belajar memasak dibantu oleh Selyn, aku sendiri terkejut mengetahui wanita seperti Selyn bisa memasak, namun aku senang hubungan mereka kembali membaik.

“Ini sayang makan malam. Spesial dengan cinta,” kata Valerie menyajikan makanan di meja makan.

“Wah thank you sayang, kamu keren banget. Ini enak lo, sumpah bisa langsung michelin star ini, ara-ara,” kataku memuji masakannya yang benar-benar nikmat.

“Aah sayang bisa ajaa.. thank you,” kata pacarku senang.

Selagi kita makan pacarku masih dibalut dengan apron di tubuhnya. Aku pun menjahilinya dengan mengarahkan sumpit untuk membuka bagian atas apronnya, puting payudaranya aku jepit yang membuatnya merintih geli.

ilaaiw5b6c.jpg

Kita pun melanjutkan makan malam dan langsung mandi bersama. Di dalam kamar mandi aku dimandikan dan dimanjakan olehnya dan tentu saja aku membalas kebaikannya dan membawa pacarku di atas ranjang. Aku pun langsung menggempur pacarku dengan liar sepanjang malam. Sampai hari beranjak besok.

Keesokan paginya kita bermesraan di atas ranjang, hubungan kita sudah membaik dan pacarku sudah jauh lebih bahagia walaupun masih ada perasaan bersalah. Dia masih ingin aku memberikan hukuman yang pantas dan menepati janjinya untuk menjadikan pacarku sebagai budak seks untukku.

Sebenarnya aku secara tidak sengaja keceplosan membahas sudut pandang wanita terhadap sisi eksibisionis kepada Jessica saat kita mengobrol sepulang kita bekerja. Namun tanpa kusangka Jessica tidak marah ketika aku membahas sesuatu yang vulgar dan sebaliknya dia malah memberikan saran kalau wanita yang nakal bisa dikontrol dengan teknik dominasi, dia mendengar ini dari materinya terkait isu hubungan interpersonal selama dia mempelajari psikologi.

Setelah aku dan pacarku mandi dan menikmati sarapan aku meminta pacarku untuk datang ke kantor pribadiku setelah sekian lama ruang ini terkunci rapat karena aku lebih banyak menghabiskan pekerjaan di kantor maupun di ruang tengah.Valerie tampak bingung dan tegang karena kita akan membahas sesuatu yang serius.

“Valerie aku mau ngasih hukuman atas kesalahan yang kamu lakukan hampir satu bulan yang lalu,” aku memulai obrolan setelah melalui banyak pertimbangan.

“B-baik sayang,” pacarku tampak begitu tegang atas hukuman yang kuberikan.

“Kamu harus jawab pertanyaanku secara jujur ya sayang,” kataku mulai memberikan pertanyaan.

“Baik sayang, aku akan berkata sejujur-jujurnya,” jawab pacarku.

“Good. Pertanyaan pertama, kamu suka dan senang hati telanjang di depan pria lain?” tanyaku.

“A-apa.. iya, aku suka,” jawab pacarku agak panik.

“Pertanyaan kedua, kamu suka tubuhmu disentuh dan senang dikasari selama bercinta,” tanyaku lagi.

“Iya sayang aku suka, aku suka pas kamu menyetubuhi aku dengan liar..” jawab pacarku.

“Termasuk dengan pria lain yang ngentotin kamu,” tanyaku atas jawabannya.

“I-iya sayang,” jawabnya dengan hati yang bergejolak.

Aku pun melanjutkan dan memberikan pertanyaan kepada pacarku, lalu dia menjawabnya dengan jujur dan pasrah membiarkan sisi lain dalam dirinya terungkap. Lalu aku melanjutkan pertanyaan terakhir, “kamu benar-benar ingin menjadi budak seks untukku?”

“Iya sayang!” katanya bersemangat seolah bernafsu mendengar berbagai pertanyaan yang melecehkan dirinya.

“Haha bagus, sayang lepas atasan kamu! Sambil kamu menari” perintahku yang dilakukan Valerie.

Pacarku lalu berdiri dan menggoyangkan tubuhnya menari mengikuti perkataanku dan melemparkan atasan lingerie yang dia pakai sebelumnya. Aku pun meminta pacarku untuk berjalan dan berdiri di belakang dinding di samping meja kerjaku dan memintanya menunggu.

Ac ruang kerjaku kumatikan dan aku mengambil sebuah kotak rahasia yang baru saja dibeli tanpa sepengetahuan pacarku. Pacarku hanya bisa pasrah dan tidak melihat apa yang aku bawakan karena dia masih menghadap ke arah dinding ruangan. Keringat perlahan menetes dari tubuhnya karena panasnya ruangan yang pintunya tertutup rapat.

“Aku mulai sayang, kamu harus menghitung sampai sepuluh setiap aku pecut kamu,” kataku.

Ctasss..

“Pecut? Apa itu? Ahhh.. sayang sakit.. ahh..” pacarku mencoba berbalik ketika mendengar aku akan memecutnya dan flogger ini langsung mengenai punggungnya.

“Kamu harus hitung kalau engga aku bakal ulangi ini sampai dua puluh kali,” kataku senang melihat reaksi pacarku panik dan merintih.

Ctasss..


A2125839926-29024137.jpg

“Aaah sakit sayang.. ahh,” kata pacarku meringis ketika aku memecut tubuhnya.

“Tahan sayang, kalau kamu engga hitung sampai dua puluh aku ulang dari awal cambukannya,” kataku sambil mengarahkan flogger ini.

Ctasss..

“Satu-u ah..” pacarku menjerit ketika alat itu kembali mencambuk tubuhnya, dia pasrah dan bersandar di dinding tembok ruangan.

Ctasss..

“D-dua ahh sayang please..” kata pacarku memohon namun aku tidak memperdulikannya.

Ctasss..

“T-tiga, ahhh sakit..” tubuh pacarku bergetar namun terlihat bagian bawah lingerienya yang basah.
Ctasss..

Ctasss..

“Duapuluh ahh.. ahh.. udah sayang..” pacarku menjatuhkan tubuhnya.

Pada awalnya aku berniat berhenti di hitungan sepuluh namun melihat reaksi pacarku yang menikmati setiap pecutan di tubuhnya aku malah terangsang dan melanjutkannya. Pacar mengalami orgasme dan cairan membasahi stocking lingerienya. Aku melanjutkan sesi selanjutnya dan mengarah sebuah bola ke dalam mulut pacarku.

“Mmmphh.. mphhh..” suara pacarku samar terdengar karena tertutup ball gag tidak lupa nipple cover yang kutempelkan di putingnya yang membuatnya tidak nyaman.

Aku meminta dia untuk duduk bersimpuh dan sebelum kembali lagi memecut tubuhnya. Melihat respon dirinya serta nafsu birahiku aku sudah ereksi dan aku benar-benar ingin menyetubuhi pacarku. Namun aku harus bersabar.

3D125839740-29024204.jpg

Celana dalam yang pacarku pakai sudah terlepas menyisakan stocking lingerie yang memperlihatkan area selangkangannya yang terbuka. Aku pun mengambil mainan selanjutnya berupa dildo yang besar, lebih tebal dan panjang dari milikku. Pacarku sampai membuka lebar matanya melihat benda itu kusimpan di bawah tubuhnya.

“Sayang kamu anggap dildo itu sebuah penis.. penis milik fotografer itu. Aku mau lihat betapa binalnya kamu,” perintahku.

Pacarku lalu mulai menaikan pinggulnya. Kedua tangan yang terikat membuatnya sulit mengarahkan dildo itu, apalagi dildo itu masih kering yang membuatnya harus mengarahkan bibir vaginannya dan membasahi dildo itu dengan cairan kewanitaannya.

“Mmmphhh.. mphhh..” rintih pacarku ketika dia mula menurunkan tubuhnya dan memaksa dildo besar itu masuk ke dalam tubuhnya.

Setelah terbiasa dengan ukuran ujung dildo itu, Valerie mencoba lebih berani dan menurunkan tubuhnya semakin ke bawah memaksa dildo itu masuk semakin dalam dan mentok di dalam tubuhnya. Tubuhnya terlihat begitu basah dan dildo itu tampak mengkilat dari cairan kewanitaannya.

63125839735-29024300.jpg

Aku lalu menurunkan celana dan bermasturbasi sambil melihat pacarku yang sedang menyetubuhi dirinya sendiri. Aku benar-benar bernafsu dan bergairah melihat penampilan pacarku yang sedang tersiksa. Meskipun menyakitkan pacarku lama-lama keenakan dan mencapai orgasme. Begitupun diriku yang menumpahkan maniku di atas tubuh telanjangnya.

Menarik tubuhnya aku mendorong Valerie berdiri dan bersandar di mejaku. Aku benar-benar tidak bisa menahan penisku yang kembali ereksi dan mencabut dildo itu dari vaginanya. Tubuhnya bergetar dan lubang vaginanya yang begitu basah memudahkanku untuk langsung menggenjot dirinya.

“Mmmpphhh.. mmmpphh..”

Pacarku terus mendesah dan meracau, aku terus menggenjot tubuh pacarku tanpa ampun. Vagina pacarku yang baru saja dijejali dildo besar itu digantikan oleh penisnya yang tebal dan panjang. Aku mendorongnya hingga mentok yang membuat pacarku kesulitan mengambil nafas menjaga ritme permainanku.

EA125840808-29024405.jpg

Kedua bongkahan pantatnya aku tampar kanan ke kiri tanpa memberikan waktu beristirahat. Putingnya yang tertutup nipple cover yang kucabut membuatnya merintih sebelum kucubit dan kupilin dengan keras.

“Naik ke atas meja!” seruku dan pacarku dengan sisa tenaga merebahkan tubuhnya di atas meja yang keras dan membuka lebar kakinya.

Kembali lagi aku menyetubuhinya tanpa ampun. Vaginanya begitu basah dan dia mengalami squirting yang membuat penisku semakin licin memudahkanku untuk bergerak maju dan mundur. Pacarku benar-benar sudah kehabisan tenaga. Aku mengakhiri persetubuhan ini dengan menumpahkan maniku di dalam rahimnya.

Pacarku begitu lemas dan jatuh tertidur, aku membawanya ke atas ranjang karena pasti dia sudah kehabisan tenaga dan tubuhku pasti kelelahan. Kita berdua pun terpejam walaupun hukuman pacarku masih menanti esok hari.



Menikmati liburan kita dengan menginap di sebuah hotel mewah yang direkomendasikan kepadaku, siang hari aku membawa pacarku untuk berkencan dan berbelanja. Kita pun berjalan berdampingan dengan tangannya yang mendekat lenganku. Samar terdengar suara desahan dari pacarku seiring kita melangkah.

Melewati deretan pertokoan mewah pacarku mencoba beberapa pakaian dan membeli beberapa produk kecantikan. Wajah pacarku tampak memerah dan memelas kepadaku namun aku berkata kalau ini adalah tantangan sekaligus hukuman baginya. Valerie sesekali mencoba menekan daerah kewanitaannya namun aku tidak memperbolehkannya, dia hanya pasrah sampai kita kembali ke kamar hotel mungkin nanti malam.

“Please sayang boleh buka ini engga? Gelii..” kata pacarku berbisik.

“Tahan sayang, sampai kita ke hotel lagi,” kataku atas pertanyaannya.

“Ahh sayang, please habis kita makan kamu boleh lakuin apa aja di kamar,” kata pacarku memohon.

“Oke, kita makan dulu yuk emang kamu engga laper?” tanyaku kepada pacarku karena lelah berkeliling mall.

“Laper juga,” jawab pacarku yang memang sudah kelaparan namun dia menahannya karena ada sesuatu yang mengganjal.

Sepanjang kita melangkah banyak tatapan yang diarahkan kepada pacarku. Bagaimana tidak aku meminta pacarku untuk memakai dress hitam yang ketat, di balik dress ini pacarku tidak memakai bra dan terlihat putingnya yang menyembul serta lekukan siluet payudaranya yang bulat dan besar dan bergoyang setiap kali dia melangkah.

F219444545-21230744.jpg

Meskipun pacar tampak begitu malu karena atasan yang mencolok, pacarku lebih mempermasalahkan hal lain yang tersembunyi di balik dressnya. Sebelum kita keluar dari kamar aku menaruh sebuah vibrator di dalam vaginanya tampak memakai celana dalam. Vibrator itu tergantung yang membuat pacarku harus menahan dengan otot vaginanya agar tidak terjatuh.

Berhati-hati dalam melangkah pacarku selalu menjaga bawah dressnya tidak berkibar karena dress yang dikenakan hanya sepanjang lututnya. Dari belakang pun terlihat garis belahan pantatnya yang dapat terlihat dari tembusan cahaya matahari, karena itu pacarku hanya ingin didalam ruangan agar samar terlihat.

Setelah puas berkeliling kita memilih untuk makan siang di sebuah restoran ternama yang untungnya tidak dipenuhi pengunjung. Aku pun duduk di meja yang dekat jendela yang terhubung kepada area outdoor dan memesan makan. Sepanjang waktu kita menunggu pacarku terus menggoyangkan tubuhnya karena merasa geli dan malu, walaupun dia sudah lebih berani dari sebelumnya.

“Sayang sebelum makanannya datang kamu eksib dulu dong, biar aku foto,” kataku memberikan tantangan kepada pacarku.

“Iih sayang ini masih agak rame, kamu mau aku buka dress ini?” tanya pacarku.

“Paling bawahannya aja,” kataku.

“Yaudah, sebentar aja tapi ya,” pacarku melihat ke kanan ke kiri memastikan tidak banyak melihat pacarku berjalan ke area luar dan terus melirik kepadaku seolah menunjukan kalau dia benar-benar melakukannya.

Berjalan menuju meja yang kosong pacarku menarik area bawah dressnya dan menunjukan pantatnya yang telanjang. Di bawah kedua bongkahan pantatnya yang putih dan besar itu terlihat sebuah vibrator yang menempel di vaginanya. Dia terus memperhatikan keadaan sekitar.

D619445102-21231019.jpg

Membuka ponselku aku langsung memfoto aksi eksibnya dan pacarku langsung kembali masuk dan duduk disampingku. Dia merasa vibratornya hampir terjatuh ketika dia mengangkat pantatnya ke atas demi memamerkannya padaku.

Selesai kita makan langsung kembali menuju hotel tempat kita menginap dan melanjutkan hukuman kepada pacarku. Aku meminta pacarku untuk berdiri dan mengangkat dress yang dia kenakan, dibalik dress itu tubuh telanjang tampil begitu menggoda dan vibrator itu terlepas karena cairan kewanitaannya yang terus membasahi daerah intimnya.

“Sayang kamu gak boleh nangis dan gak boleh menjerit, janji?” tanyaku sebelum memulai hukuman selanjutnya.

“Eh?” mau diapain? Jangan yang serem-serem,” kata pacarku takut atas hukuman selanjutnya yang berbeda dengan hukuman eksib yang terasa masih ringan itu.

“Santai aja sayang, masa pacar kamu mau nyakitin kamu,” kataku menenangkannya dan mulai mengambil sesuatu di dalam koper, sesuatu yang sudah kupersiapkan.

Melihat benda itu pacarku membuka matanya dan bergidik ngeri, sebelum aku memasangkan alat itu di tubuhnya. Benda ini adalah penjepit yang dijepitkan di kedua putingnya dan terhubung dengan sabuk yang memiliki rantai untuk menjepit klistorisnya.

“Aaah sayang.. ahhh sakitt..” pacarku sedikit meringis sakit ketika aku memasangkan alat itu ke tubuhnya yang sudah sensitif, meski begitu dia benar-benar menahan suaranya dan menahan rasa sakit ini.

Menjepit puting kanan dan puting kirinya, aku mengikat sabuk di pinggangnya dan mulai berlutut di depan vagina. Membuka bibir vagina pacarku aku mencubit pelan klitorisnya untuk membuatnya nyaman sebelum memasangkan penjepit di klitorisnya, dia pun menrintih ketika merasakan sensasi tidak nyaman itu.

6219445701-21231209.jpg

“Gimana rasanya? Kerasa sakit sayang?” kataku lembut karena aku benar-benar tidak ingin membuat pacarku kesakitan. Jujur saja aku masih ngeri dengan alat-alat ini dan membayangkannya saja membuat pikiranku melayang.

“Gapapa sayang, kalau kamu suka kamu boleh lakuin apa aja demi kamu,” kata pacarku meyakinkanku.

Aku lalu meminta pacarku untuk melepas dressnya. Dia masih kaku karena merasakan putingnya tertarik ketika dia mengangkat dress itu ke atas terlepas dari tubuhnya. Meskipun begitu dia mulai terbiasa walaupun masih tidak merasa nyaman.

Demi meyakinkanku kalau dia tidak apa-apa, pacarku berdiri dengan anggun seolah tidak ada yang berbeda selain menunjukan tubuh telanjangnya padaku. Aku merasa begitu bergairah dan bernafsu dan ingin sekali melahap tubuhnya.

3519446107-21231228.jpg

Mencoba kembali ke rencanaku, aku meminta pacar untuk bermasturbasi hanya dengan mengandalkan penjepit di tubuhnya. Pacarku langsung menuruti permintaanku dan berjongkok dan mengarahkan jemari tangannya untuk meremas dadanya dan menggesekan penjepit di klitorisnya.

“Aaahh.. sayang.. lama-lama jadi enak.. ahh aku suka dipakein alat penjepit di puting sama klitoris aku,” racau pacarku.

Aku yang telah membuka pakaianku berdiri membiarkan Valerie melihat penisku yang sudah ereksi atas aksi nakalnya. Dia menggesekan jari tangannya membelah bibir vaginanya dan mulai memasukan jari telunjuknya masuk. Vaginanya yang basah memudah dirinya untuk memaju mundurkan jari tengahnya, sekarang dua jari dengan mudah membelah area intimnya.

5D19446877-21231330.jpg

Pacarku bergerak sesuai perintahku dan kali ini dia mulai melakukannya di atas sofa, pada posisi ini aku dapat melihat jelas tubuhnya dan duduk di pinggir ranjang. Pacar terus mengarahkan tangannya dari vagina menuju payudara silih berganti. Cairan kewanitaan terus mengalir membasahi paha dan kaki jenjangnya.

Valerie sudah terbiasa dengan alat penjepit di tubuhnya. Dia semakin santai dan rileks, desiran sakit sudah berubah menjadi desahan kenikmatan, fetish eksibisionisnya yang sudah terpenuhi serta tantangan yang kuberikan membuatnya begitu bergairah.

8E19447885-21231437.jpg

Mengangkat tubuhnya ke atas ranjang aku mulai mengambil dildo besar yang sebelumnya kugunakan untuk menghukum pacarku. Tubuh pacarku yang menungging serta pinggulnya yang terangkat teratas memudahkanku mengarah dildo dan mendorongnya masuk. Meskipun ada sedikit perlawanan dari jepitan vaginanya, dildo ini perlahan masuk ke dalam tubuhnya.

“Aaah sayang enaak.. ahh..”

Pacarku mendesah ketika merasakan sensasi dildo yang masuk ke dalam tubuhnya. Tubuhnya bergetar seiring dildo itu masuk dan setelah membuatnya merasa nyaman aku mulai mengocok dildo itu. Cairan kewanitaannya terus keluar membasahi dildo dan tanganku, pacarku benar-benar sudah berlarut dari sensasi kenikmatan, sekarang aku yang sudah tidak bisa menahan nafsuku.

Aku pun langsung melompat ke belakangnya dan menggesekan penisku di belahan pantatnya membiarkan cairan kewanitaannya menjadi pelumas. Mengarahkan penis di bibir vagina pacarku, aku langsung melepas dildo itu dan langsung menyodok pacarku yang membuatnya terdorong kedepan.

F619447558-21231756.jpg

“Aaah sayang enak ahh..” racau pacarku.

“Kamu suka disodok kayak gini.. kamu sukakan dientot kasar kayak gini!” kataku membangkitkan gairahnya.

“Suka aku suka, aku cinta ahh..” desahan pacarku mengisi ruangan.

Aku terus menghentakan penisku, aku yang terlalu bernafsu membuat tubuh pacarku terdorong kedepan dan hampir jatuh ke bawah ranjang. Aku masih tetap menahan tubuhnya sambil terus menyodok penisku di dalam vaginanya tanpa ampun.

Pacarku mencoba menutup mulutnya karena dia tidak bisa menahan kenikmatan ini. Desahan demi desahan cairan kewanitaannya membanjiri vaginanya. Dia pun sudah mencapai orgasme lagi dan lagi.

5D19448271-21231906.jpg

“Sayang aku keluar! Ahhh..” desah pacarku ketika dia mengalami orgasme dan membuat vaginanya semakin menjepit.

Ada sensasi aneh dari penjepit di klitorisnya, rasanya vaginanya semakin kuat menjepit penisku yang bergerak keluar masuk di dalam tubuhnya. Rasanya jauh lebih enak walaupun pacarku merasa tidak begitu nyaman. Aku mungkin melakukannya sesekali di momen tertentu karena ini benar-benar nikmat.

Tubuh Valerie sudah jatuh di atas lantai dan dia sudah pasrah. Membalikan tubuhnya aku berjongkok di atas vaginanya dan menggenjotnya dari atas. Pacarku memberikan ciuman mesra dan aku langsung membalas ciuman itu. Kita membagikan saliva dan pacarku menelan semua saliva yang aku berikan ke dalam mulutnya.

“Aaah enak sayang ahh..” pacarku semakin kencang berteriak dan mendesah.

Mempercepat ritme genjotanku rasanya aku mau mencapai klimaks, aku sudah tidak bisa menahan kenikmatan ini. Aku mau keluar.

0719448720-21231940.jpg

Hentakan demi hentakan, aku semakin dalam menyodok pacarku yang sudah tampak lemas dengan wajah kemerahan. Dengan sisa tenaganya dia masih membalas pelukanku dan aku sudah tidak kuat menahan. Aku langsung menembakan maniku di dalam vaginanya.

Mengambil nafas aku mengarahkan penisku ke dalam mulutnya dan pacarku dengan senang hati membersihkan dan menelan habis air mani yang menempel di penisku. Lidahnya bergerak menyusuri batang penisku dan mulai memanjakan testis di dalam mulutnya yang hangat dan basah.

“Sayang aku cabut ya,” kataku setelah kita sudah puas bercinta dan duduk di atas ranjang.

“I-iya.. ahhh sakitt sayang,” teriak pacarku ketika aku mencabut jepitan di puting kirinya.

Melanjutnya mencabut jepitan di puting kanan dan klitorisnya terlihat banyak daerah di tubuhnya yang tampak kemerahan, dia benar-benar aku genjot secara kasar. Meski begitu dia malah memeluk dan berkata kalau dia senang memuaskan fantasiku, aku pun senang mendengar hal itu.



Hari ini adalah hari terakhir kita bermalam disini dan aku sudah menyewa sebuah studio khusus untuk aku dan pacarku. Pacarku tidak tahu apa yang ada dibalik pintu ruangan ini dan hanya bisa pasrah sekaligus senang karena penebusan hukumannya sudah selesai. Dia bisa bernafas lega setelah kesalahan yang pacarku lakukan.

“Sayang aku tutup ya mata kamu,” kataku memasangkan penutup mata.

Mengarahkan pacarku masuk ke dalam studio terasa ruangan begitu dingin, aku yang hanya melihat isi ruangan secara online hanya bisa terkesima dengan peralatan dan mainan yang tersedia di ruangan ini, tidak lupa ada sebuah kamar mandi yang terhubung dengan ruangan ini.

Membawa pacarku ke sisi ruangan aku mulai kedua tangan pacarku ke atas dan kekiri seperti huruf Y. Setelah mengunci kedua tangannya aku membuka penutup mata pacarku dan pacarku tampak terkejut namun sudah bisa mengharapkan apa yang akan terjadi.

BA165457545-14012227.jpg

“Sayang aku mulai ya,” kataku memulai hukuman.

Pacarku mengangguk memberikan lampu hijau. Aku lalu mengarahkan tanganku dan meraba-raba tubuhnya yang hanya berbalut lingerie hitam yang tipis. Setiap area tubuhnya kusentuh dan kumanjakan yang membuat pacarku terus bergoyang ke kanan ke kiri.

“Aaah gelii sayang.. ahh jangan ahh geliii..” desah pacarku setiap tanganku menyasar tubuhnya.

Membalikan tubuhnya dan kembali mengunci kedua tangannya aku mulai berlutut dan mengarahkan wajah ke arah selangkangannya. Area bawahnya yang sedikit terbuka memudahkan diriku untuk menjilati area intimnya dan mendorong lidahku ke dalam vaginanya. Aku melakukannya berulang kemudian melepaskan ikatan di tangannya.

85165457321-14012252.jpg

“Sayang kamu tahu ini buat apa kan?” tanyaku kepada pacarku.

Pacarku memberikan senyuman karena tahu ini adalah sebuah momen yang dia sudah tunggu sejak lama, “itu suntikan buat douche-kan? Kamu pasti udah gak sabar buat anal aku.”

Aku membalas senyumannya dan meminta pacarku untuk bersiap. Mengisi suntikan besar itu dengan air hangat aku meminta pacarku untuk berjongkok sebelum aku mengarahkan suntikan itu ke arah bibir anusnya.

Aku merasa bibir anusnya dengan lembut. Dia menggelinjang geli seiring jemariku bergerak untuk membiasakan dirinya. Meskipun dia terlihat geli ada semacam ketakutan namun dia benar-benar ingin melakukan ini.

“Aku mulai ya sayang,” kataku mendorong ujung suntikan itu masuk.

“Aaah..” pacarku mendesah karena sesuatu masuk ke dalam lubang anusnya.

Terus memasukan isi air hangat itu ke dalam anusnya, pacarku secara mandiri melakukannya sendiri dan menunjukan padaku kalau dia melakukan ini dengan senang hati tanpa paksaan. Dia menampilkan pose yang lebih berani ketika memasukan air hangat ke dalam tubuhnya.

55165457350-14012314.jpg

“Kayaknya udah sayang, perut aku udah gak enak,” kata pacarku terlihat tidak nyaman.

“Sini aku pegangin sayang, tahan ya, jangan didorong,” kataku sambil melingkarkan tanganku di pinggulnya.

Aku membawa pacarku ke dalam kamar mandi dan menyuruh untuk membuka lebar kakinya di atas kloset dan mengarah tubuhnya ke dinding sehingga aku bisa membantu membersihkan area bawah tubuhnya.

Kembali mengisi suntikan itu dan mendorongnya ke dalam lubang anusnya, pacarku terus merintih karena rasa tidak nyaman di perutnya. Setelah beberapa saat dia mulai melepaskan isi di dalam perutnya dan aku turut membantu menahan tubuhnya.

“Kamu udah enak sayang?” tanyaku pada pacarku.

“Iya sayang, jauh lebih enak. Rasanya kayak lebih enteng gitu badannya,” kata pacarku yang berkeringat membasahi seluruh tubuhnya.

Kita menghabiskan banyak waktu di dalam kamar mandi karena pacarku ingin benar-benar bersih ketika kita melakukannya pertama kali. Lingerie di tubuh pacarku aku lepaskan karena sudah basah oleh keringat dan berganti ke lingerie berwarna merah tanpa bawahan.

“Sayang kamu udah boleh perawanin pantat aku,” kata pacarku menggoda.

5F165459191-14012655.jpg

Membalas perkataannya aku mulai mengarahkan tubuhku di belakang tubuhnya. Jantungku terasa berdebar, aku mulai menuangkan cairan pelumas di penisku dan menuangkannya di area pantatnya.

Aku mulai memasukan jariku ke dalam lubang pantat pacarku. Rasanya begitu sempit dan menggenggam jariku begitu kuat. Aku terus memaju mundurkannya sampai dia merasa rileks sebelum mendorong jari tengahku masuk.

Kedua jariku bergerak maju dan mundur. Cairan kewanitaannya menetes dari vaginanya dan membasahi lantai. Aku pun terus bertanya bagaimana rasanya kepada pacarku, dia berkata kalau awalnya agak sakit namun dia sudah merasa enak dan nyaman.

Memastikan pacarku sudah merasa percaya diri aku lalu bergerak mendekati pantatnya, penisku yang sudah dilumuri oleh pelumas ku arah tepat di lubang anusnya. Aku pun memastikan sekali lagi sebelum mendorongnya masuk.

“Aku masukin ya sayang,” kataku sambil menempelkan kepala penisku di lubang anusnya.

“Iya sayang.. mmpphh.. ahhh sayangg ahh..” pacarku berteriak ketika kepala penisku mencoba menjebol lubang anusnya yang sempit.

Dia membalikan wajahnya ke arah belakang dan memperhatikanku. Aku kembali lagi mendorong penisku masuk semakin dalam. Sekarang sudah setengah dari batang penisku yang masuk dalam lubang anusnya.

“Aaah.. sayang.. tahan sebentar ahh..” kata pacarku mencoba beradaptasi.

Memastikan pacarku sudah merasa nyaman aku mulai memaju mundurkan setengah penisku yang masuk. Menambahkan pelumas di batang penisku aku semakin mendorongnya masuk ke dalam yang membuat pacarku mengangkat tubuhnya merasakan sensasi.

Aku memulainya dengan gaya doggy style, posisi yang sesuai untuk pemula dan memberikan kenyamanan kepada pasangan. Memaju mundurkan tubuhku penisku mulai dapat bergerak maju dan mundur. Semakin cepat, pacarku terus mendesah dan rasa sakit berubah menjadi kenikmatan.

“Aaah enak sayang.. aku suka.. aku suka anal sex,” racau pacarku.

“Iya sayang aghh.. enakk..” kataku tidak bisa menutupi kenikmatan ini.

Melepaskan atasan lingerie aku mulai menaikan tubuhku di atas tubuh Valerie yang nyaris telanjang. Aku meremas tubuhnya dan memberikan rangsangan di titik sensitif tubuhnya. Pacarku mengalami orgasme dan semakin banyak cairan keluar dari vaginanya.

Ini terasa berbeda dibandingkan bercinta lewat vagina, sensasi jepitannya jauh berbeda dan aku bisa merasakan penisku dapat masuk seutuh ke dalam anus pacarku. Walaupun pacarku terus merintih lama kelamaan pacarku senang dan menikmati ini.

5C16552845-14013059.jpg

Memaju mundurkan penisku aku sudah tidak kuat menahan kenikmatan ini. Aku mencapai klimaks. Mempercepat ritme hentakanku aku mulai mendorong penisku semakin dalam. Penis berkedut dan aku ingin menembakan maniku di dalam anusnya.

“Sayang aku mau keluar,” racauku.

“Iya sayang ahhh kita bareng keluarnya.. ahh..” pacarku yang kembali mencapai orgasme.

Mempercepat ritme hentakanku aku terus meremas dadanya. Sekarang pacarku mulai berani untuk ikut dalam mengatur ritme permainanku dan ikut memaju mundurkan pantatnya. Aku sudah tidak bisa menahan lagi.

“Sayang aku keluar!” aku mendesah dan menumpahkan maniku di dalam anusnya.

“Aku keluar ahhh..” desahan pacarku merasakan maniku mengisi pantatnya diikuti oleh gelombang orgasme.

Pacarku kemudian tersungkur ke depan dan mengambil nafas merasakan kenikmatan ini. Aku langsung mendekatinya dan mengangkat tubuhnya diatas tubuhku dan memeluknya. Memberikan ciuman mesra kita pun berpelukan dan merasa puas. Ini adalah momen yang sangat berharga untuk kita.

FB16552603-14013035.jpg

Valerie yang sudah lelah pun kuangkat ke ranjang dan membiarkannya beristirahat. Aku menemaninya tidur dan memeluknya tidak lupa menyimpan bantalan berisi air hangat diatas perutnya agar dia merasa nyaman.

“Thank you ya sayang, aku benar-benar cinta kamu,” kataku berbisik di telinganya.

Pacarku yang sudah memejamkan matanya memberikan sebuah senyuman dan kubalas dengan ciuman lembut di pipinya. Penebusan atas hukuman sudah selesai dan kita akan memulai perjalanan baru kita.
 
Teaser Bonus

“Coba kalian lihat halaman 114-116 disitu ada penjelasan kenapa PDB (Produk Domestik Bruto) itu penting sebagai acuan kemajuan negara,” kataku menjelaskan.

Melirik ke arah murid “bimbingan” di depanku, mata mereka terlihat fokus kepadaku tidak kepada buku yang ada di mejanya. Setiap aku melangkah pandangan mereka terfokus kepada tubuh atasku.

“Duh kalian ini dibaca dong,” kataku dengan nada tinggi lalu aku duduk di atas meja.

“M-maaf Kak, gagal fokus. Hehe” kata seorang murid cowok.

“Iya Kak, mata aku cuman bisa fokus kalau ngeliatin kakak,” timpal murid lain dan diikuti anggukan oleh murid lainnya.

EB171211497-25021724.jpg

Menarik nafas aku memberikan senyum nakal. Ini adalah satu caraku untuk menghabiskan waktu sepulang kuliah ketika pacarku sibuk dengan pekerjaannya atau teman-temanku sedang ada kesibukan lain yaitu dengan memberikan sebuah kelas bimbingan. Aku pun mendapat tawaran untuk memberikan sebuah bimbingan ekonomi untuk beberapa murid cowok yang terkenal nakal di sekolah. Aku juga diminta untuk “mendisiplinkan” mereka.

“Kalian ini di kelas ketinggalan, di bimbingan gagal fokus duh gimana nih. Ngomong-ngomong panas ya kelas kalian, gerah deh,” kataku.

Mendapatkan sebuah pikiran nakal aku langsung beraksi dan melirik ke arah cowok-cowok bimbinganku. Rasanya aku ingin memberikan mereka kejutan untuk memotivasi mereka. Setidaknya membuat mereka benar-benar mengikuti kelas bimbinganku.

“Wowww..”

“Mantapp..”

Mata mereka melotot melihat aksiku yang melepas kancing blazerku. Mulut mereka terbuka lebar diikuti air liur yang membasahi mulut mereka.

5F171211682-25021816.jpg

“Oke kalau kalian bisa ngejawab quiz dadakan, Kakak bakal hadiah untuk kalian,” kataku diikuti sorak-sorakan bersemangat entah apakah mereka bisa menjawab pertanyaan yang nantinya kuberikan. “Oke kita mulai ya, siap-siap!”



Membuka kaitan bra, aku melirik ke arah mereka dan tampak mereka diam mematung dari sebelumnya penuh bersemangat. Mata mereka terfokus ke area dadaku yang masih bersembunyi di balik telapak tanganku. Tubuhku berkeringat dan terasa begitu panas, aku begitu bergairah.

“Yang bisa jawab quiz ini boleh bawa bra ini buat oleh-oleh kalian,” kataku dan mereka berlomba-lomba menyelesaikan soal yang baru saja kuberikan.

CA171214880-25022627.jpg

Melihat ke arah diriku hanya tersisa stocking dan celana dalam yang melekat di tubuhku. Apakah nantinya aku akan berakhir dengan telanjang bulat di depan mereka? Duh rasanya bikin deg-degan, aku harap sih mereka puas ngeliatin tubuhku aja, atau mungkin untuk satu orang yang beruntung bakal dapat hadiah utamanya, hihi.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd