-------------------------------------------------------ooOoo------------------------------------------------------
Cerita 225 – TTM [Tetangga-Tetangga Mesra/Mesum]
Kasus 10: Anak Pak Lurah..!
Andini
Seminggu sudah aku tinggal di kontrakan Pak Lurah dan seminggu pula aku menjalin affair dengan Yuli.. istri Pak Lurah.
Hampir setiap hari aku ber-ML-ria dengan Yuli.. siang malam..
Bahkan waktu Pak Lurah rapat di kabupaten aku ngentot sampai 7 kali dalam sehari.
Kami sangat menikmati hubungan ini terlarang. bahkan sempat terpikir untuk kawin lari segala.
Tapi.. semuanya jadi berantakan setelah Anak Pak Lurah yang kuliah di salahsatu PTS di kota malang pulang ke rumah.
Nah.. Dua hari sudah kontolku tidak dijepit memeknya Yuli.. sangat kangen sekangen-kangennya..!
Setiap hari melihat.. bertemu dan bertutur sapa tapi tidak bisa memeluk.. mencium apalagi bercinta..!
Andini memang cukup cantik.. langsing dan berkulit putih bersih tapi Tocil.. –Toketnya keCil–
Bertolak belakang dari tipe idamanku yang wajib Toge..! Hehehe..
Walau sebel.. aku berusaha untuk bersikap biasa saja, menyapa secukupnya dan jaga jarak.
Namun keadaan berkata lain..
Siang itu aku dimintai tolong Yuli mengantarkan Andini ke terminal.. agar tidak lagi mengganggu hubungan kami.
Dengan antusias aku mengiyakan saja. Dalam perjalanan itu kami tidak banyak mengobrol bahkan terkesan diam.
“.. Sentuhlah dia tepat di hatinya dia kan jadi milikmu selamanya, sentuhlah dia dengan ..”
Sepenggal lagu keluar dari Hapenya.. dan dengan cepat Andini mengangkatnya.
Aku tidak tau siapa yang menelepon dan apa yang dibicarakan..
Tapi seketika itu mimik wajahnya berubah layu dan pucat. Disusul tetes air mata yang mengalir ke pipinya.
Aku pun menghentikan laju mobil dan menepikannya di depan sebuah Cafe.
“Kamu kenapa Din..?" Tanyaku sok perhatian. Padahal aku senang melihatnya menangis.
Karena telah membuat kontolku menangis..! Heheheeee.. Andini tidak menjawabnya..
Sambil sesenggukan menangis dia bersandar di pundakku dengan airmata yang tak henti-hentinya menetes.
Lama-lama aku merasa kasihan dan terus berusaha menenangkannya dengan mengajaknya masuk ke dalam Cafe.
“Aku sudah tidak berarti lagi Mas, mending aku mati aja..” katanya sesenggukan.
“Emang kenapa..?” Tanyaku heran.
“Pacarku mutusin aku dan akan menikah dengan orang lain..” jawabnya terisak.
“Ooo.. ya udah.. jangan menangis, kan masih banyak cowok yang lebih baik..” jawabku sok bijak.
“Aku sudah tidak berharga lagi Mas, aku sudah tidak .. tidak perawan lagi..” jawabnya ragu.
“Kok mikir gitu..? Janda beranak aja banyak yang ngejar-ngejar kok..!” Ujarku berusaha membangkitkan semangatnya.
Andini terdiam. Aku tidak tau apa yang dipikirkannya..
Tapi perlahan isak tangisnya mereda dan memakan sedikit demi sedikit makanan yang sudah kami pesan.
Setelah selesai makan tiba-tiba Andini mengejutkan aku bahwa dia tidak mau balik ke kampusnya dulu..
“Mas, mau menemani aku gak..?” Tanya Andini mengejutkanku.
“Ini kan sudah aku temani..” jawabku singkat.
“Maksudku, satu atau dua hari gitu, kalau gak sibuk tentunya..” Katanya memohon.
“Iya deh, satu bulan juga gak apa-apa..” jawabku sambil tertawa.
“Bener..?? Terus bagaimana kalau pacar Mas lihat jalan ama aku..?” Tanya Dia memancing.
“Udah.. jangan bilang gitu.. kamu butuh teman pasti aku temani..” jawabku sambil mencubit pipinya.
“Pasti ujung-ujungnya ngegombal..” jawabnya jutek.
“Emang kamu mau ditemani ke mana..? Aku gak mau lho menemani tidur..!” Kataku bercanda.
“Iiihhhh.. Ge-eR banget..! Enakan juga tidur sama guling..” jawabnya selengean.
“Guling kan gak punya tit-tit..?” Jawabku memancing.
“Iiihhhh.. jorok, awas aku aduin bapak..!” Ancamnya.
“Males ah, kenapa gak ber-adu sama kamu aja..? Aku siap kok menjadi pacar seharimu..”
Jawabku iseng sambil aku genggam jemarinya.
Sesaat Andini terdiam.. tangannya mendadak dingin dan berkeringat dengan ekspresi yang gugup.
“Kamu kenapa..? Kaya ABG aja.. baru dipegang begini aja udah panas-dingin.. apalagi kalau aku pegang yang lain..?”
Tanyaku.. membuatnya tersadar dari lamunannya dan mendadak menaik tangannya.
“Aah.. udahlah, jangan ngelantur.. aku cuma ingin menenangkan diri saja, cari tempat yang enak dong..?”
Jawabnya memanja.
“Ya udah.. aku tau tempat yang asyik.
Dijamin kamu lupa ama cowokmu dan mungkin juga lupa daratan..” kataku.
Tanpa menunggu jawabnya aku menggandeng tangannya masuk mobil dan langsung menuju Tuban.
Ke rumah temanku yang bisa dibilang kosong ditinggal kerja di Kaltim.
Sekitar 45 menit aku sampai juga ke rumahnya.
Di sini aku biasa mengadakan seks-party kalau temanku berada di rumah.
Layaknya di rumah sendiri, aku langsung memasukkan mobil ke garasi dan menemui Marni..
–Pembantunya..– untuk meminta kunci.
Aku pun lantas membawa Andini menuju ruang bawah tanah dengan mata tertutup.. agar doi mendapat surprise.
“Ini di mana Mas, kok seperti diskotik..?” Tanya Andini heran
“Anggap aja rumah sendiri.. ayo kita nikmati.. kataku sambil menuangkan sebuah minuman racikan sendiri.
–Dengan bubuhan obat perangsang juga tentunya.. hehehe..–
Aku lalu memutar DVD Music-Playboy di layar lebar yang berada di depanku.
Lagunya slow.. tapi video klipnya romantis dan hot dengan model berbikini yang saling bermesraan.
Ruangan yang redup seakan mempertegas keromantisan kami.
Hanya butuh 10 menit.. obat perangsang tersebut sudah mengambil alih kesadarannya.
Tanpa sadar kini tangan kanan Andini berada di jepitan kedua pahanya.
Sepertinya jemarinya menggelitik dan mengelus memeknya yang masih terbungkus celana.
Secepat kilat aku menyambar tubuhnya hingga terjatuh di sofa dan langsung aku tindih.
“Aku bantu ya, biar lebih berasa nikmatnya..?” Tanyaku padanya.
Satu per satu aku lepaskan dan melempar semua pakaian yang melekat di badan.. termasuk CDku..
Kemudian melepaskan bajunya. Awalnya doi menolak dan coba mengelak.
Tapi sesaat setelah melihat kontolku yang menggantung panjang..
Andini jadi pasrah dengan memek membelah merah.
Tanpa menunggu persetujuannya aku langsung mengambil posisi 69 dan action..! Slrupp.. clrupp..!!
Bibirku mengisap dan menggigit bibir vaginanya yang gundul tanpa rerumputan hitam yang biasanya menghiasi.
Aku buka memeknya dengan jari-jemariku dan lidahku langsung meliuk di lekuk rongga memeknya.
Sudah bisa ditebak bagaimana rasa nikmat dan geli tersaji secara bersamaan..
Apalagi dengan adanya obat perangsang yang sudah diminumnya.
Erangan dan desahan Andini mulai begitu ramai dan keras terdengar.
Hmmm.. ruangan ini memang cocok untuk mengekspresikan desahan dan rintihan kenikmatan.
“Aaahh.. oougghh.. Maasssss, geliiii.. Geliii.. lagiii.. lagiiiiiii lebih dalam Mass.. Hmmmm.. mmmmm..
Ohhhh Masshhh.. memekku berasa ada kembang apinya Mas..” teriak kecilnya berkali-kali.
Suaranya semakin keras seiring dengan kocokan lidahku yang semakin cepat mengobok-obok beceknya memek.
Seperti ingin membalas..
Andini memperlakukan kontolku dengan jilatan.. gigitan.. isapan dan kocokan yang semakin liar.
Bahkan lidahnya tidak segan-segan menyusur hingga anusku.
Errrrrghhhh..!!
Kakiku dibuat mengejang olehnya, kontolku semakin berasa panas dan mengeras..!
“Aaahhhhh.. teruusss Diiiinnnn.. enak banget sepongan kamu..!!
Jangan berhenti.. ya.. masukin semakin dalamm.. mmmm..!!”
Andini menuruti perkataanku dengan mengisapnya semakin kuat dan semakin dalam..
Hingga lembut dan hangat tenggorokannya aku rasakan di sela-sela tarikan nafasnya..!
Sungguh lebih nikmat daripada memek.. mungkin..
Tapi aku gak tega melihat wajah Andini begitu pucat.. terengah dan tersedak sejadi-jadinya.
Sepintas aku melihat Marni sedang mengintip aksi kami dari pantulan sebuah cermin.
Awas aja nanti..! Ancamku dalam hati..
Aku lantas meminta Andini untuk menungging di sofa..
Slepp.. slepp.. slepp.. slepp.. perlahan kontolku aku gesek-gesekkan ke bibir memeknya.
Dan sesaat sebelum aku masukkan kontolku ke dalam belahan memeknya..
kusempatkan melumuri kontolku dengan madu.. juga ke dalam memeknya.
Ini aku lakukan karena memeknya masih sangat sempit.. walau sudah tidak perawan lagi.
Lalu.. Slebb.. Jlebb..!! Dengan sekuat tenaga aku hentakkan kontolku ke dalam memek basahnya..
Erggghhhh..!! Namun ternyata masih begitu susah.. “Aaahhhh.. auww.. auww.. auww..!!” Rengeknya memanja
Slebbb.. clebbb.. jlebb..!! Aku terus berusaha sedikit demi sedikit.. maju-mundur terus dan teruusss..
BLESSP-BLESSP-BLESSP-BLESSP-BLESSP-BLESSP..!! Aku memompa memeknya dengan semangat 45..!
Tidak mempedulikan teriakan dan erangannya yang sebenarnya sangat keras.
Bahkan karena gemas.. aku sempat meremas toketnya dengan keras..
Memilin putingnya dan sesekali memukuli pantatnya layaknya di film bokep barat.
“Aahhh.. aahhh.. aahh..aahh aahhhhh.. AAHHH.. HHHH..!!” Pekik dan erangan Andini semakin menjadi-jadi.
Dan itu membuatku semakin ingin 'mengasarinya'.
Mumpung sedang di ruang kedap suara.. gumamku dalam hati.
Untuk menambah sensasi.. aku masukkan jari tengahku ke lubang anusnya yang terlebih dahulu aku tetesi madu.
Aku tidak mempedulikan apa yang dirasakan Andini.. apakah sakit ataukah nikmat..
Karena vodka semakin mengambil alih kesadaranku.
Dua lubangnya aku kocok bersamaan.. batang kontolku di liang memeknya dan jari tengahku di lubang anusnya.
“Ayo sayaanngg.. puaskanlah aku.. hari ini kau adalah milikku..!!” Kataku dengan nada keras.
“Aahhh.. aaampuun Mas, aku gak kuaaaaattttt..!!” Jerit Andini meluapkan emosinya.
Entah sudah berapakali Andini mencapai orgasme aku tidak mempedulikannya.
Selama aku belum nyemprot.. aku tidak akan berhenti menggoyang memek dan anusnya.
Ahhhhh.. nikmatttnyaa..!! Batang Kontolku serasa dicengkeram erat oleh daging hangat nan membasah.
Beberapa saat setelah reda getaran tubuhnya akibat terpaan orgasme.. Andini memintaku duduk di sofa.
Lantas dengan gerakan gemulai dan tatapan mata sayu Andini bergerak menaikiku.. mengangkangiku.
Ahh.. rupanya ia ingin menaruh pantatnya di atas kontolku.
Benar saja.. perlahan namun pasti Andini mengarahkan kontolku ke liang memeknya.. seolah akan mendudukinya.
Slebb..! Meleset sekali.. duakali.. dan tak lama.. blessepp.. kurasakan kontolku seperti memasuki ruang yang sempit..
Rasanya sangat peret.. seolah mencengkeram namun basah licin.. dan hangat.
Slebbb.. jlebb..!! Ia mencobloskannya makin dalam ke belahan liang memeknya..
Hingga seluruh batang kontolku membenam masuk.. kembali tertelan oleh rongga hangat berlendir itu.
Uhhhh..!! Ada rasa hangat dan basah ketika kontolku masuk ke dalamnya. Dia kini yang mengontrol gerakan.
Dengan cepat aku meraih tubuhnya agar tak rebah.. dan tak lama kemudian ..
Andini dengan bertumpu pada kedua kakinya mulai menaik-turunkan pantatnya dengan gemulai.
Sehingga kontolku yang berada di bawahnya bergerak keluar-masuk di liang memeknya..
Aku hanya bisa mendesah keenakan dan sesekali ikut irama pantatnya dengan mengangkat pantatku.
Andini yang ’tidak dalam keadaan sadar’ akibat obat perangsang.. mungkin tak sadar..
yang dilakukannya itu benar-benar terjadi seperti yang diinginkannya.. atau di luar kesadarannya.
Tak lama berselang.. kulihat Andini mengangkat dan menurunkan pantatnya berulang-ulang.. makin bersemangat.
Uhhhh..!! Semakin kurasakan kenikmatan penuh sensasi ini. Clebb.. clebb.. clebb.. clebb.. clebb..!!
Andini terus dan terus menaik-turunkan pantatnya berulang-ulang. Sesekali dia tidak mengangkatnya..
Namun memutar dan menggoyang-goyangkannya di atasku. Kemudian diangkatnya lagi.. terus dan terus.
”Ahhhh.. ohhh ohhh ohhh.. mass.. enakkk bangettthh masshhh.. ahhh.. ahhh..!!”
Desahan yang keluar dari mulutnya semakin tidak teratur.. terengah-engah.
Diselingi dengan desisan disertai lenguhan dan kata-kata yang tak jelas.. terdengar di telingaku.
Menit demi menit berlalu.. kurasakan Andini kulihat semakin liar tak terkendali..
Kini Andini tampak menggoyang-goyangkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan.
Ia menggoyang-goyangkan pantatnya naik-turun.. maju-mundur..
seakan hendak menggilas batang kontolku dengan pantatnya.. meremas-remasnya..
Seakan kenikmatan yang tiada tara sedang melandanya.
Kutatap ke atas.. tampak wajahnya tengah menengadah.. seakan-akan sangat menikmatinya.
Payudaranya yang putih dan ranum dengan putingnya yang mengeras.. coklat kemerah-merahan..
Memancingku untuk memegang dan meremas-remasnya..
Agar kenikmatan yang aku dan dia alami dapat lebih puas dan paripurna.
Tak lama kemudian ia memelukku.. menindihkan badannya di atas tubuhku.
Sambil tak henti-hentinya menggoyang-goyangkan pantatnya.. terus.. terus.. dan terus..
Ketika kurasakan cengkraman pada kontolku semakin keras.. "Ungghhh..!!" Ia melenguh.
Ketika kurasakan adanya goncangan dari tubuh Andini.. "Errgghhh..!! Aku menggeram.
Ketika kurasakan adanya jeritan dan rintihan yang keluar dari mulutnya.. ""Auwwghhhh..!!"
Ketika kurasakan adanya getaran yang melanda tubuhnya... "Ouwwhhhhh..!!"
Entahlah.. mungkin ini sensasi ngentot terliar yang pertamakali dia rasakan.
Namun bagiku ada kenikmatan tersendiri ketika melihat raut wajah kepuasan tergambar di matanya.
Ketika kulihat dia menengadahkan kepalanya dengan menjerit dan merintih..
Menandakan telah dicapainya titik klimaks yang diinginkannya.
”Ngggg.. aaahhhh..!!” Andini menjerit kecil.. sepertinya dia sudah mencapai orgasmenya lagi.
Ia lantas menjatuhkan badannya di atas dadaku.. memelukku dan menciumiku..
sambil mengeluarkan suara desahan yang makin membuatku terangsang.
Aku biarkan sejenak.. hanya kontolku yang masih tegar kukedut-kedutkan.. sambil membalas pelukannya.
Aku yang belum merasa puas dan belum klimaks dari persetubuhan ini.. jelas ingin mendapatkan lebih.
Perlahan kurebahkan tubuh Andini di sofa.. lalu kini berbalik aku berada di atasnya.
Andini sepertinya berusaha mencegahku.. mungkin merasa bahwa ia belum siap setelah orgasmenya tadi.
Namun aku tak peduli.. segera saja kuarahkan lagi moncong kejantananku ke lubang memeknya. Slebb..!!
Blessepp..!! Kontolku kembali menerobos memeknya.. selagi lubang itu masih dalam keadaan licin.
Ehmm.. dapat kurasakan kini kontolku jadi lebih hangat dari sebelumnya di bekapan liang memeknya.
Jlebbb.. aku mendorong lagi kontolku.. membenamkannya masuk hingga ke pangkalnya.
Slebbb..!! Pelan-pelan kudorong tarik dengan menaikkan dan menurunkan pantatku..
sehingga kontolku otomatis keluar-masuk makin tegas..
Bergesek-gesek nikmat dengan dinding liang memeknya semakin lama semakin cepat.
Tampaknya Andini mulai kembali lagi merasakan kenikmatan. ”Ohhh ohh ohhh masshhh.. cepetin ohh..!!”
Desahan-desahan dan lenguhan-lenguhan mulai menghiasi lagi suara-suara yang keluar dari mulutnya.
Dengus napas tak teratur mulai terasa lagi. Jlebb-jlebb-clebb-crebb-crebb-clebb-clebb-clebb..!!
Aku makin ganas mengocok-ngocokkan kontolku di dalam memeknya. Membuatnya semakin terlena.
Kunaik-turunkan pantatku.. mengocok-ngocokkan kontolku di dalam memeknya.. cepat dan semakin cepat.
Kutindih badannya dengan badanku.. memeluknya erat.. diselingi ciuman-ciuman ganas di sekujur tubuhnya..
Di bibirnya.. di lehernya.. di dadanya.. di belakang telinganya..
Kadang aku menyentuh.. meraba payudaranya.. meremas-remasnya.. memainkan putingnya.
Memelintirkannya dengan mulutku.. dan kadang menggigit pelan keduanya bergantian.
Dan itu jelas semakin membuatnya kalang kabut tak karuan.
Tak pelak ia menggelinjang-gelinjangkan badannya.. menggeleng-gelangkan kepalanya kanan kiri.
Muncul ide isengku .. ketika sedang asyiknya memaju-mundurkan kontolku di liang memeknya..
kemudian dengan tiba-tiba aku menghentikan kegiatanku tersebut.
”Ahhhh masshhhh..!?” Andini memberikan reaksi dengan menjerit perlahan..
Seolah memprotes akan apa yang aku lakukan. Aku meringis melihat reaksinya.
Ia seolah memohon agar aku melanjutkan apa yang telah aku lakukan.. menggenjotnya kembali.
Aku mengiyakannya.. namun aku memintanya untuk membalikkan badannya..
Kembali aku menyuruhnya untuk menungging. Ya.. posisi favoritku.. doggie style..!!
Ia menurutiku.. kemudian membalikkan badannya menungging.. lantas mengangkat pantatnya membelakangiku..
Dan aku segera mengarahkan kontolku dari belakang menuju ke lubang memeknya.
Tanpa menunggu lama.. kumasukkan kontolku ke dalam memeknya dengan segera.
Slebb.. jlebb.. blesskk..!! Perlahan kudorong kontolku kembali menyeruak belahan memeknya.. masuk sekaligus..!
”Ouwghhh..!!” Andini menjerit tertahan.. mungkin kaget merasakan sentakan dari kontolku yang tiba-tiba.
Aku tersenyum kemudian menariknya perlahan.. tampak Andini terpejam menikmati gerakanku.
Kupeluk tubuhnya dari belakang.. aku ingin menikmati sekujur tubuhnya tanpa ada yang terlewatkan.
Clebb.. clebb.. clebb.. clebb.. clebb..!! Kumaju-mundurkan pantatku..
Agar kontolku yang berada di dalam liang memeknya bergesekan dengan dinding licin memeknya keluar-masuk.
Kupeluk sambil menciumi punggungnya.. kupegang dan kutangkup payudaranya dari belakang.
Meremas-remasnya dengan kasar.. dan tidak ada penolakan apalagi perlawanan dari Andini.
Kadang tanganku menarik rambut panjangnya yang tergerai.. berusaha memalingkan mukanya agar menghadap diriku.
Kusorongkan bibirku agar Andini merasakannya menciumi bibirku.. mengadu lidah dengannya.
Andini seakan mengerti keinginanku.. dia juga sepertinya ingin mendapatkan sensasi lebih..
yang mungkin pernah didapatnya dari mantan kekasihnya dulu.. namun tidak dapat memuaskannya.
Entah berapa lama kami melakukan itu. Kuakui memang.. bila dilakukan dari belakang..
rasa cengkeraman lubang memek terhadap batang kontolku semakin keras.. seperti lebih berat untuk dimaju-mundurkan.
Ia semakin ganas menggoyang-goyangkan pantatnya ke kiri dan ke kanan..
agar cengkeraman terhadap kontolku mungkin menjadi-jadi.
Aku kadang menepuk-nepuk dan meremas-remas pantat bulat dengan pinggang kecil ini..
lalu menciumi punggungnya lagi.
Beberapa saat berselang kembali kutarik kepala Andini.. merengkuhnya agar aku dapat menciuminya lagi.
Mungkin kalau ada yang menyaksikan.. aku sepertinya sedang menyiksa gadis ini.
Tersenyum aku membayangkannya.. sementara peluh sudah bercucuran membasahi tubuh kami berdua.
Jlebb-jlebb-jlebb-jlebb-clebb-clebb..!! Aku terus menggenjotnya.. terus.. dan terus.
Hingga beberapa waktu kemudian kurasakan denyutan-denyutan di ujung kontolku.
Ergghhh..!! Sepertinya lava panas siap memancar.. memuncratkan seluruh isinya.
Sementara kurasakan Andini juga sepertinya akan mengalami hal yang sama.
Dan benar saja.
Setelah hampir satu jam aku menggoyangnya.. baru kurasakan tanda-tanda kontolku akan ejakulasi.
Clebb-crebb-crebb-crebb-clebb-clebb..!! Aku semakin mempercepat kocokanku.. cepat dan semakin cepat.
”Nggghhh aaahh ah ah ah ouwhhh.. ouwhh..!!” Andini makin riuh.
Kulihat di juga sudah mendesah-desah tak karuan.. Ya.. ia juga sedang menjelang orgasmenya.–Lagi..–
PLAKK-PLAKK-PLAKK PLAKK- PLAKK- PLAKK-..!! “Aahhh.. ahhhh.. aaahhhh.. hhhh.. Ohh ogh ogghhh..!!”
Semua suara dan bebunyian bercampur di ruang tersebut.. menandakan begitu sengitnya pertempuran birahi kami.
Menjelang detik-detik ejakulasi.. aku mengangkat kaki kirinya tinggi-tinggi hingga membuatnya tersungkur di sofa.
CROT.. CROT.. CROTT.. CRROTT..!! Seluruh spermaku muncrat deras.. tumpah ke dalam memeknya.
Kemudian aku tahan kontolku agar tetap ada dalam bekapan liang hangat memeknya yang berdenyut-denyut.
Sesaat aku memandang cairan yang meleleh di pahanya.
Untuk selanjutnya kurebahkan badanku.. sambil meraih tubuh Andini agar ikut rebah di sampingku.
Andini menempatkan kepalanya di dadaku.. tersenyum kepadaku.. mencium pipiku. Seakan berterimakasih..
Karena telah memberikan kenikmatan kepadanya serta melupakan mantan cowoknya.
Aku memandang wajahnya.. membalas senyumannya.
-------ooOoo-------
Hari itu kami benar-benar berpesta seks dan berpesta Miras.
Entah berapakali aku mengentot memeknya. Aku dan Andini sama-sama mabuk berat.
Hingga keesokan harinya.. aku terbangun oleh tangisan dan isakan Andini yang berada di sebelahku.
Ya.. seperti pada kebanyakan cowok.. hanya rayuanlah yang mampu menenangkannya.
Aku sempat berjanji akan bertanggungjawab apabila dia hamil.
Tapi untungnya.. sampai aku selesai membangun jembatan Andini tidak terlambat bulan.
Dan aku pun kembali Free.. bebas bertualang..!!
Hehehehe..
F(. )I( .)N
------------------------------------------------------ooOoo------------------------------------------------------
End of Cerita 225..
Sampai Jumpa di Lain Cerita .. Adios..