---------------------------------------------------------------------
Cerita 126 – Gairah Sepi
Anita
Halo pecinta cerita dewasa dengan tema cewek berjilbab..
Kali ini akan kuceritakan sebuah petualangan seksualku bersama seorang wanita berjilbab yang kesehariannya sebenarnya sangat alim.
Mungkin kalian tidak akan percaya kejadian ini..
Bahkan aku pun kadangkala tidak bisa mempercayai bahwa aku pernah memadu cinta dengan seorang wanita yang alim.
Oiya.. namaku adalah Erwin.. Saat itu aku masih mahasiswa tingkat akhir di sebuah perguruan tinggi.. berusia 21 tahun.
Wanita itu bernama Ria Febrianita, ia biasa disapa Anita atau Nita.
Wanita yang telah berumur 28 tahun dan telah memiliki anak 1 ini adalah tetanggaku.. rumahnya hanya terpaut tiga rumah dari rumahku.
Suaminya Pak Kirno.. adalah mantan TNI yang kini tak bisa laki banyak beraktifitas..
akibat cedera yang dialaminya ketika melaksanakan tugas militernya di sebuah daerah di bagian timur Indonesia.
Sementara Anita, adalah seorang ibu muda yang energik dan mandiri..
Dia adalah ketua kelompok pengajian ibu-ibu di lingkungan RW tempat tinggalku..
Ia pernah mengenyam pendidikan pesantren entah berapa tahun.. namun di lingkunganku ia dikenal sebagai seorang wanita yang alim.
Setiap hari Jilbabnya tak pernah lepas dari kepalanya.. Pakaiannya lebar tak bebas menunjukkan lekuk tubuhnya..
Walaupun kadang-kadang juga dia memilih busana yang dikenakannya agak sempit dan agak ketat..
hingga menunjukkan bagian tubuhnya yang menarik.. seperti pantat.. pinggul dan payudaranya.
Dia terlihat ramping jika mengenakan setelan daster dan mengenakan jilbab yang dilingkarkan ke lehernya..
sebagian saja yang menutupi dada bagian kirinya.. sisanya tentu saja masih kelihatan.
Wajahnya ayu dengan mata yang sayu.. dan kebiasaannya tersenyum kepada ibu-ibu..
sering aku menyapanya dan menikmati sedikit senyumnya.. bibirnya tipis berisi, hidungnya tidak terlalu mancung, juga tidak pesek.
Aku senang memandangi pipinya yang tampak putih dan agak sedikit memerah, dia memang putih mulus.
Tingginya sekitar 162an cm.. aku masih lebih tinggi sedikit dibandingnya.
Karena dia memang akrab dengan ibuku, aku sering bertamu ke rumahnya..
Jika bertamu dia tetap mengenakan jilbab.. namun yang biasa saja dengan pakaian santai.
Pernah suatu ketika aku datang menemuinya di pagi hari ketika disuruh oleh ibuku.
Dia menerimaku dengan tetap mengenakan jilbabnya.. namun pakaian yang dikenakannya adalah pakaian tidur..!
Sehingga jelas terlihat bentuk tubuhnya.. dia masih ramping walaupun telah melahirkan..
Pantatnya berisi dan pahanya lumayan menyenangkan bentuknya.
Matanya yang sayu serta senyumnya yang anggun berpadu dengan ekspresi wajah baru bangun tidur.. tanpa make up.
Aku sangat gembira dan diam-diam memperhatikan tubuhnya,
Sesekali dia mengetahui kalau aku memperhatikan tubuhnya.. namun dia mengacuhkan dan membuyarkan lamunanku saja.
Suatu malam.. saat aku baru pulang dari acara kongkow bersama teman-temanku.. aku iseng berjalan pelan dan memperhatikan rumah Anita.
Malam cukup sepi waktu itu.. kira-kira jam 1 malam.. aku melihat ada bias cahaya dari ruang tamu Anita.
Kupikir dia belum tidur tentunya.. tidak mungkin itu suaminya, karena suaminya pasti telah tidur jam 9 atau jam 10 tadi.
Jika yang menonton itu adalah keluarganya.. tentu saja bukan.. tak ada orang yang datang ke rumahnya hari ini.
Jika ada.. tentu saja ketahuan.. sebab aku tetangganya.
Akhirnya aku iseng mendekati rumahnya.. dan mengintip apa yang dilakukan oleh Anita.. kenapa dia belum tidur pada larut malam begini.
Samar-samar suara televisi terdengar olehku.. volume televisinya disetting kecil..
Namun di malam seperti ini.. suara seperti itu dapat keluar rumah.. walaupun samar-samar.
Dari dalam kudengar suara desahan demi desahan seorang wanita yang sepertinya sedang menikmati hubungan seksual..
Beberapakali desahan terdengar sangar seksi setika wanita itu mengalami puncak kenikmatannya.
Namun ada yang aneh.. beberapakali suara desahan wanita di televisi diselingi suara desahan wanita yang lain..
Ouw.. mungkin ada dua wanita yang bercinta.. pikirku.. mulai membayangkan sesuatu yang erotis.
Hmm.. heran juga, aku.. ternyata Anita yang kukenal sebagai seorang ibu muda yang alim.. juga senang menonton Video Porno.
Lama kelamaan pendengaranku fokus pada suara-suara yang terdengar samar..
Aku mencari sesuatu yang lebih.. hingga suara desahan wanita yang lainnya dilanjutkan dengan erangan dan beberapa kata.
"Ouchhhh.. ouchhhh enak banget sayang.. pengen digituin..” Blass..! Aku terhentak.. itu suara Anita..!
Akhirnya aku mengintip dari jendela, mungkin dia sedang bercinta dengan suaminya.. Aku penasaran melihat tubuh telanjang Anita..
Tapi aku salah.. dia tidak bercinta.. tak ada seorangpun yang menemainya di sana.. dia sendirian..!
Terlihat dia tengah mengangkang.. membuka pahanya yang lebar sambil menggosok memeknya.
Dia tak mengenakah hijab. Rambutnya ternyata hitam dan sedikit berombak telah tak karuan lagi..
beberapa helai menutupi wajahnya.. dia mengenakan baju tidur merah jambu.. celananya telah lepas.
Wuihh.. pahanya terlihat putih mulus.. berisi dan menggairahkan.
Rasanya aku pingin segera masuk dan membantunya.. pikirku makin penasaran dan tentu saja ikutan horni.
Namun tentu saja aku tidak bisa melakukannya.. dia pasti akan berteriak dan bisa-bisa aku dipergoki massa.
Kulihat dia memulai lagi proses berburu kenikmatannya.. kulihat ia menengadahkan kepalanya ke atas..
lehernya yang putih terlihat olehku.. walaupun tak terlihat jelas.. aku membayangkan di sana ada bulu halus yang dapat kuciumi.
Kedua kakinya diangkat ke atas sambil dimekarkan..
tangan kirinya perlahan menggosok bibir vaginanya sambil bergoyang seperti seorang wanita sedang menari streaptise.
Dia mulai keenakan.. tangan yang satunya mulai mempermainkan dadanya sendiri dari luar.. kulihat dia mengejang kecil.
Yaaa..! Beberapakali tubuhnya mengejang.. mungkin jari tangannya dimasukkan ke memeknya dan menyentuh itilnya..
atau dia tak tahan menahan rangsangannya sendiri pada payudaranya.
Dia mengejang dengan sangat erotis.. saat ini dia tak bersandar lagi di sofanya.. dia telah terbaring.
Kakinya rapat.. dia melipat kakinya dan menjepit tangannya yang diam di selangkangannya..
Mungkin tangannya sedang mesra mengelus itilnya.
Lalu dia berguling kiri kanan.. sesekali meremas rambutnya sendiri atau mengisap jari tangan kanannya.
Saat dia berguling.. kulihat bongkahan pantatnya yang begitu membusung..
Wuihh.. ternyata dia memiliki tubuh yang hebat.. harusnya dia menjadi model.. apalagi wajahnya memang manis.
Tanpa kusadari aku telah memasukkan tanganku ke dalam celana dalamku..
Blebb.. crebb.. crebb.. pelan-pelan kukocok kontolku yang telah menegang sedaritadi.
Kuperhatikan terus perilaku Anita yang betul-betul tak sadar akan keberadaanku..
Dia mulai mendesah dicampur erangan.. aku mengocok terus penisku.. makin hangat dan nikmat terasa..
Kusesuaikan irama kocokanku dengan desahan Anita di dalam sana.
Oucchhh.. Anitaaa aku pengen memekmu sekarang..! Batinku ikutan meradang.
Di dalam sana.. Anita juga mulai berkomat kamit..
“Tuuusukhhh dongghh sayanggg, ouchhhh..!!! yang cepattt.. Ouchhh.. ouchhhh.. ahhhhh..!”
Kulihat dia mengejang sambil mempercepat gesekan tangannya pada vagina..
Dia bergerak sangat erotis.. hampir seperti kesetanan..
Aku mempercepat kocokanku.. erangannya semakin nikmat terdengar.. “Oucchhhh ouhhhh .. oooohhhhhh..!”
Dia mengejang luar biasa sambil menekuk tubuhnya sehingga dia terbaring dengan gaya pistol..
Dia tetap saja mengejang.. kedua tangannya meremas vaginanya kali ini.. kulihat mulutnya menganga tak bersuara hingga dia mendesah..
Ia melepaskan nafasnya yang tertahan.. kemudian diikuti desahan nafas yang semakin lama semakin mengecil.
Ouchhhh.. aku pun sampai.. celanaku basah saat kulihat Anita menemukan kenikmatannya.
Kubayangkan tubuhku dipeluk erat olehnya dan kontolku dijepit erat-erat di selangkangannya.
---------
Sejak malam itu, aku seperti baru mengenal Anita.
Ternyata dia adalah seorang wanita muslimah yang tidak saja alim.. tapi juga sangat seksi dan sangat menggairahkan.
Aku seringkali membayangkan dia berjalan di depanku dengan busana muslimahnya yang santun sambil membisikkan kata-kata cinta..
"Malam nanti main ke rumahku yuk.. aku punya pertunjukan yang bagus buatmu..” Kubayangkan Anita berkata begitu padaku.
Saat aku bertamu di rumahnya.. aku mulai nakal. Mataku semakin susah kukendalikan..
hingga Anita tau ada yang berubah dari caraku memandangnya.
"Ada apa, Win..?” Dia mengagetkanku saat kuperhatikan dadanya.
"Ehhh, gak papah, Mba Nita..”
"Kok, bengong begitu..?”
"Ehhh gak papa, saya pamit pulang dulu deh, yang penting pesan ibu saya sudah disampaikan. Assalamu alaikum..”
"Walaikum salam..” Dia menjawabnya dengan senyuman.
Hampir tiap malam aku berfantasi bercinta dengannya..
Ngentot habis-habisan sampai kami tak bisa bangun di pagi hari karena kelelahan.
Aku semakin sulit mengontrol gairahku.. seperti ada sesuatu yang belum lengkap dalam diriku..
ketika membayangkan tubuh seorang wanita muslimah yang alim.. namun sangat menggairahkan.
Sangat panas dan seksi.. apalagi tubuhnya sangat mengagumkan.
Kadang-kadang aku mencandai diriku sendiri.. mungkin jika bercinta dengannya;
Aku pasti sudah Ngecrooot saat dipeluk dan menjilati payudaranya..
Walaupun aku belum melihat secara langsung buah dada itu. Ahhhhhh..
Akhirnya aku tau.. bahwa dia seringkali menonton film porno di malam Minggu.
Memang.. pertamakali aku mengintipnya adalah malam Minggu.. saat itu aku pulang malam mingguan bersama teman-temanku.
Aku sudah mendapatinya 3 kali.. dan malam nanti dia pasti menonton lagi. Pikiran cerdasku mulai datang dan terkumpul menjadi rencana.
Aku akan merekamnya, agar aku bisa menikmatinya suatu saat tanpa menunggu akhir pekan.
"Tim, Pinjam handycam dong..!” Kataku lewat telepon.
"Buat apaan en kapan lu mau pake..?” Tanya Tim.. teman dekatku yang tiap malam Minggu pasti bersamaku..
dia belum pernah mendengar ceritaku soal ini.
"Ada deh.. lu gak usah tanya-tanya ah. Ntar sore guw ke situ ngambil barangnya..!”
"Ntar sore gue mo jalan sama Tiara. Lu ntar malam ikut malam Mingguan kan..?”
"Pasti dong.. emang napa..?”
"Ntar malam aja lu ambil barangnya..”
"Ouw.. oke..”
Aku tersenyum, aku bersiap-siap keluar rumah untuk membeli kaset.
Di jalan aku bertemu dengan Anita.. dia sedang ribet membawa barang-barang belanjaannya.
Tentu saja aku membantunya.. kubawakan barang-barangnya dan berjalan di belakangnya,
Kuperhatikan cara jalannya.. membayangkan pantatnya.. dan menikmati lenggak-lenggoknya.
Baru kali ini kusadari.. ternyata Anita terbiasa mendobel pakaiannya.
Misalnya.. saat dia mengenakan daster atau gamis dengan paduan rok..
Dia pasti mengenakan celana kain di bagian dalam.. sehingga jika roknya tersibak betisnya tak kelihatan.
Mungkin aku baru menyadari ini karena pikiran ngeresss.. yang belakangan ini rajin datang saat bertemu dengan Anita.
"Simpan di situ aja, Win..” Anita merunduk di depanku.. dia menaruh kantong plastik yang ia tenteng di lantai.
Sesaat kuperhatikan pantatnya yang membusung kepadaku.. mungkin Anita sadar kalau aku memperhatikannya..
sehingga dia cepat-cepat berdiri dan menghindar.
"Taruh aja di situ, Win..!” Dia menyuruhku lagi.
"Ohh iya, mba..” aku bergegas menaruhnya.
Bisa saja aku mendekapnya saat ini dan memperkosanya di dapur dengan sangat tenang.. bisikku dalam hati..
Tapi aku bergegas pergi dan tidak menghiraukan pikiranku.. aku tetap harus menghormatinya sebagai wanita suci.
Lagipula aku tak berniat merusak kecantikannya.
Tapi aku tetap ingin menikmati tubuhnya.. menghujaninya dengan air maniku. Ahhhh..
---------
Malam ini, aku pulang terlalu larut.. Timmy dan teman-temanku yang lain mengerjaiku.. sehingga aku harus pulang lebih larut dari biasanya.
Aku bergegas mendekati rumah Anita. Dia ternyata belum tidur dan sedang menghabiskan malam di depan televisi seperti biasa.
Penampilannya sudah acak-acakan.. mungkin dia akan selesain.. akhirnya cepat-cepat kukeluarkan handycam dan merekamnya.
Dia berbaring di atas sofa berbulunya.. tidur telentang dengan kaki terbuka.
Malam ini dia masih mengenakan jilbabnya yang berwarna oranye tua.. walaupun sudah tak rapi.
Dia mengenakan baju gamis dengan motif teratai kecil dengan warna dasar putih..
Roknya tersibak ke atas.. sementara tangannya memijat memeknya.. dia telah mengejang beberapakali.
Aku berhasil merekamnya hingga dia melenguh dengan luar biasanya..
Dia hampir terjatuh dari sofa karena tidak bisa mengontrol dirinya yang sedang diserbu rasa nikmat surgawi.
Setelah erangannya selesai.. aku tetap mengintipnya lebih lama.
Namun aku tak merekamnya lagi.. karena dia telah menurunkan roknya yang lebar.. sehingga dia tak tampil seperti telah bermasturbasi.
Aku memperhatikan dirinya.. dia telah tertidur pulas.. televisinya tetap menyala namun tak ada lagi permainan di dalam sana.. mungkin filemnya telah usai.
Anita mungkin pulang kemalaman dalam suatu acara di akhir pekan.. sehingga dia masih berpakaian rapi seperti itu.
Atau mungkin dia menerima tamu yang pulang kemalaman dan dia kecapean.. sehingga merasa tak usah mengganti pakaian.
Namun pemandangan semalam sangat seksi.. saat melihat dia bermasturbasi dengan pakaian muslimah seperti itu.
Aku pulang.. setibanya di rumah aku langsung menonton videonya dan beronani.
Aku tak sabar melampiaskan nafsuku dengan melihat dirinya mencapai puncak kenikmatan.
Aku merasakan onani yang sangat nikmat.. melihat dirinya sambil berfantasi bercinta dengannya..
yang masih mengenakan busana muslimah seperti itu. Ouwhh..
Aku tak bisa tidur.. pikiranku kasak kusuk hingga pikiran jahat mampir di kepalaku..
Ancam dia kalau kau akan menyebarkan videonya, kalau tidak dia harus memuaskanmu..!
Godaan dalam hatiku semakin kuat. Tapi aku tetap berusaha untuk tidur.
Keesokan paginya.. aku cepat-cepat keluar.. membeli kartu sim baru untuk meneror Anita.
Aku tak tahan lagi.. ide semalam mungkin ampuh untuk memuaskan diriku..
Dia tidak akan berani melawan lagi.. dan tidak akan mau videonya kusebarkan..
Sehingga orang-orang akan tau kelakuannya.. dia pasti akan malu sebagai wanita yang alim dan ketua pengajian ibu-ibu.
Dia pasti akan menuruti kemauanku. Begitu pikirku.
Aku: Aku melihat apa yang sering kamu lakukan di malam hari.
Anita: Maksud kamu apa..? Ini siapa..?
Aku: Tak usah mencoba menyangkal.. aku punya rekaman. Kamu seksi sekali sayang..
Anita tidak membalas SMS terakhirku.. dia malah langsung menelfon.
Aku kebingungan menjawabnya.. karena bisa saja dia kenal dengan suaraku dan kedokku ketahuan.
Akhirnya aku membiarkan teleponnya berlalu.. dadaku berdebar-debar. Tak kukira dia akan menelpon.
Berkali-kali dia menelpon tapi diselingin dengan SMS.. dia mencoba memohon padaku agar menjelaskan apa maksud SMSku.
Tapi tak kubalas lagi.
Sehari telah berlalu sejak aku mulai menerornya.. beberapakali dia masih mencoba menghubungiku.. tapi aku tidak meresponnya sama sekali.
Dia mengirimkan SMS.. tidak aku balas karena aku bingung mau membalas apa.
Hari ini.. aku mulai SMS dia lagi. Dengan strategi baru..
Aku: Tak usah khawatir.. aku akan tetap menjaga rahasia ini. Tenang saja.
Anita: Hei.. saya mohon maaf.. maksud kamu apa..? Saya tidak mengerti.
Aku: Sudah kubilang.. aku punya rekamanmu. Di gambar itu kamu kelihatan menggairahkan sekali.
Berbeda dengan sosok wanita muslimah yang selama ini kukenal.
Ops..! Aku tidak sadar menuliskan SMS begitu.
Kusumpahi diriku.. bisa saja dia menerka-nerka dan mencurigaiku.. karena aku sering bertemu dengan Anita.
Anita: Bagaimana kalau kita ketemu saja..? Tolong jawab telepon saya. Saya mau bicara sama kamu..!
Aku: Kamu mau bertemu..? Boleh saja. Saya akan membantumu mencapai surga dunia.. nonton film biru berdua itu lebih enak.
Anita: KURANG AJAR KAMU.
Aku: terserah kamu.. tapi kamu sendiri pasti sudah lama tidak menikmati tubuh lelaki.
Anita: Tolong, bicaralah dengan jelas. Aku sudah punya suami.
Aku: Tapi suamimu tidak bisa lagi menyentuh mem*kmu kan..?
Anita: Apa..? Sebenarnya kamu ini siapa..!?
Aku: Aku ini malaikatmu.. ingin mengeluarkanmu dari siksaan batin.. hingga kau tak usah tersiksa lagi bermasturbasi di tengah malam.
Anita: Bejat kamu. Kita perlu ketemu..!
Aku kebingungan.. apakah harus kutemui dia..?
Jika dia tau siapa yang menerornya dia pasti marah dan kecewa padaku.. aku bisa terancam.
Tapi dia tak mungkin berani.. toh rekamannya ada padaku. Aku bisa mengancam dia.
---------
Aku mengambil inisiatif lain. Aku aktifkan kembali kartu sim-cardku yang asli.. dan keluar dari rumah.
Kuketuk pintu rumah Anita.. tak ada sahutan. Aku bersabar dan tetap berusaha mengetuk pintu dan memberi salam.
Akhirnya dia datang membukakan pintu dan menyapaku. Dia tetap biasa saja.. berpenampilan sebagaimana mestinya.
Jilbabnya tidak lepas.. dia mengenakan baju terusan yang halus.. tonjolan dadanya sedikit saja yang membusung.. mungkin dia melapis bajunya.
Tadi dia mengenakan pakaian seksi.. dan mendobel pakaiannya dengan longdress ini agar lebih cepat menyambutku.
Setelah dipersilakan masuk.. aku menyampaikan maksudku bahwa di rumah aku sedang suntuk.. bingung mau ngapain..
lalu datang ke rumahnya untuk ngobrol.
Kutanya apakah dia sibuk atau tidak.. ternyata sudah tidak. Pekerjaan rumahnya telah selesai dia lakukan.
Mungkin saat aku menerornya tadi dia sambil mengerjakan tugasnya sebagai ibu rumah tangga.
Aku bercerita banyak tentangnya.. tentang pacarku. Kuminta penilaian padanya dan berbagai obrolan lain.
"Asal kalian sama-sama suka dan saling menyayangi. Jika sudah saling sayang.. hubungan kalian pasti kuat..
godaan apapun yang akan datang kalian pasti akan bisa melewatinya..” Anita memberikan saran padaku.
Aku memintanya menceritakan pengalamannya juga.
Yaaa.. sebagai bahan cerita kataku.. padahal cuma alasan doang.. agar aku bisa tau cerita-cerita pribadi dia.
Kuminta juga dia untuk menceritakan hubungannya dengan suaminya.
Dia mungkin agak curiga kenapa aku ngotot banyak bertanya tentang suaminya..
Namun aku cepat-cepat menukar giliran..
Aku kembali yang bercerita dan setelah itu kutanyakan padanya kenapa dia jarang keluar rumah lagi bersama suaminya..?
“Apakah ada masalah..?” Tanyaku. Dia lantas menceritakan tentang cedera yang dialami suaminya..
Saat ini suaminya bisa dikatakan lumpuh, tak banyak yang bisa dikerjakannya selain di kamar.
Mungkin sekali-kali saja dia keluar kamar dan berkeliling di dalam rumah.
Dia terus bercerita bahwa dia menyayangi suaminya, walaupun dia tak bisa meminta banyak dari suaminya dia tetap melayaninya dengan baik.
Kubayangkan lagi kejadian malam-malam ketika Anita bergelut dengan dirinya sendiri..
saat dia butuh kekuatan seorang suami untuk ‘mengerjainya’ hingga puas.
Aku mulai merasa malu mendengar ceritanya.. dia sangat sayang pada suaminya.. dia sangat setia padanya..
walaupun kebutuhan seksnya tinggi.. dia tetap merawat suaminya dengan baik.
Mungkin inilah alasan kenapa dia jarang keluar rumah..
Mungkin dia takut tergoda oleh pesona lelaki yang akan membuyarkan cintanya pada sang suami tercinta.
Aku..? Aku mungkin bisa diterima karena aku dianggap lebih muda olehnya.. mungkin dia menganggapku sebagai seorang adik saja.
Akhirnya aku mohon pamit.. niatku melihat kondisinya saat dia menerima SMS teror dariku tidak lagi kuperhatikan..
Dia memang seperti tidak mendapatkan ancaman.. wajahnya tetap tenang dan auranya tetap juga sayu.
Dia manis sekali.
---------
Beberapa hari berlalu.. aku tidak menerornya lagi.. aku masih kasihan padanya yang terus menjaga kesuciannya dan cintanya pada suaminya.
Namun.. setelah 2 minggu berlalu.. tak sengaja lagi aku dapati dia begadang.. tidak seperti biasanya.. malam ini lebih larut.
Jam 3 subuh. Malam itu tak ada celah untuk mengintipnya.. dan memang dia mengubah posisi ruangan.
Aku hanya bisa mendengar desahan halusnya.. suaranya kecil sekali.. namun jika diperhatikan terdengar juga lenguhannya.
“Ouhhhhhh, ahhhhh tuhannnnn, ouhhhhh..!!” Aku tepat pada waktunya.. dia sedang tinggi-tingginya..!
“Akhhhhh..!!” Dia agak sedikit berteriak.. mungkin memang berteriak.. tapi aku yang mendengarnya samar.
“Akhhh Akhhh.. uhhhhh..!” Suaranya mulai agak keras.
“Ouhhhh iyaaaahhhh, hemmmppphhhhh..” setelah itu melemah.
Aku cepat-cepat pulang ke rumah. Kuaktifkan kartu sim terorisku dan segera melancarkan aksiku.
Kuaktifkan handycam dan memutar balik aksinya yang berhasil kurekam dulu.
Aku mengelus burungku sendiri sambil mengetik SMS. Aku : Kamu butuh bantuan malam ini..?
Anita tak menjawab. Tak ada jawaban. Aku tersiksa sekali menunggu SMSnya.
Keesokan paginya, dia baru membalas SMS-ku: KURANG AJAR..!!!
Mungkin dia langsung tertidur pulas setelah masturbasinya yang tertangkap olehku.
Aku : Semalam kamu banjir berapakali..? Sepertinya nikmat sekali yah..?
Anita : Kalau kamu memang laki-laki.. tolong temui saya di ..
Dia menyebutkan tempat di mana kami harus bertemu. Tapi aku tidak datang.
Aku masih ragu bagaimana harus bertemu dengannya.
---------
Suatu hari aku datang lagi bertamu ke rumahnya. Aku kembali meminta saran padanya.
"Aku suka pada wanita lain..” kataku. Dia kebingungan mau menjawab bagaimana.
Sebelum dia menjawab, aku sudah bertanya padanya. "Menurut mba, kalau aku suka pada wanita yang lebih tua itu bagaimana..?"
"Tidak ada masalah, umur bukan halangan, Win. Trus kamu tidak suka lagi pada pacarmu yang sekarang..? Kenapa..?"
Dia mulai bersemangat, mungkin dia memang butuh teman cerita.
"Aku suka sama pacarku, cuma rasanya aku tergoda dengan perempuan yang satu ini, mba..”
"Hehehe, kamu laki-laki yang gampang tergoda ya..? Wah bahaya itu..”
"Ahhh, mba Nita ngawur. Mungkin aku lebih suka perempuan yang lebih dewasa, pacarku kan terlalu manja..”
"Hehehe, gak apa-apa sih, selama itu memang pilihan terbaik kamu, cuma kamu bisa nyakitin perasaan pacar kamu..
Jadi kamu jangan egois dong.. kamu punya tanggungjawab terhadap perasaan dia..”
Dia tersenyum lembut. Ahhh.. damai melihat dirinya seperti ini.
Aku sangat tergoda padanya.. beberapakali aku terus bertamu di rumahnya.
Dia tidak heran.. memang betul dia suka ada temen ngobrol di rumah, soalnya dia jarang keluar rumah, kecuali memang mendesak.
Hari ini.. saat aku datang padanya.. aku meminta saran bagaimana mengatakan bahwa aku suka pada perempuan yang umurnya lebih tua itu.
"Yaa.. mungkin kamu katakan saja.. dengan suasana romantis atau sesuai kreativitasmu deh.. hehehe..”
Dia mulai terlihat bebas tertawa lebih riang di depanku.. mungkin karena sudah terbiasa ngobrol.
Sesekali dia meninggalkanku karena harus memperhatikan suaminya.
"Masalahnya mba, saya ngerasa malu ungkapin perasaan saya ke perempuan yang lebih tua..”
"Kenapa harus malu..? Kamu kan laki-laki.. tunjukin keberanian kamu dong.. biar dia tau kamu bertanggungjawab..” katanya.
"Iya.. cuma tidak biasa saja. Orang-orang kan nembaknya cewek yang lebih muda.. jadi lebih gampang.
Kayaknya perempuan dewasa memang susah diraih..”
"Iya dong, kamu perlu dewasa juga..”
"Menurut mba gimana..?”
"Kamu cukup dewasa sih.. kamu enak diajak ngobrol, nyambung dan cerdas.. cuma perlu keberanian aja.. apalagi wajahmu ganteng loh..”
Ahhh.. aku suka sekali kata-katanya ini.. Anita seperti cewek muda yang genit.. masih masa nakal-nakalnya dulu.
Aku mulai mendapatkan jalan yang bagus neh.
"Ah.. mba Nita bisa aja. Nah, kalau misalnya gini.. mba Nita di posisi cewek yang disuka sama cowok yang lebih muda.. sikap mba Nita gimana coba..?”
"Hehehe.. kok jadi mba sih..? Masa begitunya udah lewat..”
"Iya, tapi kan bisa dibayangkan. Mba Nita sukanya cowok yang kayak gimana..?”
"Emmm kayak gimana yah..? Dia harus bertanggungjawab.. berani dan menghargai orang lain termasuk pasangannya..”
"Maksudku secara fisik gimana..? Trus kalau ditembak, kira-kira pengennya kayak gimana..?”
"Yaaa.. kalau fisik sih yaa kalau boleh yang ganteng, tapi gak juga ga papa.. yang jelas sikapnya baik.. trus kalau nembaknya yaaa yang romantis.. hehehe..”
Sisi lain dari mba Nita mulai kelihatan. Dia lebih manis dan kesan keibuannya tidak nampak..
Dia seperti mahasiswi-mahasiswi di kampusku, nakal dan centil. Dia mulai merasa bebas ngomong mungkin.
"Yaaa.. yang romantis itu bagaimana mba Nita..? Apakah dia datang ke mba Nita.. duduk di samping kayak gini..
–aku mempraktekkannya.. duduk di sampingnya. Nita cuma tersenyum dan merespon ramah.. ‘kamu seperti anak umur belasan saja..’–
Trus dia bilang cinta ke mba..?”
"Yaaa itu boleh juga, cuma kurang romantis..”
"Trus baiknya gimana dong..?” Aku coba memaksanya.
Dia mulai menceritakan imajinasi romantisnya.. “Yaaa.. awalnya kita jalan-jalan ke suatu tempat yang memang romantis.. di daerh bukit misalnya.
Trus kita duduk berdua di bukit itu smbil ngobrol yang lucu-lucu..”
"Sambil cubit-cubitan atau melempar rumput ke wajah..” selorohku.
"Iyaa.. pokoknya senang.. sampai kita diam.. trus melihat pemandangan..”
"Nita.. kamu lihat pemandangannya indah, mirip seperti dirimu..” kataku.. tubuhku mulai kudekatkan padanya.. tapi dia agak risih.
"Pacarannya belum bisa sentuh-sentuh dong, hehehe..” katanya padaku saat kusentuhkan tubuhku padanya.
Dia makin manis.. aku mulai bisa menganggap dia seumuran denganku.
"Trus si cowok bercerita tentang hal-hal yang indah.. tentang masa depan, dan pelan-pelan muji aku, hehehe..”
"Iyaa.. wajahmu indah Nita.. mataku segar melihatnya. Aku senang kamu bisa riang seperti ini..” kataku.. aku makin percaya diri.
"Hehe, trus..?” Aku kebingungan dia bilang begitu..
"Andai kita bisa bersatu.. aku sangat bersyukur. Aku bisa mengorbankan diriku untuk kebahagiaanmu..”
Aku beralih ke depannya.. berlutut dan memegang tangannya.. dia kaget atas sikapku.
"Maafkan aku jika membuat kamu merasa lain.. biarkan bukit ini menjadi saksi. Duduklah di sampingku..”
Kutarik tangannya dengan lembut.. dan kududukkan di lantai berkarpet tebal. Kami duduk bersampingan di antara sofa dan meja sekarang.
Kugenggam tangannya erat-erat. Dia mengikuti begitu saja.. pasrah.
Raut wajahnya seperti kebingungan harus berbuat apa. Tak kuberi dia kesempatan untuk berpikir jernih.
"Nita.. aku ingin memelukmu dengan perasaan cinta.. penuh kasih sayang. Entah apa yang mendorongku berkata seperti ini..
tapi kau sendiri yang memupuk perasaan cinta ini, Nita..” tanganku mulai melingkar di pundaknya.. tubuhku makin erat memeluk tubuhnya.
"Emmm..” Nita kebingungan.
"Bagaimana aku harus mencintaimu Nita..? Aku ingin kita hidup bersama dan bahagia.. saling merasa dan saling memberikan kesenangan..”
Aku mengelus pundaknya.. tanganku yang satu tetap menggenggam tangannya.
"Nita, izinkan aku mengajakmu terbang di atas bukit ini..”
Dan bibirku melayang ke wajahnya. Kucium pipinya pertama.. namun dia sendiri yang mencari bibirku.
Akhirnya kami berpagutan. Nita menutup mata.. seperti sangat menikmatinya.
Bibirnya yang kecil berisi lebih agresif dariku.. namun kubiarkan.. aku mengikuti saja.
Tanganku yang nakal ke sana ke mari.. pakaiannya yang berlapis-lapis menggangguku..
apalagi dia mengenakan baju panjang.. jadi susah kuselipkan tanganku ke dalam.
Namun remasan ke dadanya dari luar saja membuatnya seperti gila.. ia memegang tanganku yang sedang meremas payudaranya.
Dia meremas tanganku dengan keras. Ciumannya makin gila.. lidah kami ikut serta.. dia masih tak membuka mata.
Tanganku meremas dadanya sambil menahan beban badan di punggungnya..
Kutarik perlahan jilbabnya.. menguakkannya sedikit.. lalu ciumanku turun ke lehernya yang putih jenjang.
Ouhhh.. betapa indahnya. Mulutnya menganga.. bibirnya merah merekah sambil mendesah.
Tangannya meremas pantatku dan menekannya rapat ke belahan di pangkal pahanya.. sehingga tubuhnya makin tertekan..
“Oughhhhh.. ahhhhhhhh.. terusinnnnn..!” Sepertinya Nita betul-betul menikmati..
Ia seolah telah kehilangan akal sehat.. terperangkap gairah birahi yang kutebar.
Aku makin buas menjilati lehernya.. sesekali kugigit pelan hingga dia menggelinjang.
Saat lidahku berjalan naik ke telingannya dia menahan dan mendorong kepalaku ke bawah.. “Oowwhhhh .. jilattinnn terusshhhh..!”
Pantatnya bergoyang.. dan tangannya makin mencengkram pantatku.. menekankannya agar ketegangan penisku menandas pangkal pahanya..
Tepat di bagian vagina.
Dari atas.. kuselipkan tanganku ke dalam bajunya.. Aku sempat bingung karena bajunya berlapis tiga..
Baju paling luar.. di dalamnya ada baju kaos dan di dalamnya ada baju tidur yang tipis.. tanpa bra.
Namun akhirnya aku menemukannya.. Walaupun aku tak melihat payudaranya.. aku bisa tau ukurannya 34b..
Tak pernah kukira dia punya payudara luar biasa bagus seperti ini.. tegang.. kenyal dan lembut.
Dari leher.. bibirku mulain turun.. saat aku kesulitan menjilati dadanya lebih ke bawah..
tangannya membantu dengan menarik V bajunya.. sehingga kancingnya lepas dan robek.
Kugapai payudara yang satunya dengan beringas.. tak sempat kunikmati dengan mata.
Kukulum begitu saja.. putingnya kupilin dengan bibirku.. ujung putingnya kujilati di dalam mulut.
“Ouchhhhhhh.. Akhh.. Uhhh Iyaahhh.. ouhh sayangggg.. uuu dahhhh laaa mahhhhh.. Aaauukkhh..!”
Erangnya nikmat.. menggencar serupa ceracau.
“Oouushhh..!” Dia berteriak sambil menekan pantatku sangat kuat.
Aku membantunya dengan menekan selangkangannya dengan ketegangan penisku yang kutandaskan.
Tangan Nita naik ke kepalaku dan menariknya.. kembali dia menciumku.. kini dengan beringas..
Bibirku sakit digigitnya.. tapi aku pasrah saja.. aku menikmatinya.
Ini permainan yang hot.. sofa yang berat ini berseger sedikit.. meja sudah jauh dari kami. “Oughhhhhhhhh.. emmphhhhhh.. ouhhhhh..!”
Ia melenguh panjang.. melepaskan seluruh nafasnya yang tertahan saat memeluk leherku dengan erat.
Dia telah terbang bersamaku.. aku memeluknya sambil mencium lehernya. Kucium dengan penuh cinta..
Kuhafal baik-baik aroma rambut dan lehernya.. entah masih adakah kesempatan lain terbang ke langit bersama Anita.
Aku mulai lagi ronde berikutnya.. Kucium bibirnya.. kami bertarung lagi.
Entah karena dia memang sangat keenakan.. sehingga belum sadar apa yang kami lakukan.
Beberapa saat berlalu.. aku berusaha mencapai orgasmeku juga.
Kugesekkan tonjolan batang kontolku yang masih di sarangnya pada selangkangan Anita..
Kuisap dengan beringas dadanya.. dia menggeliat seperti cacing kepanasan..
Meski terkesan ‘malu-malu’.. tangannya tiba-tiba sudah sampai di dalam celanaku.. mengelus kontolku..
Woww.. dia berusaha membuka celana jins yang kukenakan.
Aku makin gila mengulum putingnya.. kuremasi buah pantatnya.
Sejenak dia seperti meronta-ronta kecil berusaha menghindari kenakalan bibirku ketika leher mulusnya mulai kukecupi..
Sementara tanganku tengah meremasi kemontokan buah dada yang memang tak mengenakan bra..
Beberapakali tangan halusnya seperti menekan tanganku di dadanya.. menyuruh tanganku kembali meremas di tempat semula..
Sampai sesaat kemudian ‘perlawanannya’ berhenti dengan sendirinya.. berubah dengan desah nafas memburu dan geliatan tubuhnya..
Serangankupun kukendorkan.. Kecupan bibirku kuperlembut.. demikian juga remasan tanganku berubah menjadi elusan lembut..
pada kulit payudaranya dan gelitikan mesra pada puting susunya yang sudah mengeras..
“Winn.. sssshhh.. aku ngga tahaaan..” bisiknya pendek.. dekat sekali suara itu di telingaku..
Ooowww.. daun telingaku dikulumnya.. dijilatinya..
“Ikuti aja Nit.. nikmati aja..” bisikku mesra sambil menguak lebih lebar V-neck baju dalamnya..
sehingga memperlihatkan kesempurnaan bukit montok di dadanya.. begitu mulus dengan puting mungil mengeras berwarna merah kecoklatan..
Kembali kudaratkan jilatan ujung lidahku pada benda itu.. tubuh Anita menggeliat sambil mendesah panjang..
“Ssssssshhh.. aaahh.. Wiinn.. ooo.. aku.. takuut.. mmmmmhh..”
Tak kupedulikan lagi kalimat-kalimat Anita.. karena nafsukupun sudah di ubun-ubun..
Apalagi menghadapi kenyataan.. ternyata dari jarak sangat dekat dan rapat.. tubuh ibu muda ini memang tak layak untuk dilewatkan sesentipun..
Desah-desah resah berhamburan dari mulut Anita..
Geliatan tubuhnya sudah menunjukkan kepasrahannya kepada birahinya sendiri..
Tangannya mulai melingkar di leherku.. betapa rambutku digerumasinya..
betapa kuatnya jari lentik Anita mencengkeram kulit punggungku manakala puting susunya kukulum dalam waktu yang lama..
“Duuuh.. ampuuunn..” desahnya lirih..
Perutnya yang rata berkulit putih dihiasi lubang pusar berbentuk bagus ini menggeliat erotis manakala bibirku mengecupinya..
Tubuh atas Anita sudah setengah telanjang.. Kini tubuhnya setengah rebah dengan kepala berada di sandaran tangan sofa..
Sementara kulihat tangannya meremasi payudaranya sendiri..
Anita mengerang panjang dengan menggoyang-goyangkan kepalanya yang mendongak..
ketika lubang pusarnya kukorek-korek mesra dengan lidahku.. tubuhnya menggeliat erotis sekali..
Rupanya di situ adalah salahsatu daerah sensitifnya..
"Owww.. Erwiinn.. jangaaan.. aku gak mauu..” bisiknya sambil tangannya menahan daguku..
ketika kukecupi gundukan kemaluannya dari balik celana dalamnya yang sudah tampak bercak basah..
“Kenapa Nit..?” Tanyaku lembut..
“Ssssshh.. aku belum.. pernah.. Maluuu..” jawab Anita.. sambil berusaha menarik tubuhku ke atas..
Selanjutnya tanpa permisi atau mengindahkan permintaannya.. celana dalam standar berwarna cream itu kusingkap ke samping..
Fuuuiiihh..! Sebuah gundukan kecil yang dibelah tengah dengan rambut kemaluan ga begitu lebat..
Sebuah bentuk luar kemaluan wanita yang terlihat seperti masih orisinil saja..
Aihh.. Indah sekali belahan yang kini membasah dan kulihat berdenyut-denyut.. di hadapanku.
Tak ayal lagi.. lidahku terjulur menyapu cairan yang membasahi belahan indah itu..
“Aaaaahhh.. Erwiiinn.. kamu bandeeelll..” erang Anita dengan tubuh semakin hebat menggeliat..
Namun sepasang kaki panjangnya semakin terkangkang lebar.. kaki sebelah kiri terjuntai ke lantai yang beralaskan karpet tebal..
dan kaki sebelah kanannya ditumpangkan di atas sandaran sofa.. setelah celana dalamnya kutanggalkan.
Rambutku habis diacak-acak tangannya yang gemas.. yang kadang mencengkeram erat kulit pundakku..
Hal ini membuat aku semakin kesetanan.. ditambah aroma vaginanya yang segar..
Bibirku menciumi bibir vaginanya selayaknya menciumi bibir mulutnya..
Lidahku menyelip-nyelip memasuki liang yang basah itu sampai sedalam-dalamnya.. sesekali kukulum clitoris mungil yang sudah mengeras..
“Erwiiinnn.. ampuuuunn.. nikmaaaaat bangeeettt..” Anita merintih-rintih dengan suara seperti orang mau menangis..
pinggulnya bergerak-gerak merespon ulah lidah dan bibirku di selangkangannya..
“Ooowwh.. Wiiinn.. sudaaaaahhhh aku ga tahaaaaan..” suara Anita semakin memilukan..
Tiba-tiba tubuh Anita bangkit dan mendorong lembut tubuhku yang tengah bersimpuh di karpet tebal di sela antara meja dan sofa..
Ya.. kuikuti saja maunya.. sehingga tubuhku telentang di karpet sedangkan tubuh Nita mengikuti arah rebah tubuhku.. hingga tubuhku kini ditindihnya..
Payudaranya yang montok dan kenyal itu kini menempel ketat di dadaku..
Wajah kami begitu dekat.. dan wajah wanita yang tengah diamuk birahi memang akan semakin terlihat memikat..
seperti wajah Anita ini kulihat semakin mempesonaku..
Tiba-tiba.. “Wiinn.. ayo masukin yaaah..?” Desisnya dengan bibir indahnya kulihat gemetar..
Alis indah di wajah cantik Anita mengerinyit dan matanya yang agak sipit semakin menyipit sayu..
Srrtt.. Dengan hanya menyibakkan celana dalamnya ke samping sebagai akses masuk penisku.. perlahan Anita menurunkan pinggulnya.
Sleppp.. “Ouught.. pelaaan Wiiinn.. ssssss.. nyeriii..” keluhnya.. sambil mempererat pelukannya..
Ughh.. Kurasakan liang sanggama ibu muda ini sempit sekali ketika kepala kontolku berusaha menerobosnya..
Tapi ibu muda ini sepertinya tengah sangat bersemangat untuk menuntaskan ‘gairah binalnya’ yang selama ini mungkin tak tersalurkan..
Walaupun dengan ekspresi yang nampak kesulitan dan ‘kesakitan’ namun terlihat penuh nikmat.. diiringi geal-geol pinggulnya..
Slebb.. Jlebb..!
Akhirnya amblaslah seluruh batang kemaluanku tertanam di liang sanggamanya yang terasa masih sangat sempit..
“Sssshhh.. gilaaa.. keras banget punya kamu.. hhh.. hhh.. tunggu Wiinn..”
Tubuh sintal Anita ambruk ke tubuhku ketika penetrasi itu berhasil..
Kudiamkan sejenak tubuh sintal itu diam tak bergerak di atas tubuhku.. dengan nafas memburu tak beraturan..
Nyutt..nyutt.. nyutt.. Besutan-besutan kecil kurasakan ketika Anita mulai menggerakkan pinggulnya..
Lama kelamaan gerakan itu semakin keras.. dan besutan-besutan itu semakin nikmat kurasakan..
Aku ga bisa menahan diri lagi untuk mengcounternya.. Aku mulai mengayun batang kemaluanku..
“Erwiiin.. oooohhh.. sssshhhh..”
Hanya itu desah-desah kalimat pendek yang sering terucap dari mulut Anita yang dengan gemulai menarikan pinggulnya..
Diiringi erangan dan rintihan kami yang sangat ekspresif.. sesekali bibir kami berpagutan liar..
remasan gemas tanganku pada payudara montok yang terayun-ayun itu seakan tak mau lepas..
“Wiiiinn.. Erwiinnhh.. ssssshh.. aku hampiiirrr.. ookkkhhh..”
Gerakan tubuh Anita semakin tak beraturan.. dan rasanya akupun ga perlu menahan bobolnya tanggul spermaku untuk lebih lama..
“Tunggu Nit..” desisku pendek.. Dan bagaikan dikomandoin.. tubuh kami bisa serentak meregang..
Aku 'terpaksa' mengayunkan batang kemaluanku sehebat-hebatnya keluar-masuk liang nikmat itu.. untuk menghasilkan kenikmatanku secara maksimal..
Kucengkram kedua pinggulnya.. lalu kuangkat-turun berkali-kali pinggul dan pantatku.. menghenyak-henyakkan selangkangannya di selangkanganku.
Jlebb-jlebb-jlebb-jlebb-jlebb.. dengan mantap ‘tonggak’ batang penisku mengaduk dan menyunduli lubuk liang nikmatnya..
Crett.. crett.. crett.. crettt.. semprotan spermaku tak mampu kubendung.. memancar deras di dalam liang nikmat Anita.
Lalu beberapa detik kemudian.. “Aaaaarrgh.. Erwiinnhh.. aammmpuuuunn.. oughhh..!” Crrr.. crrr.. crrr.. crrr..
Seketika tubuh Anita menggelepar hebat di atas tubuhku.. cairan cintanya terasa hangat membelasah penisku di dalam sana.
Ughh.. betapa kejam kuku jarinya mencengkeram dadaku sebagai pelampiasan meledaknya puncak birahi betinanya..
Hening.. sesaat setelah terjadinya ledakan hebat.. baik dari kejantananku maupun liang nikmat Anita..
Hanya desah napas dan detak serta degub jantung kami yang mulai teratur terdengar di ruang itu..
Beberapa saat kemudian.. dengan lemas namun puas.. kami berbenah diri.. kembali mengenakan pakaian kami masing-masing.
Kulihat Anita hanya menundukkan mukanya.. seolah tak mampu menatap mataku.. Selintas kulihat ada gulir airmata di pipi mulusnya.
Setelah melap sisa-sisa campuran cairan cinta kami di selangkangannya.. ia merapikan pakaiannya yang kusut masai.
Rrrttt.. Baru saja aku menarik ritsleting.. mengatupnya lalu mengancing celana jinsku..
tiba-tiba suara seorang anak datang dengan ucapan salam seolah ‘menggema’ di depan pintu.
Jderr..!! Anaknya pulang..! Sontak saja.. tanpa dikomandoi kami makin bergegas..
Berantakan .. rambut Anita ke sana-ke mari.. tidak mirip Anita kelihatannya..
Tetapi seorang bidadari cantik jelita yang seksi.. penuh nafsu dan energik.
Jilbabnya dikenakan seadanya.. kami seperti langsung kompak membersihkan minuman yang tumpah.
Fuihh..! Untung saja.. tanpa disadari minuman kami tumpah saat sedang bergelut tadi.
Anita bergegas membawa gelas ke dapur. Aku sendiri memperbaiki posisiku.
Tak lama kemudian aku pulang ke rumah.. tanpa pamitan kepada Anita..
Dia tak keluar lagi menemuiku. Jadi kukira aku memang harus pulang.
Di jalan pulang.. kembali penisku berdiri tegang mengingat adegan tadi. Jelas masih terngiang-ngiang.
Senyum tak lekang dari bibirku.. kurasa..
Lemas namun senang aku melangkah pulang ke rumah. Ohhhh.. Betapa Indahnya hari ini. (. ) ( .)
---------------------------------------------------------------------