Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Kompilasi] Rumput Tetangga 'Nampak' Selalu Lebih Hijau.. (CoPasEdit dari Tetangga)

Bimabet
:Peace: Untuk nyang ini mohon agak bersabar yaaaa..
Biasa.. masih proses editing..

Harap Paklum.
 
------------------------------------------------------ooOoo-----------------------------------------------------

Cerita 224 – Kos Asikk..!!

Kisah Tiga – Dari Kolam Renang [1]

Dewi dan Tante Anis

Berenang
adalah salahsatu olahraga rekreasi favoritku selama aku kuliah di Bandung.
Tapi pada masa itu.. sebagai mahasiswa yang masih mengandalkan kiriman orangtua..
aku harus berhemat dan tidak bisa sering-sering berenang.

Paling-paling aku hanya berenang 2 atau 3 kali dalam sebulan.
Kadang aku berenang bersama teman-teman kampus.. tapi lebih sering berenang sendiri..
karena tidak banyak teman-temanku yang mau meluangkan waktu untuk berenang secara rutin.

Aku sering berenang di daerah Setiabudi.. di sana ada kolam air hangatnya..
Sehingga aku bisa berenang sampai malam tanpa takut kedinginan oleh udara malam kota Bandung.

Hari Jumat itu aku seperti biasa berenang sendiri.
Setelah melakukan gaya bebas bolak-balik beberapakali aku beristirahat sambil tetap berendam di tepi kolam.

Hari itu agak sepi.. paling hanya 15 orang saja yang ada di kolam renang.
Langit sudah mulai gelap dan lampu-lampu di sekitar kolam renang sudah mulai dinyalakan.

Tapi aku masih ingin berlama-lama menikmati kolam renang.. maklum besok hari Sabtu tidak ada kegiatan kuliah.
Tidak berapa lama kulihat seorang wanita berambut ikal yang berumur sekitar 40-an masuk ke area kolam renang.

Meski pun sudah tidak muda lagi.. badannya terlihat sangat terawat dan kedua Payudaranya tampak agak menggantung..
Tapi ter;iahat masih cukup kencang.. dan menurutku tidak kalah dengan wanita-wanita yang lebih muda.

Kulitnya putih dan wajahnya juga masih tampak cantik.. ah.. rasanya aku kenal wanita itu..
Kalau tidak salah dia Tante Anis.. teman klub aerobik Tante Nita.. bekas ibu kosku di Dago..
Yang pernah kuceritakan kisahnya beberapa waktu yang lalu. Hmm..! Pantas saja tubuhnya montok..!

Setelah meletakkan barang-barang bawaannya.. wanita itu mulai menceburkan diri ke kolam renang.. tepat di seberangku.
Lalu perlahan ia mulai berenang mengelilingi kolam renang.

Saat ia berenang di depanku.. kuberanikan memanggil namanya.. “Tante Anis..!” Wanita itu berhenti dan berbalik menatapku.
“Hey.. Doni ya..? Sama siapa berenang..?” Tanya Tante Anis sambil mencubit lenganku.
“Biasa tante.. sendirian aja. Tante sama siapa..?” Ujarku balik bertanya.

“Oh.. sama Dewi.. teman kantor tante. Tapi kayaknya dia masih di kamar ganti tuh..
Soalnya tadi tasnya ketinggalan di mobil.. nah itu dia baru datang.. tante kenalin yaaa..”

Tampak seorang wanita.. terlihat masih muda dan lumayan manis..
Mungkin umurnya sekitar 26-an.. berjalan ke arah kolam renang. Rambutnya lurus melewati bahu.
Tubuhnya terkesan atletis dengan buah dada montok berisi seperti Pamela Anderson di film serial TV 'Bay Watch..!'

Tante Anis lalu naik ke pinggir kolam dan bergegas menghampiri wanita tersebut.
Tak lama kemudian kedua wanita itu kembali masuk ke kolam renang.

“Wi.. ini kenalin.. Doni. Don.. ini kenalin.. Dewi.. teman kantor tante..”
Sambil mengulurkan tangannya Dewi tersenyum dan menyebutkan namanya.. ahh.. senyumnya manis sekali.
Aku pun menyebutkan namaku sambil menikmati kehalusan tangannya.

Setelah berbasa-basi sebentar Dewi berpamitan untuk berenang beberapa keliling.. lalu aku dan Tante Anis mengikutinya.
Sebenarnya aku sudah cukup lelah setelah berenang sebelumnya..

Tapi kebersamaan dengan Tante Anis dan Dewi kayaknya sayang kalau dilewatkan begitu saja..
Hanya karena rasa capai yang tidak seberapa. Setelah berenang beberapa keliling kami pun akhirnya berhenti.

“Doni.. kok udah lama tante nggak pernah lihat kamu jemput Tante Nita lagi..?”
“Lho.. saya khan sudah nggak kos di tempat Tante Nita..”

“Tapi tante dengar kamu masih suka ketemu dengan Tante Nita.. iya khan..?”
Tante Anis mulai menggodaku dengan senyumnya yang nakal. Aku tidak menjawab.. hanya tertawa ringan.

“Tante Nita suka cerita tentang kamu lho.. hmm.. bikin kita-kita penasaran deh..” Tante Anis menggoda lagi..
Kini tangannya mencubit perutku. “Aduh.. sakit tante..” kataku pura-pura kesakitan.

Dewi yang tidak tau arah pembicaraan kami tampak agak bingung.
Tante Anis merapatkan badannya ke sampingku.. kemudian melingkarkan tangannya di pinggangku.

“Dewi.. kamu kenal dengan Nita teman aerobikku khan..? Doni ini dulu kos di tempat Nita..
dan semenjak itu si Nita bisa jadi betah banget di rumah kalau Doni lagi nggak kuliah..
Nggak tau ngapain aja dia dengan si Doni ini..” Tante Anis tertawa genit sambil melirikku.

Dewi hanya tersenyum-senyum saja memandangku. “Ah.. ati-ati Teh Anis.. mahasiswa sekarang memang nakal-nakal..!”
Udara malam makin dingin.. tapi suasana kami justru mulai menghangat.

Aku merasa kegenitan Tante Anis sedang menantikan tanggapanku. Mulai kuberanikan diri memegang..
kemudian meremas-remas pantat Tante Anis dengan lembut. Jantungku berdegup-degup menanti reaksi Tante Anis..

Syukurlah dia diam saja dan membiarkan tanganku terus beraksi.
Hanya aku dan Tante Anis yang tau persis apa yang kami lakukan.

Suasana kolam renang tidak begitu terang.. dan kami berendam sebatas leher..
Sehingga apa pun yang diperbuat tangan-tangan kami di bawah air tidak akan terlihat siapapun.

Meski pun demikian.. Dewi kelihatannya mengerti apa yang terjadi..
Tapi dia pura-pura tidak tau.. dan dengan sengaja berenang menjauhi kami.

Melihat kegenitannya mendapat tanggapanku dan tidak ada lagi orang lain di dekat kami.. Tante Anis semakin berani.
Tangannya mulai dengan sengaja menyentuh penisku yang mulai menegang.

Melihat aku tidak menolak perlakuannya.. Tante Anis mulai berani meremas-remas penisku..
Sehingga tentu membuatnya perlahan mulai makin mengeras.

Tante Anis tersenyum nakal. “Oh.. ini rupanya yang bikin Tante Nita lupa sama suaminya..!..?”
Aku tidak mau ketinggalan..
Kuraba dan kuremas-remas kedua buah dada Tante Anis.. sehingga membuatnya memekik perlahan.

Kami saling meraba dan berpandang-pandangan penuh nafsu.
Perlahan-lahan kuarahkan tangan kananku ke selangkangan Tante Anis.
Dan kurasakan gundukan yang lembut dan hangat di antara kedua pahanya.

Mulut Tante Anis sedikit terbuka.. nafasnya mulai terasa berat dan matanya mulai sayu..
Tampaknya dia mulai terangsang. “Ssstop Doni.. jangan di sini .. kita ke hotel aja.. mau..?”
Kata Tante Anis setengah berbisik.. dengan nafas mulai berat menahan birahi. Aku mengangguk setuju.

“Tapi Dewi gimana tante.. masa' ditinggal..?”
“Tenang aja.. itu urusan tante.. kamu naik dulu.. tante mau bicara sama Dewi...”

Aku lantas bergegas naik dan mengambil handuk serta sabun untuk mandi.
Saat aku kembali ke kolam renang tampak Dewi dan Tante Anis sudah duduk di kursi sambil mengenakan handuk.

“Doni.. keberatan nggak kalau Dewi ikutan acara kita..?” Tanya Tante Anis sambil mengedipkan sebelah mata kepadaku.
“Terserah Dewi aja.. Doni sih nggak keberatan tante..” kataku.

“Iiih.. emangnya acara apaan sih..?” Tanya Dewi..
Entah dia cuma pura-pura atau memang tidak tau aku tidak peduli.
Yang jelas malam ini aku akan menikmati tubuh Tante Anis yang montok.

Belum terbayang bagiku bagaimana kalau nanti Dewi ikut bergabung..
Aku belum pernah ML dengan lebih dari satu wanita sekaligus.

Kutitipkan motorku di kantor Satpam..
Kebetulan karena sudah sering berenang di situ aku jadi kenal dengan mereka.
Kami bertiga lalu meluncur pergi ke arah Lembang dengan mobil Tante Anis.

Tidak berapa lama kemudian kami sampai di Lembang..
dan Tante Anis lalu mengajak kami untuk makan malam di sebuah rumah makan.

Setelah selesai makan Tante Anis membeli beberapa kaleng bir.. softdrink dan makanan kecil..
“Untuk bekal sampai pagi cukup nggak..?” Tanya Tante Anis sambil tersenyum nakal.
Aku mengangguk setuju sementara Dewi masih pura-pura tidak tau apa yang terjadi.

Akhirnya kami meluncur ke sebuah hotel kecil yang cukup bagus di sekitar Lembang..
Lokasinya enak dan aman untuk berselingkuh..

Karena mobil bisa langsung parkir di garasi yang tersedia di sebelah kamar.
Mungkin hotel itu sejak semula sudah dirancang untuk tempat perselingkuhan.. entahlah..

“Eh.. seperti yang aku bilang tadi.. kalau kalian mau ML aku nggak ikutan yaa.. aku cuma nunggu kalian di mobil aja..!”
“Aduh Dewi.. kami nggak tega ninggalin kamu di mobil. Kita bakalan di sini sampai pagi lho.. ikutan aja deh ke kamar.
Kalau nggak mau ikutan kami ML juga nggak apa-apa.. that’s your choice honey.. Kamu bisa nunggu di ruang tamu..
Sambil minum bir. Atau kalau perlu bisa kami pesankan “extra-bed..!” Gimana..?” Tanya Tante Anis.

Dewi akhirnya mengangguk setuju.
“OKe.. aku di ruang tamunya aja.. tapi kalian jangan ribut ya.. nanti aku nggak bisa tidur..”

Aku pikir Dewi ini cuma pura-pura saja tidak mau ikut ML..
Kalau dia benar-benar tidak mau ikutan.. kenapa dia tadi tidak minta diantar pulang saja.
Itu jauh lebih baik dari pada tidur di mobil atau pun di kamar sementara kami asyik bercinta sampai pagi.

Aku rasa Dewi ini sebenarnya mau tapi malu.. karena baru kenal denganku beberapa jam yang lalu..
Jadi kupikir bagus juga kalau aku sengaja memancing-mancing dan mengambil inisiatif supaya dia mau ikut.

Setidaknya dengan cara itu dia tidak harus merasa malu kalau “terpaksa” ikut bergabung.
Hmm.. kalau Dewi mau ikutan.. ini bakal menjadi pengalaman pertamaku ML dengan dua wanita sekaligus.

Kamar hotel yang dipesan Tante Anis cukup besar.. sebenarnya hanya satu ruangan..
tapi antara tempat tidur dan ruang tamu dipisahkan oleh tirai pembatas.

Dengan kondisi seperti itu apa pun yang terjadi di tempat tidur pasti akan terdengar di ruang tamu.
Dewi merebahkan dirinya di kursi sofa. “Selamat ML yaa..! Aku mau di sini aja menikmati bir dan tidur nyenyak...”

Sampai di kamar Tante Anis mematikan lampu kamar dan hanya menyisakan lampu tidur..
yang nyalanya remang-remang saja sementara aku langsung merebahkan diri di tempat tidur.

Tante Anis lalu mengikuti dan berbaring di sebelahku.
Tanpa menunggu komando.. aku langsung memeluk dan mencumbu Tante Anis..

Bibir kami saling memagut dan lidah kami saling melilit penuh nafsu.
Tangan-tangan kami pun mulai saling meraba dan meremas daerah sensitif masing-masing.

Kuselipkan tanganku ke balik bajunya.. Ooh.. rupanya Tante Anis sudah tidak mengenakan BH lagi..!
Sehingga tanganku dengan mudah langsung meremas payudaranya.

Sementara itu tangan Tante Anis dengan ganas berusaha masuk ke celana dalamku..
untuk meremas penisku yang sudah menegang sejak tadi.

Setelah beberapa saat kami bergumul dan saling meremas dengan panas..
Aku mulai melepaskan t-shirt dan celana jeansku..

Sementara Tante Anis juga mulai melepas pakaiannya satu per satu.
Akhirnya kami berdua berbaring di atas tempat tidur tanpa sehelai busanapun.

“Tante Anis.. tante sexy sekali..” kataku memuji sambil meraba payudara dan putingnya.
Sengaja aku berbicara tanpa berbisik supaya Dewi bisa ikut mendengar.

“Ah.. kamu bisa aja..” tampak wajah Tante Anis memerah..
Mungkin merasa bangga mendapat pujian dari anak muda.

Tante Anis juga tampaknya mengerti maksudku.. sehingga dia pun tidak berusaha mengecilkan suaranya.
“Tante.. Doni mau menikmati tubuh Tante Anis malam ini sepuas-puasnya.. lampunya Doni nyalain aja yaa..?”

“Iihh.. tante malu ah.. khan udah nggak muda lagi..”
“Tapi tante masih sexy banget lho.. swear deh.. Doni betul-betul terangsang...”

“Terserah Doni kalau gitu.. emangnya Doni mau liat apa sih kok pake nyalain lampu segala..?”
“Doni mau menikmati tubuh Tante Anis yang sexy ini sampai puas.. Doni mau menikmati buah dada tante yang indah..
Doni mau menikmati seluruh bagian vagina tante yang tertutup bulu-bulu lebat itu.. Doni mau liat klitoris tante..
Doni pengen liat semua bagian dalam vagina tante. Boleh khan..?” Kataku merayu sambil menyalakan lampu kamar.

“Tentu boleh aja sayang.. malam ini tante jadi milik kamu. Doni boleh liat apa pun yang Doni mau..
Boleh pegang apapun.. pokoknya boleh ngapain aja.. sesuka kamu sayang..
Tapi sebaliknya Doni juga jadi milik tante malam ini yaa..? Sekarang tante mau pegang dan isep pisangnya Doni.. gimana..?”
Tanya Tante Anis sambil mendorongku ke tempat tidur.

Mulailah Tante Anis menjilati dan mengulum penisku. Rupanya Tante Anis cukup ahli dalam ber-oral..
Diremasnya buah pelirku sementara penisku dimasukkan ke dalam mulutnya untuk dihisap.

“Hmm.. dasar anak muda.. penisnya keras banget kalau berdiri.. tante udah lama nggak ngerasain..
Penis yang keras seperti kayu.. Tante nggak sabar pengen ngerasain ini di dalam punya tante..!”
Kata Tante Anis sambil terus menjilati kepala penisku.

Dimasukkannya kembali penisku ke dalam mulutnya.. dan sesekali lidahnya menjilati lubang penisku..
Wowww.. rasanya membuat tubuhku bergetar menahan nikmat.

“Oohh.. tante.. enak banget tante.. mmhh.. isep terus tante..” aku sengaja mengekspresikan..
setiap rasa nikmat yang kurasakan dengan harapan supaya Dewi terpancing untuk ikut bergabung.

Aku memutar posisiku sedikit supaya tanganku bisa meraba dan meremas payudara Tante Anis..
Sementara dia tetap mengulum penisku. Dengan lembut kuremas payudaranya dan kupilin-pilin pentilnya.

Ini membuat Tante Anis makin bernafsu dan bersemangat mengulum penisku.
“Mmhh.. mmhh..!” Tante Anis mulai mendesah-desah menahan nikmat.

Seranganku kulanjutkan lagi.. kali ini tanganku mulai mengarah ke vaginanya.
Kurasakan bulu-bulu kemaluannya yang lebat agak basah oleh lendir yang licin.

Jari tanganku mulai menyibak bulu-bulu vagina Tante Anis.. dan masuk ke dalam belahan bibir vaginanya.
Akhirnya.. dengan perlahan kumasukkan jari tengahku ke dalam lubangnya yang basah oleh lendir.

Kugosok-gosokkan jariku dengan lembut ke dalam dinding-dinding vagina Tante Anis..
sementara ibu jariku mempermainkan klitorisnya.. sehingga Tante Anis menggelinjang keenakan.

“Ah.. Doni.. mhh.. masukin sekarang sayang.. tante udah kepengen ngerasain penis Doni di dalam vagina tante..!”
Ajaknya sambil melepaskan penisku dari mulutnya.

Tante Anis lalu merebahkan dirinya di tempat tidur...
sambil membuka kedua pahanya untuk mempersilakan penisku masuk.

Tapi aku tidak ingin langsung memainkan partai puncak.. aku harus menyimpan tenaga..
Karena bukan tidak mungkin akan ada partai tambahan dengan Dewi.

“Sabar dulu ya tante. Doni pengen banget jilat vagina tante..
Doni nggak tahan liat vagina tante terbuka seperti itu.. boleh..?”
“Terserah Doni sayaang.. tante udah kepengen banget sampai puncak..!”

Pantat Tante Anis kuganjal dengan bantal..
Sehingga aku tidak perlu terlalu membungkuk untuk menikmati vaginanya.

Perlahan kubuka bibir vaginanya yang sedikit menggelambir dengan kedua jempolku..
Terlihat bagian dalam vagina Tante Anis begitu merah dan merangsang.

Lubangnya masih terlihat lumayan sempit.. meski pun sudah punya dua anak..
Sementara klitorisnya tampak menyembul bulat di bagian atas bibir vaginanya.

Tidak tahan melihat pemandangan yang begitu membangkitkan birahi..
Akhirnya aku membenamkan lidahku ke dalam liang vaginanya.

Dengan penuh nafsu kujilati seluruh bagian vagina Tante Anis.. mulai dari klitoris.. bibir vagina..
Hingga lubang vaginanya tidak luput dari sapuan lidahku yang ganas.

Tante Anis meremas rambutku dan terus mendesah menahan nikmat.
“Oohh.. oohh.. mmhh.. Doni.. mmhh.. adduhh..!”

Suara Tante Anis makin membuatku bersemangat.. aku terus menjilati seluruh bagian vaginanya..
seperti seorang bocah sedang menikmati es krim coklat yang begitu nikmat.

Jari-jariku mulai ikut ambil bagian untuk masuk ke dalam liang vagina Tante Anis..
Sementara itu bibirku mengulum klitorisnya..
dan lidahku terus menjilati serta mempermainkannya dengan penuh nafsu.

“Aaahh.. Donii.. tante nggak tahan Don.. adduuh..!” Desahannya makin tak terkendali..
Dan tangannya mulai meremas rambutku dengan keras sementara itu otot-otot kedua kakinya mulai menegang.
Tampaknya tidak berapa lama lagi Tante Anis akan mengalami orgasme.

Sementara itu samar-samar kulihat bayangan di ruang tamu mulai bergerak..
Aah.. rupanya Dewi mulai terpancing untuk melihat apa yang kami lakukan di atas tempat tidur.

“Doni.. Doni.. mmhh.. tante nggak tahan lagi.. tante udah mau keluar.. mmhh.. ahh.. aahh..!”
Akhirnya seluruh tubuh Tante Anis menegang selama beberapa saat.. dan kemudian terkulai lemas.

Kulitnya yang putih tampak berubah agak memerah.. Tante Anis mengalami orgasmenya yang pertama malam itu.
Dia tergolek lemas dengan mata terpejam dan mulut terbuka..

Sementara itu vaginanya yang merah seperti daging mentah..
tampak masih berdenyut-denyut mengeluarkan sisa-sisa kenikmatan.

Tante Anis perlahan-lahan mulai pulih kesadarannya setelah beberapa saat terbuai oleh kenikmatan orgasme.
“Doni.. enak sekali orgasmenya.. mmhh.. tante sampe lemes.. rasanya belum apa-apa tulang-tulang tante rontok semua..!”
Aku hanya tersenyum.

“Gimana tante.. udah siap lagi..?” tanyaku menggoda.
“Bentar lagi ya Don.. badan tante masih lemes.. dan lagi rasa enaknya masih belum hilang..!”

Sementara itu kulihat Dewi sudah berdiri di samping tirai pembatas ruangan.. ikut menikmati apa yang kami lakukan.
“Dewi.. kalau mau gabung ke sini aja.. nggak apa-apa kok..” kataku memancing-mancing.
“Iih.. enggak ah.. aku cuma pengen ngeliat kalian ML aja kok.. soalnya suaranya seru banget sih.. sampe Dewi nggak bisa tidur...”

“Iya Dewi.. sini ajalah.. ngapain kamu berdiri di situ..? Duduk aja di dekat tempat tidur..
biar bisa liat lebih jelas kalau emang mau liat kita ML..!” Tante Anis ikut menimpali.

Dewi kelihatan masih malu-malu.. aku lalu berdiri menghampirinya dan menariknya ke sisi tempat tidur.
“Tapi kalian nggak apa-apa kalau Dewi ikutan ngeliat disentot..?” Tanyanya sambil duduk di kursi.

“Ah nggak apa-apa Wi.. malah kami lebih senang lagi kalau kamu juga mau ikutan ML dengan kami.. iya khan Don..?
Ikutan ajalah sekalian.. aku nggak akan bilang sama suamimu asal kamu juga nggak cerita ke suamiku..”
Kata Tante Anis sambil melirikku dan aku mengangguk mengiyakan.

Wajah Dewi tampak merah.. “Ah.. Dewi cuma mau liat kalian aja dulu..!”
Betul dugaanku.. sebenarnya Dewi mau ikut bergabung hanya saja ia masih malu-malu.
Yang dibutuhkannya cuma sebuah alasan yang pas.

Sementara itu Tante Anis tampaknya sudah pulih sepenuhnya.. tangannya mulai meraih penisku..
Kemudian ia menuntunnya ke arah liang hangat yang telah membasah di selangkangannya.

“Ayo sayang.. kita lanjutin lagi..! Sekarang punya kamu harus dimasukkin ke sini ya..
Tante dari tadi pengen ngerasain punya kamu..!” Ujarnya semakin terdengar bergairah.

Aku hanya tersenyum.. sementara itu aku mulai menjilati payudara Tante Anis..
Dan mempermainkan putingnya di antara kedua bibirku. Tubuh Tante Anis mulai menggeliat-geliat kembali.

“Ah.. Doni.. tante jadi konak lagi.. punya kamu masukin ya.. sekarang sayang.. sekarang..!
Tante udah kepengen banget ngerasain penismu yang keras banget..!” Erangnya manja meminta.

Tante Anis terus merengek-rengek meminta aku memasukkan penis ke vaginanya..
Sementara itu tangannya terus meremas-remas penisku.. sehingga membuatnya makin mengeras.

Akhirnya perlahan-lahan kubuka paha Tante Anis.. sehingga bibir vaginanya membelah..
dan menampakkan liangnya yang bisa mengundang nafsu birahi setiap lelaki.

Dengan perlahan-lahan kutuntun penisku menuju lubang vagina Tante Anis yang sudah siap menanti sejak tadi dan..
Slebb.. clebb.. Blessseph..! Dengan sekali sentakan ringan penisku masuk ke dalam vaginanya.

“Aahh..!” teriak Tante Anis sambil menaikkan pinggulnya untuk menyambut penisku.
Rupanya Tante Anis sudah sangat terangsang dan bernafsu.. sehingga sekali pun dia berada di posisi bawah..
justru dia yang lebih aktif menggerak-gerakkan pinggulnya.

Aku tidak mau kalah ganas dengan tante berumur 40-an ini.. kugerakkan pinggulku turun-naik..
dengan sentakan-sentakan yang kuat.. sehingga penisku terasa masuk ke dalam dengan mantap.

“Aduhh.. Doni.. penismu sampai ke ujung.. enak banget..!! Mmmhh.. terus sayang.. tusuk yang kuat sayang.. tante suka..!!
Mmmhh.. mmhh.. mmhh.. mmhh .. mmhh..!” Tante Anis terus mendesah berulang-ulang seirama dengan tusukan penisku.

Bunyi kecipak beradunya penisku dengan vagina Tante Anis dan derit ranjang yang bergoyang..
Sepalh menyertai desah persetubuhan kami yang ganas.

Aku rasa dengan cara seperti ini Tante Anis tidak akan bertahan lama.
Beberapa saat kemudian Tante Anis minta ganti posisi.. dia ingin berada di atas.

Akhirnya aku berbaring pasrah.. sementara Tante Anis memposisikan dirinya berjongkok di atasku.
Tangannya meraih penisku dan membimbingnya menuju liang vaginanya yang basah kuyup oleh lendirnya sendiri.

Begitu penisku masuk.. Tante Anis lalu mulai menggerak-gerakkan pinggulnya dengan ganas. \
Gerakannnya makin lama makin cepat dan desahannya makin keras.. “Mhh.. mmhh.. mmhh..!”
Aku belum pernah merasakan goyangan pinggul seorang wanita seganas Tante Anis.

Saking keras dan semangatnya goyangan Tante Anis.. beberapakali penisku sempat terlepas..
dari cengkeraman vaginanya tapi Tante Anis dengan sigap memasukkan kembali.

Dan akhirnya tidak sampai tiga menit Tante Anis di posisi atas ia pun mulai mengalami orgasme yang kedua kali..
“Aduh.. tante mau keluar lagi sayang.. aduuh.. mmhh.. mmhh.. mmhh.. aahh..!”
Tante Anis menjerit keras berbarengan dengan orgasmenya yang kedua.

Kedua tangannya mencengkeram erat dadaku.. dan kepalanya mendongak ke atas..
Sementara itu vaginanya menelan habis penisku sampai aku bisa merasakan ujungnya.

Baru kali ini kurasakan orgasme seorang wanita yang begitu ganas dan intens.
Seganas-ganasnya Tante Nita.. rasanya masih kalah ganas dibandingkan Tante Anis.

Tidak berapa lama kemudian Tante Anis terkulai lemas di dadaku.
Aku melirik ke arah Dewi.. kulihat dia mulai terangsang hebat melihat “live-show” di depan matanya..

Duduknya serba gelisah dan tangannya meremas-remas ujung bajunya.
Aku sendiri sebenarnya belum orgasme.. tapi rasanya juga tidak lama lagi.

Permainan liar Tante Anis mau tidak mau membuatku makin dekat menuju puncak orgasme juga.
Kalau aku sekarang mengajak Dewi untuk ML pasti aku tidak akan sanggup bertahan lama..
Jadi kuputuskan untuk menyelesaikan ronde pertamaku dengan Tante Anis saja.

Setelah Tante Anis mulai pulih dari orgasmenya.. aku balikkan tubuhnya..
Sehingga dia kembali dalam posisi terlentang.

Tanpa basa-basi langsung aku menancapkan penisku ke dalam vaginanya.
Clebb..! Crekk.. crekk.. clebb.. clebb..! Penisku langsung bergerak dengan riang di liang vaginanya.

“Doni.. tante masih lemes.. sabar sayang.. sebentar lagi.. mmhh.. mmhh..!” Tante Anis mencoba mendorongku.
Tapi tenaganya tidak cukup kuat..
lagipula hanya berselang beberapa detik kemudian tampaknya Tante Anis sudah mulai terangsang lagi.

Apalagi setelah telinga dan lehernya kujilati dengan lidahku.
Maklum.. kaum wanita dalam hal persetubuhan sebenarnya jauh lebih hebat dari pria..
Mereka bisa mengalami orgasme berkali-kali dalam waktu yang singkat kalau mendapatkan rangsangan yang tepat.

Clebb-crekk-crekk-clebb-clebb..! Aku terus menusukkan penisku berulang-ulang ke dalam vagina Tante Anis.
“Doni.. kamu nakal sekali.. mmhh.. mmhh .. dasar anak muda.. mmhh.. adduuh sayang.. nanti tante bisa keluar lagi..
Mmmhh.. Doni.. aduuhh.. uuhhhh.. mmhh.. tante jadi konak lagi.. aahh.. kamu ganas sekali..!” Desahnya ramai.

Kurasakan pinggul Tante Anis yang semula diam pasrah kini mulai mengikuti gerakan pinggulku.
Setiapkali aku menusukkan penisku.. pinggul Tante Anis menyentak ke atas.. sehingga penisku masuk semakin dalam.

Gerakannya yang kembali ganas membuat ketahananku hampir jebol.
Perlahan-lahan kuatur posisiku agar bisa menusukkan penis sedalam-dalamnya.

“Tante.. udah mau keluar belum..?”
“Mmhh.. iya sayang.. tante udah mau keluar lagi.. mmhh .. mmhh..!”
“Sekarang kita barengan ya.. Doni juga udah mau keluar..!”

“Hmmhh.. keluarin aja sayang.. keluarin semuanya di dalam.. tante siap menampung..
Tante udah nggak tahan sayaang.. tusuk tante yang kuat.. mmhh.. uuh..!” Erangnya makin liar.

“Ugh.. rasanya penis kamu makin besar.. dorong yang kuat sayang.. iya.. seperti itu sayang..
Iya.. aaaahhh... masukin yang dalam..!! Mmmhh.. adduuh.. tante keluar lagi.. aahh.. aagh..!!”

“Tante.. mmhh.. aduuh.. Doni udah nggak tahan lagii.. aahh.. aahh..aagghh..!!”Crett.. crett.. crrtt.. crrttt..!!
Akhirnya sebuah semburan sperma yang dahsyat ke dalam vagina Tante Anis menyertai kenikmatan orgasmeku.

Sementara itu tubuh Tante Anis juga kembali menegang dan berkedut-kedut..
menahan nikmat gelombang orgasmenya yang ketiga malam itu.

Tidak lama kemudian tubuh kami saling berpelukan dengan lemas..
Kami tidak bergerak atau pun berkata-kata untuk beberapa saat.. karena rasa nikmat orgasme yang bersamaan tadi..
Seolah meluluhkan semua kekuatan dan keinginan kami selama beberapa saat.

Aku dan Tante Anis hanya ingin diam berpelukan dan saling menikmati hangatnya tubuh masing-masing..
Sementara penisku yang terasa makin melemah masih tertancap di dalam vagina Tante Anis..

Tidak berapa lama kemudian aku membaringkan tubuhku di samping Tante Anis.
Penisku tergolek lemah kelelahan.. basah kuyup oleh campuran lendir vagina Tante Anis dan spermaku sendiri.

Sementara itu dari celah vagina Tante Anis lelehan sisa spermaku yang berwarna putih kental..
tampak mengalir keluar bercampur dengan lendir Tante Anis.

Aku yakin spermaku banyak sekali yang masuk ke vaginanya..
karena sudah hampir dua minggu aku belum mengeluarkannya.

Tante Anis memiringkan badannya dan mengelus-elus penisku.
“Gila kamu Doni.. belum-belum tante udah keluar tigakali..!
Kayaknya tante nggak bakalan kuat nih kalau ML sampai pagi..!”

“Ah nggak apa-apa tante.. khan ada Dewi.. dia bisa gantiin tante kalau tante udah capek.. iya nggak..?”
Kami tertawa cekikikan melirik Dewi yang dari tadi tampak duduk gelisah menahan gejolak nafsu.

“Iya Dewi.. ayo.. kamu ikutan sini dong..! Bantuin aku ngerjain Doni.. aku nggak bakalan kuat kalau sendiri..”
Kata Tante Anis ikut memanaskan suasana.

“Ah.. kayaknya aku nggak perlu bantuin Teh Anis.. tuh liat.. Doni punya udah lemes..
kelihatannya dia juga udah bakal nggak kuat lagi main dengan Dewi..”
Kata Dewi yang mulai menanggapi ajakan kami dengan setengah menantang.

“Tapi kalau punyaku bisa berdiri lagi Dewi mau ikutan nggak..?” Pancingku.
“Boleh aja..! Tapi buktiin dong kalau Doni punya masih sanggup berdiri lagi seperti tadi..!” Tantang Dewi.
Tampaknya Dewi sudah mendapatkan alasan yang pas untuk ikut bergabung.

“Oke.. aku akan buktikan kalau sebentar lagi punyaku akan bangun dan keras seperti tadi.
Tapi syaratnya harus Dewi yang bangunin yaa..!?” Kataku sambil tersenyum.
“Iya.. tapi dibersihin dulu dong.. Dewi nggak mau bekas Teh Anis.. he.. he.. he..!”

Aku lalu bangkit ke kamar mandi untuk membersihkan penisku dari sisa-sisa cairan hasil persetubuhan dengan Tante Anis.
Saat keluar dari kamar mandi tampak Dewi sudah duduk di tepi tempat tidur.

Sementara itu Tante Anis gantian duduk tanpa busana di kursi..
sambil menenggak sekaleng bir hitam dan mengisap sebatang rokok.

“Ayo sini anak muda.. kita buktikan apa kamu masih sanggup bertempur lagi..!”
Seru Dewi sambil tersenyum nakal.

Setelah mendapat alasan yang pas.. Dewi yang sebelumnya tampak malu-malu..
Kini mulai menampakkan nafsu sex yang tidak kalah dengan Tante Anis.

Aku lalu membaringkan tubuhku di tempat tidur.
Tanpa banyak basa-basi lagi.. Dewi langsung mengelus-elus penisku yang masih terkulai lemas..

Akibat kelelahan setelah bertempur hebat dengan Tante Anis.
Diremas-remasnya biji pelirku dan kemudian Dewi mulai menjilat-jilat batang penisku.

Aku mulai merasakan kenikmatan lidah Dewi dan remasan lembut tangannya..
Akibatnya penisku perlahan-lahan mulai menunjukkan tanda kehidupan.

Dewi mulai memasukkan penisku ke dalam mulutnya.. clrupp.. slrupp.. clropp.. slropp..!!
Dikulumnya kepala penisku dan dikocok-kocoknya batang penisku dengan tangannya.
Tentu saja tidak berapa lama kemudian penisku mengeras kembali.

Merasakan penisku kembali membesar dan mengeras.. Dewi semakin bernafsu menghisap dan menjilatinya.
Perlahan-lahan kulepaskan mulutnya dari penisku.

“Nah.. sudah terbukti bisa bangun lagi khan.. sekarang giliran Dewi memenuhi janji untuk ikut bergabung.. gimana..?”
Dewi cuma tersenyum sambil dengan sukarela melepaskan pakaiannya satu per satu dan berbaring di sisiku.

Karena sejak awal aku sudah tertarik dengan payudara Dewi yang montok seperti punya Pamela Anderson..
Aku langsung meremas payudaranya dengan lembut dan mempermainkan putingnya dengan lidahku.
Dewi yang sebenarnya dari tadi sudah terangsang.. kini mulai mendesah-desah keenakan.

Berbeda dengan Tante Anis.. meski pun sudah 3 tahun menikah.. Dewi belum memiliki anak..
Jadi puting susunya masih mungil dan berwarna terang.. seperti puting susu gadis perawan.

Setelah puas menjilati dan meremas buah dadanya.. aku mulai menjelajahi bagian bawah.
Perlahan-lahan kujilati bagian perut Dewi dan kemudian akhirnya sampai ke daerah ‘Segitiga Bermuda..!’

CONTIECROTT..!!
-----------------------------------------------------------ooOoo-----------------------------------------------------
 
Lanjoooot bro mangstab
•⌣»̶·̵̭̌✽̤̈🐡 Terima Kasih 🐡✽̤̈·̵̭̌«̶⌣•
 
-----------------------------------------------------------ooOoo-----------------------------------------------------

Cerita 236 – Kos Asikk..!!

Kisah Tiga – Dari Kolam Renang [2]

Dewi dan Tante Anis

Bulu kemaluan Dewi
tidak selebat Tante Anis..
Sehingga belahan vaginanya sudah tampak jelas tanpa harus menyibakkan bulu-bulunya.

Setelah puas menjilati daerah lipatan paha dan daerah bagian atas bulu vagina Dewi..
aku membuka bibir vaginanya dan terlihatlah liang vagina yang berwarna merah muda dan sangat indah.
Uhhhh..!! Betapa ingin rasanya segera membenamkan penisku ke dalamnya.

Mungkin karena belum memiliki anak..
maka kedua bibir vaginanya masih tampak kencang dan tidak menggelambir seperti punya Tante Anis.

Secara refleks jari-jari tanganku langsung masuk menggerayangi lubang vaginanya dan membuatnya melenguh keras..
“Oohhhhh..!!” Clrupp.. slrupp.. slrupp.. slrupp.. slrupp..
Langsung lidahku menjilati bibir vagina dan klitorisnya dengan lembut.

Setiapkali lidahku menjilati klitorisnya.. pinggul Dewi bergerak maju..
seolah tidak menginginkan lidahku terlepas dari klitorisnya.

Setelah kurasa cukup.. akhirnya kulepaskan lidahku dari bagian vaginanya dan aku mulai membuka kedua pahanya.
Aku benar-benar sudah tidak sabar ingin segera merasakan kenikmatan vagina seorang Dewi.

Dengan lembut kubelai lembut rambutnya..
Dari matanya kulihat Dewi pun sudah tidak sabar ingin menerima penisku.

Tapi dia bukan Tante Anis yang secara ekspresif dan terang-terangan mengumbar nafsunya dengan ganas.
Dewi hanya menatapku penuh harap sambil nafasnya berdesah-desah tak teratur.

Kuposisikan diriku di antara kedua pahanya.. lalu perlahan-lahan kubuka bibir vaginanya..
Kemudian kuarahkan penisku ke liang vagina yang tampak masih sempit. Plepp..!

Kuletakkan kepala penisku tepat di depan lubang vaginanya. Slebbh.. clebbh..!!
Lalu dengan lembut tapi pasti.. kugerakkan pinggulku ke depan.. sehingga penisku masuk ke dalam vaginanya.

Gila.. nih cewek..! Vaginanya masih sempit sekali.. benar-benar seperti seorang perawan..!!
–Meski pun kala itu aku belum pernah sekali pun 'mencicipi' perawan.

Ouwhhh..!! Nikmaaatttnyyaaa..!! Untung saja Dewi sudah cukup terangsang..
Sehingga batang penisku tidak begitu kesulitan menembus liang vaginanya yang sempit dan basah.

"Ngghhhh..!!" Dewi mengerang.. tampak menggigit bibir bawahnya dan tangannya meremas pinggangku.
Aku sempat berpikir mungkin Dewi merasa kesakitan akibat perbuatanku.. gerakanku kuhentikan sejenak.

“Sakit sayang..?” Tanyaku. Dewi menggeleng perlahan.
“Enak sayang..?” Kataku lagi. Dewi hanya mengangguk sambil tersenyum.

Clebb-crebb-crebb-crebb-clebb-clebb-clebb..!! Sedikit demi sedikit kupercepat gerakanku..
Liang vagina Dewi terasa makin basah dan gerakan penisku terasa mulai lancar.

Setelah merasakan persetubuhan yang ganas dengan Tante Anis..
Persetubuhan dengan Dewi terasa begitu lembut dan indah. Kontras sekali bedanya..

Namun kedua-duanya sama-sama memiliki kenikmatannya yang khas..
Sehingga sulit untuk mengatakan mana yang lebih enak.. atau mana yang lebih nikmat.

Kubelai rambut Dewi dan kucumbu bibirnya dengan hangat..
Ahhhh.. kami sungguh menikmati persetubuhan yang indah banget..

Sesekali aku melepaskan diri dan meminta Dewi untuk bergantian di posisi atas.
Dia pun melakukannya dengan lembut namun penuh energi..

Digerak-gerakkannya pinggulnya maju-mundur dengan berirama dan penuh tenaga..
Sementara aku meremas-remas buah dadanya yang indah.

Aku rasakan dinding-dinding vaginanya begitu kuat mencengkeram penisku.. hingga membuatku makin terangsang.
Sementara itu gerakan pinggul Dewi makin cepat dan desahannya makin kuat serta tidak beraturan.

Dewi mulai sulit mengontrol gerakannya sendiri.. “Oohh.. mmhh.. mmhh.. uuhh..!”
Tampaknya Dewi mulai dekat menuju orgasme. “Ahh.. Doni.. mmhh.. Dewi di bawah aja ya.. Dewi takut keluar duluan..!”

“Nggak apa-apa sayang.. keluarin aja..!”
“Enggak ah.. Dewi mau keluar barengan sama Doni..!”

Akhirnya Dewi kembali berbaring di sebelahku. Aku langsung mengambil posisi di antara selangkangan Dewi.
Kemudian slebb.. jlebbb..!! Kembali kubenamkan batang penisku ke dalam liang vaginanya.

Di posisi ini tampaknya Dewi lebih bisa mengatur nafsunya..
Sehingga desahannya kembali teratur seirama dorongan penisku.

Kami kembali bercumbu dengan hangat.. sambil tanganku meremas-remas buah dadanya..
Pinggulku terus bergerak turun-naik.. sehingga kedua tubuh kami pun mulai dibasahi oleh peluh.

Sekarang giliranku mulai merasakan dorongan kenikmatan orgasme mulai menjalari seluruh tubuhku.
Rasanya tidak lama lagi pertahananku akan bobol.

Gerakanku makin kuat dan Dewi juga merasakannya.. sehingga dia pun mulai agak mengganas.
Aku mulai melepaskan bibirku dari bibirnya dan mulai mengatur posisi..
agar bisa menancapkan penisku dengan maksimal ke dalam vagina Dewi.

Rasanya tidak lama lagi kami berdua akan sampai ke puncak kenikmatan..
“Dewi.. aku udah mau keluar sayaang.. mmh.. sshh.. sshh.. mmhh..!!”

Aku mencoba sekuat tenaga mengontrol orgasmeku agar bisa bertahan sedikit lagi.
“Dewi juga mau keluar sayang.. adduhh.. punya kamu tambah besar .. Dewi nggak tahan lagi.. mmhh.. aaah.. mmhh..!”

Gerakan kami berdua makin cepat dan makin ganas.. akhirnya..
“Aahh.. Donii.. mmhh.. aahh.. Dewi nggak tahan lagi sayang.. aahh.. aahh..!” Srrr.. serrrr.. srrr.. srrr..!!
“Dewiii.. aduuh.. Donii keluaar.. aahh..!” Crett.. crett.. crett.. crett.. crrtt..!! Spermaku muncrat deras.

Tubuh kami menggelinjang dan bergetar hebat dalam sebuah orgasme bersama yang indah..
Hingga akhirnya kami berpelukan lemas.

Setelah beberapa saat kami berpelukan.. aku kembali mencumbu Dewi dengan lembut.
Kemudian aku merebahkan diriku di sampingnya.. kami diam dan saling berpandangan.

Plok plok plok..!! “Wow.. keren.. hebat..!” Tiba-tiba kudengar Tante Anis bertepuk tangan..
memberi 'applaus' untuk persetubuhan kami yang cukup lama dan menggairahkan.
Kami berdua cuma tersenyum saja.. sudah terlalu lelah untuk berkomentar.

Mungkin lebih dari setengah jam aku dan Dewi saling bergumul..
sebelum akhirnya kami tenggelam dalam kenikmatan orgasme.

Tampak Dewi tergolek kelelahan di sampingku..
Dia hanya sebentar menoleh tersenyum penuh arti ke Tante Anis.. lalu kembali memejamkan matanya.
Sementara itu sisa-sisa spermaku tampak mulai menetes dari celah vagina Dewi meski pun tidak sebanyak Tante Anis.

Aku pun hanya bisa terbaring lemas.. penisku tampak tak berdaya. Tiba-tiba aku merasa sangat haus dan lapar.
Aku bangkit lalu mengambil sekaleng bir dan menyantap sebungkus roti..
untuk mengembalikan tenagaku yang nyaris terkuras habis oleh dua wanita bersuami yang ganas.

“Nanti kalau sudah siap.. giliran tante lagi ya..? Melihat kalian ML tante jadi kepengen lagi lho.. Doni masih kuat khan..?”
“Oke tante. Doni masih kuat kok. Liat nih.. sebentar juga bangun lagi..!” Kataku menanggapi tantangan Tante Anis.
Kutunjukkan pada Tante Anis penisku yang perlahan-lahan mulai agak membesar.

Melihat aku mulai segar lagi Tante Anis merebahkan aku ke tempat tidur di samping Dewi yang masih tergolek kelelahan.
Tanpa merasa perlu membersihkan penisku dari sisa-sisa persetubuhanku dengan Dewi..
Tante Anis langsung mengulum dan mengkocok-kocok penisku hingga perlahan-lahan kembali mengeras dengan sempurna.

Begitu melihat penisku kembali berdiri sempurna..
langsung Tante Anis mengambil posisi jongkok dan memasukkan penisku ke dalam vaginanya.

Seperti sebelumnya.. dengan ganas Tante Anis menggerak-gerakkan pinggulnya..
sambil mulutnya terus berdesah-desah merasakan nikmat.

Dewi yang terbaring di sampingku lalu membuka mata dan menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan kami..
“Ah.. keterlaluan deh Teh Anis ini.. si Doni belum sempat istirahat udah diembat lagi..! Nggak kasian sama anak orang..!”
Tante Anis cuma tertawa kecil dan meneruskan goyangan mautnya.

Tak berapa lama kemudian Tante Anis melepaskan penisku dari vaginanya dan meminta aku untuk berganti posisi..
Dia ingin ditusuk dari arah belakang. “Doni.. tante kepengen kamu masukin dari belakang ya..?”

Tante Anis lalu mengambil posisi menungging di sebelah Dewi..
sambil tangannya meraba-raba payudara Dewi sambil sesekali lidahnya menjilati putingnya.
Sementara itu aku langsung memasukkan penisku lagi ke dalam vagina Tante Anis yang sudah merah merekah dari belakang.

Merasakan apa yang dilakukan Tante Anis.. pada mulanya Dewi tampak risih.. mungkin dia belum pernah dengan sesama wanita..
Tapi lama kelamaan dia membiarkan Tante Anis melakukan aksinya.
Bahkan tampaknya Dewi mulai menikmati ulah tangan dan lidah Tante Anis.

Aku juga tidak tinggal diam.. sambil penisku keluar masuk di vagina Tante Anis..
tanganku mulai meraba vagina Dewi.. sehingga membuatnya makin terangsang.

Kemudian Dewi membuka kedua pahanya lebih lebar agar jari-jari tanganku lebih leluasa masuk ke dalam vaginanya.
Sementara itu pinggul Tante Anis mulai bergerak tak teratur dan desahannya makin keras.

“Aaah.. mmhh.. mmhh.. mmhh..!” Aku tahu sebentar lagi Tante Anis akan mencapai orgasmenya yang keempat.
Clebb-crebb-crebb-crebb-clebb-clebb-clebb..!! Kupercepat gerakanku dan Tante Anis pun makin tak terkontrol.

“Donii.. aahh.. tusuk yang kuat sayaang.. iya.. yang kuat sayang..!! Teruss.. teruss..!! Tusuk yang dalam..!!
Ohhhhh tusuk sampai ujung.. sayang..!! Aaahh.. tantee keluar lagii.. aaghh..!!” Desahnya ramai.

Tante Anis mengejang keras dan menyentakkan pantatnya ke arahku.. sehingga penisku masuk makin dalam.
Kutarik paha Tante Anis ke arahku dengan maksud supaya dia makin merasakan kenikmatan orgasmenya.
Setelah beberapa saat.. akhirnya Tante Anis terkulai lemas.. dan penisku pun terlepas dari bekapan vaginanya.

Melihat penisku masih berdiri tegang.. Dewi langsung mengerti apa yang harus dilakukannya.
Dia mengambil alih posisi Tante Anis dengan menungging di depanku.

Dengan perlahan kubuka belahan vagina Dewi dan kumasukkan penisku ke dalamnya. Slepp.. Crebb...!
“Nghh...!” Dewi pun mendesah menahan nikmat saat penisku meluncur ke dalam vaginanya yang hangat dan basah.

Sementara penisku di dalam vaginanya.. kedua tanganku mulai meraba-raba buah dadanya yang indah.
Dewi tampak sangat menikmatinya.. sehingga pinggulnya mulai bergerak-gerak.

Setelah beberapa menit berlalu.. Dewi tampak mulai kelelahan dengan posisi 'doggy-style..!'
Dewi memintaku untuk melepaskan penisku kemudian dia pun kembali menelentangkan dirinya pasrah..
Dengan kedua pahanya terbuka lebar-lebar seolah mengundangku untuk segera membenamkan penisku kembali.

Dan aku pun menanggapi undangannya dengan senang hati. Tanpa banyak basa-basi.. Slebb.. Jlebbb..!!
Langsung kumasukkan penisku ke dalam liang vagina Dewi..
yang belum sempat dibersihkan dari lendir sisa-sisa persetubuhan kami sebelumnya.

Dewi sendiri sekarang sudah mulai berani mengungkapkan gejolak nafsunya terang-terangan..
Dia mulai berani menggerakkan pinggulnya dengan ganas dan mendesah-desah dengan kuat.
Rasanya Dewi yang sekarang tidak kalah ganas dengan Tante Anis.

Ini sungguh kejutan bagiku.. aku tidak siap menghadapi keganasan Dewi yang nyaris tiba-tiba.
Hal itu membuat aku nyaris kehilangan kontrol dan hampir mencapai orgasme.

Tapi aku tidak ingin mengalaminya sendiri.. aku ingin Dewi juga bisa merasakannya..
padahal saat itu kurasakan kondisi Dewi masih stabil dan belum mendekati orgasme.

Sekuat tenaga aku berusaha mengontrol nafasku untuk menghambat datangnya orgasme.
Tapi rasanya tidak banyak membantu.. goyangan Dewi yang ganas membuat orgasmeku terasa makin mendekat.

Akhirnya kuputuskan untuk meremas buah dada..
Dan mempermainkan klitorisnya supaya Dewi juga cepat terangsang.. hingga mendapat klimaksnya.

Ternyata cara ini efektif. Dalam waktu singkat gerakan pinggul Dewi menjadi makin kuat dan mulai tidak beraturan.
Desahan dan lenguhannya juga semakin keras.

Aku tau Dewi juga sudah kehilangan kontrol dan mulai mendekati puncak orgasme..
“Dewi sudah mau keluar ya..?” Tanyaku.

“Hhmm.. iya sayang.. adduhh.. sebentar lagi Dewi keluar.. barengan ya sayang..!?
Sepertinya punya Doni juga udah makin besar .. Mmmhh.. oohh enak banget.. punya Dewi terasa penuh.. mmhh..
Aaahh.. aahh.. fuck me honey.. fuck me hard..!! Aaahh.. aahh..!!” Dewi mengerang dan meracau.

Begitu kurasakan Dewi hampir mencapai orgasme langsung kupercepat gerakanku..
Kulepaskan tanganku dari klitoris dan buah dadanya..
sambil mencari posisi yang nyaman untuk melakukan tusukan akhir yang dalam dan nikmat.

Hingga akhirnya.. “Dew.. aku nggak tahan lagi.. keluarin bareng sekarang yukk..!!”
“Iya sayang.. Dewi juga.. aahh.. adduhh.. yang kuat sayang..!! Fuck me..!! Yess.. aahh.. uuhh.. aahh.. aagh..!!”

“Oohh.. Dewi.. mmhh Doni juga keluaarr.. aagh..!”
Crettt.. crett.. crett.. crett..!! Akhirnya kami kembali orgasme bersamaan.

Orgasme kali ini sungguh-sungguh menguras energiku..
Aku tidak tau apakah aku masih sanggup kalau Tante Anis minta lagi.

Tapi kulihat Tante Anis juga sudah kelelahan setelah empatkali orgasme hebat yang dialaminya..
Sehingga kami akhirnya memutuskan untuk beristirahat saja.
Kami bertiga tidur saling bepelukan tanpa busana dan hanya ditutupi selimut.
-------ooOoo-------

Pagi itu aku terbangun.. sayup-sayup kudengar suara adzan subuh. Tapi aku merasakan ada sesuatu yang aneh.
Ah.. ternyata Tante Anis sudah bangun lebih dulu dan dia sedang asyik mengulum penisku.

“Aduh.. tante.. pagi-pagi udah sarapan pisang..” kataku sambil tertawa.
“Hmm.. sorry ya Don,.. tante tadi bangun duluan terus tante nggak tahan liat penis kamu.
Tante langsung ngebayangin kayaknya enak banget kalau subuh-subuh gini ML lagi dengan Doni.. nggak apa-apa khan..?”

Kulihat penisku sudah berdiri tegak akibat ulah Tante Anis. Tampaknya Tante Anis sudah sangat bernafsu..
Nafasnya memburu tak teratur dan pandangan matanya menunjukkan dirinya sedang berada pada puncak birahinya.
Sementara itu Dewi tampak masih tergeletak pulas di sampingku.

“Doni sayang.. tante pengen ngerasain penis kamu lagi yaa.. soalnya sebentar lagi khan kita pisah..
Jadi sekarang tante pengen ML lagi dengan Doni.. mau khan..?” Pintanya dengan manja.

“Masukin aja tante. Doni juga suka ML dengan tante. Pokoknya hari ini Doni mau ML..
sampai kita bener-bener udah nggak kuat lagi.. tante mau khan..?”

“Hm.. dengan senang hati sayang.. ssttt.. jangan keras-keras nanti si Dewi bangun.
Kasihan dia masih kecapaian semalam gara-gara ML dengan kamu..!”

Ah.. kali ini aku akan memberikan sesuatu yang lain untuk Tante Anis.
Aku akan membuatnya mengalami orgasme berkali-kali tanpa sempat istirahat.

Aku rasa ini tidak terlau sulit..
karena tampaknya Tante Anis tipe wanita yang sangat sensitif dan mudah mengalami orgasme.
Lagipula karena semalam aku sudah tigakali orgasme.. aku yakin bisa bertahan lebih lama lagi sekarang.

Kubiarkan Tante Anis menaiki diriku dan memasukkan penisku ke dalam vaginanya.
Seperti biasa dia mulai menaik-turunkan pinggulnya.. sehingga penisku meluncur keluar-masuk vaginanya.

Dengan sengaja kusentakkan pinggulku untuk menandingi gerakannya.. sehingga membuatnya makin terangsang.
Benar saja.. tidak sampai lima menit Tante Anis mulai kehilangan kontrol dan melenguh kuat..

Ia mengalami orgasmenya yang kelima. “Aahh.. Doni.. tante keluar.. mmhh.. adduuhh.. aahh.. aahh.. aaghh..!!”
Aku tidak memberi Tante Anis kesempatan beristirahat.

Setelah tubuhnya melemas aku langsung membaringkan Tante Anis dan membuka pahanya..
Clebb.. Jlebb..!! Tanpa basa-basi aku langsung menancapkan penisku ke dalam vaginanya.

Clebb-clebb-jlebb-clebb-jlebb-jlebb..!! Dan kali ini aku menusukkan penisku dengan kuat dan cepat.
Benar saja.. Tante Anis tampak kaget dan tidak siap dengan serangan tiba-tiba kontolku.

Tidak sampai tiga menit kemudian tubuhnya mulai bergetar hebat.
“Adduhh.. Doni.. tante jadi pengen keluar lagi.. aahh.. aahh.. aahh..!”

Kurasakan badan Tante Anis mengejang dan kemudian lemas.. ini orgasmenya yang keenam.
Sementara itu penisku masih keras dan besar di dalam vaginanya.

Tanpa memberinya kesempatan istirahat aku kembali menggerak-gerakkan penisku dengan kuat dan ganas.
Tante Anis yang belum sempat istirahat untuk memulihkan tenaganya..
kembali tergetar oleh rangsangan orgasme yang ketujuh.

“Donni.. kamu nakal.. nanti tante bisa keluar lagi.. aduuhh.. mhh.. aahh.. mmhh.. Doni.. tante mau keluar lagii..
Aaduuhh.. aahh.. dorong yang keras sayang.. iyaaaaa.. tusuk yang dalam sayang.. iya gitu..!! Terus.. terus..!!
Jangan berhenti.. aahh.. aahh..!! Enak sekali sayang..! Mmmhh.. tante keluar lagiii.. aahh..!” Racaunya ramai.

Kembali aku tidak memberinya kesempatan istirahat.. kali ini kuangkat kedua kakinya..
Sedangkan pantatnya kuganjal dengan bantal..
Sehingga penisku masuk semakin dalam hingga menyentuh ujung vaginanya.

Kutusukkan penisku ke dalam vagina Tante Anis.. kugenjot berulang-ulang dengan cepat dan kuat.
Hanya berselang satu atau dua menit dari orgasme sebelumnya..
kembali tubuh Tante Anis bergetar hebat untuk mengalami orgasmenya yang ke delapan.

“Aahh.. Donnii.. uughh.. masukin yang dalam sayang..!! Masukin sampai ujung..!! Aaahh.. enak banget..!!
Aaahh.. gimana nih..? Tante bisa keluar lagi.. mmhh.. aahh.. aduuhh.. tante keluar lagi sayang.. aahh..!!”

Kali ini tubuhnya menggelinjang cukup lama.. pinggulnya berkedut-kedut tidak beraturan..
Matanya terpejam rapat-rapat dan giginya terkatup menahan kenikmatan yang luar biasa..

Begitu selesai orgasme yang ke delapan.. kembali aku meneruskan tusukan dan genjotan penisku.
Kali ini tante Anis sudah mulai merasa tidak kuat lagi.. matanya memelas memintaku untuk berhenti.

“Udah dong sayang.. tante capek banget.. vagina tante mulai perih sayang jangan cepet-cepet dong.. sakit..!
U-udah sayang.. tante istirahat dulu.. sebentar aja.. nanti kita lanjutin lagi.
Kasih kesempatan tante istirahat dulu sayang..” katanya sambil mencoba menahanku.

Tapi aku tidak peduli.. memang gerakanku kuperlambat supaya Tante Anis tidak merasa sakit..
Tapi aku tetap menusuk dan menyodokkan penisku ke dalam liang vaginanya.

Aku sendiri sekarang mulai terangsang berat melihat pandangan sayu tanpa daya..
seorang wanita yang haus kenikmatan seperti Tante Anis.

Setelah beberapa saat.. tampaknya Tante Anis mulai kehilangan rasa sakitnya..
berubah menjadi rasa nikmat kembali.. dia mulai menggerak-gerakkan pinggulnya mengikuti gerakanku.

Sekarang aku ubah sedikit posisiku.. hanya kaki kiri Tante Anis yang kuangkat..
sementara kaki kanannya tergeletak di kasur dan kaki kiriku kuletakkan di atas paha kanannya.

Kelihatan Tante Anis menikmati sekali posisi ini..
"Uhhhh.. aahhh.. iiyaaa sayangg.." dia mulai bergairah lagi dan gerakan pinggulnya mengganas kembali.

Tak lama kemudian ia pun mengalami orgasmenya yang kesembilan.. “Ahh.. oohh.. Doni.. kamu pinter banget sih.
Aaahh.. anak nakal.. ohhh iyaaa.. aahhh.. tusuk tante yang kuat sayang..!! aaahh..!!" Racau tante Anis lagi.

"Aaahh.. tante keluar lagi.. aahh.. aahh aahh.. aaaaahhhhh..!!” Teriakannya kali begitu keras dan panjang.
Sehingga Dewi yang tertidur kelelahan akhirnya terbangun juga.

Jleghh..!! Aku menekan penisku dalam-dalam di vagina Tante Anis sambil menunggunya kembali siap.
“Udah sayang.. tante udah capek.. tante nggak kuat lagi sayang.. udah ya sayang.. vagina tante udah kebas..
Please.. tante udah nggak sanggup lagi..!!” Rintih tante Anis lemas dan seperti menghiba.

“Hmm.. Doni masih pengen terus tante.. soalnya sebentar lagi kita pisah..
Doni mau menikmati tubuh Tante Anis hari ini sampai sepuas-puasnya..!” kataku sambil memulai lagi tusukan penisku.

“Ayo dong sayang.. udah dulu.. kapan-kapan kita khan bisa ketemu lagi.. tante janji deh.. tapi sekarang udah dulu..
Uhhh.. tante capek banget.. tenaga tante udah abis..!” Rengek tante Anis lemas.

“Yang ini terakhir tante.. Doni juga udah mau keluar kok.. boleh yaa..?” Kataku sambil mengecup bibirnya.
Tante Anis terdiam dan berusaha menikmati permainan penisku yang terus mengganas nyaris tanpa henti.

Sementara itu aku sudah merasakan diriku mulai mendekati orgasme juga..
Penisku terasa membesar dan memenuhi liang vagina Tante Anis yang berdenyut-denyut nikmat.

Tampaknya Tante Anis juga merasakan hal yang sama..
ia pun segera terangsang berat serta mulai mendesah-desah untuk orgasmenya yang kesepuluh.

“Ahh.. Doni.. keluarin punya kamu sekarang sayaang.. tusuk tante yang kuat..
Ahhhh.. ahhh.. ohhhh.. tante juga udah mau keluar sekarang.. aaaahhh..!!”

“Ayo tante kita barengan.. ini yang terakhir.. aahh Doni keluarr.. aaggh..!” Crott.. crott.. crott.. crott..!!
“Aahh.. mmhh.. tante juga keluar lagii.. adduhh maakk.. enak bangeett.. aaghh..!” Srr.. srrr.. srrr.. srrr..!!

Akhirnya kali itu persetubuhan kami benar-benar terhenti dan kami pun berpelukan lemas.
Kukecup bibir Tante Anis dan perlahan-lahan kulepaskan penisku dari dalam vaginanya.

Kulihat vagina tante Anis sudah sangat merah dan Tante Anis sendiri masih memejamkan matanya kehabisan energi.
Hanya sedikit saja sisa lelehan spermaku yang keluar dari vagina Tante Anis..
Rupanya aku sudah mulai kehabisan cadangan sperma.

Tiba-tiba keheningan kami dipecahkan oleh suara Dewi.. “Hey.. kalian ML kok nggak ngajak-ngajak Dewi sih..!?
Emangnya kalian kira aku nggak pengen yaa..!?" Sergah Dewi yang ternyata sudah bangun.

“Sudah berapa lama sih kalian main..? Kok kayaknya seru banget. Anis sampai basah penuh keringat gitu..?” Lanjut Dewi lagi.
Tante Anis hanya menoleh sejenak lalu memberi kode dengan jarinya bahwa ia mengalami 6 kali orgasme pagi itu.

“Enam kali..!? Ah gila juga.. bener-bener teteh maniak ML.. Dewi baru tau..!”
Kata Dewi sambil melotot memandangi Tante Anis.. seolah tidak percaya apa yang ditunjukkan jari tante Anis.

“Swear.. enggak juga Wi. Aku baru kali ini kok ML segila ini. Nggak tau nih siapa yang gila.. si Doni apa gue..!”
Kata Tante Anis membela diri sambil masih terengah-engah kelelahan.

“Dewi juga pengen dong sayang.. nggak usah enam kali kayak Teh Anis..
Tapi Dewi pengen ML lagi pagi ini sebelum kita pisah.. ya sayang.. please.
Aku pengen dapet kenang-kenangan yang spesial dari kamu. Ok.. honey..?”

Tapi tampaknya Dewi menyadari kondisiku yang masih lelah kehabisan tenaga. “Kalau Doni masih cape..
pakai tangan atau lidah juga gak masalah kok.. dari tadi aku liat Teh Anis ML dengan kamu..
kok kayaknya seru banget.. Dewi jadi konak kepengen ngerasain juga. Please honey..
Jilatin punyaku seperti kemarin malam. Dewi suka kok.. jilatin terus sampai Dewi puas..
Pokoknya jangan berhenti sebelum aku puas yaaa..!? Please honey.. eat my pussy.. please..!”

Dewi yang beberapa jam sebelumnya masih malu-malu dan pura-pura tidak mau ikutan..
kini terlihat mulai berani merayuku dengan genit..

Dibukanya pahanya dan kedua tangannya menarik bibir vaginanya ke samping..
Sehingga lubang vaginanya yang mungil tampak jelas.. terekspos oleh kedua mataku.

Mau tidak mau aku pun kembali terangsang dan mulai melupakan kelelahanku.
Aku ingin membuat Dewi mengalami orgasme berkali-kali tanpa istirahat seperti Tante Anis.

Karena penisku masih lemas.. kali ini aku memulainya dengan lidahku dulu. Kubaringkan Dewi di atas ranjang..
Pantatnya kualasi dengan dua buah bantal.. supaya lidahku bisa menjangkau vaginanya dengan mudah.

“Nah.. gitu sayang.. jilatin vagina Dewi.. hmmh.. enak banget.. Dewi belum pernah orgasme pakai oral..
Sekarang Dewi pengen ngerasain. Ayoo sayang.. bikin aku terbang melayang ke bulan.. c’mon honey.. lick my pussy..!
Mmmhh.. yesss.. I like it.. yess.. make me cum honey..!” Desah Dewi merayu gairahku.

Slrupp.. slrupp.. slrupp..!! Kujilati bibir dan liang vaginanya lalu kupermainkan klitoris Dewi dengan bibir dan lidahku..
Sementara itu jari-jari tanganku masuk ke dalam liang vaginanya.

Tampaknya Dewi sangat menikmati ini..
Pinggulnya bergoyang-goyang perlahan serta suaranya mendesah-desah sexy sekali.

Setelah beberapa menit.. akhirnya kuputuskan untuk meningkatkan rangsangan..
dengan jalan mengisap klitorisnya dengan kuat dan menjilatinya dengan cepat..
Sehingga tubuh Dewi mulai bergetar tak beraturan.

Sementara itu jari-jariku terus masuk semakin dalam sampai menyentuh g-spotnya.
Ini membuat Dewi menjadi makin tak mampu mengontrol dirinya lagi..
Pinggulnya bergetar keras hingga akhirnya dia mengalami orgasmenya yang ketiga.

“Mmhh Doni.. adduhh.. Dewi nggak tahan lagi adduuhh.. terus isep yang kuat.. c’mon honey.. mmhh..!!
Yess.. I’m cumming.. I’m cumming..!! Aduh.. enak bangeett..!! Aaahh.. oohh.. oohh..!!”

Tubuh Dewi mengejang keras.. giginya terkatup rapat..
Matanya terpejam dan tangannya mencengkeram kasur dengan kuat.

Tapi aku tidak menghentikan permainanku.. klitoris dan g-spotnya terus aku rangsang..
sampai akhirnya setelah hampir semenit berlalu tubuh Dewi yang menggelinjang mulai terkulai lemas kehabisan tenaga.

Aku ingin Dewi merasakan orgasme yang terus-menerus tanpa henti seperti Tante Anis.
Dewi masih tergolek lemas di tengah tempat tidur..
Sementara itu penisku sudah mulai menegang kembali setelah mendapatkan cukup waktu beristirahat.

Dewi yang belum sadar akan apa yang terjadi.. tiba-tiba terkaget..
karena aku memasukkan penis ke dalam vaginanya yang masih berdenyut-denyut akibat orgasmenya yang terakhir.

“Aduhh.. Doni sayang.. kamu ganas banget sih .. Dewi masih capek nih.. istirahat dulu yaa.. please honey..!”
Aku tersenyum dan menggelengkan kepala perlahan sambil terus menancapkan penisku ke dalam vaginanya.

Akhirnya tidak berapa lama kemudian Dewi mulai terangsang juga..
Dia mulai menikmati sodokan penisku dan mulai menggerak-gerakkan pinggulnya dengan ganas.

Setelah beberapa menit berlalu akhirnya pertahanan Dewi mulai bobol.
Ia mulai kehilangan kendali dan tubuhnya bergetar-getar merasakan orgasmenya yang ke-empat.

“Donni.. mmhh.. gimana nih.. Dewi bisa keluar lagi sayang.. aduhh.. aahh.. keluar lagi deh.. aahh.. mmhh.. aahh..!”
Kedua tangan Dewi mencengkeram punggungku.. sementara itu kakinya menjepit kuat pinggulku.

Aku membiarkan penisku tertancap dalam-dalam di vagina Dewi dan membiarkan dia menikmati orgasmenya.
Begitu cengkeraman Dewi mulai melunak aku mulai lagi melanjutkan goyangan penisku di dalam vaginanya.

Dewi tampaknya kaget setengah mati dan benar-benar tidak siap mendapat serangan beruntun kontolku.
“Doni.. udah dulu dong sayaang.. Dewi masih capek.. Dewi lemes banget sayang.. please.. gimme a break.. honey..!”

Tapi sama seperti dengan Tante Anis sebelumnya.. aku tidak ambil peduli.
Aku terus menusukkan penisku ke dalam vaginanya.. makin lama makin cepat..

Sampai akhirnya Dewi mulai terangsang lagi untuk yang kesekiankalinya dan kembali ikut bergerak aktif.
“Doni.. gantian ya.. Dewi pengen di atas..!”

Aku lalu merebahkan diriku dan membiarikan Dewi menaiki tubuhku..
sambil membenamkan penisku ke dalam vaginanya.

Kali ini Dewi benar-benar sudah belajar banyak dari Tante Anis.. gerakannya mulai ganas dan liar.
Desahan-desahan kenikmatannya benar-benar membangkitkan nafsu.

Akhirnya Dewi mulai mengalami puncak kenikmatan orgasmenya yang kelima..
Gerakannya makin liar.. terutama saat membenamkan penisku ke dalam vaginanya.

Dan ditingkahi juga dengan desahannya yang berubah menjadi jerit kenikmatan. “Donii.. aahh..
Dewi udah nggak tahan.. uuhh.. mmhh .. Dewi keluar lagi.. mmhh.. yess.. I’m cumming.. aahh.. aahh..!!”

Akhirnya pinggul Dewi menghujam keras ke bawah.. membuat penisku terbenam sampai ke ujung vaginanya..
Berbarengan dengan rasa nikmat luar biasa yang menjalari tubuhnya. Dan Dewi pun terkulai lemas di atas tubuhku.

Kelihatan Dewi sudah begitu lemas setelah orgasmenya yang kelima.. tapi sudah kepalang tanggung.
Aku sudah terangsang berat dan belum orgasme.

Kubaringkan Dewi yang masih memejamkan mata..
Lalu perlahan-lahan kubuka pahanya dan kuarahkan penisku ke liang kenikmatannya.

“Aduh.. jangan sayang.. uuh.. sakit sayang.. vagina Dewi udah mulai ngilu..
Berhenti dulu yaaa.. sayang..? Please.. Istirahat sebentar aja.. nanti boleh lagi..!” Dewi mencoba menolakku..

Tapi tubuhnya yang sudah lemah tidak kuasa menahan masuknya penisku ke dalam vaginanya.
Akhirnya ia tergolek pasrah di bawah berat tubuhku yang menindihnya.

Aku tidak ingin menyakiti Dewi.. sebaliknya aku ingin memberinya kenikmatan.
Maka aku menggerak-gerakkan pinggulku dengan hati-hati..
supaya penisku bergerak dengan lembut di dalam vaginanya yang sudah over-sensitif.

Kalau Dewi terlihat kesakitan aku berhenti sebentar.. setelah itu aku lanjutkan lagi dengan gerakan yang lembut.
Sesekali kucumbu bibirnya.. lalu kujilati leher dan telinganya agar nafsunya bangkit kembali..
Hingga akhirnya perlahan tapi pasti libido Dewi mulai naik kembali.

Ia mulai bisa merasakan kenikmatan yang diberikan penisku. Matanya mulai terpejam..
merasakan nikmat dan dari mulutnya yang mungil kembali keluar desahan-desahannya yang khas dan binal..

Beberapa saat kemudian tampaknya Dewi benar-benar sudah pulih..
Sepertinya rasa sakit dan ngilunya sudah tergantikan sepenuhnya dengan rasa nikmat.

Ia mulai menggerakkan pinggulnya dengan ganas..
Sehingga aku pun harus mempercepat tusukan penisku untuk mengimbanginya.
Aku merasakan Dewi sebentar lagi akan mencapai orgasme dan begitu juga aku.

“Doni sayang.. Dewi mau keluar lagi.. adduhh.. adduhh.. enak banget.. mmhh.. c’mon honey.. fuck me harder..!!
Yess.. aahh.. masukin yang dalam sayang.. adduuh.. mmhh.. adduhh.. Dewi keluar lagii.. mhh.. aahh.. I’m cumming.. aahh..!”

“Ayo Dewi.. kita barengan yaa sayang.. mmhh.. aahh..!!” Crett.. crrttt.. crrrtt.. crtttt..!!
Akhirnya aku menumpahkan sisa persediaan spermaku yang terakhir ke dalam liang vagina Dewi..

Sementara tubuh Dewi menggelinjang hebat menahan nikmat orgasmenya yang keenam.
Kali ini aku benar-benar sudah kehabisan tenaga..
seandainya Tante Anis masih mau ML rasanya aku akan menyerah saja.

Untunglah kami bertiga sudah benar-benar kelelahan.. sehingga tidak ada satu pun dari kami yang berani meminta lagi.
Tanpa sadar hari sudah terang dan waktu menunjukkan jam 7 pagi..

Setelah beristirahat sejenak kami pun akhirnya mandi bersama dan bersiap-siap meninggalkan hotel.
Di perjalanan pulang masing-masing kami mulai berkomentar tentang perasaan nikmat yang kami alami..

“Doni.. kamu keterlaluan.. tante sampai lemes dan kaki tante sampai sekarang masih gemeteran.
Veggie tante juga rasanya masih kebas.. belum pernah tante orgasme sampai sepuluhkali seperti kemarin..
Kayaknya jatah ML sebulan habis dalam semalem deh..!”

“Iya nih.. Dewi juga sampai teler banget.. tega banget sih kamu sayang.. kayak besok kita nggak bisa ketemu lagi aja..!
But anyway thanks ya.. Dewi belum pernah ML senikmat tadi.. I feel great.. kapan-kapan Dewi mau ikutan lagi yaa..!?”

“Aduh.. Tante Anis dan Dewi juga nggak kira-kira ganasnya.. Doni sendiri juga sudah kehabisan tenaga.
Untung aja tante nggak minta nambah lagi.. ML yang terakhir dengan Dewi tadi bikin Doni bener-bener udah nggak kuat lagi.
Tapi ngomong-ngomong kapan kita bisa ketemu lagi tante..?" Tanyaku berharap dapat mengulangi.

"Terus terang ini pengalaman Doni yang pertama ML dengan dua cewek cantik sekaligus.
Dan Doni kayaknya ketagihan pengen lagi.. Doni nggak bisa lupain pengalaman asyik..!” Lanjutku lagi.

“Itu gampang diatur.. ini kartu nama tante.. Dewi juga kerja di kantor yang sama.
Nanti kapan-kapan kalau Doni pengen ketemu tinggal telpon aja.. bisa kita atur waktunya.
Yang jelas tante nggak mau ketemu sendirian dengan Doni.. paling tidak tante akan ajak Dewi..
atau tambah cewek lain biar gantian Doni yang kita habisin sampe nggak bisa bangun.. ha.. ha.. ha..!”

“Atau kalau tante mau ketemu tante bisa dateng ke kolam renang hari Jumat..
Doni rutin berenang di sana setiap hari Jumat..!” Kataku memberi alternatif.

Setelah mengantarkan aku ke kolam renang untuk mengambil motor kami pun berpisah.
Tante Anis sempat berusaha menyelipkan beberapa lembar uang seratus-ribuan ke kantongku.
Tapi aku menolaknya dengan halus.

Aku tidak ingin mengganti petualangan yang bebas dan menyenangkan ini menjadi suatu profesi..
yang justru kukhawatirkan bisa mengganggu kuliah dan masa depanku.

Setelah kejadian itu kami sempat beberapakali mengadakan pertemuan dan mengulangi pesta seks..
Kadang di Ciater.. kadang di Puncak.. atau di Lembang lagi.

Sekali waktu Tante Anis pernah mengajak seorang temannya lagi.
Dan itu benar-benar membuatku kehabisan tenaga..

Karena aku harus mengalami orgasme sampai delapankali dalam semalam..!! Wuahh..!!
untuk melayani tiga orang wanita yang haus akan kenikmatan syahwat.

Sayang sekali petualangan gila ini terpaksa harus berakhir..
setelah Tante Anis dan Dewi terlibat perselisihan akibat urusan kantor.

Meski pun demikian.. pengalamanku bersama mereka masih terus kuingat sampai sekarang.
Dan sering menjadi fantasi seksualku saat aku bercinta dengan istriku. F(. )I( .)N
-----------------------------------------------------------ooOoo-----------------------------------------------------------

End of Cerita 224..


Sampai Jumpa di Lain Cerita.. Adios.. :ciao:
 
------------------------------------------------------ooOoo------------------------------------------------------

Cerita 225 – TTM [Tetangga-Tetangga Mesra/Mesum]

Kasus 01: Iseng Berbuah Ngentot

Tyas

Perkenalkan namaku Aditya.
Biasa cuman dipanggil Adith aja.
Kisah ini terjadi ketika aku masih kuliah sebagai mahasiswa tingkat akhir di suatu PTN di Makassar.

Aku adalah seorang laki-laki dan sebagai mahasiswa di kampusku nyaris hanya biasa saja.
Dengan tinggi 172cm dan berat 60kg dan wajah yang agak oriental. –Kata teman-teman sih..–

Cerita ‘nakal dan mesumku’ ini tidak pernah kusangka bakal terjadi.
Karena partner seks yang aku temani itu ternyata tetanggaku sendiri.

Tetanggaku ini sebenarnya bukan tipe wanita ideal menurutku atau bisa dikatakan bukan seleraku.
Dan lagipula sebelumnya aku tidak pernah tertarik sama sekali dengannya.

Kami tinggal di sebuah perumahan di Makassar..
Di mana perumahan tersebut kehidupan bertetangganya sangat kuat.
Jadi.. nyaris untuk mengincar hal-hal yang ‘nakal-nakal’ dengan tetangga itu tidak mungkin terjadi.

Nah.. di suatu hari.. sehabis kuliah aku ke Warnet dekat rumah..
untuk mengerjakan tugas kuliah yang makin menumpuk.

Setelah tugas kuliahku selesai..
Iseng-iseng aku –membuka applikasi chat –mirc..– untuk sekedar have fun saja.

Dari beberapa yang aku ajak chat.. ada satu cewek yang sangat welcome dengan chat dariku.
Chat pun berlanjut.. hingga dia memberikan facebooknya.

Setelah aku mengetahui ternyata yang kutemani chat itu adalah tetanggaku sendiri..
Timbul niat isengku untuk ngajakin tetanggaku ini ML.. tapi itu cuman dalam mimpi saja.

Ohh iya.. tetanggaku ini adalah seorang anak dokter.
Kedua orangtuanya termasuk orang terpandang dan sangat dihormati di perumahan tersebut.

Sedangkan aku sebelumnya tidak pernah akrab dengan si cewek tetanggaku tersebut.
Rumahku dan rumahnya cuman terpisah 4 rumah saja.

Dia juga berkuliah di universitas tempatku kuliah.. hanya saja kami lain fakultas.
Dan satu hal juga..
Aku ga pernah berpikir buat bisa ML dengan dia karena dia mengenakan jilbab. –No Sara..–

Tetanggaku bernama Tyas. Nah.. sebagai bayangan buat pembaca:
Tyas ini tingginya sekira 160 sentimeter dengan berat mungkin sekitar 46 kg.

Dan nyaris ga ada yang special dari ukuran tubuhnya. Ukuran boobsnya pun kureka cuman 32.
Artinya.. aku memang ga pernah tertarik secara seksual dengan si Tyas ini.

Tapi itu berubah setelah timbul pikiranku untuk mengajak si Tyas ML lewat chat.
Awalnya dia cuman diam dan tak merespons ajakan nekad dan mesumku itu.

Karena aku tidak membuka identitas asliku.. setelah berpanjang-panjang chat dengan Tyas..
Termasuk kita sempat berchat seks..
Akhirnya disepakati kalau kita bertemu saja dulu. Sebagai penjajakan.

Disepakatilah sorenya kita bertemu.
Dengan tempat bertemu adalah di depan kompleks perumahan kami tersebut.
Kebetulan hari itu aku sedang bisa membawa kendaraan. –Mobil..–

Di sore hari itu.. Tyas cuman memakai baju kaos dengan jins skinny-nya.. tanpa mengenakan jilbabnya.
Setelah beberapakali SMS-SMS-an.. aku mencoba memberi kejutan si Tyas agar langsung naik..

Dan langsung saja masuk ke mobil.. di mana aku udah memarkir mobilku dengan rapi.
Tanpa takut harus ketauan ketika –jika nantinya..– aku dan Tyas lagi ML.

Begitu si Tyas naik ke mobil.. sesuai dengan yang kusuruhkan.. betapa kagetnya si Tyas..
Karena yang di mobil tersebut adalah tidak lain tetangganya sendiri.. alias Aku..!! Hehehe..

Setelah kami berbincang sekitar 10 menit-an..
timbul niatku buat memulai aku duluan tanpa harus menunggu izinnya.
Awalnya aku mulai pegang punggung tangan si Tyas..

Kemudian kucoba mengecup titik rangsangannya dia.. yaitu di leher.
–Titik ini aku tau dari pengakuannya saat chatsex kami..–

Rupanya kecupan di lehernya ibarat memantik dan segera menyalakan api gelora.
Makin lama aku bisa membangkitkan gairahnya..

Makin kaget aku dengan respon yang kudapat dari Tyas.
Ahhh.. ternyata kalau dia udah nafsu.. terlihat dia makin-makin manis.

Nah.. karena posisi jok depan mobil yang sempit..
aku lantas menyuruhnya pindah ke jok belakang yang lebih lapang.
Di jok belakang.. kami saling mencumbu tanpa membuka baju kami.

Ketika ada jeda.. aku sempat bertanya apakah dia yakin mau betul-betul mau ML denganku.
Dan jawaban yang kudapatkan bukan ucapan mau ..
Melainkan sebuah cumbuan bibir yang hebat dari seorang Tyas.

Tyas pun mencumbu bibir hingga turun ke leherku..
untuk membangkitkan gairahku yang sebenarnya sudah sedari tadi bangun.

Sambil Tyas mencumbuiku.. kami pun mencoba saling membuka baju kami masing-masing.
Pada kondisi dan keadaan ini si Tyas masih mengenakan bra dan cd-nya.

Tanpa perintah aku lantas segera menelanjanginya..
Kemudian kembali mengambil komando untuk mencumbui dia..

Sambil tetap memberikan foreplay dan cumbuan pada bibir dan lehernya..
Aku mulai membuka bra-nya dengan sekali sentuhan pada branya.

Si Tyas pun mulai mendesis bagaikan ular ketika aku mulai mengulum payudaranya yang kecil tapi imut.
“Ssshhhhh.. terus Dittt..”
Desisnya sambil mengigit bibir bawahnya.. menandakan dia sudah diliputi nafsunya.

Masih dengan kuluman bibirku ke payudaranya yang imut..
Tangan Tyas pun mulai bergerilya ke selangkanganku.

Agar Tyas makin mudah mengeksplor.. aku lantas melepaskan cd-ku.
Ughhhh..!! Segera saja servis hand-job didapatkan batang kontolku yang telah memuai tegang.

Erghhhh..!! Kocokan tangan kecilnya terasa begitu nikmat..
sehingga kontolku yang udah sedari tadi berdiri makin menjulang..
Hingga si Tyas makin kaget ketika mendapati ukuran kontolku.

Aku lalu lepaskan kuluman saya dari payudara Tyas.. memberikan Tyas kesempatan..
untuk mengoral kontolku yang panjangnya cuma 15 sentimeter.. dengan diameter 4 cm.

Happ..!! Mulut mungilnya mulai mencoba mencaplok kontolku.. berusaha memasukkannya.
Dimulai dengan menjilati helm kontolku yang besar..
Slopppp.. makin lama makin tenggelamlah kontolku di mulut Tyas.

Aughhh..!! Bercampur dengan air ludah dari Tyas.. blowjob Tyas makin lama kurasakan makin enak..
Walaupun terkadang mengenai giginya. Auhhhh.. rasanya gimana gituuu..!!

Malah blowjob Tyas menghasilkan bunyi yang sangat menggairahkan.. clok.. clok.. clok.. clokk..!!
“Ahhhhh..” Desahan dan eranganku pun mulai tidak terkontrol akibat blowjob Tyas.

Ada sekitar 10 menit’an blowjob Tyas aku pun menyudahinya.. kembali aku mengambil alih kontrol dari Tyas.
Dengan lembut kurebahkan tubuh Tyas..sekaligus menurunkan cdnya melorot ke ujung kakinya.

Sringg..!! Ehmm.. terciumlah aroma khas vagina wanita yang sangat membangkitkan gairah.
Aku berniat mulai menjilati belahan nikmat yang mengundang gairah birahi itu.

Namun ketika mulai mendekatkan mulutku ke bibir vagina Tyas.. dengan cepat dia menahan kepalaku.
Jelas gerakanku jadi terhenti. Aku lantas bertanya kepada Tyas.. “Ehmm.. Kenapa, Yas..?”

“Eh.. nggak Dit. Belum pernah ada yang menjilat vaginaku. Apa kamu nggak jijik..?” Tanyanya.
“Hmm.. apa mantan kamu dulu ga pernah jilatin memek kamu, Yas..?” Tyas menggelengkan kepala pelan.

“Dia ga mau. Jijik katanya. Padahal aku penasaran juga.. gimana ya rasanya kalo memekku dioral..” ujar Tyas lagi.
“Ouw.. ya udah.. buka aja Yas. Dan kamu rasakan yang kamu belum rasakan..!” Ujarku senang.

Tyas lantas membuka pahanya lebar-lebar.
Aku pun ngga tinggal diam dengan mulai menjilati memeknya tanpa rasa jijik sedikit pun.

Sontak Tyas mendesah-desah akibat ulahku itu.. “Essttthh.. ohhh enaaakk Ditt.. terusssss..”
Mendengar racauan si Tyas itu.. makin bersemangat pula aku menjilat dan mengulum memek Tyas.

“Ssshhhh ouwwwhh.. terusss Dittthhhh.. mmpphh ohhh.. dikit lagi aku ughhhh..!!” Lenguh Tyas kian ramai.
Makin lama gairah di mobilku itu makin panas.. karena memang aku sengaja mematikan AC-nya..
agar suasana mobil makin hot.. hehe..

Ga lama kemudian terasa tubuh Tyas kejang-kejang.. pusatnya pada daerah pinggangnya..
Menandakan dia udah mau orgasme.
Dengan menjambak rambutku Tyas pun makin meracau. “Aahhhhhh.. aku keluar Ditt..hhhh..!!”

Menunggu orgasme Tyas berhenti.. Tyas mencoba untuk berbicara denganku..
“Hah hah.. makasih yah Dittt.. kamu hebat bisa memanjakan wanita Ditt..” pujinya sembari mengatur napas.
Aku Cuma bisa senyum-senyum saja menanggapinya.

Setelah napas Tyas mulai agak tenang.. dia lalu bertanya padaku..
“Eh.. Ditt kamu belum keluar kan..? Hmm.. sekarang kamu duduk yang manis aja yah..!?” Ujar Tyas mengarahkan.

Kemudian.. tanpa banyak kata lagi Tyas pun naik ke pangkuanku.
Kini posisi Tyas berhadapan denganku.. dengan bertumpu pada lututnya.

Tyas meraih batang kontolku dari tanganku yang sedang mengelus-elus batang kontolku sendiri.
Kemudian dengan bantuan tangannya.. langsung dia arahkan ke belahan memeknya. Slebb.. clepp.. clepp.. clepp..!!

Setelah beberapakali percobaan.. dikarenakan memek Tyas yang lumayan peret.. clebb.. blesseph..!
“Nghhhh..!!” Akhirnya.. disertai erangan nikmat.. ambles juga batang kontolku di belahan liang memek Tyas.

Uugghhh..!! Terasa nikmat saat benda lonjong kejal dan keras..
Batang kontolku menerobos masuk secara perlahan di liang hangat dan menjepitnya.

Sleebb..!! Batang kontolku terus masuk.. menerobos dan menyusuri celah memek Tyas yang terasa liat dan sempit.
“Ahhhhh..!!” Aku dan Tyas sama-sama mendesah.. meluapkan nikmat pertemuan dua kelamin kami itu.

Aku tersenyum.. mataku terpejam. Kunikmati benar-benar sensasi bergeseknya kulit kelaminku dan kelamin Tyas.
Tak lama kemudian Tyas melepaskan tangannya dari batang kontolku.. dan mulai memelintir puting dadaku.

Untuk beberapa saat kemudian.. Tyas mendiamkan posisi itu.
Mungkin supaya memeknya terbiasa dengan bentuk dan ukuran batang kontolku.

Namun aku jadi nggak sabar.. akibat dari sensasi nikmat yang menyelimuti batang kontolku..
yang baru setengah membenam di liang memeknya.

Ughhhh..!! Aku lantas membuka mataku.. kemudian kuraih bulatan payudara Tyas di depan wajahku.
Sambil kuremas payudaranya.. kugerak-gerakkan pinggulku memaksa batang kontolku masuk lebih dalam lagi.

Gak lama kemudian Tyas mulai menggoyangkan pinggangnya sambil meracau hebat..
“Ouwghhh.. ssshhh hhmmmppp.. enaaakkk Dittthh.. isepin tetek gue Dditthhh.. ouwghh..!!” Desahnya mulai ramai.

Dengan posisi WOT ini aku bisa dengan leluasa mengisap pentil teteknya Tyas..
Tyas juga merespons dan senantiasa bergerak menyesuaikan gerakan kami berdua.

Kadang dengan agak memiringkan tubuhnya.. sehingga pada saat aku menarik kontolku.. erghh..
Sangat terasa gesekan di kulit batang kontolku.. dan kupikir Tyas juga pasti merasakan itu di sisi dalam memeknya.

Sambil menggoyangkan pinggangnya.. mulut Tyas pun mencumbu telinga dan leherku..
Sebuah imajinasi liar yang tidak pernah kubayangkan. Ya.. ngentot dengan tetangga sendiri..!! Ahhh..!!!
Cewek yang selama ini kelihatan alim dan pendiam ternyata begitu wild ketika beradu kelamin dan nafsu syahwat.

Kemudian tanpa dia sadari.. dengan tiba-tiba aku mengarahkan jari telunjuk ke klitorisnya..
Kemudian kustimulus benda unik sebesar biji kacang itu.. tenyata aksi kelentitisasiku menguras seluruh pertahanan Tyas.

Kugesek dan kutekan-tekan benda imut itu..
Yang aku yakin pasti membuat pemiliknya serasa melayang hingga kehilangan pijakan.
Sebab dengan cepat ia akan merasakan peningkatan rangsangan pada titik paling sensitif perempuan itu.

Dan benar saja.. tak lama berselang tubuh Tyas langsung ambruk seketika, menindih tubuhku.
Perubahan posisi ini membuatku tidak bebas lagi menggerakkan jemari yang terhimpit di antara tubuh kami.

Akan tetapi aku tak mau kehilangan momen.. kuangkat pinggulku.. dan tetap bergoyang lembut.
Mengantarkan Tyas menikmati detik demi detik puncak kenikmatan seksualnya.

Setelah melalui badai orgasmenya.. perlahan gairah Tyas kembali berkobar..
Apalagi dengan goyangan batang kontolku di tengah jepitan memeknya.

Dengan konstan tetap kustimulasi memeknya dengan batang keras kontolku yang masih gagah perkasa.
Terus ‘kuhajar’ liang memek Tyas.. berganti-ganti kecepatan sodokan kontolku beraksi.

Ada sekitaran 10 menit kemudian.. ternyata si Tyas kembali orgasme.
Dengan mempercepat goyangan pinggulnya.. Tyas kembali mengejang-ngejang keenakan.

“Aahhhhh.. sialan lo Dit..!! Memek gue lo apain neh..!? Gue dah keluar 2 kali.. lo masih senyam-senyum aja..!?”
Racau si Tyas sembari menikmati deburan orgasme yang menerpa sekujur tubuhnya yang terkejang-kejang.

Beberapa saat kemudian aku lantas coba merebahkan Tyas..
Tanpa mencabut batang kontolku dari cepitan liang memeknya..

Kini dengan style aku di atas.. atau MoT.. kupompa memek Tyas dengan mantap.. terus menerus..!
Clebb-clebb-crebb-crebb-crebb-jlebb-jlebb-jlebb-clebb-crebb..!!

“Ouwhh.. terussss Dittt..!! Ungghhh.. memek gue gatal bangetttthh Dittt..!! Ahhhhh hhmmmpptttt..!!”
Sekitar 10 menit memompa memek Tyas dengan kecepatan tinggi.. aku merasa sudah mau orgasme.

Plopp..!! Kucabut kontol dari bekapan memek Tyas yang udah banjir karena cairan orgasmenya sendiri.
Tanpa disuruh.. Tyas langsung mengulum kontolku yang sudah membengkak mau orgasme.

Dengan bantuan kuluman Tyas.. muncratlah pejuhku di mulut Tyas.. diringi racauanku meluapkan nikmat.
“Aahhhh Tyasssss..!! Fuckk..!!” Crott.. crott.. crott.. crott.. crott..!! Ada sekitar 6 tembakan muncrat di mulut Tyas.
Glugh.. glugh..!! Tak kuduga dengan Tyas menelan semua pejuhku yang membanjiri mulutnya.

Kemudian.. tanpa rasa jijik Tyas juga membersihkan kontolku beserta perangkatnya dengan mulutnya.
Setelah aku orgasme dan kontolku bersih dari campuran cairan kami.. si Tyas pun bergelayut manja di dadaku.

“Kamu hebat deh Ditt. Gue belum pernah orgasme kalo ML dengan pacar gue. Lo hebat..!” Pujinya.
“Hmm.. makasih juga Yas. Kamu juga hebat kog. Nggak munafik sebagai cewek..” balasku memuji.

“Nggak mungkin gue munafik Dit kalo masalah nafsu. Sebenarnya dari dulu gue dah punya rasa Ditt sama lo..
Tapi lo ngga pernah ngeliat itu Dit..” katanya terusterang.

“Duh.. maaf ya Yas.. gue belum bisa komit dalam hubungan..” ujarku juga terusterang.
“Iya.. ga papa kok Ditt. ML dengan lo sekarang aja gue dah puasss banget..!!” Balasnya tersenyum.

“Wah.. makasih lagi ya Yas. Ehm.. gimana kalo kita TTS aja, Yas..? Hehe..” uajrku menawarkan ‘status’.
Tyas mengerenyitkan dahinya.. “TTS apa’an..?” Tanyanya nggak ngerti.

Tetangga Tapi nge-Seks.. hehehe..” kataku menjelaskan.
Tyas tertawa kecil.. “Hihihi.. oke deh kalo gitu. Ehmm.. makasih yah Dit..!” *Sambil ngecup pipi gue.
“Iya sama-sama Yas..” ujarku sambil balas mengecup pipinya.
-------ooOoo-------

Nah.. sejak kejadian di mobil itu.. kami sering mengulangi ketika rumahku kosong atau ketika rumah dia kosong.
Di wisma-wisma.. dan di mana aja ketika kami ada kesempatan.

Malah pernah kami melakukan di mobil ketika kami berada di parkiran kampus. Hehehe.. asyik juga ternyata. (. ) ( .)
------------------------------------------------------ooOoo------------------------------------------------------
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd