Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Kompilasi] Rumput Tetangga 'Nampak' Selalu Lebih Hijau.. (CoPasEdit dari Tetangga)

--------------------------------------------------------ooOoo--------------------------------------------------------

Cerita 220Malaikat Atau Setan..?

[Part 2] – Bakar Kalori..!!

Pemuda itu
terus menggoyang dengan kencang.. sementara tangan kirinya memainkan klitoris Eva.
“Aughh..!!” Eva mengencangkan paha. Kontol Bastian jadi terasa terjepit oleh bokongnya yang cukup besar.
Jlebb.. clebb.. jlebb..!! Tetapi Bastian tak mau kalah.. gerakan menyodoknya tidak ia kurangi sedikit pun.

Cukup lama mereka bercinta dalam posisi berdiri seperti itu sambil disaksikan sosok bertanduk yang tak kasat mata.
Hingga tak terasa seperti ada yang akan dimuntahkan oleh kontol panjang Bastian.

Dia sengaja tak memberitau pada Eva, karena gadis itu memberikan sinyal bahwa akan orgasme lagi.
Dinding-dinding memeknya kian mencengkram kuat.. membuat sensasi linu yang sangat nikmat.

Nyuttt.. nyutt.. nyutt.. nyutt..!! Memek Eva makin berkedut-kedut meremas-remas seolah ingin melumat kontol Bastian.
“Huffffhh..!!” Erang Bastian. Dan sengaja ia mendiamkan tubuhnya untuk merasakan denyutan tersebut.

"”Nghhhh.. Baass.. aku mau keluar.. aahh..!" Desah Eva penuh gairah.
“Oughh.. Mbak, memekmu enak sekali..!!” Bastian menimpali dengan pujian.

Crebb-crebb-crebb-clebb-crekk-crekk-crebb-clebb-clebb-clekk-clekk..!!
Bastian memompa lagi batang kontolnya dengan kecepatan tinggi dan menyentak-nyentak kuat.

Ia dorong hingga tubuh telanjang Eva bergoyang lirih ke depan.
Eva menoleh ke belakang dengan muka penuh hawa nafsu.. mulutnya menganga dan matanya membuka menutup.

“A-aku mau.. aahh..!!” Tubuhnya lunglai dan bergetar-getar berkejat.
Clebb..!! Bokongnya makin kuat mencengkram dan seperti menyedot ke dalam.

Kontol Bastian jadi seperti terpompa ke dalam liang memeknya.
Srrr.. srrr.. srrr..!! Terasa semburan hangat mengenai batang kontol Bastian.

Dinding memek Eva seperti mengkerut.. seolah mencengkram dan hendak ‘memakan’ habis..
batang kontol yang menyumbat liang itu dengan begitu buasnya.

Sesaat kemudian tubuh Eva lunglai ke depan.. namun Bastian segera meraih dan memeluknya dari belakang.
Ia remas payudara gadis itu dengan lembut. "Mbak, aku keluarkan di dalem boleh..?" Bisik Bastian di telinga Eva.
"Hmm.. boleh..” jawab Eva dengan nada mendesah.

Mendapat izin.. jlebb..!! Bastian langsung menyentakkan kontolnya hingga terasa mentok.
Ia tarik sedikit dan dihentakkan kembali. “Aahhhh..!!” Crott.. crott.. crott.. crott..!!

Mengerang keenakan.. dengan tubuh terkejang Bastian memuntahkan spermanya di dalam memek Eva.
Ahhhh..!! Sungguh nikmat sekali.. melepas nikmat ejakulasi dan menyemrotkan pejuh di dalam memek..!

"Bas, kontol kamu bikin aku tak berdayaa.. ahhh..!! Kamu jago sekali sih..” Eva juga menikmati semburan hangat itu.
Dia membelai sendiri klitorisnya dengan tangan kanan.. menikmati setiap desiran kenikmatan yang mereka ciptakan bersama.

Plopp..!! Bastian melepas kontolnya.. lalu membalik tubuh Eva dan memeluknya. Dia kembali memberikan ciuman hangat.
"Tidur bareng yuk, Bas..?" Ajak Eva. Bastian hanya tersenyum dan mengangguk.

Bergegas mereka mengenakan pakaian masing-masing dan berjalan bergandengan tangan masuk ke dalam kamar.
Keduanya sama sekali tak tau.. kalau di halaman belakang..
Sesosok makhluk bertanduk ikut menyingkir untuk mulai mencari korban baru lagi.

Sosok bertanduk dan berekor lancip itu berjalan.. menyusuri malam dingin dan gelap.
Langkahnya mantap.. bahkan cenderung ringan. Bagaikan melayang.

Dia beredar dari rumah ke rumah.. tetapi masih belum ada korban yang mengena di hatinya.
Langkahnya baru berhenti ketika melihat sosok makhluk pucat yang berdiri di depan sebuah jendela.
Sepertinya tampak sedang mengamati sesuatu.

Dia pun lantas mendekat.
Sosok pucat itu tak hirau dengan kedatangannya.. membiarkan makhluk bertanduk ikut melihat ke dalam jendela.
-------ooOoo-------

Di dalam ruangan.. nampak dua orang manusia yang sedang asyik membakar kalori.
Seorang pria tua dengan seorang perempuan muda. Mertua dan menantu.. tebak sosok bertanduk di dalam hati.

Dahlan.. sang mertua.. tengah merebahkan tubuh Dina, menantunya di atas ranjang.
Bibirnya yang tebal melumat bibir perempuan itu dalam-dalam.. lidahnya menjilati lembut bibir tipis Dina.

Sleckk..!! Membuka celah di antara dua bibir yang mengatup-ngatup rakus.
Kedua jemarinya berjalan menelusuri tubuh molek Dina.. tubuh yang masih terbalut pakaian.

Dengan perlahan ia tarik hingga terlepas semua.
Dina menggeliat-geliat.. membantu sang mertua meloloskan pakaian yang dikrenakannya.
Tak lama mereka sudah sama-sama bugil di atas ranjang.

Penuh nafsu Dahlan menindih lalu merangkul tubuh sang menantu.
Ia kecup-kecup lagi bibir Dina yang selalu menggodanya..

Menikmati rona-rona kelembutan yang tersirat dari guratan bibir tipis itu.
Pipi Dina yang berhias maskara merah, juga ia jelajahi dengan kecupan mesra.

“Sshhhh.. bapak nafsu amat sih..!?” Dina bergumam di sela desiran napasnya yang bergemuruh.
“Lha tubuh kamu montok begini..!” Dahlan tersenyum bangga.
“Jadi jangankan salahkan aku kalau selalu ngaceng melulu..”

Lidahnya merayap turun, membasuh leher Dina yang jenjang. Dahlan menjilat-jilat sebentar..
Sebelum kemudian merayap ke bawah.. sampai menemukan dua tonjolan yang mengapit wajahnya.

Pelan dia menyapu.. membelai permukaannya yang halus dan mulus..
hingga Dina nampak menggerak-gerakkan tubuhnya karena kegelian.

Tangan Dahlan bergerak.. dengan sentuhan lembut dia meremas kedua payudara sang menantu..
Sementara lidahnya kini mengecup-ngecup puting Dina yang sudah mengacung keras.
Telunjuk dan jempolnya juga bergerak memelintir puting yang menganggur.

Dina menggerak-gerakkan tubuhnya. kedua tangan lentiknya tiada henti membelai rambut beruban Dahlan.
Lidah lelaki itu terus bergerak menjelajahi sebongkah daging yang membusung di atas dada Dina.

Dahlan mengecup-ngecup, membasahinya dengan air liur.
Mulutnya melebar untuk melahap puting beserta sebagian daging..
Ia isap-isap lembut seraya tangannya terus menerus meremas-remas.

Bergantian kiri dan kanan.. Dahlan menikmati kedua bukit payudara Dina yang selalu menantang nafsunya.
Yang selalu menyentuh relung keinginan birahi untuk selalu dinikmati..
Ya.. bahkan sejak pertamakali perempuan muda itu menjadi menantunya.

Dina menggelinjang.. embusan nafas berpadu desiran suara yang mendesah-desah..
Diiringi bisik-bisik angin yang dilepaskan oleh sosok di jendela.

Lidah Dahlan turun ke bawah.. mengincar lubang kecil yang berhias di tengah perut Dina.
Ia jilat-jilat sebentar hingga membuat Dina semakin menggelinjang..
Pinggangnya tak kuasa untuk bergerak ke kiri dan ke kanan.

Dahlan lalu menurunkan lidahnya menghadap ke sebuah lubang kenikmatan yang ditumbuhi bulu-bulu tipis.
Dina bangkit.. menahan kepala sang mertua agar berhenti sejenak.

Dia merebahkan tubuh laki-laki tua itu.. lalu memposisikan memeknya tepat di atas mulut Dahlan..
Sedangkan kontol laki-laki itu tepat di bawah kendali mulutnya.

Dengan sangat lembut.. lidahnya mulai membelai ujung kepala kontol Dahlan, menggelitik lubang kencingnya.
“Ughh..” Kaki Dahlan bergerak setengah meronta saat lidah Dina mulai menyapu dari pangkal menuju ujung.

Lidahnya terjulur untuk membalas, membelai klitoris mungil yang mengapit di belahan ujung memek sang menantu.
Dahlan menjilat-jilat pelan dan sedikit menggetarkannya. Lalu memutar lidahnya bermain-main di sisi memek.

Kaki Dina bergerak naik turun, sedikit mengejang. Lidah Dahlan kini menelusup di antara bibir memeknya..
Membasahi dengan liur setiap bagian dari liang sempit itu. Kontol Dahlan dikulum habis oleh Dina.

Perempuan beranak satu itu menaik-turunkan bibirnya.. melumuri kontol sang mertua dengan liurnya yang menetes-netes.
Menghasilkan rasa ngilu bercampur geli yang sangat nikmat..
Ahhhh.. terasa hangat dan membuat seluruh tubuh Dahlan merinding hingga tak kuasa menahan kejang.

Tangan Dahlan membelai lembut kedua paha Dina yang mengangkang di atas kepalanya.
Lidahnya bermain-main di liang memek perempuan itu..

Sesekali bibirnya mengapit bulu-bulu tipis yang berhias rapi di atas memek sang menantu..
Kemudian kembali menuju klitoris Dina yang imut dan mengemut-ngemutnya sambil diiringi dengan isapan lembut.

Jari-jemari lentik Dina menggelitik kedua paha Dahlan dengan lembut..
Hingga membuat kaki mertuanya itu bergerak ke segala arah untuk menahan rasa geli yang dihasilkan.

Kontol Dahlan terasa lebih hangat ketika Dina mempercepat kuluman.. sambil diiringi isapan-isapan yang begitu liar.
Jemari yang tadi lembut membelai paha, kini dengan kasar mencengkram erat. Lidah Dahlan semakin terpacu.

Di sela-sela desahan tak tertahan.. dia semakin buas menjilati setiap mili lubang memek sang menantu.
Rakus Dahlan mengapit bibir memek Dina..
Lalu mengemut-ngemut gemas klitorisnya dengan diiringi isapan tak kalah liar oleh Dina.

Perempuan itu kemudian bangkit.. lantas ia berbalik dan menatap Dahlan dari atas.
Dia tersenyum.. sambil seketika menjatuhkan tubuhnya di atas badan kurus Dahlan.

Dina menempelkan bibirnya di atas bibir Dahlan. Beberapa detik mereka biarkan tetap dalam posisi diam.
Menikmati setiap desiran nafas masing-masing.. yang berpadu di antara wajah yang saling tatap.

Slebbbb..!! “Ooooh..!!” Dina merintih saat kontol Dahlan dengan gagah menembus liang memeknya.
Kontol itu terasa menusuk sangat kuat.. namun begitu licin hingga Dina bisa menggerak-gerakkan pinggulnya.
Mengeluar-masukkan batang kontol itu di himpitan dinding memeknya yang berkedut-kedut kencang.

Bibir Dahlan mulai bergerak-gerak.. mencari setiap kelembutan di bibir merah sang menantu.
Punggung Dina yang halus membuat tangannya dengan lembut membelai..
berjalan-jalan di atas bidang kulit yang begitu licin dan halus.

Dina terus bergerak-gerak.. pinggulnya aktif mengkuti irama gerakan pinggul Dahlan.
Liur mereka bercampur.. begitu pula cairan kenikmatan yang teraduk-aduk oleh gerakan kelamin keduanya..
Yang dengan ganas serta liarnya saling menghujam penuh kenikmatan.

Bibir mereka terkatup-katup mengiringi gerakan lidah yang saling beradu. Dahlan membalik tubuh molek Dina..
Batang kontolnya masih menghujami liang memek perempuan itu dengan irama yang beraturan.

"Nghhhh.. ohhh ohhhh .. aahh.. ahhh.. aahh..!!" Erangan-erangan kenikmatan dari bibir mereka saling bersahutan.
Dahlan menarik kontolnya dengan sangat lembut hingga menyisakan kepalanya di dalam memek Dina.

Jlebb..!! Lalu dengan kasar ia hentakkan masuk menerobos di dinding memek.
“Oaahh..!” Dina terhenyak, melepas pagutan bibirnya. Kepalanya menengadah.. tubuhnya sedikit terangkat.
Membuat dadanya membusung hingga payudaranya terlihat lebih menonjol.

Sleppp.. Jlebbb.. clebb-jlebb-jlebb-jlebb-clebb-clebb-clebb..!! Dahlan mengulangi lagi.
Ia tarik pelan batang kontolnya lalu dihentakkan lagi dengan cepat dan kasar.

"Okkkhhhhh..!! Dina kembali terhenyak.. meronta-ronta saat berkali-kali sang mertua melakukan hal yang sama.
Bibirnya tak mampu melayani keinginan bibir hitam Dahlan.
Dia hanya fokus dengan hentakan-hentakan kasar kontol lelaki tua itu.

Sebagai gantinya.. Dahlan mengulum putting. Ia isap-isap puting Dina kuat-kuat.
Ia getar-getarkan bibir di atas puting yang semakin mengeras itu.

Terlihat sepintas oleh mata Dahlan yang telah sayu.. urat-urat tipis yang menghiasi bongkahan payudara Dina.
Menandakan kalau menantunya itu sudah berada di puncak birahi.

Terus menerus dia menghentakkan batang kontolnya yang keras kejal berurat dengan mantap..
Clebb-crebb-crebb-crebb..!! Terus kontolnya menghujani liang memek Dina yang merekah indah.

Dinding memeknya berkedut-kedut menjepit setiap hentakan batang kontol. “Bapak.. ughh.. ughhh..!!”
Dina merintih dalam nikmat. Dia menjambaki rambut Dahlan yang beruban..
Menekan-nekan kepala lelaki itu untuk lebih kasar lagi mengisap puting payudaranya.

Clrupp.. crupp.. clrupp.. clrupp..!! Dahlan menggigit-gigit kecil. Dina semakin menggelinjang.
Kedua kakinya menggesek-gesek ranjang hingga menghasilkan alunan bunyi yang dinamis.

Sementara pinggulnya bergerak-gerak tak menentu.
Dia menahan pinggul Dahlan.. membuat batang kontol laki-laki itu berhenti menghujam.

Dahlan menatap wajahnya yang dipenuhi peluh.. juga matanya yang terpejam dan bibir bawahnya yang digigit pelan.
“Aahh..” Dahlan melenguh saat merasakan kontolnya seperti diremas-remas.. ditarik-tarik agar masuk lebih dalam lagi.

Dia terpejam.. merasakan alunan kenikmatan yang semakin deras menjalar di batang kontolnya..
Terus merambat ke seluruh tubuh.. membuat bulu-bulu di tubuhnya berdiri dan bergetar semua.

“Enak, Pak..?” Dina terus meremas-remas dan 'melumat' batang kontol itu dengan dinding-dinding memeknya.
Seolah ingin mengeluarkan seluruh isi yang ada di dalam kantung pelir.
“I-iya, Din..!” Dahlan menjawab di sela rintihan kenikmatan.

Memek Dina terasa lebih kencang dalam meremas.. berkedut-kedut seperti memijat batang kontolnya.
Seketika mata Dahlan terpejam-pejam.. menikmati rasa yang terus menjalar. Kakinya menegang.
Begitupula dengan kaki Dina yang melingkar di pinggulnya.

Croottt..!! “Ahhhhh..!!” Jerit Dahlan ketika kontolnya menyemburkan sperma dengan sangat kuat..
Terasa pula di batang kontolnya sebuah cairan yang menyemprot hangat.

Keduanya serempak mengejang dengan tubuh berkejat-kejat melepaskan nikmat syahwat.
Mengiringi semburan-semburan kenikmatan yang dipancarkan oleh alat kelamin mereka.

Dahlan menancapkan kontolnya dalam-dalam.. mencoba mengais sisa-sisa kenikmatan yang masih tertinggal.
Sementara Dina berusaha terus mengedut-ngedutkan liang memeknya..
Menghabiskan sisa-sisa cairan kenikmatan pada batang kontol Dahlan. Mereka bernapas tersengal.

Dahlan merebahkan tubuhnya di samping sang menantu..
Dan langsung disambut oleh pelukan mesra dari Dina yang merasa puas.

Di luar kamar.. sosok bertanduk bertanya pada sosok yang ada di dekatnya begitu tau kalau permainan sudah selesai.
"Kamu lagi apa..? Ngintip..?"
"Mungkin iya, mungkin tidak..” jawab sosok itu acuh tak acuh.

"Kamu tau mereka sedang apa..?" Tanya sosok bertanduk lagi.
"Melakukan sebuah dosa..” jawab sosok pucat tanpa melihat ke arah si bertanduk.
Dia masih menatap bingung ke arah dua orang yang sedang membelai tubuh satu sama lain itu.

"Apa kamu kenal salah satu dari mereka..?"
"Yang laki-laki, aku bertugas mengikutinya.."

Sosok bertanduk mengerutkan kening.. kemudian mengamati penampilan makhluk di sampingnya.
Wajahnya tampan dan berwarna pucat, dengan rambut cepak yang menawan.
Berjubah putih dan memiliki sepasang sayap di punggungnya.

"Kamu malaikat..?"
Sosok bersayap itu melirik.. "Iya..” jawabnya dengan senyum malu.

Sosok bertanduk menahan tawanya, lalu bertanya lagi.
"Kalau begitu, kenapa kamu tidak menjaga agar orang itu tidak melakukan dosa..?"
"Entahlah..” jawab sosok bersayap, kembali memandangi orang di dalam ruangan yang mulai tertidur lelap.

"Aku malah senang dia melakukan dosa.. dan merasa susah jika dia melakukan hal baik yang mendatangkan pahala.."
Sosok bertanduk tidak bisa lagi menahan tawanya.. dia tertawa terpingkal-pingkal sampai berguling-guling di tanah.
Tawanya membahana dan terkesan menakutkan.

Setelah tawanya reda, dia bangkit dan kembali pada makhluk bersayap yang menampilkan wajah bingung.
"Kamu..” suara si bersayap bergetar.. "Kamu setan, ya..?"
"Ya jelaslah..!” Jawab sosok bertanduk.

"Kamu tau dari mana kalau kamu itu malaikat..?"
"Malaikat itu seperti aku mempunyai sepasang sayap di punggung dan bergaun putih.."

"Kamu benar-benar lucu..!” Sosok bertanduk kembali tertawa.
"Lalu, kalau setan tampilannya buruk seperti aku..?" Makhluk bersayap mengangguk pelan seraya menatap was-was.

"Kamu tau tidak, penampilanku ini bukan tampilan asli. Tampilan ini hanya karangan manusia..
Gambaran manusia tentang kaumku..” sosok bertanduk mengambil napas sebelum melanjutkan.

"Karena gambaran manusia itu lebih bagus dari bentuk asliku..
Maka aku mengubah penampilanku yang sangat buruk menjadi seperti ini, seperti gambaran para manusia.."

"Maksud kamu.. apa..?" Tanya makhluk bersayap menambah kerutan di dahinya yang licin.
"Manusia itu tidak pernah melihat setan. Kalau mencoba.. mereka bakal mati duluan..
karena begitu seramnya bentuk asli Setan. Manusia tak bakal sempat melihat bentuk Setan yang asli.."

"Apa manusia juga belum pernah melihat malaikat..?"
"Ya, begitulah kira-kira. Malaikat bersayap putih dan setan bertanduk tajam..
Itu hanya gambaran manusia yang absurd. Manusia tak bisa melihat malaikat karena begitu terangnya..
Manusia juga tidak bisa melihat setan karena begitu menakutkannya."

"Jadi..."
"Kamu itu bukan malaikat, tetapi setan..!" Potong sosok bertanduk cepat.

"Satu hal lagi, setan atau malaikat itu tidak tergantung pada bentuk, tetapi dari sifat, perilaku, dan elemen dasarnya.."
"Apa buktinya aku setan..?" Tanya makhluk bersayap dengan pandangan curiga.

"Kamu kan setan, pasti ingin menjerumuskan aku..!"
"Buat apa aku mengganggu malaikat..? Tugasku mengganggu manusia, bukan malaikat..”
Sosok bertanduk sudah mulai kesal dengan tingkah laku mahkluk yang baru ditemuinya ini.

"Coba, kamu keluarkan elemen dasar milikmu..!" Perintahnya seraya mempraktikkan.
Sosok bertanduk mengangkat tangan kirinya setinggi dada..
kemudian merentangkan buku-buku jarinya seperti pengemis.
Satu detik kemudian, bola api kecil muncul di atas telapak tangan itu. "Api, setan..!" Ujarnya bangga.

Makhluk bersayap yang merasa penasaran.. ia meniru apa yang dilakukan oleh kenalannya.
Dia mengangkat tangan kanan, dan menunggu sesuatu muncul.

"Benar kan..!?" Seru sosok bertanduk ketika melihat api kecil di tangan si makhluk bersayap.
"Kamu itu setan, bukan malaikat..!"

"Jadi.. aku ini setan..” makhluk bersayap bergumam tak percaya.. "Tapi ..”
Dia melihat sendiri api kecil itu muncul dan hilang di telapak tangannya. "Kenapa tampilanku seperti ini..?"

"Sudah aku bilang tadi.. semua setan bisa merubah bentuk sesuai keinginannya..” kata sosok bertanduk..
seraya memperhatikan lagi bentuk dari makhluk bersayap itu.

"Aku rasa, kamu terkena amnesia tepat saat kamu berubah jadi seperti ini.."
"Jadi.. aku setan..?" Tanya si bersayap lagi dan dijawab dengan anggukan oleh sosok bertanduk.

"Aku bisa melakukan kejahatan..!" Lanjutnya seraya tersenyum senang..
seakan-akan hal itu yang ingin dilakukannya sejak lama.

"Bukan kejahatan, tepatnya merayu manusia untuk melakukan dosa.."
"Hanya itu..?"

"Bodoh..!” Kata sosok bertanduk seraya memukul kepala makhluk bersayap karena saking jengkelnya.
"Kamu mau apalagi..? Hanya itu kemampuan kita: menggoda, merayu..
dan membisikkan hal-hal buruk agar manusia melakukan dosa sebanyak-banyaknya.."

"Kalau begitu.. aku akan pergi ke para pejabat dan merayu mereka untuk melakukan dosa..!”
Ujar makhluk bersayap berapi-api.

"Kenapa begitu..?"
"Pejabat kan orang besar, pasti dosanya besar. Kalau aku berhasil, aku bisa dengan cepat dipromosikan.."

"Kamu ambisius sekali, tapi apa untungnya..?"
"Kalau aku sudah berada di eselon atas.. aku tinggal perintah saja tanpa melakukan kerja lapangan.."

"Kamu dapat darimana ide seperti itu..?"
"Dari dia..!” Jawab makhluk bersayap seraya menunjuk pria tua yang sudah tertidur pulas di pelukan sang menantu.

"Dia itu Lurah.. selalu santai dan kalau ada perkerjaan lapangan dia tinggal menyuruh bawahannya saja. Enak kan..?"
Sosok betanduk menggelengkan kepala. "Kamu terlambat kalau mau merayu pejabat.."

"Hmm.. Kenapa..?"
"Karena teman-teman kita yang bertugas di sana sudah pulang semua. Pejabat sekarang tidak perlu dirayu.
Asalkan ada satu saja yang berbuat dosa, maka yang lain akan ikut. Seperti efek domino, begitu..!"
Sosok bertanduk mengangat bahu seraya tersenyum senang.

"Kamu akan sia-sia merayu mereka yang sudah mirip sama kita.."
"Lalu apa yang harus kulakukan agar cepat ke eselon paling tinggi..?"

"Kamu tau tidak, para eselon kita yang paling atas melakukan apa..?"
Sosok bertanduk mencondongkan tubuh ke depan.

"Mereka membuat manusia menentang ..” Matanya melihat ke atas.. ".. Dia..!"
"Kalau begitu, aku harus mengerjakan hal itu agar dapat berada di eselon teratas..?"

"Kamu itu masih muda, harus banyak belajar.."
"Kalau begitu, bisa tidak kamu mengajari aku..?"

"Baiklah..” Sosok bertanduk melihat ke sekeliling, tapi tidak menemukan apa-apa.
Malam itu memang sunyi sekali. “Mungkin sebaiknya kita berkeliling sebentar..” Sosok bersayap mengangguk.

Dan dalam satu kepulan asap samar, mereka pun lenyap tak berbekas. F(. )I( .)N
--------------------------------------------------------ooOoo--------------------------------------------------------
 
------------------------------------------------------------ooOoo--------------------------------------------------------

Cerita 221 – Cinta Terlarang..!!

Tante Lina

Kejadian ini
terjadi beberapa tahun yang lalu.. saat itu aku masih berusia 20an tahun.
Aku mempunyai seorang tante bernama Lina.. yang umurnya waktu itu 33 tahun.

Tante Lina adalah adik dari Mamaku. Tante Lina sudah menjanda selama lima tahun.
Dari perkawinan dia dengan almarhum suaminya tidak dikarunia anak.

Tante Lina sendiri melanjutkan usaha peninggalan dari almarhum suaminya.
Dia tinggal di salahsatu perumahan yang tidak jauh dari rumahku.
Dia tinggal dengan seorang pembantunya, Mbak Sumi namanya.

Tante Lina ini orangnya menurutku seksi sekali. Payudaranya besar bulat dengan ukuran 36C..
Ditambah tingginya tubuhnya yang di atas rata-rata perempuan Indonesia.. sekitar 174 cm.

Disempunakan lagi dengan kaki langsing seperti peragawati dan perutnya rata.. soalnya dia belum punya anak.
Hal inilah yang membuatku sering ke rumahnya dan betah berlama-lama kalau sedang ada waktu.

Dan sehari-harinya aku cuma mengobrol dengan tante Lina yang seksi ini.
Aplagi dia itu orangnya supel benar tidak canggung cerita-cerita dan bercanda denganku.

Dari cerita tante Lina bisa aku tebak bahwa dia itu orangnya kesepian sekali semenjak suaminya meninggal.
Maka aku berupaya menemaninya dan sekalian ingin melihat tubuhnya yang seksi.

Setiapkali aku melihat tubuhnya yang seksi aku selalu terangsang..
Dan tak pelak.. 'terpaksa' aku lampiaskan dengan onani sambil membayangkan tubuhnya.

Kadangkala timbul pikiran kotorku ingin bersetubuh dengannya.
Tapi aku tidak berani berbuat macam-macam terhadap dia.
Aku takut nanti dia akan marah dan melaporkan ke orangtuaku.
-------ooOoo-------

Hari demi hari keinginanku untuk bisa mendapatkan tante Lina semakin kuat saja.
Kadang-kadang kupergoki tante Lina saat habis mandi, dia hanya memakai lilitan handuk saja.

Melihatnya dengan kondisi seperti begitu.. jantungku deg-degan rasanya..
Uhh.. ingin rasanya segera membuka handuknya dan melahap habis tubuh seksinya itu.

Kadang-kadang juga dia sering memanggilku ke kamarnya untuk mengancingkan bajunya dari belakang.
Aduhhhh..!! Benar-benar memancing gairahku.

Sampai pada hari itu.. tepatnya malam Minggu.. aku sedang malas keluar bersama teman-teman..
Maka kuputuskan untuk pergi ke rumah Tante Lina saja. Sesampai di rumahnya ..
Rupanya tante Lina baru saja selesai makan malam dan sedang duduk di ruang tamu sambil membaca majalah.

Beberapa saat berselang kami pun telah terlibat obrolan yang lumayan asik dan saling bercerita.
Sekitar pukul 10-an malam tiba-tiba hujan turun deras sekali.. bagai dicurahkan dari langit.

Hingga Tante Lina memintaku menginap saja di rumahnya malam ini.
Dan ia juga memintaku memberitau orangtuaku bahwa aku akan menginap di rumahnya berhubung hujan deras sekali.

"Di, tante mau tidur dulu ya, udah ngantuk, kamu udah ngantuk belum..?” Katanya sambil menguap.
"Belum tante..” jawabku.

"Oh ya tante.. Andi boleh pakai komputernya nggak..? Mau cek email bentar..” tanyaku meminta izin.
"Boleh.. pakai aja.." jawabnya lalu dia menuju ke kamarnya.

Lalu aku memakai komputer di ruang kerjanya dan mengakses situs porno.. hingga terus terang..
tanpa sadar kukeluarkan kemaluanku yang sudah tegang sambil melihat gambar wanita setengah baya bugil.

Kemudian kuelus-elus batang kemaluanku sampai tegang sekali..
Penisku kupikir standar saja.. berukuran sekitar 15 cm karena aku sudah terangsang sekali.

Tanpa kusadari, tau-tau tante Lina masuk menyelonong begitu saja tanpa mengetuk pintu.
Jderr..!! Saking kagetnya.. aku tidak sempat lagi menutup batang kemaluanku yang sedang tegang itu.

Kulihat tante Lina sempat terbelalak melihat batang kemaluanku yang sedang tegang..
Namun dia bisa menutupinya.. langsung saja dia bertanya sambil tersenyum manis.

"Hayyoo lagi ngapain kamu, Di..!?" Tanyanya.
"Aah.. nggak apa-apa tante lagi cek email.." jawabku sekenanya menutupi rasa malu.
Tapi tante Lina sepertinya sadar kalau aku saat itu sedang mengelus-elus batang kemaluanku.

"Ada apa sih tante..?" Tanyaku mencoba mengalihkan.
"Aah nggak.. tante cuma pengen ajak kamu temenin tante nonton di kamar.." jawabnya.

"Oh ya sudah, nanti saya nyusul ya tante.." jawabku.
"Tapi jangan lama-lama yah.." kata Tante Lina lagi.

Setelah tante Lina ke kamarnya.. aku berupaya meredam ketegangan batang kemaluanku.
Lalu aku beranjak menuju ke kamar tante dan menemani tante Lina nonton film horor..
yang kebetulan juga banyak mengumbar adegan-adegan syur.

Melihat film itu langsung saja aku menjadi salah tingkah.. soalnya batang kemaluanku langsung saja bangkit lagi.
Ditambah lag saat itu malah Tante Lina sudah memakai baju tidur yang tipis dan gilanya dia tidak memakai bra..
Karena aku bisa melihat puting susunya yang agak mancung ke depan.

Gairahku memuncak melihat pemandangan seperti itu.. tapi apa boleh buat aku tidak berani berbuat macam-macam.
Batang kemaluanku semakin tegang saja..
Sehingga aku terpaksa bergerak-gerak sedikit.. guna membetulkan posisinya yang miring.

Melihat gerakan-gerakan itu.. tante Lina rupanya langsung menyadari sambil tersenyum ke arahku.
"Lagi ngapain sih kamu, Di..?" Tanyanya sambil tersenyum.
"Ah nggak apa-apa kok, tante.." jawabku tersipu malu.

Sementara itu tante Lina mendekatiku.. sehingga jarak kami semakin dekat di atas ranjang.
"Kamu terangsang yah, Di lihat film ini..?" Ujar tante Lina tanpa beban.
"Ah nggak tante.. biasa aja.." jawabku mencoba mengendalikan diri.

Bisa kulihat payudaranya yang besar menantang di sisiku..
Ughhh.. betapa ingin rasanya kuisap-isap sambil kugigit putingnya.

Tapi rupanya hal ini tidak dirasakan olehku saja.. Tante Lina pun rupanya sudah agak terangsang..
sehingga dia mencoba mengambil serangan terlebih dahulu.

"Menurut kamu tante seksi nggak, Di..?" Tanyanya tiba-tiba.
"Oh.. ehh. Wah.. seksi sekali tante..!!" Kataku menjawab spontan.. sambil mengacungkan ibu jariku.

"Seksi mana sama yang di film itu..?" Tanyanya lagi sambil membusungkan payudaranya..
sehingga terlihat semakin membesar.
"Wah.. seksi tante dong. Abis bodynya tante bagus sih.." kataku memujinya tulus.

"Ah.. masa’ sih..?" Tanyanya dengan nada suara senang.
"Iya.. benar tante, swear..!!" Jawabku.

Jarak kami semakin merapat karena tante Lina terus mendekatkan tubuhnya padaku..
Lalu dia bertanya lagi padaku.. "Kamu mau nggak kalo diajak begituan sama tante..?"

"Hah..!? M-maauu tante..!!" Wuahhh..!! Seperti ketiban durian runtuh..
Kesempatan ini tidak tentu aku sia-siakan.

Langsung saja aku memberanikan diri untuk mencoba mendekatkan diri pada tante Lina.
"Wahh burung kamu lumayan juga, Di.." katanya memuji.

"Ah tante bisa aja.. Tante kok kelihatannya makin lama makin seksi aja sih..?
Sampe saya gemes deh ngeliatnya.." kataku.

"Ah nakal kamu yah, Di.." jawabnya sambil meletakkan tangannya di atas kemaluanku.
"Waahh jangan dipegangin terus tante, ntar bisa tambah gede loh..!?"
Kataku bercanda.. mencoba mengurangi keteganganku sendiri.

"Ah yang benar nih..!?" Tanyanya balas mencanda.
"Iya tante.. Ehh.. Ehh aku boleh pegang itu nggak tante..?"
Kataku sambil menunjuk ke arah payudaranya yang besar itu.
"Ehm.. ya boleh aja.. kalo kamu mau.." jawabnya mengizinkan.

Wah.. kesempatan besar. Tapi aku agak sedikit takut.. takut dia marah.
Tapi tangan tante sekarang malah sudah mengelus-elus kemaluanku..
sehingga aku memberanikan diri untuk mengelus payudaranya.

"Ahh.. Arghh enak Di.. Kamu nakal ya..?" Kata tante Lina sembari tersenyum manis ke arahku.
Spontan saja kulepas tanganku. "Loh kok dilepas sih Di..?" Tanyanya.

"Ah takut tante marah.." kataku.
"Oohh nggak-lah, Di.. Kemari deh.."

Dengan lembut tanganku digenggam tante Lina.. kemudian diletakkan kembali di payudaranya..
sehingga aku pun semakin berani meremas-remas payudaranya.
"Aarrhh.. Sshh.." rintihnya hingga semakin membuatku penasaran.

Lalu aku pun mencoba mencium tante Lina. Dan sungguh di luar dugaanku..
Tante Lina menyambut ciumanku dengan beringas. Kami pun lalu berciuman dengan nafsu sekali..
sambil tanganku bergerilya di payudaranya yang sekal sekali itu.

"Ahh kamu memang hebat Di.. Terusin Dii..
Malam ini kamu mesti memberikan kepuasan sama tante yah.. Arhh.. Arrhh.." tante Lina mulai meracau.

"Tante, aku boleh buka baju tante nggak..?" Tanyaku meminta izin.
"Oohh silakan Di..” sambutnya mengizinkan.

Dengan cepat kubuka bajunya.. sehingga payudaranya yang besar dengan puting yang merah kecoklatan..
sudah berada di depan mataku.. langsung saja aku menjilat-jilat payudaranya yang memang aku kagumi itu.

"Arrgghh.. Arrgghh.." lagi-lagi tante mengerang-erang keenakan.
"Teruuss.. Teerruuss Di.. Ahh enak sekali.."

Lama aku menjilati putingnya.. sehingga tanpa kusadari..
batang kemaluanku juga sudah mulai mengeluarkan cairan bening pelumas di atas kepalanya.

Lalu sekilas kulihat tangan Tante Lina sedang mengelus-elus bagian klitorisnya..
sehingga tanganku pun kuarahkan ke arah bagian celananya untuk kulepaskan.

"Aahh buka saja Di.. Ahh.." lenguhan tante Lina makin ramai.. meningkahi dferai hujan di luar.
Nafas Tante Lina terengah-engah menahan nafsu.

Seperti kesetanan aku langsung membuka CD-nya dan lalu kuciumi. Sekarang Tante Lina sudah bugil total.
Kulihat liang kemaluannya yang penuh dengan bulu. Lalu sleppp.. clepp..

Dengan pelan-pelan kumasukkan jariku untuk menerobos liang kemaluannya yang sudah basah itu.
"Arrhh.. Sshh.. Enak Di.. Enak sekali..!" Jeritnya pelan sambil menggeliatkan pinggulnya.

Setelah puas jariku bergerilya lalu kudekatkan mukaku ke liang kemaluannya..
untuk menjilati bibir kemaluannya yang licin dan mengkilap itu.

Lalu dengan nafsu kujilati liang kemaluannya dengan lidahku turun naik seperti mengecat saja.
Tante Lina semakin kelabakan..
hingga dia menggoyangkan kepalanya ke kanan dan ke kiri sambil meremas payudaranya.

"Aah.. Sshh tante udaahh nggaakk tahaann laaggii.. Tante udaahh maauu kkeeluuaarr.. Ohh..!!”
Dengan semakin cepat kujilati klitorisnya dan jariku kucobloskan ke liang kemaluannya yang semakin basah.

Beberapa saat kemudian tubuhnya bergerak dengan liar sepertinya akan orgasme.
Lalu kupercepat jilatanku dan tusukan jariku sehingga dia merasa keenakkan sekali lalu dia menjerit..

"Oohh.. Aarrhh.. Tante udah keeluuaarr Dii.. Ahh..!!" Sambil menjerit kecil pantatnya digoyang-goyangkan.
Lidahku masih terus menjilati bagian bibir kemaluannya.. sehingga cairan orgasmenya kujilati sampai habis.
Kemudian tubuhnya tenang seperti lemas sekali.

"Wah.. ternyata kamu hebat sekali, tante sudah lama tidak merasakan kepuasan ini loh.."
Ujarnya sambil mencium bibirku.. cairan liang kemaluannya di bibirku ikut belepotan ke bibir Tante Lina.

Sementara itu batang kemaluanku yang masih tegang dielus-elus oleh tante Lina..
Sedangkan aku pun masih memilin-milin puting tante yang sudah semakin keras itu.

"Aahh.." desahnya sambil terus mencumbu bibirku.
"Sekarang giliran tante.. Tante akan buat kamu merasakan nikmatnya tubuh tante.."

Tangan tante Lina segera menggerayangi batang kemaluanku..
lalu digenggamnnya batang kemaluanku dengan erat.. sehingga agak terasa sakit tapi kudiamkan saja.
Karena terasa enak juga diremas-remas oleh tangan tante Lina.

Aku juga tidak mau kalah.. tanganku juga terus meremas-remas payudaranya yang indah itu.
Rupanya tante Lina mulai terangsang kembali.. ketika tanganku meremas-remas payudaranya..
Dan sesekali kujilati putingnya yang sudah tegang itu.

Seakan-akan seperti orang kelaparan.. kukulum terus puting susunya..
sehingga tante Lina menjadi semakin blingsatan.

"Aahh kamu suka sekali sama dada tante yah, Di..?" Tanya tante Lina di sela desahannya.
"Iya Tante.. abis tetek tante bentuknya sangat merangsang sih.. Terus besar tapi masih tetap kencang.."
"Aahh kamu memang pandai muji orang, Di.."

Sementara itu di bawah.. tangannya masih terus membelai batang kemaluanku..
yang kepalanya sudah berwarna kemerahan.. tetapi tidak dikocoknya.. hanya dielus-elus.

Tante Lina mulai menciumi dadaku.. terus turun ke arah selangkanganku..
sehingga aku pun mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa.

Sampai akhirnya Tante Lina berjongok di bawah ranjang dengan kepala mendekati batang kemaluanku.
Sedetik kemudian.. cuph..! Dia mulai mengecup kepala batang kemaluanku..
yang kini telah mengeluarkan cairan bening pelumas.

Slruppp.. clrupp..!! Perlahan dia meratakan lumatannya ke seluruh kepala batang kemaluanku dengan lidahnya.
Aughhh..!! Aku benar-benar merasakan nikmatnya servis yang diberikan oleh Tante Lina.

Lalu dia mulai membuka mulutnya dan lalu memasukkan batang kemaluanku ke dalam mulutnya..
sambil mengisap-isap dan menjilati seluruh bagian batang kemaluanku.. hingga basah oleh ludahnya.

Selang beberapa menit setelah tante melakukan isapannya..
aku mulai merasakan desiran-desiran kenikmatan menjalar di seluruh batang kemaluanku.

Lalu kuangkat Tante Lina.. kemudian kudorong perlahan.. sehingga dia terlentang di atas ranjang.
Dengan penuh nafsu kuangkat kakinya.. sehingga dia mengangkang tepat di depanku.

"Aahh Di.. ayolah.. masukin burung kamu ke tante yah..!?
Tante udah nggak sabar mau ngerasain memek tante disodok-sodok sama batangan kamu itu..!"

"I-iyaa tante.." kataku gemetar menahan nafsu yang sudah di ubun-ubun.
Kedua belah kakinya dibuka melebar dengan lutut dinaikkan..
Vaginanya diangkat menengadah menyambut penis yang menindih.

Dengan bertumpu lutut.. kuangkat pantat sementara tangannya meraih penis..
membantu menuntun menuju bibir vagina yang merekah basah.

Aku mulai membimbing batang kemaluanku ke arah lubang kemaluannya.
Tapi aku tidak langsung memasukkannya.. melainkan aku gesek-gesekkan terlebih dulu ke bibir kemaluannya..

Kugesekkan beberapakali ujung penis perlahan ke bibir vagina.. melicinkan kepala penis yang membengkak.
Ini membuat tante Lina lagi-lagi menjerit keenakan dengan tubuh menggeliat-geliat.

"Aahh.. Aahh.. Ayolah Di.. jangan tanggung-tanggung masukiinn Diiii..hhhh..!!"
Plep.. kemudian kutempelkan pada lubang vagina.. slebbb..

Kubenamkan perlahan batang pensiku dibantu pantatku yang menekan ke dalam belahan vaginanya.
Slebbb..!! Clebb..! Perlahan aku mendorong masuk batang kemaluanku.

Auuhhh..!! Agak sempit rupanya lubang kemaluannya..
sehingga agak sulit memasukkan batang kemaluanku yang sudah tegang sekali itu.

"Aahh.. Sshh.. Oohh pelan-pelan Di.. Teruss-teruuss.. Aahh.." Tante Lina mendesah sambil menggeliatkan tubuhnya.
Clebb..!! Aku mulai mendorong kepala batang kemaluanku ke dalam liang kemaluan Tante Lina.

Rrrrrbbbb..!! Batang penisku bergesek masuk sedikit demi sedikit. Hingga amblas terbenam semua. Wuaahhhh..!!
Betapa nikmat yang kurasakan.
Kutekan pantatku dan mengesek permukaan kemaluan.. sehingga bulu kami beradu menggelitik nikmat.

“Enghhhh..hhhhh.. Ddiii..hhh..” tante Lina kembali mengerang dan mendesah..
merasakan kenikmatan yang luar biasa ketika batang kemaluanku sudah masuk semuanya di haribaan liang nikmatnya.

Wajah Tante Lina merona.. bibirnya digigit melipat.. disertai erangan tertahan..
menahan gelora kenikmatan yang menyerang sekitar kemaluannya.

Sementara pantatku terus bergerak menekan bagian atas vagina..
membuat batang penisku bergeser menyentuh bagian bawah kelentit yang memerah.

Kuangkat pantatku perlahan.. seiring batang penis tertarik menggelitik dinding vagina yang basah..
oleh cairan dinding vagina.. slrebb kutekan dan kutarik kembali.. bergerak naik turun makin cepat.

Kemudian batang kemaluanku mulai kupompakan dengan perlahan.. tapi dengan gerakan memutar..
sehingga pantat Tante Lina juga ikut-ikutan bergoyang.

Pantat Tante Lina membalas gerakanku.. menggeser ke kiri ke kanan dan sesekali dengan gerakan memutar.
Syaraf-syaraf di sekeliling kepala penisku merespon cepat.. memacu darah..
dan membangkitkan kehangatan di sekitar selangkangan. Auhhhh.. sungguh nikmat.

Ughhh..!! Rasanya nikmat sekali.. karena goyangan pantat tante Lina..
menjadikan batang kemaluanku seperti dipilin-pilin oleh dinding liang kemaluannya yang seret itu..
dan ughhhh.. rasanya seperti mengempot-empot dan bagai melumat batang penisku.

Keringat mulai membasahi sekujur tubuh. Tangan Tante Lina kuraih.. lalu kubuka terlentang.
Telapak tangannya bersetuhan dengan telapak tanganku.. jari jamari mengapit satu sama lain.
Saling meremas dan membelai lembut.

Hentakan pantat menekan perlahan dan menarik dengan cepat menimbulkan sensasi kenikmatan tersendiri.
Ini membuat Tante Lina merintih lirih dengan nafas yang ditahan. "Oouuhh.. Andiihhh.. hhmmff.. hhhh..”

Bibir dan mulutku terus menjilati wajah.. leher.. belakang telinga.. hingga ketiak yang dibasahi keringatnya.
Gairahku semakin menggebu.. gesekan tubuh menjadi-jadi.

Beberapa saat kemudian kutekuk badanku..
kerendahkan kepalaku menggapai payudara dengan puting merah kecoklatan menantang.
Clrupp..!! ‘Kutelan’ puting yang telah mengeras itu.. kujilati liar.. kuisap dan kugigit dengan gemas.

Sementara di bawah.. kedua kakinya makin melebar dengan pantatnya diangkat-diangkat.
Sehingga membuat bibir vagina tante Lina menjadi menengadah dan menganga lebar.

Ini membuat penisku dengan leluasa bergerak keluar-masuk menggenjoti liang nikmatnya yang makin membasah.
"Hmmff.. hmmf.. hngkhh..!” Erangannya tertahan.. terdengar mendesis memacu gelora birahi yang memuncak.

Kenikmatan yang merambah ke sekujur tubuhnya memberikan reaksi yang menjadi.
Memacu tubuh bergerak liar.. dan tangannya secara otomatis meraih pantatku.. ia meremasnya.

“Ughhhh..!!” Ia menekan keras.. seolah ingin menambah tekanan penisku membenam masuk..
lebih dalam ke dalam liang vaginanya yang haus akan kenikmatan yang sudah lama ia dambakan.

Gelora api asmara dua jiwa.. berpadu menyatu dalam rangkulan kenikmatan terlarang.
Hentakan-hentakan disertai geliat tubuh nan liar dan desahan nafas yang memburu bersahutan.
"Aahh.. aahh..”
"Oohh.. sshh..”
Kami saling memandang dalam gelora dahsyat api asmara.

Bibirnya semakin membasah.. aku tak tahan melihat bibir yang indah menggairahkan itu.
Crupph..! Segera kulumat dawai bibir indah itu. Tanpa dikomandoi lidahku menjelajah liar ke seluruh ruang mulut.

Lidahnya menyambut memagut memelintir.. diselingi lenguhan dari tenggorokan yang tertahan.
"Ngngghh.. ngngghh..” erang tante Lina kian ramai.

Kenikmatan birahi semakin membara.. membuat basah sekujur tubuh.. aliran darah memacu kencang..
menelusuri jaringan tubuh sampai ke ujungnya.

Beberapa saat kemudian tante Lina melepas ciuman dan berdesah keras.. mengerang.
Tangannya dirangkulkan ke punggungku dengan jari-jari tertancap dalam.
Dengan kakinya terangkat dan menjepit pinggulku keras.. desahannya menjadi.

Lantas dengan cepat tangan Tante Lina turun dan mendekap pantatku keras-keras..
Sehingga kocokan yang kuberikan semakin cepat lagi. Clebb-crebb-crebb-crebb-clebb-clebb-clekk-clekk..!!

"Oohh.. Sshh.. Di.. Enak bangetthh sayanghh..!! Oohh.. Ohh.."
Mendengar rintihannya aku semakin bernafsu untuk segera menyelesaikan permainan ini.

Aku mempercepat gerakan.. meningkatkan hentakan batang penisku menggenjot liang vaginanya berulang-ulang.
Dengan posisi badanku mengangkat tertopang siku tangan yang tertindih punggungnya.

Raut wajahku menegang disertai deru nafas memburu.
"Ngngghh.. aahh.. auuhh..!!” Sekujur tubuh Tante Lina menggelinjang hebat.

"Aahh.. Cepat Di, tante mau keluuaarr.. Aahh..!!"
Tubuh tante Lina kembali bergerak liar.. hingga pantatnya ikut-ikutan naik.

Tak lama kemudian tubuhnya menegang.. menjepit keras. Nyutt.. nyutt.. nyutt.. nyuttt..!!
Liang vaginanya berkedut-kedut disertai erangan lirih.. menahan kenikmatan puncak orgasme yang luar biasa indahnya.

Rupanya dia kembali orgasme.. bisa kurasakan cairan hangat menyiram kepala batang kemaluanku..
yang sedang merojok-rojok dan masih terpancang keras di dalam liang kemaluannya.

"Aahh.. Sshh.. Sshh..” desahnya, lalu tubuhnya kembali tenang menikmati sisa-sisa orgasmenya.
"Wahh kamu memang hebaat Di.. Tante sampe keok duakali. Eh ehmm.. kamu masih tegar..?" Tanyanya.

"I-iyaa tante.. Bentar lagi juga Andi keluar nih..!!"
Ujarku sambil terus menyodok liang kemaluannya yang berdenyut-denyut itu.
"Aahh enak sekali tante.. Aahh..!!"

"Terusin Di.. Terus.. Aahh.. Sshh.." erangan tante Lina membuatku semakin kuat dan cepat..
Kuhantamkan dengan mantap.. merojok-rojok batang kemaluanku dalam liang kemaluannya.

"Aauuhh pelan-pelan Di.. aaahhh aahh aaahhh..!! Sshhhhh.."
"Aduh tante.. bentar lagi aku udah mau keluar nih..!" Kataku mengingatkan.

"Aahh.. Di.. Keluarin di dalam aja yah..!? Aahh.. Tante dah lama ngga aah..ngerasain.. Ahh.. Shh..
Tantee aahhh.. mau rasain siraman hangat peju..!" Balasnya terengah dan terbata-bata.

"I-iyyaa.. Tante.." jawabku sambil aku mengangkat kaki kanan tante..
Sehingga posisi liang kemaluannya lebih menjepit batang kemaluanku.

"Aahh.. Oohh.. Aahh.. Sshh.. Tante, Andi mau keluar nih.. Ahh..!"
Lalu aku memeluk tante Lina sambil meremas-remas payudaranya.

Sementara itu, tante Lina memelukku kuat-kuat sambil menggoyang-goyangkan pantatnya.
"Aahh tante juga mau keluar lagi aahh..!! Sshh.." Seerr.. seerr.. seerr.. seerr..!!

Jantungku seolah terhenti sesaat. Kedutan dinding vaginanya mengurut batang penisku..
yang terus menghentak.. berpacu cepat menambah nikmat berlipat ganda.

Jlebb-jlebb-jlebb-jlebb..!! Dengan cepat dan sekuat tenaga kurojok liang kemaluannya.
Memicu ledakan mani yang tertampung membengkak di biji pelir yang mengalir cepat ke batang penis..

Sehingga kumpulan air maniku yang sudah tertahan menyembur dengan dahsyat..
lantas dimuntahkan di ujung kepala penis berulang-ulang. Croott.. croott.. croott.. croott..!!

"Aahh enak sekali tante.. Aahh.. Ahh..!!" Geramku menandaskan batang penisku di liang vaginanya.
Menyemprot memenuhi vagina Tante Lina yang kakinya masih menjepit keras selang beberapa saat.

Selama dua menitan aku masih menggumuli tubuh Tante Lina.. untuk menuntaskan semprotan maniku itu.
Hingga beberapa saat kemudian kami terkulai.. puas dalam pelukan kebahagiaan.

Matanya terpejam.. embusan nafasnya lemah mereda.. dengan kepala menindih bahuku sebagai alasnya.
Tangannya merangkul pinggang dengan kaki menyelip di dalam lingkaran kakiku, menyatu.

Tanganku membelai rambutnya dan mengelus lembut pipi sesekali.
Mataku memperhatikan seluruh sudut wajahnya yang cantik rupawan bersimbah peluh.

Kukecup mesra bibirnya perlahan.. dan kupeluk tubuhnya erat.. seakan tak ingin kulepas lagi.
Tante Lina balas membelai-belai rambutku. "Ah.. kamu ternyata seorang jagoan, Di.." puji tante Lina.

Setelah itu dia mencabut batang kemaluanku dari liang kemaluannya..
Kemudian dimasukkan kembali ke dalam mulutnya untuk dijilati oleh lidahnya.

Ahhh.. ngilu rasanya batang kemaluanku dijilat dan diisap tante Lina sampai bersih.
Beberapa saat kemudian kami berdua pun tidur saling berpelukan.

Dan dapat ditebak. Ketika terbangun kami kembali mengulangi kenikmatan terlarang itu dengan gairah membara.
Bahkan malam itu kami melakukannya sampai tigakali dengan berbagai macam gaya.
-----ooOoo-----

Setelah kejadian itu kami sering melakukan hubungan seks yang kadang-kadang meniru gaya-gaya dari film porno.
Hubungan terlarang kami ini pun berjalan selama dua tahun.. sampai akhirnya diketahui oleh orangtuaku.

Karena merasa malu.. Tante Lina pun akhirnya pindah ke Jakarta dan menjalankan usahanya di sana.
Duhhh..!! Sungguh.. aku benar-benar sangat kehilangan Tante Lina.

Dan.. semenjak kepindahannya.. tante Lina tidak pernah menghubungiku lagi. Ahhh..!! TA(. )M( .)AT
------------------------------------------------------------ooOoo--------------------------------------------------------
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd