------------------------------------------------------ooOoo---------------------------------------------------
Cerita 209 – Obsesi Birahi..
[Part 1] – Awal Mula..
Perkenalkan.. namaku Eki.
Aku ingin membagi pengalaman seksku yang aku alami kira-kira beberapabelas tahun yang lalu.
Sebuah Obsesi Birahi yang akhirnya kesampaian.
Ini adalah pengalaman yang sangat mendebarkan sekaligus menggairahkan buatku.
Waktu itu aku masih kuliah di sebuah perguruan tinggi di Jakarta.
Usiaku kala itu 23 tahun.. tinggi 175 cm. Berkulit sawo matang.
Badanku atletis.. karena kegemaranku berolahraga bola basket.
Selain menjadi tim inti di kampusku..
Aku juga tergabung dalam sebuah klub basket yang cukup diperhitungkan pada waktu itu.
Bagiku masa-masa itu tidaklah sulit untuk mencari pacar.
Karena selain luasnya pergaulanku.. aku juga termasuk orang yang berada.
Saat itu aku sudah memiliki kendaraan pribadi..
Sebuah mobil Jeep buatan Amerika dengan modifikasi yang sedang trend masa itu.
Seringnya aku bergonta-ganti pacar..
atau pun teman kencan wanita yang bisa aku ajak tidur.. dari berbagai macam profesi dan kalangan.
Dari mulai teman sesama mahasiswa.. cheerleaders.. model dan cover girl majalah..
Pramugari.. sampai dengan artis figuran.
Mereka selain cantik-cantik.. juga memiliki permainan-permainan seks yang luar biasa.
Bahkan yang terkadang sama sekali di luar semua pengetahuan dan fantasi seksku.
Tapi.. siapapun dan apapun yang aku lakukan dalam petualangan seks-ku..
tetap saja hasrat birahiku tidak pernah terpuaskan.
Karena adanya dua orang gadis yang selalu ada dalam otakku dan darahku. Yaitu Rani dan Nia.
Yang selalu aku bayangkan wajah dan tubuhnya.. serta aku sebut-sebut namanya..
saat aku sedang berhubungan seks dengan semua wanita. Mereka sangat menggiurkan.
Entah kenapa.. begitu terobsesinya aku.
Sampai-sampai suatu ketika aku pernah memaksa mengganti nama-nama wanita..
yang sedang kutiduri dengan nama Rani atau Nia.
Terserah apa yang ada dalam pikiran teman kencanku itu.. aku tidak peduli.
Yang penting rasanya nikmat menyebut nama Rani dan Nia.. saat berada di puncak ejakulasiku.
Andai saja aku bisa benar-benar menelanjangi.. menjamah.. menjilati setiap jengkal tubuhnya..
kemudian memasukkan kontolku ke dalam vagina Rani dan Nia di alam sadarku.
Tapi apa daya.. mereka berada di luar jangkauanku. Mereka adalah anak dari tante Mirna dan om Iwan.
Adik dari orangtuaku. Yah. Rani dan Nia adalah sepupuku.
Sekedar informasi: Tante Mirna orangnya angkuh selau merasa setiap orang dapat diaturnya.
Tapi di luar itu.. untuk seusianya tubuh tante Mirna masih bagus. Kencang.. montok.. gempal.
Pantat dan buah dadanya masih terlihat kencang sekali.
Mungkin ini yang menurun kepada anak-anaknya. Rambutnya hitam dan ikal.. hidungnya kecil dan mancung.
Bibirnya yang tebal membuat wajahnya terlihat jadi agak ‘sedikit nakal’.
Sedangkan Om Iwan.. walaupun tidak tinggi untuk ukuran laki-laki.. tapi wajahnya tampan.
Mereka memiliki 6 orang anak. Semuanya Perempuan..!! Ditambah cantik dan seksi.
Yang paling besar namanya Kak Icha.. 29 tahun. Sudah berkeluarga.. mempunyai 2 orang anak.
Kedua Kak Sita 27 Tahun juga sudah bersuami.
Kemudian Ka Nuri 25 tahun..
Yang keempat Ka Intan 24 tahun.
Kelima Rani 23 tahun dan si bontot.. Nia 21 tahun.
Yang membedakan Rani dan Nia dari kakak-kakaknya adalah daya tarik seks mereka yang sangat tinggi.
Walaupun sebenarnya kalau dilihat dari sudut pandang orang lain..
mereka berdua tidak lebih cantik dan seksi dari semua wanita yang pernah kukencani.
Kalau bisa aku gambarkan:
Rani yang usianya hanya lebih muda beberapa bulan dariku, tinggi badannya hanya sekitar 160 cm..
Wajahnya bersih dan cantik sekali. Rambutnya yang hitam panjang sebahu..
Matanya bulat dan sangat indah, bibirnya tipis seksi.
Dia memiliki hidung mancung Tante Mirna.. kulitnya putih tangan dan kakinya ditumbuhi bulu-bulu halus..
Yang jelas terlihat karena kulitnya yang sangat putih.
Aku sering mengkhayalkan andai aku bisa membelai bulu-bulu halus itu dari betis lalu naik ke paha..
Dan naik terus ke tempat terpenting dari organ tubuh Rani..
Buah dadanya tidak terlalu besar, pinggangnya kecil dan pantatnya montok.
Nia lebih pendek dari Rani, tingginya 158 cm.
Rambutnya hitam kecoklatan yang panjangnya hanya menutupi lehernya yang putih dan menggemaskan.
Matanya bulat, bibir bagian bawahnya agak tebal.. Seksi..!
Entah apa rasanya memasukkan kontolku ke dalam mulutnya.
Kulitnya putih pucat seperti kulit mamanya.
Buah dadanya besar, montok, bundar.. terlihat sangat padat dan menantang.
Kalau dia sedang menggunakan T-shirt.. sangat terlihat bentuk indah buah dadanya.
Tak kuat aku.. Erghh..!!
Ingin rasanya meremas dan menaruh kontolku di antara dua belah gunung yang mengemaskan itu.
Kakinya begitu putih dan padat.
Dari pengalamanku, tipe kaki seperti ini sangat kuat bermain di tempat tidur..
Dengan pinggang yang kecil tapi pantatnya padat, besar dan montok (kata orang pantat bebek)..
Aaah.. nikmatnya kalau bisa melakukan doggie style dengan Nia.
Bagiku mereka adalah Fantasi seksku tertinggi.
Hasratku pada mereka dimulai pada saat aku masih di SMP.
Waktu itu tubuh mereka belum sempurna seperti sekarang.
Tapi tidak tau kenapa ada setan mana yang masuk ke tubuhku..?
Atau karena sedang dalam masa puberku.
Sering sekali aku mengintip posisi tidur salahsatu dari mereka saat menginap di rumah..
Dari jendela kamar adik perempuanku yang sebaya dengan mereka, sambil memegang kontolku.
Saat-saat seperti itu sangat menyiksaku. Ini berlangsung beberapa bulan.
O iya. Dulu.. semasa kecilku hingga memasuki SMP.. kami..
Keluargaku dan keluarga om Iwan yang merupakan adik orangtuaku.. tinggal di kompleks perumahan yang sama.
Hanya berjarak 500 meter saja. Namun saat aku masuk SMP.. om Iwan mendapat promosi jabatan dari kantornya..
Hingga keluarganya harus pindah ke rumah tempat domisilinya sekarang.
-------ooOoo-------
Sampai pada suatu malam aku memberanikan diri untuk memasuki kamar adikku.
Karena saat itu Nia sedang menginap di rumah. Aku masih ingat.. waktu itu sekira pukul 1.30 malam.
Aku dengan mengendap-ngendap membuka pintu kamar adikku yang tidak pernah dikunci..
Tipe tempat tidur adikku memiliki kasur tambahan di bawahnya yang bisa keluar masuk seperti laci.
Nia tidur di bawah sendiri, memakai daster panjang dan berlengan pendek.
Posisi tidurnya miring. Kaki kanan memeluk bantal.. sehingga seluruh bagian betisnya terlihat jelas.
Sementara kaki kirinya lurus.. dan wajahnya.. uhhhh.. seksi sekali..!!
Lama aku tertegun di ujung tempat tidur sambil beberapakali menelan air liurku.
Akhirnya kuberanikan diri untuk menarik daster Nia lebih ke atas sedikit..
sehingga terlihatlah pahanya yang putih.
Dengan tanganku yang gemetar dan berkeringat kusentuh ujung paha bagian luar. Oooooh.. halus sekali..!
Karena Nia tidak bereaksi.. maka kuturunkan tanganku untuk menyentuh paha bagian bawah.
Wah.. sudah tidur pules nih..!? Batinku.. dengan tangan gemetar dan tubuh panas dingin.
Maka kusingkapkan lagi dasternya sedikit demi sedikit..
Hingga celana dalamnya yang berwarna cream terlihat jelas..
Nah.. sekarang aku bisa bebas mengelus dan menjamah paha yang lembut dan wangi sekali itu.
Berikutnya keberanianku bertambah.
Kutarik bantal yang dipeluknya hingga kedua belah kaki yang mulus bisa kujamah perlahan.
Ingin rasanya berbuat lebih tapi .. Ah.. takut bangun..!
Sampai akhirnya aku sampai di antara kedua pangkal paha.
Kutarik tubuh Nia perlahan, supaya posisi kakinya agak mengangkang.
Tapi tiba-tiba dia bergerak sambil bergumam.. “Iiihhh..” gumamnya..
Waduhhh..!! Spontan aku kaget.. kemudian lari dan bersembunyi di balik lemari pakaian..
Kira-kira sepuluh menit aku di situ aku berpikir..
Ah Cuma ngigau.. kalau dia bangun pasti dia sudah bisa melihatku saat aku lari tadi..
Maka aku kembali mendekati tempat tidur..
Ah.. posisi tidur Nia sekarang celentang, dengan kaki kiri ditekuk ke atas.
Wah makin gampang dong..! Tapi dasternya sudah kembali turun menutupi setengah paha.
Maka perlahan aku tarik lagi ke atas sampai CD-nya..
Dan dengan hati-hati mulai kuciumi perlahan vaginanya yang masih terbungkus celana dalam.
Ah.. coba bisa kubuka celana dalam ini.. batinku lagi.
Puas di bawah aku ke atas. Kusentuh buah dadanya dari bagian luar daster.
Karena waktu itu Nia masih kelas 1 SMP.. maka semua bagian penting tubuhnya masih serba kecil.
Kusentuh dengan lembut dua payudara yang menggoda.. kemudian dengan nekat aku susupkan tanganku..
melalui bagian leher daster.. untuk menyentuh sedikit saja buah dadanya.
Oh.. Nia, lembut sekali.
Karena lampu di kamar tidak dimatikan.. maka bisa kulihat pentilnya yang merah muda.
Tidak sadar ternyata jam sudah menunjukkan jam 3.00 pagi.
Maka tanpa merapikan pakaian Nia.. aku langsung keluar kamar dan masuk ke kamarku.
Kemudian melakukan onani sambil membayangkan apa yang baru saja aku lakukan.
Setelah puas aku terbaring di kamar.. sambil melamun.. Wah.. kalau kakaknya Rani seperti apa yah..?
------ooOoo------
Suatu hari aku pulang dari main basket di sekolahku..
Nah.. karena kebetulan rumah Tante Mirna dekat dengan rumah teman-temanku yang lain..
maka aku pulang menumpang salahsatu temanku yang dijemput sopir.
Tidak lama aku mampir di rumah Tante Mirna sambil ingin melihat Rani atau Nia.
“Eh.. Eki..” sahut Tante Mirna. “Mau nginep di sini..?”
”Engga ah tante, Eki mau pulang..!”
“Jangan ah Ki.. ini kan sudah jam setengah delapan..! Udah, nginep di sini aja besok kan hari Minggu..?”
Waktu itu Rani.. Nuri dan Intan sedang ada di rumah.
Kecuali Nia yang sedang berlibur ke rumah kontrakan Kak Icha dan Kak Sita yang bersekolah di Bandung.
“Iyah.. nginep aja..!” Sahut Kak Nuri. “Kamu tidur di kamarku aja, biar Ka Nuri tidur sama Ka Intan..!”
Akhirnya aku setuju.
Di rumah Tante Mirna ada 4 kamar..
Yaitu kamar tante Mirna dan Om Iwan dan kalau anak-anaknya semua sedang berada di rumah.
Ka Intan tidur berdua Ka Icha, Ka Nuri sekamar dengan Ka Sita. Yang terakhir kamar Rani dan Nia..
Hmm.. aku akan coba masuk kamar Rani yang tidur sendirian malam ini.. pikirku berencana.
Malam itu aku tidak bisa tidur lagi.. sebentar-bentar aku melihat jam..” Lama sekali sih..?”
Aku tadi memperhatikan Rani masuk kamar jam 9.00 malam. Pasti dia sudah tertidur lelap dia..
Dan sekarang sudah jam 11.00, tapi ruang tengah masih terang om Iwan masih nonton TV.
Akhirnya aku tertidur. Tiba-tiba aku terbangung dan melihat jam sudah jam 2.30 pagi.
Wah.. bisa gagal nih.. Aku lantas keluar kamar kak Nuri yang berada di atas.
Turun tangga kemudian melewati ruang tengah.
Sesampainya di depan kamar Rani kulihat cahaya lampu dari dalam kamarnya yang berasal dari lampu tidur.
Perlahan-lahan kugerakkan kaca yang ada di samping pintu yang masih menggunakan kaca ‘Nako’.
Setelah kaca terbuka cukup untuk aku masukkan tanganku.. kugeser tirai yang menutupi jendela..
Woww..!! Sebuah pemandangan yang indah..!!
Kulihat Rani yang tadi memakai daster pendek..
sudah tertidur pulas dengan memperlihatkan seluruh bagian kakinya yang putih mulus..
Karena dasternya yang sudah tersingkap ke atas.. sampai ke celana dalamnya yang berwarna coklat..
Setelah tertegun sebentar.. tanganku beralih ke sebelah kiri meraih kunci pintu lalu membukanya..
Klik.. klik..!! Kemudian perlahan-lahan aku masuk kamar Rani yang harum sekali.
Sambil berjongkok di samping tempat Rani tidur, kuperhatikan wajah sepupuku yang cantik itu.
Lalu pandanganku beralih ke bawah, sampai ke kakinya. Di situlah aku mulai tergila-gila dengan kaki Rani.
Kusentuh dengan berhati-hati kaki yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang tersusun rapi..
Kakinya lembut, harum dan halus. Terus kujamah-dari ujung kaki hingga pangkal pahanya.
Lalu kubenamkan perlahan hidung dan mulutku di atas vaginanya yang terbungkus celana dalam ..
"Wah.. kok memek kamu ga setebal Nia yah Ran..?” Bisikku.
Lalu aku beralih ke buah dadanya.. pada waktu itu buah dada Rani lebih besar dari Nia..
Karena usia Rani yang lebih tua.. wajar saja kalau payudaranya sudah tumbuh.
Lain halnya dengan Nia.. pentil Rani berwarna coklat muda.
Setelah puas aku keluar kamar Rani..
Menutup kembali pintu dan seperti biasa melakukan onani di kamar mandi.
Kejadian ini berlangsung bertahun-tahun..
Aku selalu melakukan hal yang itu-itu saja terhadap Rani dan Nia berulangkali.
Ingin sekali mendapatkan lebih.. tapi aku sangat takut mereka bangun di tengah-tengah ‘aksiku..’
Karena desakan-desakan ‘nafsu’ inilah.. maka suatu malam hal yang sangat aku takutkan menjadi kenyataan.
------ooOoo------
Ketika itu aku sudah duduk di bangku SMA kelas 2. Malam itu aku menginap di rumah Tante Mirna.
Waktu itu seperti biasa Rani tidur dengan Nia dan malam itu saat berada di kamar mereka.
Aku punya ‘program baru’ yaitu mengeluarkan kontolku dan menempelkan ke pantat.. buah dada.. bibir.
Serta ‘memaksa’ mereka mengocok-ngocok ‘barangku’ dengan tangan mereka.
Sasaran pertamaku adalah Nia.
Rencana menggesekkan kontolku ke pantat Nia gagal karena dia berbaring celentang.
Jadi sasaranku langsung ke arah dada Nia.
Dan kutepuk-tepukkan kontolku di atas gundukan buah dadanya yang tertutup T-shirt.
Lalu kugesek-gesek perlahan si ‘helmku’ di permukaan bibirnya..
Pindah naik merasakan rambut Nia menyentuh kontolku.
Kemudian menyerahkan si ‘batang dan bijiku’ ke dalam geggaman telapak tangan Nia.
Selesai Nia.. pindah ke Rani. “Nah Ran.. sepertinya kamu sudah siap nih..!”
Rani tidur miring menghadap Nia. ”Wah menuku di tubuh Rani bisa lengkap dong..”
Berturut-turut dari bibir.. buah dada.. rambut tangan.. sama seperti yang dialami Nia berjalan lancar.
Rani memang gemar tidur dengan menggunakan daster pendek..
Sehingga malam itu dengan posisi miring di belakang tubuh Rani.. aku bisa bebas..
Menempatkan kontolku di atas celana dalamnya dan sedikit terkena kulit pantatnya..
Karena nikmatnya dengan pengalaman ini.. timbullah ide baru.. kujepitkan ‘batangku’ di antara paha Rani.
Tepat di bawah vaginanya.. sehingga terasa nikmat.. seperti benar-benar sedang berhubungan seks dengan Rani.
Kupeluk dia dari belakang.. sambil menempelkan tangan kananku di dadanya yang indah.
Bisa kurasakan dan kumainkan pentilnya, harum tubuhnya semakin membuatku bernafsu.
Maka.. tanpa disadari goyangan pantatku semakin cepat.
Kedua tanganku tidak lagi menempel.. tapi meremas payudaranya dan pantatnya yang padat.
“Oooh.. Rani.. enak.. enak Ran..!” Gumamku tanpa sadar.
Tiba-tiba dia bergerak dan terbangun.. jdug..!! Sikut lengan kanannya ‘menghajar tulang rusukku..’
Setelah itu dia berbalik.. mencoba melihat siapa yang sedang menggerayangi tubuhnya.
Aku terloncat dan berdiri sambil menaikkan celanaku.. sambil terduduk di tempat tidur.
Dia langsung membentakku.. ”Eki.. apa yang loe lakuin..!? Ngapain loe masuk-masuk kamar gue..!?”
Spontan saja aku lari keluar kamar tanpa menjawab.
Pagi-pagi sekali hari itu Om Iwan membangunkan aku.
Kemudian langsung memberikan ceramah dengan lembut mengenai kejadian semalam.
Lain halnya dengan tante Mirna. Dia sangat emosi.
Mungkin tidak rela aku menikmati tubuh anaknya.. walaupun hanya ‘menggesek-gesekkan kontol..!’
Dia juga mengancam akan melaporkan ini kepada orangtuaku..
Setelah menerima semua cacian dan makian Tante Mirna.. aku berangkat bertanding.
Tak kulihat lagi wajah Rani pada saat aku keluar rumah tante Mirna..
Yang ada hanya kak Icha yang memandangku dengan sinis..
Sementara kak Nuri masih berbaik hati mengantarku sampai ke pagar.
-------ooOoo-------
Hari-hari setelah kejadian itu membuat hubunganku dengan keluarga tante Mirna agak sedikit renggang.
Tapi bukannya aku menyadari kesalahan.. malah sebaliknya aku semakin tergila-gila dengan tubuh Rani dan Nia.
Apalagi saat Rani dan Nia sudah memasuki perguruan tinggi.
Aihhh.. wajah Rani bertambah cantik.. lekuk-lekuk tubuhnya semakin menjadi.
Sementara Nia.. buah dadanya semakin membesar. Aku tidak tau berapa ukurannya.
Tapi dengan memakai blus ataupun kemeja yang longgar saja buah dadanya amat sangat menonjol..
Semakin gempal, besar dan bulat, pantatnya semakin montok.
Kesimpulannya: Kalo soal wajah.. Rani jauh lebih cantik dari Nia.
Tapi soal ukuran buah dada.. pantat dan bentuk bibirnya yang seksi.. Nia sulit dikalahkan oleh Rani.
Karena itu rumah Tante Mirna selalu ramai didatangi laki-laki yang mencoba mendekati anak-anaknya.
Yang paling banyak ‘diminati’ oleh mereka adalah Nia.. kemudian baru Rani.
Walaupun mereka berdua telah memiliki pacar..
Tapi tidak mengurangi semangat laki-laki lain untuk berusaha merebut perhatiannya.
Namun kelihatannya Rani dan Nia termasuk perempuan-perempuan yang setia.
Ah.. andai saja mereka itu bukan sepupuku maka aku akan berada dalam antrean itu.
Pernah aku mencoba menyatakan rasa sukaku pada salahsatu dari mereka..
setelah hubungan kami sudah membaik.. dengan harapan bisa mengencani mereka..
seperti layaknya wanita-wanita lain dalam hidupku.
Tapi.. bentakan Rani.. apalagi cacian dan makian Tante Mirna beberapa tahun yang lalu..
membuat hatiku ciut dan tidak berani lagi macam-macam.
Hidupku benar-benar tersiksa.. terutama saat aku bertemu dengan mereka.
Kontolku selalu menegang dan angan-anganku pun melayang-layang..
Membayangkan apa yang ada di balik pakaian mereka.
Rasa frustasi itu membuat aku diam-diam sering mencuri celana dalam dan beha..
dari dalam lemari pakaian mereka untuk aku bawa pulang.. kemudian melakukan onani..
Dengan celana dalam ataupun beha mereka tersebut..
sambil menatap wajah mereka dari foto-foto yang aku miliki.. terkadang ditambah memutar film BF.
Oooh.. nikmatnya.. kamu..Rani.. Nia..hebat sekali kamu..!
Entah berapa pasang koleksi pakaian dalam Rani dan Nia yang ada di dalam kamarku.
Yang tentu saja semuanya pernah terkena cairan spermaku.
Itu pun tidak berlangsung lama.. karena ini tidak akan pernah memuaskan birahiku..
Kemudian aku melampiaskannya kepada perempuan-perempuan lain yang bisa aku kencani.
Tapi itu juga tidak banyak membantu.. saat aku sadari dalam alam nyata mereka tak tersentuh olehku.
Mereka hanya bisa aku sentuh dalam khayalan..
Di alam sadar aku hanya dapat menikmati setiap lekuk tubuh mereka yang terbungkus rapat pakaiannya.
Apalagi setelah kejadian tersebut.. tante Mirna dan anak-anaknya selalu memandang aku dengan tatapan sinis.
Dan dari mulai pakaian.. sikap dan gerak-gerik tubuh..
Mereka sangat berhati-hati.. terutama kalau aku ada di dekat mereka.
Mereka tidak memberikan sedikitpun kesempatan padaku untuk mencuri kesempatan..
menikmati keindahan tubuh mereka dari sela-sela pakaian mereka yang tersingkap.
Seakan-akan tubuh mereka menertawakanku dan berkata.. “Berkhayallah terus Ki..!”
Tingkah laku dan perlakuan mereka padaku yang seperti ini..
Justru semakin membuat aku bergairah kepada mereka dan memutar otak..
agar 'merasakan tubuh Rani dan Nia bukan impian lagi'.
-------ooOoo-------
Sampai suatu hari setelah aku pulang kuliah. Di tempat biasa aku nongkorng di kawasan Jakarta Pusat..
Aku ‘ngerumpi’ dengan Kenny.. atau yang biasa dipanggil ‘Akun..’
Karena Ibunya pemilik Apotik terkenal di Jakarta dan Ayahnya dokter Anasstesi
–mudah-mudahan bener nulisnya..–
Akun sangat terkenal di antara teman-temanku. Dia kuliah di fakultas kedokteran..
Akun sering merawat siapa saja dengan obat-obatan yang dimilikinya untuk berbagai macam penyakit.
Dari mulai penyakit turunan.. kambuhan.. kelamin.. obat kuat.. sampai dengan cari penyakit.
Maksudnya.. selain memberikan pengobatan..
Akun juga sering mengonsumsi obat-obatan dengan beberapa temannya untuk teler..’
Nama ‘Akun’ diambil dari salahsatu nama tukang obat di daerah Jakarta Barat.
Karena Akun lebih terkenal sebagai tukang obat dibandingkan menjadi calon dokter. Hehehe..
“Ki.. wah.. kemaren tuh cewe yang gue kenalin ke elu khan sok jual mahal..
Udah gue beliin segala macem.. masih juga sok ga mau gue gituin..” cerita si Akun tiba-tiba sambil agak teler.
“Trus kemaren loe sama dia ke mana..?” Tanyaku..
“Iyah.. kita makan siang di lantai atas H*****E, pas dia ke WC, hehe..
Gue campurin aja obat tidur di dalam minumannya karena jam segitu H******E khan sepi banget jadi ga ada yang liat..
Biarin aja.. biar dia tidur terus.. jadi bisa gue kerjain..” kata Akun sambil menggebu-gebu..
“Teruss..terus..?” Tanyaku penasaran.
“Iyaah.. tapi sehabis dari WC kita ngobrol-ngobrol lagi .. ternyata obrolan kita jadi serius.
Di situ gue tau kalo di suka sama gue.. dan dia ga mau gue main-mainin..
Jadinya dia ga mau gue apa-apain sebelum kita ‘jadian..’ Akhirnya kita kemaren jadian deh..”
lanjut Akun sambil tersenyum khas.
“Yah.. tapi dia udah minum belum minumannya yang elo kasih obat tidur..?” Tanyaku..
“Ya udah. Gue juga bingung, obat tidurnya cepet bereaksi. Setelah dia bilang mau jadi cewe gue..
Eh.. dia pingsan di meja makan Ki.. apes..!!! Jadi ga tega gue.. karena dia kan sekarang cewe gue..
Jadinya gue kebagian gendong dia doang.. pulang ke rumah. Apes.. apes..!!”
“Ha.. ha.. hahaha..” aku tertawa terpingkal-pingkal.. ”Otak loe kebanyakan isinya pil koplo sih..!”
Tapi sejenak tertawaku terhenti, karena aku mendapat ide hebat.
“Eh.. Kun.. ngomong-ngomong soal obat tidur.. gue juga punya masalah sama seperti loe khun..
Bagi dong obat tidurnya..”
“Iya boleh deh.. gue masih nyimpen tuh di laci mobil obat tidurnya ambil aja Ki..”
“Bukan obat tidur begituan yang gue pengen kun..” sanggahku.
“Apaan dong..?” Tanya Akun sambil mengerutkan dahinya.
“Itu loh obat bius yang cair..
Yang kaya di film-film taro di saputangan sekali bekep langsung orang itu pingsan..” kataku..
“Gile.. mau ngapain loeh..? Sakit juga loeh..!!” Akun terkaget-kaget..
“Mau bantuin Gue gaaa..!? Jangan banyak cingcong deh..” sergahku.
“Ga, ah.. susah dapetin gituan sih.. ga mungkin bisa, gue..” jelas Akun..
Singkat cerita.. aku berhasil membujuk Akun mencarikan 'barang' yang aku maksud.
Walaupun aku harus mengorbankan mobilku untuk dipinjamkan kepada Akun..
yang akan pergunakannya untuk 'sprint rally'..
Serta menganti semua biaya kerusakan mobilku setelah dikembalikan.
Ditambah biaya pembelian 'Obat' tersebut sebesar 5 juta rupiah.
Dan ini berarti aku harus menguras seluruh tabungan yang kumiliki..
Lalu ditambah harus berurusan dengan seorang lintah darat bernama 'Gito'.
Semua ini aku sanggupi.
Otak sehatku sudah tidak bisa berpikir karena dorongan nafsu birahi yang bicara.
”Ok deh Kun..!!” Kita sepakat.. dan 4 hari kemudian aku dan Akun bertemu di tempat yang sama.
-------ooOoo-------
Sesuai perjanjian Akun membawa sebotol kecil berwarna coklat tua.. yang tidak ada tulisannya ..
”Apa ini Kun..?” Tanyaku..
”Itu namanya cholorofoam. Isinya 50 ml..” jawab Akun.
”Kok ga meyakinkan gini..? Ga ada tulisannya..? Lo ga bohongin gue..!?”
”Udah deh, percaya.. kapan pernah gue bohong..?”
“Oke Kun.. kalo sampe loe bohongin gue dan hidup gue berantakan gara-gara loe..
Gue janji akan cari loe ke mana aja..! Gue akan buat hidup loe sama-sama berantakan..!” Ancamku.
”Hehehe.. berapa tahun sih kita kenal man..? Masa’ gue segitu jahatnya sama loe..?”
Akun mencoba meyakinkan aku.
Setelah aku mendapatkan senjata untuk membuat semua mimpi dan khayalanku menjadi kenyataan..
aku tidak langsung beraksi.
Tapi kali ini aku berusaha bersabar untuk menyusun rencana yang lebih matang.
Ada beberapa kendala yang harus aku pikirkan.
Langkah pertama aku mulai membuat peta situasi di rumah tante Mirna.
Karena.. selain sekarang aku jarang ke sana.. terakhir rumah Tante Mirna mengalami renovasi.
CONTIECROTT..!!
------------------------------------------------------ooOoo---------------------------------------------------