Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY The Concubine Game

Chapter 6
The Trials
Hari ke-3 pagi hari, lonceng berbunyi 6 kali. Seperti biasa seluruh penghuni harem segera mengawali aktivitas mereka bersiap menuju ke tempat pemandian seperti kebiasaan mereka. Setelah melewati malam yang panjang dan aneh, kebanyakan dari mereka sudah menyalurkan hasrat seksual mereka yang mungkin sudah tertahan selama puluhan hari, atau bahkan bulan. Beberapa dari mereka masih terlihat dengan muka yang lelah akibat puluhan orgasme yang mereka nikmati semalam. Beberapa berjalan dengan raut wajah ceria karena berhasil memperoleh apa yang mereka damba-dambakan selama ini. Satu hal yang pasti, Ratu Vivian berjalan dengan muka yang masam. Ia masih kecewa karena tadi malam Raja Andrew lebih memilih untuk menghabiskan malamnya bersama Selir Izebel.
Suatu hal yang janggal yang terjadi tadi malam, biasanya raja selalu menghabiskan malamnya dengan sang ratu. Apabila raja sedang menginginkan wanita lain, biasanya ia tetap mengajak sang ratu untuk bercinta dengan threesome. Ratu Vivian yang merasa dicampakkan semalam tadi tentu masih menyimpan kekesalannya pada sang raja dan terutama pada selir Izebel yang ia anggap telah merebut kesempatannya. Walaupun semalam tadi ia juga telah dipuaskan oleh Sarah di kamar tidurnya sendiri, namun ini tetap tidak dapat menggantikan kenikmatan penis sang raja, dan terlebih perasaan terhina karena tidak terpilih di depan para selir yang lain.
Di depan ruang pemandian, seorang pengawal telah berjaga untuk mencegah para selir melakukan ritual mandinya seperti kebiasaan mereka. Rupanya Raja Andrew telah menitipkan pesan, bahwa seluruh penghuni harem diminta untuk langsung menuju throne room pagi itu karena ada hal penting yang akan dibahas oleh sang raja.
Throne room yang tadi malam digunakan untuk berpesta seks, memuaskan hasrat para selir, pagi itu telah disulap menjadi tempat yang berbeda 180 derajat. Ruangan itu ditata layaknya ruang pengadilan. Valir, selaku kepala harem telah mengenakan jubahnya dan duduk di kursi hakim yang berada di ujung ruangan. Aura yang menakutkan menyelimuti seluruh throne room, keceriaan yang semalam ada telah berganti menjadi ketegasan dan ancaman akan hukuman.


Memang ini bukan kali pertama pengadilan di gelar di dalam harem untuk mengadili pelanggaran yang ada di dalam harem. Sebelumnya Selir Izebel dan selir Lucy sudah pernah meresakan kejamnya hukuman yang dijatuhkan oleh Valir karena pelanggaran yang mereka buat di dalam harem. Meskipun kehidupan di dalam harem bisa dibilang cukup nyaman, karena semua kebutuhan mereka telah tersedia, namun kedisiplinan dan ketaatan merupakan hal yang sangat dijunjung tinggi dalam harem. Setiap pelanggaran dapat dipastikan akan memperoleh ganjaran yang sangat berat, bahkan seringkali sulit dibayangkan oleh dunia luar.
Kedelapan selir yang ratu Vivian, seperti kebiasaan saat persidangan dilakukan akan duduk di kursi juri, yang nantinya akan bertugas untuk menentukan apakah tersangka pelanggaran bersalah atau tidak. Masing-masing dari mereka memiliki hak untuk menentukan apakah hukuman yang dituntutkan layak untuk ditimpakan ataukan tersangka layak untuk dibebaskan. Kesembilan orang tersebut duduk dalam dua baris bangku panjang dengan dildo berbentuk penis raja di setiap dudukannya. Dildo raja ini memiliki arti bahwa mereka menyatakan sumpah setia mereka untuk membela kepentingan raja.
Ratu dan high concubine duduk di baris depan mereka duduk dan memasukkan dildo tersebut ke liang vagina mereka. Kemudian common concubine dan low concubine yang berada di barisan belakang juga mengikuti untuk duduk dan memasukkan dildo tersebut ke lubang anus mereka, sesuai dengan peraturan di dalam harem. Kebanyakan dari mereka tidak bisa menyembunyikan raut wajahnya yang menahan sakit lubang anus kering mereka harus di tusuk dildo yang berukuran cukup besar. Sedangkan kesepuluh peserta concubine duduk berlutut di belakang podium tempat terdakwa akan berdiri nanti. Tidak ada kursi yang disediakan bagi mereka, mereka hanya beralaskan lutut mereka dengan tangan yang terlipat di belakang punggung mereka sehingga membuat dada mereka membusung ke depan. Di belakang mereka ada 10 orang pengawal harem yang masing-masing berdiri dengan posisi tegap dan memegang alat siksaan di tangan mereka, mulai dari cambuk, pear of anguish, jarum dan paku, rotan, dan berbagai alat lainnya.
Hukuman yang diberikan di harem memang berbeda dengan hukuman yang diberikan pada rakyat sipil, yang biasanya berupa pemenjaraan, cambuk, atau hukuman mati. Di dalam harem, tujuan hukuman adalah untuk memberi efek jera pada wanita kepunyaan raja. Seringkali hukuman yang diberikan meninggalkan bekas yang cukup lama pada tubuh mereka untuk mengingatkan terhukum secara fisik dan mental untuk tidak mengulangi kesalahan mereka. Hukuman yang diberikan seringkali mengandung unsur merendahkan dan membuat mereka malu untuk merendahkan harga diri mereka, berlawanan dengan intuisi mereka sebagai wanita yang selalu ingin dipandang tinggi dan dihargai. Walaupun tidak menutup kemungkinan, apabila pelanggaran mereka dinilai terlalu berat seperti pengkhiantan serius terhadap kerajaan, mereka dapat dihukum mati dengan cara-cara yang mengerikan. Tentu saja seluruh keluarga mereka di luar harem akan juga menanggung akibatnya, sesuai dengan konsekuensi yang telah mereka ketahui saat mereka pertama kali masuk ke harem.
30 menit berselang, raja keluar dari kamar pribadinya yang berada di belakang throne room dengan pakaian kebesarannya. Selir Izebel mengokuti dengan merangkak di belakang sang raja. Kalung anjing melingkari lehernya dan terhubung pada rantai yang cukup panjang di genggaman sang Raja. Mereka berdua melangkah dengan yakin menuju ke arah kursi penuntut yang telah disiapkan di seberang kursi para Juri. Raja Andrew duduk di kursi yang telah disiapkan, sedangkan selir Izebel di sebelahnya telah siap dengan posisi berlutut. Tangannya berada di atas pahanya menghadap ke atas, menunjukkan kesiapannya untuk melayani kepentingan sang Raja.

Valir : “Semua diharap berdiri. Atas laporan dari baginda Raja Andrew, hari ini akan dilakukan persidangan dengan tersangka High Concubine Ashe dan Sarah. Tersangka silahkan menuju podium yang tersedia dan memposisikan dirinya dalam posisi yang telah ditentukan.”
Akhirnya terjawab sudah seluruh pertanyaan yang ada di benak semua orang tentang siapakah yang akan diadili pada hari ini. Walau demikian, mereka masih tidak mengetahui kesalahan apakah yang diperbuat oleh kedua orang itu.
Selir Ashe dan Sarah dengan raut muka kaget dan ketakutan berjalan perlahan ke arah podium tersangka. Mereka naik ke podium 3 langkah anak tangga, kemudian membungkukkan dirinya pada pasungan yang telah disediakan. Kepala dan kedua tangan mereka pada masing” lubang pasung, dan para pengawal di samping kanan dan kiri mengunci pasungan itu. Tidak lupa juga dildo raja dipasangkan pada liang vagina Ashe dan anus Sarah, sebagai tanda bahwa mereka tunduk di bawah kuasa kerajaan.

Valir : “Silahkan duduk kembali. Persidangan akan segera dimulai. Selir Ashe dan Sarah diduga telah melanggar ketaatan kepada raja dan ratu dengan melakukan hubungan terlarang dan orgasme tanpa seijin raja dan ratu. Pelanggaran ini merupakan pelanggaran berat dengan ancaman hukuman maksimal dikeluarkan dari harem dan hukuman berat bagi anggota keluarganya.”
Sontak kekagetan menyelimuti raut wajah para selir dan peserta concubine game. Mereka tidak menyangka Selir Ashe yang selama ini dikenal sebagai selir kesayangan raja, akan ditangkap dan diadili dengan ancaman hukuman yang berat. Apalagi pasangannya adalah Sarah yang merupakan asisten dari Ratu Vivian.
Valir : “Sidang akan dimulai dengan mendengarkan tuntutan dan pernyataan dari pihak penuntut. Dipersilahkan untuk menyampaikan tuntutannya.”
Raja Andrew bangkit dari kursinya dan berjalan ke maju ke depan, di antara podium tersangka dan Valir yang duduk di kursi hakim. Dengan langkah penuh wibawa, ia memulai menyampaikan dakwaannya.
Raja Andrew : “Kesetiaan dan ketaatan merupakan dua hal terpenting yang wajib dimiliki oleh seluruh penghuni harem ini. Hal ini tentunya bukan hal yang baru bagi kalian semua. Aku yakin dua sila ini sangat sering diucapkan dalam berbagai acara. Kemarin, di hari yang seharusnya menjadi salah satu pesta yang meriah di dalam harem, aku mendapat laporan dari selir Izebel, bahwa kedua lonte ini telah melakukan pengkhianatan kepadaku dan ratu Vivian!”, Raja Andrew mengakhiri kalimatnya dengan keras sembari menunjuk ke arah podium tersangka.
Raja Andrew : “Kedua lonte ini jelas tahu bahwa tidak ada orgasme yang diijinkan di dalam harem tanpa persetujuanku atau ratu Vivian. Namun mereka dengan sadar dan sengaja melanggar perintah ini. Mereka secara diam-diam dan egois mementingkan nafsunya sendiri dan merendahkan amanat dari penguasa mereka.” Raja Andrew dengan berapi-api dan penuh emosi meluapkan kekesalannya.
Seisi ruangan hening tanpa suara. Kengerian amarah dari sang raja membuat bulu kuduk mereka berdiri. Air mata menetes dari kedua tersangka, mereka tentu tak sanggup membayangkan hukuman atas kemarahan raja. Penyesalan mereka tak ada artinya lagi sekarang.
Sarah : “Ampuni aku baginda, aku hanya menjalankan permintaan Selir Ashe” ucapnya diiringi sesengguk tangis dan suara bergetar.
Valir : “Wanita jalang tak tahu aturan! Ini bukan waktumu untuk membela diri. Pengawal, tampar pipinya 5x atas kelancangannya!” ucap sang hakim keras menegur Sarah.
Pengawal yang berdiri di sebelahnya, segera mengambil posisi dan menampar keras pipi Sarah sebanyak lima kali. Tiga kali di sebelah kanan dan dua kali di sebelah kiri. Pipi merah Sarah tidak mampu menyembunyikan rasa sakit tamparan keras itu. Ia hanya bisa menahan tangis di tengah kesakitan dan ketakutannya.
Raja Andrew : “Pelanggaran ini telah merendahkan otoritas yang ada di atas mereka. Mereka bertindak semau mereka sendiri, liar, dan telah mengecewakanku sebagai tuan dan pemilik atas mereka.” Ucap sang raja mengakhiri tuntutannya dengan penuh emosi dan kembali duduk di kursinya.
Valir : “Tuntutan telah disampaikan. Tersangka, kalian memiliki waktu 1 menit untuk menjawab tuntutan tesebut.” Ucap Valir datar. Ia dapat merasakan kemarahan raja, dan ingin segera mengakhiri sidang ini sebelum kondisi semakin memburuk.
Ashe : “Ampuni hamba, hamba telah bersalah kepada baginda raja dan ratu. Hamba pantas dihukum. Mohon kemurahan hari baginda untuk menjatuhkan hukuman pada hamba, namun kiranya jangan menimpakan malapetaka ini pada keluarga hamba.” Ucap selir Ashe datar. Ia nampak pasrah pada nasibnya, ia hanya berharap kesalahannya ini tidak mendatangkan hukuman yang berat bagi keluarganya di luar.
Sarah : “Ampuni hamba, yang mulia. Hamba hanya menjalankan perintah dari selir Ashe. Mohon ampuni hamba” ucapnya gagap dengan air mata membanjiri wajahnya. Memang ia hanya menuruti perintah Ashe, namun apakah sang Raja akan menerima alasan ini. Pikirannya terus berkecamuk di dalam otaknya.
Valir : “Baik, kedua tersangka telah mengakui perbuatannya. Kedua tersangka akan dihukum sesuai dengan tuntutan hukuman yang akan disampaikan oleg pihak penuntut. Sebelum tiba pada vonis hukuman, jika ada juri yang merasa keberatan dengan keputusan ini, silahkan berdiri dan menyampaikan keberatannya.”
Delapan orang yang duduk di kursi juri seolah bersepakat untuk bungkam. Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut mereka. Walaupun di dalam lubuk hati, mereka merasa iba, namun adalah sebuah keputusan yang konyol untuk membela Ashe dan Sarah sekarang. Bisa-bisa mereka ikut dianggap berkhianat dan ikut dihukum.
Valir : “Tidak ada keberatan dari juri. Silahkan penuntut mengajukan vonis hukuman untuk kedua terhukum.”
Raja Andrew : “Aku memiliki banyak sekali pengikut yang setia. Mereka telah mengikut aku dan membela kepentingan kerajaan dengan sepenuh hati mereka. Mempertaruhkan nyawa pun mereka lakukan tanpa pamrih demi negara. Sebagai bentuk penghargaan, aku akan menyerahkan kedua lonte ini pada jendral Golum dan anjing istana Momo untuk diperkosa hingga petang nanti. Hukuman ini akan disaksikan oleh seluruh penghuni harem sebagai peringatan bagi mereka yang tidak setia.” Raja Andrew menyampaikan vonisnya dengan tenang.
Jendral Golum adalah seorang jendral perang kerajaan Dalmasca yang sudah bertempur lebih dari 20 tahun. Ia memiliki postur tubuh bak raksasa dengan tinggi 2,5 meter dan otot yang kekar. Ia telah memenangkan banyak sekali pertempuran untuk memperluas kerajaan Dalmasca. Sedangkan Momo adalah seekor anjing dengan bulu coklat gelap yang berukuran juga sangat besar. Momo merupakan hadiah perkawinan Raja Andrew kepada ratu Ashe, 5 tahun yang lalu. Ia memiliki tinggi seukuran orang dewasa dan berbobot lebih dari 200kg.
Raja Andrew : “Selir Ashe akan diturunkan posisinya menjadi common concubine. Sarah, ini adalah peringatan terakhir sebagai peserta concubine game. Satu kesalahan lagi, dan kau akan diusir dari kompetisi ini dan adik semata wayangmu akan menanggung juga akibatnya. Kalian akan dikurung dalam harem dan setiap aktivitasmu akan diawasi dengan ketat. Apabila kau hamil dari hubunganmu dengan Golum maupun Momo, maka ini adalah pertanda dari dewa akan hukumanmu. Siapapun yang hamil dari hukuman terlarang ini akan dibuang ke rumah bordil istana dan statusnya sebagi selir akan dicabut. Selir Izebel dan Cindy yang berjasa mengungkap skandal ini, diundang untuk menghabiskan malam ini di kamar pribadi raja sebagai imbalan.” Raja Andrew mengakhiri vonis hukuman dan kembali duduk di kursinya.
Valir : “Pengawal, perintahkan jendral Golum dan Momo untuk segera masuk ke ruangan untuk mengeksekusi hukuman. Sidang hari ini ditutup.” Ucapnya seraya memukulkan palu tiga kali sebagai tanda pengesahan hukuman.
Sontak seluruh ruangan berdiri dari posisinya dan meneriakkan hal yang sama : “Panjang umur bagi raja Andrew”.
Pintu throne room terbuka, jendral Golum dan Momo yang sudah dipersiapkan dari tadi memasuki ruangan dan membuat seisi ruangan berdecak heran. Rumor mengenai kegagahan jendral Golum memang sudah tersiar luas, tetapi mereka baru kali ini melihatnya secara langsung. Ia masuk dengan pakaian seorang prajurit dan berjalan beriringan dengan Momo.


Tanpa membuang waktu ia melepas pakaiannya dan memposisikan tubuhnya di belakang selir Ashe yang masih terpasung. Kontolnya terpampang jelas di depan seisi ruangan dengan ukuran yang fantastis, panjang 30cm dan diameter 8cm. Ia menusukkan kontol raksasanya pada liang vagina Ashe yang masih kering.
Ashe : “Arrgghhh. Pelaann pelaaaann.” Jeritnya menahan sakit di vaginanya. Vaginanya seakan hampir robek mehanan kontol yang begitu besar dan keras.
Namun Golum tidak menghiraukannya dan mulai menggoyangkan kontolnya maju dan mundur. Awalnya hanya setengah bagian dari kontolnya yang dapat masuk ke vagina Ashe, namun ia terus berusaha menghujam-hujamkan kontolnya dengan kasar ke dalam vagina Ashe.
Rintihan demi rintihan terus mengalun memenuhi ruangan. Walaupun Ashe dikenal sebagai seorang selir yang berwibawa dan anggun, namun siksaan ini jauh diluar batas kemampuannya. Ia terus menjerit dan merintih menahan rasa sakit di vaginanya.
Di sisi yang lain, Momo diarahkan berada di depan Sarah. Ia mengangkat kaki depannya bersandar pada tiang pasung, sehingga kontol anjing itu berada tepat di mulut Sarah. Kontol Momo berukuran tidak kalah besar dengan panjang 28cm dan diameter 7cm. Meskipun Momo dirawat dengan sangat baik, namun aroma khas dari kelamin anjing masih jelas tercium di hidung Sarah. Tidak ingin menambah kemarahan raja, ia mulai menjilat perlahan kontol Momo. Insting hewani Momo yang merasakan kenikmatan mulai menggoyangkan pinggulnya maju dan mundur, membuat kontolnya menusuk mulut Sarah yang mungil. Kaget, Sarah tersedak karena mulutnya yang mungil tidak dapat menampung ukuran kontol Momo yang sangat besar itu. Sarah berusaha sebaik mungkin untuk menampung kontol raksasa itu, namun diperlukan berkali-kali percobaan hingga kepala kontol Momo dapat masuk seutuhnya ke mulut Sarah.
Stamina Golum dan Momo seakan tak ada habisnya, mereka terus bergantian menggauli Ashe dan Sarah hingga matahari terbenam. Tak dapat terhitung berapa banyak orgasme yang mereka dapatkan. Cairan sperma yang bercampur dengan lendir dari vagina dan liur mereka bercampur membanjiri seluruh tubuh mereka. Mulut, vagina, dan anus mereka tidak ada yang luput dari kedua kontol raksasa itu. Berbagai gaya dan fantasy telah mereka rasakan sepanjang hari itu, mulai dari doggy, missionary, bahkan hingga double penetration yang tidak pernah terbayang sebelumnya.
Petang itu terlihat vagina dan anus Ashe dan Sarah ternganga lebar. Dapat dipastikan kontol berukuran normal tidak akan mendapat kenikmatan apapun dari lubang yang telah longgar ini, setidaknya hingga beberapa hari ke depan. Mereka hanya bisa berharap bahwa mereka tidak hamil dari persetubuhan hari itu, walaupun harapan itu sepertinya kecil kemungkinannya mengingat banyak sekali cairan sperma yang masuk ke tubuh mereka.
 
The best ceritanya suhu, udah lama cari cerita berlatar kerajaan yang bisa explore fantasy2 extreme, ternyata udah ditulis sama suhu
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd