Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY The Concubine Game

Bimabet
THE CONCUBINE GAME



CHAPTER 9

Royal Brothel (II)




Flashback

Andrew Rosenberg bukan lah anak tunggal dari Raja sebelumnya Michael Rosenberg yang tutup usia pada umur 45 tahun (13 tahun lalu, sebelum pentahbisan King Andrew). King Michael memiliki dua orang putera dan satu orang puteri, yang artinya King Andrew memiliki dua saudara/i kandung.



Adik pertama King Andrew adalah Prince Karel Rosenberg yang berusia 26 tahun dan adik keduanya adalah Michelle Rosenberg yang kini berusia 23 tahun. Fakta ini tentu diketahui seluruh penduduk kerajaan Dalmasca, namun pemerintahan tangan besi King Andrew meminggirkan peranan Prince Karel dalam pemerintahan. Sampai akhirnya berita mengenai Cindy terdengar di telinganya.



Prince Karel tidak tinggal di dalam Royal Palace yang sebelumnya merupakan rumahnya sejak kecil. Prince Karel, bersama Princess Michelle tinggal di istana lain yang berjarak 20 kilometer dari Royal Palace. Istana tersebut adalah bagian dari Rosefield Dukedom. Prince Karel & Princess Michelle sendiri memiliki gelar lain, yaitu Archduke & Archduchess of Rosefield. Tentu, sebagai Archduke & Archduchess, mereka memiliki kewajiban memimpin penduduk di wilayahnya dibantu oleh seorang Duke, yakni Duke Timothy Veiremer.



Alasan mereka berdua tidak tinggal di Royal Palace karena perintah King Andrew sendiri. Pemberian wilayah kepada Prince Karel & Prince Michelle sendiri jelas hanyalah alasan untuk menyingkirkan mereka dari Royal Palace. Kedua pangeran dan putri Kerajaan Dalmasca ini sama sekali tidak keberatan karena mereka juga sebenarnya tidak apresiasi bahkan tidak suka dengan King Andrew.



Prince Karel & Princess Michelle masih melajang. Prince Karel sejak kecil sebenarnya menyukai Cindy Von Klein, alias Cindy salah satu peserta TCG 4. Saat tahu Cindy mengikuti TCG, Karel sempat memprotes keras. Namun Cindy berkata kalau dirinya secara sukarela ingin menjadi selir Andrew. Meski begitu, nurani Cindy sebenarnya menolak, ia mengikuti TCG karena mengikuti kemauan keras ayahnya yaitu Duke Johnny Von Klein (Mr. Johnny).



"Kau yakin?!", tanya Karel kepada Knight Sir. Kylian (32 tahun), bawahan / vasal paling loyalnya.



"Sangat yakin, Your Highness.", jawab Kylian yang masih berlutut dengan satu kaki terangkat dimana lengan kanannya bertumpu sambil menundukkan kepala.



"Berdiri, Kylian! Antarkan aku ke sana!", perintah Karel.



"My Lord..", ucap Kylian ragu.



"Ada apa lagi?!", Karel masih emosi.



"Mohon izin, My Lord. Hamba mohon tahan dulu emosi My Lord. Seperti My Lord ketahui, event The Concubine Game bukan lah sesuatu yang bisa kita campuri begitu saja. Apakah My Lord siap menanggung semua risiko yang terjadi nantinya?", tanya Kylian.



"Kau takut?!", tanya Karel tegas.



"Tidak, My Lord. Hamba tidak takut sama sekali. Hamba hanya peduli tentang keselamatan My Lord. King Andrew bukan pribadi yang bisa dengan mudah dinegosiasi, apalagi menyangkut keberlangsungan TCG. King Andrew akan marah besar dan menghukum siapa pun yang berani mengganggu event TCG, tidak peduli siapa dan apa pun jabatannya. Mohon My Lord pertimbangkan sekali lagi.", ucap Kylian, masih sambil berlutut dan menunduk.



"Hm.. Tapi kalau hanya sekedar melihat saja tidak apa - apa, kan? Aku hanya ingin memastikan keselamatan Cindy.", Karel melunak.



"Your wish is my command, My Lord. Tapi, kita harus menyamar dan memonitor dari jarak jauh. Jangan sampai, pihak Royal Palace mengetahui dan mencurigai My Lord nantinya.", jelas Kylian.



***



Kylian dan Karel melepaskan semua atribut kebesaran mereka dan berpakaian layaknya penduduk biasa / commoner. Karel geram, ia menyaksikan Cindy dengan telanjang bulat diarak keluar dari Royal's Harem menuju Royal's Brothel dan harus melewati alun - alun / lapangan Kota Sierrapolis, ibukota Kerajaan Dalmasca.



"Sabar, My Lord.. Jangan gegabah.", Kylian merentangkan tangan, menahan tubuh Karel yang sepertinya hendak menerobos gerombolan massa menuju Cindy.



"Apa maksudmu, Kylian? Kau tahu aku siapa?!", Karel tidak terima, ia mencengkram tangan Kylian.



"Bukan maksud hamba menentang My Lord. Hamba hanya ingin melindungi My Lord dari kekejaman King Andrew. Mohon My Lord lebih tenang dalam berpikir sebelum melakukan tindakan.", jelas Kylian.



Karel diam, ia menghela nafas. Kata - kata Kylian memang benar. Bagi rakyat Dalmasca, Andrew adalah sosok raja yang bijaksana dan penuh wibawa. Akan tetapi, hanya orang - orang dekat istana saja lah yang tahu seperti apa sosok Andrew sebenarnya. Andrew adalah diktator, ia tidak segan memberikan hukuman kepada siapapun yang berani menentang tirani nya. Karel dan Michelle bukan lah pengecualian.



Karel dan Kylian diam - diam mengendap mengikuti gerombolan Yuna, Sylvie & Cindy yang diarak ke Royal Brothel. Sekuat tenaga Karel menahan angkara murka dirinya yang menyaksikan cinta sejatinya dipermalukan dan siap dijajakan di Royal Brothel.



Royal Brothel memang bisa dikatakan salah satu aib dari masa kepemimpinan Andrew, meski adalah fakta kalau Royal Brothel juga salah satu tulang punggung kerajaan Dalmasca. Karel sebenarnya sempat menentang pengambilalihan Royal Brothel dari pihak merchant swasta serta pemugaran Royal Brothel hingga menjadi seperti sekarang ini. Namun keberadaan Royal Brothel terlanjur menjadi penting bagi Kerajaan Dalmasca. Selain pundi - pundi yang dihasilkan, Royal Brothel juga berfungsi sebagai media diplomasi dan lobi - lobi kepada negeri tetangga Dalmasca. Ini juga salah satu alasan Karel tidak diikutsertakan dalam pengambilan keputusan di kerajaan.



Melihat Martin memilih Cindy, Karel hampir saja mengamuk. Untungnya Kylian kembali mampu menahan Karel. Kylian menyarankan Karel untuk melihat sekeliling. "Jangan buang nyawa anda di sini, My Lord. Jika My Lord mati, bagaimana nasib Lady Cindy nantinya? Apakah My Lord tidak berpikir akan hal itu? Lebih baik kita mundur sekarang, My Lord. Kita matangkan dulu rencana, sebelum kudeta tahta King Andrew.", Kylian menjelaskan.



Mata Karel memerah, ia menggigit bibirnya sendiri hingga berdarah. "Awas kau, Andrew! Aku bersumpah akan membalas semua ini! Kita pulang, Kylian!", ajak Karel.



Kylian bernafas lega. Pertama, karena tidak ada yang mendengar ucapan Karel. Kedua, karena tuan nya itu mau mendengarkan nasihat Kylian, untuk mundur dan tidak bertindak gegabah. Royal Brothel bukan lah sembarang tempat yang bisa dilabrak begitu saja, tidak peduli oleh Karel yang merupakan pangeran Dalmasca sekalipun.



•••



"Dari mana?", tanya Michelle kepada Karel.



"...", Karel diam kemudian berlalu meninggalkan Michelle yang berdiri menyambut dirinya di depan pintu.



"Huff..", Michelle menghela nafas sambil menundukkan kepala.



"Sir Kylian. Bisa kah aku mengobrol sebentar?", tanya Michelle.



"Bisa, My Lady.", jawab Kylian sambil melipat tangan di depan dada serta menundukkan kepala. Michelle berjalan ke arah sebuah paviliun terbuka di sisi kanan jalan antara gerbang dan istana nya. Kylian pun mengikuti di belakang.



"Duduk.", perintah Michelle kepada Kylian.



"Tolong ceritakan kepadaku, ada apa dengan Kak Karel?", pinta Michelle.



"My Lady. Bukan hamba bermaksud menentang atau tidak menuruti permintaan Milady. Hanya saja, tanpa persetujuan My Lord, hamba tidak bisa menjawab pertanyaan Milady. Akankah lebih baik apabila Milady bertanya langsung kepada My Lord..", ujar Kylian. Michelle kembali menghela nafas.



"Sungguh aneh situasi kerajaan ini, aku rindu dengan Father King dan Mother Queen..", ucap Michelle dengan nada sedih.



"Hamba paham, Milady..", sahut Kylian.



"Kylian!!", teriakan Karel dari dalam istana, terdengar sampai ke telinga Michelle dan Kylian.



"Milady, My Lord memanggil. Hamba izin undur diri.", pinta Kylian dan dijawab Michelle dengan anggukkan.



Michelle diam dan merenung, memorinya memutar balik kembali ke masa ketika ia dan Karel masih tinggal di Royal Palace. Sejak dulu, Kakak tertua nya yaitu Andrew yang sekarang menjadi raja, memang ia kenal memiliki sifat ambisius dan keras kepala. Mengetahui sifat Andrew itu, Karel dan Michelle pernah mencurigai Andrew sebagai dalang dibalik kematian Raja dan Ratu sebelumnya. Namun, tidak adanya bukti yang menguatkan kecurigaan mereka, membuat Andrew melenggang mulus menjadi Raja Dalmasca.



"Tolong..!!"



"Hiks, hiks.."



"Jangan!! Please..!! Jangan!!"



"Kak Karel..!! Tolong aku..! Hiks, hiks..!!"



"No!! Kak Andrew, No!! Aku adikmu, Kak!! Sadar, Kak!! Sadar..!! Hiks, hiks..!!



"Please jangan, Kak!!"



"No!! Noo!!! Argghh..!!"



"Hiks, hiks.. Awhh, ahh.. arggh..!!"



"Awh.. ah.."



"Agh.."





Michelle Rosenberg





Air mata Michelle turun dengan deras. Michelle masih bisa mengingat dengan jelas kejadian 5 tahun yang lalu itu. Michelle yang kala itu masih bisa dikatakan remaja menuju dewasa, harus menerima nasibnya yang terasa seperti kutukan itu.



Wajah menjijikan Andrew ketika memperkosa dirinya masih terus terbayang dengan jelas di diri Michelle. Bagi rakyat Dalmasca, sosok Andrew bak seorang malaikat bahkan rasul atau santo yang membimbing mereka. Namun bagi Michelle, Andrew tak lebih dari sekedar iblis. Sex demon yang hanya memikirkan kepuasan birahinya saja. Ini adalah kenyataan Royal Family Rosenberg, yang tidak diketahui oleh siapapun.

End of flashback

•••

"Sepertinya saya pernah melihat kamu.", ucap seorang saudagar / pedagang / merchant sukses yang memiliki lima unit toko kain sutera yang tersebar di seluruh Kerajaan Dalmasca, sambil mengangkat dagu Yuna dengan telunjuk kanannya.



Namanya adalah Malos, lebih dikenal dengan sebutan Don Malos. Pria berusia 54 tahun ini ternyata berasal dari Desa Wiriki, sebuah desa kecil di utara Dalmasca. Yuna menundukkan kepala, ia terlihat amat ketakutan. Desa Wiriki adalah desa tempat kelahiran dan tempat tinggal Yuna.



Malos meninggalkan Desa Wiriki sekitar 7 tahun yang lalu. Malos awalnya hanyalah pedagang kecil di desanya. Berawal dari salah satu merchant besar dari Sierrapolis yang mengunjungi desanya, Malos memutuskan mengikuti dan belajar dari merchant tersebut. Setelah dua tahun, Malos mendirikan usahanya sendiri dan berkembang sukses hingga saat ini.



Malos yakin kalau Yuna adalah anak dari Archbishop Pontus. Yuna yang berusia 24 tahun dibesarkan oleh ayahnya yang taat oleh agama. Gelar Archbishop, diberikan kepada seseorang yang menjadi pemuka agama dari salah satu Dewa Dewi yang disembah dan dipuja di Negeri Dalmasca.



Archbishop Pontus adalah pengikut dari God Adonis, God of Plants and Rebirth. Archbishop Pontus bertanggungjawab mengurus Adonis's Temple yang ada di desanya. Malos memiliki cerita tersendiri dengan Archbishop Pontus yang merupakan ayah Yuna.



Malos sangat dendam terhadap Pontus. Sebagai pengikut dari Dewa yang melambangkan kesuburan, Pontus sering mempertanyakan status Malos yang sampai saat ini belum menikah dan tidak mempunyai anak. Pontus beranggapan kalau status Malos yang lajang adalah penghinaan bagi God Adonis. Hinaan Pontus masih terus diingat Malos dan membuat Malos menyimpan dendam terhadap Pontus



"Hehe..", Malos tertawa penuh arti melihat tubuh telanjang Yuna.



"Permisi Don Malos. Maaf. Sebelum transaksi, tidak diperbolehkan menyentuh barang yang dipamerkan.", ucap salah seorang pelayan kepada Malos.



"Corneo! Aku mau perempuan jalang ini!", teriak Malos yang langsung menarik perhatian Corneo.



Corneo langsung datang menghampiri Malos. "Silahkan, Bos Malos. Cuma satu saja nih, Bos?", tanya Corneo sambil sedikit menundukkan kepala, melipat tangan lalu mengerlingkan mata kepada Malos.



"Satu saja cukup.", ucap Malos.



"Ctak!", Malos menjentikkan jari, salah seorang pengawalnya langsung datang membawa tas besar yang berisi harta benda Malos.



"Ini saya kasih 1.000 zenny. Saya mau bermalam dengan pelacur ini. Jika saya puas, saya akan kasih tambahan 500 zenny lagi esok hari.", ucap Malos.





Notes:

Mata uang diubah.

1 zenny = 1.000 berry

1 berry setara dengan 1.000 rupiah jika dikonversi.

Zenny & berry adalah mata uang resmi yang dikeluarkan oleh Continental Bank. Lembaga keuangan yang mengatur perekonomian di benua / kontinen tempat Dalmasca berlokasi.






"Bos Malos masih dermawan seperti biasanya.", ucap Corneo sumringah memuji Malos. Malos menegakkan kepala, menarik jubah luaran yang ia kenakan, menegaskan sikap angkuhnya.



"Pelayan! Tolong antarkan Don Malos ke kamar, lalu siapkan perempuan ini untuk melayani Don Malos.", perintah Corneo kepada dua orang pelayan.



"Silahkan, Bos Malos. Selamat menikmati.", ujar Corneo dengan sopan. Malos mengikuti pelayan yang jadi pemandunya.



•••



Sama seperti Martin, Malos diantar ke sebuah kamar mewah elegan dengan kolam kecil berisi air hangat di dalamnya. Tiba di kamar, Malos menanggalkan seluruh kain yang ia kenakan lalu berendam di kolam. Pelayan yang tadi mengantar Malos, langsung meninggalkan ruang kamar Malos.



Setelah berendam selama lima belas menit, pintu kamar Malos diketuk. Yuna masuk ke kamar dengan diantar seorang pelayan. Toga yang Yuna kenakan langsung dilucuti oleh si pelayan sampai Yuna bugil sepenuhnta. Perempuan peserta TCG 4 yang memiliki tinggi badan 164 cm dan berat badan 49 kg itu terlihat cantik dan ideal di mata Malos. "Jangan ditutup toketnya!", bentak Malos yang masih berendam di dalam kolam.





Yuna





Meski tidak begitu besar, sepasang payudara berukuran 34b milik Yuna yang terlihat bulat, kencang dan sekal itu, nampak menantang bagi Malos. Apalagi puting susu Yuna yang berwarna coklat solid di kulit Yuna yang putih seperti porcelain, mampu membuat Malos menenggak ludah berkali - kali. Malos bangkit berdiri meninggalkan kolam, lalu menghampiri Yuna.



Pria bertubuh tambun dengan tinggi 160 cm dan berat 75 kg itu tertawa renyah memandangi lekuk tubuh Yuna dari ujung rambut hingga kaki. Rambut panjang dan lurus Yuna yang berwarna hitam pekat ia ambil, endus dan ciumi. Wangi rempah - rempah yang tercium dari rambut Yuna membuat birahi Malos bergejolak.



Tubuh Yuna yang masih terasa hangat akibat pengaruh obat perangsang yang ia minum sebelumnya belum habis, terasa sensitif ketika disentuh oleh Malos. "Hehe..", Malos tertawa seperti iblis yang hendak menjahati manusia.



Sebetulnya Malos bukan tipe pria yang suka mengasari perempuan, sekalipun di ranjang. Namun untuk Yuna, lain ceritanya. Sebelum memulai aksinya, Malos meminum tiga obat sekaligus yaitu obat kuat, obat perangsang dan obat penyubur. Ketiga obat yang diminum Malos adalah obat mahal yang harganya ratusan zenny. Obat - obat tersebut adalah buah karya dari alkemis jenius di Kerajaan Dalmasca.



Setelah meminum tiga butir obat dengan pendorong segelas air hangat rebusan ginseng, jahe dan beberapa rempah lainnya, tubuh Malos mulai terasa panas. Malos berdiri di depan Yuna yang masih terus menundukkan kepala. Kontol Malos perlahan - lahan menegang sampai maksimal. Kontol dengan panjang 13,5 cm dan diameter 5 cm itu terlihat gemuk atau bantet di mata Yuna.



Yuna bergidik melihat kontol Malos. Pasalnya di sisi bawah batang kontol Malos, terlihat jelas ada tiga jendolan yang terbaris rapih. Tiga jendolan tersebut adalah mutiara putih yang dipanen dari kerang mutiara di Teluk Eron, lalu dipasangkan di batang kontol Malos. Yuna tidak bisa membayangkan seperti apa rasanya jika kontol gemuk berjendol Malos masuk di memeknya.



Pria tua berkumis tipis beruban tanpa janggut dan jambang itu menggamit dagu Yuna. "Kau tahu, Yuna?! Mengapa saya memilih kamu?", tanya Malos.



"Ti.. tidak tahu, Tuan..", jawab Yuna dengan menggelengkan kepala.



"Kau tidak ingat aku? Aku, Malos. Kau benar - benar tidak ingat??!", tanya Malos, masih sambil mencapit dagu Yuna, menekannya dengan kuat. Yuna diam, ia hanya menjawab dengan gelengan kepala.



"Dasar perempuan laknat!", bentak Malos.



"Plak!", Malos menampar pipi kiri Yuna, titik darah muncul di ujung bibir Yuna.



"Kau anak si Pontus, kan?! Archbishop sombong yang menganggap rendah laki - laki bujangan sepertiku!", teriak Malos, Yuna kaget mendengar ucapan Malos. Yuna tidak paham sama sekali, mengapa Malos dendam terhadap ayahnya. Menurut Yuna, ayahnya selalu bersikap baik terhadap semua orang yang ditemuinya.



"Akkhh!", teriak Yuna ketika Malos menarik kedua pundak Yuna hingga memaksa tubuh Yuna berjongkok.



Malos memukul - mukulkan batang kontolnya ke pipi Yuna. "Hisap!", perintah Malos kepada Yuna.



"Jangan nangis! Manja! Cepat hisap, pelacur!!", Malos menarik kepala Yuna lalu memaksa Yuna membuka mulutnya. Malos memasukkan batang kontolnya ke dalam mulut Yuna.



"Agghh.. Gitu dong..! Nurut saja, sulit! Dasar pelacur sok alim kau!", hardik Malos.



Malos menyodokkan kontolnya ke dalam rongga mulut Yuna sambil memegang dan mencengkram sisi - sisi kepala Yuna. Air mata mulai mengalir dari kedua bola mata Yuna. Kontol Malos tidak begitu panjang, rongga mulut Yuna tidak kesulitan mengakomodir panjang batang kontol Malos.



Namun yang berat bagi Yuna adalah ketebalan kontol Malos. Dengan diameter di atas rata - rata, daging kontol Malos terlalu besar untuk mulut kecil nan tipis Yuna. Ditambah tiga butir mutiara yang disematkan di batang kontol Malos. Setiap batang kontol Malos memasuki mulutnya, Yuna merasa rongga mulutnya akan sobek dijejali kontol tidak normal itu.



"Ah.. sshh.. ouh.. awh.. Jangan kena gigi!!", Malos marah.



"Plak!", ia menarik batang kontolnya dan kembali menampar Yuna.



Kontol Malos tidak sengaja mengenai gigi Yuna, ukuran yang terlalu tebal membuat Yuna kesulitan mengulum kontol Malos. Setelah menampar Yuna, Malos kembali memasukkan kontolnya lalu menggenjot mulut Yuna.



Di dalam dirinya, Yuna merasa ada dua sisi emosi yang berlawanan. Di satu sisi, syahwat Yuna semakin membuncah. Apalagi ketika Malos meraba meremas toket Yuna lalu memencet dan memuntir puting susu Yuna yang mungil. Di sisi lain, Yuna merasa sangat teriksa. Bukan tidak mungkin mulutnya akan sobek betulan jika Malos terus menyodok rongga mulutnya.



"Akh.. Cukup deh..", kata Malos lalu menarik batang kontolnya dari mulut Yuna.



Yuna menghela nafas, ia cukup lega setelah keluar dari siksaan kontol Malos di mulutnya. Namun kelegaan Yuna hanya bertahan sebentar saja. "Argghhh!!", Yuna memekik, menjerit kesakitan.



Malos menjambak rambut Yuna lalu menariknya sekuat tenaga hingga tubuh Yuna terseret. Yuna meronta, ia memukul - mukul tangan Malos yang menjambak rambutnya, meski nyaris tidak ada gunanya. Tenaga Malos terlalu besar bagi tubuh Yuna yang kecil. Yuna ditarik dan diseret dari lokasi mereka tadi ke ranjang king size yang ada di dalam kamar. Yuna ditarik sejauh kurang lebih 2,5 meter. Punggung Yuna tercabik, terbeset oleh lantai kamar.



"Gubrak!!", Malos membanting tubuh Yuna ke kasur.



Yuna hanya bisa menangis meratapi nasibnya ini. Yuna tidak bisa melawan. Selain ini adalah hukuman dari kekalahan di babak sebelumnya dalam TCG, Yuna juga tidak melawan karena tubuhnya terasa sakit luar biasa dan tenaganya sudah hampir habis.



Malos merentangkan kedua kaki Yuna kemudian mengarahkan kontolnya ke memek Yuna. "Diam! Jangan bergerak! Jangan menyulitkan aku kalau kau tidak mau dapat skor terendah nanti!", ancam Malos.



"Clekh.. clekh..", Malos mulai menggesekkan kepala kontolnya di belahan memek Yuna yang sudah bersih dan mulus. Malos sedikit heran, ia bertanya - tanya dalam dirinya, mengapa belahan memek Yuna masih berbentuk garis. Namun Malos tidak ambil pusing, ia terus merangsang memek Yuna.





Setelah ia rasa cukup, Malos menempelkan ujung kepala kontolnya lalu mendorong kontolnya perlahan sampai setengah kepala kontol Malos masuk di memek Yuna. Malos menarik nafas panjang, bibir memek Yuna ini terasa amat sempit untuk kepala kontolnya yang superior. "Clekh.. cplekh.. slebh.. bleshh.. brrtt.. krttt..", Malos menggerakkan pinggul, mendorong kontolnya menghentak kuat memasuki rongga memek Yuna.



"Arrgghhhh..!!", Yuna menjerit histeris. Tangisan Yuna menggelegar.



Malos merasa ada yang sedikit menahan laju kontolnya tadi, kontol Malos terasa merobek sesuatu di dalam memek Yuna. "Pelacur jahanam!! Kau masih perawan rupanya?!! Hahaha.. Gila!! Ini gila!! Aku harus membayarkan upeti lebih kepada Corneo nanti.", ucap Malos dengan lantang dan sangar.



Betapa bahagia hati Malos, tanpa menunggu Yuna beradaptasi, Malos langsung menggenjot memek Yuna dengan kuat. Tentu saja ini tidak mudah bagi Malos. Memek Yuna yang baru saja ia perawani, terasa sangat sempit dan menjepit kontolnya.



Yuna terlihat amat menyedihkan. Tubuhnya basah kuyup oleh keringat. Punggung Yuna yang tercabik dan terbeset, mengeluarkan darah yang membekas dan menempel di sprei kasur. Pipi kiri Yuna merah padam akibat bekas tamparan Malos. Di bagian bawah tubuhnya, darah perawan Yuna menetes tiap kali Malos menarik kontolnya. Darah tersebut bercampur dengan cairan pelumas Malos dan juga Yuna.



Mata Yuna terbelalak, mulutnya menganga, di setiap ujung bibir Yuna terdapat bekas titik darah serta busa air liur yang belum mengering. "Cplokh.. cplokh..", Malos terus menggenjot memek Yuna sambil tertawa keras.



Bagi Malos, ini adalah balas dendam paling sempurna. Malos bahkan berpikir untuk sekalian menghamili Yuna, agar Pontus menyesali perbuatannya kepada Malos. Malos mengelap batang kontolnya serta memek Yuna dari darah yang membasahi. Setelah itu, Malos membalik tubuh Yuna.



Malos segera memasukkan batang kontolnya ke dalam memek Yuna. "Argghhh!!", Yuna mengerang, ia merasa nikmat bercampur perih yang luar biasa. Batang kontol gemuk berjendol Malos memasuki liang senggama Yuna dengan penuh perjuangan.



Memek Yuna mau tidak mau menyesuaikan diri dengan ukuran batang kejantanan Malos. Memek Yuna mengembang, membengkak akibat dipaksa menampung batang kontol gemuk berjendol itu. Bibir memek Yuna melebar dan memerah seperti habis dipukul. Malos tanpa henti menggenjot memek Yuna.



Malos berhenti memompa memek Yuna kemudian pergi mengambil anggur yang berada di sebuah cawan emas di meja kamar. Malos kembali memasukkan kontolnya ke dalam memek Yuna. "Cplakh.. cplokh..", Malos menggenjot memek Yuna dengan kecepatan maksimal.



Pandangan Yuna kosong, lidahnya memelet, untung saja Malos tidak bisa melihat mimik wajah Yuna. Akan tetapi, Yuna yang mulai bisa menikmati sodokan kontol Malos harus mengalami siksaan berikutnya. "Serr.. serrr..", Malos menuangkan anggur yang ia bawa ke punggung Yuna yang terluka.



"Awwwhhh!!", tentu saja Yuna berteriak mengaduh, menjerit histeris. Rasa perih luar biasa ia alami di punggungnya.



Anggur yang masam mengenai luka - luka Yuna yang masih basah. Mimik wajah Yuna berubah seketika. Yuna kembali menangis. Birahinya yang tadi tinggi langsung anjlok seketika. Malos tidak peduli, ia terus menyodok memek Yuna sambil tertawa puas.



"Plak! Plak! Plak!", Malos menampar pipi pantat Yuna kiri dan kanan berkali - kali.



Malos ingin menyiksa Yuna habis - habisan, ia merasa belum tentu kesempatan ini akan datang lagi. Masih belum puas menyiksa Yuna, Malos menjambak dan menarik rambut panjang Yuna, memaksa kepala Yuna mendongak. "Cplokh.. cplokh..", Malos terus memompa memek Yuna, selangkangan Malos dan pantat Yuna bertabrakan.



Desahan demi desahan diiringi tawa yang keluar dari mulut Malos, bersahutan dengan rintihan dan ringisan Yuna. Sebenarnya, hampir saja Yuna klimaks sebelumnya. Namun selalu saja, siksaan dari Malos membuat orgasme Yuna tertunda. Malos seolah tak ingin Yuna merasakan kepuasan.



"Ah.. akh.. Mau keluar, nih.. ah.. ahh..", ucap Malos sambil mendesah. "Cplokh.. cplokh..", Malos masih memompa memek Yuna sambil terus menjambak rambutnya.



"Agh.. ah.. agh.. arrgghhh..", Malos mengerang, pinggulnya mengejan.



Malos menekan kontol gemuknya sedalam dan sekuat mungkin di rongga memek Yuna. "Crot.. crot..", enam kali Malos menyemprotkan spermanya ke dalam memek Yuna.



"Hahaha..", Malos tertawa lega, ia puas telah berhasil membalaskan dendam dengan menyetubuhi dan menumpahkan pejuhnya di memek Yuna.



•••
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd