Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY The Concubine Game

Chapter 4​

The Affair

30 menit setelah pelaksanaan hukuman, ruangan makan sudah terlihat sepi. Para selir dan peserta the concubine game telah kembali ke ruangannya masing-masing. Di ruangan itu hanya tergeletak Cindy, Sarah dan Abigail yang masih terbaring lemas. Beberapa tetes darah masih terlihat jelas di lantai sekitar mereka.

Sesosok wanita mencoba menyelinap ke ruangan tersebut, ia berusaha meraih kaki Sarah yang memang terbaring paling dekat dengan pintu. Merasa ada orang yang menyentuh kakinya, Sarah mengumpulkan sisa tenaganya untuk mengangkat kepalanya dan melihat siapakah orang tersebut. Ia mengangkat kepalanya dan dengan matanya yang masih sembab oleh air mata, ia bisa melihat sesosok cantik yang menggunakan kain kuning emas. “Pastilah ini salah seorang selir”, pikirnya dalam hati.

Ia menguatkan dirinya untuk bangkit dan mengikuti arah datangnya sentuhan tersebut. Sambil berusaha mengusap matanya, ia mulai dapat melihat dengan jelas, siapa selir yang mencoba memberikan perhatian kepadanya. Ya, dialah selir Ashe, salah seorang dari High Concubine yang pada malam pertama berhasil ia puaskan dengan oral sex nya.

Setelah memastikan tidak ada orang yang mengawasi mereka, selir Ashe membantu Sarah untuk berjalan, meskipun dengan tertatih karena luka bekas jarum pada klitorisnya yang membuatnya kesakitan setiap kali ada gesekan pada selangkangannya. Dengan perlahan dan senyap, mereka menuju ke kamar pribadi selir Ashe, yang memang terletak dekat dengan ruang makan.

Tanpa mereka sadari, Abigail yang tadinya terbaring lemas, sempat mengintip kejadian tersebut. Ia bahkan diam-diam melihat bahwa kedua orang itu masuk ke dalam kamar selir Ashe.

Ashe : “Bagaimana kondisimu sekarang Sarah?”

Sarah : “Ini hal yang paling menyakitkan yang pernah kualami. Meskipun aku sudah biasa melayani ratusan orang dengan fetish mereka yang aneh, namun belum pernah kubiarkan mereka menusuk klitoris dan putingku dengan jarum.” Ujarnya sambil menahan air mata.

Ashe mengambil racikan obat dari laci di kamarnya. Ia memang memiliki keahlian untuk meracik obat-obatan herbal, dan bahkan ia memiliki sebuah kebun tumbuhan obat di lingkungan harem. Selama ini ia seringkali menolong para selir lainnya yang sakit dengan obat herbal yang ia racik sendiri.

Ia membuka sebuah bungkusan berisi bubuk berwarna hijau, dan menaburkannya pada klitoris dan puting Sarah.

Ashe : “Serbuk ini dapat mengurangi rasa sakitmu. Istirahatnya di kasurku sambil menunggu lukamu kering.”

Sarah : “Terima kasih selir Ashe, sungguh aku tidak tahu bagaimana bisa membalas kebaikanmu.” Katanya sambil berbaring pada kasur selir Ashe.

Walaupun sebenarnya ia sungkan pada selir Ashe, namun rasa lelah dan sakitnya mengalahkan segalanya. Ia berbaring dan terlelap tak lama kemudian. Ranjang dari setiap selir memang merupakan ranjang kelas satu, teskturnya begitu nyaman untuk memastikan setiap selir dapat tidur dengan nyaman yang akan berdampak pada kecantikannya. Berbeda dengan kasur yang disediakan untuk para peserta the concubine yang lebih mirip kasur pada barak tentara. Kasur bertingkat dan memiliki busa yang cukup keras. Hal ini bertujuan untuk menekan setiap peserta agar dapat mencapai titik terendahnya.

Bagi Sarah yang selama ini hidup berkecukupan dari hasil melacurnya, tidur di kasur peserta Concubine game sungguh merupakan hal yang tidak nyaman. Ia bahkan terus terbangun pada malam pertamanya, karena tidak terbiasa dengan lingkungan tidurnya. Selain itu ia juga harus berbagi ruangan dengan orang-orang lain, yang selama ini tidak pernah ia alami.

Ia tertidur begitu lelap tanpa curiga, kenapa Selir Ashe begitu baik untuk menolongnya. Meskipun ia biasa hidup di dunia yang penuh bahaya, namun kali ini otaknya tidak bisa berpikir dengan jernih karena rasa sakit yang begitu menusuk di area paling intimnya.

Di lain sisi, selir Ashe menolong Sarah juga bukan tanpa alasan. Ia begitu menikmati oral sex yang diberikan Sarah pada malam pertamanya. Aturan di lingkungan harem begitu ketat, ia dilarang untuk bermasturbasi, apalagi memiliki sex toys. Hidupnya beberapa minggu ini terasa kering karena gairah seksualnya yang tidak dapat tersalurkan. Biasanya ia menjadi langganan untuk menemani raja tidur di kamar istananya, di momen-momen tertentu ia bahkan bisa di panggil beberapa kali dalam seminggu untuk menemani raja. Namun sudah sebulan terakhir ia tidak mendapat panggilan dari raja, hal ini jelas membuatnya frustasi karena harus menahan gairahnya yang begitu besar.

Sampai pada akhirnya di hari kemarin, ia memperoleh orgasme pertamanya bulan itu melalui oral sex yang diberikan oleh Sarah. Rasanya begitu nikmat, sampai ia hampir lupa bagaimana rasanya dipuaskan oleh penis sungguhan. Sepanjang malam itu ia terus memikirkan, bagaimana caranya ia dapat terpuaskan kembali.

Selain itu, ia juga diam-diam menyimpan kecemburuan pada Ratu Vivian karena hanya ialah yang memiliki wewenang untuk mengijinkan para selir bermasturbasi. Bahkan tidak jarang ia memanggil salah satu selir di harem itu untuk melakukan oral sex kepadanya sebagai pelampiasan seksualnya. Dengan memberi perhatian lebih pada Sarah, yang adalah asisten dari Ratu Vivian, ia berharap suatu saat nanti ia dapat memperalat Sarah demi keuntungannya sendiri.

Kehidupan di dalam harem, di mana terpusat pada wanita di dalamnya, tentu memiliki begitu banyak intrik. Walaupun hingga sekarang tidak ada selir yang terang-terangan menunjukkannya, namun mereka diam-diam menyimpan dendam dan ambisi yang begitu mengerikan. Mereka menunggu momen yang tepat dan dukungan dari orang yang tepat untuk melaksanakannya.

Dua jam sudah Sarah tertidur, wajahnya terlihat begitu tenang. Menikmati waktu istirahatnya yang sangat berharga. Tidak tahu tantangan apa yang akan terjadi berikutnya, ia hanya ingin menikmati apa yang ia peroleh saat ini.

Selir Ashe di tengah hasrat seksualnya yang masih sangat tinggi, mulai melancarkan aksinya. Ia mulai memainkan jemari nya pada payudara sarah yang berukuran cukup besar. Sesekali lidahnya juga ikut bermain menjilat puting, telinga dan vagina Sarah. Gesekan demi gesekan terus ia lancarkan untuk memuaskan hasratnya.

Sarah yang merasakan rangsangan yang begitu lembut, mulai perlahan tersadar dari tidurnya. Ia mendapati selir Ashe yang telah telanjang sepenuhnya sedang mencumbu dirinya. Bekas luka di puting dan klitorisnya sudah sembuh dengan ajaib. Ini pasti efek dari obat herbal yang diberikan oleh Ashe sebelum ia tidur.

Di tengah libidonya yang memuncak akibat rangsangan dari selir Ashe, ia juga tidak mau kalah dan mulai membalasnya. Sarah mendekatkan bibirnya dan melumat habis bibir selir Ashe. Pengalamannya memuaskan ratusan kliennya jelas membuatnya tahu bagaimana cara memuaskan wanita seperti Ashe. Lidahnya menari-nari di dalam ciuman mereka yang begitu panas, sementara jemari nya tidak membiarkan buah dada Ashe menganggur begitu saja. Dipilin-pilinnya pentil Ashe dengan lembut yang direspons oleh lengungan kenikmatan Ashe secara refleks.

Ashe : “Arghhh.. yess, di situ. Feels so good” ucap Ashe lirih sambil membelai lembut rambut Sarah dan terus melanjutkan ciumannya yang panas. Ia menutup mulutnya dengan sebelah tangannya untuk memastikan suaranya tidak terdengar dari luar kamar.

Mendapat respons positif, Sarah melanjutkan gerilyanya ke lubang kenikmatan selir Ashe. Vagina selir Ashe sangat terawat, tidak ada sehelai bulupun yang menutupi. Vaginanya yang berwarna merah muda sungguh menggairahkan bagi siapapun yang melihatnya. Jemari Sarah mulai memain-mainkan biji klitoris Ashe mulai dari tempo yang pelan dan perlahan meningkat. Vagina Ashe rupanya sudah basah akibat cumbuan Sarah yang dilancarkan sedari tadi. Tentu saja, tubuhnya yang sudah tidak dijamah pria sebulan penuh merindukan belaian semacam itu. Ia melebarkan kedua kakinya dan berusaha menikmati setiap gesekan yang ada di vaginanya.

Ashe menggigit bibir bawahnya, menahan sensasi nikmat yang sudah sangat dinanti-nantikan sejak orgasemenya semalam. Beberapa kali jari-jari Sarah juga menggeliat keluar masuk vaginanya. Sejurus kemudian, Sarah mulai mempercepat temponya seiring dengan vagina Ashe yang semakin basah. Saat dirasa gelombang orgasme yang sudah dekat, Sarah kembali menambah temponya. Gerakan andalannya ini sudah terbukti mampu membuat ratusan kliennya puas dan selalu datang kembali kepadanya.



“Arrrgghh. I’m cumming for the king.” pekiknya sembari pinggulnya terangkat tinggi menyambut gelombang orgasmenya. Akal sehatnya terbutakan oleh rasa nikmat yang baru saja ia dapatkan. Ia bahkan lupa bahwa tindakannya adalah tindakan illegal yang dapat membahayakan posisinya apabila ada orang yang tahu. Sarah yang menyadari hal itu segera menutup mulut Ashe dengan tangannya yang lain, berharap suara Ashe tidak mengundang curiga dari orang-orang di luar kamarnya.

Orgasme Ashe berlangsung cukup lama, karena memang hasratnya sudah tertahan begitu lama akan kepuasan seksual ini. Ia pun tergeletak lemas setelah menyambut respons tubuhnya yang begitu menikmati serangkaian rangsangan dari Sarah. Ia tersenyum lembut dan membelai rambut Sarah. Ia mengecup lembut bibirnya dan melanjutkan istirahatnya di atas kasurnya yang sedikit basah karena cipratan cairan kenikmatan dari liang senggamanya.

Sarah yang sadar akan posisinya belum aman, segera membersihkan diri nya dan berpamitan dengan selir Ashe untuk kembali ke ruangannya. Setelah mengintip dari kamar selir Ashe dan memastikan tidak ada orang yang melihatnya, ia bergegas menyelinap keluar dan buru-buru berjalan ke ruangannya.

Dia merupakan peserta terakhir yang kembali ke ruangan peserta. Terlihat Cindy dan Abigail telah tidur terlelap di kasur mereka masing-masing. Tidak ingin menambah kecurigaan peserta lainnya, Sarah mencoba menampilkan raut wajah yang kesakitan dan berjalan dengan gontai ke kasurnya. Ia berpura-pura memejamkan matanya untuk melanjutkan tidurnya, walaupun sebenarnya ia sudah pulih kembali karena bisa tidur di kasur yang nyaman milik selir Ashe.

Ia hanya berharap tidak ada orang lain yang mencurigainya atau bahkan mengetahui apa yang ia lakukan baru saja. Ia tidak ingin nasibnya terancam dari kompetisi ini, yang mungkin saja juga bisa membahayakan keluarganya.
 

Chapter 5​

Initiation Party

Hari ke-2, malam hari.

Seluruh isi harem dikejutkan dengan berita bahwa Raja Andrew akan segera memasuki harem. Raja Andrew memang beberapa kali melakukan hal tersebut, datang ke harem tanpa pemberitahuan sebelumnya, untuk mengetes kesiapsiagaan dari selir-selirnya di harem. Malam ini, ia datang dengan berpakaian santai dengan tujuan untuk melihat para peserta dari concubine game yang kelak beberapa di antara mereka akan menjadi selir berikutnya.

Seluruh selir di waktu yang singkat segera merapikan diri mereka dan bergegas menuju ke dalam throne room yang ada di harem. Throne room ini merupakan tempat singgah raja di harem dan juga seringkali tempatnya mengadakan pesta dengan para selirnya. Selain pada saat kedatangan raja, ruangan ini selalu kosong dan tidak pernah digunakan.



Saat ini para selir sudah berbaris rapi di dalam throne room, sesuai dengan urutan pangkat mereka. Ratu Vivian berada di samping kursi yang akan diduduki oleh raja, kemudian diikuti oleh selir dengan status paling tinggi di dekatnya. Para peserta concubine game berdiri paling jauh dari kursi sang raja. Mereka telah berbaris rapi tanpa sehelai benangpun. Ini adalah protokol yang telah berjalan sejak harem terbentuk, bahwa para selir harus menyambut raja dalam keindahan tubuh mereka. Meskipun hanya dalam waktu yang singkat, seluruh wanita tersebut tetap dapat menunjukkan kualitas yang terbaik. Jelas terlihat bahwa kecantikan natural mereka memang adalah kualitas yang harus dijaga di dalam harem ini.

“Panjang umur bagi Raja Andrew” teriakan pengawal raja ketika Raja memasuki Throne room.

Ratu, selir, dan para peserta concubine game segera membungkukkan badan untuk memberi hormat pada Raja Andrew yang memasuki ruangan.

Raja Andrew dikenal sebagai raja yang bertangan dingin dan penuh wibawa saat berada di pusat pemerintahan. Namun ia adalah sosok yang sangat berbeda di dalam harem. Harem seakan menjadi tempat pelariannya untuk mencurahkan seluruh emosinya dan menunjukkan sifat aslinya. Hal inilah yang membuat kerahasiaan harem menjadi suatu hal yang sangat dijaga, agar tidak merusak citra raja yang telah dijaga rapi di dunia luar. Di dalam harem, raja dapat mengekspresikan kebebasannya, fantasi, bahkan keliarannya yang tidak diketahui oleh seorang pun di luar harem.

Seluruh selir yang ada di dalam harem juga telah bersumpah untuk setia dan menjaga kerahasiaan ini. Untuk mereka yang setia, tentu saja raja menjanjikan hidup yang serba berkecukupan bagi mereka di dalam harem dan untuk keluarganya di luar sana. Namun bagi mereka yang melanggar, bisa dipastikan mereka akan dihukum sangat berat sebagai pengkhianat negara, juga bagi keluarga mereka di luar sana.

“Berdirilah kalian semua” ucap raja disertai senyum pada bibirnya.

Ia mulai berjalan perlahan, sambil menginspeksi para peserta concubine game yang telah berbaris rapi di sisi kiri dan kanannya. Ini memang kali pertamanya raja Andrew melihat peserta concubine game ke-4 ini secara langsung. Sebelumnya ia hanya mendengar kabar burung yang beredar di istana mengenai betapa cantiknya para peserta tahun ini.

Ia sempat berhenti sejenak di depan Yuna dan Sarah yang berdiri bersebelahan. Suatu kontras terlihat di diri mereka berdua, Yuna dengan wajahnya yang lugu menunjukkan kesuciannya sebagai putri dari seorang pemuka agama, sedangkan Sarah dengan perangainya yang menggoda sebagai wujud dari profesinya selama ini. Ia mengamat-amati kedua orang ini, nampaknya raja tertarik pada keduanya. Kemudian ia melanjutkan langkahnya untuk mengamati para peserta yang lain.

Raja Andrew kemudian berhenti lagi saat ia melewati selir Ashe, ia mengecup bibirnya lembut sebelum kembali melanjutkan langkahnya. Selir Ashe memang selama ini dianggap sebagai orang nomor dua yang memiliki pengaruh di dalam harem, setelah ratu Vivian. Ia dipercaya memiliki kedekatan yang khusus dengan raja Andrew. Dengan kecantikan dan auranya yang begitu menawan, memang ia pantas untuk memperoleh semuanya itu. Ratu Vivian yang melihat kejadian itu, berusaha untuk tetap tenang walaupun ada rasa iri di dalam hatinya.


Raja melanjutkan langkahnya dan duduk di kursinya. Ia membelai lembut payudara Ratu Vivian yang berdiri di sampingnya.

“What a pleasant night. Kalian sungguh sangat cantik malam hari ini.” ucapnya sambil memainkan puting ratu Vivian.

Ia kemudian menatap ratu Vivian, “Coba perkenalkan para peserta tahun ini kepadaku, honey.”

Ratu Vivian kemudian menepukkan tangannya dua kali sebagai perintah untuk para peserta berbaris di hadapan tahta raja. Ratu Vivian kemudian memanggil para peserta satu per satu dengan nama mereka dan menjelaskan latar belakang mereka kepada Raja Andrew. Setiap peserta yang dipanggil namanya, maju dari posisi berdiri mereka untuk melangkah ke depan tahta raja menunjukkan diri mereka kepada raja Andrew. Raja Andrew memperhatikan dengan detail mulai dari wajah, payudara hingga daerah intim mereka satu per satu. Para peserta yang tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini berusaha untuk menggoda Raja Andrew dan menampilkan pesonanya.

“Peserta tahun ini, kurasa merupakan peserta terbaik sepanjang 4 tahun acara ini diadakan. Aku melihat banyak sekali potensi dan sensualitas yang ada di mereka.” Ucap Raja Andrew yang mulai menunjukkan sifat aslinya yang santai, melepaskan semua beban berat yang ada di pundaknya saat menjalankan pemerintahan.

“Tujuanku datang malam hari ini adalah untuk bertemu dengan selir-selirku yang cantik, dan juga untuk melihat kebolehan kalian semua untuk menjadi calon selirku nanti. Aku tahu, banyak diantara kalian yang pasti sudah lama tidak merasakan kepuasan seksual akhir-akhir ini. Malam ini kita akan berpesta, semua boleh menikmati oragasmenya malam hari ini sebagai hadiah dariku untuk kerja keras kalian mengumpulkan para wanita cantik tahun ini.” Ucapnya untuk memulai pesta yang akan digelar hari ini.

“Let the party begin” ucapnya untuk mengesahkan pesta seks yang dinanti-nantikan para selir di tempat ini.

Para selir yang memang sudah lama merasakan kekeringan seksual di tempat ini, tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Mereka segera mencari pasangan untuk diri mereka, beberapa dari mereka memanggil asistennya untuk menghampiri mereka. Beberapa yang lain juga mengambil sex toys yang telah disediakan di meja utama ruangan ini untuk memuaskan diri mereka.

Persenggamaan baik dengan wanita lain ataupun dengan sex toys memenuhi seluruh ruangan tersebut. Lenguhan demi lenguhan mengisi keheningan yang biasanya menyelimuti ruangan pesta ini.

Ratu Vivian dan selir Ashe sebagai dua wanita favorit dari raja Andrew, segera menghampirinya untuk memuaskan hasratnya. Mereka mulai melucuti pakaian yang dari tadi menyelimuti tubuh sang raja. Belaian demi belaian menghiasi proses ini, kecupan-kecupan manja di bibir dan tubuh sang raja, memastikan bahwa Raja Andrew merasakan kenikmatan yang ia cari di dalam haremnya ini.

Tubuh raja Andrew dapat dikatakan merupakan tubuh idaman yang didambakan oleh setiap pria. Ia memiliki tubuh yang cukup tinggi dengan perawakan yang tegap dengan otot yang menghiasi tubuhnya. Ia memang selama ini rutin melatih dirinya dalam berbagai bela diri dan olah raga, untuk memastikan tubuhnya bugar dan siap untuk memimpin pasukannya berperang apabila dibutuhkan.

Selir Ashe berlutut di depan tubuh telanjang raja Andrew dan mulai mengulum penisnya yang telah berdiri tegak. Sedangkan ratu Vivian mengecup lembut bibir sang raja, sambil seringkali beradu lidah dengan panas.



Kuluman demi kuluman selir Ashe disertai sapuan lidahnya, berhasil membuat raja Andrew keenakan. Sang raja menahan kepala Ashe untuk memastikan seluruh penis 16cm nya masuk ke dalam mulut Ashe. Walaupun Ashe sudah sering melakukan deep throat pada penis maupun dildo raja, namun tidaklah mudah untuk dapat menerima sodokan-sodokan kasar itu di dalam mulutnya. Beberapa kali ia tersedak kewalahan untuk mengatur nafasnya, liurnya mengalir deras menetes ke lantai dan membasahi penis raja menjadi mengkilap.

Ratu Vivian yang juga ingin memuaskan raja, ikut berlutut dan bergantian menjilati batang kenikmatan raja. Tangannya juga aktif untuk merangsang payudara Ashe yang berukuran lebih besar dari miliknya. Sodokan-sodokan kasar blowjob itu berhasil ditangani ratu Vivian, dibalik keanggunannya sebagai seorang ratu, ia memang memiliki hasrat seksual yang begitu besar. Ia seringkali meminta dipuaskan oleh para selir lain di kala gairahnya sudah tidak tertahankan. Bahkan ia juga memiliki banyak sekali koleksi sex toys di kamarnya untuk memuaskan hasratnya. Memang ia merupakan satu-satunya wanita di dalam harem yang boleh bermasturbasi tanpa persetujuan dari siapapun.

Beberapa menit kemudian, raja Andrew berdiri dari kursinya, dan berbalik arah 90 derajat untuk terus menikmati blowjob dari sang ratu. Selir Ashe yang sedari tadi belum mendapat giliran untuk melanjutkan blowjobnya, saat ini berpindah posisi ke belakang raja dan menservis lubang pantatnya dengan sapuan-sapuan lidahnya. Ia tidak segan untuk menjulurkan lidahnya dan memasukannya ke lubuang anal sang raja. Lidahnya menari-nari di dalam lubang anal raja, tidak jarang jemarinya juga memberikan rangsangan pada sang raja.

Di tengah adegan yang panas ini, seorang high concubine lainnya, selir Izebel mendatangi raja dan kedua wanitanya. Dia bergabung bersama mereka dan memberikan payudaranya untuk dihisap sang raja. Selir Izebel merupakan seorang putri bangsawan dari kerajaan Dalmasca, yang sudah mengabdi selama lebih dari dua puluh tahun. Ia memang dikenal sebagai salah satu selir tercantik di lingkungan harem. Selir Izebel merupakan nyonya dari Cindy, dan dikenal memiliki kecerdasan di atas rata-rata selir lainnya.


Ia membelai lembut rambut sang raja, sembari menikmati hisapan-hisapan pada putingnya. Payudaranya yang berukuran 34C membusung sempurna, seringkali membuat selir lainnya minder. Bentuk payudaranya yang proposional dan kencang tentu saja meningkatkan gairah sang raja yang saat ini sedang menikmati jilatan lidah raja di putingnya.

Sejurus kemudian, ia terlihat mendekati telinga raja dan membisikkan sesuatu di telinganya. Raja yang mendengar hal itu, sempat menghentikan sejenak aktivitasnya, untuk menatap mata Izebel. Ia ingin memastikan bahwa berita yang diterimanya baru saja, memang benar adanya. Izebel menatap tajam mata raja dan menganggukkan kepalanya sebagai tanda konfirmasi akan berita yang baru saja ia berikan.

Tidak ingin menimbulkan kecurigaan, raja kembali melanjutkan aktifitasnya untuk menjilati payudara Izebel. Walaupun ia berusaha menikmati apa yang sedang terjadi di ruangan itu, berita yang baru saja ia dengar mengusik pikirannya. Ia pun mengangkat sebelah tangannya, dan seketika itu juga seluruh aktivitas di ruangan itu berhenti.

“Aku memutuskan untuk menghabiskan malam ini dengan selir Izebel di kamar pribadiku. Kalian silahkan lanjutkan pesta ini dan nikmati seluruh fasilitas yang ada.” Ucap sang raja sambil meraih tangan selir yang dimaksud dan berjalan masuk ke kamarnya yang berada di belakang kursi tahtanya.

Diliputi kebingungan, seisi ruangan itu sempat menjadi hening untuk beberapa waktu. Memilih selir Izebel di saat ratu dan selir kesayangannya sedang memberikan servis yang terbaik untuk raja, jelas merupakan hal yang tidak biasa dilakukan Raja Andrew.

Selepas kepergian raja dari throne room, ratu Vivian tidak bisa menahan kekecewaannya. Terpancar jelas dari raut mukanya, rasa kesal yang mendalam bahwa kebersamaannya dengan raja harus di akhiri begitu cepat. Ia bahkan belum sempat mendapatkan apa yang ia nantikan beberapa hari ini, yaitu penih keras sang raja yang menghajar vaginanya dengan kasar. Merasa tidak ada lagi yang dapat memenuhi hasratnya malam itu, ia memutuskan untuk keluar juga dari ruangan dan membawa Sarah, peserta concubine game yang juga adalah asistennya untuk kembali ke kamar tidurnya.

Selir-selir yang lain masih berada di dalam throne room, walaupun kondisinya membingungkan namun kesempatan untuk dapat memuaskan hasrat seksual mereka tidak datang terlalu sering. Mereka tidak menyianyiakan kesempatan dan melanjutkan aktivitas seksual mereka. Erangan demi erangan, dan teriakan orgasme bagi sang raja terus bergema di dalam ruangan itu, setidaknya hingga 4 jam kemudian saat lonceng berbunyi tanda pergantian hari.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd