PROLOG
"Misyaa!" ujar Caca sambil berlari menghampiri Misya.
Misya menghentikan langkah, lalu
ia membalikkan badan ke arah Caca.
"Apan sih Caa," Misya mengkerut sambil memeluk beberapa buku.
"Hoss ... hoohsss, lu kenapa ninggalin gue?" tanya Caca dengan nafas tersengal-sengal.
"Kamu ngobrol sama Pak Jumay lama banget," jawab Misya.
"Yee gue tuh lama soalnya tadi abis
diinterogasi," ucap Caca.
Wajah Misya tampak bingung. "Hah di interogasi, emangnya kenapa?"
"Pak Jumay bingung sama gue,
kok nilai remedial UTS gue bisa
dapet seratus, padahal sebelum
remedial nilai aslinya cuman dapat
lima koma lima," ujar Caca.
"Hihi ya iyalah dapat seratus,
aku yang ngerjain soalnya," Misya melipat kedua tangannya sambil tersenyum.
"Hihi bodo lah Pak jumay enggak
percaya, yang penting nilai rapot
gue enggak jeblok, hihi
thanks yah."
"Iya, tapi lain kali belajar lah."
Caca mendekatkan wajahnya ke telinga Misya lalu bersisik. "Bawel lu kayak nyokap gue," Setelah berbisik Caca berlari dengan cepat menuju pintu gerbang sekolah.
Misya menatap kesal sambil
berkata. "Ihh Caca!"
"Ayoo Syaa balik." teriak Caca dari kejauhan.
"Tunggu Ca." ucap Misya sambil berjalan menyusul Caca.
Saat Misya sudah sampai di depan sekolah, dari arah sebelah kiri jalan tampak segerombolan Siswa SMA Harapan sedang berlari sambil mengibaskan senjata tajam dan melemparkan batu ke arah gedung sekolah SMA Mandala.
"WOYYY SEKOLAH KITA DI SERANG!" Teriak seseorang Siswa sambil berlari menuju ke dalam sekolah.
PPRRAANKKK!!!!
"Misyaa larii!" Seru Caca dari arah sebrang jalan.
Mendengar Caca berteriak, Misya langsung berlari meninggalkan area sekolahnya. Gerak langkah Misya kurang gesit, gerombolan Siswa yang menyerang sekolah sudah berada di sekeliling Misya. Mereka melemparkan batu dan merusak beberapa fasilitas umum yang berbeda di depan sekolah.
Misya yang sangat merasa ketakutan hanya bisa diam berjongkok sambil memegangi kedua kepalanya. "Yaa Allah, tolong Misya."
"Woyy keluar woyy, mana nih anak-anak SMA Mandala!" triak seorang Siswa sambil memutar-mutarkan sejata tajam di depan gerbang sekolah.
Dari dalam sekolah, mucul segerombolan Siswa SMA Mandala yang sedang sedang berlari, sambil memutar memutarkan gesper besi.
"Kyeeaaaaaaa!!"
BRRUKK!! ... PPLLAKK ... PPRRENGG.. DRREGG!! ...
Perkelahian atar sekolah kini sudah tidak bisa terelakkan lagi. Di depan sekolah SMA Mandala, kedua belah pihak saling serang.
Misya semakin panik, ia hanya bisa berteriak histeris. "SUDAH, BERHENTI! BERHENTI! ... HIIKKS, MAMAH!!"
Saat perkelahian sedang berlangsung tiba-tiba tangan Misya ada yang menarik dari arah depan.
"Buruan ikut gua!" seru seorang Siswa sambil menarik paksa tangan Misya.
Misya yang sedang panik, langsung berdiri dan mengikuti langkah kaki
Siswa yang sedang memegang tangan
nya ini. Misya dan Siswa itu berlari sekencang-kencangnya menerobos kerumunan siswa yang sedang berkelahi.
Siswa itu membawa Misya ke sebuah gang kecil yang tak jauh dari sekolah Misya.
"Dah kita aman," ujar seorang Siswa sambil mengintip ke luar gang.
Misya tampak Shok, ia hanya bisa berdiri mematung. "Makasih ya Allah."
Misya perlahan memejamkan kedua matanya.
"Ehh tapi siapa yah yang tadi narik tangan aku." ucap Misya di salam hati.
Perlahan Misya mebuka kedua bola matanya lalu ia menengok ke arah Kiri. "Lohh kok?" Misya terheran-heran karna ia tidak mendapati Siswa yang mebawanya tadi.
-- 00 --