Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG MIMPI DALAM LAUTAN AMBISI

D 805 KI

Calon Suhu Semprot
Daftar
12 Jul 2016
Post
2.680
Like diterima
5.171
Lokasi
Gelombang 805 FS
Bimabet
Hi.. Semua

Masih di Gelombang 805 FS
Gelombang Para Bapers



ane mencoba mengangkat cerita yang dulu ane sudah dipersiapkan untuk mengikuti sebuah ajang di forum ini

tapi

karena terbentur waktu yang membuat batal diposting hehehe..

dan sekarang ane coba memberanikan diri untuk memposting ini cerita.

mohon maaf atas segala kekurangan dan ketidakpuasannya,

dan Semoga cerita ane bisa kembali diterima oleh Semuanya



Stay Cool n Lovely


Jangan lupa

KEEP SMILE

Dan terus pantengin di

Gelombang 805 FS

Gelombang Para Bapers





NB :
Cerita ini hanyalah fiktif dan khayalan belaka. Segala kesamaan nama, tempat, instansi, atau hal-hal lainnya, adalah kebetulan yang tidak disengaja
 
Terakhir diubah:
MIMPI DALAM LAUTAN AMBISI




Part 1





Malam hari, di sebuah gedung ternama ibukota, diselenggarakan sebuah pesta pernikahan yang mewah. Banyak tamu dari kalangan atas serta pejabat yang menghadiri pesta tersebut. Di pelaminan duduk sepasang suami-istri yang baru disahkan oleh dinas terkait, sesekali pasangan itu bersalaman dengan para tamu yang hadir dan memberi ucapan selamat. Ucapan terima kasih dan mohon doa restu pun tak hentinya mereka ucapkan kepada para tamu yang menyalami mereka.


Tapi di sela-sela kebahagiaan pasangan ini, sebagian orang bertanya-tanya tentang apa yang terjadi pada keluarga sang lelaki karena tak satu pun anggota keluarganya yang mendampingi. Yah.. seperti pada pesta umumnya, biasanya setiap mempelai pasti didampingi orang tua atau wali di pelaminan. Tapi tidak dengan mempelai pria satu ini, dari awal acara akad nikah sampai acara resepsi, sang mempelai pria tidak ditemani oleh keluarganya alias dia sendirian di sana.


Banyak tamu yang membicarakan dan mempergunjingkan jati diri sang mempelai pria. Sebagian para tamu membicarakan betapa beruntungnya lelaki itu bisa menjadi bagian dari keluarga terpandang dan terkaya di negara ini. Tapi tak jarang juga tamu yang mencibir pada sosok pria tersebut.


Tung.. tung.. tung..


Terdengar bunyi suara speaker sebagai tanda agar para tetamu untuk diam sejenak. Semua tamu menatap ke arah pelaminan, ternyata ayah dari mempelai wanita akan memberi sambutan pada tamu yang datang.


“SELAMAT MALAM SEMUA UNDANGAN YANG TERHORMAT… EUHHEM….. SAYA HANDOKO JOYOSEKSOMO SEBAGAI PERWAKILAN KELUARGA DAN AYAH DARI MEMPELAI WANITA, MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH KEPADA PARA TAMU TERHORMAT YANG TELAH MENYEMPATKAN HADIR DI PESTA PERNIKAHAN ANAK KAMI… DAN TELAH MEMBERIKAN DOA RESTU UNTUK KEDUA MEMPELAI..” ujar Handoko, ayah dari mempelai wanita yang bernama Disti Reskasmoro (21 th).



Handoko (57 th) adalah seorang pengusaha sukses bertangan dingin, usahanya mulai meroket semenjak dia menikah dengan Juwita Andarwati (42 th), anak dari seorang pengusaha Bambang Dwisaswito yang telah meninggal akibat jantung. Setelah menikah, Handoko dan Juwita memerger perusahaan mereka di bawah satu bendera PT. JAYAHANJU.


Ketika menikah, Juwita baru lulus SMA dan masih berusia 19 tahun. Sedangkan Handoko sendiri sudah berusia 35 tahun kala itu. Selang 2 tahun setelah menikah, barulah Juwita hamil, dan melahirkan Disti yang kini sedang bersanding di atas pelaminan.


Saat itu, dikarenakan usianya masih muda dan mengidap hipertensi turunan, Juwita mengalami kesulitan waktu melahirkan Disti, Juwita mengalami pendarahan hebat hingga terpaksa melahirkan dengan cara sesar, dan semenjak itu ia tidak diperbolehkan lagi untuk memiliki anak dari rahimnya.


Karena Disti adalah anak semata wayang, sudah pasti segala keinginan dan permintaannya selalu dipenuhi oleh kedua orang tuanya. Termasuk ketika memilih pasangan seumur hidupnya, Dika Pramudya (22 th), seorang supir pribadinya. Dika telah merebut hatinya sejak pertama kali ia bekerja pada keluarga itu.


“KAMI PERSILAKAN PARA TAMU UNDANGAN UNTUK MENIKMATI HIDANGAN YANG SUDAH KAMI SEDIAKAN.” usai memberi sambutan Handoko beserta istrinya Juwita turun dari pelaminan untuk menyambut para rekan bisnisnya, hanya tinggal kedua pasangan muda yang berada di atas pelaminan.


Disela-sela obrolan dengan kenalan dan para rekan bisnisnya, Bu Handoko alias Juwita, diam-diam sering memperhatikan mempelai pria dari kejauhan, dalam hatinya berkata, “Sayang, andai saja yang duduk di sampingmu itu adalah aku, hidupku pasti akan lebih bahagia dibandingkan sekarang.”


“Selamat, bu.. selamat pak.. sekarang sudah memiliki menantu. Mudah-mudahan bisa cepat punya cucu.” tiba-tiba seorang wanita berumur 30an dan seksi menyapa mereka.


“Eh.. Bu Resti, terima kasih banyak yah udah nyempetin datang ke pesta pernikahan putri kami.” Juwita membalas dan bercipika-cipiki dengan wanita yang bernama Resti Susilawati itu.


Resti adalah sekretaris pribadi Handoko yang baru bergabung 1 tahun yang lalu. Ia adalah seorang janda karena ditinggal pergi oleh suaminya. Dua tahun yang lalu ia melamar kerja di perusahaan milik Handoko. Kebetulan saat itu posisi sekretaris lowong, karena sekretaris yang lama mengundurkan diri untuk mengikuti suaminya, Resti langsung diterima oleh Handoko. Berkat kepiawaiannya dalam bekerja, hanya dalam 4 bulan Resti sudah bisa menjadi salah satu orang kepercayaan Handoko dan Juwita di perusahaan.


“Resti, akhirnya kamu datang juga, makasih yah kamu nyempetin dateng, meskipun sedang banyak pekerjaan. Gimana ada masalah untuk tender kita yang sekarang?” Handoko menghampiri Juwita dan Resti. Sambil bersalaman, Handoko dan Resti saling berpandangan pernuh arti, yang hanya dimengerti oleh mereka berdua.


“Sama-sama, pak. Masa di hari bahagia pemilik perusahaan, saya tidak ikut menghadirinya, pak?” jawab Resti sambil tersenyum. Lanjutnya, “Enggak, pak, untuk sementara tidak ada masalah. Tapi minggu depan kita harus bisa menyakinkan klien kita di sana, pak.”


Resti selalu tersenyum simpul saat menjawab pertanyaan Handako, dan tak lepas menatap mata pria tersebut.


“Oh masalah itu yah, pih, tender kita di Malaysia?” sela Juwita.


“Iya, mih. Kelihatannya papih harus kesana. Oke deh, Res, kamu persiapkan semuanya besok!!”


“Baik, pak..!!”


Resepsi pernikahan pun berlangsung meriah dan lancar, dan baru berakhir menjelang larut malam.



*


*


*



Pov Disti



Akhirnya hari ini aku telah resmi menjadi istri dari Dika Pramuditya, seorang lelaki yang mau menerima aku apa adanya.


“Yang, kamu mau makan gak?” ujarku sambil menyandarkan tubuhku pada tubuh Dika yang sedang duduk di ruang tengah.


“Masih kenyang, non.” Suamiku menjawab dengan gugup, mungkin dia masih shock dan tidak menyangka bahwa seorang supir seperti dirinya bisa menjadi suamiku yang adalah atasannya.


“Non..?? Kok gitu sih manggilnya? Sekarang kan aku udah jadi istrimu. Aku gak mau kamu panggil dengan kata non lagi. Panggil apa kek.. panggil yayang, mamah.. atau Disti....!!??” ujarku dengan sedikit merengut mencoba memaksa Dika.


“Iiiyaa, non.. ehhh emmm mhiiuu.. … hmmm gak papa kan, aaku pengen manggil kamu mhiu...” Jawab Dika sambil menunduk malu.


“Apaan tuh?” aku bangun dengan wajah heran.


“Euuu.. mhiu itu panggilan sayang aku pada kamu, artinya mamah.” wajah Dika makin tertunduk dan merah padam menahan malu.


“Iiihhh.. kamu kok romantis banget sih pake manggil mhiu.. padahal kita kan belum punya dede.. tapi aku suka itu..!! Mhiiuu.. mhiu.. jadi aku panggil kamu phiu…” aku kegirangan mendengar Dika memangilku dengan kata mhiu sebagai ungkapan bahwa aku telah menjadi milik Dika. Kukecup bibir suamiku dengan gemas dan penuh rasa sayang.


Smoochh..



Dika hanya memandangku, dan aku bisa merasakan suara detak jantungnya yang berdegup kencang.


“Kenapa? Kok kamu liatnya gitu sih.. gak suka yah.. kamu nyesel yah dapetin aku?” aku menghelas melihat ekspresi Dika yang tak berubah, tak terasa air mataku meleleh di pipi.


“Enggak.. aku gugup aja. Masih gak nyangka atas semuanya ini. Bagiku mendapatkan dirimu pun sudah menjadi anugerah buatku, maaf yah..!” bujuk Dika sambil mengusap air mata di pipiku. Lalu Dika mencium dan memagut bibirku dengan penuh gairah.


Smooch… smooch…


“Aku gak menyesal, aku akan menjadi suami dan ayah yang terbaik bagi kamu dan anak anak kelak.” ujar Dika sambil mengelus rambutku.


Aku mengangguk bahagia mendengar pernyataannya itu, lalu memeluk erat lengan Dika.


“Ehhemmm.. kalian tuh.. mentang-mentang pengantin baru, gak liat tempat kalo lagi bermesraan.” tiba-tiba mami muncul dari arah belakang.


“Yeee mami gimana sih, kenapa musti malu? Dika kan suami aku terserah dia mau ngapain aku juga weeww..” jawabku dengan manja sambil menjulurkan lidah, dan memeluk Dika dengan makin erat.


“Kamu tuh yah, dikasih tau orangtua jawabannya ngeyel terus.” ketus mami sambil menampakan ketidaksukaannya.


“Kok mami gitu sih biasanya gak begini lho!!” jawabku sedikit nyolot atas sikap mami.


“Udah udah, ga enak.. lagian bener kata mami kamu.. malu diliatin mami.” Dika mencoba menengahi.


Aku melihat mata Dika menatap wajah mami. Aku pun melihat wajah mami yang sedang saling berpandangan dengan Dika, aku menangkap ekspresi kecewa pada sorot mata mami pada diri Dika.


“Hhuuh..!!” dengus mami sambil berbalik meninggalkan kami berdua.


“Heran deh sama mami, ga seperti biasanya.” ujarku sambil menggerutu.


“Udah akh, katanya kamu cape, aku anterin kekamar yah?” kata Dika dengan lembut.


“Kok dianterin sih..? Kamu sekarang tidur sama aku pokoknya” ujarku sedikit meninggi.


Dika tidak menjawab, hanya tersenyum manis. Ia bangkit dari duduknya lalu menggendongku menuju ke arah kamar.


“Ihhhhh apaaan sih turunin gak..” aku sedikit meronta, tapi dalam hatiku merasa senang mendapatkan perlakuan ini.


“Jadi kamu gak mau aku gendong?” Dika seakan mau menurunkanku dari gendongannya.


“Iiihh kamu mah gak ngerti.”sahutku dengan cepat.


Aku langsung memeluk leher dan membenamkan wajahku pada dadanya, enggan diturunkan dari gendongan Dika. Dika hanya mengeleng-gelengkan kepalanya saat meliat kemanjaanku ini. Akhinya Dika melangkah berjalan sambil menggendong tubuhku menuju ke kamar kami.




*


*


*



POV Juwita



Selepas pulang dari gedung pernikahan, aku langsung menuju kamar tidurku, tubuhku terasa penat, langsung saja aku lepaskan semua pakaianku hingga tinggal pakaian dalam yang masih menempel di tubuh ini.


“Fuuuf.. capek banget hari ini.” kulemparkan tubuhku di atas ranjang. Kututup mataku. Hatiku terasa sesak karena cemburu dan kecewa pada putriku semata wayangku yang telah berhasil mendapatkan hati Dika. Inginku, hanya dirikulah yang pantas bersanding dengannya di pelaminan tadi.


Kriiiing..


Terlihat tulisan “Papih” pada layar smartphone-ku. Handoko, suamiku yang menelepon. Ia tidak ikut pulang bersamaku tadi karena tamu terakhir yang datang adalah beberapa rekan bisnisnya dari negeri seberang. Mau tidak mau suamiku harus mengantar mereka kembali ke hotel, tempat mereka menginap di sana ditemani Resti sekretarisnya.


“Ya, pih.”



“Mih, papih sekarang gak akan pulang, tolong besok persiapkan pakaian papih, ya mih, buat bekal perjalanan ke Kuala Lumpur.”



“Kok dadakan sih, pih ,katanya minggu depan?”



“Ini kebetulan aja mereka ada di sini, kami sekalian membahas peluang kerjasama kita di sana. Katanya papih musti cepet-cepat berkunjung ke sana.”



“Terserah papih aja deh..!!”



“Mamih maaa..”





Klik




“Yah… alasan klasik suamiku, padahal aku tahu, ia pasti sedang main dengan Resti.. liat aja entar.” gumamku dengan kesal


Aku kemudian berdiri menuju lemari pakaian, sebelum membuka pintu lemari, aku menatap tubuhku pada cermin.


“Apa tubuhku sudah tidak menarik lagi? Aku telah mencoba memberikan tubuhku ini untuk mendapatkan perhatiannya tapi ternyata hanya kekecewaan yang kudapatkan. Ia telah memilih yang lain yang lebih muda dariku.” gumamku sambil terus bergaya memperagakan keseksian tubuhku di depan cermin.


“Aku yakin, kali ini aku bisa mendapatkan apa yang kuinginkan. Lihatlah Handoko, aku akan mengambil kembali apa yang telah kamu hilangkan dari hidupku.” seringaiku sambil mengelus-ngelus perut, dan langsung memakai pakaian tidurku.


Saat keluar kamar untuk mengambil air minum, kudengar pelan obrolan putriku dengan Dika. Aku berjalan perlahan mendekati mereka, lalu bersembunyi di balik dinding untuk mengintip.


Deg… aku melihat Dika sedang mencium bibir Disti. Hatiku terasa panas melihat lelaki idamanku sedang bercumbu dengan orang lain, walaupun itu adalah dengan putriku sendiri. Panas hatiku kian menjadi ketika putriku nampak begitu meresapi dan menikmati ciuman Dika. Ingin rasanya aku menghentikan dan mengakhiri itu semua.


“Aku harus bisa mendapatkannya, aku tak peduli, meskipun musti berebut dengan putriku.” pikirku dan akupun keluar dari persembunyian.


“Ehhemmm.. kalian tuh.. mentang-mentang pengantin baru, gak liat tempat kalo lagi bermesraan.” ujarku, aku sengaja muncul secara tiba-tiba dari belakang mereka, dan berniat agar mereka menghentikan percumbuannya. Tapi bukannya berhenti, putriku malah makin erat memeluk Dika, membuat hatiku dibakar cemburu dan kesal.


“Yeee mami gimana sih, kenapa musti malu? Dika kan suami aku terserah dia mau ngapain aku juga weeww..” jawab Disti dengan manja sambil menjulurkan lidah, dia makin melekatkan tubuhnya pada Dika.


“Makin nyebelin aja nih anak, gak tau napa kalo aku sedang cemburu padanya.” kataku dalam hati.



“Kamu tuh yah, dikasih tau orangtua jawabannya ngeyel terus.” ketusku dengan intonasi tinggi.


“Kok mami gitu sih biasanya gak begini lho!!” jawab Disti sedikit menyolot, tak terima akan sikapku.


“Udah udah, ga enak.. lagian bener kata mami kamu.. malu diliatin mami.” Dika mencoba menengahi.


lalu Dika menatapku.


Duh ini yang buat aku meleleh, melihat wajahnya yang polos dan lugu, tapi seakan jantan dan perkasa terhadap wanita. Tapi kenapa bukan aku yang mendapatkannya?” seruku dalam hati sambil membalas tatapan Dika dengan penuh kekecewaan dalam hati karena Dika telah memilih Disti putriku.


“Huuh..!!” ujarku kepada mereka dan meninggalkan ruang tamu dengan kesal.








B E R S A M B U N G
 
Terakhir diubah:
Tumpeng kalima keur diakeul.

Nah pan... tampilan baru membuat jarak antara alinea terlalu jauh. Copas dari word ke fs jadi rubah jauh.
Lain kali kalo posting ato edit posting, klik dulu tools paling kanan atas (toggle BB code) biar tidak berubah dari word. Resikonya semua editing berubah (italic, bold, dll) tapi lebih mudah ngeditnya, daripada ngerapitan jarak antara alinea satu per satu.
siap mang

Saran Diterima...!!

mang kade pesenan tumpengna aya nu pake endog... special hahaaha!!
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd