Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Diandra.

Bimabet
Makasih updatenya om @tt12oit :beer:

Semoga lancar di RL & sehat selalu om....
 
Akhirnyaaa update juga, semoga cepet update lagi
 
CHAPTER 4


KRING!! KRING!! KRING!! KRING!!

Suara jam weker meraung-raung di dalam kamar Misya yang tampak bersih, rapih dan harum. Misya terjaga dari alam mimpinya yang indah. Perlahan Misya membuka kedua matanya. "Hooamzz, Good Moring World." Misya bangkit dan duduk di atas ranjangnya.

Misya tidak langsung turun, ia duduk sejenak menunggu nyawanya kumpul seutuhnya di dalam diri sambil mengusap kedua matanya. Saat Misya menoleh ke arah jam weker, matanya yang lesu seketika langsung terbelalak.

"Hahh jam setengah tujuh?, yaa Allah aku kesiangan," ucap Misya sambil menepuk jidatnya.

"Perasaan, aku sudah ngatur time wekernya jam setengah lima deh tapi kenapa berubah jam setengah tujuh, hemm masa iya aku salahin hantu melulu?" Misya mengusp pelan wajah nya, stelah itu langsung bergegas turun dan berjalan cepat menju kamar mandi.

"Mandi, engga, Mandi, engga, Duhh! gimana nih, eee ... gosok gigi cuci muka aja deh." Dengan langkah cepat Misya berjalan menuju westafel kamar mandi dan langusng mebasuh wajahnya, setelah itu ia mengosok gigi dengan gerakan cepat.

Setelah selesai, Misya langsung berjalan cepat menuju lemari pakaian. "Duhh harus cepat," ucap Misya sambil mencari seragam batik SMA Mandala diantara tumpukan baju.

Baju batik, rok putih dan kaos kaki beserta sepatu NB sudah melekat rapih di tubuh. ia langsung mengambil tas sekolahnya yang berada di atas meja belajar, setelah itu dengan langkah cepat Misya turun ke lantai satu rumah.

"Mamah, kok enggak bangunin aku sih?" ucap Misya sambil berjalan menuju kamar mamahnya.

Misya tampak bingung karna tidak mendapati Mamahnya di dalam kamar. "Mahh ... loh?"

"Apa Mamah lagi di dapur kali yah." Misya membalikan badan lalu berjalan menuju dapur.

"Mah ... mahh."

Langkah kaki Misya terhenti saat melihat kotak bekal dan botol minum yang biasa Misya bawa ke sekolah, terjejer rapih di atas meja makan. Misya sedikit mengerutkan dahinya saat melihat selembar kertas Notes di bawah kotak bekal.

NOTES.

To : Si Cantik Mamah.

Good Moring cantik, kalau kamu
baca Notes ini semoga kamu bangunnya tidak kesiangan. Semalam sekitar jam tiga Om Ferdi ngabarin Mamah, katanya Abah Masuk rumahsakit. tepat jam empat pagi tadi Mamah langsung pergih ke Bandung naik mobilnya Om Ferdi, untuk jenguk Abah. Maaf yah Mamah tidak ngabarin kamu dulu, soalnya Mamah tidak tega untuk bangunin kamu.
Tapi tenang Mamah pulang kok, walau sepertinya agak larut malam. Nanti sore kamu pergih ke toko yah sebentar, kamu cek penjualan roti hari ini dan jangan lupa kamu catat yah. Kotak bekal kamu sudah Mamah siapin, jangan nakal dan jangan lupa beribadah oke.


Stay Happy And Lovely :D


"Ya Allah Abah," ucap Misya sambil menaruh catatan Notes di atas meja makan.

Misya langsung memasukkan kotak bekal dan botol minum ke dalam tas sekolah, lalu ia melangkahkan kakinya menuju pintu utama rumah.

BBRUKK!! TRREGG!!

Setelah menutup dan mengunci pintu rumah, Misya langsung berjalan cepat menuju jalan raya. "Tujuh menit lagi, semoga enggak terlambat."

--0--

Lemari jam kayu yang berada di tengah rumah menunjukan pukul 06.58 pagi. Dari arah pintu kamar, tampak Diandra sedang berjalan santai sambil memakai jaket jeans biru yang biasa ia kenakan.


Tidak ada gelagat terburu-buru, padahal dua menit lagi tepat pukul tujuh yang berarti pintu gerbang SMA Mandala akan di tutup. Saat Diandra melewati ruang makan, terdengar suara Mamah Hana memanggil. "Diandra, sinih sarapan dulu." ucap Mamah Hana sambil berusaha tersenyum.


Diandra tidak menggubris ajakan Mamah Hana, ia hanya bersikap acuh sambil berjalan menuju pintu rumah. Papah Riko yang sedang duduk di samping Mamah Hana, berdiri dan menatap tajam ke arah Diandra.

"Diandra kamu itu punya kuping tidak!" Bentak Papah Riko.

Sontak Mamah Hana menarik tangan Papah Riko untuk duduk dan berusaha menenangkan suasana.

"Sudah Mas." ucap Mamah Hana sambil mengusap pundak Papah Riko.

Diandra berhenti sejenak, tampak ia tersenyum sinis. Dengan gerakan pelan Diandra membalikkan badan lalu berjalan menuju meja makan.

"Papah nanya aku punya kuping atau tidak?, oh mungkin semenjak Papah punya istri baru lupa dengan keadaan anak sendiri!"

Papah Riko tampak geram mendengar perkataan yang Diandra ucapkan. "Lancang sekali kau Diandra!!" bentak Papah Riko.

"Mas Sudah!" mamah Hana menarik paksa Papah Riko untuk Duduk.

"Aku manusia, aku punya hati, aku bersikap sesuai perasaan hati!" ucap Diandra.

Papah Riko duduk kembali di kursi makan, ia berusaha menstabilkan emosi yang meluap di dada. tampa berkata-kata, Diandra membalikkan badan lalu ia berjalan menuju pintu rumah.

"Sabar Mas, Diandra masih butuh waktu untuk menerima dan mengerti semuanya." Mamah Hana mengelus pelan punggung Papah Riko.

"Hufttt, maafin sikap Diandra yah," ucap Papah Riko.

"Iya Mas," ucap Mamah Hana.

Di luar rumah, Diandra sedang duduk termenung di atas motor Vespa Matic kesayangannya. Sedikit pertengkaran yang terjadi beberapa saat yang lalu antara Diandra dengan Papahnya, membuat mood Diandra sedikit kacau.

Diandra mengembuskan nafas pelan sambil mengusap wajahnya. "Huuftt."

Setelah merasa sedikit tenang, Diandra memakai helm dan menyalahkan mesin motor.

BBRRUMM!!! BBRRUMM!!

Perlahan Diandra menakan pedal Gas, motor pun mulai bergerak menyusuri jalan kompleks menuju jalan raya yang mengarah ke SMA Mandala.

--0--

Misya melangkahkan kakinya dengan cepat menyusuri trotoar. Wajahnya tampak sangat khawatir, karna SMA Mandala memiliki peraturan jika ada Siswa ataupun Siswi datang lewat dari jam 07.05, maka seluruh Siswa dan Siwi yang terlambat tidak dapat masuk ke dalam sekolah.

"Pak! ... pakk! Jangan di tutup dulu!" ucap Misya sambil menahan pintu gerbang yang akan di tutup oleh Pak Surata Guru BP SMA Mandala.

"Eh Neng Misya tumben telat?, biasa- nya kamu datang paling awal," ucap Pak Surata.

"Hehe iya nih Pak tadi bangunnya agak telat. Pak plise saya boleh masuk sekali ini aja saya telat, besok-besok enggak akan lagi janji deh," ucap Misya sambil tersenyum kuda di hadapan Pak Surata.

Pak Surata berfikir sejenak, apakah ia akan meberikan Misya masuk atau ia mengikuti peraturan yang sudah berlaku.

"Pak, Please," ucap Misya memohon.

"Hemm, oke kamu boleh masuk tapi lain kali jangan telat lagi," ujar Pak Surata.

"Makasih Pak, Makasih," Misya mencium tangan Pak Surata, lalu ia langsung bergegas masuk ke dalam sekolah.

Pak Surata tersenyum melihat Misya yang kini sudah pergi menjauh, sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Perasaan hati Misya sudah tenang karna ia sudah berada di dalam sekolah, baginya datang terlambat sampai tidak bisa masuk ke dalam sekolah adalah hal yang sangat buruk dan haram jika ia lakukan. Saat Misya melewati ruang Guru, terdengar Buk Diah memanggil.

"Misya sinih sebentar," panggil Buk Diah.

Mendengar Buk Diah memanggil, Misya langsung menghampiri Bu Diah. "Iya ada apa Buk?"

"Neng Ibu minta tolong boleh kan?" tanya Buk Diah.

"Oh tentu boleh dong Buk," ucap Misya sambil tersenyum.

"Kelas kamu jam pertama Ibu yang ngajar sebelum itu Ibu mau minta tolong, kamu bawa tumpukan kertas bekas ini ke belakang gedung sekolah, kamu taruh saja di tumpukan buku bekas yang lain!" seru Buk Diah.

"Baik Buk sinih kertas bekasnya," pinta Misya.

"Nih." Buk Diah menyerahkan sebuah kardus mie instan yang berisi tumpukan kertas bekas di dalamnya.

Misya mengambil kardus yang Buk Diah berikan. "Oh iya Misya, nanti kalu sudah kamu langsung masuk kelas yah." sambung Buk Diah.

"Oh iya Buk." Misya membalikkan badan, lalu ia berjalan menuju ke belakang sekolah.
.
.
.

BRAAKK!!!

Misya menaruh kardus yang ia bawa di atas tumpukan buku-buku bekas yang tersusun rapih di tepi tembok belakang sekolah. Misya melihat sekeliling area tempat ini, berbagi macam benda-benda tidak terpakai seperti kursi, meja, buku-buku, patung-patung peraga biologi, memenuhi tempat ini.

"Dahh, sekarang tinggal masuk ke dalam kelas." ucap Misya sambil membalikkan badan.

GEDEBUK!!

"AWWW!!"

Baru empat langkah berjalan seketika Misya terkejut saat mendengar suara seseorang meringis kesakitan, sontak Misya langsung membalikkan badan.

"Ehh?"

--0--

Motor Vespa Matic milik Diandra sedang melaju pelan menyusuri jalan yang mengarah ke SMA Mandala. Diandra tampak fokus menyetir, karna jalanan pada pagi hari ini ramai dilalui kendaraan.

Setelah beberapa menit mengendarai motor, Diandra membelokkan arah motornya ke dalam sebuah Gang yang mengarah ke warung Hasad tempat anak-anak SMA Mandala biasa berkumpul.

TTRREERRRRRTTT!!

Setelah memarkirkan motor dengan rapih di depan rumah Budeh Hasad, Diandra berjalan menuju depan Warung.

"Dehh tumben sepi banget?" tanya Diandra sambil duduk di sebuah bangku kecil.

"Pada udah masuk Draa," ucap Budeh Hasad.

"Lahh tumben, terus Danu sama Karin?" tanya Diandra kembali.

"Yaa udah masuk juga," jawab Budeh Hasad.

"Hemm, tumben pada masuk duluan, pada kesurupan masal kali yah."

"Terus kamu engga masuk Dra?"

"Hemm, masuk aja deh. Kalo ada Danu mungkin saya nongkrong di sini."

"Ya udah buru masuk gih Draa, sudah jam tujuh lewat nanti kamu engga bisa masuk loh."

"Tenang ada jalan rahasia."

"Jalan rahasia?" ujar Budeh Hasad menyelidik.

"Hehe ada deh, Budeh titip motor yah."

"Iya, jangan lupa di kunci motornya."

"Udah kok." Diandra berjalan menuju belakang gedung SMA Mandala.

Sesampainya Diandra di belakang gedung SMA Mandala, Diandra langsung mengambil sebuah tangga kayu yang tergeletak di tanah dan menyandarkannya ke dinding tembok.

TREEGG!!

Setelah merasa posisi tangga sudah pas, Diandra dengan langkah pelan menaiki satu persatu anak tangga untuk melewati tembok belakang gedung sekolah.

Diandra langsung melompat saat ia sudah sampai di sisi atas tembok, suatu hal yang di luar dugaan Diandra terjadi. Posisi saat ia mendarat tidak dalam keadaan sempurna, Diandra terjatuh dengan kepala terlebih dahulu membentur tanah.

GEDEBUK!!

"AWWW!!" Diandra meringis kesakitan.

beberapa langkah dari posisi Diandra tersungkur, Misya tampak sangat terkejut sambil menatap Diandra.

"Ehh?"

Perlahan Diandra berusaha bangkit sambil memegangi dahinya. Misya langsung menghampiri Diandra lalu ia berusaha membantu Diandra berdiri.

"Diandra?, perasaan tadi kamu engga ada di tempat ini deh." ucap Misya.

"Ssshhh." Diandra masih sedikit meringis merasakan sakit di kepalanya.

"Ehh kepala kamu berdarah." Misya melihat kening Diandra sedikit berdarah akibat terjatuh.

Dengan keadaan kepala sedikit pusing, Diandra menyentuh bagian keningnya yang berdarah.

"Oh shit!" ucap Diandra saat melihat sedikit bercak darah ditangan nya.

"Kita keruang UKS." ajak Misya sambil mearik tangan Diandra.

"Ehh engga usah." Diandra menahan tangan Misya.

"Sshh!! kamu tuh aneh yah kepala terluka gitu malah engga usah." Misya menarik paksa tangan Diandra.

"Ehhh." Dengan terpaksa Diandra mengikuti gerak langkah kaki Misya yang mengarah ke ruang UKS.

.
.
.

Saat ini di ruang UKS, Misya sedang berdiri di sisi tempat tidur sambil mengobati kening Diandra yang terluka.


"Sssh aww, pelan-pelan." Diandra menepis tangan Misya yang sedang menempelkan hansaplast di keningnya.

"Ihh tahan dikit, bocah tukang onar seperti kamu tuh harusnya bisa nahan sakit. Hemm lagian siapa suruh mau bunuh diri,
yang mati aja pingin hidup lagi yang sakit pingin sehat, lah kamu malah sebaliknya," ucap Misya.

"Hehh! Siapa yang ingin bunuh diri!"

"Lah terus apa?, oh mungkin kamu seperti lagu nya CJR. Kau bidadara jatuh dari surga di hadapan ku ... oh yee, gitu?"

Diandra sedikit tersenyum melihat tingkah Misya. "Hehe ternyata lu mempunyai sisi oyot juga yah."

"Yaa sekarang gini aja, aku barusan habis naruh kertas di belakang sekolah dan aku
enggak melihat kamu berada di sana."

"Dahh engga usah dipikirin, nanti sampai rumah senyum-senyum sediri lagi."

"Dih malah GR, sudah sekrang kamu hati-hati lukanya jangan terkena apa-apa dulu lukanya," ujar Misya sambil menaruh kotak P3K di lemari ruang UKS.

"Dah aku mau masuk kelas, sudah lewat dua puluh menit jam pelajaran pertama." Misya melangkah keluar ruangan UKS.

"Nanti gua terakhir es cendol yah?" ajuh Diandra sambil tersenyum jahil.

"Engga usah." tolak Misya.

"Eh atau mau gua teraktir seblak Edun?"

"Cukup berterimakasih."

"Sama-sama."

"Ggrrr!" Karna kesal. Misya berjalan meninggalkan Diandra sediri di ruang UKS, Diandra tersenyum saat Misya sudah pergi meninggalkannya.

--0--

Suasana kantin sekolah SMA Mandala saat ini sedang ramai oleh Siswa dan Siswi yang sedang membeli makanan
dan minuman yang dijajakan, akan tetapi ada beberapa orang siswa yang hanya sekedar duduk-duduk.


Di depan lapak kios Syomai AA Ibud
yang berada di pojok sebelah kanan kantin, tampak tujuh orang Siswa dan Siswi kelas XII IPS1 sedang bercanda riang.

"Dasar Bocah kentang!"

"Yaaa!"

"Gue yang engga ngerjain PR, lu yang di hukum!"

"Yaaa!"

"Lu yang PDKT, jadiannya sama gua."

"Yaaa!"

"Bocah oncom!"

"Yaa!"

"Gue yang makan, lu yang bayar!"

"Yaa!"

"Dasar Jones!"

"Yaa!"

"Item, dekil, bau, buluk, idup lagi!"

"Yaaa!"

Seluruh Siwa dan Siswi yang sedang jajan dan yang baru akan jajan, serempak melirik kearah kerumunan anak XII IPS1. Caca dan Rido yang sedang duduk berhadapan dibangku kantin, tampak sangat terganggu dengan suara tertawaan dan kegaduhan yang mereka ucapkan.

"Bocah alay!" rutuk Caca sambil mantap sinis.

"Barin generasi micin seperti mereka berekspresi." ucap Rido sambil memasukan beberapa buku yang ia
taruh di kursi kantin ke dalam tas jinjing yang ia bawa.

"Pindah yuk!" ajak Caca sambil memegang tangan Rido.

"Pindah ke mana ... ke perpus?,
bosen ah sepi. Mending di sini
enak banyak orang," ujar Rido.

"Iya tapi aku keberisikan, mau ngobrol sama kamu jadi enggak fokus." ucap Caca.

"Dah disini aja."

Caca berdiri, lalu ia berjalan menghampiri Rido dan menarik paksa tangannya. "Ishhh udah Yukk."

"Ehhh ehh." Dengan langkah sedikit gelagapan dan sambil memeluk dua buah buku, Rido mengikuti gerak langkah Caca yang berjalan di depan- nya. Tampa Rido sadari, sebuah buku Biologi tertinggal di bangku yang ia duduki.

Tak berselang lama Caca dan Ridho pergi, terlihat Diandra dan Karin sedang berjalan beriringan menuju ke arah kantin.

"Lain kali lu hati-hati Dra jangan sampai seperti ini lagi," ucap Karin.

"Iya bawel," ucap Diandra.

Diandra dan Karin memilih tempat
yang beberapa saat yang lalu Rido
dan Caca tempati. "Dra mau jus engga?" tanya Karin.

"Boleh tapi bayarin yah." jawab Diandra.

"Iya gua bayarin, mau jus apa?" tanya karin kembali.

"Jusssttru itu gua bingung mau jus apa haha."

"Yeeee, malah bingung."

"Samain aja deh."

"Yaudah. Budehh pesan jus mangga
dua." teriak Karin ke pada penjual
es yang berada persis di sebelah kios pedagang siomay.

"Oke neng tunggu sebentar." jawab pejual minuman.

"Hahahahaha!"

Diandra sedikit terganggu dengan
suara gaduh canda gurau anak kelas XII IPS2. "Woyy bocah mecin bubar-bubar, brisik aja lu pada!" ucap Diandra sambil melangkah kearah kerumunan anak-anak kelas XII.

Melihat Diandra sedang berjalan menghampiri mereka, serempak
anak-anak kelas XII langsung pergi membubarkan diri. "Kabur ... Kaburr."

"Brisik aja!" bentak Diandra sambil duduk kembali di kursinya.

"Gua heran kenapa anak-anak pada takut sama lu Dra." ucap Karin.

"Tau mungkin mereka mikirnya gua Sumanto kali, si manusia kanibal."

"Iya makanya suka makan temen hihi!." Ledek Karin sambil tersenyum.

"Haha engga lah cuman becanda, yaa mungkin karna gua dijuluki si tukang onar."

"Tidak ada istilah si tukang onar. Yang ada, lu hanyalah seorang remaja yang sedang mecari jati diri, melakukan tindakan sesuai perasaan hati." ujar
Karin.

"Sok tau."

"Gua berteman sama lu sudah lama, dan gua tau semua tindakan dan kelakuan lu ada sebabnya. Tapi ada suatu hal dalam hati lu yang gua engga tau."

"Apa?" tanya Diandra.

"Eeee ... engga deh, biar menjadi misteri haha." ucap Karin.

"Gaje lu." ucap Diandra.

"Hehe." Karin terkekeh dihadapan Diandra.

Setelah dua menit menunggu, budeh pejual jus datang mengantarkan dua
cup jus pesanan Karin. "Ini jus nya."

"Makasih Budeh." ujar Karin menyerahkan uang sepuluh ribu.

"Ia sama-sama." Budeh penjual jus melangkah kembali ke dalam kios.

Karin memberikan jus kepada Diandra. "Nih."

"Thanks, Awkarin haha." ledek Diandra.

"Dihh." Kari menatap sinis ke arah Diandra.

Saat Karin akan meminum jus, raut wajahnya berubah bingung saat ia
melihat kearah bangku yang berbeda
di sampingnya.

"Ehh buku siapa nih?"

"Coba gua lihat." pinta Diandra.

"Nih." Karin meberikan buku yang
ia temukan.

Diandra mengamati dengan serius buku yang ia pegang. Saat Diandra membuka satu persatu lembar, tiba-tiba ia tersenyum saat melihat coretan pensil yang berada di tiga lembar terakhir halaman buku.

Misya sikutubuku cantik, yang sangat suka permen lolipop.

"Heh kenapa senyum-senyum gitu?" tanya Karin.

"Gua tau ini buku punya siapa," jawab Diandra.

"Punya siapa emangnya?" tanya
Karin kembali.

Diandra bangkit, lalu ia berjalan ke arah samping kiri Karin.

"Dah lu balik duluan aja ke kelas, gua mau pergi dulu," ujar Diandra.

"Hah pergi kemana?" Saat karin bertanya lagi, Diandra sudah berlari sambil membawa buku.

"Dah lu balik ke kelas." pekik Diandra sambil berlari.

"Heii Dra!" Karin menatap bingung
ke arah Diandra yang sudah pergi meninggalkannya.

--0--

Suasana kelas XII IPA1 saat ini tampak sudah dipenuhi oleh Siswa dan Siswi. Lima menit lagi bell yang menandakan waktu istirahat sudah selesai akan berdering.

Di antara Siswa dan Siswi sedang berbincang ria, Misya terlihat sangat serius mengerjakan soal PR yang akan dikumpulkan besok.

"Ini dibagi akar kuadrat ini jadi ee ... " Gumam Misya sambil mencoret-coret selembar sobekan kertas.

Di luar kelas, Siswa yang terkenal jahil dan nakal di sekolah yaitu Diandra, sedang berjalan santai sambil membawa sebuah buku di tangan kirinya dan sebuah TOA di tangan kanannya, menuju karah kelas XII IPA1.

Siswa dan Siswi Kelas XII IPA1 bingung melihat Diandra masuk ke dalam kelas sambil membawa TOA. Diandra berdiri
di depan kelas dan menatap ke arah sekeliling ruangan kelas.

NNGGINNGG!!

"Yaa mungkin kalian bingung tujuan gua ke sini mau ngapain, dan jika diantara kalian berfikir bahwa gua datang hanya untuk membuat rusuh itu salah, apalagi mau ngajakin kalian Demo." pekik Diandra menggunakan TOA.

Di saat anak kelas XII IPA mengalihkan pandangan dan perhatian kearah Diandra, Misya tidak memperdulikan suara orang yang sedang berbicara di depan kelas, ia fokus mengerjakan soal-soal PR.

"Diantara kalian ada yang merasa kehilangan buku?" tanya Diandra.

"Ini bukunya." sambung Diandra memperlihatkan buku Biologi ke arah teman-teman sekelas Misya.

Seluruh anak kelas XII IPA serempak menggelengkan kepalanya sambil menatap bingung ke arah buku yang Diandra pegang.

"Yakin enggak ada yang ngerasa kehilangan buku ini?" tanya Diandra kembali.

Semua anak kelas XII IPA saling berpandangan dan berbicara satu dengan lainnya. Diandra menatap ke arah bangku yang Misya duduki, Diandra tersenyum lalu berjalan menghampiri Misya.

Sesampainya Diandra di samping bangku yang Misya dududki, Diandra mengarahkan TOA persis ke telinga Misya.

"HALLO!!"

Sontak Misya terkejut mendengar suara TOA yang hampir membuat gendang telinganya pecah. Misya menoleh dan menatap wajah Diandra dengan kesal. "Sumpah, ada yah Siswa yang paling ngeselin seperti kamu!"

"Hehe Kaget?" tanya Diandra.

"Udah tau nanya, jadi manusia iseng dan kurang kerjaan!" Misya sangat kesal atas ulah Diandra yang membuat ia sangat terkejut.

Diandra mendekatkan wajahnya ke arah Wajah Misya. "Nyimak engga apa yang tadi gua sampaikan?" tanya Diandra kembali.

"What?" Misya balik bertanya.

"Hemm gini, lu ngerasa kehilangan buku engga?" Diandra mengulangi pertanyaan nya.

"Kehilangan buku?, engga tuh," ujar Misya.

"Yakin?, tapi gua rasa buku ini punya lu." Diandra menyerahkan buku yang ia pegang ke pada Misya.

Misya menatap bingung ke arah buku itu. Perlahan ia mengambilnya lalu membuka untuk satu persatu lembar bagian depan buku.

Setelah memperhatikan dengan teliti, Misya menyadari buku yang diberikan Diandra adalah buku yang ia pinjamkan ke pada Caca.

"Ehh ini buku aku kok bisa sama kamu?, hayoo kamu jahil lagi yah ngambil buku ini!" tuduh Misya menatap serius wajah Diandra.

"Heii, bukannya berterimakasih! gua udah nemuin buku ini di kantin dan langusng gua pulangin, malah dituduh seperti ini. Andai diri lu seekor nyamuk, ingin gua tepuk lalu gua hembus ... hhuuuffttt." Diandra menyangkal tuduhan yang Misya katakan.

"Hah nemu buku ini di kantin?" ujar Misya dengan herannya.

"Iya, makanya masih muda jangan pikun!, untung buku yang ketinggalan kau saja uang, yaa pasti gua ambil hehe."

"Pasti Ridho atau Caca yang ningalin buku aku di kantin." ucap Misya di dalam hati.

"Heii Hallo malah bengong." Diandra melambaikan tangan di hadapan wajah Misya.

Dari arah pintu masuk, Pak Dadang guru olahraga SMA Mandala masuk ke dalam kelas. Sontak seluruh teman-teman Misya langsung diam dan duduk di bangku masing-masing.

"Heehh pindah ke belakang." seru Diandra ke pada Tia teman sebangku Misya.

"Loh?" Tia sangat bingung karna Diandra menyuruhnya pindah ke bangku belakang kelas.

"Udah cepet!"

Dengan berat hati, Tia mengikuti perintah Diandra. Tia berdiri dan pindah, melihat Diandra menyuruh Tia pindah bangku dan Diantara tiba-tiba duduk disampingnya, membuat Misya tampak bingung dan kesal ke pada Diandra.

"Heh kamu kenapa duduk disini?" sambungnya. "husss sana balik ke kelas kamu!" seru Misya.

"Suka-suka gua dong," ujar Diandra.

"Iisshhh." Misya merasa sangat kesal, serasa ingin mencubit Diandra sangat kencang.

Diandra hanya tersenyum sejenak kearah Misya kemudian ia mengalihkan pandangan kearah depan kelas.

"Yaa anak-anak kali ini kita tidak akan praktik di lapangan, akan tetapi kalian mengerjakan soal LKS halaman Empat puluh," kata Pak Dadang yang duduk di bangku guru.

Mendengar perintah Pak Dadang, serempak seluruh Siswa dan Siswi mengeluarkan LKS dari dalam Tas.

"Eh ngomong-ngomong kamu kok bisa tau buku ini punyaku?" tanya Misya sambil mengeluarkan LKS.

"Gua seorang peramal," jawab Diandra.

"Engga percaya!" ujar Misya.

"Oh perlu bukti?, nih gua tau permen apa yang paling lu suka."

"Apa?"

"Permen Lolipop."

Misya sedikit terkejut karna Diandra mengetahui permen yang paling ia suka. "Ehh."

Pak Dadang yang sedang duduk di kursi guru, tiba-tiba bangkit dari kursi saat menyadari ada seorang murid yang bukan bagian dari kelas XII IPA duduk di samping Misya.

"Heii kamu yang duduk di sebelah Misaa, sinih maju." printah Pak Dadang.

Misya bergumam. "Nama saya Misya kali Pak."

Diandra langsung berdiri dan berjalan menuju ke depan kelas.

"Mandra kamu ngapain di sini?,dan ini juga saya cariin ternyata TOA di ruangan saya sama kamu." ucap Pak Dadang mengambil TOA dari tangan Diandra.

Diandra menatap sekeliling ruangan kelas sambil melebarkan ke dua tangannya. "Saya sedang silahturahmi sama anak-anak kelas ini, iya kan Guys?"

"Halah alasan kamu, dah sanah balik kekelas kamu!" seru Pak Dadang.

"Dah silahturahminya kita sambung next time yah." Diandra melambaikan tangan kearah Misya lalau berjalan menuju pintu keluar.

"Bocah aneh," celetuk Misya.

Setelah Diandra sudah pergi, Pak Dadang berjalan menuju ke depan kelas.

"Anak-anak itu pentingnya bagi kalian agar tidak mengonsumsi makanan yang terlalu banyak mengandung zat Micin, nanti kelakuan kalian seperti si Mandra itu," ucap Pak Dadang.

"Diandra Pak!" sanggah seluruh Siswa dan Siswi.

"Iya itulah, pokoknya ingat pesan Bapak," ujar Pak Dadang sambil membalikkan badan lalu ia kembali menuju meja Guru.

Membayangkan ulah Diandra sejak tadi pagi, membuat Misya mengelang-gelengkan kepala sambil mengusap pelan Dahinya.

--0--

Bell pulang sekolah sudah berdering sepuluh menit yang lalu, para murid
sudah banyak yang pulang. Akan tetapi lain halnya dengan Misya, ia masih tampak memilih beberapa buku yang akan ia pinjam dari perpustakaan. Buk Ambar, petugas perpustakaan masih
setia menunggu Misya yang sedang memilih buku. Setelah menemukan buku yang ia cari, Misya berjalan menghampiri Buk Ambar.

"Ada lagi buku yang kamu perlukan?" tanya Buk Ambar saat Misya berdiri di hadapannya.

"Sudah Buk." jawab Misya sambil menyerahkan dua buah buku.

Buk Ambar tersenyum sambil mendata buku yang akan Misya pinjam.

"Nih bukunya dan ini kartu kamu peminjaman buku. ingat jangan sampai hilang kartunya," ujar Buk Ambar.

Misya mengambil buku dan kartu yang Buk Ambar berikan sambil tersenyum. "Iya baik Buk."

Setelah medapatkan buku yang ia
pinjam, Misya berjalan pelan ke luar
ruang perpustakaan. Saat Misya
melewati raungan OSIS, terdengar
suara Caca memanggil.

"Misya tunggu!" pekik Caca sambil berjalan menghampiri Misya.

Sontak Misya Menghentikan langkahnya karna mendengar suara Caca memanggil.

"Syaa gue kira lu udah pulang." ucap Caca.

"Eh Ca, belum kok soalnya aku abis dari perpus." sahut Misya.

"Ehh gini, sumpah gue sebenarnya mau ngomong sesuatu tapi gue engga enak banget mau ngomongnya." ujar Caca.

Misya menatap bingung ke arah
Caca. "Ada apa sih ngomong aja?"

"Sorry yah buku lu yang gua pinjam hilang, udah berusaha kita cari namun engga ketemu. Tapi tenang yah Syaa nanti abis rapat OSIS gue sama Rido mau ke toko buku, nyari buku yang sama buat ganti buku lu yang hilang." ucap Caca.

"Engga perlu Ca." ujar Misya.

Caca tampak bingung mendengar penolakan Misya. "Hah kenapa?"

"Bukunya udah ada di dalam tas aku." kata Misya.

"Lah kok bisa sudah ada sama lu bukunya?" ucap Caca terheran-heran.

"Nanti malam kamu bisa keluar kan?" tanya Misya.

"Iyaa bisa," jawab Caca.

"Berhubung Mamah aku lagi pergih dan pulangnya kemungkinan malem banget, kamu temenin aku yah di toko, nanti aku jelasin kenapa buku ini bisa sama aku," pinta Misya.

"Iyaa boleh, yaudah nanti malam gue datang ke toko roti Mamah lu," ucap Caca.

"Oke. Ca aku balik duluan yah, pokoknya aku tunggu," ucap Misya.

"Siip," kata Caca.

"Bye," ucap Misya.

"Bye Lolipop kuhh." balas ucap Caca
sambil melambaikan tangan.

Mereka pun berpisah. Caca masuk ke dalam ruangan OSIS, sedangkan Misya berjalan santai menuju pintu gerbang sekolah.

--0--


A/N : Thanks yang sudah baca Chapter 4 cerita ini. Tulis di komentar jika ada yang ingin dikomentari, and maaf kalau updatenya lama. Jangan lupa Like nya juga yah Guys, dukung terus ceria ini agar berkembang untuk kedepannya.

"Happy Reading :) ."
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd