Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT Beauty and the street S1&S2 - Update TAMAT

Chaos222

Guru Semprot
Daftar
24 Sep 2014
Post
557
Like diterima
4.930
Lokasi
Seoul, south korea
Bimabet
Beauty and The Street


Note:
1. Cerita ini hanya fiktif belaka namun diambil dari beberapa kejadian viral di sekitar nubi
2. Update dua/tiga kali seminggu.
3. Berhubung pengetahuan mulustrasi nubi berkurang silahkan saran mulustrasi artis yang ingin suhu lihat di cerita ini. Indo/Asia diutamakan. No Artis barat
 
Terakhir diubah:
episode 1



Nina​

Musik dibunyikan. Lampu menyorot kepanggung. Dua gadis berjalan ke tengah panggung, bugil, mempertontonkan tubuh indahnya ke semua penonton. Semua mata tertuju pada mereka. Ada yang duduk ada yang berdiri.



Dua gadis itu mulai menari. Sebuah tarian yang sexy, sekaligus menantang, yang memanjakan setiap mata yang melihat mereka. Sekilas dua gadis itu tampak sama. Rambut mereka sama-sama hitam. Tinggi mereka pun sama. Kulit mereka sama-sama putih dan mereka sama-sama sexy dan cantik. Mereka dua primadona di strip club itu (bar telanjang)



Semua mata tertuju kepada mereka berdua. Mereka semua diam tak bersorak karena kedua primadona itu berhasil menyita seluruh perhatian mereka. Beberapa meraih kantung mereka dan mulai merekam adegan dance yang sexy itu dengan kamera mata-mata mereka. Ada yang baru tiba di club dan langsung berdiri di depan panggung menyaksikan tarian mereka yang sangat membius.



Gadis-gadis yang lain pun muncul dari belakang panggung. Mereka menari bersama. Panggung semakin meriah. Dua gadis itu turun dan mulai menggoda penonton di hadapan mereka secara langsung. Mereka menari di pangkuan pria yang memanggil mereka lalu menari sambil meneguk whisky yang diberikan kepada mereka. Kedua primadona itu mundur meninggalkan panggung. Setelah tarian yang sexy itu, masih telanjang bulat mereka berjalan ke sebuah kamar, di mana seorang pria telah menunggu untuk menikmati tubuh mereka.





Beberapa tahun yang lalu.

Mobil Avanza itu berhenti di depan hotel Imperium. Hotel yang saat itu masih berusia 5 tahun. Ada pos polisi tepat di depan hotel itu. Biasanya ada sekitar 2 sampai 4 polisi yang bertugas di sana dari jam 6 pagi sampai jam 6 sore. Atau mungkin lebih di hari tertentu.



Wanita muda itu turun dari mobil. Ia memakai masker, hoody putih bergaris hitam dengan resleting, celana hotpants jeans hitam, dan sepatu flat. Dengan buru-buru ia berjalan menuju lobby hotel



“ mbak-mbak, dompetnya jatuh”



Wanita muda itu tak sadar dompetnya terjatuh. Ia beruntung pemuda itu mengingatkannya karena seluruh uangnya di sana



“ ah, makasih ya dek”



Remaja muda itu mengangguk. Wanita itu menunduk dan di sanalah tanpa sadar terlihatlah dengan jelas buah dadanya yang indah. Ia tidak memakai bra. Pemuda itu seketika terdiam.



“ gua suka yang beginian”



Bisik satpam di dekat mereka.



“ makasih lagi ya dek”



Pemuda itu mengangguk dan wanita itu berjalan buru-buru ke dalam.



Wanita muda itu berjalan melewati Xray. Mesin itu berbunyi. Gadis itu diam di tempat dan Satpam berdiri di sana dan mulai menggeledahnya.



“ rejeki gua nih”



Bisik si Satpam. Wanita muda itu hanya diam pasrah. Satpam mesum itu mulai meraba betisnya, lalu naik ke pinggulnya, dan mulai meremasnya. Wanita muda itu sedikit kaget. Satpam itu makin menyukainya. Jemari satpam mesum itu mulai meraba paha bagian dalam hingga sampai ke memeknya. Ia usap memek wanita itu dengan pelan sambil menikmatinya. Wanita itu menepis tangannya dengan kuat namun tak cukup kuat.



Tangan-tangan satpam itu naik dan mulai meraba perut hingga tiba di buah dadanya. Wanita muda itu makin geram. Satpam mesum itu meremas toketnya dengan nafsu di depan semua orang. Sambil tertawa licik, satpam itu meremas bebas toket indah itu yang bahkan tidak dibungkus bra. Hanya diselimuti baju kaos. Ia naikkan kaos wanita itu sehingga terlihatlah dengan jelas sepasang toket indah miliknya. Kedua mata Satpam itu menjelit, menikmati pemandangan toket yang bulat, padat, yang sangat memanjakan matanya. Kesabaran wanita itu habis. Ia layangkan tangannya ke wajah satpam itu dan



“ hap”



Satpam itu menangkapnya dengan santai



“ baik mbak, Silahkan masuk”



Wanita muda itu menatap si Satpam dengan jijik. Ia tundukkan wajahnya dan berjalan menuju lift



“ isss, Pak Slamet kebiasaan”



Ucap gadis muda yang berdiri di lobby resepsionis hotel. Temannya menatap kejadian itu dengan mata berkaca-kaca. Seolah menyimpan rahasia di balik tatapan itu.



Wanita muda itu naik ke lift. Ia menekan lantai 18 dan tak lama pintu lift tertutup. Wanita itu masih geram dengan apa yang terjadi di lobby hotel. Ia kepalkan tangannya dan ia kesal dengan dirinya sendiri, kenapa ia membiarkan pelecehan itu terjadi.



Lift berhenti di lantai 7. Pintu lift terbuka dan tak lama wanita cantik muncul dari balik pintu lift, dengan kimono mandi berwarna merah. Wanita itu tersenyum, menyapanya dengan ramah



“ siang, eh masih jam 11 ya?”



Lalu seorang pria tertawa. Wanita itu ternyata bersama seorang pria. Ia melirik keduanya. Pria itu sepertinya pelanggan/klien si wanita ini.



“ liftnya naik nih, sayang mau ikut naik atau tunggu lift turun?”



Tanya wanita itu ramah



“ emang boleh?”



Tanya pria itu bingung



“ Yah boleh dong, di sini santai aja”



Sahutnya



“ boleh deh”



Keduanya naik ke lift. Pria itu menelan tombol Lobby. Wanita itu menekan tombol 16. Lift pun naik ke lantai atas terlebih dahulu. Mereka saling melirik satu sama lain. Pria itu bersandar di lift sambil memainkan handphonenya.



“ anak baru ya?”



Tanya si wanita berkimono itu. Ia pun mengangguk



“ iya, aku Anina”



Wanita itu menepuk tangannya memberi isyarat kalau ada pelanggan di sana. Pria itu menoleh namun segera membuang mukanya



“ ah gitu. Cantik ya. Aku Mina”



Mina​


Mina menjulurkan tangannya. Ia tertawa kecil seolah memberi isyarat jika itu bukan nama Aslinya.



“ ah iya iya”



Mereka berdua tertawa kecil. Lift tiga di lantai 16. Pintu lift terbuka dan Mina mulai berjalan keluar.



“ aku duluan ya. Dah Mas Rizki, dah sayang”



“ ah iya Mina”



Mina keluar dari lift. Lift itu kembali tertutup. Pria itu tidak berhenti menatap Nina. Ia melihat Nina seperti elang menatap mangsanya.



“ anak baru?”



Tanyanya



“ iya Mas”



Jawab Anina ramah.



“ baru datang hari ini?”



Anina mengangguk kembali.



“ iya mas”



Jawabnya sambil tersenyum malu. Ia baru dilecehkan di lobby beberapa menit lalu. Ia melihat jelas kontol pria itu tegang, dan bercap jelas dari balik celananya. Anina menjaga jarak, takut ia akan dilecehkan lagi di lift itu. Untungnya pintu lift segera terbuka



“ saya duluan mas”



“ ah iya iya”



Anina segera melangkah keluar dari lift. Ada dua satpam berjaga di sana. Mereka langsung melirik Anina dengan nafsu. Anina berjalan ke front desk, di mana seorang wanita sudah berdiri menunggunya



“ mbak Anina ya?”



Sapanya



“ ah iya”



Jawab Anina,



“ Silahkan ke ruang tunggu mbak, yang lain udah nunggu”



Anina masuk ke ruang tunggu. Ada 4 wanita lain di dalam. Tiga masih sangat muda, hanya satu yang mungkin seumuran dengannya. Anina lalu duduk, dan menunggu dua orang lagi yang akan datang ke sana.



Anina menunggu sekitar 15 menit. Mereka saling menyapa. Tiga sekawan yang masih muda itu namanya Indri, mayang dan Siti. Dan yang seumuran dengan dia namanya Indah. Tiga sekawan itu asli betawi sedangkan Indah asli dari Bandung. Anina berbohong ia dari Jawa tengah, padahal ia merantau dari Lampung. Anina tidak tahu apakah mereka jujur atau juga berbohong.

Indah



Dua orang masuk ke ruang tunggu. Mereka duduk di sebelah Anina dan mereka memperkenalkan diri. Mereka Siska dan Sari. Tak lama seorang Ibu-ibu masuk di temani dua asisten wanitanya.



“ jadi ada 7”



Kedua asistennya mengangguk.



“ Indri”



“ Mayang”



Ia memanggil nama mereka satu persatu. Anina mengangkat tangan ketika ia menyebut namanya.



“ kalian sudah tahu ini tempat apa. Jadi saya rasa, saya ga perlu kasih tahu apa pekerjaan kalian di sini”



Mereka mengangguk. Mereka sudah tahu pekerjaan mereka ketika datang ke hotel itu. Rata-rata mereka diajak teman mereka yang sudah bekerja di hotel itu. Tapi berbeda dengan mereka semua, Anina wanita baik-baik. Tidak seperti tiga sejoli itu yang terjebak pergaulan bebas, tidak seperti wanita lainnya di sana yang alumni spa dan panti pijat, Anina tidak pernah terjerumus ke dunia itu. Ia dulu wanita baik-baik. Ia hanya seorang istri dan ibu dari seorang pria kecil



“ hoaaah mulusnya”



Anina melepas seluruh pakaiannya di depan mereka semua. Mereka semua terdiam. Bahkan bagi seorang wanita, tubuh Nina sangat indah dan sempurna. Anina tersenyum malu. Ketiga sekawan itu yang paling antusias ketika melihat tubuh Nina.



“ kalo kak Nina wanita baik-baik, kok mau kerja di sini?”



Tanya Mayang. Nina tersenyum dan menjawab



“ pengen aja”



Sari dan Siska tertawa terbahak-bahak. Indah terkejut mendengar jawaban Nina



“ hah?”



Nina membuka Handphonenya dan menunjukkan sisa uang di rekeningnya



“ ini sisa uang di rekening aku. 45 rupiah. Ini uang di dompet aku, tinggal 5 ribu. Aku pengen kerja yang halal kayak kerja pabrik, kerja di kantor, kerja di toko tapi aku ga punya keahlian. Aku hampir seumur hidup kerja di desa. Terus aku denger tempat ini, dan aku, aku mau.”



Mereka semua tertawa, kecuali Indah yang masih terdiam. Ia tidak percaya dengan apa yang ia dengar



“ ya….ampun”



Lirihnya



“ sama kayak Temen kakak aku. Dia ninggalin suaminya buat kerja di tempat kayak gini. Sekarang udah punya rumah, punya mobil. Menurut aku ga ada salahnya sih. Toh dunia itu butuh uang bukan butuh cinta”



Jawab Sari. Ketiga sekawan itu setuju



“ bener banget tuh.”



Mereka mengenakan seragam mereka. Sebuah kemeja tipis, dan celana pendek berwarna muda. Nina melihat di kaca dan putingnya bercap jelas dari balik kemeja. Mereka tidak diperbolehkan mengenakan celana dalam atau bra selama bekerja. Mereka menyimpan pakaian mereka di lemari kecil di kamar mereka, lalu menunggu panggilan untuk bekerja.



Kamar itu kecil dan ada 4 kasur tingkat untuk delapan orang. Ada dua cctv yang mengawasi mereka, bahkan ada cctv di kamar mandi. Mereka diperbolehkan menggunakan hp selama di sana, tapi mereka diperingatkan semua yang mereka ketik dan mereka buka dari handphone, itu diawasi.



“ kasur satu lagi buat siapa tuh? Kita kan cuma bertujuh?”



Tanya Indri. Tak lama seseorang mengetuk pintu



“ permisi,”



Mereka semua menoleh. Nina mengenal wanita muda itu



“ Mina?”



Sapanya



“ Eh ada Nina”



Sahut Mina



“ Wah cantiknya”



Ucap Siti. Mina masuk ke kamar itu dengan tas jinjing dan kopernya.



“ aku pindah ke sini, temen aku banyak yang berhenti. Salam kenal ya, aku Mina”



Dia senior di spa ini. Ia bekerja di hotel ini sejak hotel ini baru dibuka. Sebelumnya ia bekerja di PPUT kecil, lalu di ajak bekerja ke hotel ini oleh pelanggannya.



“ waduh, jadi mbak udah berumur dong?!”



Ucap Sari. Mina menggeleng kepala



“ ga kok, aku seumuran dengan Anina. Aku pertama kali kerja kayak gini waktu seumuran kalian”



Mina sangat ramah. Mereka menutup pintu lalu mulai mengobrol. Mereka bertukar instagram. Mina juga bercerita ia dulu bekerja sebagai terapis sambil kuliah dan sekarang ia sudah sarjana.



“ aku pengennya berhenti sih dari dunia kayak gini. Aku pengen hidup normal. Ga kehitung udah berapa cowok, suami orang yang aku puasin. Tapi ya kalian tahu sendiri, cari kerja hari gini itu susah. Akhirnya aku terjebak di dunia ini”



Mina terapis tertua di spa itu. Tapi dengan datangnya Anina, sepertinya Anina menjadi terapis tertua di sana. Mina seolah tidak percaya Anina mau bekerja di tempat seperti itu. Apalagi ketika Anina bercerita ia punya anak dan suami.



“ ga masalah kok, rencananya aku mau ngaku janda di depan pelanggan.”



Ucap Anina



“ bukan gitu maksud aku. Tapi,”



Mina ingin mengatakan sesuatu namun ia membatalkannya.



“ gapapa kok, salam kenal lagi ya Anina”



Mina dan Nina. Sama-sama cantik, sama-sama sexy, sama-sama sempurna di mata setiap pria yang memandangnya. Tapi mereka wanita yang berbeda. Mina, menginginkan kehidupan yang normal, Nina, bosan hidup normal. Ia ingin kehidupan yang lain. Ia ingin kehidupan yang mewah dan glamour, meski ia harus berkorban dengan mengkhianati suaminya dan anaknya. Anina menjual diri di hotel itu, demi mencapai mimpinya.



Mina melihat foto profil Anina. Tidak ada foto Suami atau anak Anina. Hanya foto Anina sendirian. Sekilas Nina terlihat seperti gadis biasa yang belum menikah. Tidak ada yang menyangka ia sudah menikah. Mina tertegun. Ia teringat sesuatu. Ada sesuatu yang lain di kepalanya



“ ah, menikah. Punya suami, punya anak. Masih ada kesempatan gak ya buat cewek kayak aku?”



Karena Mina tahu, bahkan pria paling brengsek di dunia ini menginginkan wanita baik-baik sebagai istrinya. Tidak ada yang mau punya istri wanita murahan. Mina menutup kembali handphonenya. Ia tersenyum lebar lalu istirahat sebentar selagi ia bisa. Ia jarang mendapat jatah istirahat. Ia pejamkan matanya berusaha memulihkan tenaga kembali di tengah kesibukan.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd