Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT Beauty and the street S1&S2 - Update TAMAT

Episode 2​

“ pokoknya, kalian hati-hati sama satpam, staff dan OB di sini. Mereka boleh ramah, tapi mereka bukan temen kalian. Mereka suka kurang ajar. Dan kalau terjadi, ga ada yang berani nolong kalian. Selain, Mami, mereka yang paling berkuasa di sini”



Mina bercerita tentang semua satpam, staff dan OB di hotel itu. Mereka diawasi cctv namun Mina sama sekali tidak takut untuk mengatakan yang sebenarnya.



“ yang bener kak?”



Tanya Mayang. Sari dan Nina hanya terdiam. Nina mengalami pelecehan itu di Lobby. Dan Sari sepertinya juga mengalaminya. Tapi mereka memutuskan untuk diam.



“ iya, satpam di bawah tadi juga kelihatannya mesum banget”



Celetuk Indri. Mina memberitahu ada kurang lebih 99 terapis di spa itu termasuk mereka. Indri, Mayang dan Siti termasuk yang paling muda. Mereka dikontrak bekerja 3 tahun, dan setelahnya mereka boleh resign atau lanjut bekerja di sana.





Lalu pintu kamar itu terbuka. Seorang staff laki-laki masuk sambil memegang tab di tangannya.



“ Angel kerja ya”



Ucapnya



“ Angel?”



Tanya mereka bingung



“ kamu, kamu Angel”



Nina mendapat nama panggung pertamanya. Angel. Ia langsung menyukainya. Ia pun berdiri dan mengambil perlengkapan kerjanya. Nina lalu keluar dan staff itu kembali menutup pintu



“ lihat sendiri kan? Kadang mereka masuk waktu aku ga pake baju, kadang tangan mereka nakal, dan waktu aku ngelawan, malah aku yang di hukum.”



Gerutu Mina.



Nina berjalan ke lift. Ia sebenarnya takut. Itu pertama kalinya ia akan sekamar dan melayani laki-laki selain suaminya. Ia akan dijamah, dipeluk, bahkan dientot oleh pria yang tidak ia kenal. Sekujur tubuhnya gemetar



“ kalo misalnya bapak-bapak hitem atau kakek-kakek reot gimana…”



Gumamnya dalam hati. Ia tidak berpikir sejauh itu. Nina mengambil pekerjaan itu karena ia tergiur uang namun ia tidak menyangka ia berhasil sejauh itu. Ia kini selangkah lagi untuk melayani pria yang tidak ia kenal



Ia turun dari lift menuju lantai 4. Ia berdiri di depan kamar 412. Kamar spa tidak lain adalah kamar hotel yang tidak terpakai. Classic untuk kamar kecil, Deluxe untuk kamar ukuran sedang, dan executive untuk kamar super besar dan mewah. Lantai 4-7 khusus untuk kamar Classic



“ Tok Tok Tok”



Pintu itu terbuka. Angel terdiam. Pipinya memerah. Ketika pintu itu terbuka, ia bertemu dengan sesosok remaja tampan yang jauh lebih muda darinya. Angel justru tertawa malu.



“ kakak…. Ketawa kenapa?”



Remaja itu ikut tertawa malu.



“ ah gak, aku Nina eh Angel”



Angel memperkenalkan diri.



“ ah, aku…. Dino. Panggil Din… aja”



Nina langsung memeluknya. Din terdiam. Nina tertawa senang.



“ udah lama nunggunya? Aku panggil mas boleh?”



Nina langsung bersikap manja. Remaja itu justru makin malu. Ia mungkin baru 18 tahun. Wajahnya tampan, tinggi, tubuhnya ideal, ia sungguh tipe ideal Nina.



“ ah iya… iya”



Jawabnya



“ kok malu-malu? Santai aja. Udah sering ke sini”



Din menggeleng kepala



“ baru sekali ini. Aku ke sini diajak temen”



Jawabnya



“ ah gitu. Sini aku bantu bukain bajunya”



Nina sengaja menggodanya. Ia masih senyum-senyum seperti orang gila. Pipinya semakin memerah. Din, remaja ini, adalah pria idamannya. Pria yang ia tunggu-tunggu seumur hidupnya. Nina berubah dari wanita cuek dan dingin, menjadi seperti remaja genit dan centil.



Nina menunduk dan dengan tak sabar, ia buka boxer Din. Kontolnya semakin mengacung tegang. Nina tertawa kecil. Ia pun berdiri sambil ia elus pelan kontol itu dengan tangannya.



“ ayo cuci dulu”



Nina menganggap pertemuan pertamanya dengan Din seperti malam pertamanya. Ia tuntun Din ke kamar mandi, ia hidupkan shower, lalu ia mulai memandikannya. Din hanya menurut. Ia hanya berdiri diam membiarkan Nina membasuh tubuhnya, meratakan sekujur tubuhnya dengan sabun.



Jemari Nina kembali ke kontolnya. Sambil tersenyum nafsu, Nina meremas kontol Din dan mulai mengocoknya pelan. Din mendesah kecil. Nina tersenyum genit. Ia lepaskan tangannya dari kontol Din, lalu membasuh seluruh tubuhnya dengan air.



“ Ayo tiduran. “



Din membaringkan tubuhnya. Kontolnya yang sudah sangat merah, mengacung tegang di depan wajah Nina. Ia tertawa geli. Selama ini ia hanya melihat kontol suaminya dan Nina sadar, untuk pertama kalinya, nafsu liarnya keluar dari dalam dirinya. Nina suka apa yang ia lihat. Namun ia sangat pintar menyembunyikannya



“ ah Sorry-Sorry”



Ucap Din. Ia mengira Nina malu melihat kontol yang mengacung keras di depan matanya.



“ kok Sorry? Maksud aku, mas tengkurap sana”



Din menengkurapkan tubuhnya. Nina mulai meratakan minyak ditubuh Din dan mulai memijatnya. Din menoleh sedikit ke belakang dan berbisik



“ maaf mbak, boleh…. buka bajunya?”



Nina tersenyum genit. Ia suka pria ini. Ia terlihat polos, malu-malu, tapi sebenarnya ia pria mesum dengan nafsu liar di dalam dirinya. Nina mendekatkan wajahnya dan berbisik



“ boleh, mau bayar berapa?”



Tanyanya



“ pasaran di sini… berapa kak?”



Tanya Din



“ jangan kak dong, panggil Nina aja”



Bisik Nina.



“ ah iya Nina”



Tarif standar untuk ngentot di hotel ini adalah 300 sampai 500 ribu. Biasanya 500 ribu untuk primadona di hotel ini. 100 ribu untuk handjob dan naked massage (pijat bugil) dan 200 untuk blowjob. Nina mengulangi apa yang dikatakan oleh Mina. Ia ingat Mina bercerita kadang hanya dibayar 300 ribu ketika hotel sepi dan ia tidak ada pemasukan.



“ langsung ngentot boleh?”



Tanya Dino malu. Nina tertawa genit. Ia pura-pura malu. Tapi, sebenarnya Ia makin suka pria ini. Ia pura-pura bersikap malu seraya berbisik



“ mana aku mau lihat dulu uangnya”



Itu sebenarnya tidak biasa tapi Din hanya menurut apa yang Nina katakan. Ia raih dompetnya dan memberikan 500 ribu kepada Nina.



“ cukup… Nina?”



Itu uang pertama yang Nina dapat dari pekerjaan ini



“ cukup dong”



Nina mengambil dan menyimpan uang itu di kantung celananya. Nina segera melepas seragam pink tipis yang ia kenakan, lalu melepas celananya. Din mengambil nafas panjang. Ia semakin nafsu begitu melihat tubuh indah Nina. Ia sebenarnya tak sabar ingin menjamah tubuh Nina tapi ia malu. Nina tahu itu.



“ seragamnya panas. Dari tadi aku pengen buka tapi takut kamu ga boleh”



Goda Nina



“ hah? Kalo gitu buka aja seragamnya”



Dan nada bicara Din seketika berubah



“ udah… ga malu lagi nih?”



Mereka sama-sama tertawa.



“ ayo balik lagi badannya”



Ucap Nina. Din membalikkan tubuhnya dan Nina terkejut melihat kontolnya yang semakin bertambah besar. Matanya menjelit. Itu mungkin kontol terbesar yang ia lihat. Kontol yang hampir 2 kali lipat lebih besar dari milik suaminya. Nina genggam batang kontol itu dengan kedua tangannya. Ia menelan ludah, mengetahui kontol itu mungkin mencapai 19cm.



“ maaf, biasanya ga segede itu kok”



Nina mengocok kontol itu dengan tangan kirinya. Dengan nafsu ia dekatkan wajahnya dan langsung mencumbu Din dengan nafsu. Lidah mereka saling beradu. Nina melahap liar bibir Din dan pria muda itu membalas lumatan liar Nina dengan nafsu.



Din meremas pinggul Nina dengan tangan kirinya. Nina semakin nafsu. Ia percepat kocokannya dan terus melahap nafsu bibir dan lidah Nina. Jemarinya, menyusup ke selengakangan Nina. Ia colok memek Nina yang sudah sangat basah. Nina memekik terkejut lalu tertawa terbahak-bahak



“ mas nakal ya”



Din ikut tertawa. Ia mulai liar. Ia colok memek Nina dan melahap lehernya. Wajah Nina memerah. Ia tak sadar melepas tangannya dari kontol Din. Ia menungging pasrah membiarkan Din bermain dengan memeknya. Din melahap putingnya. Nina mendesah keras. Moaningnya terdengar ke seluruh kamar. Nina tak sadar ia mendesah sangat keras ketika Din mengecup Toketnya. Nina pun duduk, menjepit tangan Din dengan kedua pahanya lalu memeluk kepala pria muda itu agar tak beranjak pergi dari toketnya.



Lidah Din turun dan tiba di bibir memeknya. Kini giliran pria itu menungging dan siap menjilati memeknya. Nina membuka memeknya lebar-lebar, memberi Din lampu hijau untuk menjilati memeknya. Ia tidak pernah merasakan kenikmatan senikmat itu. Ia selalu melarang suaminya berbuat sex yang aneh-aneh. Tapi hari itu ia membiarkan pria yang tidak ia kenal menjilati memeknya.



Din mulai menjilati memek Nina. Tubuh Nina semakin menggelinjang hebat. Nina membaringkan tubuhnya di atas kasur. Ia remas kepala Din, mendesah-desah keras sambil menggeleng-geleng kepalanya. Nina meremas kasur itu dengan keras. Ia memekik panjang hingga tak lama, Nina untuk pertama kalinya mencapai puncak kenikmatannya



“ Ahhhhh masssss”



Nina tidak bisa mengendalikan tubuhnya. Kasur itu seketika basah. Cairan orgasme keluar deras dari memeknya. Nina memekik kuat menikmati setiap detik dari momen ternikmat seumur hidupnya. Din semakin nafsu, ia biarkan Nina orgasme hebat dari terus menjilati memeknya.



“ aku malu mas”



Bisik Nina sambil tertawa malu. Din tersenyum nafsu. Nina smirk nakal dan akhirnya berusaha bangkit kembali. Ia cumbu bibir Din dengan nafsu dan mereka pun saling berpelukan. Nina naik ke pangkuan Din dan tanpa kondom, ia masukkan kontol itu sedalam-dalamnya ke dalam memeknya



“ ahhhhh massss, genjot yang kuat”



Din menggenjotnya keras tanpa ampun. Nina menggoyang ganas pinggulnya, menggenjot-genjotkan memeknya dengan liar. Din mendekup Nina dan menggenjotnya kencang. Kedua selangkangan mereka saling bertepuk-tepuk, dan mereka masih terus saling bercumbu. Din meremas kedua buah dada Nina dengan nafsu



“ ohhhh massss, katanya belum pernah ngentot!”



Gerutu Nina. Din menggeleng kepalanya. Nina menetap Din dengan nafsu, mengetahui pria itu ternyata masih perjaka dan Nina wanita pertamanya. Nina kalungkan kedua tangannya di leher Din, membiarkan pria itu meremas toketnya, dan sambil terus mendesah keras, ia genjotkan pinggulnya sekencang mungkin membalas genjotan Din.



Mereka sangat intim seperti pengantin baru. Sangat intim sampai-sampai Nina tak sadar jika Din sudah ejakulasi hebat di dalam memeknya selama lebih dari 10 detik. Mereka terus saling menggenjotkan kemaluan mereka seliar mungkin mengikuti nafsu mereka. Nina memekik kuat dan akhirnya mencapai orgasme keduanya



Nina merasakan memeknya sudah sangat hangat. Ia akhirnya sadar jika Din sudah ejakulasi deras di dalam memeknya. Ia cabut kontol Din dari memeknya dan tertawa begitu sadar pria itu sudah crot dalam memeknya. Nina lalu jongkok sambil menepuk-nepuk memeknya agar sperma itu keluar.



“ ya ampun banyak banget keluarnya.”



Gerutu Nina. Din hanya terbaring lemas. Nina tertawa dan menepuk gemas biji pelir pria itu.



“ maaf…. Nina”



Ucap Din. Kontol itu seketika loyo dan kembali mengecil. Nina pun akhirnya pasrah. Ia baringkan tubuhnya di sebelah tubuh Din lalu memeluk pria itu dengan manja.



“ mas kapan kesini lagi?”



Din terdiam.



“ aku baru masuk kuliah. Aku belum kerja. Jadi, aku mungkin harus nabung dulu”



Din menghabiskan hampir sejuta untuk adegan sex itu. Tapi apa yang ia dapat sungguh tidak ternilai. Nina kembali mengecup bibirnya dengan manja. Mereka pun saling bercumbu mesra di atas kasur yang basah itu.



“ Nina, aku boleh minta sesuatu ga?”



Tanya Din



“ apa sayang?”



Jawab Nina manja. Din ingin mereka berfoto berdua. Nina sebenarnya sangat takut. Ia belum siap. Ia takut Din mengupload foto itu dan kerabatnya melihat.



“ ah aku ga upload kok. Buat kenang-kenangan aja. Aku…. Aku ga pernah ketemu cewek secantik kamu”



Nina tertawa geli



“ gombal”



Nina melihat ktp Din saat ia membuka dompetnya. Din tepat 8 tahun lebih muda darinya. Nina sudah 26 sedangkan Din baru berumur 18 tahun. Mereka pun berfoto mesra.



Mereka sama-sama puas. Nina merasa seperti menikah lagi. Ia membantu Din mengenakan pakaian kembali dan mereka berpelukan sebelum berpisah



“ kamu ga simpen nomor aku?”



Tanya Nina



“ apa boleh?”



Tanya Din. Nina mengangguk. Ia lalu memberikan nomornya kepada Din. Nina punya satu nomor khusus untuk pekerjaan lendirnya. Din tertawa melihat foto imut Nina dengan seragamnya.



“ kalo ke sini lagi harus sama Nina ya! Pokoknya harus! Ga boleh sama cewek lain! Kalo ga Nina marah!”



Din kembali tertawa. Nina sangat pintar berpura-pura manja. Nina memeluknya dan bersandar mesra dipelukan Din. Pria itu berhasil terbius oleh pesona Nina



“ ini buat Nina.”



Din memberinya uang tambahan 300 ribu lagi. Nina terdiam. Raut wajahnya berubah



“ kenapa?”



Tanya Din heran. Nina tersenyum licik. Ia pun berbisik dan bertanya apakah Din mau ngentot sekali lagi dan mereka pun melakukannya. Nina pun menungging dan dengan posisi doggy style, ia membiarkan Din bersenang-senang dengan tubuh indahnya.



“ mbak Nina kenapa senyum-senyum sendiri?”



Nina sudah kembali ke kamarnya. Semua sedang bekerja, hanya Mayang yang belum mendapat giliran. Nina hanya menggeleng-geleng kepal



“ Gapapa kok”



Sahut Nina. Ia menghitung seberapa banyak uang yang ia kuras dari remaja tampan itu. Nina puas lahir dan batin. Dompetnya terisi dan memeknya juga puas. Tak lama staff masuk ke kamar mereka dan Mayang dipanggil untuk bekerja.



“ aku kerja ya mbak”



Nina mengangguk. Nina mau berbaring dan tak lama ia juga dipanggil untuk bekerja kembali.
 
Nina pakek jilbab n gamis gak y
Kali ja pas bulan puasa da yg request begitu pelanggan nya
 
Episode 2​

“ pokoknya, kalian hati-hati sama satpam, staff dan OB di sini. Mereka boleh ramah, tapi mereka bukan temen kalian. Mereka suka kurang ajar. Dan kalau terjadi, ga ada yang berani nolong kalian. Selain, Mami, mereka yang paling berkuasa di sini”



Mina bercerita tentang semua satpam, staff dan OB di hotel itu. Mereka diawasi cctv namun Mina sama sekali tidak takut untuk mengatakan yang sebenarnya.



“ yang bener kak?”



Tanya Mayang. Sari dan Nina hanya terdiam. Nina mengalami pelecehan itu di Lobby. Dan Sari sepertinya juga mengalaminya. Tapi mereka memutuskan untuk diam.



“ iya, satpam di bawah tadi juga kelihatannya mesum banget”



Celetuk Indri. Mina memberitahu ada kurang lebih 99 terapis di spa itu termasuk mereka. Indri, Mayang dan Siti termasuk yang paling muda. Mereka dikontrak bekerja 3 tahun, dan setelahnya mereka boleh resign atau lanjut bekerja di sana.





Lalu pintu kamar itu terbuka. Seorang staff laki-laki masuk sambil memegang tab di tangannya.



“ Angel kerja ya”



Ucapnya



“ Angel?”



Tanya mereka bingung



“ kamu, kamu Angel”



Nina mendapat nama panggung pertamanya. Angel. Ia langsung menyukainya. Ia pun berdiri dan mengambil perlengkapan kerjanya. Nina lalu keluar dan staff itu kembali menutup pintu



“ lihat sendiri kan? Kadang mereka masuk waktu aku ga pake baju, kadang tangan mereka nakal, dan waktu aku ngelawan, malah aku yang di hukum.”



Gerutu Mina.



Nina berjalan ke lift. Ia sebenarnya takut. Itu pertama kalinya ia akan sekamar dan melayani laki-laki selain suaminya. Ia akan dijamah, dipeluk, bahkan dientot oleh pria yang tidak ia kenal. Sekujur tubuhnya gemetar



“ kalo misalnya bapak-bapak hitem atau kakek-kakek reot gimana…”



Gumamnya dalam hati. Ia tidak berpikir sejauh itu. Nina mengambil pekerjaan itu karena ia tergiur uang namun ia tidak menyangka ia berhasil sejauh itu. Ia kini selangkah lagi untuk melayani pria yang tidak ia kenal



Ia turun dari lift menuju lantai 4. Ia berdiri di depan kamar 412. Kamar spa tidak lain adalah kamar hotel yang tidak terpakai. Classic untuk kamar kecil, Deluxe untuk kamar ukuran sedang, dan executive untuk kamar super besar dan mewah. Lantai 4-7 khusus untuk kamar Classic



“ Tok Tok Tok”



Pintu itu terbuka. Angel terdiam. Pipinya memerah. Ketika pintu itu terbuka, ia bertemu dengan sesosok remaja tampan yang jauh lebih muda darinya. Angel justru tertawa malu.



“ kakak…. Ketawa kenapa?”



Remaja itu ikut tertawa malu.



“ ah gak, aku Nina eh Angel”



Angel memperkenalkan diri.



“ ah, aku…. Dino. Panggil Din… aja”



Nina langsung memeluknya. Din terdiam. Nina tertawa senang.



“ udah lama nunggunya? Aku panggil mas boleh?”



Nina langsung bersikap manja. Remaja itu justru makin malu. Ia mungkin baru 18 tahun. Wajahnya tampan, tinggi, tubuhnya ideal, ia sungguh tipe ideal Nina.



“ ah iya… iya”



Jawabnya



“ kok malu-malu? Santai aja. Udah sering ke sini”



Din menggeleng kepala



“ baru sekali ini. Aku ke sini diajak temen”



Jawabnya



“ ah gitu. Sini aku bantu bukain bajunya”



Nina sengaja menggodanya. Ia masih senyum-senyum seperti orang gila. Pipinya semakin memerah. Din, remaja ini, adalah pria idamannya. Pria yang ia tunggu-tunggu seumur hidupnya. Nina berubah dari wanita cuek dan dingin, menjadi seperti remaja genit dan centil.



Nina menunduk dan dengan tak sabar, ia buka boxer Din. Kontolnya semakin mengacung tegang. Nina tertawa kecil. Ia pun berdiri sambil ia elus pelan kontol itu dengan tangannya.



“ ayo cuci dulu”



Nina menganggap pertemuan pertamanya dengan Din seperti malam pertamanya. Ia tuntun Din ke kamar mandi, ia hidupkan shower, lalu ia mulai memandikannya. Din hanya menurut. Ia hanya berdiri diam membiarkan Nina membasuh tubuhnya, meratakan sekujur tubuhnya dengan sabun.



Jemari Nina kembali ke kontolnya. Sambil tersenyum nafsu, Nina meremas kontol Din dan mulai mengocoknya pelan. Din mendesah kecil. Nina tersenyum genit. Ia lepaskan tangannya dari kontol Din, lalu membasuh seluruh tubuhnya dengan air.



“ Ayo tiduran. “



Din membaringkan tubuhnya. Kontolnya yang sudah sangat merah, mengacung tegang di depan wajah Nina. Ia tertawa geli. Selama ini ia hanya melihat kontol suaminya dan Nina sadar, untuk pertama kalinya, nafsu liarnya keluar dari dalam dirinya. Nina suka apa yang ia lihat. Namun ia sangat pintar menyembunyikannya



“ ah Sorry-Sorry”



Ucap Din. Ia mengira Nina malu melihat kontol yang mengacung keras di depan matanya.



“ kok Sorry? Maksud aku, mas tengkurap sana”



Din menengkurapkan tubuhnya. Nina mulai meratakan minyak ditubuh Din dan mulai memijatnya. Din menoleh sedikit ke belakang dan berbisik



“ maaf mbak, boleh…. buka bajunya?”



Nina tersenyum genit. Ia suka pria ini. Ia terlihat polos, malu-malu, tapi sebenarnya ia pria mesum dengan nafsu liar di dalam dirinya. Nina mendekatkan wajahnya dan berbisik



“ boleh, mau bayar berapa?”



Tanyanya



“ pasaran di sini… berapa kak?”



Tanya Din



“ jangan kak dong, panggil Nina aja”



Bisik Nina.



“ ah iya Nina”



Tarif standar untuk ngentot di hotel ini adalah 300 sampai 500 ribu. Biasanya 500 ribu untuk primadona di hotel ini. 100 ribu untuk handjob dan naked massage (pijat bugil) dan 200 untuk blowjob. Nina mengulangi apa yang dikatakan oleh Mina. Ia ingat Mina bercerita kadang hanya dibayar 300 ribu ketika hotel sepi dan ia tidak ada pemasukan.



“ langsung ngentot boleh?”



Tanya Dino malu. Nina tertawa genit. Ia pura-pura malu. Tapi, sebenarnya Ia makin suka pria ini. Ia pura-pura bersikap malu seraya berbisik



“ mana aku mau lihat dulu uangnya”



Itu sebenarnya tidak biasa tapi Din hanya menurut apa yang Nina katakan. Ia raih dompetnya dan memberikan 500 ribu kepada Nina.



“ cukup… Nina?”



Itu uang pertama yang Nina dapat dari pekerjaan ini



“ cukup dong”



Nina mengambil dan menyimpan uang itu di kantung celananya. Nina segera melepas seragam pink tipis yang ia kenakan, lalu melepas celananya. Din mengambil nafas panjang. Ia semakin nafsu begitu melihat tubuh indah Nina. Ia sebenarnya tak sabar ingin menjamah tubuh Nina tapi ia malu. Nina tahu itu.



“ seragamnya panas. Dari tadi aku pengen buka tapi takut kamu ga boleh”



Goda Nina



“ hah? Kalo gitu buka aja seragamnya”



Dan nada bicara Din seketika berubah



“ udah… ga malu lagi nih?”



Mereka sama-sama tertawa.



“ ayo balik lagi badannya”



Ucap Nina. Din membalikkan tubuhnya dan Nina terkejut melihat kontolnya yang semakin bertambah besar. Matanya menjelit. Itu mungkin kontol terbesar yang ia lihat. Kontol yang hampir 2 kali lipat lebih besar dari milik suaminya. Nina genggam batang kontol itu dengan kedua tangannya. Ia menelan ludah, mengetahui kontol itu mungkin mencapai 19cm.



“ maaf, biasanya ga segede itu kok”



Nina mengocok kontol itu dengan tangan kirinya. Dengan nafsu ia dekatkan wajahnya dan langsung mencumbu Din dengan nafsu. Lidah mereka saling beradu. Nina melahap liar bibir Din dan pria muda itu membalas lumatan liar Nina dengan nafsu.



Din meremas pinggul Nina dengan tangan kirinya. Nina semakin nafsu. Ia percepat kocokannya dan terus melahap nafsu bibir dan lidah Nina. Jemarinya, menyusup ke selengakangan Nina. Ia colok memek Nina yang sudah sangat basah. Nina memekik terkejut lalu tertawa terbahak-bahak



“ mas nakal ya”



Din ikut tertawa. Ia mulai liar. Ia colok memek Nina dan melahap lehernya. Wajah Nina memerah. Ia tak sadar melepas tangannya dari kontol Din. Ia menungging pasrah membiarkan Din bermain dengan memeknya. Din melahap putingnya. Nina mendesah keras. Moaningnya terdengar ke seluruh kamar. Nina tak sadar ia mendesah sangat keras ketika Din mengecup Toketnya. Nina pun duduk, menjepit tangan Din dengan kedua pahanya lalu memeluk kepala pria muda itu agar tak beranjak pergi dari toketnya.



Lidah Din turun dan tiba di bibir memeknya. Kini giliran pria itu menungging dan siap menjilati memeknya. Nina membuka memeknya lebar-lebar, memberi Din lampu hijau untuk menjilati memeknya. Ia tidak pernah merasakan kenikmatan senikmat itu. Ia selalu melarang suaminya berbuat sex yang aneh-aneh. Tapi hari itu ia membiarkan pria yang tidak ia kenal menjilati memeknya.



Din mulai menjilati memek Nina. Tubuh Nina semakin menggelinjang hebat. Nina membaringkan tubuhnya di atas kasur. Ia remas kepala Din, mendesah-desah keras sambil menggeleng-geleng kepalanya. Nina meremas kasur itu dengan keras. Ia memekik panjang hingga tak lama, Nina untuk pertama kalinya mencapai puncak kenikmatannya



“ Ahhhhh masssss”



Nina tidak bisa mengendalikan tubuhnya. Kasur itu seketika basah. Cairan orgasme keluar deras dari memeknya. Nina memekik kuat menikmati setiap detik dari momen ternikmat seumur hidupnya. Din semakin nafsu, ia biarkan Nina orgasme hebat dari terus menjilati memeknya.



“ aku malu mas”



Bisik Nina sambil tertawa malu. Din tersenyum nafsu. Nina smirk nakal dan akhirnya berusaha bangkit kembali. Ia cumbu bibir Din dengan nafsu dan mereka pun saling berpelukan. Nina naik ke pangkuan Din dan tanpa kondom, ia masukkan kontol itu sedalam-dalamnya ke dalam memeknya



“ ahhhhh massss, genjot yang kuat”



Din menggenjotnya keras tanpa ampun. Nina menggoyang ganas pinggulnya, menggenjot-genjotkan memeknya dengan liar. Din mendekup Nina dan menggenjotnya kencang. Kedua selangkangan mereka saling bertepuk-tepuk, dan mereka masih terus saling bercumbu. Din meremas kedua buah dada Nina dengan nafsu



“ ohhhh massss, katanya belum pernah ngentot!”



Gerutu Nina. Din menggeleng kepalanya. Nina menetap Din dengan nafsu, mengetahui pria itu ternyata masih perjaka dan Nina wanita pertamanya. Nina kalungkan kedua tangannya di leher Din, membiarkan pria itu meremas toketnya, dan sambil terus mendesah keras, ia genjotkan pinggulnya sekencang mungkin membalas genjotan Din.



Mereka sangat intim seperti pengantin baru. Sangat intim sampai-sampai Nina tak sadar jika Din sudah ejakulasi hebat di dalam memeknya selama lebih dari 10 detik. Mereka terus saling menggenjotkan kemaluan mereka seliar mungkin mengikuti nafsu mereka. Nina memekik kuat dan akhirnya mencapai orgasme keduanya



Nina merasakan memeknya sudah sangat hangat. Ia akhirnya sadar jika Din sudah ejakulasi deras di dalam memeknya. Ia cabut kontol Din dari memeknya dan tertawa begitu sadar pria itu sudah crot dalam memeknya. Nina lalu jongkok sambil menepuk-nepuk memeknya agar sperma itu keluar.



“ ya ampun banyak banget keluarnya.”



Gerutu Nina. Din hanya terbaring lemas. Nina tertawa dan menepuk gemas biji pelir pria itu.



“ maaf…. Nina”



Ucap Din. Kontol itu seketika loyo dan kembali mengecil. Nina pun akhirnya pasrah. Ia baringkan tubuhnya di sebelah tubuh Din lalu memeluk pria itu dengan manja.



“ mas kapan kesini lagi?”



Din terdiam.



“ aku baru masuk kuliah. Aku belum kerja. Jadi, aku mungkin harus nabung dulu”



Din menghabiskan hampir sejuta untuk adegan sex itu. Tapi apa yang ia dapat sungguh tidak ternilai. Nina kembali mengecup bibirnya dengan manja. Mereka pun saling bercumbu mesra di atas kasur yang basah itu.



“ Nina, aku boleh minta sesuatu ga?”



Tanya Din



“ apa sayang?”



Jawab Nina manja. Din ingin mereka berfoto berdua. Nina sebenarnya sangat takut. Ia belum siap. Ia takut Din mengupload foto itu dan kerabatnya melihat.



“ ah aku ga upload kok. Buat kenang-kenangan aja. Aku…. Aku ga pernah ketemu cewek secantik kamu”



Nina tertawa geli



“ gombal”



Nina melihat ktp Din saat ia membuka dompetnya. Din tepat 8 tahun lebih muda darinya. Nina sudah 26 sedangkan Din baru berumur 18 tahun. Mereka pun berfoto mesra.



Mereka sama-sama puas. Nina merasa seperti menikah lagi. Ia membantu Din mengenakan pakaian kembali dan mereka berpelukan sebelum berpisah



“ kamu ga simpen nomor aku?”



Tanya Nina



“ apa boleh?”



Tanya Din. Nina mengangguk. Ia lalu memberikan nomornya kepada Din. Nina punya satu nomor khusus untuk pekerjaan lendirnya. Din tertawa melihat foto imut Nina dengan seragamnya.



“ kalo ke sini lagi harus sama Nina ya! Pokoknya harus! Ga boleh sama cewek lain! Kalo ga Nina marah!”



Din kembali tertawa. Nina sangat pintar berpura-pura manja. Nina memeluknya dan bersandar mesra dipelukan Din. Pria itu berhasil terbius oleh pesona Nina



“ ini buat Nina.”



Din memberinya uang tambahan 300 ribu lagi. Nina terdiam. Raut wajahnya berubah



“ kenapa?”



Tanya Din heran. Nina tersenyum licik. Ia pun berbisik dan bertanya apakah Din mau ngentot sekali lagi dan mereka pun melakukannya. Nina pun menungging dan dengan posisi doggy style, ia membiarkan Din bersenang-senang dengan tubuh indahnya.



“ mbak Nina kenapa senyum-senyum sendiri?”



Nina sudah kembali ke kamarnya. Semua sedang bekerja, hanya Mayang yang belum mendapat giliran. Nina hanya menggeleng-geleng kepal



“ Gapapa kok”



Sahut Nina. Ia menghitung seberapa banyak uang yang ia kuras dari remaja tampan itu. Nina puas lahir dan batin. Dompetnya terisi dan memeknya juga puas. Tak lama staff masuk ke kamar mereka dan Mayang dipanggil untuk bekerja.



“ aku kerja ya mbak”



Nina mengangguk. Nina mau berbaring dan tak lama ia juga dipanggil untuk bekerja kembali.
Kisah ttg terapis nih
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd