Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT Beauty and the street S1&S2 - Update TAMAT

baca alur ceritanya enak. Baru kali ini baca cerita POV terapis.
Semangat hu bikim ceritanya.... lanjoeetttt....
 
Episode 3​
Nina terbaring di kasur memegangi memeknya. Hari ini ia bertemu pria idamannya, tapi ia harus melayani dua pria lag yang jauh lebih tua darinya. Satu hitam legam dan gemuk, satu lagi sudah sangat tua bahkan lebih tua dari ayahnya. Nina sangat ketakutan ketika melihat kontol mereka. Namun ia tetap melayaninya, dan meminta mereka mengenakan kondom



“ eeeuwww”



Nina membersihkan toketnya, lehernya, seluruh tubuhnya dengan tissu basah dan hand sanitizer. Ia menutup kembali pakaiannya. Teman-temannya terdiam dan tidak berkomentar. Indah tersenyum geli lalu bertanya



“ kenapa Nina?”



Indah memanggil Nina tanpa mbak karena mereka seumuran



“ gak, Aku tadi ngelayanin dua kakek-kakek.”



Ucapnya. Indah dan yang lain tertawa



“ gua juga gitu dulu. Kalo ketemu pelanggan yang udah tua rasanya gimana gitu. Eh tapi sekarang udah biasa. Malah lebih jijik sama cowok fuckboy kere yang maunya murah apalagi gratisan. Gitu-gitu mereka royal lho”



Sahut Indah.



“ iya, masalahnya boro-boro royal, ngentot aja mereka nawar”



Berbeda dengan pangeran sebelumnya, Nina bahkan tidak dapat sampai setengahnya. Indah tertawa kecil



“ yaudah namanya kerja kayak gini. Harus sabar”



Nina kembali berbaring sambil mengecek Handphonenya.



Nina masih sangat baru dengan pekerjaannya. Ia memulai pekerjaan itu dengan bermanja-manjaan dengan seorang pangeran tampan. Setelahnya ia harus rela melayani setiap pria yang memanggilnya, meski kakek-kakek tua hitam legam sekali pun.



Tapi berbeda dengan Mina. Ia sudah lebih bari 7 tahun bekerja di dunia lendir. Ia sudah melayani lebih dari 1000 pria. Setidaknya 3 pria menjamah tubuhnya dan mengentot memeknya setiap hari. Ia hanya tidak melayani pria satu hari dalam seminggu. Ia primadona di hotel ini



Nina punya daya tarik seksual tersendiri. Dari matanya saja, ia dapat menghipnotis dan membius pria sehingga tenggelam ke dalam nafsu birahi mereka. Apalagi ketika ia tersenyum manis, menggoda pria yang kesepian dan haus belaian wanita.



“ mas….. kok ke sini lagi? Kan udah janji sama aku ga mau ke sini lagi”



Ia juga sangat baik hati. Ia tahu pekerjaannya bukan pekerjaan mulia, dan pelanggannya bukan orang baik-baik. Tapi dengan suara manisnya ia tetap berusaha menasihati pria agar kembali ke jalan yang benar. Seperti kembali ke istri, anak dan keluarganya.



Pria itu jauh lebih tua darinya, mungkin 2 sampai 3 kali lipat dari umurnya. Bahkan cucunya sudah sangat banyak. Tapi ia tetap ramah dengan memanggil pria itu dengan sebutan mas. Pria itu tersenyum



“ sepertinya saya rindu kamu, Mina”



Ucapnya. Mina tersenyum. Ia mendekat dan langsung memeluk pria itu.



“ Okay Gapapa. Asal jangan pingsan di kamar ini ya. Aku gamau ada masalah”



Goda Mina



“ Gini-gini saya masih kuat, Mina”



Dan mereka pun bercumbu. Pria itu mencumbu Mina dengan nafsu. Mina memejamkan mata dan membiarkan dia melampiaskan nafsunya. Pria itu melepas baju dan pakaiannya. Mina merasakan tangan-tangan tua itu meremas buah dadanya. Mina ikut melepas pakaian pria tua itu. Ia dekup pria itu dan membalas lumatannya.



Pria itu mengangkat kaki kiri Mina. Penisnya mengacung keras. Dengan nafsunya ia melompat ke permainan utama. Tangan kirinya meremas buah dada Mina, dan memainkan putingnya dengan liar. Sambil terus melumat nafsu bibir Mina, ia tusukkan kontolnya ke dalam memek becek Mina.



“ ahhh”



Mina mendesah pelan ketika kontol itu pelan-pelan masuk ke dalam memeknya. Ia mendongakkan kepalanya. Pria itu melepas ciumannya. Ia lahap leher Mina, dan terus meremas nafsu buah dadanya. Lidahnya menjilati leher Mina dan ia pun mulai menggenjot-genjot kasar memek Mina.



“ mmmmh nghhh ahhh ahhh ahh ahh”



Mina mendesah kencang. Ia mendekup badan pria itu. Ia lalu terbaring diatas kasur dan pria itu menggenjotnya dari atas. Ia remas kedua toket Mina dengan nafsu dan kasar, melahap lehernya dengan liar dan terus menggenjot-genjot kencang memeknya. Pipi Mina memerah. Ia hanya terbaring pasrah. Ia remas kasur itu, menggeleng-geleng kepalanya dan terus mendesah kencang. Tak lama kontol itu berkedut dan Mina merasakan sesuatu yang hangat memuncrat di dalam memeknya. Pria itu crot sebanyak-banyaknya di dalam memek Mina. Satu yang membuat Mina berbeda dari wanita lain adalah ia sangat jarang mencapai orgasme. Ia melayani pria itu dengan senyum manis, wajah cantik, tubuh sexy dan memeknya namun bukan berarti ia juga menikmatinya.



“ ini buat apa?”



Pria itu mengeluarkan 500 ribu dari dompetnya. Mina sedikit kaget. Sudah lama sekali sejak pria itu membayarnya. Ia hanya membayar waktu datang pertama dan kedua kali, namun selanjutnya, Mina melayaninya tanpa dibayar sekali pun.



“ aku masih mau ketemu kamu lagi Mina, jadi, mulai hari ini, aku akan adil seperti yang lain”



Jawabnya. Mina ingat pertama kali pria itu meminta ia melayaninya tanpa dibayar. Saat itu jam 7 malam dan sebenarnya Mina sangat lelah. Ia datang menyembunyikan rasa lelahnya dan melayani pria itu dengan ramah. Pria itu berbaring dan Mina mulai melayaninya



“ aku kangen kamu dik Mina. Aku pengen peluk kamu, cium kamu, bercinta dengan kamu seperti waktu itu, tapi, sayangnya aku tidak punya cukup uang”



Mina bahkan mengingat setiap kata yang ia katakan. Mina tersenyum manis. Ia lepaskan handuk pria itu lalu mulai meremas dan mengocok kontolnya.



“ jadi hari ini cuma sop dulu ya”



Ucap Mina ramah. Ia membiarkan pria itu meremas toketnya. Namun pria itu tiba-tiba duduk. Ia dekup tubuh Mina, melepas seragamnya, lalu menindih tubuh Mina yang sudah telanjang bulat.



“ Mina, aku tetep pengen ngentot”



Waktu itu Mina sangat ketakutan. Jantungnya berdegup-degup kencang. Ia ingin menolak namun ia sangat ketakutan. Ia ingin melawan tapi Mina tidak terdiam tidak bisa bergerak. Ia wanita yang sangat lembut. Dengan jantung yang berdegup-degup, ia lalu mengangguk dan membiarkan pria itu menggenjot memeknya, tanpa membayar satu rupiah pun. Ia sangat lembut sampai-sampai tidak sulit untuk melecehkan dan memperkosanya



“ gimana kabar cucu mas?”



Tapi meskipun begitu, ia tidak membencinya. Tidak hanya mengentot Mina, pria itu sering curhat tentang masalahnya. Seperti tentang masalahnya dengan istrinya, masalah dengan anaknya dan masalah pekerjaannya. Ia punya counter handphone kecil yang jauh dari hotel itu. Hari itu sambil berbaring manja, Mina bertanya tentang kabar cucunya



“ Aku sendiri Mina. Cucu-cucuku, mereka sama anak-anakku sekarang. Aku tak punya siapa-siapa lagi. Aku sendirian sekarang”



Istrinya sudah meninggal bahkan sebelum ia bertemu Mina. Ia tinggal dengan anak bungsunya di rumahnya. Namun anak bungsunya sudah pindah ke kota lain dan hidup mandiri. Anak bungsunya 6 tahun lebih tua dari Mina.



“ sendiri itu emang ga pernah enak ya. Aku ngerti”



Bisik Mina. Ia menyandarkan kepalanya di dada pria itu. Pria itu memeluknya erat.



“ Mina, sampe kapan kamu kerja di sini?”



Bisik Pria itu. Mina tersenyum.



“ aku cuma punya waktu satu setengah tahun lagi. Setelah kontrakku habis, aku ragu aku masih kerja di sini.”



Jawabnya. Mina tahu jika kontraknya habis, ia ragu spa akan memperpanjang kontraknya. Ia sudah terlalu tua jika kontraknya habis. Ia juga terlalu tua untuk pekerjaan normal. Salah satu alasan ia bertahan adalah ia masih belum mendapat peluang untuk pekerjaan normal



“ jadi, aku mungkin turun kelas ke pput, atau Open BO”



Bisik Mina.



“ kamu tidak berencana nikah?”



Bisik pria itu. Mina kembali tersenyum



“ aku mau. Tapi aku ragu ada pria yang mau denganku”



Jawabnya.



“ Saya mau, pasti ada pria yang mau menerima kamu Mina. Kamu wanita yang luar biasa”



Mina tertawa genit



“ mas serius? Aku banyak maunya lho”



Tentu saja Mina tidak menganggap ucapan pria itu serius. Pria itu ikut tertawa. Mereka pun bercumbu sekilas. Mina menepuk-nepuk pundak pria itu dan tak lama pria itu tertidur.



Mina bersantai di atas kasur. Salah satu saat bersantai dengan tenang adalah ketika di kamar bersama pelanggan ketika tidak memijat. Masih ada 1 jam tersisa. Mina menghidupkan tv dan mulai menonton drama favoritnya dari jaringan wifi.



Waktu tersisa 15 menit lagi. Mina sudah menonton 2 episode. Dengan masih telanjang bulat Mina lalu berdiri dan berjalan ke kamar mandi. Ia berdiri di depan kaca dan mulai membasuh mukanya. Ia membuka hp dan memfoto dirinya. Ia punya ratusan foto bugilnya sendiri di galerinya. Ia memfoto dirinya sendiri setiap minggu. Ia membandingkan setiap foto itu.



Mina sadar masa jayanya telah berlalu. Memang, ia masih cantik. Ia masih cantik. Toketnya masih menggoda. Memeknya masih lezat. Tapi jika dibandingkan dengan 1 tahun yang lalu saja, ia sudah sangat berubah. Waktu terus berlalu. Ia benamkan wajahnya di wastafel yang penuh dengan air itu lalu ia menangis. Ia menangisi bagaimana ia bisa terjebak di dunia lendir ini bertahun-tahun.



Mina tidak pernah menangis di depan orang lain. Ia menipu dunia dengan selalu cantik, selalu tersenyum dan selalu tampil sexy. Dulu ia juga masih bisa selalu imut di depan orang lain. Tapi ia sudah cukup berumur sekarang. Ia pikir ia sudah tidak bisa imut seperti dulu lagi. Mina sadar lama kelamaan, semua itu menghilang. Ia takut ia menyia-nyiakan masa mudanya dan masa jayanya dengan bekerja di dunia lendir.



“ inget ya mas jangan ke sini lagi. Pokoknya jangan. Mina yakin, banyak cewek muda di luar sana yang masih polos, yang mau nemenin masa tua mas.”



Mina sudah mengenakan seragamnya lagi. Ia lalu berpelukan dengan pria itu dan mereka berpisah. Mina menolak lamaran pria itu. Ia tidak munafik. Ia ingin hidup normal, namun dengan pria yang sesuai kriterianya. Mina tidak ingin pria yang tampan, atau kaya. Meskipun wanita lendir, Mina sadar ia seperti mempersulit dirinya sendiri, dengan berharap menikah dengan pria baik-baik. Entah duda atau perjaka.



Mina keluar mengantar Pria itu ke lift. Ia membaca pesan di Handphonenya dan ia bertugas untuk ke tiga kalinya hari itu. Jam menunjukkan pukul 5 sore. Ia mungkin akan melayani 3 pria lagi karena hotel sedang ramai.



“ hei”



Dan di sanalah mereka berpapasan dengan Nina.



“ eh, hei”



Mina membalas sapaannya. Nina juga menyapa pria itu. Mereka tidak mengenakan bra sehingga puting Nina menonjol jelas dari balik seragam. Pria itu hanya tersenyum. Nina lalu berdiri di depan pintu sebuah kamar lalu menekan bell. Mina berpisah dengan pria itu karena ia menunggu lift naik.



“ oh Mas Rizki?”



Nina kembali melayani pelanggan yang lain. Kali ini pelanggan setia yang masih muda dan Royal. Ia memeluk pria itu. Ia kalungkan kedua tangannya dan mereka bercumbu. Ia melepas seluruh pakaian pria itu lalu membaringkannya. Ia lalu mulai melayaninya.



Jam menunjukkan pukul 1 malam. Di jam inilah spa akhirnya ditutup. Beberapa gadis masih melayani pelanggan yang belum pulang. Biasanya mereka semua akan kembali ke ruangan mereka sebelum jam 2 malam.



Mina kembali ke kamarnya. Dandanannya sangat kacau. Ia sudah sangat berantakan. Ia melihat bayangannya lewat kamera hp. Menurutnya ia sudah sangat berantakan, namun dimata orang lain ia masih sangat cantik.



“ baru selesai?”



Nina juga belum tidur. Mina tersenyum.



“ gitu deh.



Sahut Mina ramah



“ belum tidur?”



Nina menggeleng kepala



“ aku juga baru selesai jam 12 tadi”



Ucap Nina. Mina kembali tersenyum



“ jadi, kamu suka kerja di sini?”



Nina mengangguk



“ dari penghasilannya, aku suka. Kalau kerja biasa di luar sana, mungkin baru sebulan buat dapet duit segini. Apalagi aku ga ada keterampilan”



Sahut Nina. Mina sudah mendengar itu berulang kali dari gadis lain dan ia tidak pernah bosan. Ia juga pernah merasa seperti itu.



“ ada yang kamu ga suka dari tempat ini?”



Nina sempat diam.



“ ada, salah satunya itu”



Nina memberi isyarat kepada cctv di kamar mereka. Nina tidak suka seseorang mengawasinya 24 jam. Bahkan saat mandi, ganti Baju, dan buang air di kamar mandi. Ia juga merasa ia tidak diperlakukan baik oleh staf hotel.



“ sayangnya kita ga bisa komplen. Di sini kita cuma produk. Sama kayak handphone, atau baju-baju di malll. Ga peduli mahal atau murah”



Nina hanya diam. Ada saat dimana ia sangat membenci semua hal itu. Ia ingat ia sempat mengeluh dengan mami secara langsung, dan apa yang ia dapat? Teguran. Mina juga didenda yang artinya ia harus membayar uang yang cukup banyak kepada pihak hotel.



“ kalo ada hal yang paling aku ga suka ya itu. Apalagi Satpam bawah, baru aku datang aja udah….”



Nina menceritakan semuanya. Mina berdiri dan berpindah duduk di dekatnya. Ia menepuk punggung Nina dan menenangkannya.



“ tapi kerja keras ga pernah bohong, lihat apa yang kamu dapet. Terus, aku denger kamu dapet pelanggan ganteng nih….”



Nina tersenyum malu.



“ siapa yang cerita”



Sahut Nina sambil sambil tertawa malu



“ Mayang yang cerita”
 
Episode 4​

“ oh jadi om tinggal sendiri sejak putra, menantu dan cucu om pindah? Apa ga ada yang ngurus om gitu?”



Nina melayani pelanggan baru pagi itu jam 10 pagi. Nina sudah bugil di atas kasur, memeluk pria yang datang padanya pagi itu. Ia tidak tampan, pria itu sudah tua, tapi entah bagaimana Nina sangat nyaman dengannya. Pria itu bercerita setelah puas menggenjot memek Nina dengan posisi MoT.



“ om sudah lama sering ke sini? Sudah lama masuk sama Mina?”



Tanya Nina manja. Pria itu menjawab tidak. Ia berbohong tentang Mina.



“ saya biasanya gonta-ganti kalau datang ke sini. Mina selalu sibuk sewaktu saya ke sini. Tapi sepertinya saya bakal sering masuk dengan kamu”



Nina tertawa. Strateginya berubah ketika ia mendekati Nina. Mengentot Mina secara gratis, ternyata hanya siasatnya saja. Kakek itu tahu Mina wanita yang sangat lembut. Itu sebabnya ia memanfaatkannya. Dengan Nina, ia berubah menjadi pria yang sangat Royal. Ia bahkan memamerkan rekeningnya.



“ wooow. Istri om pasti seneng banget”



Sisi lain Nina keluar saat itu juga. Meskipun agak sulit untuk mengentot Nina secara gratis namun Nina agak lupa dengan pria tampan, pelanggan pertamanya dua minggu yang lalu. Pria itu mengecup bibir Nina dan Nina pun mencumbu bibirnya dengan liar. Nina lalu turun, menempatkan wajah cantiknya dekat ke kontol yang sudah mengacung itu. Ia julurkan lidahnya dan mulai menjilatinya. Ia lahap kontol itu dan mulai mengulumnya dengan liar



“ janji ya datang lagi. Pokoknya janji! Janji juga bawain aku hadiah!”



Nina berlagak sok manja. Ia mulai terpedaya. Pria itu membayar 500 ribu, namun Nina tidak sadar ia sudah melayani pria itu sebanyak tiga kali. Pria itu memegangi kontolnya, dan tersenyum lebar karena ia dan kontolnya sudah sangat puas. Nina tersenyum centil sambil memegangi kontolnya dengan gemas



“ kenapa adeknya? Udah nakal lagi?”



Pria itu tertawa terbahak-bahak. Ia tertawa karena ia berhasil memperdaya Nina dengan bertingkah sok kaya.



Mina keluar hotel dengan pakaian yang rapi. Ia tidak tahu apa yang dilakukan kakek itu dengan Nina. Hari itu ia off dan ketika ia off, saatnya untuk hidup normal.



“ Mbak Mina?”



“ ah ya!”



Ia masuk ke taxi online pesanannya. Ia turun ke sebuah Mall dan mulai Shopping. Ia mampu ke counter handphone resmi dan membeli hal yang sudah lama ia idam-idamkan. iberry pro max yang terbaru.



“ mau upgrade handphone lama ke handphone yang baru?”



Mina menggeleng kepala



“ gak, saya beli cash aja”



Mina selalu menyimpan handphone lamanya. Ia menggunakan iberry sebelumnya sejak tiga tahun yang lalu. Ia membeli iberry pro max terbaru namun ia tidak berminat menjual iberry lamanya. Mina tidak pernah menjual Handphonenya. Ia bahkan menyimpan handphone yang ia bawa waktu pertama kali kerja di hotel. Namun hari itu Mina sangat bersemangat dengan iberry pro max terbaru sehingga ia lupa ia meninggalkan iberry lamanya



“ mbak-mbak tunggu!”



Seorang pria mengejarnya. Mina menoleh. Pria itu bernafas terengah-engah kelelahan setelah mengejarnya.



“ ada apa ya mas?”



Tanya Mina bingung. Pria itu menyodorkan iberry lamanya



“ Handphonenya ketinggalan mas”



Ucap pria itu.



“ ah masa”



Ucap Mina tak percaya. Mina mengecek tasnya dan ternyata benar, ia melupakan iberry lamanya. Mina tertawa malu



“ ah makasi ya mas, saya jadi malu”



Pria itu tertawa santai.



“ sama-sama mbak, santai aja.”



Pria itu sangat sederhana. Hanya mengenakan kaos, celana pendek, sendal jepit dan gayanya juga seadanya. Sedangkan Mina saat itu sudah seperti seorang selebriti. Ia sangat cantik, rapih, wangi dan sedikit sexy karena itu hari spesial baginya. Mina selalu tampil beda ketika ia sedang jalan-jalan. Pria itu hitam dan agak gemuk. Sangat bukan tipe Mina tapi ia tipikal orang yang punya cara sendiri untuk berterima kasih



“ ngomong-ngomong aku Mina”



“ ah aku Derry”



Dan mereka pun berjabat tangan.



“ mas sendirian?”



Mina mengajak pria itu ke coffee shop favoritnya di Mall itu. Mina mengajaknya secara halus. Kebanyakan wanita sangat gengsi dan hanya memberi kode agar pria mengajaknya lebih dulu, tapi Mina tidak seperti itu. Ia punya cara sendiri



“ iya, tadi aku emang mau hangout di coffee shop ini. Biasanya sama temen, tapi hari aku sendiri.”



Minum di Cafe bersama pria yang baru ia kenal bukan masalah bagi Mina, seperti apa pun pria itu. Mengingat setiap hari ia melayani berbagai pria untuk kebutuhannya sehari-hari.



“ mas ga kerja?”



Saat itu jam kerja dan belum jam makan siang. Mina hanya penasaran karena pria itu berpakaian santai.



“ ah dulu saya kerja sebagai marketing. Tapi, saya baru di phk. Jadi sekarang saya cuma jadi driver. Sekarang istri saya yang kerja”



Mina tersenyum malu begitu tahu pria itu sudah menikah



“ ah jadi mas udah nikah?”



Ucapnya sambil tersenyum lebar



“ iya, saya baru nikah dengan istri saya. Belum 5 tahun. Tapi kami sudah punya anak satu”



Pria itu bahkan sudah punya anak. Mina tertawa malu. Pria itu bahkan tidak malu-malu mengakuinya. Mina sebenarnya sering bertemu pria yang mengakui kalau ia sudah menikah, tapi kali ini berbeda karena ia bertemu pria seperti itu di luar spa hotel.



“ ah aku jadi ga enak udah ngajak mas ke Cafe ini”



Ucap Mina malu



“ aduh, Gapapa-Gapapa. Saya dulu sering ke Cafe dengan pelanggan saya, bicarain bisnis. Istri saya pasti ngerti kok waktu saya cerita”



Mina menatap matanya dan ia tahu pria itu jujur. Meskipun tidak tampan, Mina sebenarnya sedikit terpesona karena ia tahu, dari tatap matanya, pria itu pria baik-baik dan tidak pernah menyentuh tempat kotor seperti tempat kerjanya.



“ mbak kerja apa?”



Tanya pria itu santai



“ ah aku? Aku terapis di spa hotel imperium”



Ucap Mina santai. Ia tidak pernah malu dengan pekerjaannya. Mina selalu mengaku ia bekerja di hotel Imperium, dan ia siap dengan segala pendapat orang lain. Entah jijik, atau memandang rendah atau justru respect, ia menerima semuanya.



“ ah terapis spa hotel? Semacam shiatsu, thai massage? Ah semacam terapis spa kecantikan gitu?”



“ eeeeeh?”



Mian tak percaya dengan apa yang ia dengar. Mina segera melirik pria itu tajam, mencari tahu apakah pria itu bercanda atau tidak. Namun dari tatapan polosnya ia tahu pria itu tidak bercanda



“ salut”



Ucap Mina pelan



“ kenapa? Kenapa?”



Mina hanya tertawa



“ gak, Gapapa.”



Mina tertawa terbahak-bahak. Dalam hati Mina berandai, andai pria itu tampan, maka ia menjadi pria yang sangat sempurna. Andai dia putih dan tinggi. Namun Mina segera sadar karena ia baru saja sedikit rasis.



“ jangan panggil mbak dong. Panggil Mina aja. Lagian aku masih muda”



“ oh iya-iya”



Mina tertawa manis. Ia mungkin tak sadar tapi secara tak langsung, Mina ingin dia dan pria itu lebih akrab lagi.



“ um mbak mau save nomor saya? Ya siapa tahu mbak butuh driver gitu kan”



Mina makin tertawa ia sedang mencari tahu apakah pria itu mencoba mendekatinya atau tidak. Tapi Mina tak peduli, ia mengambil dengan santai menyebutkan nomornya.



“ iya, udah masuk miss callnya”



Derry menelpon Mina, menunjukkan nomornya.



“ kalau boleh, saya permisi dulu. Saya baru dapat orderan di dekat sini”



Mereka pun berpisah. Pria itu mendapat orderan tidak jauh dari Mall itu. Mina menjulurkan tangannya lebih dulu. Mereka pun bersalaman. Pria itu dengan polosnya tidak tahu apa pekerjaannya sebenarnya. Derry lalu pergi dan Mina tetap di coffee shop itu sebelum lanjut belanja, memanjakan dirinya di Mall.



Jam menunjukkan pukul 10 malam. Mina masih diluar. Ia puas seharian Shopping di Mall. Mina bisa menghabiskan banyak uang ketika berbelanja di Mall. Biasanya ia bersenang-senang dengan sahabatnya namun karena mereka sudah pindah kerja, Mina bersenang-senang sendiri sekarang.



Mina berjalan kaki masuk ke hotel. Ia membawa banyak belanjaan. Ia sudah tersenyum seharian. Mina segera melakukan apa yang ia lakukan ketika ‘seseorang’ muncul di kehidupannya. Ia melempar tubuhnya ke kasur, tengkurap manja sambil memainkan Handphonenya dan tersenyum-senyum centil.



Ia melihat foto pria itu. Mina tersenyum. Mina tertawa geli. Ia tidak menyangka seleranya bisa sesederhana itu. Seorang pria sederhana, yang masih polos, sopan dan berwibawa meskipun tidak terlalu tampan. Mina tahu pria itu sudah menikah. Tapi entah bagaimana ia sendiri menyadari



“ masa iya aku suka sama cowok kayak dia. Udah nikah lagi”



Mina lalu sadar jika jatuh cinta bisa sesederhana itu.



“ eh mbak Mina emang selalu senyum-senyum gitu kalau dia lagi off?”



Tanya Mayang sambil menatap Mina heran



“ mana gua tahu, orang gua juga baru”



Sahut Indri



“ eh Iya gua lupa”



Mina terus tersenyum-senyum manja di atas kasurnya mengacuhkan temannya.



“ dia lagi ngapain ya? Aduh Mina kan dia laki orang”



Gerutu Mina di atas kasurnya



“ aduh, mbak Mina lagi mabok kayaknya. Kok ngomong sendiri gitu”



Bisik Mayang



“ ya biarin aja namanya orang mabok”



Jawab Indri



Jam 11 malam. Teman-teman satu persatu mulai kembali ke kamar. Mereka menunggu jika masih ada pelanggan yang memanggil mereka namun mereka berharap tidak ada karena mereka sudah kelelahan. Mina masih tersenyum-senyum di depan handphone barunya.



“ mas, belum tidur?”



Nina menelpon suaminya Via video call malam itu. Ia menggunakan salah satu kamar di hotel. Ketika pelanggan keluar, Nina dengan nekat kembali ke kamar untuk menelpon suaminya. Nina bahkan mengenakan Piyama.



“ anu, aku kirim uang buat mas. Ga banyak. Tapi aku rasa cukup buat sebulan”



Ucapnya. Nina tersenyum. Sebenarnya ia sangat rindu suaminya



“ lho, kok kirim uang, simpen aja buat kamu. Kan aku juga kerja di sini. Ngomong-ngomong adek udah tidur”



Nina kembali tersenyum. Untuk sekejap Nina merasa buruk. Ia tahu suaminya sangat baik. Ia mengaku bekerja di hotel dengan suaminya. Ia mengaku punya penghasilan yang lumayan. Mereka pun mengobrol. Nina tersenyum dan mengatakan



“ aku kangen kamu mas”



“ aku lebih kangen kamu, Nina. Jaga diri ya di sana”



Panggilan itu usai. Nina tersenyum. Ia keluar dan bergegas ke lift, menuju ke kamar pelanggan terakhirnya. Ia baru menyadari 5 menit yang lalu, ia mendapat panggilan kerja lagi.



Nina mengetuk pintu. Pintu terbuka. Nina sangat kelelahan karena ia belum istirahat dari pagi. Ia sangat lemas. Namun ketika ia melihat siapa yang berdiri di depannya, ia sangat semangat.



“ kamu!”



Dino, Pangeran pujaannya datang. Saat itu juga Nina lupa jika ia baru menelpon suaminya. Dengan senangnya ia melompat dan langsung memeluk pria Dino. Ia peluk pria itu erat. Dino tersenyum malu



“ kok baru balik sekarang, mas kemana aja?”



Tanya Nina dengan suara manja yang khas. Dino tersenyum malu.



“ kamu sibuk terus sekarang.”



Jawab Dino.



“ maafin aku sayang”



Bisik Nina. Dino membalas pelukannya. Nina menatapnya manja dan mereka pun bercumbu. Nina membukakan pakaian Dino. Ia baringkan pria itu lalu ia buka seragamnya. Mereka bercumbu mesra. Pria itu mencumbu bibirnya sambil menggerayangi tubuh Nina dengan Nafsu.



Nina mulai mengocok pelan penisnya. Ia pejamkan matanya dan mulai mengecup liar bibir Dino. Lidah mereka saling beradu. Pria itu melepas ciumannya dan mulai melahap lehernya. Ia remas kedua buah dada Nina dengan nafsunya. Nina mempercepat kocokannya, dan mulai mendesah keras



“ ohhh yesss yesss ohhh massss yesss ahhhh”



Nina langsung menunggangi pria itu dengan ganas dengan posisi WoT. Kedua selangkangan mereka bertepuk-tepuk dengan ganas. Ia genjot kontol itu dari atas tanpa diselimuti kondom dengan memek beceknya. Dino meremas kedua buah dada Nina dan membalas genjotannya dari bawah. Wajah Nina memerah. Ia pejamkan matanya dan terus mendesah



“ enak sayang ahh ahhh yesss ahhh”



Nina mempercepat genjotannya. Ia sangat menikmati adegan sex itu. Berbeda dengan Mina, Nina sebenarnya menikmati setiap sex yang ia lalukan sejak ia bekerja di hotel ini. Sex dengan Dino adalah salah satu yang paling ia nikmati. Ia terus menggoyang pinggulnya, menggenjot kontol itu dari atas tanpa ampun.



Kedua selangkangan mereka saling bertepuk-tepuk. Mereka saling mendesah keras. Nina mendekat wajahnya dan kembali mencumbu bibir Dino dengan liar. Pria itu mendekapnya dan terus menggenjot kontolnya sekencang-kencangnya. Nina memeluk erat pria itu hingga tak lama, mereka pun orgasme dahsyat bersama-sama.



Kasur itu seketika basah. Cairan orgasme menyembur deras dari memek Nina. Kontol itu berkedut-kedut memuntahkan sperma ke dalam memek dan rahim Nina. Nina dapat merasakan semprotan panas sperma Dino di dalam memeknya. Desahannya semakin nakal. Dino mencabut kontolnya lalu memuncratkan spermanya ke perut, toket, wajah dan rambut Nina.



Nina membuka mulutnya. Ia kini lupa siapa dia. Hanya kepuasan di dalam dirinya. Ia kulum kontol besar pangerannya, mengulumnya ganas, lalu menelan sisa-sisa sperma yang menyembur di dalam mulutnya. Mereka pun terkapar dan berpelukan di atas kasur yang sudah sangat basah dengan cairan orgasme dari memek Nina.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd