Episode 7
Kasus hilangnya Sari tenggelam begitu saja. Pihak hotel menolak memberikan data apa pun terkait penyelidikan itu. Mereka menolak memberikan daftar pelanggan beberapa bulan terakhir, rekaman cctv, dan polisi pun tidak bisa memaksa mereka.
Tapi pihak hotel tidak diam saja. Kini setiap ada gadis-gadis yang off dan akan keluar hotel, mereka wajib membawa pelacak yang tidak lain adalah gantungan kunci yang ditaruh di tas mereka. Gantungan kunci itu akan digembok sehingga mereka tidak bisa melepaskannya. Jika masih melanggar, mereka akan dihukum dan didenda jika mereka mungkin kembali. Jika mungkin mereka harus memberitahu kepada Mami ke mana dan siapa yang akan mereka temui.
“ ribet bener mau off, orang aku belum pernah cicip juga”
Gerutu Indri
“ ini kan buat kebaikan kita juga. Daripada lu ada apa-apa? Btw, masa seminggu masih ga ada kemajuan ya?”
Sahut Mayang.
“ alah, gua yakin Sari gapapa. Dia pasti pulang ke rumah ortunya atau ke rumah pacarnya gitu. Mana ada dia diculik”
Jawab Indri
“ oi, kalo ngomong ati-ati dong.”
Celetuk Siti
“ kenapa? Gua ga boleh berpendapat gitu?”
Ucap Indri kesal.
“ udah-udah jangan berantem. Lagian kamu Indri, Sari itu temen kita.”
Mina langsung menengahi mereka
“ iya-iya. Sorry mbak”
Indri lalu meminta maaf
“ eh eh Sari baru kerja juga kayak kita-kita, tapi kok udah boleh off ya?”
Tanya Siska
“ dia izin langsung sama Mami katanya ada keperluan mendesak. Mami bolehin karena dia mencapai target terus”
Jawab Indah
“ ngenes ya, makin kerasa kalo ini kayak produk yang lagi dijual di Mall atau di warung”
Gerutu Indri
“ oi!”
Siti kembali geram
“ udah-udah. Emang gitu kok. Kita cuma produk buat puasin cowok-cowok yang datang ke hotel ini. Suka ga suka kita harus terima itu”
Jawab Mina santai. Mereka semua diam.
“ Sayang banget masih ga ada kabar tentang Sari. Aku jadi takut mau keluar kalo gini jadinya.”
Celetuk Indah
“ Eh aku denger banyak anak-anak di sini banyak yang resign kalo kontraknya abis. Tapi kenapa Mbak Mina betah?”
Tanya Mayang. Mina pun tertawa
“ aku ga ada keahlian lain. Kerja kan butuh keahlian. Aku sendiri bingung, beberapa tahun lagi, waktu aku udah berumur, aku mau ke mana dan kerja apa”
“ tapi, bukannya mbak Mina pernah kuliah”
Celetuk Siska
“ gitulah, tapi cari kerja pun susah. Kalo dapet, ga mungkin aku balik ke sini.”
Jawab Mina santai
“ kalo aku kerja di sini ngarepnya bisa ketemu sugar dady yang tajir, terus dijadiin istri. Istri kedua gapapa deh.”
Sahut Indri
“ yeee elu mah tahu enaknya doang”
Celetuk Siti
“ biarin wleeee”
Ejek Indri
“ btw kita ga ada yang sampe target hari ini. Kecuali mbak Mina dan Nina”
Ucap Indah.
“ mbak Nina udah kerja empat kali hari ini. Dari jam 10 sampe sore gini ga ada istirahatnya”
Sahut Mayang. Mina hanya diam. Ia tiba-tiba berbaring. Ada banyak yang menawari Mina untuk menjadi sugar baby, menjadi istri siri, istri kedua, bahkan menjadi istri syah mereka. Tapi Mina menolak mereka semua. Mina tiba-tiba ingat seorang pria muda yang datang ke spa dan selalu menemuinya
“ hey kita ketemu lagi.”
Saat itu dua tahun yang lalu. Pria itu jauh lebih muda dari Mina. Mungkin baru masuk 20 tahun atau 21 tahun. Mina memeluknya. Ia pun memeluk Mina dan mereka bercumbu sekilas.
Mina membantunya melepas pakaian. Mina lalu melayaninya. Ia tatap wajah pria muda dengan geram dan berbisik
“ kok balik lagi, mau aku hukum? Pokoknya aku ga mau kasih jatah hari ini! Kamu udah bohong!”
Mina menggoda pria muda itu. Pria itu berjanji tidak akan kembali ke spa namun ia tetap kembali untuk menemui Mina. Pria itu tiba-tiba menatap Mina dengan tatapan serius
“ Mina, sebenarnya aku ada tujuan lain”
“ eh? Apaan?”
Hari itu adalah hari terakhir pria itu akan tinggal di Indonesia. Esok, ia akan terbang ke London. Ia mengeluarkan sesuatu dari kantungnya.
“ Mina, ikut aku pulang. Hiduplah denganku”
Mina terdiam. Itu pertama kali seorang pria mengatakan itu padanya. Sebenarnya ia ingin menangis. Ia sangat terharu. Namun Mina seketika kembali ke dunia nyata. Ia sadar siapa dia dan di mana tempatnya
“ Denger. Aku senang kamu pengen serius sama aku. Bahkan sebenarnya, itu kata yang paling manis seumur hidup aku. Tapi lihat aku. “
Mina sempat diam. Ia membuka seluruh pakaiannya. Saat itu juga pria itu melihatnya dari ujung rambut, wajah, lalu ke toket, memek dan sampai telapak kaki.
“ Aku bukan siapa-siapa mas. Aku bukan wanita terbaik buat kamu. Saat kamu pulang nanti, akan ada pria lain yang datang dan aku harus melayaninya.”
“ tapi….”
Mina memegang tangan pria itu, mencegahnya berkata-kata lagi
“ aku hanya seorang wanita malam sayang. Kau pria yang baik. Lupakan aku. Pulanglah. Carilah wanita yang lebih baik di luar sana. Kau muda. Kau kaya. Kau tampan. Banyak wanita yang akan menerimamu. Aku tidak layak untukmu. Tidak akan pernah. Kau pantas mendapat yang lebih baik”
Sejak kecil Mina selalu berdoa ia ingin dicintai banyak orang dan membahagiakan banyak orang. Ia berhasil. Hampir setiap pria yangg melihatnya, langsung menyukainya. Namun ketika dewasa, sesuatu terjadi dan ia terjebak di dunia lendir.
Mina menangis malam itu. Ia menolak pria itu. Pria itu pergi selamanya ke London. Ia bisa saja menerima dan hidup bahagia sebagai istrinya di negeri seberang. Namun ia membiarkannya pergi. Bohong jika ia tidak ingin kehidupan itu. Kenapa ia menolak pria itu? Bahkan Mina sendiri tidak mengetahuinya.
“ ohhh yesss ahhh yesss terus sayang nggghhh mmhhh yahhhh”
Tapi berbeda dengan Nina. Hari itu Nina kembali bertemu dengan pangerannya. Dengan posisi duduk, pria muda itu menggenjot memek Nina dipangkuannya, sambil meremas-remas buah dadanya. Bibirnya menghisap leher Nina dengan gemas. Nina mendongakkan kepalanya sambil terus mendesah keras menikmati genjotan kontol dan remasan jemari pria idamannya yang terus meremas toketnya.
Nina menolehkan kepalanya ke belakang. Mereka pun bercumbu liar. Pria itu mempercepat genjotannya dan semakin nafsu meremas-remas toket Nina. Tubuh Nina semakin menggeliat dipangkuan pria itu. Pinggulnya ikut bergoyang membalas genjotan kontolnya.
Pria itu melepas cumbuan bibirnya. Nina pun menungging. Pria itu meremas pinggulnya lalu dengan leluasa ia kimpoi memek Nina dari belakang dengan posisi doggy style. Selangkangan pria itu menepuk-nepuk keras pinggul Nina. Ia remas pinggul Nina dan mempercepat genjotannya.
Nina hampir mencapai klimax. Pipinya memerah dan ia tak berhenti mendesah kencang menikmati genjotan kontol pria idamannya. Memeknya semakin basah dan suara desahan mereka berdua pun menggema ke seluruh kamar. Kontol pria itu berkedut hebat hingga tak lama mereka pun orgasme secara bersamaan.
Memek Nina kini penuh dengan sperma pria itu. Ia selalu memakan pil agar ia tidak hamil. Dengan begitu ia bisa bebas melayani nafsu pria idamannya. Mereka berpelukan mesra. Pria itu memeluk Nina dan Nina pun bersandar manja di pelukannya.
“ Nina”
“ mas”
Mereka pun kembali bercumbu sekilas. Nina melihat pria itu dengan penuh perasaan. Pria itu sudah benar-benar mabuk asmara. Dipikirannya kini hanya ada Nina, Nina dan Nina. Nina wanita yang cerdas. Ia mengetahui ini dan ia memanfaatkannya.
“ Nina kalau aku lulus kuliah nanti, kalau aku sudah kerja, sudah sukses, apakah kamu mau hidup denganku?”
Nina dan Mina wanita yang berbeda. Nina tidak melewatkan kesempatan ini. Pria itu masih sangat lugu. Ia tidak tahu apa-apa. Nina meluncurkan jurus andalannya. Ia memeluknya dengan manja tersenyum manis seraya berbisik
“ jangankan nanti mas, rasanya, sekarang pun aku mau hidup dengan mas.”
Pria itu tersenyum. Ia senang bukan main. Ia berhasil masuk ke perangkap Nina
“ tapi aku ga bisa Nina. Aku masih tinggal dengan Mama aku”
Nina kembali tersenyum. Ia kecup bibir pria itu dan menjawab
“ kalau begitu aku siap menunggumu”
Pria itu sudah buta oleh cinta. Tapi tidak dengan Nina. Ia tahu apa yang ia lakukan. Ia tahu ia dapat mendapat apa yang ia incar seumur hidupnya jika ia berhasil mendapat pria ini. Hidup yang lebih baik. Seakan hidupnya yang lalu lebih buruk dari sekarang
“ Nina aku harus pergi”
“ inget, kembali lagi ya mas. Aku tunggu”
Lalu pria itu pergi dan memberi Nina tips tiga kali lipat dari biasanya. Nina sangat senang. Baru sebentar saja namun ia sudah mendapat banyak hal dari pria ini. Mereka keluar dan akhirnya berpisah di lift. Nina kembali bekerja. Ia sudah mendapat pelanggan lain yang menunggunya. Ia merapikan pakaiannya, memperbaiki dandananya, lalu ia keluar dari lift, berjalan dan mengetuk pintu lalu tersenyum, siap melayani pelanggan selanjutnya
“ senyum terus mbak Nina, pasti habis ketemu pangeran pujaan nih”
Nina tersenyum malu. Ia akhirnya kembali ke asrama jam setengah tujuh setelah melayani pelanggan. Hanya Mayang yang ada di sana dan ia langsung menggoda Nina yang terus senyum-senyum sambil memegang hpnya
“ tahu aja kamu”
Sahut Nina
“ tahu dong, apalagi yang bisa buat mbak Nina senyum kayak gitu”
Jawab Mayang. Nina tertawa malu. Ia mengambil handuk dan berjalan ke kamar mandi
“ aku juga ketemu cogan lho tadi.”
Ucap Mayang
“ oh ya? Kapan?”
Tanya Nina
“ tadi sore waktu aku pulang kerja dan jalan ke asrama. Dia OB baru kayaknya. Ganteng dan imut banget”
Jawab Mayang
“ oh OB”
Sahut Nina dengan nada yang berbeda
“ ya gapapa sih. Aku orangnya ga muluk-muluk kok. Seng penting cuakep”
Nina tertawa. Ia teringat sesuatu. Ia juga wanita seperti itu dulu. Tidak mengincar apa-apa dan ingin hidup sederhana. Namun sesuatu membuatnya berubah. Terkadang banyak orang menyalahkan dunia atas apa yang terjadi padanya. Padahal tanpa ia ketahui penyebab sebenarnya adalah diri mereka sendiri. Adalah Nina yang mengubah dirinya sendiri sehingga ia berada di dunia lendir.
Nina mengenakan seragam dan berbaring di kasurnya. Ia masih menunggu kalau-kalau ada pelanggan yang memanggilnya lagi. Namun biasanya Mami mencegahnya dan membujuk pelanggan itu untuk memilih gadis yang belum mendapat pelanggan.
Nina membuka rekening mbankingnya. Ia tersenyum lebar. Ia benar-benar puas. Ia belum pernah mempunyai uang sebanyak itu dari suaminya. Nina pernah mengaku, di depan pangeran pujaannya, jika ia membenci profesinya. Ia bekerja di sini karena terpaksa. Ia berbohong. Ia sangat menyukai pekerjaan ini. Mulai dari uang, pria, dan kepuasan dari kontol mereka. Nina tidak pernah mendapat semua itu di kehidupan lamanya. Ia membuka katalog belanja kesukaannya dan mulai melihat-lihat tas, sepatu serta pakaian yang sudah ia incar sejak lama.
Malam itu Mina sedang bekerja keras. Ia mengocok kontol itu dengan kedua tangannya secara bergantian. Kontol itu masih enggan berdiri. Mina membuka mulutnya dan mulai mengulum kontol itu. Namun sayang sekali kontol itu masih layu dan tak mau berdiri. Mina tertawa malu
“ aduh maaf ya mbak, biasanya ga gini kok!”
Ucap pria itu malu. Mina hanya tersenyum manis
“ ah jangan gitu kak. Harusnya aku minta maaf”
Bel kembali berbunyi. Waktu pria itu sudah habis dan mereka harus keluar. Mina lalu berdiri di depan kaca kamar lalu berbisik
“ emang aku ga sesexy dulu ya?”
Gumamnya
“ ah ga kok kak. Mungkin akunya aja”
Mereka berdua tertawa malu. Ini sudah tiga kali hari ini Mina gagal memuaskan pelanggannya lagi. Hal ini biasa terjadi namun sangat jarang. Sejak kedatangan Nina, Mina mulai menemui pelanggan yang gagal ereksi alias impoten dan akhirnya gagal terpuaskan. Mereka kebanyakan ingin masuk dengan Nina namun dipaksa masuk dengan wanita lain. Termasuk Mina
Pria itu lalu jujur. Mina lalu melihat bayangannya di kaca. Putingnya sudah mulai menggelap. Toketnya masih indah namun tak sekencang dulu. Ia baru menyadari itu di samping baru saja tampil strip tease di bar hotel seminggu yang lalu. Nina sudah menikah namun ia masih segar dan lezat seperti bertahun-tahun lebih muda. Setiap pria yang ia layani, akan terpuaskan. Nikmatnya masih terasa bahkan sampai berhari-hari. Namun Mina, ia belum menikah namun masa jayanya sudah lewat.
Mina menuruti permintaan pria itu. Ia menghapus make upnya dan ternyata, dia jauh menua dari seharusnya. Ia masih sangat imut ketika mengenakan riasan. Namun ketika ia menghapusnya, ia berubah total. Ia masih cantik, manis, namun masa jayanya tentu sudah berlalu. Mulai banyak kerutan di wajahnya. Bahkan tanda penuaan dini mulai muncul. Mina menunduk malu. Ia hampir menangis. Ia sangat malu sampai-sampai ia menutup kedua toketnya dari pria itu
“ aduh, maaf saya salah bicara”
Mina hanya menggeleng kepala.
“ eh sorry”
“ ah gapapa mbak”
Mina sangat kelelahan dan sangat sedih malam itu. Jam menunjukkan tepat tengah malam dan Mina sudah bekerja dari sore setelah ia bersantai-santai dengan temannya. Tanpa sengaja ia menabrak OB yang sedang beres-beres di hallway hotel.
Mina berencana menemui Mami di lobby spa malam itu. Pembicaraan tadi sore dengan sahabat-sahabatnya dan pembicaraan dengan pelanggannya itu memberikan dampak kepadanya. Nina sadar, sudah terlalu lama ia di dunia ini dan sudah saatnya ia berhenti. Lagipula ia sudah melayani pria sejak ia baru 18 tahun. Sudah saatnya ia hidup normal.
“ kamu mau berhenti?”
Mina benar-benar menemui Malam itu. Ia memberanikan diri mengatakan kepada Mami kalau ia ingin berhenti dari bisnis lendir itu. Mami hanya tersenyum. Ia pun berdiri lalu memeluk Mina.
“ kamu sudah seperti anakku sendiri Mina. Mami sudah tahu, hari ini akan tiba”
Ucap Mami. Mina pun tersenyum
“ maafin Mina Mam. Lagian sekarang kan udah ada primadona baru. Udah ada Nina. Mina pengen kerja beneran di luar sana. Lagian, lihat Mina. Mina bukan Mina yang dulu. Beberapa hari ini aja, Mina sering gagal muasin pelanggan. Makin lama lagi, Mina takut Mina makin tua dan ga ada keahlian lain selain ini.”
Mina tahu ia tidak punya keahlian tapi malam itu ia sadar, ia harus mencobanya.
“ kapan kamu mau berhenti?”
“ secepatnya Mam”
Mina kembali ke asrama. Ia akhirnya memutuskan untuk tetap bekerja di spa ini. Mami berhasil membujuknya. Wanita paruh baya itu berhasil meyakinkan Mina kalau tempatnya adalah di sini di hotel ini. Mina akhirnya kembali ke asrama dan lalu berbaring di kasurnya dan tertidur
“ hampir semua pria yang datang ke hotel kita, mereka datang untuk menemui kamu Mina. Untuk bertemu kamu. Kamu superstar di sini. Uang bukan kendala bagi kamu. Kalo ga di spa atau strip dance kamu masih bisa tetep jadi LC di karaoke atau sekedar jadi temen minum. Kamu masih bisa ngasilin duit. Tapi coba di luar sana. Siapa yang kenal kamu? Kamu harus memulai semua dari awal lagi. Dari nol. Dan lagi pula, apa kamu yakin mereka bisa nerima kamu? Masa lalu kamu?”
“ kok Mami ngomong gitu?”
“ Maksud Mami, lihat Mami? Mami sudah mencoba hidup jujur dan normal seperti mereka di luar sana. Tapi apa yang Mami dapet? Perceraian. Ditinggal anak kandung Mami. Okay nanti kamu nikah. Tapi nanti waktu mereka tahu aib kamu, siapa kamu sebenarnya, mereka semua pergi Mina. Tetaplah disini, kamu masih cantik. Kami masih sexy. Kamu cuma capek. Jangan denger siapapun. Percaya sama Mami”
Hari itu berlalu. Keesokan harinya Mina kembali melayani pelanggan seperti setiap harinya. Mina mulai memijatnya. Ketika ia selesai, ia tersenyum manja seraya bertanya apakah ada permintaan lain.
“ eh, Mina. Kamu ada kontak Nina ga? Berapa hari yang lalu, aku lupa pintanya, dua hari ini susah bener mau masuk dengan Nina.”
Tanya pelanggan itu dengan polos
“ eh? A….ada sih. Tapi disini kami ga boleh share kontak temen om”
Jawab Mina malu.
“ alah, tolong lah, kita kan dah kenal lama. Aku sendiri sebenarnya malu minta sama kamu, tapi mau gimana, aku pengen sekali lagi masuk dengan Nina”
Mina semakin malu. Ia ambil hpnya dan menuruti permintaan pelanggannya.
“ kalo ga inbox aku aja, nanti aku sampein ke Nina”
Ucap Mina ramah.
“ boleh gitu? Oklah, makasi banyak ya Mina”
Pelanggan itu hanya memberi tip seadanya dan keluar setelah Mina memberi kontak Nina dan berjanji akan membantunya bertemu Nina lagi. Ia sangat malu. Mina sadar ia mungkin tidak setenar dulu.
Nina sangat bekerja keras hari itu. Ia hampir tidak pernah istirahat lagi. Nina sangat lelah namun ia menyukainya.
Kadang orang percaya mereka semua tersenyum palsu, mendesah palsu melayani setiap pria yang memanggil mereka. Tapi tidak dengan Nina. Ia menikmati setiap detik yang berlalu, setiap sperma yang memuncrat ke tubuhnya. Setidaknya ia menikmati setiap pundi-pundi uang yang masuk kantong dan rekeningnya.
Mami naik ke lantai penthouse di mana atasannya menunggunya. Sebuah helikopter terparkir di rooftop gedung. Pria itu duduk sambil bermain game pc dari laptopnya
“ Mina mau berhenti kemarin pak. Dia bilang dia Capek dan ga merasa sexy lagi. Tapi berhasil saya cegah”
Pria itu tersenyum licik
“ Bagus. Emang bener sih. Dia ga sesexy dulu. Walaupun seumuran sama anak baru Nina itu, Mina kelihatan udah stw. Tapi bukan berarti ia boleh berenti! Buat die stay beberapa tahun lagi. Itu sebabnya gua yakin, gua bisa percayain bisnis spa ini sama elu. Jadi, cerita boong mana yang elu pake? Inget kalo boong harus konsisten ya”
“ makasi boss. Bonus saya gimana?”
“ eits woles tante, tulis aja di cek. Hari ini juga siap dicarikan”
Dan mereka berdua tertawa puas atas kesuksesan mereka