Episode 8
“ 10 aparat kepolisian tewas saat penggrebekan yang gagal di kompleks pergudangan International Jawa Barat. Diantaranya adalah Aiptu Akbar, anggota kepolisian yang sempat viral di media sosial. Kepolisian masih mengejar pelaku berinisial Kurama yang meledakkan bom di kompleks pergudangan saat akan ditangkap petugas”
“ oh oh Yesss oh ahhh ohhh yang kuat masukinnya sayang ahhh jangan ragu-ragu”
Tv itu menyala namun mereka berdua tidak peduli apa yang terjadi. Nina menungging di atas kasur sementara pangeran pujaannya menggenjot memeknya dari belakang dengan posisi doggy style. Tanpa kondom pria itu menggenjot kontolnya sekuat tenaga di lubang memek Nina, sambil meremas pinggulnya
Nina duduk dipangkuan pria itu. Pria muda itu dengan nafsu meremas kedua buah dadanya. Nina mendongakkan kepalanya. Pria itu terus menggenjotkan kontolnya. Pria itu mendesah keras dan wajahnya memerah menikmati jepitan memek Nina. Ia semakin nafsu. Ia percepat genjotan kontolnya dan hampir ejakulasi
“ ahhh cepet banget sih keluarnya”
Nina sedikit kecewa. Ia baru menikmati adegan ranjang itu. Kontol itu ejakulasi di dalam memeknya. Pria itu seketika lemas. Nina membiarkan pria itu ejakulasi dan menanamkan sperma sebanyak-banyaknya ke dalam memeknya. Perlahan-lahan pria itu masih menggenjot kontolnya pelan, mengeluarkan sperma sebanyak-banyaknya ke dalam memek Nina.
Nina lalu berbaring. Ia meremas kasur dan terus mendesah keras. Pria itu kini menaruh wajahnya di selangkangan Nina, dan mulai menjilati memeknya. Tubuh Nina menggeliat. Desakannya semakin kuat. Nina meremas kepala pangerannya hingga tak lama ia memekik panjang dan mencapai puncak kenikmatannya. Nina orgasme hebat. Kasur itu kini basah dan penuh dengan cairan orgasmenya. Kedua saling berpelukan dan tertawa puas.
“ sayang, kalo kamu hamil gimana?”
Tanya pria itu
“ kok kamu nanya gitu sayang?”
Tanya Nina
“ abisnya kita mainnya ga pernah pake kondom. Aku cuma takut”
Nina lalu tertawa
“ hamil itu ga semudah yang cowok kira sayang. Lagipula kalo aku hamil, kamu mau tanggung jawab kan?”
Pria itu mengangguk
“ tapi aku masih kuliah,”
Nina tersenyum
“ Nikah cuma status, aku cuma butuh kamu”
Bisiknya manja
“ Nina, aku pengen kamu berhenti dari kerjaan kamu? Apa itu salah? Berapa pun kamu perlu uang, sehari, sebulan, setahun, aku siap kasih”
Nina pun tersenyum. Itulah tujuannya sebenarnya
“ beneran sayang? Tapi, bukannya aku nolak, kontrakku gimana? Ntar kamu jadi keluar uang banyak cuma buat nebus aku”
Pria itu tersenyum. Mereka pun tersenyum
“ aku siap bayar berapa aja, korbanin apa aja buat kamu. Kamu bisa tinggal di apartemen pemberian ayahku. Kita bisa hidup sama-sama di sana.”
Ucapnya
“ kalo Papa kamu tahu?”
Dengan santai pria itu menjawab
“ aku bilang aja kamu pacar aku”
Mereka berdua tertawa terbahak-bahak. Nina hampir mendapat apa yang ia mau dan ia siap meninggalkan kehidupan lamanya. Mereka bermesraan di kamar hotel sewaan mereka. Nina off hari itu dan ia melewatinya dengan bermesraan dengan pangerannya. Nina menjulurkan lidahnya, lalu mulai menjilat-jilat dan mengulum kontol pangeran pujaannya.
“ mbak Mina, itu mobil kita!”
“ ah iya itu orangnya”
Mina dan Indah menunggu di depan hotel. Mobil sewaan mereka datang. Mereka akan pulang ke rumah Mina, lalu jalan-jalan berdua menikmati off mereka. Mina sempat berkaca pagi itu ketika mandi. Ia mulai merasa insecure dengan penampilannya sendiri. Ia terus berdandan, menggunakan kosmetik menutupi semua kekurangannya. Ia tidak ingin malu.
“ aduh maaf ya mbak, saya telat”
Ucap sang sopir
“ ah iya gapapa mas santai aja”
Jawab Mina sambil tersenyum.
“ ah jadi ini cowoknya”
Goda Indah. Mina menepuk pundak temannya, dan menyuruhnya diam. Indah tertawa kecil melihat tingkah Mina. Pria itu agak malu. Ia seperti membetulkan celananya. Indah melirik dan ia sadar ada yang berdiri diantara mereka bertiga tapi bukan tekat. Indah menahan tertawanya.
“ silahkan mbak”
Pria itu membukakan pintu.
“ makasi mas”
Mina hendak duduk di belakang, namun Indah mendorongnya dan menyuruhnya duduk di depan.
“ maju mbak, ga susah kok godainnya”
Goda Indah
“ awas lu!”
Gumam Mina
“ biarin”
Bisik Indah. Indah duduk di belakang. Mina duduk di depan karena Indah mendorongnya. Mina hendak menutup pahanya dengan jaket namun Indah mengambilnya. Indah menunjuk ke arah celana pria itu, memberi kode kepada Mina agar melancarkan jurus mematikan. Mina menggeleng kepala. Ia sebenarnya malu. Pria itu agak malu ketika Indah di dekatnya. Mina duduk dengan hot pants dan tank top yang memamerkan belahan dadanya. Namun pria itu tak menoleh sedikit pun dan biasa saja ketika Mina di dekatnya. Indah menoleh dan celana pria itu sudah kembali seperti mula.
“ tuh kan lamban”
Bisik Indah
“ pssst bacot”
Mina melirik pria itu. Pria itu malu ketika Indah didekatinya namun biasa saja ketika dia duduk di dekatnya bahkan dengan belahan dada dan paha yang cukup terbuka.
“ apa aku ga semenarik itu”
Gumam Mina
“ kalian kerja di hotel Imperium”
Mina hendak menjawab namun Indah menyelanya
“ Iya bener. Aku manajer dan ia OB”
Ucap Indah. Pria itu tersenyum. Indah mendekatkan wajahnya ke Derry. Pria itu tertawa malu. Indah mengelus sedikit paha pria itu dan BOOM. Seketika itu saja kemaluan pria itu berdiri gagah dibalik celananya. Mina semakin kesal
“ ga sopan.”
Gumam Mina kesal
“ oh….. gitu, istri saya juga kerja di sana. Kalian kenal gak? Namanya Nina”
Pria itu berusaha basa-basi. Mereka berdua terdiam. Mina langsung mendekat wajahnya ke pria itu bahkan meletakkan tangannya dengan berani di pahanya.
“ Nina?! Boleh liat fotonya?”
Namun pria itu biasa saja dan seperti tidak menyadarinya. Mereka berhenti di lampu merah. Pria itu mengeluarkan handphonenya dan menunjukkan foto istrinya
“ ini, yang cantik orangnya”
Indah dan Mina terkejut bukan main. Mereka berdua terdiam. Indah tertawa malu sedangkan Mina hanya diam membatu.
“ ah di hotel sebenarnya banyak karyawannya jadi aku ga semuanya kenal”
Ucap Indah. Mina semakin diam. Indah segera berbisik
“ pssst! Dia suami mbak Nina?!”
“ aku juga baru tahu!”
Sahut Mina
“ aku sebenarnya biasa aja. Tapi beneran mbak masih mau pdkt sama istri temen mbak?”
“ arrrrghhgg!”
Geram, Mina langsung mencubit toket temannya
“ toket gue, sakit”
Indah langsung menangis
“ rasain”
Indah membuka sedikit kaosnya dan melihat bekas merah akibat cubitan Mina. Pria itu tidak sengaja menoleh kebelakang sehingga terlihatlah belahan Toket Indah yang dibungkus bra hitam
“ Kyaaaaaa”
“ aduh sorry sorrry…”
Sesuatu terjadi. Celana pria itu basah total. Ia seperti tidak pernah melihat buah dada wanita sebelumnya. Mina hanya menggeleng-geleng kepala melihat tingkah temannya
“ kok diem? Biasa aja dong mas, tadi aku yang salah”
Beberapa saat kemudian. Pria itu salah tingkah karena apa yang terjadi di mobil itu.
“ mas Derry kan? Kok pake kaos sama celana pendek doang? Pake kemeja dong. Pake jeans, terus pake sepatu, pasti makin ganteng”
Goda Indah. Ia memainkan tangannya di paha pria itu. Pria itu semakin malu. Ia berusaha menutupi celananya yang sudah penuh dengan pra-ejakulasi
“ aduh, saya udah biasa kayak gini mbak. Apalagi sejak berhenti kerja.”
Sahut Derry
“ kerja? Emang sebelumnya kerja apa? Cerita dong”
Derry sebelumnya kerja di sebuah kontraktor kecil. Ia bekerja sebagai pelaksana lapangan. Ia bekerja sejak 11 tahun yang lalu sampai lulus kuliah, sampai ia menikah tahun yang lalu. Ia di PHK setahun yang lalu karena pengurangan pegawai dan sejak itu ia bekerja sebagai taxi online dan taxi panggilan
“ ah gitu, ganteng banget foto lamanya, kayak boyband”
Goda Indah. Derry makin malu
“ ah mbak bisa aja”
Sahutnya malu
“ eh beneran, pantesan istrinya cantik. kok sekarang jadi gendut?”
“ waktu di kantor saya kebanyakan makan dan ngemil mbak”
Mereka berdua tertawa
“ jangan panggil mbak dong. Panggil Indah aja. Asal jangan panggil sayang ntar aku baper”
Mereka kembali tertawa. Indah sudah mulai sok akrab dan memeluk-meluk Derry dari belakang. Ia berani manja dengan pria itu, karena tahu ia pria baik-baik. Pria itu pun tiba-tiba nyaman dengan Indah. Tiba-tiba saja ia sudah tidak malu lagi. Derry malah melihat Indah seperti adik perempuannya.
“ tadi malu-malu. Sekarang rame bener masnya. Aku turun nyusul Mina ya mas, kok dia lama banget belanjanya. Tenang, ntar kita uwu-uwuan lagi.”
Derry mengangguk. Indah lalu turun menemui Mina yang sudah cukup lama berbelanja di Mini market
“ kok lama banget sih mbak?”
Tanya Indah.
“ ya antreannya panjang. Mana kasirnya santai banget”
Sahut Mina
“ iya sih, btw lihat, aku selfie sama masnya loh. Orangnya culun sih. Tapi baik kok”
Mina tertawa kecil melihat foto selfie Indah dengan Derry di dalam mobil
“ ganjen lu, istri orang juga”
Ucap Mina sambil menoyor jidat temannya
“ biarin, orang Ninanya lagi indehoy sama Dino cowok pujaannya. Suami alimnya buat aku aja”
Mina kembali tertawa
“ tapi kan lu Non-islam, dia muslim”
Ucap Mina
“ biarin. Hari gini masalahin masalah kayak itu. Pokoknya bakal aku pepet terus! Masnya juga udah tergoda ama aku!”
Sahut Indah santai
“ kok jadi lu yang mau pepet sih? Udah siap berantem sama Nina?”
Indah tertawa licik
“ aku udah biasa buat musuh kok.”
Mina hanya menggeleng kepala
“ Indah-indah”
Mereka keluar dari mini market. Mereka jadi bahan tontonan karena gaya mereka yang nyentrik seperti biduan dangdut yang tersasar. Mina hendak duduk depan namun Indah menariknya dan menyuruhnya duduk di belakang.
“ mangsa gue”
“ ganjen”
“ bacot wleee”
Indah langsung duduk depan dan senyum-senyum sok manis di depan Derry. Mina sadar bahkan Derry pun tidak tertarik padanya. Indah memamerkan belahan dadanya dan Derry tidak henti-hentinya melihat belahan Dadanya. Ia bahkan tidak menoleh saat Mina duduk tak berjaket di kursi depan.
“ maaf ya mas lama, abisnya kasirnya loyo. Udah jelek lambat lagi kerjanya. Ga tipe aku banget”
Goda Indah. Derry pun tertawa
“ jangan hina penampilan orang dong. Itu namanya Body shaming.”
Indah tertawa terpingkal-pingkal.
“ aduh ustadz gue”
Indah dan Derry tertawa terbahak-bahak. Mina kembali geleng-geleng kepala melihat tingkah mereka berdua
“ gue jadi obat nyamuk hari ini”
Mina tersenyum melihat Derry. Ia pria yang ramah, baik dan gentlemen walaupun jauh dibawah standar ketampanan. Awalnya ia pikir ia ilfill melihat pria itu ramah karena mudah dekat dengan wanita lain. Namun tidak. Sama seperti Indah, ia setuju ada sesuatu yang menarik dari pria itu bagi mereka berdua. Lagipula dengan sedikit make over, pria ini setidaknya bisa jauh terlihat tampan dari sekarang
“ nah, kalo rambutnya gini kan rapih. Tinggal bajunya, tinggal celananya. Sama pake parfum dong, biar wangi”
Mina tertawa melihat Indah menceramahi pria itu. Ia hanya menggeleng kepala, memejamkan mata, lalu tertidur di dalam mobil.
“ mbak, ini gangnya bukan?”
Indah membangunkan Mina. Mereka tiba di gang rumah Mina. Mina mengangguk. Mereka berdua turun dan mengambil barang di bagasi.
“ sini saya bantu bawain barangnya mbak”
Derry langsung membawakan barang bawaan mereka
“ gendong juga dong mas”
Goda Indah. Derry tertawa malu
“ gua bercanda kok”
Indah tertawa terbahak-bahak.
Mereka tiba di rumah kayu yang sangat kotor dan kecil. Cahaya matahari tiba masuk karena dihalangi jalan tol dan bangunan di sekitarnya. Mina membuka gembok lalu membuka pintu rumahnya
“ ini rumah gue, kumuh kan? Makanya gue awalnya ga ajak lu.”
Ucap Mina
“ rumah aku juga gini mbak. Cuma bedanya Mama Papa aku masih tinggal di sana”
Mina terdiam ketika membahas tentang orang tuanya. Keduanya masih hidup. Namun keduanya sudah menikah lagi. Cuma rumah ini yang Mina punya. Ia tidak berencana membeli rumah lain.
“ gua suka aja tinggal di sini. Yah walopun kumuh, jelek, tapi disini gue lahir”
Ucap Mina
“ disyukurin aja mbak. Katanya kita bersyukur pasti nanti dikasih yang lebih lagi oleh Tuhan”
Mina tersenyum. Ia kira pria itu akan mengejeknya melihat gayanya yang nyentrik namun rumahnya ternyata kecil dan kumuh. Tapi ternyata tidak
“ mbak, udah lihat berita belum? Katanya polisi yang urus kasus Sari, itu banyak yang meninggal lho?”
Bisik Indah
“ biarin dah, aku ga suka mereka.”
Ucap Mina santai
“ issss si mbak. Kan Sari temen kita”
Ucap Indah
“ gua malah ga enak sama suaminya Nina lho. Suaminya kerja banting tulang eh dia lagi bulan madu sama cowok lain”
Sahut Mina. Indah mengangguk. Ia menatap Derry dengan genit dan berbisik
“ makanya kita exe aja suaminya. Aku lihat dia ga susah-susah amat kok. Cuma ada anak satu doang. Bisalah aku numpang hidup”
Mina langsung menoyor jidat temannya
“ yee elu, suami temen lu ambil.”
Indah tertawa kecil
“ lagian mereka bentar lagi pasti cerai kok”
Jawab Indah
“ iya sih, Mina bilang ia mau lari sama cowok itu”
Bisik Mina
“ tuh kan kasihan Anak dan suaminya. Mending aku yang urus.”
Indah langsung membuka kancing kemejanya sehingga terlihatlah belahan dadanya
“ ya ampun, harus sekarang?”
Tanya Mina kaget. Indah mengangguk. Ia lalu keluar dan langsung menggoda Derry yang sedang duduk di ruang tengah
Sepuluh menit kemudian
“ mbaknya harus sabar. Harus pinter jaga diri. Apalagi masih muda masih cantik. Harus pinter jaga kecantikan diri mbak untuk suami mbak di masa depan nanti. Jodoh rejeki maut semuanya ada yang atur. Saya bukannya menolak mbak. Malah saya akui mbaknya cewek yang baik, ramah dan sangat cantik……”
“ hahahahahahahahaha”
Derry menutupi tubuh indah dengan handuk. Indah menggodanya dengan membuka seluruh pakaiannya di depan Derry. Namun pria itu dengan santai menutupi tubuh Indah lalu menceramahinya. Mina tertawa terpingkal-pingkal sedangkan Indah tertunduk malu.
“ baik mbak, kalau begitu saya permisi dulu”
Indah menyalami dengan malu-malu. Mina tiba-tiba menyalami Derry dan pria itu kaget
“ makasih udah ceramahin temen aku ya mas. Biar cepet sadar tuh orang”
Dan ketika Derry pergi, Indah langsung menangis tersedu-sedu
“ huaaaaaaa gua malu anjiiing! Cowok sialan! Muka kayak knalpot aja sok-sok’an nolak gue! Huaaaaaa”
Indah berteriak dan menangis sejadi-jadinya. Mina makin tertawa
“ mampus lu. Cowok kayak gitu jangan samain sama cowok di hotel lah”
Mina tertawa terpingkal-pingkal sementara Indah masih menangis malu.
“ keseeeeeeeel!”
Teriak Indah
“ si Nina suaminya sebaik itu kok masih kerja kayak kita sih. Gue lihat Derry ga susah-susah amat.”
Ucap Mina bingung
“ bodooooo”
Teriak Indah tak peduli. Mina kembali menoyor Indah dan menatapnya sinis
“ yeee tadi muji-muji sekarang malah ngejelekin. Kebiasaan lu”
Indah lalu berbaring di tikar dan menutupi tubuhnya dengan selimut