Break on Trough
Malam tak lama berselang, suara-suara hewan nocturnal mengisi gelap dan dinginnya tengah malam. Setiap insan terlelap akan tisurnya di malam yang sunyi itu. Tak terkecuali Surya dan Yati yang sudah berpeluh keringat dan aroma tubuh masing-masing.
Di sela-sela tidurnya, Ia terbangun. Jam menunjukkan pukul satu dini hari.
“What a night!” dalam pikirnya.
Ia pun terduduk merenung tentang apa yang telah Ia lakukan di masa-masa dulu. Dari masa muda yang hedon sampai ke masa sekarang yang boleh dikatakan Ia telah sadar dan insyaf dari semua hal dan perbuatan yang pernah Ia lakukan terhadap istrinya. Surya menyesali setiap perselingkuhannya, hingga kejadian 3 tiga tahun lalu yang terus menghantuinya. Perselingkuhannya dengan seorang guru TK, hampir membuat rumah tangganya hancur berantakan. Namun, jiwa istrinya yang pemaaf mampu membuat mereka bertahan. Meski di satu sisi pasti ada luka yang tidak bisa terobati.
Tak kuat menahan kebutuhan biologisnya, Surya pun beranjak dari tempat tidurnya. Terlihat olehnya tubuh Yati yang masih telanjang, namun berselimut putih tertelungkup lelap. Ia memandang begotu cantik dan indahnya tubuh itu. Namun, ia masih merasakan ada yang janggal di benaknnya akan istrinya itu. Mendadak Yati terlalu sering pulang terlambat. Sabtu dan minggu selalu aja ada alasan Yati untuk pergi ke kantor. Surya faham jika Yati memang memiliki karir yang cemerlang, dari staf kantor biasa, karirnya menanjak menjadi kepala bagian, lalu lama berselang menjadi asisten manajer. Hal yang terbaru adalah Yati akan mendapatkan promosi menjadi seorang manajer.
Setelah lama merenung, Ia mulai melangkahkan kakinya ke kamar mandi dan menuntaskan kebutuhan biologisnya. Surya pun kemudian kembali ke kamar tidurnya dan langsung bersandar di bantalnya.
“Beeeppp…beeeppp…beeeppp”
Terdengar suara notifikasi WA di hp istrinya itu.
“Jam 1 malam, WA” gumam Surya curiga.
Rasa penasaran dan etika yang tak pantas untuk membuka WA di hp isrrinya itu. Makin di acuhkan, makin tinggi rasa penasarannya. Ia hanya melihat sepintas pop up WA dari sahabat karib Yati yang bernama Betty.
Betty adalah rekan kerja Yati, bisa dikatakan mereka adalah bff alias best friend forever. Surya mengenal Betty dari Yati. Mereka pertama kali bertemu ketika Surya menjemput istrinya di kantor Yati. Kemudian mereka bertiga sering bertemu di rumah atau di acara-acara undangan atau pesta.
Betty bertubuh tinggi dan lebih montok dari Yayi. Keduanya seperti dua sahabat yang tidak bisa dipisahkan. Seperti dua soulmate yang saling mengisi. Di mana Yati yang selalu berhijab dan bergamis, sementara Betty yang selalu tampil casual dengan celana panjang atau blazzer ketika berkantor. Rambut Betty selalu di cat berwarna pirang. Jika sekilas akan terlihat seperti bule. Keduanya saling terhubung oleh kisah dan pengalaman percintaan masinh-masing. Di mana, Yati yang mengalami semasa tujuh tahun pernikahannya diselingkuhi Surya, dan Betty yang pernikahannya kandas disebabkan suaminya yang lebih memilih seorang janda beranak satu di kantor tempat suaminya bekerja. Hal-hal tersebutlah yang membuat mereka semakin akrab seperti kakak dan adik. Hingga saat persalinan Yati, Betty selalu ada menemani Yati bersama Surya.
Surya pun memberanikan diri untuk membuka pesan WA di hp istrinya itu.
“Hmmmmmm…tak pakai sandi sama sekali” gumamnya.
Surya pun kemudian membuka pesan WA Betty tersebut.
“Bebs….udah tidurkah? Miss u bebs”
“Hmmmmm” gumam Surya
Ia masih menganggap wajar isi pesan tersebut. Melihat kedekatan mereka yang seperti adik kakak. Ia pun terus men-scroll up WA Yati dengan saksama. Di lihatnya isi-isi pesan yang cukup akrab dan sedikit romantis. Ada emotticon-emoticon kiss, love, hugs dan gif-gif cium. Rasa janggal di benak Surya semakin tinggi, tapi ia masih menahan rasa itu. Ia berpikir “Ahhh tak mungkin jika mereka menjalin sebuah hubungan rahasia”.
Namun, Ia menjadi terbelalak ketika melihat foto topless Betty dengan caption “miss u so much honey”. Buah dada yang lumayan besar, lebih besar dari Yati. Dan Surya semakin terbelalak ketika melihat foto istrinya yang berlokasi di ruang kerjanya, terlihat Yati mengeluarkan dua payudaranya dengan bibir menjulurkan lidah dan ber-caption “ miss u so much. Kangen ketika lidah inj menikmati basahnya memek kamu beb”
Surya langsung tertunduk lesu melihat itu semua. Terlihat beberapa chat sex diselinggi foto-foto topless, telanjang, dan foto-foto keduanya saling berkirim gambar sesang melakukan masturbasi.
“Ya Tuhan. Inikah jawaban-jawaban atas semua gundah akua” gumam Surya dalam hati.
Seperti terbakar cemburu, namun ia lebih berasa seperti bersalah. Mungkinkah ini balasan atas semua perselngkuhannya terhadap Yati. Mungkinkah Yati merasa kecewa dan ingin membalas semua perbuatannya. Surya meneteskan air mata dan matanya tertutup merenungi semua kesalahan yang telah ia perbuat. Ia tak faham kenapa Yati menjadi menyukai sesama jenis. Dan dengan Betty. Seorang sahabat Yati yang sudah ia anggap sahabatnya sendiri juga.
Surya pun tak sanggup untuk melihat lebih jauh semua isi percakapan di WA istrinya itu. Ia pun menutup hp istrinya dan kembali bersandar di bantalnya. Surya melirik dalam istrinya yang sudah terlelap tidur dengan pulas.
“Maafkan aku istriku” gumamnya.
******
Pagi pun berselang, rumah itu memulai aktivitas rutin di pagi hari. Yati yang bersiap memakai balzzer dan terusan troussernya, sementara Surya bersiap memanaskan mobilnya. Terlihat Yeni yang sibuk mengejar-ngejar si kecil yang terus berlari tanpa henti.
Tak lama kemudian, mereka berempat pun sudah di meja makan dengan posisi saling barhadapan.
“Mi, abi punya saran nih. Gimana kalo kita sewa pembantu aja buat bantu-bantu di rumah”, Surya memulai pembicaraan. “Kasihan kan Yeni tiap hari harus mengurus rumah dan si kecil”.
“Ah… gak papa kok Kak Surya, aku enjoy-enjoy ini, lagian aku kan masih nganggur” balas Yeni.
“Lha kalo kamu sudah kerja, gimana?” Surya menimpali.
Yeni diam tak menjawab, Ia pun berpikir tak selamanya ia akan berada di rumah itu dan mengurus anak kakaknya tersebut.
“Ide bagus sih Bi, tapi siapa coba calonnya” Yati menanggapi keduanya, “ Coba, lagian kan kita harus selektif, banyak lho pembantu yang gak profesional.”
Surya berpikir keras, siapa yang akan menjadi calon pembantu di rumahnya. Jika dipikir-pikir, benar pula apa yang dikatalan istrinya. Sering terjadi hal-hal yang tidak diinginkan jika tidak selektifnya memilih pembantu rumah tangga.
“Ahhhhh… aku tahu Kak!” Yeni histeris.
“Gimana kalo Teh Ilis, dia kan anaknya Om Gunawan adiknya papih”
“Aku denger dia udah tiga bulan ada di Indo, masa kontraknya jadi TKW di Saudi kan udah beres”.
“Ohhh Ya?” tanya Surya penasaran.
“Iya Kak, kemarin Mamih telfon, terus Teh Ilis dateng nyari kerjaan, sementara suaminya kan masih nganggur” jelas Yeni.
“Yah sudah kalo begitu, nanti Ummi telfon teh Ilis. Biar aku yang minta dia kerja di tempat kita” balas Yati.
“Ya sudah kalau itu bagus buat kita, abi sih ikut saja” Surya menimpali.
Wajah Surya terlihat datar, ia pendam semua rasa yang ia dapatkan semalam setelah melihat isi percakapan di hp Yati. Yati pun tidak menyimpan rasa curiga apa-apa.
Setelah sarapan dan beberapa obrolan kecil, Surya dan Yati beranjak menuju ke garasi, dan saling berpamitan dengan Yeni dan anak semata wayangnya. Surya langsung mengendarai mobilnya disusul Yati yang mengedarai mobilnya sendiri. Keduanya terpisah menuju tempat tujuannya masing-masing.
Sesampainya di tujuan, Yati lalu menhentikan mobilnya. Dan seorang satpam yang bernama Mikel langsung membuka pintu mobil.
“Selamat pagi Bu” ucapnya.
“Pagi juga pak” jawab Yati sambil tersenyum.
Mikel yang berperawakan khas indonesia timur, tinggi besar dan berkulit gelap. Wajahnya cukup tampan. Kadang Mikel dan Yati saling bertegur sapa ataupun saling bercakap kecil di sela-sela senggangnya. Hingga Mikel sering menstalking medsos Yati hanya untuk sekedar melihat foto-fotonya di medsos. Entah apa di benak Mikel ketika melihat foto-foto Yati. Yang jelas Mikel sangat menaruh hormat kepada Yati setelah Yati membantu kondisi kesehatan ayahnya Mikel.
Yati pun beranjak menuju ruang kerjanya. Yati seperti biasa datang lebih awal dari jam kantor. Hingga Ia melihat Betty yang sudah ada di pantry kantor sedang menyeduh kopi. Yati pun menghampirinya. Ia melihat Betty menggunakan atasan putih dan bawahan berupa rok selutut.
“Pagi beb” ucap Yati.
“Astaga….. beb, bikin kaget aja” balas Betty.
“Pagi-pagi udah ngopi aja kamu ih” timpal Yati.
“Aku kan bikin kopinya dua, satu untuk aku, satu untuk Bu Yati yang saya cintai” canda Betty.
“Ihhhh…. Mulai ya kamu!” Yati mebalasnya dengan sebuah tepukan di pantat Betty yang montok.
“aawww… pagi-pagi sudah nantangin kamu beb” balas Betty manja.
Keduanya saling bertatapan, dan Yati pun melingkarkan kedua lengannya di pinggul Betty.
“Ohh my God. I miss so much this beautiful girl” rayu Yati, yang kemudian mendekatkan wajahnya ke hadapan Betty.
Betty yang memiliki perasaan yang sama lalu mengecup lembut bibir merah bergincu Yati.
“Mmmmhhhhh”
Keduanya berkecup mesra, melupakan jika tempat itu adalah sebuah pantry.
Yati pun kemudian melepaskan kecupan dan rangkulan di tubuh Betty.
“Hmmm… udah ahh udah. Kalau nanti ketauan bisa berabe kita beb” ucap Yati.
Betty tertawa lepas “Chicken!!”
“Awas ya kamu bilang gitu!” balas Yati sambil melotot.
“Maaf miss Yati. Hahaha” Betty kembali tertawa.
“Ya sudah, nanti makan siang di tempat biasa” ucap Yati kepada kekasih gelapnya.
“Okay beb, apa sih yang enggak buat sayangku” jawab Betty manja.
Mereaka pun beranjak menuju ruangannya masing-masing, di mana ruangan mereka terpisah oleh beberapa sekat kantor. Yati yang memang memiliki jabatan asisten manajer memiliki ruangan terpisah yang cukup luas dibanding ruangan lainnya di lantai itu.
Di tengah kesibukan dan rutinitas kerjanya, Yati dikejutkan oleh ketukan pintu.
“Tok..tok..tok”
“Masuk” Yati mempersilakan sosok di luar yang mengetuk pintu ruang kerjanya. Rupanya Denti, sekretaris dari Alex, Alexander namanya. Seorang kepala divisi yang membawahi langsung Yati.
“Bu Yati, sudah ditunggu Pak Alex di ruangannya sekarang” ucap Denti.
“Ohh… iya kalau begitu, sebentar saya email dulu worksheet yang harus diterima kepala kantor cabang di Surabaya” jawab Yati simpel.
Tak berapa lama mereka berdua pun menuju ruangan Alex yang berada di lantai atas. Sejenak Betty melihat mereka berdua melintas. Ia pikir bahwa promosi yang akan Yati hadapi akan segera Yati peroleh. Firasatnya selalu tepat.
Setelah mengetuk pintu ruangan Alex, Denti pun mempersilakan Yati untuk memasuki ruangan atasannya terebut.
“Silakan duduk miss Yati” ucap Alex memulai.
Alex yang merupakan keturunan dari keluarga terhormat selalu memperlihatkan sikap respectnya terhadap wanita di hadapan anak buahnya.
“Terimakasih Pak” ucap Yati.
Yati pun duduk menghadap seorang pria yang Ia ketahui akan menjadi jalan untuk mendapatkan sebuah promosi menjadi seorang manajer. Di mana manajer sebelumnya sudah resign dan pindah ke perusahaan lainnya.
“Gimana, miss? Ada hambatan job desk?” Tanya Alex.
“Alhamdulillah belum ada pak, semuanya masih terkontrol dengan baik.”
“Ada beberapa problem di cabang, tapi setelah saya konfirmasi dengan pihak cabag semuanya berjalan lancar” jelas Yati.
“Bagus…bagusss” Alex terlihat riang dan bertepuk tangan.
“Sekarang perkara posisi manajer yang kosong? Bagaimana pendapat miss yati?” tanya nha.
“Untuk posisi itu, saya yakin itu adalah posisi saya pak, mengingat beberapa bulan ini kinerja kami sebagi tim bisa dikatakan menaik” alasan Yati.
“Target market kita sudah tercapai berkat kerja keras tim kami, Pak”
“Bagus… bagus. Kamu yakin kalau manajer itu adalah posisi kamu?” tanya Alex.
“100 % yakin pak, mengingat saya adalah kandidat yang cocok untuk posisi itu?” jawab Yati tegas.
Alex mulai berdiri dari kursinya, dan melangkah beberapa langkah di pinggir meja Ia lalu duduk di pinggir meja di samping Yati. Yati tidak berani melihatnya langsung, ia hanya tertunduk, seakan sosok pria ini akan menerkamnya.
“Gini lho Miss, sebenarnya ada beberapa kandidat yang masuk di list saya. Jadi tergantung effort kamu bagaimana nantinya” alasan Alex.
“Tapi pak, saya sudah mencapai target market dan tim saya sangat kompak” jawab Yati kembali tegas.
“Dan saya akan melakukan apapun untuk mencapai tujuan saya. Dan tujuan saya adalah manajer” Ia menambahkan.
Alex seperti mendapatkan angin segar mendengar jawaban dari Yati yang memang terlihat baginya sangat ambisius. Pikir Alex menjadi lebih liar mendengar jawaban itu.
“Apapun? Maksud miss apapun seperti apa?” Pancingnya.
“Iya apapun yang perusahaan dan bapak perlukan saya akan bersedia menyanggupi”. Ucap Yati dengan tegas.
“ Hmmmmm terlihat menarik” ucap Alax.
Alex pun berdiri dan melangkah menuju balik badan Yati, dengan percaya diri ia tersenyum licik dan penuh niat jahat. Lalu, Alex memegang bahu kanan Yati dengan lembut.
“Apapun termasuk ini?” jemari Alex mulai mengelus-ngelus pipi lembut Yati.
Dalam hati, Yati merasa ada di ujung tanduk. Ada rasa menolak atas perbuatan pelecehan itu, ada juga ras untuk pasrah. Karena dengan itu, Ia dapat poin tersendiri agar Alex bisa merekomendasikannya menjadi seorang manajer kepada board director.
Melihat Yati yang hanya terdiam, Alex semakin memberanikan dirinya. Lengannya turun ke arah dada Yati dan meraba-raba payudara kanan Yati.
“Apapun termasuk ini” tanyanya.
Yati hanya bisa terdiam dan lambat laun ia menganggukkan kepalanya.
“Apapun yang bapak mau, akan saya lakukan” Yati memberanikan diri menjawab itu semua.
Mendengar hal itu, Alex semakin menggelora birahinya. Kemudian, ia meraih kedua payudara Yati dengan kedua tangannya. Ia remas kedua payudara montok itu dengan penuh gairah. Sementara wajahnya semakin menempelnke arah leher Yati yang berbalut hijab. Alex pun membuka bagian belakang hijab Yati dan mengecup pundak serta leher bagiañ belakang Yati. Yati hanya bisa pasrah dan ia merasakan titik lemahnya tersentuh oleh pria itu. Detak jantungnya semakin kencang ketika Alex mulai menciumi lehernya dan kedua tangannya meremas-remas payudara Yati.
“Mmmmmmmmmhhhh” desah Yati pelan.
“Kamu suka miss?” tanya Alex.
Yati hanya bisa mengangguk sambil merasakan desakan birahi yang mau tidak mai tidak bisa ia lawan. Semakin lama Alex semakin menjadi liar. Lalu, ia membuka kancing celana ppanjang Yati. Yati pun dengan refleks membukakan kakinya agar jemari Alex bisa leluasa merasakan vaginannya.
“Mmmmmhhhh aaahhhhhh” desah Yati pelan.
Alex merasakan vagina Yati yang mulai membasah akibat permainan jari nya di vagina yati. Ia masukan kedua jarinya dan semakin membuat Yati mendesah.
“Aaaahhhhhhhhh pak…… so good” desah Yati.
“You will like it Miss. How I threat a women wil be my pleasure” tukas Alex
Semakin kencang Alex memainkan jari-jarinya di vagina Yati semakkn menggelinjang Yati jadinya Yati pun menengadahkan kepalanya ke belakang mengjadap Alex, dan alex pun langsung mencium bibir Yati yang merah tebal.
“Mmmmhhhh…mhhhhhhhh”
Keduanya saling beradu ciuman dan bertukar lidah.
“Aaaaaaahhhhhhh I am gonna cummmmmm!!!!!” desah Yati
Alex semakin mengencangkan permainan jarinya dan semakin basah vagina yati jadinya.
“Aaaaaaaaaahhhhhhhh…..don’t stoppp plissss…aaaaagggggghhhhhhh”
“Aaaaaahhhhhhhhh”
Yati menggelinjang jadinya mendapatkan orgasmenya hanya lewat permainan jemari alex.
Yati pun langsung berjongkok di hadapan Alex dan membuka sleting celana alex.
“You wanna fuck this little mouth sir?” rayu Yati.
“Yeahhhh…girl… let me fuck your preety face. And make sure you will eat my cum” ucap Alex.
Yati membuka mulutnya dan langsung menyantap dengan lahap penis Alex yang lumayan panjang.
“Sssllluurrpppp…sllluurrpppps”
Yati dengan lihai memainkan penis Alex di mulutnya. Alex langsung memegangi kepala Yati dan melakukan penetrasi dengan kencang ke arah mulut Yati yang membuat Yati seperti kesulitan bernafas.
“Slllurprpsss…slurppsss…slurrppsss”
Semakin kenncang penetrasi itu semakin banyal air liur yang keluar dari mulut Yati.
Alex pun hingga tak kuat ditahannya. Sungguh wanita ini sangat lihai dalam oral sex. Hingga membuatnya menahan erangan keras. Dan menutup mult dengan tangannya sendiri.
“Aaahhhh fuckkk. I am gonna cum….ahhhh…shit you girl” erang Alex.
“Arghhhhhhhh…fuckkkk…..aaaaaaahhhh”
“Crot…crot….crot…”
Cairan putih kental itu keluar dari kandangnya dan mengisi penuh seluruh ruang mulut Yati. Dan dengan lahap Yati lalu menelan semua sperma yang keluar tanpa ada sisa.
Alex langsung menutup sletingnya dan terduduk lemas di sofa denpan mejanya. Terlihat yati yang membersihkan dagu dan mukanya, sambil merapihkan pakaian dan hijabnya. Alex merasakan hal yang sangat hebat saat itu. Belum pernah oa rasakan sensasi oral sex yang sangat hebat seperti ini.
Yati kemudian menghampiri Alex yang sedang terduduk lesu.
“Bagaimana pak, effort saya?” tanya Yati.
“Mhhh…wow…hebat miss. Saya suka. Dan sore nanti saya akan bicarakan dengan Pak Tedy selaku board director” jawab alex lemas.
Yati hanya tersenyum simpul, Ia sudah yakin jika posisi manajer sudah ada di tangannya.
“Jika begitu saya mohon ijin untuk menjutlan job desk saya pak” ucap Yati.
“Silakan miss, silakan. Sekarang juga saya akan bikin janji dengan pak tedy” janji Alex yakin.
Yati pun melangkah keluar dan membuka pintu ruangan itu. Dilihatnya Denti yang duduk di belakang meja sekretaris tersenyum dan berkata.
“Selamat ya bu atas promonya”
Denti seakan tahu apa yang terjadi di dalam ruangan itu. Dan yati hanya memberi tanda jari di mukutnya sekan berkata “ssstt hanya kita yang tahu”.
***
Waktu pun sudah menunjukkan pukul 12 siang, Betty yang sudah menunggu di lobby kantor terlihat berbincang bersama Mikel, satpam yang berbadan gelap dan tegap. Keduanya sedang asyik entah membahas tentang apa ketika Yati tiba di lobby. Sebelum menemui Betty, Yati menuju toilet yang berada di samping lobby hanya sekedar membereskan sedikit make up dan lipstiknya, kemungkinan karena kejadian di ruangan Alex, membuat make up dan lipstik Yati menjadi luntur dan berantakan. Akan terlihat aneh oleh Betty jika ia tahu setelah keluar dari ruangan Alex mengapa make up dan lipatiknya luntur.
“Beebbss!” Yati memanggil Betty.
Mungkin panggilan beb atau say yang sering diucapkan keduanya bagi sebagian orang dianggap lumrah karena melihat keakraban mereka. Namun, sebenarnya ada kisah dibalik itu semua.
“Ohhh hai beb, gimana tadi di atas?” tanya balik Betty.
“Mudah-mudahan lancar say, aku yakin kali ini posisi itu bisa aku dapatkan” ucap Yati yakin.
Betty pun terlihat menyemangati Yati yang memang ia lihat Yati tipe wanita yang sangat ambisius. Betty melihat keambisiusan Yati terlihat tiga tahun belakangan ini. Ia melihat ambisiusnya Yati berdassrkan rasa kecewa dan sakit hatinya Yati terhadap Surya. Jadi sebisa mungkin Yati terus meniti karir dan ingin memperlihatkan kepada suaminya jika semua lelaki pasti akan berada di bawah telapak kakinya.
“Ya sudahlah say. Kita maksi aja sekarang” ajak Yati
“Wah..wah..Bu yati sama Bu Betty mau makan siang di mana nih?” Tanya Mikel sedikit penasaran.
“Wahhh Pak Mikel kepo nih, apa pak Mikel mau ikut juga?” canda Betty
“Ahh tidak Bu, saya kan tugas jaga di sini bu betty bisa aja” kilah Mikel.
“Tenang, pak. Nanti saya bungkusin buat pak mikel yang baik” canda Yati.
Ketiganya tertawa senda gurau hingga Mikel mempersilakan keduanya memasuki mobil yang sudah terparkir di depan lobby kantor.
Yati dan Betty pun pergi menuju sebuah resto yang lumayan fancy di sebuah tempat yang berlokasi di utara kota itu. Setelah memesan tempat dan dipersilakan menuju sebuah tempat yang berada tepat di atas bukit. Dari tempat itu terlihat hamparan perkotaan dari segala penjuru. Sambil menunggu pesanan yang mereka pesan, mereka terlihat mesra berbincang satu sama lain. Posisi Yati bersebelahan dengan Betty. Ia menyandarkan kepalanya di bahu kekasih gelapnya itu dengan mesra.
“Beb, gimana sekarang suami kamu?” tanya Betty penasaran.
“Pliss lahh…jangan mulai say. Aku gak suka kalo kamu tanya suami aku kalo kita lagi berdua begini” yati sedikit ketus.
“Bukan, maksud aku apa dia masih seperti dulu?” tanya nya.
“Alhamdulillah. Dia udah gak berulah lagi. Sepertinya, sekarang cuma aku yang berulah” balas Yati bercanda.
Di sela-sela obrolan itu, tangan yati berada di atas paha Betyy yanh di mana keduanya duduk berlesehan. Lambat laun ia meraba-raba paha Betty di balik rok pendeknya.
“Beb, plisss jangan beb…” tolak Betty menahan tangan Yati yang menggerayangi pahanya.
Merasa ditolak, Yati malah semakin berani meraba paha Betty yang putih mulus itu.
“Aku gak ngapa-ngapain kok say, cuman merasakan lembutnya kulit kamu” lasan Yati. Sembari tangannya masuk ke balik rok Betty dan mendapati vaginanya yang berbalut celana dalam.
“Pliss bebbb…jangan di sini pliss” Betty hanya mampu menolak di ucapannya saja tetapi seakan membiarkan bagian kewanitaannya diraba dan di elus kekasihnya.
Yati semakin memberanikan diri untuk menstimulus vagina Betty yang didapatinya lama kelamaan menjadi basah.
“Mmmhhh aku rindu memek kamu yang jadi basah gini sayang” ucap yati sembari membisikan ke daun telinga Betty dan sedikit menjilati daun telinga Betty.
Merasakan itu Betty hanya bisa mendesah pelan seakan pasrah apa yang sudah Yati berikan kepadanya.
“Ohhh beby…plisss…aku gak tahan, jangannn bebb…plisssshhh” desah Betty.
DI sela-sela pasangan itu berbuat mesra. Mereka terhentikan oleh kedatangan pelayan resto yang membawakan pesanan mereka. Yati lalu menarik tangannya.
“Yayy…akhirnya dateng juga” ucapnya sembari menjilati jari-jarinya yang sudah basah oleh cairan kewanitaan Betty. Betty melirik Yati sambil berbisik kepadanya, “What a bitch”. Yati hanya tertawa dan membalas ucapan itu “but you like most”. Mereka pun tertawa dan melanjutkan makan siang mereka.
Setelah beberapa saat mereka menyelesaikan makam siangnya. Mereka pun melanjutkan obrolan yang tersisa di resto tersebut.
“Beb, sekarang aku pengen ngobrol serius sama kamu” ucap Betty serius.
“Aku mohon kamu hati-hati jika bergaul dengan orang-orang atas”
“Maksud kamu?” tanya Yati penasaran.
“Toh selama ini aku sering hangout sama orang-orang atas gak ada apa-apa” ia berkilah.
Padahal baru saja ia mengalami kejadian yang akan menjadi jalan kenaikan posisinya. Jika dikatakan pelecehan seksual tetapi Yati menyanggupinya dengan iming-iming posisi manajer yang kosong.
“Gini lho beb. Aku sering dengar isu-isu kurang sedap dari anak-anak kantor” ucap netty serius.
Mendengar hal itu, roman muka Yati langsung berubah. Dari awalnya yang bersikap manja kepada Betty ia justru menjadi bersikap sebaliknya.
“Maksud kamu, aku bergaul dengan mereka melakukan hal-hal aneh?” tanyanya ketus.
“Kamu pikir aku wanita macam apa? Aku hanya berbjay curang Cuma sama kamu saja. Cuma kamu?” nadanya meninggi.
“Atau kamu cemburu aku bergaul dengan mereka?”,
“Atau memang kamu yang menjadi kandidat lainnya yang Pak Alex katakan ke aku?” nadanya semakin meninggi.
Betty merasa tersudutkan oleh perkataan Yati yang berubah drastis. Ia tak menyangka jiga Yati memiliki mood swing yang complicated. Dari awal yang manja menjadi beringas seperti sekarang. Yang ia tahu memang Yati dari sosok yang tenang akan menjadi liar jika sedang berada di atas ranjang. Tapi jika melihat situasi sekarang Betty sungguh tidak menyangka.
“Aku sama sekali gak ada minat untuk posisi itu, dan Alex tidak pernah meberikan arahan intuk aku menjadi seorang manajer” ungkap Betty.
“Yang aku tahu, Cuma kamu satu -satunya kandidat di posisi itu” ucap Betty bertahan.
Yati semakin memerah mukanya dan dengan nada tinggi ia semakin memojokkan posisi Betty.
“Ahh, aku gak percaya. Kalau pun itu benar. Aku tetap akan berpikir kamu adalah salah satu kandidat itu. Dan aku tak suka” Yati terlihat sangan offensif yang mencurigai tanpa alasan kepada Betty.
Betty hanya tertunduk, tak tahu apa yang harus ia ucapkan mendengar seluruh perkataan yang ditunjukkan kepadanya. Matanya sedikit berlinang, kaget dan tak percaya Yati bisa menuduhnya seperti itu.
“Semakin diamnya kamu, semakin aku percaya jika kamu kandidat lain!” tegas Yati.
Ia tak melihat jika Betty sudah berlinang air mata. Betty hanya ingin cepat-cepat pergi dari tempat itu. Pergi dari hadapan Yati, tapi tak sanggup. Dirinya menjadi lemah. Tak berdaya. Tak berupaya.
Beberapa waktu mereka beranjak dari resto dan memasuki mobil yang sudah terparkir. Tak ada kata-kata yang terucap sepanjang perjalanan pulang. Yati yang masih tetap memerah padam, menyetir dengan wajah masih marah dan judes. Sementara Betty., hanya tertunduk, diam berlinang air mata.
Setibanya di kantor mereka, Yati langsung menuji ruangannya. Dan Betty yang masih shock atas kejadian tadi langsung menuju toilet di lobby dan menangis terisak di balik pintu, merasakan sesak di dada. Tak mengerti mengapa Yati menuduhnya seperti itu. Padahal ia hanya ingin mengingatlan kelasihnya untuk berhati-hati dengan orang-orang seperti Alexander, Teddy, dan Jhon.
***
Sore itu pukil 15.30, Surya masih terdiam di hadapan komputernya. Memandang kosong layar monitor. Tak ada yang dilakulannya, hanya tetap berpikir, bagaimana bisa Istrinya menjadi seorang bisexual dan berselingkuh atasnya kepada Betty. Ia faham jika mungkin Yati ingin membalasnya ata segala perselingkuhannya. Tapi ia benar-benar tak menyangka jika yang menjadi selingkuhan istrinya itu ialah Betty. Wanita yang sering ditemuinya bersama istrinya, sahabat karib istrinya.
Surya masih terbayang isi chat di WA istrinya. Bagaimana mereka saling bertukar foto telanjang dan saling berkata-kata mesra diselingi chat sex yang cukup menggairahkan. Ia meras tak sanggup untuk pulang ke rumah sore itu. Entah apa yang harus ia lakukan. Ia ahanya berpikir jika perasaan inilah yang istrinya rasakan ketika mengetahuo dirinya berselingkuh. Sakit, perih, dan sesak hati. Dalam hatinya hanya ada seorang yang selalu bisa mengobati gundahnya, seseorang yang merupakan sahabat lama Yati. Surya telah lama pula mengenalnya. Ketika ia berkuliah dan menjalin hubungan dengan Yati, meraka menjadi akrab. Sahabat Yati adalah sahabat Surya pula. Mila namanya, wanita yang dikenal Surya sangat solehah, teman Yati semenjak di asrama wanita di masa-masa sekolah dulu.
Mila yang selalu berpakaian tertutup, sesosok wanita yang menjadi panutan bagi Yati dan Surya. Sikapnya yang selalu dewasa. Dan yang menjadi penengah kejadian tiga tahun lalu yang sempat membuat rumah tangga Surya dan Yati hampir berantakan. Sosok Mila inilah yang mampu menyelamatkan rumah tangga mereka.
Surya pun mengambil HP dan langsung memberanikan diri menelfon Mila.
“Assalamualikum, Mil.”
“Waalaikum salam Sur” jawab Mila lembut.
Tanpa panjang lebar Surya langsung mengutarakan isi kepalanya kepada sosok wanita yang ia kagumi itu. Mila hanya mendengarkan keluh kesah Surya dan hanya sedikit memberikan tanggapan.
“Ya, sudahlah Sur. Kalo kamu belum merasa enak untuk pulang, mampir aja ke sini. Ke rumah. Pintu rumah aku selalu terbuka untuk kamu dan Yati.” Ucap Mila.
“Makasih Mil, aku gak ingin ngebebani kamu sama suami kamu nanti” kilah Surya.
“Kamu kayak gak tahu aku sama suamiku aja. Kita ini sudah seperti saudara.” “ kadi jangan sungkan-sungkan” ucap Mila.
“Aku ijin dulu sama suami, kalo ia sudah kasih ijin, aku siapin kamar tamu di atas” ucapnya.
“Makasih Mil, aku sudah banyak merepotkan kamu selama ini”,
“Dan mungkin akan merepotkanmu lagi” ucap Surya lesu.
Surya pun menutup percakapan mereka dengan memberi salam, lalu ia sudah membulatkan hatinya untuk tidak pulang dulu ke rumah malam ini. Mungkin sedikit menginap sebentar di rumah Mila dan suaminya akan sedikit mengurangi kepenatan hatinya. Ia pun meminta ijin kepada Yati untuk tidak pulang ke rumah malam ini, beralasan harus mendadak ke luar kota. Yato pun mempercayainya dan mengijinkan suaminya untuk tak pulang malam ini.
***
Bersambung …..