========
QUEST#06
========
Selama 13 hari aku mencoba untuk mengerti tentang diriku sendiri. Selama 13 hari itu juga aku mencoba untuk mengenali ke-45 wanita dalam daftar yang diberikan bang Eros.
Seleranya memang sangat bagus. Tak satupun dari ke-45 wanita itu yang tidak lezat rasanya.
Bahkan para guru-guru wanita yang diincarnya juga berkualitas tinggi. Kalau ada yang sudah menikahpun masih sangat enak untuk dipeluk apalagi ditiduri.
Bisa dipastikan kalau nilai-nilai pelajaranku dengan masing-masing guru wanita itu akan sangat bagus...
Apalagi para gadis-gadis remaja sebayaku... Sangat menggemaskan. Satu hari saja aku bisa kencan lebih dari empat orang. Gak semuanya harus berakhir di ranjang, kan? Lebih banyak hanya sekedar jalan atau ngafe aja.
Sekarang, aku hanya perlu mempertahankan hubungan baik dengan mereka semua agar tidak ada masalah di kedepannya.
--------
23 Agustus... Hari pertama aku bisa mulai mencari ZODIAC CORE ke-6, VIRGO. Kesempatanku sampai 22 September bulan depan.
Sejak tengah malam, aku sudah mengaktifkan Coremeter andalanku untuk mencari core istimewa ini. Hellen belum juga menyelesaikan Versemeter yang super canggih itu.
Jadi sebenarnya dengan Coremeter ini saja kurasa masih cukup untukku. Belum ada tanda-tanda keberadaan ZODIAC CORE ke-6 ini...
--------
Triiiiiiiiiiit... triiiiiiiiiiittt... triiit...triiiiiiiiiiiiiitttttt...
Salah seorang cewek dalam daftar bang Eros menelepon. Seorang cewek cantik kelas 2-A dari SMA Swasta Glendales. Namanya Tere.
Halo Tere... Selamat siang, cantik... sambutku.
Halo Satria... Makasih... jawabnya manja.
Beberapa hari yang lalu, aku sempat berkencan dengannya, jalan dan nonton. Ia sangat manis dan manja. Orangnya mungil tetapi penuh semangat. Rambutnya pendek dan dicat warna almond. Enak sekali merengkuhnya dalam pelukan. Harum...
Ada apa, Tere? Ada yang bisa kubantu? gombalku tetap menjaga hubungan baik.
Hmm... Gini, Satria... Bisa ketemu, gak? Aku mau ngomongin sesuatu, nih... katanya.
Mm... boleh... Ketemu di mana, Re? sanggupku.
Di taman... Taman besar di depan sekolahku... Tau, kan? katanya.
Taman besar di depan sekolahmu...? aku coba mengingatnya... Ya... ya... aku tau... Terus... kita bertemu di sebelah mananya...? Taman itu, kan lumayan luas... tanyaku kembali.
Di... tengah-tengah taman ada pohon yang paling besar... Nanti Tere akan nunggu di bangku taman di bawah pohon itu... jam 3 sore ini... Bisa, kan? katanya.
OK... Jam 3, ya... setujuku.
Kira-kira apa yang akan dibicarakannya? Apa tentang hubungan kami? Kalau benar begitu... gawat juga.
Menunggu jam 3, aku putar-putar kota sekaligus mencari ZODIAC CORE VIRGO. Siapa tau aku beruntung dan mendapat jejaknya.
Tapi sayangnya, aku tak mendapat apa-apa sampai menjelang jam 3 sore ini. Dan akupun mengarahkan mobilku menuju Taman Asri di depan sekolah Tere.
Ada lumayan banyak orang yang mengunjungi taman ini. Ada yang sedang pacaran, ada yang sedang berolah raga, ada yang bersama keluarga, ada yang santai sambil foto-foto... Macam-macam aktifitas bisa dilakukan di taman yang luas ini.
Aku segera menuju bagian tengah taman ini dimana ada pohon terbesar yang menjadi bagian utama taman ini.
Pohon ini tak kuketahui jenisnya. Hanya pasti sudah sangat tua terlihat dari ukurannya yang besar dan cabang-cabangnya yang kuat.
Rimbun daunnya, menaungi bangku-bangku taman yang mengitari akarnya yang dalam.
Itu Tere...
Hai, Tere... Sudah lama? sapaku. Ia sudah melihatku dari kejauhan tadi. Ia berdiri untuk menyambutku.
Baru, kok... Sekarang, kan tepat jam 3... Kamu selalu tepat waktu, ya... Satria... pujinya.
Itu sudah jadi kebiasaanku... aku langsung duduk di sampingnya tanpa minta izin dulu.
Mm... Gini... Satria... Aku mo bilang... Tapi kamu jangan marah, ya? ia memulainya langsung saja. Sepertinya tidak sabar lagi untuk menyampaikan maksud pertemuan ini.
Enggak... aku nggak akan marah... pastiku.
... ng... Kita, kan udah jalan beberapa kali... dan kita sama-sama menikmatinya... Apa... Satria... berniat meneruskan hubungan ini... ke tingkat yang lebih serius...? tanyanya.
Glek!
... Terus terang aja, Re... Sebenarnya tidak... pendek saja jawabanku. Pertanyaan seperti ini yang paling kutakutkan akhir-akhir ini.
Fiuh... Syukurlah... ia terlihat lega sekali setelah lumayan tegang untuk beberapa saat waktu menunggu jawabanku.
Kenapa?
Aku takut kalau Satria tersinggung... Karena ada seorang cowok yang
nembak aku kemarin... Aku belum bisa kasih jawaban sebelum pasti dengan Satria... jelasnya.
Oo... begitu... Ya, bagus dong... Kalau aku tidak keberatan... Aku dukung 100 persen! semangatku juga lega.
Benar? Yakin? Enggak nyesel? godanya. Tiap kali aku menggeleng.
Beep! Beep! Beep!
Core istimewa!
Tere memperhatikan aku mengeluarkan HP-ku untuk mengetahui posisi buruanku ini.
Siapa yang nelpon, Satria? ia bertanya karena aku tak kunjung menjawab bunyi ring tone yang jadul itu.
Aku memberi kode agar ia jangan bertanya lagi. Ia mengerti.
--------
Panjang gelombangnya 1619 Hz... dan sedang bergerak dari Barat... menuju ke arahku. Bagus!
Aku segera memperhatikan arah kedatangannya. Berganti-ganti aku memperhatikan layar dan arahnya.
Feedback-nya sudah sangat dekat tapi objek bergerak yang di depanku tidak ada satupun yang sinkron dengan kecepatan bergeraknya.
Di depanku ini hanya ada sepasang kekasih yang sedang bergandengan tangan, berjalan pelan. Wanita hamil dan suaminya. Juga berjalan perlahan. Hanya itu.
Sedang jejak gelombang ini bergerak konstan ke arahku tanpa jeda bak terbang meluncur, tapi aku tak dapat melihat wujudnya sama sekali. Lalu berakhir setelah melewatiku hingga ke pohon besar di belakangku dan hilang begitu saja...
Ada apa, sih Satria...? Kamu kelihatan bingung banget.. Tere penasaran atas tingkahku.
Aku menatap ke arah pohon ini dengan tak habis pikir... Apa ini? Kenapa tidak ada yang bisa kulihat... Padahal ia tepat melewatiku tadi.
Ah... Gak... Gak pa-pa, kok, Re... Aku hanya tidak mengenal nomor yang tadi meneleponku... kilahku.
Kaya-nya tadi itu bukan telepon, deh... Masa HP canggihmu itu ringtone-nya bip bip bip... Kuno banget... penasarannya.
Eh... he... he... he... Iya... aku suka dengan suara yang kuno begitu... kan jadi beda dengan ringtone orang lain... aku masih berkilah.
Trus... Gimana, tadi...? aku meneruskan pembicaraan dengan Tere dengan masalah cowok yang
nembak dia tadi.
--------
Setelah selesai urusan dengan Tere dan ia sudah pulang satu jam kemudian. Katanya ia mau memberi jawaban pada cowok itu. (Setidaknya satu bebanku sudah berkurang)
Aku terus mencoba Coremeter-ku ini ke arah hilangnya jejak core istimewa itu di pohon besar. Tetapi nihil. Coremeter juga bekerja dengan normal. Tidak ada yang aneh.
Tapi... apa tadi yang tertangkap oleh Coremeter ini? Hantu? Masa iya hantu juga punya core? Bukannya hanya mahluk hidup yang punya core. Hantu, kan mahluk mati... Apa iya? Aku juga tak mengerti.
Aku lebih baik minta bantuan pada saudara-saudaraku.
--------
Pintu kamar Hellen tidak bisa dibuka walau dengan password-ku. Sepertinya dikunci dari dalam. Apa dia sedang maen dengan Tommy lagi, ya? Sehingga ia perlu menambah kunci manual di pintu.
Akhirnya aku mencoba bel darurat yang tidak semua orang tau letaknya. Hanya Tante Dara dan Oom Ron yang tau letak alat ini.
Aku pernah mengintip mereka memakai alat itu waktu Hellen keasyikan bermain game dan lupa makan.
GROONG! GROONG! GROONG!
Begitu bunyinya yang nyaring pasti menarik perhatian Hellen atau siapapun yang berada di kamar itu.
Trek!
Terbuka... Seseorang membuka pintu besi ini...
Hiiiiiii...
Hellen
Tommy
Seram sekali muka mereka berdua dari balik pintu ini. Mereka pasti kesal sekali karena diganggu...
Sesudah kemarahan mereka mereda, aku baru tahu kalau tadi mereka ketiduran setelah sibuk mengerjakan proyek Versemeter yang belum selesai juga. Katanya mereka sudah begadang 2 hari ini.
Aku minta maaf sedalam-dalamnya. Sampai menyembah-nyembah mereka. Puja kerang ajaib.
--------
Versemeter sudah siap 65% dan memasuki tahap paling penting dari keseluruhan proyek ini. Yaitu mengenali jenis core dari panjang gelombangnya.
Seperti yang sudah aku ketahui, kalau core istimewa itu berada di kisaran 1500 Hz. Manusia biasa hanya berada dikisaran di bawahnya.
Dikatakan penting karena, jangkauannya yang global pasti banyak mahluk hidup yang tertangkap panjang gelombang corenya. Dan karena yang diinginkan hanyalah yang termasuk kriteria istimewa atau spesial. Dengan kata lain dikisaran1500 Hz-lah yang diutamakan terbaca dan dipisahkan.
Ini semua sudah termasuk program hologram untuk memisahkan objek-objek ber-core istimewa dengan objek bukan dengan core istimewa.
Hologramnya berbentuk 3 dimensi mengikuti tekstur objeknya. Hellen bilang program hologram ini memakai engine dari game favorit Tommy dan dia. Aku tidak mengerti.
Mungkin saja karena program CHIC pemberian Oom Ron banyak membantunya membuat semua ini.
--------
Mas Satria... Ini adalah rekaman percobaan ke 134. Objek pencarian adalah mas Satria dengan core ROSEDROP itu... Hellen memutar rekaman percobaannya pada proyektor.
Rupanya objek percobaan Hellen dengan Versemeter ini selalu aku. Mungkin karena ia punya data lengkap core pinjaman ROSEDROP ini.
Bagus sekali program ini. Semua mahluk hidup dalam bentuk wireline 3 Dimensi bergerak seperti aslinya.
Itu mas Satria... sesosok tubuh dengan perawakanku tampak berjalan di antara orang-orang.
Lalu muncul sebuah window baru yang mendeteksi core yang ada di dalam tubuhku setelah muncul sinyal kalau terdeteksi core istimewa.
Di window itu terlihat posisi ROSEDROP yang terletak di telapak tangan kananku. Ada keterangan tentang nama core, angka panjang gelombangnya dan bentuk gelombangnya.
ROSE DROP. 1532 Hz.
Kemudian terlihat core-core lainnya.
Dua core di tengah dadaku.
XOXAM. 2500 Hz.
VOXA. 2500 Hz.
Lalu koleksi 5 ZODIAC CORE-ku.
ARIES. 1542 Hz. Di betis kananku.
TAURUS. 1590 Hz. Di lengan kananku.
GEMINI. 1562 Hz. Di bahu kiriku.
CANCER. 1543 Hz. Di lengan kiriku.
LEO. 1554 Hz. Di paha kiriku.
Jadi di sana semua posisi ZODIAC CORE itu berada. Apa posisi itu yang mempengaruhi fungsi kekuatannya, ya?
ARIES yang mempercepat gerakanku berada di kaki; untuk bergerak cepat. TAURUS yang memperkuat pukulanku berada di lengan kanan. GEMINI yang mampu menduplikasikan tubuhku di bahu. CANCER yang mengeraskan cengkramanku di lengan. Sedang LEO belum kuketahui fungsi kekuatannya.
--------
Ini bagus sekali, Len... Luar biasa... Ini sudah mendekati selesai, kan? kagumku.
Seperti yang Hellen bilang tadi... Kami memasuki tahap terpenting dari proyek ini... Percobaan ini adalah contoh yang berhasil... Tapi yang gagal lebih banyak... Kami masih belum bisa mensinkronkan program lama Coremeter yang lebih sederhana dengan program baru Versemeter yang lebih kompleks ini...
Kedua program ini masih sering bentrok satu sama lain. Masih banyak variabel yang harus dicoba agar keduanya bisa bekerja sama... jelas Hellen.
Kalau cuma mendeteksi manusia dengan core biasa... sudah bisa... Itu contohnya... Cewek itu adalah teman semejaku di sekolah... Aku dengan mudah menemukannya sedang jalan-jalan di sebuah mall sendirian... Ini bisa juga sebagai alat pelacak... kata Hellen menjelaskan kemajuan percobaannya ini.
Jadi untuk semuanya bekerja dengan baik... kami memerlukan waktu sekitar sebulan lagi... sampai versi 1.0-nya siap dipakai... Mas Satria sabar aja menunggu, ya? lanjutnya.
Ya... Aku akan sabar menunggu... Tapi bagaimana kalau kita coba Versemeter ini sekali lagi... Bagaimana? usulku.
Ada apa? ia ingin tahu.
Tadi... sewaktu aku sedang berada di Taman Asri... yang ada di depan sekolah Glendales itu... aku menemukan jejak core istimewa... Panjang gelombangnya 1619 Hz... Masalahnya adalah... saat itu aku tidak bisa melihat bentuk orangnya... Padahal ia tepat bergerak ke arahku... lalu menuju sebuah pohon besar dan hilang begitu saja... kisahku tentang kejadian aneh itu.
Ada di depan mas Satria... tapi tidak kelihatan... dan menghilang di pohon...? Kenapa bisa begitu? ia juga berpikir dan mulai mengaktifkan Versemeter-nya.
Taman Asri... di depan sekolah Glendales... ia mengarahkan pencarian terpusat di taman itu.
Ini tamannya... Pohon yang mana, mas? saat ia sudah fokus di Taman itu.
Pohon yang paling besar di tengah-tengah taman ini... tunjukku pada sebuah pohon yang paling rindang dan besar.
Coba kita periksa... Versemeter bekerja dengan baik... men-scan bentuk pohon... mencari core pohon ini... Ini dia... Panjang gelombangnya 3055 Hz... Cukup besar... Ini sudah termasuk istimewa... Kemungkinan ia bisa mencapai angka sebesar itu... karena umurnya yang sudah sangat tua... teori Hellen.
Kembali kami berpikir. Hellen membuat beberapa perspektif window untuk memperhatikan pohon ini.
Ng... Len... Ini... garis apa? tanya Tommy.
Garis? Garis mana? Hellen mendekatkan matanya pada layar komputer.
Ini... Lihat... dari sebelah manapun dilihat... garis itu selalu ada... Dari samping... ia vertikal... dari atas ia sebuah titik saja... jelas Tommy tentang yang dilihatnya.
Iya... benar juga... Tadinya kukira ini garis di cell layar monitor... Garis apa ini...? ia kembali memfokuskan perhatiannya pada garis aneh itu.
Ini seperti garis pembatas energi... yang sangat tipis... Tebalnya cuma 0.03 micron... Coba kita teliti lagi... ia kembali melakukan sesuatu yang tak kumengerti.
Mereka berdua membahas garis itu tanpa bisa kutangkap maksudnya atau arahnya.
Selama hampir satu setengah jam Hellen dan Tommy mengotak-atik garis itu, mencoba berbagai kemungkinan, garis apakah itu?
--------
Ok... Ini kesimpulan terbaik yang bisa kami dapatkan dari garis aneh di pohon itu... Garis dimensi... Itu nama yang paling cocok untuk menyebutnya... kata Hellen. Tommy mengangguk.
Ng... Garis dimensi? Maksudnya? gelap. Maklum aja, ya?
Bisa dikatakan kalau garis dimensi ini adalah pintu untuk menuju dimensi yang lain yang bersinergi dengan dimensi kita ini...
Dengan kata lain adalah... di balik garis itu ada dunia lain yang juga bergerak bersamaan dengan dunia kita... Kita tidak bisa melihat mereka... Mereka tidak bisa melihat kita... Seperti alam ghaib... jelas Hellen mengherankan.
Apa mungkin itu alam kematian seperti yang sering dibilang orang, ya? tebak Tommy.
Alam kematian? ulang Hellen.
Mungkin saja... core istimewa itu milik hantu... Kita kan tidak bisa melihat hantu... Dan pohon itu adalah pintu untuk menuju alam kematiannya... spekulasi Tommy.
Hantu? ulangku. Aku juga sempat berpikiran begitu tadinya karena tidak bisa melihat wujud pemilik core itu.
Kalau benar-benar hantu... dan ia menuju alam kematiannya... berarti kita tidak bisa menemuinya lagi kecuali pergi ke alam yang sama... Alam kematian... pikir Hellen.
Alam kematian...? dengungku. Terbayang olehku neraka dan setan-setan yang menyiksa jiwa manusia. Ketemu lagi sama kroco-kroco si LUCIFER, deh.
Sepertinya kita perlu piknik... usul Hellen.
========
QUEST#06
========
Kami membawa banyak bekal yang cukup untuk semua orang untuk piknik di Taman Asri ini.
Semua orang adalah kembar lima bersama cowok-cowok mereka. Putri, Dewi dan aku. Sedang bang Eros dan kak Sheila nanti akan menyusul.
Diva bersama Rio sedang mojok berdua di suatu tempat di taman luas ini. Athena bersama Steven pasti juga begitu. Cuma mereka berdua harus lebih hati-hati, jangan sampai ketahuan fans Steven. Venus bersama Teo sedang melihat tanaman hias yang banyak menyemarakkan taman ini. Aphrodite mencoba beberapa mainan anak-anak bersama Galang. Sedang Hellen dan Tommy masih bersama kami di tikar.
Tikar kami gelar tidak jauh dari pohon besar incaran kami.
Hellen dan Tommy sudah mempersiapkan peralatan penelitiannya tentang garis dimensi itu. Versemeter dikendalikan dari jauh dan sedang aktif. Coremeter-ku juga aktif. Ini untuk berjaga-jaga kalau-kalau core istimewa itu muncul lagi.
Gimana, Len... Apa yang bisa kau temukan? tanya Putri sambil menyikut Dewi yang sedang mengunyah biskuit.
Belum ada, mbak... Masih kosong... jawabnya.
Di sini juga nggak ada...? tambahku.
Kalau benar core itu milik hantu... berarti kau harus jadi hantu juga, Satria... kata Dewi sambil terus makan.
Jadi hantu? Apa kau mau... jadi hantu? tanya Putri padaku.
Ng... Gak tau... jawabku kosong. Aku malah bengong. Kemaren baru jadi kucing, ini harus jadi hantu?
Kalau kau benar-benar mau jadi hantu... kau harus menguatkan mental dulu... Soalnya kata kak Sheila... dunia hantu itu sangat menyeramkan... Dia kan sering liat hantu... kata Dewi terus makan.
Satria mana takut sama hantu... bela Putri.
Itu kak Sheila datang... potong Hellen yang melihat kakak sepupu kami itu berjalan menuju kami.
Aloo... semuanya... ia menubruk kami semua yang duduk di tikar.
Aah... Kak Sheila... Makananku hampir jatuh, nih... keluh Dewi yang dirangkul lehernya.
Wah... aku senang sekali... sudah lama kita tidak piknik seperti ini... Yang lain kemana? serunya.
Itu... Mereka semua ke sana... Diva... Athena, Venus... Aphrodite... sama cowok-cowok mereka... mojok... tunjuk Hellen.
Trus... kalian kok gak ikut mojok juga di sana? sindirnya pada Hellen dan Tommy.
He...he...he... Kami kan sedang kerja... cengir Tommy.
Kerja? Kerja apa di taman gini? Kita kan piknik... hardik kak Sheila.
Kini mereka berdua yang menyengir kompak.
--------
Jadi pohon itu? sela kak Sheila. Aku mengangguk.
Mm... Kalian masih ingat... salah satu iblis LUCIFER yang berbadan besar itu... BELIAL? ungkap kak Sheila.
Belial
Ingat... Kenapa kak? ingat Putri.
Rakyat si BELIAL... tinggal di pohon itu... Masih di sana sampai sekarang... jelas kak Sheila.
Rakyat BELIAL? kami semua terkaget.
Kalian jangan bising begitu... ia sampai kaget mendengar lengkingan suara Putri.
Aku kan pernah cerita kalau si BELIAL ini adalah raja peri... Nama aslinya LAILEB... Dulunya kerajaan LAILEB ini, VANGUARZH... terdiri dari berbagai jenis peri... Ia sendiri adalah VANGUARZH ini adalah kerajaan peri pohon... Saat kerajaannya hancur karena persekutuan dengan iblis LUCIFER keparat itu... rakyatnya jadi terpecah-pecah... Karena wujudnya bukan peri lagi... rakyatnya tidak bisa melihatnya walau ia bisa melihat mereka... kisah kak Sheila.
Sekarang aku mengerti... garis dimensi itu adalah dunia peri yang tidak bisa kita lihat... bukan dunia kematian... melainkan dunia peri! seru Hellen senang sekali.
Dunia peri? heran Sheila.
Mas Satria mendapat jejak core istimewa berikutnya ada di sekitar pohon besar itu, kak... jelas Hellen.
Jadi... kau berkesimpulan... kalau itu milik salah satu peri di pohon itu? pasti kak Sheila. Hellen mengangguk semangat.
Heh..he... Jadi setelah jadi kucing... kau harus jadi peri sekarang, Satria... kata kak Sheila tak terduga.
Jadi peri? kataku masih kosong...
Siapa yang mau jadi peri? tiba-tiba bang Eros sudah bergabung duduk dengan kami tak tersadari karena kami terlalu serius. Hei... Kenapa kalian semua ngeliatin seperti itu? kaget bang Eros.
--------
Ok... Masalah bagaimana kau menjadi peri sudah bisa dipastikan bisa dibantu bang Eros... sekarang... bagaimana kau bisa masuk dan melihat dunia peri itu adalah masalahnya... kata kak Sheila.
...Karena terus terang aja... aku yang terbiasa melihat alam ghaib aja tidak bisa melihatnya... lanjutnya.
Tapi tadi kak Sheila bilang kalau si raja peri itu bisa melihatnya... tapi rakyatnya tidak... ingat Tommy.
Iya, kak... Bagaimana ia bisa melihat rakyatnya? ingat Hellen juga.
Aku juga tidak tau... jawabnya terus mengingat.
Apa kali ini kita harus memakai alat seperti waktu dengan AZAZEL itu, ya? cetus Dewi yang rupanya sudah berhenti makan.
Alat seperti AZAZEL...? ulang kak Sheila.
Benar juga... mungkin saja LAILEB memakai sejenis alat untuk bisa melihat rakyatnya... Benar... benar... Pasti ada alatnya... kak Sheila ngomong sendiri. Ia mencoba mengingat-ingat sesuatu.
Eh... ngomong-ngomong si AZAZEL apa kabarnya, bang Eros...? tanya Dewi.
Sehat... dia sudah punya anak, lho... kata bang Eros.
Wah... dia sudah kawin? Wah... Hebat, dong... seru Dewi.
Si AZAZEL sudah kawin? Apa maksudnya? heran Putri.
Si AZAZEL, kan dibawa pulang sama bang Eros... Lalu jiwanya dipindahkan ke tubuh monyet ekor panjang yang dijual di pasar burung... lalu dikasih betina... Dia, kan suka banget ngeseks... cerita Dewi.
Kapan-kapan aku mo liat dia, ah... Anaknya lucu, nggak? Putri dan Dewi jadi bersemangat.
Eh... Aku ingat sesuatu... Aku pulang dulu, ya?... Jangan bubar dulu... Aku segera kembali... Sisakan makanannya, Wi... seru kak Sheila yang buru-buru pergi dengan berlari kecil.
Kak Sheila ingat apa? tanya Hellen.
Tak ada yang bisa menjawab.
Mudah-mudahan sesuatu yang bagus.
Dia pasti cepat kembali... Dia pasti terbang dengan NAGA AGNI-nya... kata bang Eros.
Menunggu kak Sheila kembali kami meneruskan piknik. Bang Eros tiduran. Katanya mencari ide... untuk boneka peri-ku.
--------
Setengah jam kemudian, kak Sheila sudah datang kembali dengan berlari-lari kecil lagi. Ia membawa tas kali ini.
Begitu sampai, ia buru-buru mengeluarkan isi tasnya.
Apa!
Kami semua kaget melihat benda itu. Itu adalah helm BELIAL. Prajurit utama kelas satu LUCIFER yang dihancurkan kak Sheila waktu itu.
Kak Sheila menyimpan helm BELIAL ini? tanya Putri.
Tenang... Benda ini sudah tidak berbahaya lagi... Lihat lubang besar ini... tunjuknya pada lubang di dahi helm itu.
Tanduk di lubang inilah yang berbahaya... Dan karena tanduk itu sudah tidak ada... Ini benda yang aman dan berguna untuk kita sekarang... jelasnya.
Berguna untuk apa, kak? tanya Hellen.
Itu pertanyaan yang bagus... kak Sheila malah memakai helm di kepalanya. Kegedean...
Hebat! Hebat sekali! serunya dengan bergema.
Aku bisa melihat mereka... Para peri... Para peri berterbangan di mana-mana... Wow... ini seperti dongeng saja... Dongeng tentang peri waktuku masih kecil... Hebat... seru kak Sheila terkagum-kagum.
Mereka cantik-cantik... bersinar... serunya terus.
Sheila... gambarkan terus bentuk mereka... pinta bang Eros. Mungkin agar ia ada gambaran tentang peri yang sebenarnya.
Kak Sheila menggambarkan detail satu peri dengan serinci-rincinya, lalu beralih ke bentuk peri yang satunya. Bang Eros membayangkannya dengan mata terpejam.
Kak... kak... Pinjam, dong... Aku mo lihat juga... rengek Dewi pengen coba.
Enggak bisa Dewi... Sheila itu bukan sembarangan melihat... Ia juga memakai mata bathin-nya... Abang aja juga gak bakalan bisa... Kita harus berlatih tahunan agar bisa melakukannya... sedang si Sheila itu... memang sudah berbakat dari kecil... cegah bang Eros.
Oo... kami hanya bisa mengatakan itu.
--------
Wah... Hebat sekali helm ini... Dunia peri itu memang sangat indah... Sepertinya tak pernah ada masalah di sana... Yang ada hanya kedamaian dan ketentraman... Andai dunia kita juga seperti itu... gumam kak Sheila setelah melepas helm BELIAL itu. Bahkan kak Sheila yang Indigo terkagum-kagum dengan dunia itu.
Pasti ada sesuatu yang membuat helm ini bisa melihat dunia peri... ia kembali berpikir.
Selagi ia berpikir, Dewi yang masih penasaran, mencoba memakai helm itu. Tapi tampaknya ia tidak bisa melihat apa-apa. Putri dan Hellen juga mencoba.
Malah kini jadi mainan bagi mereka. Rebutan malah.
Hei! Apa yang kalian lakukan pada helm BELIAL-ku! teriak kak Sheila demi melihat Hellen yang sedang mencongkel hiasan seperti bentuk air mata di bagian atas mata kiri helm itu dengan kuku.
Mereka bertiga cengengesan dimarahi kak Sheila begitu. Tommy tertawa-tawa melihat pacarnya dimarahi. Dijitak.
Tapi begitu melihat kode dari bang Eros, kak Sheila baru menyadari sesuatu.
Apa benar benda-benda ini...? ragu kak Sheila.
Untuk mencongkel benda seperti air mata di helm BELIAL ini diperlukan alat yang kuat. Ada tiga air mata di helm itu. Satu dibagian atas kiri dan dua di bawah kanan.
Kak Sheila tak mungkin memakai NAGA AGNI-nya di tempat umum begini. Akhirnya aku yang mengeluarkan cakar XOXAM.
Ternyata keras juga. Kak Sheila memintaku berhati-hati jangan sampai merusak benda koleksinya ini.
Aku sampai keringatan untuk mencongkel ketiga air mata berbentuk tetesan air itu dari helm BELIAL dengan hati-hati. Entah perekat apa yang digunakan untuk menyatukannya. Akhirnya berhasil juga.
Kak Sheila mencoba memakai air mata logam itu lagi di posisi yang sama di atas dan bawah matanya.
Terlihat... Aku bisa melihat dunia peri itu... Ternyata memang air mata ini yang membuat aku bisa melihatnya... seru kak Sheila senang.
Dengan penemuan yang sangat penting ini, kami mengakhiri piknik ini, karena hari juga sudah mulai gelap sore ini.
========