========
QUEST#05
========
Si kucing belang hitam putih jantan itu sudah kami tangkap dan akan segera dilakukan perpindahan jiwa. Jiwaku dipindahkan ke tubuh kucing dan jiwa kucing dipindahkan ke tubuhku.
Ini untuk menjaga agar tubuh tidak mati dan jiwa atau nyawa pergi ke alam lain.
Karena aku belum pernah melakukan ini sebelumnya, prosesi perpindahan jiwa ini dilakukan oleh bang Eros.
Sebelum kami lakukan proses pemindahan jiwa ini, tangan dan kakiku diikat agar nanti bila jiwa kucing masuk ke tubuhku ia tidak akan shok dan melakukan tindakan yang berbahaya seperti melukai orang-orang disini atau melukai tubuhnya sendiri.
Kucing itu memang sudah dikurung dalam kandang kucing dan masih dalam keadaan bingung dan takut.
--------
Kau sudah siap, Satria? tanya bang Eros sebelum memulai proses pemindahan jiwa.
Siap! yakinku.
Eh... Tunggu... Tunggu bentar... Gini... Kalau Satria jadi kucing... dan kucing jadi Satria... Gimana dia bisa pergi sekolah... Bertemu orang-orang... Kita bahkan belum memberitau Mama tentang ini... cemas Putri.
Benar juga... Badanku yang dipakai jiwa kucing pasti akan bertingkah seperti kucing... Gawat itu! cemasku juga.
Hm... Kudengar kau bisa menduplikat tubuhmu, Satria... Kenapa tidak kau lakukan itu? usul bang Eros.
Menduplikat tubuh? Benar juga... Tubuh duplikatku yang ditukarkan jiwanya dengan kucing ini... Tapi..
Tapi... waktu MULTIPLICITY dengan GEMINI hanya bertahan sebentar saja, bang... Paling lama satu jam... jelasku tentang kelemahan MULTIPLICITY, kekuatan ZODIAC CORE GEMINI.
O... Begitu... Tidak apa-apa... Nanti akan kubantu agar bisa tahan lebih lama... kata bang Eros.
Maksudnya... gimana? aku tidak mengerti.
Biar nanti bang Eros yang menyamar menjadi dirimu... Nanti akan kubuat boneka dirimu dan akan abang pakai... Cuma beberapa hari saja, kan? jelas bang Eros.
Ya... Sekarang tanggal 02 Agustus... Satria perlu bentuk kucing ini sampai 10 Agustus... ulang tahun kucing itu... Jadi... sekitar sembilan hari... Kurang lebih, bang... kataku.
OK... Sembilan hari tidak masalah... Abang juga tidak ada kerjaan selama sembilan hari nanti... Jadi rasanya abang pengen merasakan kehidupan menjadi anak SMA lagi... Kemaren itu kurang puas... Nampaknya jadi Satria asik juga, ya? katanya.
Biar saja bang Eros menjadi diriku. Dia kan orang baik lagipula ia abang sepupuku sendiri. Dia sendiri sudah dewasa dan tidak akan merusak identitas atau reputasiku. Masalah sekolah, biar dia beradaptasi sendiri dengan teman-temanku.
--------
Prosesi perpindahan jiwa dimulai...
Bang Eros meletakkan tangannya di atas kepala kucing dan kepalaku dan ia berkonsentrasi.
Satria... Pandangi mata kucing itu dalam-dalam dan berkonsentrasi... Tatap yang dalam... perintah bang Eros.
Aku menatap lekat bola mata kuning kucing jantan belang hitam putih itu. Ia juga melakukan hal yang sama...
Keadaan disekelilingku menjadi hening lalu gelap. Pandanganku menjadi kabur dan bergoyang-goyang. Lalu bumi terasa berputar-putar dalam suatu pusaran yang menyeretku ke dalam intinya...
--------
Satria... Satria... Sadar... bangun... suara-suara saudaraku berusaha membangunkanku. Tubuhku digoyang-goyangkan.
Sudah selesai?... aku membuka mata dan berusaha bangkit. Wajah-wajah saudaraku yang sangat kukenali yang pertama sekali kulihat. Putri, Dewi dan bang Eros...
Kenapa mereka besar sekali?
Satria Anima
Ek! Lenganku berbulu putih dan tanganku belang hitam!
Kuraba seluruh tubuhku. Muka badan, kakiku... dan aku punya ekor!
Aku... aku sudah jadi kucing...
Wah berhasil... Satria sudah jadi kucing... Hebat... Tapi dia cuma bisa mengeong... Tidak bisa mengerti apa yang dikatakannya... kata Dewi.
Ya, tentu saja... Memangnya siapa yang bisa mengerti bahasa kucing... kata bang Eros.
Aku hanya bisa memandangi mereka saja.
Tubuhku?... Aku melihat tubuhku sendiri yang berisi jiwa kucing itu masih meringkuk terikat. Rasanya aneh melihat badan sendiri. Tidak seperti di cermin karena tidak bergerak sesuai pergerakan kita...
Berani sekali ada kucing yang masuk ke rumah ini... aku mendengar suara. Suaranya terdengar berat dan tegas.
Wolfgang?
Dia binatang peliharaan papaku. Seekor Tayra berbadan logam.
Melihat hewan lain?... Jadi begini perspektif pandang hewan. Hewan berkaki empat akan terlihat berdiri bak manusia dengan bentuk khas hewaninya.
Wolfgang terlihat dewasa dengan otot logamnya yang sempurna. Lengannya berisi dan cakar tangan serta kakinya runcing. Ekor panjangnya menjuntai di belakang.
Kau tau namaku... Bagus... Sekarang keluar dari sini sebelum kumakan kau seperti kucing-kucing lain... gertaknya.
Tunggu... tunggu sebentar... aku sebenarnya bukan kucing... aku hanya memakai tubuh kucing ini... aku sebenarnya manusia... itu tubuh asliku... tunjukku pada tubuh manusiaku yang terbaring di lantai.
Omong kosong apa itu... jawabnya.
Wah... Satria sedang ngobrol dengan Wolfgang, ya? Dia memanggil Wolfgang apa, ya? Pantasnya dia manggil oom sama Wolfgang... Dia kan sudah ada sejak kita belum lahir... kata Dewi menggendongku.
Wolfgang... Baik-baik, ya sama Satria... Ingat Satria, kan... Anak laki-laki semata wayang Papa Buana... Dia memindahkan jiwanya pada kucing ini dan jiwa kucing ini pada tubuhnya... kata Putri.
Apa dia bisa mengerti? ragu bang Eros.
--------
Kau memindahkan jiwamu pada tubuh kucing jelek ini? tanya Wolfgang ragu berpaling padaku.
Benar... benar, oom... Oom Wolfgang... jawabku meyakinkannya.
Ia memandangiku agak lama lalu ngeloyor pergi.
Fuh... Untung saja ia tidak jadi memakanku...
Tubuh kucingku digendong Dewi untuk dibawa ke kamar mandi... Aku akan dimandikan dengan shampo khusus kucing agar bersih dari kutu dan kotoran.
Tubuh manusiaku dikurung di kamarku.
Bang Eros katanya akan membuat boneka samaranku dulu dan ia pulang sebentar menyiapkan peralatannya.
Di bath tub, aku dimandikan Dewi dan Putri bersama-sama. Tetap saja mereka iseng dan menyuruhku menjilat-jilat puting susu mereka...
Bulu tebal ini dikeringkan dengan hair dryer... Rasanya nggak enak sekali.
Baru kali ini kulihat ada kucing di dalam rumah ini... seekor cicak di dinding menyapaku.
========
QUEST#05
========
Setelah mereka lelah bermain denganku dan tidur, aku menyelinap keluar. Aku bermaksud untuk menjelajahi tempat ini dengan tubuh kucingku.
Rumah yang besar ini terasa semakin besar saja. Malam hari, rumah ini sepi karena semua sudah tidur. Hanya ada suara jangkrik yang terdengar di taman luar.
Kususuri lorong yang menuju kamarku. Aku mau melihat bagaimana keadaan tubuhku yang diisi jiwa kucing di kamar.
Sia-sia... Pintunya dikunci dan aku tidak bisa membukanya karena pegangan pintunya terlalu tinggi.
--------
Satria... kemari! terdengar suara dari ujung lorong.
Itu Wolfgang. Kuping sensitif dan mata tajam kucing ini meyakinkan juga sangat hebat. Indra kucing ini sangat mengagumkan. Aku bahkan bisa mendengar langkah kaki serta degup jantungnya saat aku sudah dekat dengannya.
Ada apa, oom? ia diam saja dan terus berjalan dengan tenang.
Ia membuatku terus mengikutinya. Aku juga harus bersusah payah memanjat dinding dan meniti pagar.
Terdengar kepakan sayap burung. Burung yang sangat besar.
Burung besar itu mendarat dan bertengger di cabang pohon. Ia Anta, piaraan oom Ron.
Selamat malam oom Anta... sapaku.
Ia hanya menganggukkan kepalanya.
Oom Anta sangat gagah sekali. Sayapnya yang lebar dan kuat terlipat kesamping tubuhnya. Kakinya yang kuat mencengkram dahan dengan mantap.
Aku dengar dari Wolfgang... kau adalah Satria... anak laki-laki Buana... Ada apa sampai kau mau menukar tubuhmu dengan tubuh kucing ini? tanya Anta.
Aku sedang melaksanakan sebuah tugas mencari core... Karena core itu dimiliki seekor kucing betina... makanya aku harus berubah menjadi kucing... jelasku singkat.
Kenapa harus jadi kucing? Tidak tetap menjadi manusia saja... Dunia hewan ini sangatlah berbahaya... nasehatnya.
Begini, Oom Anta... Cara untuk mendapatkan core itu adalah dengan menggunakan seks... Jadi aku harus berbentuk seperti ini untuk melakukannya, kan? sambungku.
Seks? Apa kau kira mudah untuk memikat seekor kucing betina... Selama ini... sepanjang hidupku aku sudah banyak melihat kucing kawin... dan biasanya mereka akan berkelahi dulu... jelas burung elang itu.
Burung elang tidak memiliki masalah seperti itu karena elang adalah hewan monogami yang hanya mempunyai satu pasangan seumur hidupnya.
Gini oom... Aku punya cara agar kucing betina itu bisa kudekati dengan mudah... Saat masih menjadi manusia... ini sudah terbukti berhasil pada banyak wanita... jelasku lagi.
Apa caranya...? tanya oom Anta lagi.
Istilahnya adalah CHARM... Dengan itu... semua lawan jenisku akan tertarik denganku... oom Anta sepertinya sudah mengerti apa yang kumaksud. Mungkin pengalaman hidupnya membuatnya mudah memahami hal-hal sulit seperti ini.
Baiklah... Pesanku... berhati-hati saja... Dunia hewan ini sangatlah berbahaya... Ada bahaya dimana-mana... Satu kesalahan kecil saja bisa membahayakan nyawamu... Kalau perlu bantuan atau mau bertanya... carilah kami berdua... ia lalu mengepakkan sayapnya dan pergi terbang menjauh.
Ng... oom Wolfgang... Bagaimana cara mencari kalian berdua... Kalian, kan jarang ada di rumah... tanyaku pada Tayra yang juga akan beranjak pergi itu.
... ia terdiam cukup lama. Memang ia jarang bicara.
... kau lihat itu? ia melihat pada atap rumahku yang tertinggi. ... berdirilah di sana... kami akan melihatmu... lalu ia pergi sama sekali, memanjat pohon dimana oom Anta tadi bertengger lalu berpindah ke pohon-pohon lalu hilang dikegelapan malam.
Dengan tubuh kucing jantan begini, ada juga pengaruh sifat kucing yang mempengaruhiku yaitu keinginan untuk keluar malam seperti yang biasa kucing lakukan.
Saat ini aku punya keinginan yang sangat kuat untuk menjelajahi lingkungan rumahku ini.
Aku memanjat pagar luar rumah menuju keluar. Dengan hati-hati aku menitinya dan mencari tempat yang aman untuk turun ke bawah.
Sayup-sayup aku mendengar desahan khas percintaan... Ada yang sedang main? Kucing? Aku jadi pengen melihatnya...
Di sebuah gang kecil, aku melihat dua ekor kucing, jantan dan betina sedang bercinta. Yang jantan sedang menindih betinanya yang menungging.
Penis jantan itu dibenamkan sedalam-dalamnya sementara keduanya mendesah-desah keenakan. Sang jantan menciumi tengkuk sang betina. Begitu caranya...?
Akhirnya sang jantan mengakhirinya dengan ejakulasi di dalam vagina betina. Mereka segera berpisah dan saling pandang. Keduanya lalu bergulingan di tanah merasakan sisa kenikmatan yang memenuhi seluruh sendi tubuh.
Sang jantan tiba-tiba awas... Akan kehadiranku!
Siapa di situ! Jangan mengganggu aku! bentaknya.
Mungkin ia kucing jagoan di sini. Badannya besar dan terlihat kuat dan dewasa. Tapi aku tidak takut.
Ini aku... Maaf kalau aku mengganggu... Aku hanya ingin melihat caramu bercinta dengan nona cantik ini... kataku.
Kucing betina itu tersipu mendengar pujianku.
Hmm... Kau orang baru rupanya... Tidak ada kucing jantan yang berani menggangguku di wilayahku ini... Sepertinya kau minta dihajar, ya? gertaknya.
Dengan badannya yang besar ia mengembangkan tubuhnya untuk membuatku takut. Kuku-kuku tajamnya dikembangkan.
Ooh... Tolong... tolong pergi... Cepat... Kau bisa mati dibuatnya... Cepat... mohon wanita itu.
Jangan kau bela dia! Kau suka padanya, ya? si jantan itu malah jadi marah pada wanita itu.
Hei! Kau jangan kurang ajar pada wanita, ya? belaku.
Apa pedulimu! Dia itu milikku! Aku berhak melakukan apa saja padanya... Kau mau menantangku! gertaknya lagi.
Sepertinya aku harus melakukan sesuatu... Kehebohan di dunia binatang tidak akan sampai di telinga dunia.
Wah... kau hebat sekali... Kau membuatnya lari ketakutan tanpa disentuh sama sekali... Siapa namamu... Kau orang baru? wanita itu memuja-mujaku setengah mati. Ia mengelus-eluskan badannya padaku. Minta digauli?
Itu hal yang biasa... Itu tidaklah seberapa...? aku berusaha merendahkan diri atas apa yang baru saja kulakukan tadi.
Aku jadi menyesal menggunakan kekuatan TAURUS untuk menakut-nakuti kucing jantan tadi. Dengan kekuatan ZODIAC CORE kedua itu aku membesarkan tubuhku sehingga terlihat sangat menyeramkan.
Sebenarnya aku ingin juga mencoba bercinta dengan wanita kucing ini, tapi aku enggan karena ia baru saja bercinta dengan kucing lain hingga aku jadi nggak selera...
Ia memperkenalkan dirinya sebagai Siti. Ia bersumpah untuk setia padaku dan bersedia melakukan apa saja asal dijadikan selirku.
Selir?
Ia juga berjanji akan mempersembahkan betina-betina lain untuk melayaniku sebagai selir juga. Ia mengatakan kalau ia punya lima anak betina dewasa yang sudah pasti menuruti apa katanya. (Fiuh)
Aku hanya mengiyakan apapun yang dikatakannya agar ia senang.
Lalu kami bertemu seekor wanita kucing lain. Ia juga cukup cantik dan seksi. Segera ia juga terpengaruh cerita Siti tentang larinya jagoan daerah ini saat kugertak tadi.
Ia, Ana, juga memohon padaku untuk dijadikan selirnya. Ia bahkan lebih agresif dari Siti. Dengan tanpa sungkan ia menjilati pantat dan penis kucingku. Woohh... Enak sekali.
Sampai-sampai penis itu mengacung keras dan segera saja Ana menyambutnya dengan menunggingkan pantatnya.
Segera saja kuhujamkan penisku ke vagina kucing betina itu! Whuup! Enak sekali...
Masih terasa seret walaupun wanita kucing ini pasti sudah pernah beberapa kali melahirkan anak-anak kucing.
Ana mendesah-desah keenakan saat kupompakan penis kucingku ini. Memang enaknya tidak berbeda dengan keadaanku sewaktu jadi manusia.
Aahh... Apa... apa ini?... Ana sedikit heran saat aku membalikkan badannya dari posisi menunggingnya itu. Aku membuatnya berbaring.
Ini cara baru... Seperti cara manusia... kataku sembarangan karena terlalu bernafsu. Kugenjot kucing betina ini dengan mengangkangkan kakinya lebar-lebar.
Ana mengeong-ngeong keenakan. Suaranya bising sekali seperti sedang berkelahi.
Setengah jam kemudian Ana sudah terkapar kelelahan. Siti yang dari tadi pasti menonton dengan penuh nafsu langsung saja kutarik dan langsung kutindih. Aku gemas sekali melihat kucing-kucing betina yang seksi ini.
Dengan tiada henti aku memompakan penis kucingku pada Siti hingga ia juga mengeong-ngeong kenikmatan,
Karena keributan yang kami buat di tengah malam ini, beberapa ekor kucing lainnya berdatangan dan menonton kami.
Aku jadi tambah bersemangat. Seekor kucing betina lainnya segera kugarap begitu Siti KO, lalu betina berikutnya dan berikutnya sampai ada enam kucing betina kugenjot malam ini.
Keenam betina itu menjilati penisku yang terasa panas dan ngilu. Mereka mau melakukan itu karena aku perintahkan. Siti, Ana dan empat betina yang tak kukenal ini bersumpah akan setia padaku.
Wah... surga kucing ini sangat memabukkan. Bayangkan saja... tanpa harus memikirkan hal-hal berat seperti sekolah, PR, keluarga, kehamilan atau anak, aku bisa seenaknya menggauli kucing-kucing hareem-ku yang akan terus bertambah.
Godaan ini sangat berat...
Pagi-pagi sekali aku baru kembali ke rumahku...
Selamat pagi, Satria... Dewi menyambutku yang baru memasuki kamar mereka. Ia langsung menggendongku dan membawaku menaiki ranjang.
Pasti kau bertanya-tanya... bagaimana keadaan tubuh manusiamu? Kata Dewi mengelus-elus kepalaku.
...Putri sedang memandikan tubuhmu di bathtub kamar mandi... tunjuk Dewi ke kamar mandi di dalam kamar ini.
Dewi membawaku kesana, terdengar suara tertawa dan air yang berkecipak.
...Wi... Dia pintar juga... Dia bisa tahan lama juga goyangnya, lho... kata Putri kesenangan di pangkuan tubuhku.
Aneh juga melihat tubuh sendiri tetapi bukan melalui cermin dan sedang melakukan hal yang tidak kita inginkan.
Ia tampak merem-melek keenakan digenjot Putri yang dengan bernafsunya menggoyang badannya naik turun.
Liat, kan... kucing itu rupanya juga suka sekali ngeseks seperti manusia... Apa mungkin karena ia memakai tubuhmu, ya, Satria? kata Dewi bersandar di pintu menggendongku.
Bukannya mereka harus pergi sekolah... Kenapa sempat-sempatnya Putri ngeseks pagi begini.