========
QUEST#06
========
Menunggu rencana untuk pencarianku yang kembali ganjil ini disiapkan. Aku kembali mengunjungi pohon besar itu. Siapa tahu pemilik core istimewa itu keluar lagi dari garis dimensi itu.
Hei... kau di sini juga, Satria?... kak Sheila juga sama denganku.
Kak... sapaku.
Apa yang kau pikirkan?... Santai saja... Biarkan kami yang menyiapkan semua jalan agar kau bisa menjadi peri... kata kak Sheila menepuk bahuku. Yang perlu kau ketahui... bahwa peri-peri yang ada di sini... Begini! ia mengacungkan kedua jempolnya. Cantik-cantik... Seksi-seksi... Begini semua! ia membuat lingkaran besar di depan dadanya.
Aku tertawa saja mendengarnya.
Ada suatu benda... yang sangat langka... Namanya FAIRY DUST... Dengan bantuan ini dan ketiga air mata helm BELIAL... kakak dan bang Eros yakin kau bisa menjadi peri beneran dan masuk ke garis dimensi itu dan mengambil core itu dari mereka... jelas kak Sheila.
FAIRY DUST? Seperti di dongeng-dongeng itu, kak? ingatku. Aku pernah mendengarnya dari dongeng waktu kami masih kecil dulu.
Namanya aja FAIRY DUST... Debu Peri... Konon benda ini katanya adalah garam dari sublimasi keringat atau air mata para peri...... Sangat langka... kakak membelinya dari seorang teman di LATVERIA... Bila dipakai bersama dengan PEGASUS TAIL... yang juga sangat langka... kita bisa terbang seperti burung... jelasnya.
Jadi benda-benda seperti itu memang benaran ada, kak? tanyaku tak percaya.
Kalau kau hidup seperti cara kakak... Kau akan menemukan hal-hal yang seperti ini... Sihir, setan, hantu, mahluk ghaib, benda aneh... macam-macamlah... jelasnya lagi.
Aku hanya bisa melongo.
--------
Teorinya begini... Kau harus bisa melihat dan dilihat... Itulah tujuan awal dari sebuah komunikasi... Untuk bisa melihat kita punya tiga air mata BELIAL ini dan untuk bisa dilihat kita memakai FAIRY DUST... Tetapi... begitu kau memakai FAIRY DUST ini... kau tidak bisa kami lihat karena kau juga memakai tiga air mata itu... Dengan begitu... Satria akan sendirian saja berusaha di dunia itu... Mengerti? jelas kak Sheila tentang keadaanku nanti di sana.
Tapi jangan khawatir dulu... Lihat ini... kak Sheila mengeluarkan secarik kertas.
Ini adalah rancangan boneka peri-mu... Boneka ini akan setinggi 5 sentimeter... Kulitnya terbuat dari bahan rajutan Kevlar yang sangat kuat tetapi cukup tipis... Bahan ini sering dipakai untuk bahan rompi anti peluru... Jadi sangat kuat di dunia sana... ocehnya tentang rancangan tubuhku.
Dibagian dalam adalah gel sillicon yang sering dipakai untuk pembesaran payudara... jadi cukup kenyal...
Dari bagian teknologi, Hellen sedang membuat suatu alat deteksi untukmu... Hanya karena terlalu kecil dan buru-buru... Coremeter-mu harus digunakan secara manual... katanya.
Manual? Maksudnya? aku tak mengerti.
Detilnya kakak juga nggak tau... Cuma... alat ini memakai batre jam karena ukurannya yang kecil... jadi akan bertahan untuk... sekitar satu bulan lebih... jika dipakai terus menerus...
Tentang yang manual tadi... Coremeter ini harus langsung menyentuh core yang kau cari... Tapi kali ini tidak akan ada angka digitalnya sebagai penunjuk... Karena besar panjang gelombangnya sudah diketahui... maka sebagai gantinya... hidungmu akan menyala merah bila tepat menemukan core istimewa itu...
Artinya...? aku masih tidak mengerti juga maksud semua penjelasan panjang lebar tadi. Lemot abis.
Ya ampun, Satria... Masa kamu bego banget, sih? Lihat gambar ini... Coremeter Mini itu letaknya dimana coba? gemas kak Sheila.
Di sini... tunjukku pada perut rancangan boneka peri-ku.
Nah... terus... antenanya di mana? tanyanya membimbing.
Di.. sini... Boneka ini kok ada tititnya juga? tanyaku heran.
Ya iyalah... Makanya... Coremeter ini harus langsung menyentuh core itu.. Sekarang kakak tanya... ZODIAC CORE itu biasanya ada di mana? lanjutnya.
Di bagian sini... jawabku menunjuk perut. Oo... begitu..
Nah... Gitu... Dah ngerti, kan? katanya lega karena ia tidak perlu menjelaskan lebih jauh lagi.
Jadi aku perlu ngeseks juga dengan peri-peri itu untuk mengetahui yang mana diantara mereka yang memiliki core istimewa itu, kan? Begitu, kak? cobaku.
Nah... kalau kau sudah menemukan core dengan panjang gelombang yang sama... maka hidungmu akan menyala merah! Begitu caranya... Nah selanjutnya adalah... lakukan tugasmu seperti yang sudah-sudah... Nikmati sepuas-puasnya! seru kak Sheila.
Memangnya... peri-peri di pohon itu ada berapa, kak? tanyaku ingin tahu.
Ng... Kakak kemarin kakak tidak menghitungnya... Mungkin ada sekitar dua puluhan gitu, deh... katanya.
Dua puluhan... Glek!
Kenapa? Kok pucat... Enak, kan? Kau punya kesempatan untuk ngeseks dengan dua puluhan peri seksi... Apa kau tidak suka itu... Satria kan jago banget kalau masalah ngeseks dengan jumlah banyak begitu... Bisa jadi orgy party yang paling ramai... Itupun yang keliatan aja... ingat kak Sheila.
--------
Malamnya kami berkumpul di kamar Hellen untuk melakukan tahap akhir penyempurnaan boneka peri-ku. Sebelum dimasukkan gel sillicon dan ditutup, semua teknologi Coremeter Mini yang sudah dicoba itu, di masukkan ke dalam kulit Kevlar yang sudah diberi warna kulit.
Lalu dilekatkan tiga air mata BELIAL dengan lem kuat di kepala bagian dalam juga plastik bulat berwarna hijau gelangku untuk CHARM.
Kemudian gel sillicon diisi sampai padat lalu ditutup dengan memakaikan rambut pada boneka peri-ku. Rambut itu adalah rambutku sendiri yang diminta bang Eros kemarin supaya tetap ada unsur aroma tubuhku.
Aksesoris berupa pakaian dibuat dari kain biasa seperti model Robin Hood versi hijau. Jadi ada topi, rompi, kemeja, celana panjang, sepatu juga pisau kecil.
Pisau kecil ini terbuat dari mata pisau cutter yang dipatahkan kecil-kecil. Ada juga penggantinya bila sudah aus.
Boneka Peri Satria
Dari semua tes kembali yang dilakukan, terutama tes Coremeter Mini, bekerja dengan baik saat disentuhkan pada alat listrik yang dibuat berpanjang gelombang 1619 Hz. Lampu LED merah di hidung itu menyala dengan baik.
Dari Coremeter itu juga bisa dilakukan deteksi lokasi, sehingga posisiku nanti bisa diketahui walau tak terlihat oleh mata.
Aku cukup merasa aman karena nantinya Versemeter juga bisa mengetahui posisiku dari sejumlah core koleksiku yang sudah terdata Hellen.
Lengkaplah sudah boneka peri-ku... Subuh nanti, aku akan memakai tubuh baruku. Boneka peri. Sedang tubuhku akan kembali diistirahatkan lagi. Kembali bang Eros akan memakai bonekaku dan kembali bertindak sebagai aku.
Untuk masalah ini, kembali aku mengingatkannya agar tidak mengulangi lagi, menambah jumlah wanita gebetan baru.
Ia berjanji. Tapi aku ragu...
--------
Sebelum subuh aku sudah dibangunkan bang Eros. Prosesi pemindahan jiwa ini kembali akan dilakukannya sendiri, berdua saja denganku.
Kepalaku dipegangnya erat di tangan kanan serta boneka peri di genggam di tangan kiri.
Pandang mata boneka ini dalam-dalam dan berkonsentrasi ... Konsentrasi... Kau akan merasakan diri tenang dan ringan...
Keadaan disekelilingku menjadi hening lalu gelap. Pandanganku menjadi kabur dan bergoyang-goyang. Lalu bumi terasa berputar-putar dalam suatu pusaran yang menyeretku ke dalam intinya...
--------
Badanku digoyang-goyangkan. Tubuhku terasa kaku. Pandanganku pun masih kabur.
Yang bisa kulihat adalah langit-langit kamarku. Tetapi terasa lebih jauh dari biasanya.
Kucoba untuk bangkit. Berat... Pinggangku terasa tidak nyaman.
Satria... coba katakan sesuatu... suara bang Eros sayup-sayup terdengar.
Aaaa... cobaku bersuara.
Tidak terdengar... coba lebih kuat... mintanya lagi.
Aaaaaa...
Bagus... sudah terdengar... Sekarang abang akan membantumu berdiri...
Kurasakan badanku diangkat dan berdiri. Tapi aku tidak dapat mengendalikan kakiku agar bisa tegak.
Cobalah mengerahkan tenaga di bagian kaki agar kau bisa berdiri tegak... latih bang Eros.
Memang aku sudah diberitahu bang Eros tentang tata cara memakai tubuh boneka. Ternyata lebih sulit dari kedengarannya.
Sampai matahari terang, baru aku bisa berdiri dengan tegak. Sesaat setelah bang Eros mengganti tubuhnya dengan bonekaku, Putri dan Dewi datang sudah berseragam sekolah.
Wah... Satria... lucu, ya... seru mereka berdua mengganggu keseimbangan tubuh yang sulit kujaga ini. Jatuh lagi.
Untuk menyingkat waktu aku diminta berlatih menyesuaikan diri nanti saja di taman.
Di jalan, saat di mobil aku kembali berlatih. Lebih berat karena getaran dan gerakan mobil sangat mengganggu usaha latihanku.
Di Taman Asri, kak Sheila rupanya sudah menunggu. Ia membawa kantung kecil. Mungkin itu berisi FAIRY DUST yang langka itu.
Semua sudah siap, kan? tanya kak Sheila.
Mana Satria-nya? aku keluar dari kantung baju seragam sekolah bang Eros.
Wah... Satria jadi imut sekali... ia mengambilku dari saku baju dan menimang-nimangku sebentar. Tubuh boneka periku dilempar-lemparnya ke atas dan ditangkapnya.
Ok... kita kembali serius... Sebelum aku memakaikan FAIRY DUST ini padamu... kakak akan memberikan dua benda ini padamu dulu, Satria... ia mengeluarkan dua benda asing dari kantung kecil yang dibawanya. Bentuknya seperti rumput.
Yang berwarna putih keperakan ini adalah PEGASUS TAIL... Karena kau nanti sudah memakai FAIRY DUST... Satria akan bisa terbang... Pakai bila perlu... dan yang merah kehijauan ini adalah QUICKSAND GREEN... Untuk mengakhiri semua efek itu... baik FAIRY DUST ataupun PEGASUS TAIL... Jadi pergunakan ini jika semuanya sudah selesai... Dengan kata lain kau ingin pulang... jelas kak Sheila.
Mengerti? tegas kak Sheila.
Aku hanya bisa mengangguk. Kedua benda berbentuk helai rumput itu diselipkan di balik bajuku.
--------
Aku diletakkan di tanah dan kak Sheila menyiapkan FAIRY DUST. Bersiaplah... Kau akan tidak terlihat dalam 3 hitungan... satu... dua... tiga! Menghitung mundur dan serbuk berwarna-warni berkilauan memerciki tubuhku dari kantung kecil itu. Serbuk itu menempel di tubuhku dan terserap. Aku merasa sedikit aneh.
Lingkunganku juga berubah... Aku tidak lagi melihat taman ini... Juga kak Sheila, bang Eros, Putri dan Dewi...
Lingkunganku berganti menjadi padang rumput yang luas kecuali pohon besar di tengahnya tetap sama.
Bedanya, banyak jendela tertutup yang bermunculan di sana-sini. Seperti apartemen saja pohon itu... Ada sebuah pintu, lebih mirip gerbang di dasar dekat akar pohon.
Kemana semua peri-nya? Apakah mereka belum bangun, ya? Sudah terang begini.
Seiring pertanyaanku, sinar matahari mulai menembus daun-daunnya yang rindang dan menyinari jendela-jendela itu.
Bagai mempunyai nyawa sendiri, jendela-jendela yang tersinari matahari membuka. Lalu muncul sulur tanaman dari dalam jendela, memekarkan daun dan bunga besar berwarna-warni. Indah sekali.
Lalu dari gerbang di dasar pohon membuka lalu satu persatu muncul pula peri-peri berterbangan dengan riang gembira. Bernyanyi-nyanyi riang, menari-nari, bersenda gurau. Gembira sekali.
--------
Hai... Kamu siapa? sapa seseorang (peri tepatnya).
Uh...eh... Aku... aku... namaku Satria... kagetku karena masih terpesona oleh kecantikan dan keindahan dunia peri ini.
Oh... Satria... Mau ikut menari bersamaku... tawarnya.
Aku tidak bisa menari... alasanku. Aku hanya melihatnya sekilas saja karena masih terpukau dunia peri.
Aku juga tidak tau caranya... lanjutnya.
Aku lalu melihatnya mendengar kata-katanya barusan itu.
WOW!
Kenapa? Kenapa kau terkejut melihatku...? herannya.
Peri Pohon
Peri ini cantik dan manis sekali... Matanya besar dengan bulu mata yang tebal lagi lentik dengan kulit hijau muda. Rambutnya panjang sampai ke punggung berwarna hijau muda. Kupingnya lebar meruncing dan condong ke bawah. Dadanya besar dan montok. Aku juga bisa melihat jembutnya yang berwarna hijau muda seperti rambutnya, yang menghiasi belahan vaginanya yang indah.
Hanya ada kelopak bunga yang kecil yang bertindak selayaknya baju baginya.
Ingin sekali rasanya aku menjamah dan meremas dada itu, lalu pantatnya yang sekal, menggosok vaginanya... menggenjotnya dengan penisku yang sudah menegang ini...
Saat aku menunduk melihat celanaku yang menonjol, ia juga melihatnya.
Apa kau sakit? Sampai bengkak begitu? rabanya.
Keras... komentarnya.
Aku tak tahan lagi. Segera saja kutarik tangannya dan kubawa ke rerumputan tinggi di sebelah sana.
Ia menurut saja. Ia mengira akan menari hingga ia menggerak-gerakkan badannya.
Aku berkesempatan meremas dadanya yang besar dari belakang. Penis bonekaku juga kugesekkan di belahan pantatnya. Enak sekali. Apalagi saat aku bisa menggosok belahan vaginanya.
Ia masih menari-nari. Erotis sekali.
Kubuka semua baju yang kupakai. Penis bonekaku mengacung tegang. Keras sekali. Bentuknya tidak jauh berbeda dengan penis manusiaku dulu. Hanya ukurannya lebih pendek. Bila tegang normal penis manusiaku akan sepanjang 20 cm. Tapi kali ini hanya sekitar 14 cm saja bila dalam ukuran manusia. Standar.
Ia juga ikut membuka kelopak bunga itu. Mengira sebagai bagian dari tari... Ide bagus. Pengertian sekali.
Aku memegang pinggulnya dan membuatnya meliuk-liukkan tubuhnya seperti ular. Seksi sekali.
Ia mengira aku akan mengajarinya menari hingga ia menuruti semua arahanku.
Aku membuatnya menungging dan tangannya bergerak berputar. Akal bulus! Aku menjilati vaginanya dari belakang.
Ia bergidik merasakan klitorisnya yang gemuk kujilat. (Hei! Peri juga rupanya punya anatomi yang persis sama dengan manusia. Hanya bedanya mereka punya sayap yang transparan seperti laron)
Karena gemas dengan ke-imut-an peri pohon ini, langsung saja kujebloskan penis bonekaku ini dari belakang. BLUSK!
AAAAAAAaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhh!
Teriakan peri pohon imut itu keras dan nyaring sekali. Menggema ke seluruh arah dan memekakkan telinga...
Penisku terasa sangat hangat... hangat... sangat hangat hingga malah terasa panas! Panas!
Aku menarik pantatku untuk mencabut penisku. Sialan! Tidak bisa!
Peri pohon berambut hijau muda itu tersungkur menungging di tanah. Tubuhnya gemetar tak lagi bersuara.
Penisku masih bercokol kepanasan di dalam vaginanya yang baru saja kujebol. Penis bonekaku yang kepanasan seperti dipegangi sebuah tangan kuat di dalam sana. Aku bingung sekali akan apa yang terjadi karena tiba-tiba saja aku sudah dikelilingi puluhan mungkin ratusan peri pohon sejenis berambut hijau muda.
Mereka memandangiku dengan ekspresi yang bercampur aduk antara heran, marah, takut dan lain-lainnya.
Lalu dari berbagai arah, muncul beberapa peri lain yang bentuknya agak berbeda dari semua peri ini. Tubuh mereka lebih tinggi, rambutnya lebih gelap juga diikat dan berdada lebih kecil.
Kuhitung ada 12 peri baru ini yang mengepungku. Mereka membawa tombak dari kayu runcing. Mungkin para pengawal atau prajurit...
Orang asing! Kau telah berani-berani datang kemari dan merusak kedamaian di VERBRANCHT! Kau akan akan dihukum berat untuk ini! Tangkap dia! seru salah satu peri pengawal itu. Mungkin kepala para pengawal ini.
Ketua Dhrasti... Dia memasukkan benda asing ke anak ini... lapor salah satu penjaga yang mencekal tanganku.
Sang ketua yang bernama Dhrasti itu menghampiriku lalu memperhatikan penisku yang menerobos vagina peri yang menungging ini.
Masalah ini lagi... gerutunya. Ia lalu meminta salah satu peri penjaga untuk memegang tombaknya. Tangannya terangkat.
BAKK! Lalu gelap...
========
QUEST#06
========
Leherku sakit sekali... Terasa nyeri dan kepalaku pusing berat. Ugh...
Aku dimana ini?
Aku tidak memakai baju model Robin Hood itu lagi. Aku ingat melepas pakaian ketika membobol peri imut itu.
Hei... anak muda... Kau sudah bangun? sebuah suara yang berat dari sudut.
Samar-samar di sudut ruangan yang gelap aku melihat seekor semut sedang duduk bersandar. Ia lalu mendatangiku.
Seperti sudut pandang ketika aku menjadi kucing bulan lalu, hewan ini berjalan layaknya manusia. Serangga semut yang mempunyai 3 pasang kaki berdiri tegak dengan dua kaki belakangnya. Sepasang sisa kakinya berperan sebagai tangan.
Kukira kau peri... seperti mereka... Tapi kau laki-laki... Jadi kau bukan peri... ia membantuku tegak untuk duduk.
Terima kasih... ucapku.
Lalu aku berpikir... mahluk apa kau ini? tanyanya.
... Aa... aku sendiri tidak bisa mendefenisikan keberadaanku sekarang.
Aku tidak tau... jawaban itu yang bisa keluar dari mulutku.
Hm... Kau masih baru rupanya... simpul semut itu lagi.
... Besok... kita akan sama-sama dihukum oleh peri-peri pohon ini... kata semut itu kembali ke tempatnya bersandar tadi.
Dihukum...? Hukumannya apa? tanyaku ingin tahu.
... Hukuman terberat di negeri peri... Bagian tubuh kita akan dipisah-pisahkan... Lalu dijemur di puncak pohon ini hingga kering... Kemudian dibuang ke batas daerah yang menuju daerah peri api... jelasnya dengan tenang.
Wah... Mengerikan sekali...! aku jadi cemas mendengarnya.
Kesalahanmu apa hingga dihukum seperti ini? tanyaku padanya lagi.
Aku melakukan kesalahan yang sama beratnya denganmu... Menghisap madu peri... jawabnya tetap tenang.
Menghisap madu peri? Memangnya peri-peri pohon ini menghasilkan madu...? Jadi kau tau kesalahanku...? ingatku.
Anak muda... Tenangkan dirimu... Hukuman seperti itu tidak terlalu berat daripada diusir dari koloni semut... jelasnya.
Jadi... Kau diusir dari kolonimu? simpulku tentang semut ini. Ia diam saja.
Semut memang mahluk bersosial tinggi. Kehilangan koloninya bisa dikatakan mati. Apalagi diusir. Jadi kesalahannya di koloni itu menyebabkan ia diusir dan untuk menyambung hidupnya, ia mencuri madu dari para peri pohon ini.
Apa tidak ada cara untuk memohon ampun atau pembelaan untuk kasus-kasus kita ini? aku coba mencari celah.
Para peri pohon tidak mengenal hal seperti itu... Mereka bahkan sudah mencabut sayapku yang sudah rusak... jelasnya lagi.
Sial! Padahal aku baru saja sampai di sini... Sudah mendapat masalah seperti ini... Baru enak sebentar... gerutuku.
Tidak ada gunanya mengeluh... Terima saja... cetusnya lagi. Sepertinya kembali merenung. Kembali ke kegiatan awalnya.
--------
Hukuman mati para peri ini tidak membuatku takut. Bila mereka nekat mau memisahkan bagian tubuhku yang terbuat dari bahan Kevlar kuat ini... aku bisa saja melawan mereka semua... dan melarikan diri.
Atau aku lari saja dari kurungan ini... Pasti tempat ini tidak akan terlalu kuat menahan kekuatan TAURUS-ku. Cuma dari ranting-ranting kayu ini.
Tapi memang lebih baik tidak... Lebih baik aku sedikit lebih mengenal dunia peri yang primitif ini lebih baik. Tepatnya lebih lama. Mudah-mudahan dari sana aku bisa menemukan jejak ZODIAC CORE VIRGO yang kucari. Karena terus terang saja itu tidak mungkin di situasi ini.
Lewat jendela kecil di pintu kurungan ini aku mengintip keluar. Ada beberapa ruangan kurungan lain di tempat ini.
Ada mahluk-mahluk lain yang juga dikurung di ruangan-ruangan itu. Seperti kecoak, belalang, laba-laba dan capung. Juga berbagai jenis binatang serangga lainnya.
Mereka juga akan dihukum bersama kita karena kesalahan yang sama denganmu... kata semut itu menjelaskannya bahkan sebelum kutanya..
Mereka juga memperkosa peri-peri itu? tanyaku memastikan.
Bisa dikatakan begitu... Tapi nama kejahatan itu disebut pembunuhan... bukan pemerkosaan... Karena tiap peri pohon yang diperkosa akan segera mati dalam beberapa hari kemudian... jelas semut itu.
Mati? Jadi peri imut yang tadi kuperkosa itu akan mati...? sesalku. Kenapa aku begitu bodoh menuruti hawa nafsuku tanpa pikir panjang sama sekali. Dan menyebabkan kematian bagi peri imut yang sangat kusukai tadi... Bodoh!
--------
Paginya kami semuanya dikumpulkan. Totalnya ada 6 individu yang akan dihukum berat pagi ini. Kecoak, belalang, laba-laba, capung, semut dan aku sendiri.
Kami digiring dengan tangan dan leher diikat dan dipegang oleh satu peri agar tidak bisa meronta atau lari. Melalui lorong-lorong panjang di dalam pohon besar ini. Para penghuni pohon menyoraki kami semua dengan berkumpul di depan kamar-kamar mereka.
Kami terus digiring hingga sampai pada puncak pohon. Di sana ternyata sudah berkumpul lebih banyak peri pohon yang berambut hijau imut lainnya. Memang menggemaskan.
Ada semacam tahta bagi pemimpin tertinggi para peri pohon ini. Terletak tepat di depan sebuah arena luas yang dipersiapkan untuk eksekusi hukuman bagi kami berenam.
Kami diberdirikan berjejer menghadap tahta. Menunggu sang pemimpin datang. Beberapa saat kemudian setelah menunggu, terdengar suara gong dan terompet. Kemungkinan besar sang pemimpin sudah datang.
Dhrasti, sang pemimpin pengawal yang pertama sekali muncul dari gerbang di dahan sana. Lalu menyusul pengawal peri lainnya. Mereka semua membawa tombak kayu yang kemarin.
Lalu muncul sang pemimpin utama. Ia agak berbeda dengan peri-peri biasa lainnya karena memakai pakaian indah yang menutupi badan dan kakinya. Rambutnya juga tidak hijau melainkan pink. Tetapi ia lebih cantik dan lebih terlihat dewasa dibanding peri-peri lainnya. Sayapnya lebar dan berwarna-warni seperti sayap kupu-kupu. Ia memakai mahkota yang terbuat dari sejenis kristal.
Di belakangnya menyusul... 12 peri-peri tua. Mereka jauh dari kata cantik karena keriput dan berjalan bungkuk. Masing-masing bertopang pada tongkat dan memakai jubah panjang untuk menutupi tubuh mereka yang jelek itu (untung saja mereka sadar). Mungkin para tetua peri.
Kami berenam kasak-kusuk mengenai kedatangan peri-peri penting ini.
Dari kasak-kusuk sesama terhukum inilah aku tahu kalau pemimpin berambut pink itu disebut Ratu Vlasq dan kedua belas peri tua itu adalah para tetua peri merangkap menteri yang membidangi berbagai urusan kerajaan peri ini.
Sang Ratu duduk di tahtanya dan 12 tetua itu duduk di samping kiri dan kanannya.
Ratu Vlasq memberi kode untuk segera memulai upacara...
Dhrasti kembali maju kedepan dengan membawa selembar daun kering berbentuk gulungan.
Atas nama ratu yang adil dan bijaksana dan 12 tetua VERBRANCHT, saya Dhrasti akan mengumumkan hukuman mati bagi 6 pengganggu keamanan kerajaan peri pohon yang kita cintai ini... serunya membaca naskah itu.
Keenam pengganggu keamanan ini telah melakukan kejahatan berat dengan membunuh saudara-saudara kita...
Aku melihat para pengawal membawa 6 kerangkeng kecil yang berisi peri-peri yang menghitam. Itu termasuk peri imut yang kunodai kemarin. Mereka masih hidup... Apakah mereka akan segera mati?
Juga ada yang membawa barang-barang terhukum sebagai barang bukti. Hmm... Bagus... Mereka juga membawa pakaian dan pisauku.
... karena itu... kita akan menghukum keenam pengganggu ini dengan hukuman terberat VERBRANCHT... yaitu GOSAS!... serunya.
Seluruh yang hadir di puncak pohon ini berseru dengan gemuruh mendengar hukuman itu.
Capung di samping semut bergetar tubuhnya mendengar kata GOSAS diteriakkan para bangsa peri ini.
Aku... aku tidak mau... aku tidak mau mati... gumamnya. Pengawal yang memegang tali lehernya harus bekerja keras untuk menahannya. Akhirnya para pengawal lain datang membantu untuk menahannya. Kami yang tidak berontak-pun juga mendapat perlakuan sama, dipaksa tiarap di lantai.
Hukuman akan segera dimulai saat daun pertama VANGUARZH gugur... seru Dhrasti.
Daun pertama VANGUARZH gugur... Jadi pohon ini yang bernama VANGUARZH itu... VANGUARZH adalah nama kerajaan peri BELIAL dalam cerita kak Sheila.
... Apa GOSAS itu yang kau bilang hukuman yang dipisah-pisahkan bagian tubuh kita?... tanyaku pada semut yang tiarap di sampingku.
Ia hanya mengangguk sambil tetap memandang ke depan walau kepalanya diinjak pengawal. Matanya memandangi satu peri yang menghitam di kerangkeng itu.
Keadaannya sama dengan peri imut yang kunodai. Menghitam dan bergetar menunggu ajal.
Kukira kau memang mencuri madu para peri ini...? tanyaku penasaran.
Dia memang mencuri madu peri untuk diberikan pada MROW itu... hardik pengawal yang menginjak punggungku.
Aku tidak bisa bertanya lagi karena ia mulai menginjak leherku... Sial! Kubalas nanti kalian.
Untuk apa semut ini mencuri madu untuk diberikan pada peri yang menghitam menunggu mati ini... Pasti ada unsur asmara di balik pencurian madu peri ini... Aku harus mencari tahu. Mungkin aku bisa memperbaiki kesalahanku.
Aku sudah mempersiapkan rencanaku...
--------
Suuuuuuuuuuiiiiiiiiiiiiiiiiiittttttttttt...
Terdengar bunyi siulan dari bawah... Dhrasti mendengarnya. Ia menunggu kode dari sang Ratu.
Ratu mengangguk...
Dhrasti berbalik dan menghadap kepada kami berenam.
Laksanakan! serunya melempar lembar naskah daun kering itu ke lantai.
Empat pengawal yang mencekal seluruh bagian tubuh kecoak, menarik serangga itu lebih maju ke depan. Ia yang pertama menerima GOSAS.
Mereka lalu mengikat ketiga pasang kaki kecoak, leher, sayap dan perutnya dengan tali. Lalu tanpa ampun mulai menariknya dengan kuat.
Kecoak itu menjerit kesakitan...
Begitu rupanya cara GOSAS ini... Kecoak mulai meregang nyawa... Satu kakinya lepas!... Baik!
MULTIPLICITY... Aku menggandakan tubuhku menjadi dua. Lalu menghajar empat pengawal yang memegang tangan, kaki serta leherku.
Setelah mereka jatuh tubuhku yang kedua itu langsung menghambur ke depan dengan MARVELOCITY, ke arah peri imut yang memegang pakaian dan pisauku.
Dengan pisau terhunus, aku lalu melesat ke singgasana dimana Ratu Vlasq sedang bertahta.
Para pengawal yang kebingungan itu dengan mudah kujatuhkan. Pisauku yang tajam sudah mengancam leher sang Ratu.
Semua itu terjadi dalam sekejap mata saja.
Jangan ada yang bergerak!... Atau Ratu kalian tidak selamat! ancamku bangkit dari tiarapku di lantai kayu.
Jatuhkan semua senjata kalian! aku berteriak kepada Dhrasti yang berdiri di tengah arena.
Ia memberi kode pada semua anak buahnya untuk menjatuhkan semua tombak mereka.
Aku berjalan perlahan menuju peri imut yang masih memegang pakaianku. Kuambil dan kupakai dengan hati-hati.
Aman... kedua rumput PEGASUS TAIL dan QUICKSAND GREEN masih utuh terselip di baju ini dengan aman. Juga mata pisau cadangan tersembunyi dengan rapi.
Lepaskan semua tahanan ini! aku jalan mendekati kerangkeng para peri yang menghitam. Aku mengelus kepala peri imut itu. Terasa panas...
Semua tali yang mengikat kecoak, belalang, laba-laba, capung dan semut dilepaskan dan para pengawal mundur menjauh dari mereka.
Kalian... ambil tombak itu dan persenjatai diri kalian! perintahku pada kelima serangga itu. Mereka menurut dan bersiap menghadapi apapun.
Tubuh keduaku sudah membawa turun sang Ratu dari tahtanya. Tubuh Ratu itu didekap dari belakang dan pisau di leher.
Dengan sedikit paksa aku melucuti pakaian indah sang Ratu agar dapat bergerak dengan bebas saat aku membawanya sebagai sandera nanti.
Wow!
Ratu ini sangat montok sekali. Dadanya lebih besar dari peri pohon manapun. Pinggangnya sempit dan pinggulnya lebar sekali. Rambut kemaluannya juga berwarna pink seperti rambut panjangnya.
Jangan ada yang coba-coba mendekat atau aku tidak menjamin keselamatan ratu kalian ini! ancamku lagi. Aku harus berhati-hati.
Mereka terlihat sangat gusar dan marah melihat perlakuanku yang kurang ajar pada Ratu mereka.
Terutama pada si Dhrasti yang sepertinya masih penasaran. Ia tetap waspada menunggu kesempatan untuk bergerak. Dia yang harus lebih diwaspadai dari pada siapapun.
Aku kemudian mendekati si semut... Kau sebaiknya minta tolong pada salah satu dari mereka... karena kita akan lari dari sini dengan terbang... bisikku padanya.
Kau bagaimana...? tanyanya balik.
Jangan khawatir... jawabku pendek.
--------
Kami mundur sampai ke tepi pelataran area puncak pohon ini. Para penjaga tetap mengikuti kami dengan jarak yang aman. Dhrasti yang memimpin mereka.
Dengan buru-buru, kecoak, capung dan belalang terbang menggunakan sayap yang mereka miliki sedang laba-laba menumpang pada belalang dan semut pada capung.
Sedang aku, tubuh keduaku juga akan segera terbang... Tapi terlebih dahulu...
SHADOW STRIKE! aku melancarkan satu tendangan lutut berbentuk kepala singa pada lantai kerumunan para pengawal.
Ini adalah kekuatan ZODIAC CORE LEO yang bersarang di paha kiriku. Fungsinya adalah serangan bayangan yang bisa menembus pertahanan...
Lantai kayu itu hancur berantakan.
Saat mereka kebingungan... aku memakai PEGASUS TAIL!
Rumput berwarna keperakan itu menyebabkan aku bisa terbang. Segera tubuh keduaku juga otomatis mengalaminya.
Kami terbang mengikuti arah kemana serangga-serangga itu pergi.
Aku menggabungkan diri dengan tubuh keduaku yang tetap mendekap sang Ratu.
Wah... Tubuh Ratu ini empuk sekali... Penis bonekaku sampai ngaceng lagi dan mendesak pantatnya.
Aku tidak boleh melakukannya lagi!
Tapi dadanya yang super besar itu terasa sangat empuk di dekapanku... Lembut sekali...
WUSH!
Sial!
Para peri-peri pengawal itu mengejar dengan terbang dan melemparkan tombak. Apa mereka terlalu percaya diri akan akurasi lontaran tombak mereka dan yakin tidak akan melukai Ratu mereka sendiri.
Kemana para serangga-serangga itu terbang? Apa mereka berpencar, ya?
Aku harus berusaha sendiri...
MARVELOCITY!
Mereka tidak akan bisa mengejar dengan kecepatan seperti ini. Apalagi aku memakai sayap runcing hitam XOXAM.
Di padang seluas ini, diriku kini hanyalah siluet hijau kehitaman yang melesat cepat tak tertandingi.
Aku menuju kerimbunan hutan di sebelah utara pohon VANGUARZH itu.
--------
Hei!
Serta merta aku menghentikan terbangku demi mendengar teriakan itu. Itu si semut dan capung.
Apa mereka masih mengejarmu? tanya si capung. Ternyata terbangnya cepat juga.
Mereka tertinggal jauh di belakang sana... Tapi pasti segera menyusul kita... Kita sebaiknya pergi sejauhnya... jawabku.
Tentu saja... kau kan membawa Ratu mereka... cetus semut. Kami bertiga memandangi kemolekan tubuh Ratu peri yang bahenol ini.
Yang dipelototi risih juga diperhatikan seperti itu dan mulai menggeliat berontak.
Lalu bagaimana?... Apa kau mau membawa Ratu ini dalam pelarian kita... Dia bisa jadi merepotkan... kata capung.
Benar juga... Lagian... Untuk apa tadi aku membawa Ratu ini lari bersamaku. Kan lebih baik kutinggalkan saat lari dari VANGUARZH. (Mungkin terpengaruh dekapan montok tubuhnya hingga aku enggan melepasnya...
)
Ya sudah... Kalau kau mau membawanya... itu terserah padamu... Tapi kau sendiri yang harus mengurusnya... Apa kau tau arah tujuanmu sekarang? tanya si semut.
Aku tidak tau harus kemana... Kalau bisa... aku akan mengikuti kalian saja... jawabku. Aku memang buta sama sekali tentang dunia di dimensi ini. Ini bukan sekedar dunia peri... Menurutku ini dunia fantasi yang ajaib... Seperti dongeng.
Kalau aku setuju saja... Lagipula aku harus berterima kasih padamu karena telah menyelamatkan nyawa kami... kata capung.
Baiklah... Kita sebaiknya pergi ke LAVOZE... Itu kota teraman bagi setiap mahluk... usul semut.
Ya... ya... aku punya banyak saudara di LAVOZE... Kota netral yang tidak terikat dengan kerajaan manapun dan menerima siapapun... kata capung setuju.
Para pengawal peri akan tetap mengejar... walau sampai QUARVER sekalipun... gumam Ratu Vlasq.
Hei... dia mulai bicara... kata capung.
Tapi pengawalmu tidak punya wewenang di LAVOZE... Kota LAVOZE juga tidak akan menangkap kami di sana... Karena kerajaan itu kerajaan bebas... Tidak seperti VANGUARZH yang primitif... kata semut.
Tapi kami lebih beradab dari pada kerajaan manapun... argumen Ratu Vlasq.
Beradab apanya... kalian menghukum siapapun tanpa pengadilan yang adil... balas semut.
Kami punya hukum yang harus dipatuhi siapapun di kerajaan VERBRANCHT... tanpa kecuali... sambung ratu Vlasq.
... Ayo kita pergi ke TRENCH... semut tidak lagi meneruskan debat tanpa akhir itu dan naik ke punggung capung.
Tunggu... katanya kita akan ke LAVOZE... Kok jadinya ke TRENCH? heranku.
Kalau mau ke LAVOZE... kita harus melewati TRENCH dulu... gua itu satu-satunya jalan menuju LAVOZE dari sini... jelas capung.
O... Cuma itu yang bisa keluar dari mulutku.
Si capung mulai terbang dengan semut di punggungnya dan aku mengikuti dengan tetap mendekap Ratu Vlasq.
Kami terbang ke barat ke dalam lebatnya hutan. Terbang di sela-sela dahan-dahan pohon yang rimbun oleh dedaunan. Bermanuver dengan hati-hati di ranting-ranting yang saling silang di kemajemukan rimba.
Untung kami tidak ditemukan oleh para pengawal peri.
Ratu Vlasq tidak lagi kudekap. Sekarang ia kuikat dan kupakaikan rompiku untuk menutupi dadanya yang sangat menggoda. Untuk bagian bawahnya, ia memilih memakai kelopak bunga seperti yang sering dipakai peri jenisnya.
Pinggangnya kuikat sulur akar gantung dan ujung talinya kupegang hingga ia bisa terbang sendiri dengan arahan arah dariku.
Tak lama kami sudah mencapai TRENCH.
--------
Gua ini yang namanya TRENCH? pastiku.
Benar... Hanya lewat dari sini kita bisa menuju LAVOZE dengan cepat... jawab capung.
Jalan lain adalah dengan mendaki gunung ini... sambung semut.
Benar juga... Gua ini ada di bawah gunung ini... dan akan memakan banyak waktu untuk mendaki gunung ini. Juga si capung tidak akan sanggup terbang sampai setinggi itu.
Eh... Kita sudah sejauh ini... tapi belum berkenalan... Kenalkan... namaku Onfa... kata capung itu.
Aku Neirant... kata semut.
Aku Satria... kataku. Senang sekali bertemu dengan kalian... lanjutku.
Kenapa...? Namaku aneh, ya? tanyaku lagi melihat ekspresi mereka mendengar namaku,
Nama dia lebih aneh lagi... kata Ratu Vlasq tentang Onfa.
Si Neirant mesem saja.
Kami berempat masuk ke gua TRENCH ini untuk menuju LAVOZE. Kerajaan yang bebas.