Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT PENGUASA ABSOLUTE

Malam2 sambil rebahan .... ngisi absen malam secara online lewat media SEMPROT.COM .......
Marco pancen gendeng og ... Lha wong kontole di emut diremes nganti muncrat kok meneng wae ... Barang dijak kenthu nganti muncrat ... terus ditinggal lungo begitu saja malah sajak kelangan ... piye tho iki .... Woooo koplak kiye ...😥😥😥
 
Bab 25 – lho kok Ilang



“..sayaaang...akuu berangkat dulu yaa...” Marco nampak pagi itu berteriak, karena naomi nampaknya masih sibuk dengan tugas yang diberikan Marco. Naomi sedang melakukan pembersihan atas riwayat Marco semalam di sebuah club. Nampak naomi sedang bersibuk ria dengan keyboardnya.

“...mccuuuah..pergi dulu..” ucap Marco sambil mencium pipi istrinya kala itu.

“..iyaaa...”

“..segera dikoreksi yang semalam, jangan sampai itu DNA jatuh ketangan musuh bsinis kita, bisa ribet nanti..” ucap naomi sewot.

Marco telah menceritakan semua kejadian yang dialaminya semalam, karena meskipun Marco menutupinya, naomi dengan keilmuannya sebagai pengendali mata langit, akan dengan mudah bisa melakukan pengawasan lewat cctv dimanapun Marco berada selama masih dipermukaan bumi.

“..bluppp...”

Nampak Marco sudah tiba disalah satu toilet kampusnya dengan mempergunakan ilmunya. Segera Marco keluar dari toilet dan menuju kearah gedung jurusan untuk mencari keberadaan Netta, ya, pagi itu tujuan marco adalah menemui Netta untuk mendapatkan informasi yang diharapkannya. Karena dia sangat yakin jika wanita semalam itu adalah Netta.

Disepanjang jalan banyak mahasiswa yang menundukkan wajahnya ketika Marco melintas, keliatannya mereka mulai memperhitungkan Marco setelah pertandingan kemarin. Ada yang menghindar ketakutan, sampai sampai mereka bersembunyi agar tidak bertemu dan berhadapan dengan Marco secara langsung. Berbeda dengan cowok, mahasiswi kampus saat ini banyak menggunjingkan nama Marco, mulai dari kekuatannya, kepandaiannya, kesederhanaannya, dan kemisteriusannya, semua tidak luput dalam pembicaraan para mahasiswi kampus. Intinya pagi itu semua mahasiswi kampus menjadikan marco sebagai trending topic mereka.

“..hei Marco.. ditunggu dijurusan..” ucap salah satu kawan Marco yang satu kelas dengannya.

“..okay bro..thanks ya..” ucap Marco kala itu

“..hemm kebetulan.. tidak perlu bersusah payah mencarinya..” gumam Marco

Sebenarnya dengan mudah Marco bisa mencari Netta, mengingat dirinya sudah sangat hafal pola energi milik Netta. Dengan keilmuan berpindah tempatnya Marco sangat bisa langsung masuk pas Netta mandi atau pas Netta ganti baju atau hal hal lain yang momennya pas Netta sedang telanjang. Dasar omes memang.

“..tok..tok..tok”...

“...masuuk..” suara pemilik ruangan mempersilahkan dari dalam

“..pagi pak..” ucap Marco memberi salam kepada ketua jurusanya

“...pagi buu..” salam Marco dengan sopan kepada Netta, marco menatap netta dengan detail.

Nampak tidak ada yang cidera dalam tubuh Netta, semua mulus seperti sediakala. Bahkan goresan goresan bekas luka pertarunganpun tidak ada nampak dikulit mulusnya.

Pagi itu Netta menggunakan blazer warna pink dengan baju kantor satin berwarna krem cerah paduan yang cocok dengan rok diatas lututnya berwarna krem, nampaknya baju dalaman blazernya berkonsep tertutup bagian dadanya, tidak ada nampak kancing baju dibagian depannya. Kasihan ketua jurusan. Batin Marco.

“..waah ini dia pahlawan jurusan kita tahun ini...”

“..duduk Marco...”

“...terima kasih sekali atas sumbangsihmu kemarin..bener bener luar biasa..” ucap ketua jurusan.

“...jurusan ini akhirnya punya piala yang bisa dibanggakan berkat kamu...”ucapnya meneruskan.

Marco yang duduk diantara ketua jurusan dan bu dosen Netta, nampaknya hanya bisa tersenyum saja.

“...selamat ya Marco..” ucap bu dosen Netta dengan menjulurkan tangannya.

“...terima kasih bu, dan saya minta maaf atas pertandingan kemarin..” ujar Marco sambil segera meraih uluran tangan Netta kala itu.

“...beettt..” Marco segera membaca semua pikiran Netta.

Dan benar saja, dalam siluet ingatan Netta terdapat aksi semalam, dimana Marco dan Netta having sex didalam toilet perempuan. Serta aksi Netta yang terburu buru karena memang harus segera menyerahkan dna milik Marco sebelum habis masanya, DNA yang terdapat dalam sperma yang dikumpulkannya setelah having sex semalam. Dalam siluet itu, Marco juga dapat melihat semua fasilitas laboratorium milik rusia di negara ini untuk menjalankan bisnis undergroundnya. Apalagi jika bukan bisnis jual beli organ dan produksi narkoba.

“...eeh..” saat Netta berusaha untuk melepaskan tangannya, Marco nampak sedikit melamakan.

“..maaf bu dosen,..” ucap Marco ketika sudah mengantongi semua informasi yang diperolehnya dan melepaskan jabat tangannya.

“..kiranya ada lagi kah pak ketua jurusan..”

“..jika tidak ada, saya izin pamit, ada kuliah pagi...” ucap Marco beruntun.

“..ohh iya ..silahkan... hanya ingin berterima kasih saja marco..silahkan..lanjut kuliahnya..” ucap ketua jurusan, yang keliatannya masih tidak menyangka jika Netta akan menggunakan baju yang menutupi full belahan melon 3 mingguannya. Sungguh nasib tidak beruntung ketua jurusan pagi itu.

Marco tidak langsung ke ruangan kuliahnya. Dia membagi raganya yang lain segera menuju kelaboratorium milik rusia yang ada di negara ini. Laboratorium yang berkedok sebagai klinik poli umum dan kandungan diatasnya, dengan ruangan bawah tanah yang hanya bisa dilewati dengan elevator khusus. Elevator yang didesain ada dibelakang halamannya, dengan pintu masuk lewat toilet. Kaca toilet mesti digeser dahulu agar bisa menemukan ruangan pintu akses masuk kebawah tanah.

“...hemm...” gumam Marco ketika berada didalam laboratorium tersebut.

“...cling..” semua yang ada didalam laboratorium itu menghilang. Dan semua sudah berpindah didalam ruangan laboratorium milik Marco di lereng gunung salak. Pokoke kalah jin yang bisa ngilangin semua kasus korupsi, dengan kekuatan Marco. Ora umum memang.

Marco nampak segera menghilang dari lokasi laboratorium tersebut. Dan kembali kedalam raga utamanya yang saat ini sedang melakukan kuliah paginya. Diantara perkuliahan Marco sempat mengirimkan text message kepada naomi.

“d-o-n-e”..

Naomi yang mengetahui jikalau rencana semalam sudah dilakukan oleh Marco, segera memerintahkan kepada dua ilmuannya untuk segera melakukan pengecekan dan segera mengirimkan datanya kepada naomi. Nampak naomi juga muali bersiap untuk melakukan sebuah perjalanan.

“..fiuuuh, dasaar marco..kebiasaan.. ga bisa lihat yang bening dikit..”

“..untung saja semua bisa dikondisikan, sampai mereka bisa melakukan aksi kloning kan bisa bahaya..”

“..ckckckck..”

Nampak naomi masih didepan layar monitor dan aktivitas mengetiknya di keyboard.

Sementara itu ditempat lain.

“..apaa...”...teriak sergei histeris mendengar laporan lewat hapenya pagi itu.

Pagi itu jam 10.00 sergei mendapatkan laporan jikalau semua perlengkapan peralatan baik komputer dan pendukung kerja laboratoriumnya lenyap. Ruangan laboratorium itu kosong layaknya ruangan baru yang belum terisi sama sekali.

“..kok bisa..??!”...

“..sangat aneh..”

Semua data rekaman cctv dan kamera diruangan laboratorium itu lenyap. Tidak ada database mereka sama sekali. Satu hal yang menjadi kelemahan mereka, selama ini mereka tidak pernah mengunduhnya kedalam server kerja mereka, karena mereka beranggapan banyak hacker yang bisa membobol dan mencuri data mereka.

“..bb-agaimana ini bos?”.. ucap orang yang menghubungi sergei.

“..aku juga pusing ini, bagaimana mesti laporan ke bos..” ucap sergei.

“..ya sudah, coba kamu cari disekitar sana mungkin ada orang yang mengetahui siapa yang telah keluar masuk tanpa mendapatkan pengawasan.

“..saya sudah mengintograsi semua satpam dan penjaga parkir diatas bos, hasilnya nihil..” ucapnya.

“..bangsat!! siapa yang melakukan ini...” teriakan sergei dihapenya.

Sergei nampaknya tidak ingin segera melaporkan permasalahan ini kepada kolarov big boss nya dirusia. Karena bagaimanapun dia sangat tahu tabiat bossnya itu, tanpa bergerak dari tempatnya pun sergei bisa langsung kehilangan nyawanya.

Nampak sergei segera melihat hapenya kembali dan segera menghubungi lawan bicaranya.

“..halloo..”

“..iyaa..ada apa..” suara perempuan menjawab diseberang.

“..laboratorium kita menghilang...”

“...appaaaaa....”

“..lho kok bisa ilang...!!”..

“..yang jelas kamu kalo bicara sergei, jangan main main..” ucap Netta

Netta yang kala itu berdiri didepan kelas tempatnya mengajar, terlihat begitu gusar saat menerima sambungan jarak jauh. Bagaimana tidak gusar, bisnis utama negaranya dinegara ini telah hilang lenyap tanpa bekas jika menurut berita yang dikabarkan oleh sergei barusan.

Marco yang melihat bu dosennya seperti orang kebingungan sangat paham, dan Marco hanya tersenyum penuh kemenangan saat melihat bu dosennya kebingungan dari jendela ruang kelasnya.

“..main main sama Marco..”

“..tunggu, aku yang akan mendatangi kalian..” gumam Marco pelan, sampai pelannya tidak akan ada yang mendengarkan ucapanya.

Perkuliahan hari itu diselesaikan dengan lebih awal mengingat ada acara tasyakuran informasinya jurusan, karena keberhasilan jurusan dalam memenangkan dua cabang olah raga yang dipertandingkan.

Marco nampaknya tidak menghadiri kegiatan tersebut, dan Marco langsung menuju kelokasi laboratorium yang dimaksudkan.

“..bagaimana prof..?” tanya Marco

“..eeh..”

“..tuan..”

“..salam tuan..”

Ucap kedua orang profesor itu membungkukkan diri tanda hormatnya.

“..jadi..bagaimana..?”

“..krieet..ceklek..”

Bunyi pintu terbuka dan kembali tertutup.

“..apanya yang bagaimana..” ucap naomi

“..ehh sayaang.. kok disini..” tanya Marco

“..yaa iyalaah.. aku disini, mesti dimana lagi...?” ucap naomi dengan nada masih terlihat marah. Kejadian semalam pastilah sebagai penyebabnya.

“..iyaa ...iyaa..kan sudah minta maaf, kenapa siih masih marah begitu..”..ucap Marco

“..apa semua sudah siap prof..?” tanya naomi tidak memperdulikan Marco.

Naomi nampaknya telah melakukan rekayasa dalam hal dunia IT, karena nampak semua perlengkapan dan peralatan laboratorium itu sudah terinstall dan terset up dengan cepat.

Sesuai hasil pembicaraan semalam, laboratorium milik mereka akan dijadikan sarana bagi penciptaan obat obatan genetika yang mampu menolong umat manusia, bukan dengan jalan kloning, ataupun jalan jual beli organ tubuh manusia seperti yang sedang dilakukan oleh kolarov. Dari laboratorium inilah M-corp akan mendapatkan data base terkait penyakit apa yang sering diderita di Rusia baik untuk kelompok dewasa anak anak dan orang tuanya. Dengan data base ini, para profesor akan menciptakan kapsul rekayasa genetika untuk bisa membuat orang orang yang sakit tinggal masuk kedalam kapsul, tidur, dan dipasangkan semua sensor dna diseluruh tubuhnya, yang kemudian kapsul akan bekerja merekayasa genetika mereka. Sehingga semua penyakit dalam tubuhnya bisa hilang dengan cara tersebut. Begitulah rencana yang sedang dikerjakan naomi. Nantinya M-corp akan mendirikan kliniknya di Rusia dan negara ini, sehingga mereka, yang notabene orang orang rusia akan berbondong bondong menuju klinik tersebut sebagai alternatif pengobatannya. Langkah yang sama akan dilakukan m-corp untuk negara negara yang lain. Dengan konsep satu negara 10 kapsul pengobatan. Dan negara negara miskin afrika akan menjadi pusat pengobatan gratis milik M-corp.

Sore itu saat aktivitas instalasi dan start up laboratorium telah selesai dilakukan, nampak naomi dan Marco sudah berada dikediamannya.

“...sayaang,...”

“..isshh...” Nampak Marco terlihat kebingungan dengan sikap naomi sore itu.

“..Aku sudah bilangkan...” nampak naomi mulai berbicara.



Pov Marco.

Aku mematung didepan pintu. Melihat seorang perempuan dengan baju sedikit terbuka yang nampaknya masih menutupi sebagian tubuhnya. Kaosnya, jika aku tebak sedikit rapat dengan tubuh dengan roknya yang tingginya diatas lutus, bener bener mempertontonkan kemulusan kakinya. Ah, lupakan apa yang sedang dia pakai. Karena tidak penting untuk saat ini, yang kulihat jelas adalah ekspresinya. Tangannya menyangga dagu, pipinya sedikit menggelembung. Yang aneh, pandangan matanya lurus ke depan, seakan tak peduli dengan keberadaanku disampingnya kala itu.

Ada sedikit keanehan lagi, tentang kalimat yang baru saja dia ucapkan. ‘aku sudah bilangkan?’ itu sebenarnya mengacu pada kalimat yang mana? Bukannya aku baru saja datang dan dia belum mengatakan sesuatu kecuali kalimat yang baru saja dia ucapkan. Dahiku berkrenyit. Aneh...

“Maksudnya?” kataku menyambung kalimatnya

“Huh...” dia memalingkan wajahnya. Terlihat jelas dia sedikit jengkel, marah atau mungkin kesal denganku.

“Boleh aku masuk”

“Masuk tinggal masuk, ngapain izin segala..ini juga kamar kamu kan..”ucap naomi terlihat dengan nada kesalnya.

Benar apa yang sedang aku pikirkan. Dia sedang merasa kesal. Kalau kesal karena aku, apa yang baru saja aku lakukan?

“Ya kali saja langsung suruh pulang ke yang lainnya...” canda Marco.

Sedikit aku bercanda untuk mencairkan suasana. Barangkali saja dia bisa berubah terus wajahnya jadi tambah ceria tapi sayang, tak ada perubahan sama sekali dari raut wajahnya. Mendung tapi lebih tepanya cerah berawan, kalau mendung sudah gelap, yang ini beda walau berawan tapi tetap kelihatan masih terang.

Ku ayunkan kakiku ke kursi disampingnya, tempat dimana wajahnya bisa aku lihat dengan jelas. Selang beberapa saat, baru saja aku duduk, saat mataku bertemu dengan matanya lagi, wajahnya kembali lagi menghindar. Aku terus memandangnya, bukan berlaku bodoh tapi jujur saja aku bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi.

Setengah menoleh ke arahku, bola matanya tepat berada disudut mata dimana dia bisa melihatku. Ku lempar senyum namun di balas dengan dengusan dan membuang muka dariku.

“Huh...” Kembali terdengar kata yang menunjukan kekesalan naomi. Nada naomi pelan, tapi sangat jelas aku dengar, naomi menyuruhku membuka hapeku.

“Sudah ku buka tadi sebelum ke sini” dia menoleh ke arahku, kini dia tersenyum kepadaku.

“Kamu lebih tenang sekarang...”

“Mmm... Maksudnya?”

“Netta pasti yang memuaskanmu?”

“Netta...?”

“Iya kan? Lho katanya sudah buka hape”

Aku ambil hape dalam sakuku. Ku buka chat-ku dengan Naomi. Ada lima bari chat Naomi berurutan, kemudian chatku dengan Netta dan yang terakhir chat Naomi, setelahnya tidak ada. Ku baca kembali dari awal, baru aku sadari lima chat awal dari Naomi tidak menyambung sama sekali. Ini berarti, chat balasan sebelumnya di hapus oleh Netta. hanya menyisakan satu chat terakhir. Pantas saja, tadi naomi suruh menganalisa. Jangan-jangan Netta juga membaca chat-chat awal. Wajahku langsung berubah pucat.

“Kenapa terkejut?”

“Eh... a-anu bukan...”

“Bukan kenapa?”

Setengah berdiri, dia menggeser duduknya mendekat. Satu tangannya mendorongku, memaksa menggeser dudukku, menyisakan sedikit tempat dan baru kemudian dia duduk disampingku. Dengan tangan menyangga kepalanya, wajahnya tersenyum memandangku yang, yang, yang seperti seorang pencuri kepergok mencuri.

“Pasti disayang-sayang kan disana...”

“... iya?,,benerkaan??” satu tangannya meraih hapeku.

Tanganku kaku ketika mendengar kata-katanya. Aneh sebenarnya, pacar bukan kekasih juga bukan, tapi kenapa aku seperti ketahuan selingkuh dengan Netta. Dan ditambah lagi, kenapa dia bisa tahu kalau aku ditoilet bersama Netta... ya itu kemarin malam.

“Tenang Netta gak cerita apa-apa, cuma dia sedikit bercerita tentang apa yang terjadi kemarin. Makanya aku bisa menyimpulkan...”

Aku melirik ke arahnya. wajahnya tersenyum puas dengan ibu jarinya menari di atas layar hapeku.

“Hi hi hi... dihapus sama Netta...”

“A-apanya?”

“manusia super kok gak tahu?”

“apaan sih sayang??...” jawabku

Dia meletakan hapeku di atas meja. Meraih lenganku dan memeluknya. Sedikit melumerkan suasana, tak ada lagi rasa kaku. aliran nafasnya telrlihat ringan sekali.

“Maaf, aku tak berada disampingmu ketika kamu sangat membutuhkan...”

“Dia cerita semuanya...”

“Iya... tapi ada cerita yang dia katakan kepadaku untuk kamu menceritakannya kepadaku”

“Cerita apa?”

“Alasan kenapa kamu melakukannya...”

“Harus?”

“Tidak... karena saat ini aku...”

Aku menoleh ke arahnya. Wajah kami berhadapan satu sama lain.

“Aku sudah bilang kan, aku tidak suka menunggu...” pelan bibirnya maju dan menyentuh bibirku.

Setelah kata-katanya bibirku dengan sendirinya maju. Menyentuh bibirnya. Tanganku meraih lehernya, mendekatkan agar lebih rapat. Agar aku bisa merasaka nafas malaikat didepanku ini. Tubuhku bergeser, semakin mendekat begitu pula tubuhnya.

“Jika tetap disini... apakah kamu bisa orgasme??,” ucapnya disela-sela sentuhan bibir kami.

Bola matanya bergerak dengan sedikit gerakan kepalanya, mengarah ke arah ruang tengah kamar ini. Memang ke ruang tengah, tapi aku bisa menangkap bukan ke ruang tengah tapi lebih tepatnya ke kamar kerjanya. Entah apa yang ada dipikaranku, aku menurut. Selang beberapa saat dia datang dengan tas dan sepatuku. Tersenyum didepanku yang duduk menunggunya di pinggir meja kerjanya.

Berjalan pelan mendekatiku. Senyumannya. Kedua tangannya berada dipundakku. Mendorong hingga aku rebah di atas tempat tidur. Ujung hidung kami saling bersentuhan. Reflek tanganku memeluk pinggangnya.

“Disini, kamu adalah milikku,” kata-kata yang mempertegas tentang posisiku dan juga mempertegas rasa cemburunya.

Baru kali ini selingku juga kan batin Marco. Itulah perasaanku yang mengatakan seperti itu yang menyimpulkan dari semua sikap sejak awal aku masuk kerumah ini. Jika Naomi menganggapku selingkuh dengan Netta.

Perasaan takut ataupun khawatir kalau suaminya akan hilang begitu saja. Perasaan itu hilang tepat ketika... ketika bibirnya mulai menarik-narik bibirku. Jujur saja, aku lebih pasif tapi mungkin nanti tidak. Ada sedikit gemuruh didadaku untuk segera membalas perlakuannya. Kedua tanganku menarik pinggul kecilnya yang hangat agar semakin rapat dengan tubuhku. Mataku, matanya masih berpandangan

Panas, membara... yang dibawah sana. Aku tahu kemana akhir dari pelukan ini, aku tahu dan paham. Perasaanku semakin campur aduk dengan apa yang ada didepanku. Walau tahu ini salah, walau tahu akhirnya seperti apa tapi aku ingin segera berada di cerita puncaknya.

Senyumannya membuat matanya terlihat lebih sipit, tapi aku masih bisa melihat bola matanya. Kepalanya sedikit miring, membuat bibir kami dengan mudah menyilang. Bibirku yang semula diam, akhirnya terbuka, membalas perlakuan bibirnya. Seakan tidak terima kalau bibirku di tarik-tarik bibir merah jambunya.

Tanganku dengan gemetar, masuk dari celah kaos yang dikenakannya. Mengelus perutnya yang terasa hangat ditelapak tanganku. Semakin naik dan aku merasakan sesuatu yang hangat tapi terhalang. Tak habis akal, aku menelusupkan tanganku. Meraih kehangatan yang sangat hangat disana.

“Mmmmhh... sayanghhh sekarangh nakalhh mmmpphh”

Begitu kata-katanya sebelum bibirku menutup bibirnya kembali. Tidak memberinya kesempatan untuk berkata-kata lagi.

Naomi kala itu sama dengan Malaikat Penyihir itu, kata-katanya sulit untuk bisa diputar balikan. Dan sekarang aku hanya bisa memutar-mutar apa yang ada di jari-jari tanganku.

“Yanghhh... mmmhh...”

“Emmmhh...

Kedua tangannya menyangga tubuh, tersenyum manis. Ah, bidadari dan membuat yang dibawah sana semakin keras. Kembali dia menurunkan bibirnya ke leherku dengan sedikit desahan manja setiap kali ibu jariku memelintir dan memainkan ujung payudaranya. Tangannya menelusup masuk di balik kaosku, ah sial, mau tidak mau aku melepas mainanku.

Kaosku ditarik ke atas, lidahnya mulai memainkan putingku. Seakan membalas perlakuanku sebelumnya, dia memainkannya dengan sedikit kasar. Perasaanku semakin memanas, ditambah dengan satu tangannya mengelus bagian bawahku. Yang aku lakukan hanya menahan deburan nafsu dalam dadaku dengan memegang kepalanya, terkadang aku menarik kepalanya kalau aku sedikit tidak tahan agar dia menghentikannya.

Tahu aku sedikit kewalahan, bukannya memberiku ruang untuk bernafas. Kepalanya sekarang turun kebawah. Ah benar-benar dia mau membalas dendam atau terbakar api cemburu. Cara dia melepas celanaku saja kasar sekali.

“Eghhh... yanghhhh...” rintihku terkejut

Tanpa aba-aba, penisku sudah berada dalam ruang hangat. Hanya bagian ujung, sesekali setengahnya. Sesekali ada rasa yang hangat, lunak menyapu bagian lubang penisku. Dan yang paling membuatku sedikit kelabakan adalah ketika kepalanya sudah naik turun. Sedotannya sangat kuat.

“Hsssshh.. hssshhh... hssssh...”

Nafasnya memburu ketika dia bangkit dan mendekatkan wajahnya kepadaku. Tangannya masih memegang dan mengurut penisku. Senyumannya begitu manis malam ini, senyuman berbalut rasa yang tidak dia ungkapkan.

Satu tanganku kembali menelusup kebalik kaosnya. Mendorong tubuhnya hingga dia sekarang yang berada dibawahku. Sedikit dia menggeser tubuhnya hingga ke tengah tempat tidur dengan tanganku mengikuti kemana gerakannya. Rasanya tak ingin lepas dari dadanya.

Kini giliranku. Bibirku menarik bibirnya, sedang tanganku menarik ke atas kaos beserta penutup payudaranya. Aku tida berlama-lama dibibirnya, aku langsung menurunkan bibirku ke bawah, bagian dadanya. Satu tangan meremas, satu tangan diarahkan olehnya masuk ke dalam celana dalamnya. Tangannya memegang jariku, menuntunku memainkan vaginanya.

“Nahhh.. ituhhh yangghhh... mainin pelan saja... hhhh”

Aku tidak menjawab, bagaimna aku menjawab bibirku saja sedang sibuk dengan bagian paling menawan dari seorang wanita. Desahan, rintihannya, terdengar sedikit tertahan. Semakin lama aku memainkannya semakin dia bergerak tidak karuan.

“Ehh... sudah...” katanya meremas pergelangan tanganku

“Jangan dimainin lagi...” sembari satu tangan meraih batangku

Aku menarik roknya kebawah, begitu mudah dilepas karena roknya pakai karet. Nampak birahinya naik ketika aku melihat bulu-bulu halus di vaginannya. Aku terdiam dan sadar ketika dia sedikit menarikku. Kakinya membuka tanpa aku harus membukannya.

Kini aku berada ditengah-tengah. Matanya terpejam, tapi tangannya meraih penisku mengarahkannya ke lubang indahnya. Bibirnya bawahnya sedikit digigit ketika aku mendorong masuk. Tidak licin, masih sedikit seret.

Saat kepalaku penisku masuk, aku membungkuk. Memeluknya, dadaku dan dadanya bersatu. Bibirku memagut kembali bibirnya sembari pinggulku mendorong masuk penis kedalam vaginannya. Ritme pinggulku semakin cepat, membuat bibirnya lepas dari bibirku. Desahannya kini terdengar lebih keras. Tangannya memeluk kepalaku.

“Terusss yanghhh terussshhh erghhh... sedikit lagiiiihh...”

Aku diam tak bicara hanya mempercepat pompaanku.

“Kamu miliku, disini kamu milikkuhh... aku cemburuuuhhhhh eghhhhhhhh....”

Tiba-tiba pelukannya semakin kuat disertai dinding vaginanya sedikit meremas penisku. Sebenarnya sulit aku bernafas, tapi aku memilih diam, memberi kesempatan kepadanya untuk menikmati apa yang baru saja dia raih. Beberapa kali tubuhnya mengejang, setelahnya pelukan leherku melemah, tubuhnya yang semula tegang menjadi lemas. Aku bangkit membuat tangannya jatuh terkulai.

Lemas. Matanya terpejam. Nafasnya tidak teratur. Aroma wangi parfumnya bercampur dengan keringat. Ku dekatkan wajahku, ke kecup pipi kanannya. Turun ke lehernya yang masih berbalut dengan kerudung. Bergeser kembali ke atas, mengecup bibirnya. Tak ada respon, dia masih mengatur nafasnya.

Aku memeluknya, membenamkan wajahku diantara leher dan pundaknya. Beberapa kali dia menghela nafas panjang, tangannya kemudian mengelus rambutku. Membuatku bangkit, dan meletakan wajahku tepat didepan wajahnya.

“Cemburu?” lanjutku

“Enggak... ngapain nyemburuin orang kaya kamu” jawabnya, sembari mencubit kedua pipiku

“Argh, yanghh... sebentar, jangan dulu, istirahat dulu...” protesnya dengan sedikit pukulan didadaku ketika aku menekan pinggulku.

“Bohong sih...”

“Ughhh sakit tau... Hmmm...” saat naomi mencubitku

“Eeee he he..” bukannya dia menjawab pertanyaanku tapi malah membuatku tersadar akan sikapku.

Kedua tangannya menarik kedua pipiku. Bibir kami kembali bertemu. Kini aku seakan menjadi lebih berani, lidahku menyeruak masuk kedalam bibirnya. Lidah kami bertautan satu sama lain.

Kedua sikunya menyangga tubuhnya, aku sedikit menarik tubuh. Dia tersenyum, ku tarik kerudung kaosnya, kemudian dia kembali rebah. Ku tarik kaos yang dia kenakan dan...

“sexy enggak beib?”

Aku mengangguk ketika dia bertanya kepadaku. Hah, benar-benar indah pemandangan didepanku. Tubuhnya, aroma wanginya, senyumannya membuatku menelan ludah. Kembali aku memagut bibirnya.

“Dari belakang beib, seperti di kamar mandi biasanya”

Dia bangkit, aku menarik tubuhku memberi ruang baginya. Posisinya membelakangiku, menungging tepatnya. Setengah menoleh kebelakang, dia melempar senyum kepadaku. instingku mulai berjalan, ingatanku ketika persetubuhanku dengan di kamar mandi menuntunku.

“Eghhh... yangghhh beeiib...pelan iiisshh... sakit, mentok ituhh...

“Ma-maf..”

“Hi hi...”

Aku memeluknya, satu tanganku memeluk tubuhnya, satu tanganku memainkan payudaranya yang menggantung. Untuk berjaga-jaga kalau-kalau payudaranya jatuh, jadi aku memainkannya. Pinggulku mulai memompa. Tangannya meraih kepalaku, sembari aku memompa aku menikmati bibir dan payudaranya.

Pinggulku bergoyang semakin cepat. Dia terjatuh, kini aku tegak berdiri memegang pinggangnya. Bunyi dentuman dari pantanya dengan pahaku, rintihannya membuatku semakin buas dalam memompa.

“Arghh... yaang...issshhh. beeiiibb.. terussshhh mmmhhh... sayanghhhh...”

“Iya sayang, ugh...”

“Sayang enakh?”

“Iyahhh eghhh... enak banget yang oossshhhhh..beiibbb... ah ah ah...”

Tiba-tiba kepalanya mendongak ke atas, tangannya menggenggam pergelangan tanganku. Genggamnya semakin erat seiring dengan goyangan pinggulku.

“Erghhh... yaaanghhh... yaaaanghhhh....” aku semakin mempercepatnya

“Sayaaaanggghhhh....”

Untuk kedua kalinya tubuhnya menengang. Mengejang, kemudian ambruk. Spontan pinggulku mengikuti pinggulnya yang jatuh ke kasur. Menindihnya, memeluknya dari belakang tubuh hangatnya. Masih tertanam, serasa dipijat oleh dindinng-dinding vaginanya. Berkali-kali dia mengambil nafas panjang, mencoba memperangkap oksigen di paru-parunya.

“yanghhh... hsshsh... hssshhh...”

“Hmm...” jawabku

“Berat yanghhh....”

“Eh, iya maaf...”

Ku miringkan tubuhku, dia mengikutinya. Tak lepas penisku dari vaginanya, masih tertanam. Dengan posisi miring, aku lebih sedikit kebawah atau bisa dibilang kepalaku lebih rendah. Hanya leher yang dihiasi rambutnya didepan mata. Sesekali aku mengelus dan menciuminya.

“Yanghh...”

“Ya...”

“Keluarin, sakithhh.... hssh hssh...”

“I-iya...”

Sama seperti sebelum-sebelumnya, ada perasaan aneh yang membuat kekuatan di bawah sana melemah. Saat aku kembali menggoyang, gesekan demi gesekan terasa sekali. Semakin sensitif kulit.

“Argh.. yanghh cepethh.. sakithhh...”

“I-iya...”

“..Mmmhhhh... yanghhh aku mau keluar lagihhh..”

“Aku juga yang”

“eeeeeeghh....” aku menggoyang semakin cepat, terasa penisku akan mengeluarkan laharnya.

“Yanghhhhhh.... eggggggggggggh”

Langsung aku peluk tubuhnya. Ku remas payudaranya. Tubuh kami menengang bersamaan. Mengejang beberapa kali, yang kemudian diakhiri hembusan nafas panjang. tubuhku lemas, begitupula tubuhnya.

“Yanghhh... sakit”

“Sakith?”

“Udah jangan diremas lagi, sakit tahu...”

“he he he...”

“Huu...”

Aku lepas remasanku, ku peluk. Ku usap-usapkan wajahku di punggungnya.

“Penuh banget yangh”

“Apanya?”

“Tuh, kerasa banget kamu ngeluarin banyak”

“ seliter mungkin yang he he”

“iih.. se liter gak muat tahu”

Dia mencubit lenganku, kemudian berbalik. Di pegang leherku dengan kedua tangannya, bibir kami kemudian bertautan. Kedua tanganku tak tinggal diam, mengelus sebentar payudaranya baru kemudian berpindah ke punggungnya. Terkadang aku juga mengelus rambutnya dan memainkan helai-helai rambutnya.

Selepas bibirnya lepas dari bibirku, dia masuk ke dalam pelukan dadaku. Ku tarik selimut yang ada dibawah, menutupi tubuh telanjang kami berdua. Kuelus kembali rambutnya yang mengantarkannya ke dunia mimpi. Hingga akhirnya aku menyusulnya. Padahal suasana masih menjelang sore.



Back to author.

“bagaimana bisa Netta? Sergei? Coba kalian jelaskan pelan pelan!”.. ucap lawan bicara diseberang. Ya, kolarov mau tidak mau harus diberi informasi ini. Itulah hasil diskusi antara Netta dengan sergei. Mereka tidak ingin saling disalahkan atas kejadian lenyanya semua perlengkapan laboratorium pencetak uang milik kolarov.

“..apakah tidak ada informasi dari CCTV atau semacamnya..??” tanya kolarov kembali dengan nada yang sangat marah.

“...m-mmaf bos.. semua data base kami hilang bersamaan dengan semua perangkat laboratorium, karena server kami tempatkan dilaboratorium..” ucap sergei

“...gilaaa...!!”

“..siapa yang berani mengganggu bisnisku..”

“...segera kalian cari tahu, entah dengan cara bagaimanapun lakukan.. dan kabari secepatnya..” ucap kolarov dengan nada super marahnya.

“..brakk...”

Nampak emosinya memuncak, meja didepannya dipukul hingga terbelah. Nampak anak buahnya yang sedang didepannya semakin gemeteran takut bukan main.

“..kalian siapkan pengapalan kembali, semua perlengkapan laboratorium di rusia untuk segera dikirimkan ke Indonesia...”

“..cepaaat...!!”ujar sergei emosi.

Setelah aba aba dari sang bosnya, nampak semua anak buahnya bergerak, menuju kelokasi pergudangan vladivostok di rusia.

Vladivostok , pelabuhan laut dan pusat administrasi Primorsky kray (wilayah), Rusia tenggara ekstrim . Terletak di sekitar Zolotoy Rog ("Teluk Tanduk Emas") di sisi barat semenanjung yang memisahkan teluk Amur dan Ussuri di Laut Jepang. Kota ini didirikan pada tahun 1860 sebagai pos terdepan militer Rusia dan diberi nama Vladivostok (secara beragam ditafsirkan sebagai “Aturan di Timur,” “Penguasa Timur,” atau “Penakluk Timur”). Posisinya yang terdepan di ujung selatan Timur Jauh Rusia tak terelakkan mengarah pada peran utama sebagai pelabuhan dan pangkalan angkatan laut. Pada tahun 1872 pangkalan angkatan laut utama Rusia di Pasifik dipindahkan ke sana, dan setelah itu Vladivostok mulai tumbuh. Pada tahun 1880 status kota diberikan padanya. Kota ini juga menjadi semakin penting setelah pembangunanKereta Api Timur Cina melintasi Manchuria ke Chita (selesai pada tahun 1903), yang memberikan Vladivostok sambungan rel yang lebih langsung ke seluruh Kekaisaran Rusia . Namun kota ini terpisah dari simpul utama rute transportasi darat Timur Jauh.

Selama Perang Dunia I Vladivostok adalah pelabuhan masuk utama Pasifik untuk pasokan militer dan peralatan kereta api yang dikirim ke Rusia dari Amerika Serikat . Setelah pecahnya Revolusi Rusia pada tahun 1917, Vladivostok diduduki pada tahun 1918 oleh pasukan asing, kebanyakan Jepang, yang terakhir tidak ditarik sampai tahun 1922. Pasukan antirevolusi di Vladivostok segera runtuh, dan kekuatan Soviet didirikan di wilayah tersebut.

Selama periode Soviet, Vladivostok tetap menjadi rumah bagi Armada Pasifik, yang berkembang pesat dalam beberapa dekade setelah Perang Dunia II . Pentingnya militer Vladivostok sedemikian rupa sehingga tertutup untuk pengiriman asing dan kontak lainnya dari akhir 1950-an sampai hari-hari memudarnya kekuasaan Soviet pada tahun 1990. Peran utamanya sebagai pelabuhan komersial kemudian muncul kembali, baik sebagai penghubung ke pelabuhan Rusia lainnya di Far Timur dan sebagai pelabuhan masuknya barang-barang konsumsi dari China , Jepang, dan negara-negara lain. Pelabuhan tersebut adalah ujung timur Rute Laut Utara di sepanjang pesisir Arktik Rusia dari Murmansk dan merupakan basis pasokan utama untuk pelabuhan Arktik di timur Tanjung Chelyuskin .

Ekspor utama Vladivostok adalah minyak bumi, batu bara, dan biji-bijian, sementara pakaian, elektronik konsumen, dan mobil adalah impor utama. Ke pelabuhan juga datang banyak tangkapan atau ikan olahan dari pelabuhan Timur Jauh Rusia lainnya untuk transmisi selanjutnya ke seluruh negeri.

Basis industri Vladivostok sangat beragam selama periode Soviet. Selain galangan perbaikan kapal yang besar, terdapat bengkel kereta api dan pabrik untuk pembuatan peralatan pertambangan. Industri ringan meliputi pabrik instrumen dan radio, perusahaan perkayuan (terutama yang memproduksi furnitur dan veneer), pabrik barang pecah belah, dan produsen produk farmasi. Industri makanan—terutama pengolahan ikan dan daging serta penggilingan tepung—dan industri bangunan (panel bangunan prefabrikasi) adalah penting. Pada 1990-an, pada periode pasca-Soviet, sebagian besar industri menurun, kecuali pengolahan makanan . Teknik mesin terus menjadi penting. Sebuah kota kereta api, Vladivostok adalah ujung timur Jalur Kereta Api Trans-Siberia. Kota ini juga memiliki bandara.

Vladivostok adalah pusat pendidikan dan budaya utama di Timur Jauh Rusia. Ini adalah situs Cabang Timur Jauh dari Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia , Universitas Negeri Timur Jauh (didirikan 1920), dan lembaga medis, pendidikan seni, politeknik, perdagangan, dan teknik kelautan. Siswa yang terdaftar di institut pendidikan tinggi merupakan proporsi yang signifikan dari total populasi kota. Kota ini memiliki teater serta masyarakat philharmonic dan orkestra simfoni . Ada juga museum sejarah lokal dan sejarah Armada Pasifik. Pop.

Populasi terutama Rusia, dengan Ukraina dan sejumlah kecil Udegeys, Orochis, dan Namays. Kota-kota utama, selain Vladivostok, adalah Ussuriysk , pelabuhan Nakhodka , Artyom , dan Partizansk . Populasi lebih dari 75 persen urban. Luas 64.100 mil persegi (165.900 km persegi). Populasi. (Perkiraan 2022) 2.395.828.

Nampak disalah satu gudang wilayah utara vladivostok, pria pria rusia berbadan besar berjumlah enam orang sedang melakukan aktivitas pemuatan kedalam container, sejumlah perlengkapan laboratorium dimasukkan kedalamnya. Disaat mereka sedang sibuk dengan aktivitasnya, tiba tiba mereka dikejutkan dengan kedatangan seseorang yang telah berdiri dibelakang mereka. Sadar jikalau ada orang asing yang sedang hadir, sontak mereka segera bersiap untuk bertempur fisik.

“..siapa kamu..”

“..bagaimana caramu masuk kemari..??”

“..hehehe...” sosok orang asing itu hanya tertawa, wajahnya tidak terlihat saat dirinya menggunakan jumpernya.

“..wuuut...”

“..wuuuzz”

Tanpa aba aba salah satu dari keenam orang bertubuh dempal tinggi ala ala orang rusia kebanyakan langsung mengayunkan tinjunya kepada Marco. Jelas mereka bukan lawan Marco. Dengan mudah Marco menghindar. Dan...

“...pletaaak...jleduuuk...”

Keenam orang itu sudah tersungkur semua disamping container dalam keadaan pingsan. Marco lantas segera melakukan aksinya sore itu, segera dipindahkan dengan kekuatannya semua perlengkapan laboratorium yang canggih itu kelokasinya. Tidak hanya didalam kontainer, semua spare part dan cadangan lainnya yang ada di dalam isi gudang pelabuhan tersebut dipindahkan semua dalam hitungan detik. Bener bener ora umum pokoke.

Setelah dirasa semuanya sudah dipindahkan tanpa ada yang tersisa, Marco kembali menghilang dari lokasi.

......bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd