Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT M.E & You

ubur_2

Semprot Holic
Daftar
1 Feb 2011
Post
329
Like diterima
88
Bimabet
Sore semproter......

Setelah lama menjadi silent reader, maka perkenankan hamba yang hina ini untuk mempersembahkan sebuah cerita fiksi. Maaf kalau tidak berkenan, mohon saran dan kritikannya.... :ampun: :ampun:


Proofreader : Paidikage


:semangat: :semangat:






Chapter 1





626d29514980265.jpg

Bara

9a5f37514980269.jpg

Team Alpha


3467b6514984439.jpg

Ongko Widjojo

626d29514980265.jpg
[/URL] [/IMG]

Hujan rintik-rintik turun membasahi tanah ini. Di sini, daerah pegunungan, udara masih dingin dan kabut tidak hilang sepenuhnya, meskipun waktu sudah mendekati pukul 9 pagi.

Aku duduk menikmati kopi hitam pekat dengan sebatang rokok yang mengepul. Terlihat tenang, namun penuh kewaspadaan, mengingat Team Alpha yang kutugaskan sejak 4 hari yang lalu belum juga menampakkan batang hidungnya.

“Team Alpha??”

Aku Bara, pemimpin pasukan bayaran yang lebih sering disebut “The Black Devils”. Pasukanku terdiri dari 3 team, terdiri dari “Alpha”, “Bravo”, dan “Charlie”.

Team alpha terdiri dari 1 komandan, 1 sniper, 3 assault, 1 spesialis peledak. Mereka adalah yang terbaik diantara ketiga team. Team bravo adalah team kedua terbaik, dan untuk team charlie untuk support. Meskipun hanya sebagai support, team charlie pernah memporak-porandakan kedutaan besar amerika di negara tetangga hanya dalam waktu satu jam. Karena kelengkapan dan keberanian team inilah yang membuat kami menjadi yang terbaik dan paling ditakuti di asia.

“The Black Devils” saat ini bertugas untuk menjaga Ongko Widjojo, salah seorang konglomerat dan mafia negara ini. Narkoba, pelacuran adalah bisnis utamanya. Jaringan narkobanya sangat luas, menguasai benua Afrika dan Asia, bisa dibilang dia adalah raja narkoba Asia-Afrika. Beliau sedang menghadapi perang dengan pihak kepolisian dan beberapa pengusaha lain yang memanfaatkan mafia untuk memperebutkan sengketa pulau bernilai bisnis trilyunan rupiah.

Dari beberapa kali penggrebekan dilakukan oleh pihak yang berwenang, Ongko selalu berhasil lolos. Beliau dikabarkan kabur keluar negeri, tapi sebenarnya beliau bersembunyi di daerah pegunungan terpencil, dan mengontrol semua bisnis gelapnya dari sana.

Meskipun mempunyai pasukan sendiri, tapi Ongko masih menyewa sebagai salah satu tameng untuk menjamin keselamatannya apabila sudah sangat terdesak. Bayaran yang diluar nalar pada umumnya, membuatku menerima tawarannya. Urusan hiburan pun, Ongko nomer satu. Setiap hari wanita yang melayani kami selalu berbeda dan sangat memuaskan.

“huff.....”, aku membuang asap rokok ini, sembari tersenyum mengingat semuanya.

“Tempat ini sungguh sunyi, sampai suara binatang pun tak terdengar”, batinku.

“Suara binatang....??!!!!”, kagetku

“BRAVO TEAMMM, ready....!!!”, teriakku pada team yang berada didalam.

Aku berdiri dan berjalan cepat kedalam bangunan villa yang menjadi markasku selama 2 minggu ini, tak lupa aku membawa “FAMAS”, senjata yang menemaniku selama ini.


2a9baf514980515.jpg

Famas


“Yes bos”, jawab Fredy komandan team bravo.

Perintahku langsung membuat teamnya bersiaga penuh, meskipun masih agak lelah setelah semalam melakukan pesta sex dengan gadis kiriman Ongko.

“Fred, kontak bagian depan, tanya situasi, kontak charlie, situasi...!”, perintahku.

“Charlie... charlie... monitor.... charlie monitor....?”, Fredy mencoba menghubungi team charlie melalui walkie.

“Charlie situasi....charlie....charlie.....”, kata Fredy di walkie, namun hanya bunyi desis radio tanpa ada respon membuatku semakin tegang.

“CCTV, SENSOR...!!!!”, kataku tajam, membuat team bravo bergerak cepat melakukan monitor ke semua CCTV dan sensor gerakan yang diletakkan mengelilingi villa ini.

“CCTV normal....”, sahut Dika

“Sensor normal....”, lanjutnya lagi.

Aku berdiri tegang sambil mencoba menganalisa situasi yang terjadi saat ini.

“Login ke central....” kataku pelan penuh dengan ketegasan. Dika segera mencoba login ke central CCTV yang mengawasi keseluruhan villa ini.

“Bos, ada yang aneh....”, lanjut dika setelah beberapa saat mengamati cctv, membuatku segera beranjak ketempat dika dan segala peralatan komputernya. Sambil berdiri aku menatap satu persatu layar jendela cctv yang tampak pada TV LED 72”.

“Semua tampak normal, tapi ada yang aneh....”, batinku. CCTV berjalan normal, namun tidak tampak satupun pergerakan, hanya kabut tipis yang bergerak perlahan, dan “Itu....”, kataku.

Fredy dan Niko langsung mengambil senjata dan berjalan membuka pintu depan bangunan ini. Bergerak perlahan dengan penuh kewaspadaan, dan kembali masuk dengan membawa sebuah kotak yang terbungkus rapi. Tampak seperti paket yang dikirimkam oleh jasa pengiriman paket, bedanya hanya tidak ada logo jasa pengiriman itu, dan digantikan dengan sebuah kertas putih mirip kartu nama.

Fredy meletakkan kotak tersebut dimeja, dan menyuruh Dika melakukan scan melalui kamera infra merah. Lalu dia mengelilingi kotak tersebut menggunakan pendeteksi logam. Dika menatapku dan fredy sambil menggelengkan kepala. Tanda bahwa kotak tersebut aman.

Aku dan Fredy mendekati meja, dan dengan sigap Fredy mengeluarkan pisau untuk membuka kotak tersebut. Setelah terbuka kami semua terkejut dengan isi kotak itu.

“Astagaaa.....”, seru Dika dan beberapa anggota team Bravo.

“Itu kepala Mada........”, kata Fredy tegang.

“Bangsatttt...!!!! Siapa yang berani berbuat ini..?”, teriak Marco penuh emosi.

“Ssstt.....”, kataku.

“Semuanya bersiap. Siapapun itu, habisi dia....!!!!”, kataku penuh kegeraman.

Sementara semua bergerak memakai semua peralatan dan baju tempur mereka, aku menutup kembali kotak itu, membayangkan siapa yang bisa melakukan hal keji ini. Mada adalah orang yang selalu mendampingiku dan menjadi tangan kananku. Kemampuannya pun hampir setara denganku.

Bahkan pembunuh bayaran nomer satu di Asia pun tidak berani mengambil langkah gegabah melawanku. Tapi orang yang membunuh mada dan teamnya, melakukannya dengan mudah, bahkan menyusup ke villa ini dan meletakkan kotak berisi kepala Mada didepan pintu bangunan yang menjadi markasku selama ini. Bahkan aku tidak mendeteksi pergerakan maupun hawa membunuh disekitar tempat ini.

Menganalisa semua ini membuatku merinding, penuh kengerian, dan membakar adrenalinku. Akhirnya aku menemukan lawan yang sepadan.

Selang beberapa menit, sudah tidak terdengar lagi suara persiapan team bravo, aku melangkah mendekati mereka dan berkata,”Ground, bravo 1. Utara bravo 2, bravo 3,6. Selatan, bravo 4,5 Front.”.

“Siap.....!”, jawab mereka serentak.

Bergerak mantap menuju pintu samping bangunan ini. Pintu dibuka perlahan, dimana kabut semakin tebal menyelimuti, Fredy sebagai bravo 1 dan Marco bravo 2 berdiri disisi kiri pintu. Dika bravo 3 dan Tomi bravo 6 dibelakang pintu. Sementara aku dan kedua team bravo berdiri beberapa meter dari pintu sambil mengawasi situasi.

“Aman....”, kata fredy berbisik.

Team Dika dan Tomi segera bergerak dengan pelan keluar dari balik pintu. Ketika kepala Dika sedikit terlihat dari luar, tiba-tiba aku melihat sebuah benda melayang dengan cepat, dan tanpa disadarinya. Tanpa sempat ku peringatkan, Dika sudah terjatuh dengan berlumuran darah. Sebuah pisau tertancap di kepalanya.

Serangan tersebut membuat kami terkejut. Dalam sekejap seorang laki-laki muncul dengan tubuh berlumuran darah, menendang pintu tempat Tomi berada. Tomi pun terdorong dan jatuh.

Melihat rekannya terjatuh, Fredy dan Marco bergerak menyerang lelaki itu menggunakan pisau. Diluar dugaan, lelaki tersebut memiringkan tubuhnya menghindari serangan Dika. Kemudian berputar cepat mengarahkan tangannya ke marco. Bersamaan dengan itu tangan kiri lelaki itu melemparkan sesuatu mengarah ketempat aku berada bersama 2 orang team bravo lainnya.

“Awas...”, teriakku

Namun terlambat. Pisau itu sudah menembus kulit kepala kedua team bravo yang berada didekatku. Sedang aku sendiri mencoba menghindari arah pisau yang menuju dadaku dengan berguling kebelakang, namun pisau itu masih menembus lengan kiriku.

Aku berdiri dengan posisi siaga, mencabut pisau yang menancap dilenganku. Aku terkejut melihat kondisi disekelilingku, team bravo yang terkenal itu sudah tinggal nama, mereka semua tewas dengan pisau. Sedangkan lelaki itu berdiri didepanku dengan wajah yang tidak menunjukan kebencian dan amarah, hanya senyuman yang tersungging dibibirnya.

Seketika itu juga, aku merasakan takut yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya, bergidik melihat wajah lelaki itu. Kurang dari 3 menit, semua team bravo dari “The Black Devils” lenyap tak bernyawa.

“Masih hidup?.....Bagus.....”, kata lelaki itu menatapku

Dalam sekejap dia sudah berada disampingku, mengalungkan sebilah pisau, dan berbisik ”Mati....”

Aku yang terkejut tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya bisa merasakan sakit yang luar biasa saat sebilah pisau menyayat leherku. Membuatku jatuh ke dalam jurang kegelapan. Mengakhiri riwayatku, mati.
 
Judulnya kayak jadul.... Eh, al. Ceritamu kapan apdet? :ngupil:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
nah lho nah lho ada apa ini koq rame gini
 
ini judulnya kocak + pemerannya jg kocak hahahah
judulnya dr suhu tj, pemerannya dr suhu juvon hahaha....
ga diikutin sekalian si nathan ama hans antoline? bruakakaka.....
 
ini judulnya kocak + pemerannya jg kocak hahahah
judulnya dr suhu tj, pemerannya dr suhu juvon hahaha....
ga diikutin sekalian si nathan ama hans antoline? bruakakaka.....

Hehehe....
Maap om, beberapa sich ada inspirasi dari beberapa suhu disini...
 
Lakone mati gasik.... hemmmm.... jjadi penasaran kelajutannya. Mantengin sinambi nyruput koreng (kopi ireng)
 
Para suhu pda kumpul di mari ne.... Baca dulu crita nya.... Belum bisa komen
 
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd