Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT PENGUASA ABSOLUTE

23. Bianca


Marco

Bianca

Netta

Di sebuah mansion mewah tepatnya di Italy,tinggalah seorang gadis cantik berambut blonde,mata biru yang tajam, dan berkulit putih yang masih setia berbaring di tempat tidurnya yang tak lain adalah Bianca.

“...Bianca sudah bangun sayang?..” teriak grandma dari balik pintu kamar Bianca. “...Iya Oma....”teriak Bianca yang masih setengah sadar.

“...Oma tunggu di ruang makan ya sayang ....” teriak Oma lagi.

“...Oke Oma..” katanya.

Bianca pun lalu menuju ke kamar mandi yang ada di kamarnya dan melakukan ritual nya yaitu mandi. Setelah Mandi Bianca pun lalu menuju ke ruang makan untuk makan bersama Opa dan Omanya.

“...Night Oma,...Opa” kata Bianca lalu mencium pipi mereka satu persatu.

“...Night juga sayang...” kata mereka hampir bersamaan.

“.........Sekarang kita makan,..selamat makan...” ucap grandma.

“......Selamat makan juga ...” ucap grandpa dan Bianca.

Mereka bertiga pun nampak makan dengan lahap tanpa ada yang berbicara. Sudah menjadi kebiasaan di keluarga ini kalau makan tidak ada yang boleh berbicara. Suasana pun menjadi hening dan hanya suara dentingan sendok dan garpu yang beradu.

“.........Kamu tak mau pulang ke Indonesia sayang?!..” Tanya Grandpa tiba-tiba membuat Bianca seketika menghentikan kegiatan makannya.

“...Bianca tak ingin pulang ke Indonesia Opa...!” kata Bianca dingin.

“......Kamu harus pulang sayang dan berdamai lah dengan masa lalu mu. Mau sampai kapan kamu membenci mereka?..”

“......Sampai kamu puas membalaskan dendam mu kepada mereka?!...” kata grandpa serius.

“......Tapi Bianca sungguh tak bisa Opa.....” kata Bianca memelas.

“........Kamu tak bisa membantah ucapan opa lagi Bianca, besok kamu harus pulang ke Indonesia karena opa sudah menyiapkan segala keperluan mu...” kata grandpa.

“.......Baiklah, besok Bianca akan pulang ke Indonesia...” katanya.

“.......Oke,Anak yang pintar...” kata grandpa.

Bianca pun Lalu melanjutkan kegiatan makannya yang sempat tertunda gara-gara hal menjengkelkan itu. Bianca pun hanya bisa pasrah dengan keputusan grandpanya yang menginginkan dia kembali ke Indonesia dan berdamai dengan masa lalu nya.

“.......Opa,....Oma Bianca kekamar dulu yaa...”pamit Bianca yang sudah selesai dengan Kegiatan makannya.

“......Iya sayang..” kata grandpa dan grandma secara bersamaan.

Setelah makan,Bianca pun lalu menuju ke kamarnya yang berada di lantai dua untuk berkemas-kemas karena besok dia akan pulang ke negara asalnya yaitu Indonesia. Dia sedikit agak ragu untuk kembali ke Indonesia dan bertemu dengan orang-orang yang dibencinya. Dia lalu menuju ke Balkon kamarnya lalu duduk di sofa yang ada di sana sambil melamun kan sesuatu.

“.......Apa gue harus kembali ke Indonesia dan bertemu dengan mereka lagi?...” Tanya Bianca pada dirinya sendiri.

“.....Tapi gue belum bisa memaafkan kesalahan mereka sama apa yang mereka telah perbuat sama gue dulu..” katanya lagi.

FLASH BACK...

Di sebuah rumah mewah di Indonesia tinggalah keluarga yang sangat bahagia dan harmonis. rumah itu ditinggali oleh sepasang suami istri dan 3 orang Anaknya yang masih berusia belia.

“...Bang, mau enggak temenin Bianca ke dufan?..” Kata Bianca kecil.

“......Bisa, apa sih yang gak buat adik Abang yang cantik dan imut ini..” kata abang Bianca akal itu.

“......Kalau begitu ayo kita berangkat, LETS GO!..” Kata Bianca kecil dengan riang gembiranya.

“.......Mereka berdua pun akhirnya tiba di Dufan, abangnya Bianca lalu duduk di kursi yang tersedia di sebuah pojok taman dekat dengan wahana paling banyak pengunjungnya, duduk dengan melakukan aktivitas rehatnya, sambil melihat Bianca bermain-main.

“.......Abang, Bianca mau es krim rengek..” Bianca.

“.......Yaudah Bianca tunggu disini saja ya,Abang mau beliin Bianca es krim dulu. Bianca mau yang rasa apa?..” Tanya abangnya.

“....Strawberry aja abang.....”kata Biancaa.

“.......Oke,Bianca tunggu disini ya...jangan kemana-mana....” kata abangnya Bianca sambil mengusap rambut adik kesayangannya itu.

“...iyaa abang baweel...” kata Bianca sambil hormat yang membuat raut muka abangnya menunjukkan gemas dengan tingkah adik kesayangannya itu.

Abangnya Bianca lalu meninggalkan Bianca sendiri di dekat kursi taman itu. Bianca yang sedang menunggu Abangnya membeli es krim masih tetap menunggu sambil duduk di kursi taman itu. Tiba-tiba Bianca melihat seekor kupu-kupu yang hinggap di salah satu bunga dan menghampirinya.

Tanpa Bianca sadari ada seorang yang berpakaian serba hitam mendekati Bianca yang tengah asik melihat kupu-kupu cantik itu. Orang yang berpakaian serba hitam itu pun lalu mendekat ke arah Bianca dan mengeluarkan Sesuatu dari dalam jaketnya yang ternyata adalah sebuah pisau. Abangnya Bianca yang sedang membeli es krim tiba-tiba terkejut melihat kalau adiknya sedang dalam bahaya, dia lalu berlari tanpa mengambil es krim yang di belinya dan berlari menuju ke Bianca untuk menyelamatkan nya dari orang yang berpakaian serba hitam itu.

“......Bianca awas!!! “Teriak abangnya yang menuju ke arah Bianca kala itu.

“...Jlebb.....”

“....Akh...” Orang yang ingin membunuh Bianca pun akhirnya salah tusuk dan malah menusuk abangnya Bianca. Orang yang menusuk itu pun lalu pergi setelah pisau tusukannya sudah terbenam dan tubuh korbannya bersimpah darah di Area perutnya.

“....Abang bangun! Abang Hikss...” Teriak Bianca sambil menangis tersedu-sedu.

Tim pengamanan yang ada dilokasi segera melakukan tindakan yang diperlukan, sementara Bianca masih dengan tersedu sedu menangis meraung raung melihat keadaan abangnya kala itu.

Tak lama kemudian kelurga Bianca pun datang dan mereka terkejut saat melihat anak pertamnya yang sudah terbaring di tanah bersimpah darah.

“...apa yang telah terjadi BIANCA!..” Bentak mama Bianca kala itu histeris.

“.....Bianca.... hikss..***k melakukan apa-apa ma... hikss...”kata Bianca sambil menangis.

“....plakkkk...” Tamparan yang sangat keras itu mengenai wajah cantik Bianca hingga memerah.

“...dasar kamu anak pembawa sial..selalu saja ada musibah jika didekatmu..” teriakan mama Bianca.

“...Tolong percaya sama Bianca hikss...Bianca gak pernah ngelakuin itu hiksss...” Kata Bianca masih menangis.

“...pergi kamu... pergi.. “Teriak Dewi sangat marah.

Bianca lalu nampak mengusap air matanya lalu berbicara.

“..Baiklah, jika itu kemauan kalian semua, Bianca akan pergi dari kehidupan kalian untuk selamanya. Tapi ketika kalian tahu apa yang sebenarnya terjadi jangan harap kalau Bianca akan kembali kepada kalian semua!..suatu saat nanti...ingat kebenaran akan terbukti...!” Kata Bianca lalu meninggalkan mereka semua.

Bianca pun terus berjalan, tidak tahu kemana arah perjalanannya, kakinya melangkahkan dirinya untuk berjalan kearah matahari terbenam kala itu. Hingga malam tiba, dia tak tahu harus kemana sekarang ini. Kini dia sudah tak punya tempat tinggal karena di usir oleh keluarganya sendiri. Bianca pun lalu duduk di pinggir trotoar sambil menangis. Tiba-tiba sebuah mobil hitam berhenti di depannya.

“.......Kamu kenapa nak? Kok kamu di jalanan malam-malam begini..” kata orang itu.

“..S-ssaya tak tahu mau kemana Om, saya tak punya tempat tinggal lagi..” kata Bianca masih menangis.

“...Keluarga kamu dimana sayang?..” Kata orang itu.

“...Saya sudah tak punya keluarga om, Keluarga saya mengusir saya dari rumah karena mengira kalau saya membunuh kakak kandung saya sendiri hikss...” kata Bianca.

“....Kasihan sekali kamu nak, yaudah kalau begitu kamu ikut sama om pulang ke rumah om saja. Kau akan tinggal bersama om dirumah om nanti. Kamu mau kan?..” Kata orang itu mengajak Bianca tinggal bersamanya.

“..enggak om, saya tak ingin merepotkan om..” kata Bianca menolak ajakan orang baik itu.

“..Kamu tidak merepotkan om kok, oh ya...nama kamu siapa? Om boleh kenalan gak?..” Tanya orang itu.

“..Nama saya Bianca Om ..”balas Bianca kepada orang itu.

“...Nama yang cantik secantik orang nya..” balas orang itu.

“...Perkenalkan nama om, alex. Kamu bisa memanggil om dengan sebutan ayah..” kata Orang itu yang bernama.

“...Baik lah om eh ayah..” kata Bianca sedikit canggung memangil Alex dengan sebutan ayah.

“...Kalau begitu ayo kita pulang ke rumah, ayah ingin memperkenalkan mu kepada keluarga ayah dirumah..” kata Alex mengajak Bianca pulang ke rumahnya.

“...Apa keluarga ayah mau menerima ku? ..”Tanya Bianca kepada Alex.

“...Tentu saja mereka akan menerima mu,kamu akan menjadi bagian dari keluarga kami dan akan menjadi anak dari ayah..” kata Alex lagi.

“...Hmm baiklah ayah...” kata Bianca.

Bianca pun akhirnya ikut dengan Alex pulang ke rumah nya. Mereka lalu memasuki mobil dan mulai membela jalanan ibu kota yang super macet. Tak lama kemudian akhirnya mereka pun sudah sampai di rumah Alex. Mereka lalu turun dari mobil dan mulai memasuki rumah.

“...maa...papa pulaang...” kata Alex mengucap salam.

“...waaah, Papa sudah pulang? ..” Tanya istri Alex.

“...Iya ini ma,..” terlihat alex memasuki rumahnya sambil menggandeng Bianca kecil disampingnya.

“...oh ya ma, kenalin ini Bianca anak yang aku angkat menjadi anak kita, aku menemukan nya dipinggir jalan sedang menangis. Aku takut terjadi apa-apa kepadanya jadi aku membawa nya pulang kerumah kita dan aku juga akan menjadikan dia bagian dari keluarga kita, kau tak keberatan kan?..” Tanya Alex kepada istrinya.

“......Tentu saja aku tidak keberatan mas,aku sangat suka kepada anak perempuan dan anak ini akan menjadi anak kita dan adik keanu juga..” kata bahagia.

“...Perkenalan kan nama Tante Neta, Istri om Alex. Kamu boleh memanggil Tante dengan sebutan mama..” kata Istri Alex kepada Bianca.

“...Baik ma, terima kasih karena kalian berdua sudah mau menerima ku di keluarga kalian..” kata Bianca berterima kasih kepada Alex dan Istri Alex.

Setelah lama mengobrol, mereka pun lalu menuju ke ruang makan untuk melakukan makan malam bersama. Istri Alex lalu naik ke lantai dua untuk memanggil putranya untuk turun makan bersama mereka.

“...Sayang ayo makan dulu...” teriak Istri Alex di depan kamar anaknya.

“..Iya mama, Keanu akan segera turun..” kata anak laki-laki di dalam kamar itu yang bernama Keanu.

“..Baiklah sayaang, mama tunggu kamu dibawa yah sayang..” kata Istri Alex lagi.

“..Iya mama...” balas Keanu.

Tak lama kemudian keanu pun turun ke ruang makan yang terletak di lantai 1. Dia lalu berhenti sejenak di dekat tangga ketika melihat ada seorang gadis yang tengah duduk di samping mamanya. Dia lalu mendekati meja makan dan duduk di samping Alex ayahnya.

“...Keanu perkenalkan ini Bianca adik angkat kamu, dan Bianca perkenalkan ini Keanu kakak angkat mu. Ayah harap kalian akan akur dan saling menyayangi satu sama lain kata Alex memperkenalkan mereka berdua.

“..Adik? Aku akan punya adik? Wah aku sangat senang ayah, akhirnya aku punya adik perempuan juga...” kata Keanu sangat senang dengan kehadiran Bianca.

“..Syukurlah kalau kamu sangat senang dengan Bianca..” kata Alex.

“...Hay adik kecilku, perkenalan aku Keanu kakak angkat mu...” kata Keanu sambil mengulurkan tangan kepada Bianca.

“...Hay juga abang, aku Bianca ..”kata Bianca agak canggung dengan Keanu.

Flash back off..

“.......Hufff...gue pusing banget...” kata Bianca yang mengingat masa lalunya.

Bianca lalu kembali ke kamarnya dan merebahkan tubuhnya ke tempat tidurnya. Dia lalu memejamkan matanya dan masuk ke alam mimpi.

Setelah apa yang dilalui beberapa hari kemarin, dirinya seperti merasakan beban yang teramat berat. Sementara itu didalam kediaman Bianca. Nampak orang tuanya sedang menerima telephone dari seseorang dengan aksen italy nya.

“.. jadi bagaimana?? Apakah sudah berhasil?”.. tanya lawan bicara diseberang

“..keliatannya masih belum..” jawab orang tua Bianca

“..terus lakukan penekanan penekanan, agar supaya dirinya bisa lebih dekat dengan pemuda itu, agar kita bisa gali informasi lebih detail lagi terkait dirinya..” ucap lawan bicara diseberang.

“..tunggulah kisaran beberapa hari lagi, aku tidak ingin Bianca terlihat curiga dengan mencampuri urusan pribadinya, bagaimanapun juga aku harus memperhatikan perasaan hatinya terlebih dahulu..” ucap sang ayah

“..permasalahannya semakin hari, semakin kita tidak mendapatkan informasi siapa pemuda itu sebenarnya, masalah keluarga besar di italy akan semakin membesar dan siap meledak kapanpun..” ucapnya

“...baiklah, aku paham,..aku akan coba kembali nanti..” ucap ayahnya Bianca.

“..hemmm, menarik memang,..”

“..cuman waktu kita terbatas Lex, tidak bisa menunggu terlalu lama..” ucap lawan diseberang kembali.

Dan komunikasi jarak jauh itupun disudahi oleh pihak seberang.

“..hummm...” desah pelan alex kala itu.

“..apakah benar pemuda itu..” ucap alex kembali dengan pelan sambil memegang dagunya.



Kita kembali ke Marco.

Hari ini lebih tepatnya pagi ini dikampus akan lebih didominasi dengan game antar jurusan. Game game yang lebih tepatnya untuk lebih mempererat kekeluargaan serta untuk mengetahui jurusan mana yang lebih dominan dalam hal olah raga. Cabang olah raga yang dipertandingkan antara lain, bridge, beladiri, bola basket, sepak bola.

“..Marco, kamu dipanggil jurusan...” ucap kawannya setelah pagi itu Marco menyelesaikan salah satu matakuliah paginya.

“..thanks bro..” respond Marco kala itu.

Tidak menunggu lama, Marco segera menuju jurusan, jarang jarang dirinya dipanggil jurusan. Masih dengan penasarannya Marco berjalan.

“..tok..tok..tok”...suara pintu ketua jurusan di ketuk dari luar

Nampak Marco berdiri menunggu diluar pintu sambil menunggu respond dari pemilik ruangan memperbolehkan dirinya untuk masuk kedalam ruangannya.

“..mm-massuk..” ucap suara yang ada didalam ruangan.

Nampak didalam ruangan ketua jurusan sedang berbicara dengan seseorang, wanita, jika ditebak penampakannya mirip dengan dosen salah satu mata kuliahnya.

“..Marco, duduk..silahkan..” ucap ketua jurusan mempersilahkan.

“.. kamu sudah kenal kan dengan bu dosen NETTA??..” ucap ketua jurusan berbicara.

“..belum pak..maaf” ucap Marco

“.. oww iyaa, kamu belum ambil mata kuliahnya berarti ya..?”..ucap ketua jurusan kembali.

“...intinya pagi ini, bu Netta , silahkan..” ucap kepala jurusan terlihat melempar bola kembali, mempersilahkan dosen didepannya itu berbicara sendiri.

“..kamu Marco ya.. perkenalkan nama saya Netta, saya mengajar mata kuliah Ilmu ekonomi luar negeri dan memang keliatannya kamu belum mengambilnya di semester ini..” ucap bu dosen yang terlihat dari perawakannya sebelas dua belas dengan Naomi, cuman dibalut dengan pakaiannya sebagai dosen yang menuntutnya untuk tertutup, namun jelas terlihat, dadanya yang membusung dengan menggunakan bra berwarna sama dengan kemejanya putih, nampak kancing diantara dua belahan dadanya terlihat berontak untuk menahan isi dalam branya yang mendesak keluar. Ketua jurusan yang sedari tadi memasang muka mesumnya berharap bisa mengintip diantara kancing yang terbuka dikemeja milik bu dosen Netta, dan nampaknya ketua jurusan tidak pernah bisa memalingkan muka mesumnya dari kesempatan yang mungkin bisa didapatnya pagi itu.

Marco yang memahami ada yang tidak beres disini dengan tetap santai mencoba menguasai dirinya.

“..sehubungan dengan acara lomba antar jurusan, saya ingin memasukkan kamu dalam cabang bridge dan beladiri, keliatannya kepandaian kamu dan badan kamu yang nampak atletis dapat membantu jurusan untuk memenangkan dua cabang itu...”

“..bagaimana?”...tanya bu dosen Netta.

“..tidak ada orang lain kah bu dosen??..” tanya Marco dengan tenang.

“..jurusan ini dari tahun ketahun tidak pernah bisa memenangi perlombaan antar jurusan Marco, jadi bu Netta keliatannya melihat potensi yang ada didiri kamu.. benar kan bu Netta?? jadi yaa tolong kamu pertimbangkan..” ucap ketua jurusan kala itu sambil memandang kearah dua buah dada yang nampaknya mulai terlihat sekilas mengintip dari kain kemeja yang terbukadiantara dia kancing.

Marco terlihat memikirkan sesuatu, karena pada dasarnya Marco tidak pernah mau ikut ikutan hal yang dirasa tidak perlu. Mengingat aktivitasnya dikediamannya lebih membutuhkan dirinya, namun karena alasan jurusan dalam hal ini ketua jurusan yang dirasa membuat dirinya terpanggil, yaa paling tidak dirinya bisa memberikan kebanggan jurusannya diantara fakultas yang lainnya.

“..baiklah, saya akan membantu dalam hal ini..” ucap Marco

“...hemm... bagus..” ucap bu dosen Netta dengan cepat meresponnya.

“.. acaranya sebentar lagi untuk cabang bridge, jadi segera kamu persiapkan diri kamu, usahakan yang terbaik..”..ucap bu dosen Netta melanjutkan.

“..kalo boleh tahu dimana bu dosen acaranya?..”..tanya Marco

“..bridge akan diadakan di aula fakultas kita ini, sedangkan bela diri akan diadakan di indor spor center dibelakang, yang biasanya dipergunakan untuk cabang olah raga bola basket, bulutangkis...” ketua jurusan nampak menyela bu dosen Netta.

“...baiklah bapak ibu, jika tidak ada lagi yang dibicarakan, saya izin untuk menuju lokasi pertandingannya..” ucap Marco

Nampak ketua jurusan menghubungi administrasi jurusan, jika dalam pembicaraanya, ketua jurusan bermaksud untuk mendaftarkan Marco dalam dua cabang pertandingan.

“...kita lihat kemampuanmu Marco..” gumam pelan bu dosen Netta, namun sangat jelas ditelinga Marco yang sudah berbalik badan keluar dari ruangan.

Olahraga bridge adalah merupakan salah satu bentuk olahraga permainan yang mempergunakan kartu serta menggunakan strategi dan taktik yang istimewa dalam memainkannya. Selain catur, bridge merupakan olahraga yang menggunakan dan mengandalkan kecerdasan pikiran para pemainnya. Sebagai salah satu cabang olahraga, bridge bernaung di bawah World Bridge Federation (WBF) yang telah berdiri sejak 1958. Sementara itu di Indonesia, para atlet nasional olahraga bridge dipayungi oleh induk organisasi bernama Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (GABSI) yang sudah ada pada 1953 dan mulai bergabung di WBF pada 1960. Di Indonesia, olahraga bridge seperti mencapai puncak popularitasnya pada perhelatan Asian Games 2018 lalu. Kala itu, orang terkaya di Tanah Air, Michael Bambang Hartono, yang juga merupakan salah satu atlet bridge nasional, meraih medali perunggu di cabor ini.

Meski kurang populer di Tanah Air, Indonesia sudah memiliki juara dunia di cabang olahraga ini, yaitu Eddy Manopo dan (alm) Henky Lasut. Duet atlet Merah-Putih itu berhasil menjadi yang terbaik dalam Kejuaraan Dunia Bridge pada 2014.

Olahraga bridge dimainkan dengan menggunakan deck standar yang terdiri atas 52 kartu (tanpa Joker). Pada prinsipnya, permainan ini terdiri atas 3 bagian, yaitu:

Lelang (auction): tahapan ketika para pemain melakukan penawaran (bidding) dimulai dari salah satu pemain, kemudian berlanjut bergantian sesuai arah jarum jam.

Bermain (play): tahapan ketika salah satu sisi (Timur-Barat atau Utara-Selatan) yang memenangi penawaran melakukan trik untuk memenuhi kontrak.

Mencatat skor (scoring)

Lelang atau auction harus dilakukan untuk menentukan kontrak pada sebuah permainan dalam olahraga bridge. Pada tahap ini, Anda dan partner akan menawarkan suit yang akan dijadikan trump untuk berjuang menjadi declarer.

Untuk memenangkan auction, Anda dan partner harus membeli kontrak dengan menawarkan suit yang setinggi-tingginya. Lawan juga akan melakukan hal yang sama dan Anda bisa menawar lebih tinggi lagi untuk membeli kontrak dan menjadi declarer atau pass, dan membiarkan lawan yang menjadi declarer.

Penawaran dalam olahraga bridge sendiri disimbolkan dengan angka yang diikuti dengan huruf, yaitu:

No Trump (NT)

Spade (S)

Heart (H)

Diamond (D)

Club (C)

Tawaran paling rendah adalah 1C, sedangkan yang tertinggi adalah 7NT. Auction akan selesai ketika 3 pemain melakukan pass secara bergantian setelah bid terakhir.

Meskipun demikian, orang yang melakukan penawaran terakhir belum tentu menjadi declarer. Predikat declarer bisa jatuh kepada partner, jika penawaran tertinggi yang dilakukan pemain merupakan bentuk dukungan pada sang partner yang sudah menawar warna sama terlebih dahulu.

Contoh:

Penawaran tertinggi dilakukan oleh Pemain Selatan dengan kontrak 4H, maka yang akan menjadi declarer bisa Selatan, bisa pula Utara (partnernya) yang mengawali penawaran warna Heart (H). Jika Utara yang mengawali warna H, maka Utara menjadi declarer. Apabila Selatan yang mengawali tawaran H, maka Selatan bertindak sebagai declarer.

Setelah memenangkan auction, tim harus memenuhi penawarannya. Untuk dicatat sebagai declarer sukses, kontrak penawarannya harus memenuhi rumus:

Jumlah trik = level kontrak ditambah 6

Misalnya, jika declarer menawarkan kontrak 3S, maka level kontraknya adalah 3 dan jumlah trik yang harus dipenuhi adalah 9. Warna spade akan menjadi kartu trump.

Olahraga bridge memang bukan tipe latihan yang membutuhkan gerak fisik, melainkan kemampuan otak untuk menyusun strategi dan membaca peluang. Oleh karena itu, memainkan olahraga kartu yang satu ini akan memberi manfaat pada Anda antara lain:

1. Melatih kemampuan berpikir

Penelitian mengungkap anak yang gemar main olahraga bridge kerap mendapat nilai lebih bagus pada mata pelajaran kognitif, seperti matematika dan IPA, dibanding rekannya yang tidak pernah main bridge. Hal ini disebabkan berkembangnya pola pikir inferensial, yakni kemampuan otak untuk melakukan kalkulasi dan menarik kesimpulan yang rasional.

2. Mencegah demensia

Demensia identik sebagai penyakit degeneratif, tapi orang tua yang suka bermain bridge terbukti dapat menghindari kondisi ini. Pasalnya, olahraga bridge bisa meningkatkan memori serta mengasah otak pemainnya.

3. Meningkatkan skill sosial

Memainkan olahraga bridge dengan teman-teman Anda dapat mempererat hubungan. Tidak sedikit juga pebisnis yang memainkan bridge sambil membicarakan kontrak kerja sama.



Dalam pertandingan yang berlangsung dalam kurun waktu yang sangat singkat, sampai sampai orang yang hadir dihebohkan dengan kemenangan beruntun seorang Marco melawan senior senior yang sudah sering memenangkan pertandingan bridge ini selama 3 tahun berturut turut. Marco dapat mengalahkan lawan lawannya dalam hitungan menit saja dengan tanpa adanya auction. Tentunya Marco selalu mempergunakan kekuatannya agar kartu yang dia terima selalu dalam seri tertingginya. Karena Marco beranggapan semakin dia cepat menyelesaikan pertandingan ini semakin dirinya bisa segera kembali dengan rutinitasnya. Sorak sorai kegembiraan memenuhi aula fakultas ketika Marco dinobatkan sebagai pemenang dalam perlombaan bridge tahun ini. Sekaligus piala pertama jurusan setelah bertahun tahun lamanya jurusan Hubungan Internasional tidak pernah mendapatkan penghargaannya dalam perlombaan antar fakultas dan jurusan.

Marco nampak begitu tenang tanpa berekspresi berbeda dengan pihak jurusan yang sangat senang sekali dengan prestasi yang telah diraih. Dengan membawa tasnya Marco nampak berjalan menuju keaula lokasi pertandingan beladiri, karena beberapa saat lagi akan dimulai tahap penyisihan antara jurusan.

Apa sudah nasib jurusan Marco atau bagaimana, seperti biasa jadwal pertandingan Marco selalu berada dibagian belakang, ruangan pertandingan bola basket indoor yang kini sudah berubah menjadi ruangan beladiri di salah satu dojo yang ada di kota ini.

Nampak para petarung petarung yang harusnya sudah bisa berganti pakaian, tapi nampak mereka memilih untuk menonton pertandingan Marco kala itu, mereka duduk mengelilingi matras utama, dominan yang sedang menonton adalah laki-laki, mahasiswa senior dan junior walau ada perempuan hanya beberapa ikutan nimbrung.

POV Marco

Aku harus berhadapan dengan salah seorang petarung jika dilihat sedang menggunakan sabuk hitam dengan baju warna putihnya, baju apa entahlah apa namanya, petarung didepanku ini terlihat jika dia sekarang satu tingkat di atasku, dan jika dia berhasil lulus ujian semester tentunya dia akan dua tingkat di atasku. Dikampus ini mengenal namanya akselerasi. Sehingga kuliah yang ditempuh dengan 8 semester bisa dimampatkan menjadi 2 tahun saja. Nampak terlihat wasit untuk pertandingan terakhir ini sudah berada ditengah lapangan pertandingan. Aku dan musuh didepanku yang aku ketahui bernama Karjo telah memberi salam, seluruh konsentrasi kami tertuju pada satu sama lain.

“HAJIME!” terdengar teriakan wasit pertandingan, kami berdua mengambil jarak dan mengambil gaya bebas, kami saling menyerang dan menangkis, terdengar bergema suara karjo meneriakkan “KIAI” layaknya ada didalam dojo, setiap serangan dan tangkisan yang berhasil memberikan poin tersendiri saat ujian. Pertarungan kami cukup imbang dalam pertandingan ini. Sengaja aku belum mengeluarkan kekuatannya kala itu. Karena aku sadar mereka bukan lawanku sesungguhnya.

Saat Karjo akan melakukan tendangan lurus kedepan, aku dengan mudah dapat menghindarinya, dan aku menyerangnya dengan hammer slam, seranganku ditangkis oleh karjo dengan konsep tangkisan silang dua tangan atas, Karjo menarik mundur tubuhnya dan menarikku dengan kedua tanganku dan bersiap melakukan konsep tendangan melompat kedepan, kondisiku terkunci aku hanya bisa menangkisnya dengan tangkisan bawah dengan menggunakan tangan kiriku.

“Marco!!..” tiba-tiba ada sebuah teriakan dari jauh, teriakan itu membuyarkan konsentrasiku, aku terlambat menaikkan tanganku seper-sekian detik. Tendangan Karjo mendarat tepat di perutku, tubuhku terpental lurus kebelakang, isi lambungku seperti akan keluar, untungnya Karjo melepas cengkraman tangan kananku dan mengurangi kecepatan serangannya sesaat sebelum mendarat, sepertinya dia juga terkejut dengan teriakan itu, dan aku masih sempat mengeraskan seluruh otot perutku sebelum tendangan itu mendarat.

“bugh..bamm…”, dentuman keras dan tubuhku mendarat di atas matras, aku terpental kurang lebih tiga meter, wasit langsung berlari dan memeriksa keadaanku, Karjo juga langsung mendekat.

“Marco..?” wasit nampak memeriksaku, dan memastikan tidak ada cedera serius, tidak ada tulang yang patah atau pendarahan dalam, dan aku tetap sadar. Aku masih tetap berbaring membiarkan wasit kembali memeriksaku dengan detail, Karjo berjongkok di sampingku dan melihatku dan kemudian melihat asal suara tadi.

“Wanita mu itu Marco?”, sambil memainkan matanya padaku, memintaku untuk melihatnya, ku intip dari belakang punggung wasit, wanita itu adalah Bianca, dia terlihat seperti shock dan menutup mulutnya sambil berjongkok di samping lapangan matras dan di tahan oleh beberapa official pertandingan wanita agar tidak memasuki arena.

“..aku rasa wanita itu sedang mengkhawatirkanmu…” sambung Karjo dengan ringan, dan tersenyum padaku, dan melihat ke arah wasit yang ada didepanku, dan nampak wasit pertandingan memiringkan kepalanya, sambil tersenyum menatapku.

“heleh...”, aku jawab candaan Karjo, dengan masih menahan sakit saat bernafas. Tendangan tadi cukup telak mengenai perut, rasanya sampai ke tulang belakang, bagaimana jika tendangan itu dengan tenaga penuh, bisa masuk UGD langsung.

“Oke, semua aman, bisa berdiri?”, kata Wasit padaku, alih-alih berdiri seperti biasa, aku langsung bersalto untuk berdiri.

“...Huh!” teriakku ketika berdiri.

“.....whaaat..!”, serempak para penonton pertandingan berteriak membalasku.

“..kali ini jangan sungkan...”, kataku lagi sambil berteriak dan seolah olah menahan sakit di perutku. Melihat kelakuan dan teriakanku, Karjo berdiri, sambil tertawa.

Pertandingan selanjutnya, yang lebih mengarah kepada diriku mengajari karjo, berbagai jurus dikeluarkan oleh karjo kala itu, namun tidak ada yang masuk dalam serangannya. Aku hanya menghindar dan menghindar saja. Lompat hingga melewati tubuhnya, berkilat kesamping kiri dan kanan, sesekali berkilat dengan cara memutar, membuat karjo terlihat kebingungan.

“...hosh...hosh...hosh...”

“..bagaimana bisa kamu bergerak secepat itu dari seranganku..” nampak karjo terdengar ngosh ngosan nafasnya.

“...ayo coba lagi..” ucapku dengan menggerakkan telapak tanganku seolah memberikan intimidasi kepada karjo kala itu.

Saat karjo terbawa emosi, dengan gerakan cepatku aku melesakkan pukulan tepat di perut bagian bawah tubuh karjo, pukulan yang tidak mempergunakan tenaga dalam inti alam tentunya, karena jelas karjo bukan lawan yang sepadan.

“..bugh...!!..”

“...bammm..”

Karjo nampak terangkat lebih dari 150cm keatas, dan jatuh keatas matras. Langsung pingsan tidak sadarkan diri kala itu.

Wasit yang melihat kondisi itu sejenak terdiam.

“...whaaattt...”

“...benarkah itu...”

Bermacam reaksi terdengar layaknya tidak percayaan atas apa yang terjadi dengan karjo.

Wasit nampak berlari menuju karjo dan melakukan pengecekan terhadap dirinya kala itu. Dan setelah terlihat jika karjo pingsan dan tidak bisa melanjutkan pertandingan, wasit kemudian menunjuk diriku sebagai pemenang pertandingan mengalahkan karjo.

Aku lalu berjalan menuju tasku, dan kemudian menghampiri Bianca.

“Apa yang kamu lakukan di sini?”, aku berjalan mendekati Bianca yang sedang duduk bersimpuh di bagian penonton samping matras. Nampak dia menggunakan rok pendek terumbai layaknya para abg kpop kala itu. Penampakan warna hitam terlihat menyelinap ketika aku arahkan tanganku untuk membantunya berdiri. Tapi dia malah mengabaikan pertanyaan ku, dia mulai memeriksa tubuhku, apakah ada lecet atau cedera. Dia mengecek di bawah lengan kiriku, dia mungkin memastikan tidak ada rusukku yang patah.

“Kk-kamu tidak papa kan?”, terlihat wajahnya khawatir padaku, dan dia juga merasa bersalah, karena dia konsentrasiku buyar.

“Bagaimana kamu bisa di sini?”, tanyaku kembali sambil aku duduk di sampingnya, walau masih terasa nyeri ini sudah terasa jauh lebih baik daripada ketika baru saja di tendang oleh Karjo, rasanya hampir muntah darah. Ternyata anak anak beladiri kampusku mempunyai kekuatan yang lumayan.

“Aku dikasih tahu anak anak jika kamu didaftarkan pertandingan bela diri atas nama jurusan, jadi aku buru buru datang kesini”, jawabnya dengan menatap kembali ke lapangan, walau lapangan sudah kosong, dan sebenarnya lampu sudah akan dimatikan, karena sekarang sudah pukul 16:30.

Aku lalu berdiri dan segera berjalan kembali menuju keluar arena. Pertandingan selanjutnya akan dilanjutkan esok hari di jam pagi mulai 09:00 informasi yang aku dapatkan dari pihak pertandingan. Nampak official pertandingan masih tidak percaya dengan apa yang telah terjadi, bagaimana aku bisa membalikkan keadaan setelah tadi sempat dijatuhkan oleh karjo gegara teriakan Bianca tentunya.

Kami akhirnya memutuskan pergi ke salah satu café yang terbilang cukup rame, dan cukup dekat dengan kampus, karena Bianca membawa Mobilnya sendiri, dan aku juga membawa Mobil. Kami berbincang sejenak, walau sepertinya Bianca berusaha menghindari pertanyaan-pertanyaan personal mengenai dirinya dan diriku, aku terkejut dia sangat mengetahui diriku, informasi yang lebih terkait antara aku dan masa kecilku. Dia juga tahu jikalau Naomi adalah istriku.

Tapi dari setiap perkataan Bianca, aku merasa bahwa dia tidak memandang Naomi, tapi dia hanya ingin dekat denganku, dia juga belum menjelaskan alasan beberapa malam yang lalu saat jhon menabrak sepeda motorku dan berujung mobil bmw nya aku hancurkan.

“Bianca hanya ingin menyerahkan sesuatu yang paling berharga dari diriku untukmu Marco”, itu saja kalimat yang dia ucapkan ketika ku tanya mengapa dia melakukan itu. Aku biasanya sangat baik dalam menggali informasi, tapi kenapa tidak bisa kulakukan pada Bianca.

Dia beralih bercerita mengenai kehidupan di kota ini, mengenai kuliahnya saat ini, dan tetap saja dia menghindari ketika ku bertanya dimana kita pernah bertemu, katanya aku harus menemukannya sendiri, dengan begitu katanya akan lebih senang.

Aku paling mati kutu jika dibuat penasaran, terlebih lagi sepertinya Bianca tahu dengan jelas kelemahanku ini, dia hanya tersenyum, dia banyak tersenyum malam itu, bahkan aku sendiri tersenyum dengan lepas ketika bersamanya, nuansa yang sangat ceria ketika bersamanya. Kondisi yang lebih layak diungkapkan seperti bertemu sahabat dari kecil.

Aku merasa setiap perkataan, setiap tawa, dan air mata Bianca itu terasa begitu tulus. Aku boleh dibilang cukup bagus dalam menilai orang, tapi entahlah, apakah kali ini aku salah atau benar. Dan aku harap aku benar kali ini. Aku tetap tidak akan menurunkan kewaspadaanku ketika bersama Bianca, dia adalah orang yang sulit di tebak.

Orang tuanya seperti yang dia ceritakan adalah seorang duta besar italy diindonesia, dan memiliki bisnis sampingan yang sekarang lumayan maju, karena mereka sering memasok barang ke daerah dan sudah memiliki beberapa gudang juga di daerah pelabuhan kita besar ini, jadi orang tuanya sering ke daerah pelabuhan untuk mengecek barang dan pembukuan. Biasanya mereka hanya pergi satu dua hari, jadi besok ini orang tuanya sudah ada dirumah.

Bianca juga bercerita jikalau dirinya ingin belajar bela diri, aliran yang sama dengan yang kupelajari, dia sudah memiliki dasar beladiri yang lain. Dia sudah belajar aikido, kempo, judo, dan pencak silat, tapi dia ingin dengan spesifik mepelajari teknikku. Bianca mengatakan padaku bahwa teknik beladiri yang ku tekuni ini pernah digunakan oleh seseorang untuk menolongnya, tapi hanya sampai di sana saja ceritanya. Apakah dulu aku yang pernah menolongnya ataukah orang lain yang beraliran beladiri sama denganku.

Sebelum kami berpisah dari café, dia masih menggodaku untuk mencari tahu tentang diriku tentunya. Dia semakin membuatku penasaran, apakah aku begitu berpengaruh dalam hidup orang lain.

“kamu, mungkin tidak ingat, tapi kamu sudah pernah berjanji untuk menjagaku”, lalu dia berlalu dengan kaca mobilnya yang dinaikkan kala itu.

......Bianca, sopo kowe nduuk...wes mbuh lah....

...bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd