V. Fantasi Pijat Spesial
Duduk di kursi belakang aku melihat bagaimana keramaian kota berbasis wisata. Sungguh pemandangan yang jauh berbeda dengan apa yang biasa kulihat di Ibu Kota Jakarta, potret masyarakat yang jauh lebih santai dengan membawa barang dagangannya melintas dengan damai, jauh dari kesibukan perkotaan.
Tidak butuh waktu lama sampai taksi yang kunaiki tiba. Setelah membayar dan berterima kasih kepada supir aku melangkahkan kaki masuk. Meskipun jantungku berdetak kencang rasanya aku jauh lebih percaya diri dan sudah tidak sabar menanti apa yang terjadi nanti. Semalam aku menjadi kesulitan tidur karena tantangan yang pacarku berikan.
Di area lobby aku duduk hingga menunggu meja resepsionis sepi dengan mengobrol bersama Selyn, sahabatku yang menawarkan layanan ini kepadaku melalui pesan whatsapp.
Valerie : Gue udah nyampe nih. (Mengirim gambar)
Selyn : Astaga sahabatku rupanya senekat ini haha. Good job, aku nanti minta filenya yah.
Valerie : Idih enak aja, ini kan buat pacarku. Lagian ini beneran aman kan?
Selyn : Aman lah, aku udah dua kali kesana. Lagian lo lagi pakel pill kan? Mau crot dalem juga aman.
Valerie : Sialan lo Lyn, maksud gue pemijatnya bukan cowok gak jelas gitu.
Selyn : Tenang aja Val, lo tinggal ngikutin aja. Nanti enak sendiri.
Valerie : Yaudah bye nanti gue chat kalau udah selesai, udah kosong nih.
Selyn : Ditunggu oleh-olehnya Val. Haha.
Menutup obrolanku dengan Selyn aku berjalan menuju resepsionis. Sebelum aku menunjukan pesananku, wanita itu mulai menawarkan berbagai layanan biasa terkait spa dan treatment yang tersedia. Namun setelah aku menunjukan isi chat-ku tampangnya berubah dan dia tersenyum. Dia pun menulis di atas nota kosong bertuliskan āpijat tradisionalā beserta harga.
Setelah membayar tunai aku pun diantar resepsionis ke lantai atas yang tidak bisa dijangkau semua konsumen. Aku pun diminta masuk ke dalam ruangan dan menunggu sejenak. Sebelum resepsionis itu pergi aku diminta untuk melepas pakaian luarku sebelum sesi pijat dimulai. Mumpung kondisi masih sepi aku membuka kamera di ponselku yang lain dan mulai merekam.
Tersenyum ke arah kamera ponselku yang kusembunyikan di dalam tas aku mulai melucuti pakaian luarku. Hanya mengenakan dress dalam satu tarikan ikatan pakaian luarku terlepas menyisakan tubuhku hanya berbalut pakaian dalam yang minim dan banyak mengekspos tubuhku. Aku memilih ini agar memudahkan saat aku dipijat walau aku yakin pada akhirnya tidak ada yang menempel di tubuhku.
Sebuah ketukan datang dari pintu ruangan dan seorang pria yang mungkin berusia 30 tahunan masuk ke dalam ruangan. Aku hanya berdiri dengan pakaian dalamku dan berbalik menghadap dirinya.
āSelamat pagi. Bisa kita mulai sesi pijat tradisionalnya?ā ucap pria itu.
āBoleh,ā balasku singkat, ini yang aku inginkan tanpa basa-basi aku melompat naik ke atas kasur dan menunggu pria itu menyiapkan perlengkapan.
Setelah persiapan selesai aku diminta untuk berbaring di atas ranjang dengan posisi telungkup menghadap bawah. Merilekskan tubuhku, aku mulai menikmati layanan pijat yang pria itu berikan.
Cairan yang hangat perlahan diusapkan ke arah punggungku. Dengan lembut terapis itu menuangkan minyak yang diusapkan ke setiap jengkal tubuhku. Aroma aromatik yang begitu harum membuatku merasa nyaman diikuti oleh sentuhannya yang begitu halus dalam memberikan kenikmatan bagiku.
Naik dan turun, tangannya bergerak menyusuri tubuh bagian atasku tanpa melewati satu titik pun. Jemarinya dengan mudah bergerak dan memberikan pelayanan terbaiknya. Sudah tidak ada rasa malu atau canggung dalam diriku. Aku hanya menikmati layanan yang diberikan tanpa sadar tali bra ku dilepas olehnya.
āMulus sekali kulitnya, putih dan cerah. Pasti sering perawatanā kata pria itu.
āThank you,ā balasku sambil menikmati gerakan tangannya.
Ikatan tali bra di punggungku ditarik olehnya dan bra yang kukenakan terlepas dan memperlihatkan payudaraku yang besar dan padat yang terhimpit oleh tubuhku yang tengah berbaring. Mengangkat tubuh bagian atasku tangannya bergerak di celah untuk mengambil bra yang sudah tidak kubutuhkan lagi. Secara tidak sengaja jari tangannya menyentuh areolaku sesaat.
Punggungku yang sudah telanjang tanpa ditutupi sehelai benang pun dengan mudahnya dia manjakan. Tangannya bergerak menyusuri seluruh punggungku diikuti pijatan ringan yang merilekskan otot - otot tubuhku. Tubuhku tampak basah mengkilap akibat cairan minyak yang terus dia tuangkan.
Tangannya bergerak menuju area samping tubuhku dan mulai menyentuh area pinggir dadaku. Dengan lembut dia sedikit meremas payudaraku dan memijatnya yang membuatku merasa nikmat. Gerakan tangannnya semakin intens untuk meremas dadaku.
Aku terus menikmati semua treatment yang dia berikan kepadaku. Aku yang sudah terhanyut dalam kenikmatan ini membebaskan untuk melakukan apapun kepada tubuhku. Gerakan tangannya berhasil menyentuh titik rangsangan yang membuat birahiku terus meningkat.
āAaahh..ā
Tanpa kusadari sebuah desahan halus keluar dari mulutku. Melirik ke arah belakang, aku bisa melihat celana dalamku ditarik olehnya ke bawah memperlihatkan belahan pantatku begitu padat dan kenyal. Kemudian dia kembali menuangkan cairan itu ke arah pantatku yang membuatku mendesah seiring cairan itu mengalir turun ke area privatku.
Posisi celana dalamku tidak sepenuhnya turun menyisakan setengah pantatku yang tertutup. Menuangkan cairan itu kembali dia mulai memijat bongkahan pantatku dan meremasnya. Pantatku dipijat dengan menekan dan meremasnya yang dia lakukan secara berulang-ulang sebelum akhirnya celana dalamku benar-benar terlepas dari tubuhku.
Gerakan yang sebelumnya terasa ringan dan lembut semakin terasa intens. Sentuhan yang diberikan semakin berani dan mulai menyentuh area intimku. Aku bisa merasakan cairan vaginaku yang terus menetes membasahi selangkanganku seiring gerakan yang dia berikan.
Plak.. Plak.. Plak..
Sentuhan berubah menjadi tamparan. Tangannya berhenti diusapkan kemudian dibalas dengan tamparan ringkan. Kanan dan kiri dia terus menampari pantatku yang membuat tubuhku bergetar dan bergairah. Aksi vulgar ini membuatku kesulitan untuk mengatur nafasku serta menahan birahiku.
āUhhhh.. e-enakk ahhh..ā
Aku diminta sedikit mengangkat pinggulku dan memberikan ruang yang cukup untuk tangannya meraih area selangkanganku. Membasahi tangannya, terapis itu kemudian menggerakan jarinya untuk mengusap ke area bibir vaginaku dengan lembut. Jarinya yang bersentuhan dengan bibir vaginaku yang halus terasa begitu nikmat yang membuatku meringis kenikmatan.
Aku tidak bisa menolaknya, aku hanya bisa pasrah dan menikmati apa yang dia tawarkan padaku. Sebelum aku bisa mencapai klimaks dia menghentikan gerakan jarinya yang membuatku merasa tanggung dan mendorong pantatku untuk kembali berbaring. Dia melanjutkan dengan gerakan pijatan sederhana ke arah punggungku kembali.
āEh?! ghh..ā
Di tengah - tengah rasa nyaman yang kudapatkan dari pijatan tangannya, aku dikejutkan oleh sentuhan jarinya tepat di arah anusku. Jari perlahan diusapkan dibibir anusku yang dia gerakan secara perlahan mengitari area pantatku. Rasanya begitu nikmat dan membuat merintih dan mendesah.
Gerakan jarinya yang menari di atas pantatku menjadi lebih intens. Mengambil botol minyak di sampingnya, terapis itu kembali menuangkan minyak itu namun dia menuangkan cairan itu tepat di atas lubang pantatku yang kemudian aku dikejutkan oleh jarinya yang dia dorong masuk.
āAahh.. ahh.. j-jangan dimasukin ke a-anuskuu..ā
Seolah tidak mendengar ucapanku, dia mendorong jari tengahnya ke lubang anusku. Cairan yang membasahi pantatku selayaknya pelumas yang membuatnya dengan mudah menggerakan jarinya mencolok anusku. Aku bisa merasakan setidaknya satu ruas jari berhasil menjebol lubang anusku.
Aku sudah tidak peduli apabila dia mendengar desahanku, aku sudah tidak bisa menutupi fakta kalau aku menyukai tindakannya. Dia terus mengocok jari tengahnya maju dan mundur. Gerakannya begitu cepat dan membuat tubuhku terasa begitu panas. Aku sudah terhanyut oleh nafsu birahiku.
Meskipun jarinya tidak sepenuhnya masuk dan hanya sebagian kecil ruas jarinya, aku bisa merasakan perasaan geli, sakit, dan kenikmatan yang kudapatkan. Dia terus menggerakkan jarinya sampai aku mencapai klimaks. Memejamkan mataku, aku tidak bisa menutupi rasa malu karena aku mencapai orgasme.
Aku dibiarkan berbaring dan mengambil nafas sejenak setelah aku orgasme. Selanjutnya dia membersihkan cairan cinta yang membasahi area selangkanganku. Setelah merasa cukup, aku kembali melanjut sesi treatment selanjutnya.
Dia memintaku untuk mengubah posisiku untuk berbaring telentang. Dalam posisi ini dia bisa melihat area tubuh area depanku yang telanjang tanpa ditutupi sehelai benangpun. Kemudian dia menaburkan bunga-bunga beraroma harum ke atas tubuhku sebelum melanjutkan sesi pijatnya.
Dia kembali menuangkan minyak itu ke permukaan tubuhku dan kembali memberikan layanan seperti sebelumnya. Usapan ringan dan pijatan terus dia berikan terutama dia area pudak dan perutku. Gerakannya terasa begitu nyaman dan membuatku melupakan rasa lelah yang kurasakan sebelumnya.
āAahh.. ahhh..ā
Tubuhku menggeliat ke kanan dan ke kiri seiring tangannya bergerak menyusuri area dadaku dan berakhir di area payudaraku. Kedua gunung kembarku yang besar itu kemudian dia remas dan dipijat. Payudaraku dimanjakan olehnya dengan gerakan berputar berlawanan arah jarum jam. Jarinya bergerak dari pinggir menuju puncaknya dimana titik ini merupakan titik rangsanganku.
Menggigit bibir bawahku, aku terus mendesah seiring putingku dipilin olehnya. Putingku yang ranum itu kemudian dia pijat dan dipelintir yang membuatku mendesah. Perasaan nyeri dan nikmat terus membuat terkulai dalam kenikmatan ini. Dia terus memijat area payudaraku seolah-olah dia menikmati hal ini.
Tangannya kembali bergerak menyusuri perutku yang ramping dan berakhir di area selangkanganku, di sinilah dia benar - benar memberikan layanan spa yang tidak pernah kurasakan sebelumnya.
āAaahh.. s-stopp.. ahh..ā
Telapak tangannya dia arahkan ke bibir vaginaku yang kemudian diusap secara perlahan. Vaginaku dibelai olehnya dengan memberikan sentuhan di titik - titik yang merangsangkan libidoku. Bibir vaginaku dibuka olehnya kemudian klistorisku dipijat olehnya yang membuat mendesah dan berteriak.
Bibir vaginaku terus dipijat olehnya yang sudah begitu basah. Cairan vaginaku terus menetes membasahi jarinya yang terus bergerak di area intim itu. Kemudian jari telunjuknya bergerak menuju lubang vaginaku, dalam satu hitungan dia mendorongnya masuk.
āAaaahh..ā
Aku berteriak dan mendesah diikuti tubuhku yang mengejang. Tanpa basa-basi dia mempercepat tempo kocokan jarinya keluar masuk dari vaginaku. Jarinya yang mungil itu bergerak menyusuri lubang vaginaku yang sudah basah oleh cairan cinta yang terus keluar dari dalam vaginaku.
Sebelum aku bisa mengatur nafasku, dia kemudian mendorong jari tengahnya masuk yang membuat kedua jarinya berada di dalam vaginaku. Rongga vaginaku terasa penuh oleh kedua jarinya yang terus digerakkan keluar masuk. Disisi lain tangannya yang lain tidak tinggal diam, klistorisku terus dipijat bersamaan dengan jarinya yang merangsak masuk ke dalam vaginaku.
Pikiranku terasa menjauh, aku hanya merasakan perasaan nikmat dari permainan jarinya kepada tubuhku. Enak, tidak ini jauh lebih dari itu, kenikmatan ini jauh melebihi kenikmatan yang kuterima dari melakukan masturbasi. Merasakan terapis yang sudah berpengalaman untuk menjamah tubuhku membuatku terlarut dalam kenikmatan ini dan tanpa kusadari aku mencapai klimaks dan orgasme.
āAaahh.. akuu keluaarr.. ahh..ā
Lagi dan lagi aku kembali mencapai orgasmeku. Rasanya libidoku terus meningkat dan aku hanya ingin terpuaskan. Tanpa henti dia kembali mendorong jarinya ke dalam vaginaku dan kembali membuatku terasangan. Sampai kapan aku harus menikmati ini?
āBaik untuk sesi selanjutnya, apakah Nona lebih suka saya memakai pengaman atau secara langsung? tanya terapis itu.
Jantungku berdetak kencang, pikiranku masih melayang setelah menikmati orgasme sebelumnya. Menggigit bibir bawahku aku memberikan jawaban, ās-secara langsung.ā
Pria itu tersenyum dan mulai menurunkan celananya, mataku terbuka lebar melihat betapa besar penisnya, jauh lebih besar dari ukuran pacarku. Batangnya tidak hanya tebal tetapi juga panjang, aku yakin batangnya pasti akan mentok di dalam vaginaku.
Sebelum melakukan penetrasi pria itu mulai memainkan bibir vaginaku sekali lagi dan mengarahkan kedua jarinya membelah vaginaku. Membiarkan cairan kewanitaanku terus membasahi daerah intimku, pria itu kemudian menempelkan penisnya dan mulai menggesekannya secara lembut diantara bibir vaginaku.
āBaik saya masukan,ā katanya sambil mendorong kepala penisnya masuk.
āAahhh pelan ahh..ā aku tersontak kaget ketika kepala penisnya membuka bibir vaginaku.
Didorongnya secara lembut, penisnya didiamkan sesaat agar aku bisa beradaptasi sebelum mulai mendorongnya lebih dalam. Rasanya begitu sesak, penisnya benar-benar mengisi vaginaku. Antara nikmat dan sakit, kedua perasaan itu bercampur aduk. Mulai menggerakan pinggulnya penisnya bergerak maju dan mundur di dalam vaginaku.
āAahh.. ahh.. ahh..ā
Meskipun belum sepenuhnya masuk penisnya benar-benar mentok. Aku harus menarik nafas setiap kali penisnya didorong masuk, meski begitu aku menikmati setiap hentakan tubuhnya yang membuat tubuhku begitu panas. Aku benar-benar harus berterima kasih kepada Selyn dan mungkin mengikuti perkataannya.
Kedua kaki jenjangku diangkat ke atas, tangannya bergerak menyusuri tubuhku dan memijat dadaku. Remasan lembut berubah menjadi pijatan yang intens, aku benar-benar dimanjakan olehnya. Setiap inci tubuhku sudah basah oleh keringat yang terus keluar.
āAaahh enak.. ahh .. ahh..ā desahku.
āSaya cepetin ya,ā ucap terapis itu meningkatkan tempo hentakannya.
āI-yaaahhh.. sukaaa.. akuuu sukaaa.. ahhh..ā
Hentakan demi hentakan kencang diarahkan ke tubuhku. Tubuhku berguncang hebat dari gerakan penisnya yang mengobok-obok vaginaku. Aku tidak bisa menahan kenikmatan ini, maaf sayang aku suka dengan besar penisnya masuk ke dalam tubuhku.
Aku berteriak dan mendesah tidak peduli ada konsumen lain di lantai ini, aku hanya bisa pasrah dan menikmati pijatan atau persetubuhan terlarang ini. Aku sampai, aku tidak bisa menahan dan mencapai orgasme untuk kesekian kalinya.
Membiarkan mencapai orgasme dan cairan kewanitaanku yang terus keluar, tubuhku dibalik olehnya dan dia mulai menggenjotku dari belakang. Kali ini dia semakin berani dan mempercepat hentakannya.
Menggenggam ranjang ini tubuhku bergerak maju dan mundur mengikuti ritme hentakannya. Pantatku kembali dia remas dan tampari secara lembut, kanan dan kiri secara bergantian. Dia benar-benar memacu tubuhku.
āGimana nona? Suka dengan pijatan saya? Suka dengan permainan saya?ā tanya terapis itu.
āSuka.. aku suka penisnya.. lebih cepat.. ahh..ā aku mendesah dan sudah melayang menikmati ini.
Kita terus bercinta dan waktu berlalu cepat. Tubuhku sudah basah oleh perpaduan keringat kita berdua dan di momen ini terapis yang dari tadi menyetubuhiku mencapai klimaksnya. Dia semakin meningkatkan tempo gempurannya ke vaginaku tanpa ampun yang membuatku sedikit kesakitan.
āSaya udah mau sampe.. aghh.. saya mau keluarr.. ughh..ā racau terapis itu.
āAahhh.. iyaaa.. keluarrinn.. keluarin di dalam!ā kataku memintanya keluar di dalam.
Dalam satu hentakan penisnya dia dorong masuk hingga mentok dan mulai menumpahkan maninya. Rasanya hangat dan basah berkali-kali maninya di tembakan langsung ke dalam rahimku. Sebelum dicabut dia memaju mundurkan penisnya seolah melumuri rongga vaginaku dengan air maninya.
Aku yang sudah kehabisan tenaga langsung memejamkan mataku dengan air maninya yang terus keluar dari vaginaku. Mataku terpejam dan aku tertidur, sebelum pergi tubuhku ditutup olehnya dengan handuk dan dia meninggalkanku.
āBangun.. bangun,ā suara seorang wanita membangunkanku.
āEh? Maaf aku ketiduran.. ini dimana?ā tanyaku bingung.
āNona untuk sesi selanjutnya adalah acara mandi, dia ujung lorong ada kamar mandi. Baik Nona biar saya antar,ā ucap wanita itu yang setelah aku kembali fokus, wanita itu adalah resepsionis yang ada di lantai bawah yang mengantarku naik.
āAh benar,ā aku pun mengiyakan dan berdiri.
Tubuhku masih basah oleh perpaduan keringatku dengan terapis tadi dan vaginaku rasanya agak sakit untuk berjalan. Meski begitu tubuhku rasanya jauh lebih segar dan aku bisa memuaskan birahiku, itu yang terpenting.
Membuka pintu kamar mandi aku langsung menyalakan pancuran air dan membasahi tubuhku dengan air hangat. Tidak lupa aku membersihkan vaginaku setelah terapis tadi menumpahkan maninya di vaginaku. Meskipun aku memakai pill tetap saja ini beresiko. Tidak lama aku kembali berpakaian dan mengganti pakaian dalamku yang kubawa.
Aku baru teringat kalau ponselku masih merekam, dilihatnya ponsel yang kusembunyikan di balik tas ponsel itu mati dan sangat panas. Aku berharap rekaman itu tersimpan sebagai kenang-kenangan dan oleh-oleh kepada pacarku. Aku pun kembali ke lobby dan menunggu mobil taksi menjemputku sebelum kembali ke resort tempatku menginap.
ā¦
āHuhh capek sayang,ā kataku menjatuhkan tubuhku di atas ranjang.
āSayang kamu dari mana aja? Cape banget ya,ā pacarku keheranan tidak tahu apa yang terjadi sebelumnya.
āAda deh..ā kataku sambil mencoba terpejam.
āAyo sayang kita berangkat, kamu lama banget sih. Ini semua isi tas sama koper sudah dirapikan. Udah gak ada yang ketinggalan,ā kata pacarku membangunkanku.
āEh kemana?ā tanyaku bingung.
āKe bandara sayang, yuk kita pulang,ā kata pacarku.
Di dalam pesawat aku menghabiskan waktuku dengan tertidur dan membiarkan pacarku berada di sampingku dengan penuh keheranan. Sabar ya sayang nanti kalau kita udah nyampe di apartemen bakal aku ceritain semuanya. Perjalanan pulang pun terasa cepat karena aku habiskan dengan tidur setelah bangun aku tersadar sudah ada di ranjang tempat tidurku dengan pacarku yang sudah terlelap.
Karena menghabiskan siang ke sore dengan tertidur, aku jadi kesulitan untuk kembali terlelap. Aku pun teringat dengan rekaman itu dan melihat isi baterai ponsel sudah terisi penuh mulai memindahkan file rekaman ke laptop dan melihat rekaman pribadiku. Hanya mengintip sebentar aku merasa begitu malu dan nakal setelah bercinta dengan pria selain pacarku. Meski begitu aku terasa begitu puas dengan āperselingkuhanā terlarang ini.
Melihat notifikasi aku melihat Selyn yang memberikan pesan kepadaku yang dikirim sejak siang.
Selyn : Val lo udah?
Selyn : Val lo kok lama banget?ā
Selyn : Valerie Alexandra lo gapapa kan disana?ā
Selyn menelpon.
Selyn menelpon.
Valerie : Sore jawab malam tadi ketiduran.
Tanpa kusangka Selyn langsung membalas pesanku.
Selyn : Gila lo bikini panik gue seharian. Kirain kenapa-kenapa.
Valerie : Sorry, tadi ketiduran sumpah lemes banget.
Selyn : Tuh kan, lo itu memang cewek binal. Lo pasti pengen ngewe sama cowo lain apalagi cowok lo udah ngasih lampu hijau.
Valerie : Enak aja, emang gue pecun kayak lo. Tapi sumpah emang tadi enak banget haha.
Selyn : Dasar, oh ya lusa lo inget photoshoot itu kan?ā
Valerie : Gua sama lo kan? Lo udah ngechat sama cowo gue? Dia bilang ok?
Selyn : Kan lo pacarnya kenapa gak ngobrol aja?
Valerie : Tadi gue ikut pijat juga langsung cus pergi, lagian pacarku ngasih tantangan aneh-aneh aja.
Selyn : Kalian ini memang pasangan aneh, sumpah nanti kita swinger gue pake pacar lo! Gue pengen ngerasain ngentot cowok tajir.
Valerie : Enak aja, gak bakal gue ijinin.
Selyn : Tuh kan memang aneh kalian, ceweknya diboleh ngewe sama cowok lain, pacar sendiri malah enjoy, memang cuckold. Besok gue chat lagi ya gue udah ngantuk nih.
Valerie : Yaudah kirim rencannya besok. Bye.
Selyn : Bye bye sahabatku, sayangku.