Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI Misteri Siluman Ular

Tumbal.

Warga sedang di sibukkan dengan pemakaman pak RT, tangis keluarga pak RT tak henti-hentinya mereda dan Warga pun membantu meringankan duka keluarga yang di tinggalkan. "Tolongggg….." ketika orang yang meletakkan jenazah pak RT di liang kuburnya di kejutkan dengan kemunculan ular "ssssttt...ssssttt" mereka berhamburan keluar dari liang kubur pak RT "ada ular tolongg….." teriak tukang gali makam, warga pun sontak terkejut melihat seekor ular sedang berada diatas mayat pak RT. Kakek Rangga yang berada di situ mengetahui ular itu bukanlah ular biasa namun ular siluman, sontak ia menatap ular itu dan mengangguk kan kepala nya lalu ular itu pergi meninggalkan jenazah pak RT. "Baik bapak-bapak sepertinya kita segera menguburkan jenazah pak RT" ucap seorang warga dan jenazah pak RT segera di kuburkan.

Dari kejauhan nampak seorang warga yang berlari ke arah pemakaman pak RT "pakk….pakk...pak Ujang" ucap warga itu tersengal "kenapa pak Ujang pak?" Ucap beberapa warga serentak "pak Ujang meninggal di pos" ucap seorang warga itu sambil mengatur nafas "ayo pak segera kita selesaikan pemakaman pak RT lalu kita lihat jenazah pak Ujang" mereka pun bergegas menimbun jenazah pak RT.

Ketika tiba di pos satpam warga terkejut melihat jenazah pak Ujang sama seperti jenazah pak RT, matanya terbuka, lidahnya menjulur keluar dan mukanya pucat. "Ya ampun.. apa yang terjadi sama pak Ujang dan pak RT" ucap seorang warga, Ina yang melihat itu pun terkejut "lah pak Ujang, tadi malam sehat-sehat aja" Ina melihat ke arah kakek yang juga menatapnya, seketika mata kakek berubah seperti ular yang menatap Ina, Ina pun memalingkan wajahnya dari tatapan kakek dan warga pun segera mengangkat jenazah pak Ujang untuk di urus ke keluarganya.


Ina


Ina pun pergi berjalan kerumahnya meninggalkan warga dan kakek yang masih mengurus jenazah pak Ujang. Ina terlihat gelisah karena memikirkan pak Ujang dan pak RT yang meninggal itu ada hubungan dengan dirinya "kenapa ini, kenapa mereka mati, padahal kemaren mereka sehat-sehat aja ngentotin gue" ucap ina yang tengah duduk di kamarnya menghadap cermin, dalam lamunan Ina tiba-tiba pandanganya berubah pada tubuhnya yang telanjang. Ina kemudian tersenyum melihat tubuh sempurna nya "ahhh…. Tubuhku begitu sempurna" Ina meraba leher dan meremas payudara nya, tiba-tiba ada asap yang mengepul di kamar Ina dan keluarlah seekor ular kobra Hitam di sudut kamarnya dan seketika langsung berubah menjadi seorang pria seperti bapak-bapak, berkumis, badan yang sedikit kekar dan sudah telanjang.


Barja

Kemudian ia menghampiri Ina yang sedang duduk dan berdiri di belakang Ina. Bapak itu memeluk Ina yang sudah telanjang dari belakang dan mengecup leher Ina, "ahhhhh…….." kepala Ina mengadah kesamping memberikan ruang pada kepala bapak itu untuk mengecup lehernya yang putih dan mulus itu dan lengan ina mengelus kepala bapak itu. "Ina...aku adalah ular yang di pemakaman tadi" ucap bapak itu berbisik di kuping Ina "ahhhh…..ada apaa...ahhh" Ina mendesah ketika bapak itu terus mengecup leher Ina dengan lembut "emmhhh namaku barja ratuhh" kemudian barja memeluk Ina dari belakang dan menyilang kan tangannya di payudara Ina, tangannya meremas payudara besar Ina kiri dan kanan "aurahh mu membuat nafsuku naik ratuhh...mmmhhh" barja berbisik di kuping Ina dan menjilati pundak Ina tangannya meremas-remas payudara Ina "ahhh….pakhhhh" Ina mendesah mengadah tangan Ina menggenggam tangan barja yang berada di payudara nya. Barja berdiri dan berbaring di atas tempat tidur Ina "kemarilah inaa" barja yang telah berbaring membuka tanganya menunggu Ina datang ke pelukannya, Ina pun berdiri dari tempat ia duduk dan menatap barja yang telah berbaring. Sambil menggigit bibir bawahnya Ina berjalan perlahan ke arah barja, Ina menjatuhkan tubuhnya di atas tubuh barja "mmhhhh…...barjahhh" Ina mendesah manja ketika barja memeluknya dan mencium bibirnya "ahhh….. gelihh…barjahh…" ina mendesah ketika tubuhnya di balik oleh barja dan barja dengan cepat menjilati lehernya "ssssttt….tubuhmu wangii" barja menatap wajah Ina yang sedang terangsang "pelukhh sayanghh" Ina melingkarkan lengannya pada tubuh barja dan barja pun langsung menyedot-nyedot puting payudara Ina "ahhh….gelihhhh...ahhhhh" Ina mendesah, dadanya membusung menerima jilatan-jilatan barja "slurppp….slurppp…" bunyi jilatan barja di payudara Ina yang menjalar ke leher, lengan Ina kini di arahkan di atas kepalanya hingga terpampang lah ketiaknya yang putih mulus dengan payudara yang besar membusung menunggu barja melumatnya "aahhhhhhh……." Ina mendesah ketika mulut barja mendarat di payudara nya yang menjalar ke ketiak dan leher ina. Tubuh Ina kini telah basah oleh jilatan barja. "bangunnn ratuhh" barja mendudukan tubuh Ina dan mengarahkan penisnya yang besar, bersisik dan memiliki tonjolan itu ke bibir Ina "hisap…" perintah barja, Ina pun membuka mulutnya dan matanya menatap mata barja "ouhhhh……, nikmathh bibirmuu ratuuhh" barja menggelinjang kenikmatan menerima penetrasi mulut Ina pada penisnya "terussshhh…..ahhh…" barja memegang kepala Ina yang naik turun menghisap penisnya "mmhhhh...mmmhhhh... slurppp" dengan rakus Ina menjilati penis besar barja hingga penis itu penuh dengan air liurnya. Barja kini menarik pinggul Ina, Ina pun kini berada di atas tubuh barja kepalanya berada di atas penis barja sementara vaginanya berada di atas kepala barja "ahhhhhhh………" seketika ina mengadah ke atas ketika lidah barja menerobos ke dalam vaginanya "gelihhhh….barjahhh...ouhhhh" kepala Ina menggeleng ke kiri dan kanan dan tangannya mulai mengocok penis barja lalu kepalanya turun memasukan penis itu kemulutnya "hmmmppp...mmmhhh...hmmmpppp" desah Ina tertahan oleh penis barja namun mulutnya menyedot-nyedot penis barja. "Plakk….plakk…" barja menampar pantat Ina "ohhhhhh… sayanghhh" Ina mendesah menerima tamparan pada pantatnya. Barja kemudian mendorong pantat ina, kini posisi Ina menungging membelakangi barja. Barja yang melihat lubang vagina Ina yang sudah basah akibat jilatan dan cairan yang keluar dari vagina Ina lalu mengarahkan penisnya ke vagina Ina. Sementara Ina membenamkan wajahnya pada bantal menunggu penis barja masuk "oohhhhhhhh…..hmmmmppp" desah Ina panjang tertahan oleh bantal, barja mendiamkan penisnya di dalam vagina Ina dan merenas-remas pantat Ina yang putih namun agak kemarahan akibat tamparannya. "Aahhh….ahhh….ahhhhh" Ina mengeluarkan desah manjanya seiring penis barja yang mulai keluar masuk dalam vaginanya "ahhh barjahhh ampunhhh… enakhhh" Ina menggelengkan kepalanya ke kiri dan kanan menerima hentakan penis pada vaginanya "plokk...plokk...plokk…" bunyi hentakan penis barja pada vagina Ina "ahhhh...sayanghhh….gelihhhh" kepala Ina mengadah ke atas, tangan Ina kanan Ina di tarik kebelakang oleh barja, nampak payudara nya yang besar berguncang mengikuti hentakan penis barja pada vaginanya.

Kini Ina tengah berada di pangkuan barja, tubuhnya memeluk pada kepala barja sambil meremas-remas rambut barja, sementara barja menghisap payudara Ina dengan rakus, tangan barja meremas pantat Ina dan menaik turunkan tubuh Ina pada penisnya "aahhhhhh…..ahhhh...barjahhh" desah Ina memenuhi ruangan kamarnya, "enakhhh sayngghhh gelihh….." racau Ina menerima rangsangan barja, "ahhh…. memekhhmuu memanghh nikmathh ratuu" tubuh barja yang di penuhi keringat sementara ia melihat wajah Ina yang tengah berada di puncak birahi "ahhhh…..barjahhh...aku sampaihhhhh" ina memaju mundurkan pantatnya pada penis barja "aahhhhhhhh…" seketika tubuhnya mengejang dan di peluk kuat oleh barja, keringatnya Ina menetes dan bercampur dengan keringat barja menandakan persetubuhan yang hebat antara dirinya dan barja.

Barja membiarkan Ina menarik nafas setelah orgasme hebatnya, kemudian Ina menatapnya sayu "lanjutkannn sayanghhh" ucap ina menatap barja sayu, barja pun membaringkan tubuh Ina di atas kasur, sementara Ina tersenyum manja kepada barja bersiap menerima hentakan penis barja pada vaginanya. "Ahhhhh……" Ina mendesah panjang ketika barja mulai menggoyangkan penisnya "barjahhhh enakhhhh" Ina memegang lengan bahu barja yang di penuhi keringat sementara barja menggoyang penisnya dengan cepat pada vagina ina. Payudara besar Ina naik turun dan terlihat mengkilap karena telah di penuhi oleh keringat yang keluar dari tubuhnya maupun yang jatuh dari tubuh barja "barjahhhh…..enakhhh sayanghhh" Ina menatap barja sayu "ahhh… tubuhh ratu enakhhh" barja pun menatap Ina dengan tersenyum "terusss sayngghhh ohhhhh…." Ina melingkarkan paha nya pada pinggang barja "pelukhh sayanghh" Ina membuka tangannya meminta di peluk oleh barja, barja pun menurunkan tubuhnya lalu memeluk tubuh ina. Keringat mereka menyatu dalam pelukan, tubuh Ina dan tubuh barja kini telah basah, kasur pun basah menjadi saksi persetubuhan hebat mereka "aahhhh….barjahhh aku mau keluarhhh" Ina memeluk erat tubuh barja "barenghhh ratu" barja mempercepat goyangan penisnya "ahhhhh……" mereka sama-sama berteriak panjang mendapat kan puncak birahi mereka, sperma Barja tumpah dalam rahim ina.

Ina langsung mencium bibir barja dan barja pun membalas ciuman ina. mereka saling melumat lidah mereka saling melilit "ouhhhh barjahhh" kemudian barja menjatuhkan tubuhnya pada tubuh Ina, Ina memeluk barja dan membenamkan wajahnya pada bahu barja "barjah enak sayangh" Ina masih meracau tangannya mengusap punggung barja yang penuh dengan keringat.


Lely

"Aaaaakkkkkkkk….. tolonghhh" tiba-tiba Ina di kagetkan dengan suara Lely, Lely telah berdiri di pintu kamsrnya. Lely melihat Ina sedang memeluk seekor ular, tubuh Ina telanjang dan berkeringat "Ina ularrrr" teriak Lely, Ina pun melepaskan pelukan ular itu lalu ular itupun langsung pergi lari dari kamar itu melewati pintu "akkkkk…." Lely berlari dari pintu karena ular itu melewati nya "inaaaa, ular apa itu" Lely yang merinding melihat ular itu langsung berlari ke arah Ina yang sudah memakai selimut untuk menutupi tubuhnya. Ina hanya terdiam tidak menjawab pertanyaan Lely "lel bentar ya gue ke kamar mandi dulu" Ina berjalan meninggalkan Lely di kamar "cepetan na, takut" Lely terduduk di kasur Ina yang basah.


kakek Rangga

Di kamar kakek Rangga sedang duduk bersila, di depannya ada tempurung berisi bunga dan lilin yang menyala di tengahnya, rupanya ia sedari tadi melihat persetubuhan Ina dan siluman ular "Ina, sebenarnya apa hasratmu...aku harus mengetahui nya Ina, supaya bisa membantu mu" ucap kakek melihat ke arah tempurung "pak Ujang dan pak RT adalah korban Sukma mu, mereka adalah tumbal ratu ular, mereka akan menjadi budak di singgasananya ratu" ucap Rangga dalam hati "hmmmmm" Rangga bergumam kemudian mengambil tempurung itu dan menyimpan kembali air itu kedalam sebuah botol.

"Inaaa, kok kamu bisa sih meluk ular sambil telanjang gitu" tanya Lely mendesak kepada Ina "gak tauu lel, orang gue rasanya lagi tidur" Ina menjawab sambil meminum air putih "ihhh gede loh na ulernya" ucap Lely sambil memegangi pundaknya "udah-udah lel yang penting gue gapapa kan" jawab Ina menenangkan Lely "iyaaaa tapi tetap aja gue merinding ihh" Lely menaikan kuduknya menandakan ia takut akan apa yang dilihatnya "oh iya kakek mana ?" Tanya Lely sambil melihat ke belakang "gak tau sih lel, tadi sih ngebantu warga ngurus jenazah pak Ujang" jawab Ina "hah pak Ujang satpam komplek ?" Lely terkejut dengan pernyataan Ina "iyaaa pak Ujang satpam komplek" jawab Ina sambil menghela nafas "kok bisa ya tiba-tiba meninggal" tanya Lely keheranan "yaa gue juga gak tau lel, udah ajalnya kali" jawab Ina yang tidak ingin memikirkan hal itu. "Eh lel lu liat ni" Ina mengeluarkan emas dari dalam dompet "lah kok bertambah na, bukannya kemarin ada 4 sekarang jadi 8" ucap Lely kebingungan "iya gue nemuin lagi, kita jual yok" Ina menatap Lely "pasti banyak nih duitnya na" Lely pun melihat ke arah Ina "yaudah yok, nanti gue traktir lu perawatan di klinik hahaha" tawa Ina sambil menyimpan emasnya kedalam dompet "haha bisa aja lu, yaudah yok" ujar Lely. Mereka pun bersiap pergi "bentar lel gue cek kamar kakek dulu, mau ninggalin kunci" Ina berjalan ke arah kamar kakek "kekkkk…." Ina mengetuk pintu kamar kakek dan pintu kamar pun terbuka. "Kek Ina pergi dulu ya, ini kunci rumah" Ina bersikap lain terhadap kakek, yang sebelumnya ia sering memancing birahi kakek kini Ina bersikap biasa "emm, iya nak Ina" kakek mengambil kunci dari tangan Ina dan Ina pun meninggalkan kakek dari kamarnya.

Malam pun tiba Ina yang sedang tertidur merasakan tubuhnya penuh dengan keringat karena kegerahan, Ina pun terbangun dan terduduk "duhhhhh gerah banget, padahal ni AC udah paling kecil loh" Ina yang menggunakan baju tidur membuka selimutnya "mas Ryan gak kepanasan apa ya" sambil melihat ke arah suaminya yang pulas tertidur. Tiba-tiba Ina terdiam, mata Ina kosong menatap ke satu arah kemudian bibirnya tersenyum. Ina pun berdiri dan berjalan ke arah kamar kakek rangga "tokk...tok..tok.." Ina mengetuk kamar kakek namun tidak ada jawaban Ina pun membuka pintu kamar, di dalam kamar telah menunggu kakek Rangga yang tengah terduduk bersila. Ina kemudian duduk di depan kakek "hemmm…. rangga... rangga…kenapa kau tidak menjadi pendampingku saja..kenapa kau harus susah payah menolong manusia ini" suara Ina berubah, sikapnya pun berubah yang biasa manja kini lebih dewasa dan tenang "Anjani, manusia bukanlah budakmu" ucap rangga, ternyata yang di dalam tubuh Ina kini adalah anjani sang ratu ular "hahahaha kenapa Rangga, manusia itu lemah, mereka hanya tergoda dengan hawa nafsu" tawa Anjani yang tengah merasuki tubuh Ina "Rangga jadilah pendampingku, kita akan kuat jika bersama" ucap Anjani "dan tubuh ini berbeda Rangga dia memiliki tubuh yang sempurna untuk menggoda semua lelaki" Anjani mengarahkan tangan Ina pada payudara nya. "Rangga, kau tidak rindu padaku" Anjani kemudian berdiri dan berjalan ke arah belakang tubuh Rangga, kemudian Anjani memeluk Rangga dari belakang "Rangga aku rindu padamu" Anjani mencium pipi Rangga dan berbisik di telinga Rangga "ranggahhh…. setubuhi aku malam inihhh" Anjani yang berada dalam tubuh Ina terus menjilat leher rangga "ohhhhh rangggahhhh….." Anjani kini menggenggam penis Rangga "sayanghhh….tidakahh kau rinduu padakuu" Anjani kini tengah mengarahkan ciumannya pada dada Rangga turun ke perut Rangga dan membuka celana Rangga, kini terpampang lah penis besar rangga, penis besar, berurat dan berisisik, memiliki tonjolan-tonjolan pada tepi-tepi nya. "Emmmhhhh…. Sayanghh" Anjani menjilat penis itu bawah ke kepala penis itu. Rangga hanya melihat tubuh Ina yang tengah di kuasai Anjani sedang menjilati penisnya yang telah berdiri tegang "emmmhhhhh….. mmmhhh" desah Anjani ketika memasukan penis Rangga kemulut nya, Anjani menaikan ciumannya ke arah dada Rangga sambil tangannya mengocok penis Rangga, Anjani yang kini berada dalam tubuh Ina menatap sayu kepada Rangga "ahhhh……" Anjani sedikit mendesah, Rangga pun menatap wajah Anjani dan "emmmhhhh…. slurppp…." Rangga dan Anjani seketika berciuman, kini tubuh Anjani yang merasuki tubuh Ina kini tengah di peluk oleh Rangga dan Anjani kini tengah berada di pangkuan Rangga "aahhh…..sayanghhh" Anjani dengan ganas menyedot lidah Rangga yang di balas oleh permainan lidah Rangga pada mulut Anjani "rangggahhhh…..ahhhhh…." Anjani mengadah ke atas ketika jilatan Rangga kini beralih ke lehernya, tangan Anjani memeluk kepala Rangga yang menjelajah setiap inci kulit mulus tubuh Ina yang kini ia masuki "ouhhhh sayngghhh…. geliihhhhh" Anjani menggelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, Rangga meremas payudara besar Ina "slurppp...slurppp.." bunyi suara mulut Rangga menyedot-nyedot payudara Ina yang besar itu "ahhhh terussss sayanghhh enakhhh" Anjani menggelinjang kenikmatan menerima sedotan pada payudaranya. Kakek Rangga memberingkan tubuh Ina di lantai lalu mencium bibir Anjani yang tengah merasuki tubuh Ina "ranggahhh….akuhhh milikmuhhh malam inihhh" Anjani menjilati bibir Rangga "puaskanhh aku sayanghhh" Anjani meraba punggung Rangga yang mulai berkeringat "ahhhhh….." desah Anjani memenuhi ruangan kamar kakek rangga. Rangga menatap wajah Ina yang tengah di kuasai Anjani "masukinhh ranggahhh" ucap Anjani sayu kepada Rangga, Rangga pun mengarahkan penisnya masuk ke dalam vagina Anjani "ahhhh…...anjanihhhh" Rangga mendesah merasakan sempitnya vagina Ina "yaaaa sayanghhh" Anjani menatap Rangga yang tengah kenikmatan merasakan jepitan vagina Ina "ahhhhhh……." Desah Anjani ketika Rangga mulai menggoyangkan pinggulnya "penismuhhh besarhhh ranggahhh…." Anjani menatap sayu kepada Rangga yang menggenjot vagina Ina yang kini ia rasuki "anjanihhhh…. berhentilahhhh membunuhhh manusia.." Rangga mencekik leher Ina "ahhhh…..terushhh sayanghhhh ahhhh…." Namun Anjani semakin di buat keenakan saat perlakuan kasar Rangga pada tubuh Ina yang ia rasuki "plak…." Pipi Ina di tampar Rangga "ahhhh…….ranggahh….terushhh" bukanya kesakitan Anjani malah makin merasa vaginanya gatal merasakan perlakuan kasar Rangga "anjanihhhh….. kauuu…. Ahhhh bangsathhh" Rangga dengan cepat menyodok penis besarnya ke vagina ina "ahhhh…..ahhhh...rangggahhhh" Anjani pun mendesah kuat. Keringat Rangga berjatuhan di atas tubuh Ina, paha mulus Ina kini menyandar di bahu Rangga, sementara penis besar Rangga keluar masuk dengan cepat di vagina Ina, Rangga kini membalikan tubuh Ina dan Ina kini menungging membelakangi kakek Rangga. Kakek Rangga menarik tangan Ina kebelakang sehingga tubuhnya terangkat dan pantat Ina menungging menerima sodokan penis kakek.

Terlihat seorang gadis muda sedang di genjot dari belakang oleh seorang kakek, tubuh mereka berdua sudah basah oleh keringat. Tubuh Ina yang putih mulus kini mengkilap sementara kakek Rangga masih menggenjot penisnya dan menarik tangan ina kebelakang "Rangga...Rangga...Rangga….ohhhhhhhh…" Anjani mendesah menerima sodokan penis Rangga, Rangga melepas tangan Ina dan Ina kemudian tersungkur namun pantatnya masih menungging. Penis Rangga masih tertancap di vagina Ina, kakek Rangga memegang pinggul Ina dan kemudian memaju mundurkan pinggulnya "ahhhh….anjanihhh...lepaskanhh anakhh inihhh" Rangga meracau sambil tetap menggenjot vagina Ina "inihhh anakkuhhh ranggahhh...ohhhh" anjani pun mendesah, kepalanya mengadah ke atas menahan nikmat "berhentilahhh….anjanihhhh...plak…." Sebuah tamparan pada pantat ina di daratan oleh tangan kakek Rangga "ahhhh….kau menyukai tubuh inihhh kan sayanghhh...ahhhh..." Anjani melihat Rangga ke belakang sambil tersenyum "tidakhhh...akuhhhh akan menolongnyahh" Rangga menarik rambut pendek Ina hingga kepala Ina tertarik ke atas "ahhhhh…..hahahaha…." Anjani tertawa sambil tetap mendesah "Rangga….rangggahhhh aku sampaihhhh….ahhhh…." Tubuh Ina jatuh ke depan tertelungkup, pantatnya terangkat dan sedikit bergoyang merasakan orgasme yang Anjani dapat dari penis Rangga. Rangga pun memperhatikan tubuh ina yang telah basah oleh keringat.

Rangga menaiki tubuh Ina yang tengah tertelungkup dan menasukan penisnya dari belakang, tubuh Ina di peluk oleh Rangga "ouhhhh……" Rangga mendesah ketika penisnya memasuki vagina Ina "plokkk...plokkk...plokk…" bunyi peraduan pantat Ina yang sedikit menungging di hujam oleh penis kakek Rangga "ahhh….ahhhhh….kekkhhhh" namun kini sepertinya yang di setubuhi Rangga adalah tubuh Ina yang asli. Rangga yang tengah di kuasai nafsu tetap memaju mundurkan penisnya dalam vagina Ina "ahhh….kekkhhhh...gelihhh kekhhh...ouhhh" Ina pun ikut mendesah menerima sodokan penis kakek. Rangga yang memeluk tubuh Ina yang tertelungkup mencium bibir Ina yang kemudian Ina balas "ahh...ahh...ahhh
." Desah kakek Rangga yang sepertinya akan mencapai orgasme "kekhhh inaaahhh keluarhhh" Ina pun menggenggam tangan kakek dan pantatnya terangkat "aaaaaahhhhhh….kekhhh" tubuh Ina lemas seketika karena telah mencapai orgasmenya sementara Rangga masih menggenjot penisnya pada vagina Ina "ahhhhhhhh……" Rangga pun menyemprotkan spermanya kedalam rahim ina.

Tubuh Rangga lemas dan memeluk Ina yang sedang tertelungkup, kakek Rangga mendekap erat tubuh Ina dan Ina menggenggam erat tangan kakek. "Ahhh….ahhh..kakekhh hebathh" Ina berbicara terbata karena masih mengatur nafasnya, kakek Rangga masih terdiam dan mengatur nafasnya juga. "Inahh lemashh kekhh" Ina mencium tangan kakek. Tak berapa lama kakek Rangga membalikan tubuhnya dan berbaring di sebelah Ina yang tertelungkup. Ina menatap wajah kakek yang terpejam "nak Ina, kamu harus di tolong" ucap kakek sambil menatur nafas "ahhh….di tolong apahh kek" Ina meletakkan tangannya di atas dada kakek dan mengusapnya "tubuhmu di manfaatkan ratu ular" jawab kakek Rangga "aku tidak mengerti kekhh" jawab Ina menatap kakek sayu. Kakek rangga terdiam sejenak "nak Ina, apakah kau punya dendam yang ingin di tuntaskan" tanya kakek melihat wajah Ina "emmm dendammm..??" Ina sedikit mengernyitkan keningnya "tapi kek, aku mencintainya" jawab Ina tanpa menjelaskan terlebih dahulu dendam apa yang ia simpan "aku kini menikmati hidupku kek, kek puaskanlah tubuhku, aku menyukai kontol kakek" Ina kini memeluk tubuh kakek Rangga "tidak Ina, kau harus segera melepaskan Sukma ratu ular" kakek sedikit mendorong tubuh Ina namun Ina mengeratkan pelukannya pada tubuh kakek "kalau tidak banyak tumbal-tumbal yang akan dijadikan budak oleh ratu" ucap kakek yang tangannya masih memegang bahu Ina "aku tidak peduli kek" Ina memejamkan matanya lalu ia tertidur di dada kakek. Kakek terdiam sambil melihat wajah Ina yang tertidur di pelukannya "dendam apa yang kau simpan nak, kakek ingin menolong mu" ucap kakek Rangga dalam hati.

Malam itu kakek Rangga membiarkan Ina tertidur di pelukannya hingga pagi ia masih terus terjaga, "Ina..inaa bangun" kakek menggoyangkan tubuh Ina "kembali ke kamarmu nanti suamimu bangun" ucap kakek "hoammmm…" Ina pun membuka matanya dan meregangkan badanya, Ina melihat sekitar dan langsung teringat tubuhnya tengah mendapat orgasme hebat dari kakek Rangga "kek... makasih ya" ucap Ina mengecup bibir kakek "ingat nak, kakek akan membantumu" ucap Rangga, Ina tidak menjawab ia memakai pakaiannya kembali dan pergi meninggalkan kakek sambil tersenyum.
Bersambung.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd