Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Kompilasi] Rumput Tetangga 'Nampak' Selalu Lebih Hijau.. (CoPasEdit dari Tetangga)

-------------------------------------------------------------ooOoo-------------------------------------------------------------

Cerita 227 – Cuma Ingin Membantu..!?


Neng Ana

Ketika aku menikah
dua tahun yang lalu, rasanya dunia ini hanya milikku seorang.
Betapa tidak.. aku mendapatkan seorang pria yang menjadi impian semua wanita di seluruh kampungku.
Aku menjadi istri seorang penjabat di kota kaya raya.

Bayangkan saja.. suamiku memiliki puluhan hektar tanah di kampungku.. sebelum Ruko-Ruko dikontrakkan.
Tidak hanya di tempat kampungku.. tetapi ada juga di daerah daerah lainnya.

Sudah terbayang di benakku setiap hari aku tinggal di rumah besar dan mewah..
–setidaknya untuk ukuran di kampungku..– Naik mobil bagus keluaran terbaru.

Pada awalnya hari-hariku sebagai istrinya memang membahagiakan dan membanggakan.
Teman-teman gadisku banyak yang iri dengan kehidupanku yang serba enak.

Meski aku sendiri tidak yakin dengan kebahagian yang kurasakan saat itu.
Hati kecilku sering dipenuhi oleh kekhawatiran yang sewaktu-waktu akan membuat hidupku jatuh merana.

Aku sebenarnya bukanlah satusatunya wanita pendamping suamiku. Ia sudah beristri dengan beberapa anak.
Mereka tinggal jauh di kota besar dan sama sekali tak pernah tau akan keberadaanku sebagai madunya.

Ketika menikah pun aku sudah tau akan statusnya ini.
Aku.. entah terpaksa atau memang mencintainya, memutuskan untuk menikah dengannya.

Demikian pula dengan orangtuaku. Mereka malah sangat mengharapkan aku menjadi istrinya.
Mungkin mereka mengharapkan kehidupan kami akan berubah.. derajat kami meningkat..
dan dipandang oleh semua orang kampung bila aku sudah menjadi istrinya.

Mungkin memang sudah nasibku untuk menjadi istri kedua.. lagipula hidupku cukup bahagia dengan statusku ini.
Semua itu kurasakan setahun yang lalu. Begitu menginjak tahun kedua.. barulah aku merasakan perubahan.

Suamiku yang dulunya lebih sering berada di sisiku.. kini mulai jarang muncul di rumah.
Pertama seminggu sekali ia mengunjungiku.. kemudian sebulan.. dan terakhir aku sudah tak menghitung lagi..
entah berapa bulan sekali dia datang kepadaku untuk melepas rindu.

Aku tak berani menghubunginya. Aku takut semua itu malah akan membuat hidupku lebih merana.
Aku tak bisa membayangkan kalau istri pertamanya tau keberadaanku.
Tentunya akan marah besar dan mengadukanku ke pihak berwajib. Biarlah aku tanggung semua derita ini.

Aku tak ingin orangtuaku terbawa sengsara oleh masalah kami. Mereka sudah hidup bahagia..
memiliki rumah yang lebih besar.. sawah dan ternak-ternak piaraan pemberian suamiku.

Hari-hari yang kulalui semakin tidak menggairahkan. Aku lantas berusaha untuk menyibukkan diri..
dengan berbagai kerjaan.. agar tak merasa bosan ditinggal suami dalam waktu lama.

Tetapi semua itu tidak membuat perasaanku tenang. Justru menjadi gelisah.. terutama di malam hari.
Aku selalu termenung sendiri di ranjang sampai larut malam.. menunggu kantuk yang tak kunjung datang.

Kurasakan sprei tempat tidurku begitu dingin.. tidak seperti di hari-hari awal pernikahan kami dulu.
Sprei tempat tidurku tak pernah rapi..
Selalu saja acak-acakan dan hangat.. bekas pergulatan tubuh kami yang selalu berkeringat.

Di saat-saat seperti inilah aku selalu merasakan kesedihan yang mendalam..
Gelisah mendambakan kehangatan seperti dulu.
Rindu akan cumbuan hangat suamiku yang sepertinya tak pernah padam.. meski usianya sudah mulai menua.

Kalau sudah terbayang semua itu.. aku menjadi semakin gelisah.
Gelisah oleh perasaanku yang menggebu-gebu. Bahkan akhir-akhir ini semakin membuat kepalaku pusing.
Membuatku uring-uringan. Marah oleh sesuatu yang aku sendiri tak mengerti.

Kegelisahan ini sering terbawa dalam impianku.
Di luar sadarku.. aku sering membayangkan cumbuan hangat suamiku.
Bagaimana panasnya kecupan bibir suamiku di sekujur tubuhku.

Aku menggelinjang setiapkali terkena sentuhan bibirnya..
Bergetar merasakan sentuhan lembut jemari tangannya di bagian tertentu tubuhku.

Aku tak mampu menahan diri. Akhirnya aku mencumbui diriku sendiri. Ya. Masturbasi jadi pilihanku.
Tanganku menggerayang ke seluruh tubuhku sambil membayangkan semua itu milik suamiku.

Pinggulku berputar liar.. mengimbangi gerakan jemari di sekitar pangkal pahaku.
Pantatku terangkat tinggi-tinggi.. menyambut desakan benda imajinasiku ke dalam diriku.

Aku melenguh dan merintih kenikmatan.. hingga akhirnya terkulai lemas di ranjang..
Kembali ke alam sadar.. bahwa semua itu merupakan kenikmatan semu.

Air mataku jatuh bercucuran.. meratapi nasibku yang tidak beruntung.
-------ooOoo-------

Pelarianku itu menjadi kebiasaan setiap menjelang tidur. Menjadi semacam keharusan. Aku ketagihan.
Sulit menghilangkan kebiasaan yang sudah menjadi kebutuhan bathinku.

Aku tak tau sampai kapan semua ini akan berakhir. Aku sudah bosan. Kecewa.. marah.. sedih.
Dan entah apa lagi yang ada dalam perasaanku saat ini. Semuanya bercampur aduk

Kepada siapa aku harus melampiaskan semua ini..? Suamiku..? Entah kapan ia datang lagi.
Kepada orangtua..? Apa yang bisa mereka perbuat..? Oohh.. aku hanya bisa menangisi penderitaan ini.
Aku memang gadis kampung yang tak tau keadaan.

Aku tak pernah sadar bahwa keadaanku sehari-hari menarik perhatian seseorang.
Aku baru tau kemudian.. bahwa ternyata Kang Hendi.. suami kakakku mengikuti perkembanganku sehari-hari.

Mereka memang tinggal di rumahku. Aku sengaja mengajak mereka tinggal bersama di rumahku.
Karena rumahku cukup besar untuk menampung mereka bersama anak tunggalnya yang masih Balita.

“Kenapa nggak pilih salahsatu kamar yang ada di rumah utama saja, teh..?” Tanyaku pada kakakku.
“Biar kamu bisa lebih nyaman dan ada sedikit privasi, saja. Nggak enak juga kalo bayiku sedang rewel..” alasannya.

Demikianlah. Kakakku akhirnya memilih tinggal di rumah kopel.. yang ‘menempel’ di samping rumah utama.
Tak apalah.. pikirku. Yang penting ada yang menemaniku.. daripada kesepian dan hidup seorang diri.

“Kasihan Neng Anna.. temenin aja. Biar rumah kalian yang di sana dikontrakan saja..” saran orangtuaku waktu itu.
Aku pun tak keberatan. Akhirnya mereka tinggal bersamaku.

Semuanya berjalan normal saja. Tak ada permasalahan di antara kami semua.
Sampai suatu malam.. ketika aku sedang melakukan hal rutin.. terperanjat setengah mati..
Saat kusadari ternyata aku tidak sedang bermimpi bercumbu dengan suamiku.

Sebelum sadar.. aku merasakan kenikmatan yang luar biasa sekali.
Ohhhhh..!! Terasa lain dengan khayalanku selama ini.

Apalagi ketika puting payudaraku dijilat dan diisap-isap dengan penuh gairah.
Aku sampai mengerang saking nikmatnya. Rangsangan itu semakin bertambah hebat menguasai diriku.

Kecupan itu semakin menggila.. bergerak perlahan menelusuri perutku..
Terus ke bawah.. menuju lembah yang ditumbuhi semak-semak lebat di sekitar selangkanganku.

Ouwwhhhh..!! Aku hampir berteriak saking menikmatinya. Terasa sangat menggetarkan.
Ini merupakan sesuatu yang baru.. yang tak pernah dilakukan oleh suamiku.
Bahkan dalam mimpi pun aku tak pernah membayangkan sampai sejauh itu.

Di situlah aku baru tersadar. Terbangun dari mimpiku yang indah.
Kubuka mataku dan melirik ke bawah tubuhku untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

Mataku yang masih belum terbiasa dengan keadaan gelap dan keremangan ruangan kamar..
aku melihat sesuatu bergerak-gerak di bawah sana..

Ya.. di antara kedua belah pahaku yang telah terkangkang dan terbuka lebar.
“Aduh.. kenapa sih ini..!?” Gumamku masih setengah sadar.. sambil menjulurkan tanganku ke bawah sana.

Tanganku memegang sesuatu seperti rambut.
Kuraba-raba.. dan baru kutau bahwa itu adalah kepala seseorang. Ahhhh..!? Aku kaget.

Dengan refleks aku bangun dan merapat ke ujung ranjang sambil mencoba melihat apa terjadi.
Setelah mataku terbiasa dengan kegelapan.. atau lebih tepatnya keremangan..

Kulihat di sana ternyata seseorang tengah merayap ke atas ranjang.
Aku semakin kaget begitu kutau orang itu adalah Kang Hendi. Kakak iparku..!

Saking kagetnya.. aku berteriak sekuat tenaga. Tetapi aku tak mendengar suara teriakan itu.
Kerongkonganku serasa tersekat. Hanya mulutku saja yang terbuka, menganga lebar-lebar.

Kedua mataku melotot..
Aeakan tak percaya apa yang kulihat di hadapanku adalah Kang Hendi yang bertelanjang..
Dengan hanya mengenakan celana kolor..!!

Kang Hendi menghampiri sambil mengisyaratkan agar jangan berteriak.
Tubuhku semakin mepet ke ujung dinding. Takut.. marah dan lain sebagainya..
Bercampur aduk dalam hatiku melihat kehadirannya di kamarku.. dalam keadaan setengah telanjang seperti itu.

“K-kang..! Lagi apa..?” Hanya itu yang keluar dari mulutku..
Sementara tanganku sibuk membenahi pakaianku yang sudah tak karuan.

Aku baru sadar.. ternyata seluruh kancing baju tidurku semuanya terlepas..
Dan bagian bawahnya sudah terangkat sampai ke pinggang.

Untungnya saja celana dalamku masih terpakai rapi.. hanya dadaku saja yang telanjang.
Aku buru-buru menutupi ketelanjangan dadaku..
Karena kulihat mata Kang Hendi yang liar nampaknya tak pernah berkedip menatap ke arah sana.

Saking takutnya.. aku tak bisa ngomong apa-apa dan hanya melongo melihat Kang Hendi semakin mendekat.
Ia lalu duduk di bibir ranjang sambil meraih tanganku..
Kemudian membisikkan kata-kata rayuan.. bahwa aku ini cantik namun kurang beruntung dalam perkawinannya.

Hufffhh..!! Dadaku serasa mau meledak mendengar ucapannya.
Apa hak dia untuk mengatakan semua itu..? Aku tak butuh dengan belas kasihannya.

Kalau saja aku tidak ingat akan istrinya.. yang merupakan kakakku sendiri.. sudah kutampar mulut lancangnya itu.
Apalagi ia sudah berani-berani masuk ke dalam kamarku malam-malam begini..!!

Teringat itu aku langsung bertanya, “Ke mana Teh Mirna..?” –Nama istrinya, alias kakakku..–
“Sssttt.. tenang. Ia lagi di rumah yang di sana..” kata Kang Hendi dengan tenang.. seolah tidak bersalah.

Kurang ajar..!! Rutukku dalam hati. Pantesan berani masuk ke kamar.
Tapi kok Teh Mirna nggak ngomong-ngomong sebelumnya.

“Kok dia nggak bilang bilang mau pulang..? Tanyaku heran.
“Tadinya mau ngomong. Tapi Kang Hendi bilang nggak usah.. kasihan Neng Anna sudah tidur..
Biar nanti Akang saja yang bilangin..” jelasnya.

Dasar laki-laki kurang ajar. Istrinya dibohongi.. biar dia bebas masuk kamarku. Aku semakin marah.
Pertama ia sudah kurang ajar masuk kamarku.
Kedua.. ia berani mengkhianati istrinya yang juga kakak kandungku sendiri..!

“Akang sadar saya ini adikmu juga. Akang mau ngapain ke mari..? Cuma.. ngh.. pake gituan aja..?”
Kataku seraya melirik Kang Hendi sekilas. Aku tak berani lama-lama.. karena takut melihat tatapannya.

“Neng..” panggilnya dengan suara parau. “Akang kasihan lihat Neng Anna.
Akhir-akhir ini kelihatannya semakin menderita saja..” ucapnya kemudian.

“Akang tau dari mana saya menderita..!?” Sergahku dengan mata mendelik.
“Eh.. jangan marah ya. Itu.. nggh.. Akang.. anu..” katanya dengan ragu-ragu.

“Ada apa kang..?” Tanyaku semakin penasaran.. sambil menatap wajahnya lekat-lekat.
“Anu.. eh, Akang lihat kamu selalu kesepian.
Lama ditinggal suami.. jadi Akang hanya ingin Bantu kamu..” katanya tanpa malu-malu.

“Maksud Akang..?”
“Ini.. Akang, maaf neng.. pernah lihat Neng Anna kalau lagi tidur suka ..” ungkapnya setengah-setengah.

“Jadi Akang suka ngintip saya..!?” Tukasku semakin sewot.
Kulihat ia mengangguk lemah untuk kemudian menatapku dengan penuh gairah.
“Akang ingin menolong kamu..” bisiknya hampir tak terdengar.

Blaarr..!! Kepalaku serasa dihantam petir mendengar pengakuan dan keberaniannya mengungkapkan isi hatinya.
Sungguh kurang ajar lelaki ini. Berbicara seperti itu tanpa merasa bersalah.

Dadaku serasa sesak oleh amarah yang tak tersalurkan. Aku terdiam seribu bahasa.
Badanku serasa lemas tak bertenaga menghadapi kenyataan ini.

Aku malu sekali.. pelampiasanku selama ini diketahui orang lain.
Aku tak tau sampai sejauh mana Kang Hendi melihat rahasia di tubuhku.
Aku tak ingin membayangkannya.

Kang Hendi tidak menyerah begitu saja melihat kemarahanku.
Kebingunganku telah membuat diriku kurang waspada.
Aku tak tau sejak kapan Kang Hendi merapatkan tubuhnya kepadaku. Aku terjebak di ujung ranjang.

Sekarang tak ada jalan bagiku untuk melarikan diri.
Semuanya tertutup oleh tubuhnya yang jauh lebih besar dariku.

Aku menyembunyikan kepalaku ketika ia merangkul tubuhku.
Ehmmm..!! Tercium aroma khas lelaki tersebar dari tubuh Kang Hendi.

Aku rasakan otot-otot tubuhnya yang keras menempel di tubuhku.
Kedua tangannya yang kekar melingkar.. sehingga tubuhku yang jauh lebih mungil tertutup sudah olehnya.

Aku berontak sambil mendorong dadanya. Kang Hendi malah mempererat pelukannya.
Aku terengah-engah dibuatnya. Tenagaku sama sekali tak berarti dibanding kekuatannya.
Nampaknya usaha sia-sia belaka melawan tenaga lelaki yang sudah kesurupan ini.

“Kang inget.. saya kan adik Akang juga. Lepasin saya kang.
Saya janji nggak akan bilang sama teteh atau siapa aja..” Pintaku memelas saking putus asanya.

Hibaanku sama sekali tak dihiraukan. Kang Hendi memang sudah kerasukan.
Wajahku diciumi dengan penuh nafsu.. bahkan tangannya sudah mulai menarik-narik pakaian tidurku.

Aku berusaha menghindar dari ciuman itu sambil menahan pakaianku agr tak terbuka.
Kami berkutat saling bertahan. Kudorong tubuh Kang Hendi sekuat tenaga..
sambil terus-terusan mengingatkan dia agar menghentikan perbuatannya.

Lelaki yang sudah kerasukan ini mana bisa dicegah.. justru sebaliknya ia semakin garang.
Pakaian tidurku yang terbuat dari kain tipis tak mampu menahan kekuatan tenaganya.

Hanya dengan sekali sentakan.. brett..!! Terdengar bunyi pakaian dirobek. Aku terpekik kaget.
Pakaianku robek hingga ke pinggang dan memperlihatkan dadaku yang sudah tak tertutup apa-apa lagi.

Kulihat mata Kang Hendi melotot menyaksikan buah dadaku yang montok dan kenyal..
Kini terpapar menggelantung indah dan menggairahkan di depan matanya.

Kedua tanganku dengan cepat menutupi ketelanjanganku dari tatapan liar mata lelaki itu.
Upayaku itu membuat Kang Hendi semakin beringas.

Ia seperti marah dan menarik kedua kakiku hingga aku terlentang di ranjang.
Tubuhnya yang besar dan kekar itu langsung menindihku.
Nafasku sampai tersengal menahan beban di atas tubuhku.

“Kang jangan..!” Cegahku ketika ia membuka tanganku dari atas dadaku.
Kedua tanganku dicekal dan dihimpit masing-masing di sisi kepalaku.

Dadaku jadi terbuka lebar mempertontonkan keindahan buah dadaku yang menjulang tegar ke atas.
Kepalaku meronta-ronta begitu kurasakan wajahnya mendekat ke atas dadaku. Kupejamkan mataku.

Aku tak ingin menyaksikan bagian tubuhku yang tak pernah tersentuh orang lain kecuali suamiku itu..
dirambah dengan kasar oleh Kang Hendi. Aku tak rela ia menjamahnya.

Kucoba meronta di bawah himpitan tubuhnya. Sia-sia saja. Air mataku langsung menetes di pipi.
Aku tak sanggup menahan tangisku atas perbuatan tak senonoh ini.

Kulihat wajah Kang Hendi menyeringai senang melihatku tak meronta lagi.
Ia terus merayuku sambil berkata bahwa dirinya justru menolong diriku.
Ia, katanya, akan berusaha memberikan apa yang selama ini kudambakan.

“Kamu tenang aja dan nikmati. Akang janji akan pelan-pelan. Nggak kasar asal kamu jangan berontak..”
Katanya kemudian seperti merayu. Aku tak ingin mendengarkan umbaran bualan dan rayuannya.

Aku tak mau Kang Hendi mengucapkan kata-kata seperti itu, karena aku tak rela diperlakukan seperti ini.
Aku benar-benar tak berdaya di bawah kekuasaannya.

Aku hanya bisa terkulai pasrah dan terpaksa membiarkan Kang Hendi menciumi wajahku sesuka hati.
Bibirnya dengan leluasa mengulum bibirku, menjilati seluruh wajahku.

Aku hanya diam tak bergerak dengan mata terpejam.
Hatiku menjerit merasakan cumbuannya yang semakin liar..
Menggerayang ke leher dan teus turun ke atas dadaku.

Aku menahan nafas manakala bibirnya mulai menciumi kulit di seputar buah dadaku.
Lidahnya menari-nari dengan bebas menelusuri kemulusan kulit buah dadaku.

Kadang-kadang lidahnya menjentik sekali-sekali ke atas putingku.
Nggak rela.. nggak rela..!! Jeritku dalam hati. Kudengar nafasnya semakin menderu kencang.

Terdengar bunyi dan decak kecipakan mulutnya yang dengan rakus melumat seluruh payudaraku yang montok.
Seolah ingin merasakan setiap inci kekenyalannya.

Aku seakan terpana oleh cumbuannya. Hatiku bertanya-tanya. Apa yang sedang terjadi pada diriku.
Ke mana tenagaku..? Kenapa aku tidak berontak..?
Kenapa membiarkan Kang Hendi berbuat semaunya padaku..?


Aku mendengus frustrasi oleh perasaanku sendiri.
Aku benci pada diriku sendiri yang begitu mudah terpedaya oleh kelihaiannya bercumbu.

Terjadi konflik bathin dalam diriku.
Di satu sisi, aku tak ingin diriku menjadi sasaran empuk nafsu lelaki ini.

Aku adalah seorang wanita bersuami. Terpandang. Memiliki kehormatan.
Aku bukanlah wanita murahan yang dapat sesuka hati mencari kepuasan.

Tetapi di sisi lain, aku merasakan suatu desakan dalam diriku sendiri.
Suatu keinginan yang begitu kuat, meletup-letup tak terkendali. Kian lama kian kuat desakannya.

Tubuhku sampai berguncang hebat merasakan perang bathin ini.
Aku tak tau mana yang lebih kuat. Bukankah perasaan ini yang kuimpikan setiap malam..?

Tanpa sadar dari bibirku meluncur desisan dan rintihan lembut.
Meski sangat perlahan, Kang Hendi dapat mendengarnya dan merasakan perubahan yang terjadi dari tubuhku.

Ia tersenyum penuh kemenangan. Ia nampak begitu yakin bahwa aku akan menyerah kepadanya.
Bahkan kedua cekalan tangannya pada tanganku pun dilepaskan..

Kemudian dengan cepat berpindah ke atas buah dadaku untuk meremasnya.
Ia sangat yakin aku tak akan berontak meski tanganku sudah terbebas dari cekalannya.

Memang tak dapat dipungkiri keyakinan Kang Hendi ini.
Aku sendiri tidak memanfaatkan terbebasnya tanganku untuk mendorong tubuhnya dari atasku.

Aku malah menaruhnya di atas kepala Kang Hendi yang bergerak bebas di atas dadaku.
Tanganku malah meremas rambutnya, menekan kepalanya ke atas dadaku.

“Kang udah .. jangaann..!” Rintihku masih memintanya berhenti. Oh.. sungguh munafik sekali diriku..!
Mulutku terus-terusan mencegah.. namun kenyataannya aku malah mendorongnya untuk berbuat lebih jauh lagi.

Akal sehatku sudah hilang entah ke mana. Aku sudah tak ingat akan suamiku, kakakku, atau diriku sendiri.
Yang kuingat hanyalah rangsangan dahysat akibat jilatan dan kuluman bibir Kang Hendi di seputar putingku.

Tanganku menggerayang di atas punggungnya. Meraba-raba kekerasan otot-otot pejalnya.
Aku semakin terbang melayang.. membayangkan keperkasaannya.

Inikah jawaban atas semua mimpi-mimpiku selama ini..? Haruskah semua ini kulakukan..?
Meski dengan kakak iparku sendiri..? Apakah aku harus mengorbankan semuanya..?

Pengkhianatan pada suamiku..? Kakakku..? Hanya untuk memuaskan keinginanku seorang..?
Aakkhh.. tidak.. tidak..! Jeritku mengingat semua ini.

Namun apa mau dikata.. cumbuan Kang Hendi yang begitu lihai sepertinya tau persis keinginanku.
Kebutuhanku yang sudah cukup lama terkekang.
Letupan gairah wanita kesepian yang tak pernah terlampiaskan.

Peperangan dalam bathinku usai sudah.. dan aku lebih mengikuti naluri gairah birahiku.
“Akaangg..!” Jeritku lirih tak sadar memanggil namanya.. saat puting susuku disedot kuat-kuat.

Aku menggelinjang kegelian. Ohhhh..!!! Sungguh nikmat sekali isapan itu. Luar biasa.
Kurasakan selangkanganku mulai basah.. meradang.

Tubuhku menggeliat-geliat bagai ular kepanasan. Mengimbangi permainan lidah dan mulut Kang Hendi..
di buah dadaku yang terasa semakin menggelembung keras.

“Oohh Neng.. bagus sekali teteknya. Akang suka sekali.. mmpphh.. wuiihh.. montok banget..!!”
Komentar Kang Hendi.
Sebenarnya hatiku tak menerima ucapan-ucapan kotor yang keluar dari mulut Kang Hendi.

Sepertinya aku ini wanita murahan..
Yang biasa mengobral tubuhnya hanya demi kepuasan lelaki hidung belang.

Tetapi perasaan itu akhirnya tertutup oleh kemahirannya dalam mencumbu diriku.
Tubuhku sepertinya menyambut hangat setiap kecupan hangat bibirnya.

Badanku melengkung dan dadaku dibusungkan untuk mengejar kecupan bibirnya.
Nampaknya justru akulah yang menjadi agresif. Liar seperti kuda binal yang baru lepas kandang.

“Mmpphh.. Neng Anna.. kalau saja Akang dari dulu tau.
Tentunya Neng nggak perlu lagi gelisah tiap malam sendirian. Akang pasti mau nemenin semalamam..”
Celoteh Kang Hendi.. seakan tak tau betapa malunya diriku mendengar ucapan itu.

Aku sudah tak peduli lagi dengan celotehan tak senonohnya.
Aku sudah memutuskan untuk menikmati apa yang sedang kunikmati saat ini.

Kudorong kepala kang Hendi ke bawah menyusur perutku.
Aku ingin merasakan seperti saat aku bermimpi tadi.

Rupanya Kang Hendi mengerti keinginanku. Dengan nafsu menggebu-gebu, ia mulai bergerak.
Kedua tangannya menelusup ke bawah tubuhku, mencekal pinggangku.

Mengangkat pinggulku sedikit kemudian tangannya ditarik ke bawah meraih tepian celana dalamku..
kemudian memelorotkannya hingga terlepas dari kedua kakiku.

Aku mengikuti apa yang ia lakukan. Aku kini sudah terbebas. Pakaian tidurku entah sudah tercampak di mana.
Tubuhku sudah telanjang bulat, tanpa sehelai benang pun yang menghalangi.

Kulirik Kang Hendi terbelalak memandangi ketelanjanganku.
Ia seolah tak percaya dengan apa yang ada dihadapan matanya kini.

Gairahku seakan mau meletup melihat tatapan penuh pesona mata Kang Hendi.
Membuatku demikian tersanjung. Aku bangga dikarunia bentuk tubuh yang begitu indah.

Kedua dadaku membusung penuh, keras dan kenyal. Perutku ramping dan rata.
Pinggulku memiliki lekukan yang indah dan pantatku bulat penuh, menungging indah.

Kedua kakiku panjang dan ramping.
Mulai dari pahaku yang gempal dan bentuk betisku yang menggairahkan.

Mungkin kang Hendi tak pernah mengira akan keindahan tubuhku ini..
Karena memang sehari-hari aku selalu menggunakan pakaian yang tidak pernah menonjolkan lekukan tubuhku.
Aku bisa membayangkan bagaimana terkagum-kagumnya Kang Hendi melihatku dalam keadaan telanjang bulat.

“Neng.. kamu cantik sekali. Sempurna.. oohh indah sekali. Mmhh.. teteknya montok dan aakkhh.. lebat sekali..!”
Puji Kang Hendi tak henti-hentinya menatap selangkanganku yang dipenuhi bulu hitam lebat..
kontras dengan warna kulitku yang putih bersih.

Mataku melirik ke bawah melihat tonjolan keras di balik kolornya. Uugghh.. kurasakan dadaku berdegub.
Selangkanganku berdenyut.. dan semakin membasah oleh gairah.. membayangkan batang keras di balik kolornya.

Gede sekali dan panjang..! Lenguhku dalam hati sambil menahan rangsangan hebat.
“Kaanngg.. ngghh.. jangan ngeliatin aja. Khan malu..!?” Rengekku manja dengan gaya mulai bergenit-genit.

Seakan baru tersadar dari keterpesonaannya, Kang Hendi lalu mulai beraksi.
“Abisnya cantik sekali kamu sih, Neng..”
Pujinya kemudian seraya melepaskan kolornya hingga ia pun kini sama-sama telanjang.

Kulihat batang kontolnya yang keras itu meloncat keluar seperti ada pernya begitu lepas dari kungkungan kolornya.
Mengacung tegang dengan gagahnya. Aku terbelalak melihatnya. Benar saja.. besar dan panjang..!!

Kulihat otot-ototnya melingkar di sekujur batang itu.
Aku sudah tak sabar ingin merasakan kekerasannya dalam genggamanku.

Terus terang baru kali ini aku melihat kontol selain milik suamiku.
Dan apa yang dimiliki kang Hendi membuat punya suamiku seperti milik anak kecil saja.

Lagi-lagi aku membanding-bandingkan. Buru-buru pikiran itu kubuang.
Aku lebih suka menyambut kedatangan Kang Hendi menindih tubuhku lagi.

Kini aku langsung menyambut hangat ciumannya sambil merangkulnya dengan erat.
Ciuman Kang Hendi benar-benar menghanyutkan. Aku dibuatnya bergairah.

Apalagi kurasakan gesekan kontol yang keras di atas perutku semakin membuat gairahku meledak-ledak.
Kang Hendi lalu kembali menciumi buah dadaku. Kali ini kusodorkan dengan sepenuh hati.

Kurasakan isapan dan remasannya dengan penuh kenikmatan. Tanganku mulai berani lebih nakal.
Menggerayang ke sekujur tubuhnya, bergerak perlahan namun pasti ke arah batangnya.

Hatiku berdesir kencang merasakan batang nan keras itu dalam genggamanku.
Kutelusuri mulai dari ujung sampai pangkalnya.
Jemariku menarinari lincah menelusuri urat-urat yang melingkar di sekujur batangnya.

Clokk.. clokk.. clokkk.. clokk..!! Kukocok perlahan dari atas ke bawah dan sebaliknya. "Errgghh.."
Terdengar Kang Hendi melenguh perlahan. Kuingin ia merasakan kenikmatan yang kuberikan.

Ujung jariku menggelitik moncongnya yang sudah licin oleh cairannya.
Lagi-lagi Kang Hendi melenguh. Kali ini lebih keras. "Argghhh..!!"

Tiba-tiba saja ia membalikkan tubuhnya. Kepalanya persis berada di atas selangkanganku..
sementara miliknya persis di atas wajahku.
Kulihat batangnya bergelantungan, ujungnya menggesek-gesek mulutku.

Entah dari mana keberanianku muncul, mulutku langsung menangkap kontolnya. Kukulum pelan-pelan.
Sesungguhnya aku tak pernah melakukan hal ini kepada suamiku sebelumnya.

Aku tak mengerti kenapa aku bisa berubah menjadi binal..
tak ada bedanya dengan perempuan-perempuan nakal di jalanan.

Namun aku tak peduli. Aku ingin merasakan kebebasan yang sebenar-benarnya.
Kuingin semua naluriku melampiaskan fantasifantasi liar yang ada dalam diriku.
Kuingin menikmati semuanya.

Kang Hendi tak mau kalah. Lidahnya menjulur menelusuri garis memanjang bibir kemaluanku.
Aku terkejut seperti terkena listrik. Tubuhku bergetar. Kurasakan darahku berdesir kemanamana.

Lidah Kang Hendi bermain lincah. Menjilat, menusuk-nusuk, menerobos rongga rahimku.
Aku seperti melayang-layang di atas awan. Ini merupakan pengalaman yang luar biasa selama hidupku.

Aku tak pernah merasakan dijilati seperti itu sebelumnya. Nikmatnya sungguh tak terkira.
Pinggulku tak bisa diam, mengikuti ke mana jilatan lidah Kang Hendi berada dan mengarah.

Tubuhku seperti dialiri listrik berkekuatan tinggi. Gemetar menahan desakan kuat dalam tubuhku.
Rasanya aku tak tahan menerima kenikmatan ini. Perutku mengejang.
Kakiku merapat, menjepit kepala Kang Hendi.

Seluruh otot-ototku menegang. Jantungku serasa berhenti.
Aku berkutat sekuat tenaga sampai akhirnya aku tak mampu lagi..
Kemudian langsung melepaskannya diiringi jeritan lirih dan panjang.

Tubuhku menghentak berkali-kali mengikuti semburan cairan hangat dari dalam liang memekku.
Aku terhempas di atas ranjang dengan tubuh lunglai tak bertenaga.

Puncak kenikmatan yang kucapai kali ini sungguh luar biasa dan dahsyat.
Aku merasa telah terbebas dari sesuatu yang sangat menyesakan dada selama ini.

“Oohh.. Kaanngg.. ngghh.. enak sekali..!” Rintihku tak kuasa menahan diri.
Aku sendiri tak sadar dengan apa yang kuucapkan.

Sungguh memalukan sekali pengakuan atas kenikmatan yang kurasakan saat itu.
Aku tak ingin Kang Hendi menilai rendah diriku. Aku tak ingin ia tau aku sangat menikmati cumbuannya.

Kulihat Kang Hendi tersenyum di bawah sana. Ia merasa sudah mendapatkan kemenangan atas diriku.
Ia bangga dengan kehebatannya bercinta.. hingga mampu membuatku orgasme lebih dulu.

Aku tak bisa berbuat banyak.. karena harus kuakui bahwa diriku sangat membutuhkannya saat ini.
Membutuhkan apa yang sedang kugenggam dalam tanganku.
Benda yang tentunya akn memberikan kenikmatan yang lebih dari yang kudapatkan barusan.

Tanpa sadar jemariku meremas-remas kembali batang kontolnya.
Kukocok perlahan dan kumasukkan ke dalam mulutku. Kukulum dan kujilat-jilat.

Kurasakan Kang Hendi meregang, merintih kenikmatan. Aku tersenyum melihatnya seperti itu.
Aku ingin ia merasakan kenikmatan pula. Kenikmatan yang akan membuatnya memohon-mohon padaku.

Kulumanku semakin panas. Lidahku melata-lata liar di sekujur batangnya.
Aku bertekad untuk mengeluarkan air maninya secepat mungkin.

Terdengar suara selomotan mulutku. Kang Hendi merintih-rintih keenakan.
Rasain..!! Rutukku dalam hati.. dan mulai tak sabar ingin melihat air maninya menyembur keluar.

Di atas tubuhku.. Kang Hendi menggerakan pinggulnya seolah sedang bersenggama..
Hanya saja saat itu kontolnya menancap dalam mulutku. Kuisap.. kusedot kuat-kuat. Ia masih bertahan.

Aku kembali berusaha tetapi nampaknya ia belum memperlihatkan tanda-tanda. Aku sudah mulai kecapaian.
Mulutku terasa kaku. Sementara gairahku mulai bangkit kembali.

Liang memekku sudah mulai mengembang dan basah kembali..
Sedangkan kontol Kang Hendi masih tegang dan gagah perkasa. Bahkan terasa lebih keras.

“Udah Neng. Ganti posisi aja..”
kata Kang Hendi kemudian seraya membalikkan tubuhnya dalam posisi umumnya bersetubuh.

Kang Hendi memang piawai dalam bercinta. Ia tidak langsung menancapkan kontolnya ke dalam memekku..
Tetapi digesek-gesekkan dulu di sekitar bibir kemaluanku. Ia sepertinya sengaja melakukan itu.

Kadang-kadang ditekan seperti akan dimasukkan..
Tetapi kemudian digeserkan kembali ke ujung atas bibir kemaluanku.. menyentuh kelentitku.

Kepala kontolnya digosok-gosokkan. Aku menjerit lirih saking keenakan. Ngilu, enak dan entah apa lagi rasanya.
“Kaangg.. aduuhh.. udah kang..! Sshhhhh.. mmppffhh.. ayoo kang.. masukin aja.. nggak tahan..!”

Pintaku menjerit-jerit.. kini sudah tanpa malu-malu lagi.
Aku sudah tak memikirkan lagi kehormatan diriku. Rasa gengsi atau apapun.

Yang kuinginkan sekarang adalah:
Ia segera mengisi kekosongan liang memekku dengan kontolnya yang besar dan panjang.

Ohhh..!! Aku nyaris mencapai orgasme lagi.. hanya dengan membayangkan:
Betapa nikmatnya kontol sebesar itu mengisi penuh liang memekku yang rapat.

“Udah nggak tahan ya, Neng..?” Candanya.. sehingga membuatku blingsatan menahan nafsu.
Kurang ajar sekali Kang Hendi ini.
Ia tau aku sudah dalam kendalinya.. jadi bisa mempermainkan perasaanku semau-maunya.

Aku gemas sekali melihatnya menyeringai seperti itu.
Di luar dugaannya.. aku langsung menekan pantatnya dengan kedua tanganku sekuat tenaga.

Kang Hendi sama sekali tak menyangka hal ini. Ia tak sempat menahannya.
Maka tak ayal lagi.. blesskkk..!! Batang kontolnya seketika melesak ke dalam liang memekku.

Aku segera membuka kedua kakiku lebar-lebar.. memberi jalan seleluasa mungkin bagi batang kontolnya.
Ahhhh..! Aku berteriak kegirangan dalam hati. Akhirnya.. kontol Kang Hendi berhasil masuk seluruhnya.

Meski cukup menyesakkan dan membuat liang memekku terkuak lebar-lebar.. tetapi aku puas dan lega.
Karena keinginanku tercapai sudah. Kulihat wajah Kang Hendi terbelalak tak menyangka akan perbuatanku.

Ia melirik ke bawah melihat seluruh kontolnya terbenam dalam liangku.
Aku tersenyum menyaksikannya. Ia balas tersenyum.. “Kamu nakal ya..!?” Katanya kemudian.

“Awas.. entar Akang bikin kamu mati keenakan..!” Lanjutnya sambil mendesah nikmat.
“Mau doongg..!!” Jawabku dengan genit sambil memeluk tubuh kekarnya.

Clebb.. clebb.. clebb. Crebb.. crebb.. crebb..!! Kang Hendi mulai menggerakan pinggulnya.
Pantatnya kulihat naik turun dengan teratur. Kadang-kadang digeol-geolkan..
Sehingga ujung kontolnya menyentuh seluruh relung-relung memekku.

Aku turut mengimbanginya. Pinggulku berputar penuh irama.
Bergerak patah-patah, kemudian berputar lagi. Goyangan ini timbul begitu saja dalam benakku.
Mungkin terlalu sering nonton penyanyi dangdut bergoyang di panggung.

Tetapi efeknya sungguh luar biasa..!! Kang hendi tak henti-hentinya memuji goyanganku.
Ia bilang belum pernah merasakan goyangan sehebat ini. Aku tambah bergairah.

Pinggulku terus bergoyang tanpa henti sambil mengedutedutkan otot vaginaku..
Sehingga Kang Hendi merasakan batang kontolnya seperti diemut-emut.

“Akkhh Neengg.. eennaakkhh.. hebaathh..!! Uuugghh..” erangnya berulang-ulang.
Kang Hendi mempercepat irama tusukannya.

Kurasakan batang kontol besar itu keluar masuk liang memekku dengan cepatnya.
Aku lantas mengimbangi dengan cepat pula. Kuingin Kang Hendi lebih cepat keluar.
Aku ingin membuatnya KO..! Kami saling berlomba, berusaha saling ‘mengalahkan’.

Kuakui permainan Kang Hendi memang luar biasa.
Mungkin kalau aku belum sempat orgasme tadi, tentunya aku sudah keluar duluan.

Aku tersenyum melihat Kang Hendi nampak berusaha keras untuk bertahan..
Padahal sudah kurasakan tubuhnya mulai mengejang-ngejang.

Aku berpikir ia akan segera tumpah. Pinggulku meliuk-liuk liar bak kuda binal.
Demikian pula Kang Hendi, pantatnya mengaduk-aduk cepat sekali.

Semakin bertambah cepat, sudah tidak beraturan seperti tadi.
Aku terperangah.. karena tiba-tiba saja terasa aliran kencang berdesir dalam tubuhku.

Akh.. nampaknya aku sendiri tidak tahan lagi. Memekku terasa merekah semakin lebar..
Kedua ujung puting susuku mengeras, mencuat berdiri tegak.

Crlopp..!! Mulut Kang Hendi langsung menangkapnya.. menyedotnya kuat-kuat.
Menjilatinya dengan penuh nafsu. Aku membusungkan dadaku sebisa mungkin..

Dan oohh.. rasanya aku tak kuat lagi bertahan. “Kang Hendi..! Cepet keluarin juga..!!”
Teriakku sambil menekan pantatnya kuat-kuat agar mendesak selangkanganku.

Beberapa detik kemudian.. srrrr.. srrrr.. srrr.. srrrr..!! Aku segera menyemburkan cairan nikmatku.
Crott.. crott.. crott.. crott..!!
Disusul kemudian oleh semprotan cairan hangat dan kental menyirami seluruh liang memekku.

Tubuh Kang Hendi bergetar keras. Ia peluk diriku erat-erat. Aku balas memeluknya.
Kami lalu bergulingan di ranjang merasakan kenikmatan puncak permainan cinta ini dengan penuh kepuasan.
Kami merasakannya bersama-sama.

Kami sudah tidak mempedulikan tubuh kami yang sudah basah oleh peluh keringat.. bantal berjatuhan ke lantai.
Sprei berantakan tak karuan, terlepas dari ikatannya.

Eranganku.. jeritan nikmatku saling bersahutan dengan geramannya. Kedua kakiku melingkar di seputar pinggangnya.
Aku masih merasakan kedutan-kedutan batang kontol Kang Hendi dalam memekku.

Ohhhh..!! Nikmat sekali permainan gairah cinta yang penuh dengan gelora nafsu birahi ini.
Aku termenung merasakan sisa-sisa akhir kenikmatan ini. Pikiranku menerawang jauh.

Apakah aku masih bisa merasakan kehangatan ini bersama Kang Hendi..?
Apakah hanya sampai di sini saja..? Mengingat perselingkuhan ini suatu saat akan terungkap juga.
Bagaimana akibatnya..? Bagaimana perasaan kakakku..? Orangtuaku, suamiku.. dan yang lainnya..?


Akh..! Aku tak mau memikirkannya saat ini. Aku tak ingin kenikmatan ini terganggu oleh hal-hal lain.
Kuingin merasakan semuanya malam ini bersama Kang Hendi.

Lelaki yang telah memberikan pengalaman baru dalam bercinta.
Dialah orang yang telah membuat lembaran baru dalam garis kehidupan masa depanku.
-------ooOoo-------

Semenjak peristiwa di malam itu ..
Aku dan Kang Hendi selalu mencari kesempatan untuk melakukannya kembali.

Ia memang seorang lelaki yang benar-benar jantan. Begitu perkasa.
Aku harus akui ia memang sangat pandai memuaskan wanita kesepian seperti diriku.

Ia selalu hadir dalam dekapanku dengan gaya permainan yang berlainan.
Aku tidak penah bosan melakukannya.. seperti selalu ada yang baru.

Salahsatu diantaranya.. yang juga merupakan gaya favoritku: Ia berdiri sambil memangku tubuhku.
Kedua kakiku melingkar di pinggangnya.. tanganku bergelayut di lehernya agar tak terjatuh.

Selangkanganku terbuka lebar dan batang kontolnya menusuk dari bawah.
Aku bergelayutan seperti dalam ayunan mengimbangi tusukan kontolnya.

Kang Hendi melakukan semua itu sambil berjalan mengelilingi kamar dan baru berhenti di depan cermin.
Saat aku menoleh ke belakang aku bisa melihat bayangan pantatku bergoyang-goyang..

Sementara batang kontolnya terlihat keluar masuk memekku. Ahhhh..!!
Sungguh asyik sekali permainan dalam gaya ini.

Namun perselingkuhanku dengan Kang Hendi berlangsung tak begitu lama.
Aku sudah sangat ketakutan semua ini suatu saat terungkap.
Makanya aku memutuskan untuk pindah dari kampungku agar tidak bertemu lagi dengannya.

Terus terang saja.. setelah kejadian itu..
Justru kemudian akulah yang sering memintanya untuk datang ke kamarku malam-malam.
Aku tak pernah bisa menahan diri. Apalagi kalau sudah melihatnya bercanda mesra dengan kakakku.

Pernah suatukali aku penasaran untuk mengintip mereka bercinta di kamarnya.
Aku kebingungan sendiri.. sampai akhirnya lari ke kamar dan melakukannya sendiri..

Merangsang diriku sendiri hingga aku mencapai kenikmatan..
Karena menunggu Kang Hendi jelas tak mungkin sebab istrinya ada di rumah.

Keadaan ini jelas tak mungkin berlangsung terus menerus.
Selain akan terungkap.. aku pun rasanya akan menderita harus bertahan seperti ini.

Dengan berat hati akhirnya aku pindah ke kota. Kujual semua hartaku, termasuk rumah tinggal.
Sawah.. dan ternak-ternak milikku untuk modal nanti di kehidupanku yang baru.

Kecuali mobil.. karena kuanggap akan sangat berguna sebagai alat transportasi untuk menunjang kegiatanku nanti. TA(. )M( .)AT
-------------------------------------------------------------ooOoo-------------------------------------------------------------
 
Terakhir diubah:
Lanjoooot broer ....
•⌣»̶·̵̭̌✽̤̈🐡 Terima Kasih 🐡✽̤̈·̵̭̌«̶⌣•
 
mantap ceritanya
 
--------------------------------------------------------ooOoo-------------------------------------------------------

Cerita 228 – ‘Tentang Kita dan Gairah..!!’

Part 1 – Berburu Orgasme..

“Oh..! Tidak..!”
Amanda menutup mulut dengan tangannya. Matanya membesar duakali ukuran biasanya.
Setelah beberapa gelas wine dan canda tawa berlalu.. dia ingin mendengar yang ‘lebih’ lagi.
Aku ceritakan padanya kisahku tentang petualangan seksku yang terakhir dengan beberapa pria.

Sedikit cerita singkat tentang latar belakang tetanggaku yang imut: Amanda namanya.
Dia saat ini berumur 28 tahun.. tinggi. Berambut hitam panjang dengan penampilan yang menarik.
Dan kebetulan sama sepertiku.. belum mempunyai anak.

Waktu pertamakali kenal dengannya.. Amanda cenderung tertutup dan pendiam.
Tak heran kalau aku sebelumnya tak tau kalau dia sebenarnya adalah tetanggaku sendiri.
Soalnya.. dia bisa dikatakan tak pernah keluar rumah kalau tidak ada urusan penting.. kecuali pergi ke Gereja tentunya.

Aku mengenalnya saat ada acara di kantor suamiku yang melibatkan para Istri dan Suami karyawannya.
Kedua Suami kami sama-sama bekerja di perusahaan swasta.. tetapi pada bagian yang berlainan.

Dari perkenalan pertama itulah kemudian kami semakin bertambah akrab.
Aku jadi tau kebiasaan kebiasaannya, apa yang dia suka dan dibencinya.

Dan dari situlah aku paham kalau dia mempunyai rasa ketertarikan yang tinggi saat aku berbicara soal seks.
Meski pun wajahnya sering jadi bersemu kemerahan karenanya.

Percakapan kami sore ini, yang telah dipengaruhi oleh beberapa gelas wine mengarah pada hal seks..
atau pada deskripsi yang lebih sempit, kekurangan dalam kehidupan seksnya.

Meski pun dia sangat-sangat naif.. dalam hal ini sangat mengejutkan.
Ternyata Amanda lebih tertarik dari apa yang kuduga sebelumnya.

Ia selalu bertanya dengan rasa ingin tau yang sangat besar..
tentang bagaimana rasanya menjalani apa yang disebutnya dengan istilah ‘pesta liar’.

Telah dia ceritakan padaku seluruh kehidupan seksualnya.. termasuk masa sekolah hingga bersuami.
–Yang tak lebih dari hanya sekitar ciuman saja..– Seks yang normal saja.
Mungkin hanya sekali dalam seminggu.. dengan menu utama tak lebih dari persetubuhan yang biasa saja.

Aku sangat yakin bahwa dia belum pernah mengalami orgasme pada kehidupan seks-nya.
Setelah dia menceritakan padaku tentang itu semua..
Aku lantas memutuskan untuk mengajaknya bergabung dalam petualangan seks-ku.

Dengan wajah yang merona merah karena malu.. dia memintaku untuk menceritakan semuanya dari awal.
“Setelah suamiku berangkat kerja..” aku mengawalinya..

“Ada teman suamiku yang ‘berkunjung’ ke rumah dan bertanya padaku apakah bisa singgah sejenak untuk sekedar.. yah..
Kamu pasti sudah bisa menduga apa yang terjadi kemudian kan..?”

“Dia datang saat suamimu tak di rumah..?” Tanyanya. Dia kelihatan sangat terkejut dan itu membuatku ingin tertawa saja.
Keteruskan ceritaku padanya:
Setelah beberapa jam kemudian teman suamiku itu menelpon dua temannya untuk diajak bergabung.

“Kamu bersetubuh dengan tiga orang sekaligus pada waktu yang sama..!?”
Kata ‘persetubuhan’ yang keluar dari mulutnya benar-benar mengejutkanku.

Aku tertawa dan bilang padanya itu semua tak pernah direncanakan sebelumnya.. itu terjadi begitu saja.
Mungkin saja karena kami sudah telalu bergairah..
Dan aku sendiri memenuhi pikiran mereka dengan hal-hal yang membuat mereka terangsang.

Aku menceritakan pada Amanda secara detail tentang orgasme yang kudapat.
Kemudian tentang betapa menggairahkannya tubuh-tubuh mereka.. khususnya dengan Rai.

“Dalam tigapuluh lima tahun kehidupanku.. belum pernah aku menjumpai penis seperti punyanya Rai..” kataku.
Wajahnya makin memerah.. nafasnya berubah jadi berat sewaktu kuceritakan dengan rinci tentang pengalamanku.

“Rai benar-benar sangat membuatku tergila-gila..
Ia sosok pejantan perkasa yang akan selalu memberimu kepuasan abadi..” kataku padanya.

“Penisnya yang paling besar dan keras yang pernah kulihat.
Kepala penisnya sangat besar bisa menyemprotkan sperma dengan kuat dan sangat indah..”

Amanda tak mampu mengucapkan sepatah kata. Aku lihat situasi ini menyiksanya dengan kenikmatan.
Dan aku tau hal ini sangat tabu baginya.

Mengetahui dia tak pernah benar-benar terpuaskan dalam hidupnya..
aku bersumpah kalau sekarang dia telah orgasme tanpa menyentuh dirinya sendiri.

“Yang bener.. kamu sangat.. sangat nakal..” dia mengambil nafas.
“Aku tak akan pernah bisa melakukan hal itu pada Paulus..” katanya menjelaskan.

Aku tertawa seraya bilang padanya, “Bukan untuk Paulus.. kamu perlu memperhatikan dirimu sendiri..!”
Pengaruh situasi membuatku lebih mudah untuk mengatakannya.

“Kamu tau Manda.. selangkanganku sudah jadi sangat basah hanya dengan menceritakan semua ini padamu..!”
Aku menggodanya. Dari mulutnya terdengar lenguhan lirih..
Kedua kakinya bergerak maju mundur dengan pelan di atas kursinya.

Setelah beberapa pertanyaan lagi, aku katakan padanya kalau aku harus segera pulang..
dan membiarkannya mempertimbangkan usulanku.. untuk lebih memberi perhatian pada kebutuhan dirinya sendiri.

Aku mempunyai dua hal yang harus kukerjakan:
Pertama.. melepaskan gairah dalam vaginaku.. dan Kedua.. menelpon.

Aku orgasme tigakali sore itu.
Orgasme terakhir kuperoleh hanya dengan membayangkan wajah Amanda..
yang sedang mengalami orgasme lewat permainan mulutku pada vaginanya.
-------ooOoo-------

Aku tidak melihat dan mendengar kabarnya selama seminggu ini.
Aku pikir dia telah kembali pada kebiasaanya dan bergaul dengan teman-temannya yang alim..
untuk menghapus pikirannya dari dosa yang ‘kutebarkan’ padanya.

Aku menelponnya pada Sabtu kemudian..
dan menanyakan apakah dia dapat membantuku merapikan beberapa hal yang sulit.

Saat aku menemuinya di depan pintu rumahku, dia kelihatan malu-malu.
“Masuklah..” sambutku.. “Akan kutuangkan segelas minuman untuk mengusir grogimu..”

Awalnya dia hendak menolak minuman yang kusuguhkan padanya. Yah.. memang ’sedikit beralkohol’ sih.
Dan memang dia belum pernah meminumnya selama ini. Tetapi setelah aku bujuk.. akhirnya dia mau meminumnya juga.

Dia hanya diam saja hingga gelas ketiga yang kemudian membuatnya jadi lebih terbuka.
Dia kelihatan begitu manis waktu menanyakan apakah aku pernah bertemu Rai lagi.

“Maunya sih begitu..” kulanjutkan. “Tapi James sedang dalam perjalanan kemari sekarang” dia kelihatan terkejut.
Tangannya nampak gemetar menghabiskan sisa minumannya.. “Sedang ke mari..? James..?
Pria pertama yang kamu ceritakan padaku itu..?”

“Ya..” aku tertawa. “Dia pasti akan tiba sebentar lagi..” Benar saja. tak lama setelah kata terakhirku..
Terdengar bunyi bell dan James masuk dengan membawa sebotol anggur.. memelukku..
Kemudian memandang dengan cermat pada Amanda.

Setelah sedikit ngobrol-ngobrol.. Amanda sudah bisa akrab dengan James.
“Aku menceritakan tentang kisah kita pada Amanda, James..”

Kami berdua dikejutkan oleh bunyi gelas yang djatuhkan Amanda.
“Oh tidak.. aku jadi sangat malu..” kata Amanda.

“Jangan sayang.. itu adalah hal yang indah.. kita sama-sama dewasa dan kita menikmatinya, bukan begitu Yanna..?”
Kata James menjelaskan. “Tentu saja..” jawabku sambil menuju ke pintu karena terdengar belnya berbunyi.

Setelah kembali lagi pada mereka aku berkata.. “Amanda, ini Rai, Rai, ini Amanda..”
“Apa yang sedang kalian rencanakan..?” Tanyanya.

Keduanya mengangkat bahu dan bertanya padaku, “Yanna ..?”
“Kita semua adalah teman yang sedang berkumpul menikmati senja yang indah ini..” kataku.

Aku tak tau bagaimana atau kapan semua ini berawal..
Tapi yang jelas suasana menjadi bertambah hangat dan menggairahkan.
James belakangan bersumpah padaku kalau Amandalah yang pertamakali berusaha mendekatinya.

Kita duduk pada meja minum di dapur.. James dan Amanda pada sisi yang satu.
Sedangkan aku dan Rai di sisi yang satunya lagi

Gelas yang ada dalam tanganku hampir saja terjatuh karena terkejut saat Amanda bertanya pada James..
“Bagaimana bisa lebih dari satu orang pria melakukannya dengan seorang wanita..?”

Rai tertawa dan bilang padanya kalau kita akan senang sekali menunjukkan caranya pada Amanda.
Aku menjadi sangat terangsang karena situasi ini.

Rai lantas menyuruhku untuk memandang ke seberang meja. Mata Amanda terpejam rapat.. nafasnya memburu.
James telah bergeser lebih mendekat pada Amanda..
Akhirnya kami sadar kalau tangannya bergerak maju mundur dengan pelan di bawah meja.

“Ya Manda..” ucapku. James terus melanjutkan manipulasinya atas vagina Amanda dengan jarinya.
Sementara tangan yang satunya lagi telah menyusup di balik baju Amanda.. menyentuh payudaranya.

James menutup mulut Amanda dengan ciuman yang dalam.
Sedangkan tangan Rai telah berada dalam rokku untuk mencumbu vaginaku yang telah basah.

“Ayo kita pindah ke ruang kelurga..!” Usulku.
James menghentikan ciumannya dan menarik tangannya dari dalam rok Amanda.

Amanda terlihat sangat memesona.. payudaranya bergerak turun naik seirama dengan nafasnya..
Hmm.. orgasmenya sudah hampir dekat.

Kami berjalan menuju ke ruang keluarga. Rai segera melucuti pakaianku..
Sementara kami berdua melihat James melepaskan atasan Amanda melewati kepalanya.

Dia mengenakan setelan bra dan celana dalam biru muda yang cocok sekali dengan warna kulitnya.
Belahan vaginanya tercetak jelas di balik celana dalamnya yang telah berubah warnanya menjadi biru tua karena basah.

Aku yang telah telanjang.. kemudian berlutut untuk melepaskan celan Rai..
Lalu membebaskan penisnya yang sudah amat tegang dari 'penjaranya'.

Aku berhenti sejenak untuk menyaksikan payudara Amanda yang terlepas dari branya.
Hmm.. begitu kencang.. penuh dan puting besar yang telah keras.

Nafasku terhenti.. dan nafsuku melonjak tinggi begitu James menarik turun celana dalam Amanda..
yang kini terlihat telah basah dengan pelan-pelan.

Kami sama sama telanjang sekarang. Rambut kemaluanku yang selalu kucukur rapi membentuk huruf ‘V’..
Sedangkan milik Amanda walau pun masih ‘alami’ tapi tetap terlihat lebat dan indah.

Tangan James segera bergerak mencumbui klitoris Amanda.. mengekspose lebih luas labia majoranya.
Penis Rai yang ereksi penuh tercetak jelas pada celana yang masih dikenakannya.

Kami berdua terpaku memandang Amanda yang terlihat begitu seksi..
kala James mendudukkannya bertumpu pada kedua lututnya.

James menurunkan celananya.. penisnya terlontar keluar.. mengacung ke atas ke bawah tepat di depan wajah Amanda.
“Oh.. tidak, punyamu sungguh besar..!” Gumam Amanda sambil menggenggam penis James.

James memang memiliki penis yang indah. Yang paling menonjol adalah bentuk kepala penisnya yang besar..
Yang akan terasa menakjubkan saat itu menembus dan terbenam di dalam liang vagina.

Tapi dibandingkan dengan milik Rai.. punya James tidaklah seberapa.
“Jilat..!” Perintah James. Amanda kelihatan ragu-ragu untuk membuka mulutnya.

James bergerak sedikit ke atas membuat Amanda mengangkat sedikit pantat indahnya..
untuk selanjutnya tak mau jauh dari penis di hadapannya.

Aku benar-benar menjadi terbakar saat Amanda tetap terpaku.
Lalu aku mulai mengendus vaginanya dari belakang..
kemudian mulai menjilati dari klitoris hingga lubang anusnya yang rapat.

Rai bergerak ke belakangku dan melesakkan kepala penisnya yang besar ke dalam belahan vaginaku.
Aku begitu bernafsu menjilati vagina Amanda..
Terpacu oleh lenguhannya yang tertahan penis James yang memenuhi rongga mulutnya.

Ahhh..!! Penis Rai terasa penuh dalam vaginaku.
Rai yang melihatku begitu bernafsu menjilati vagina Amanda..

Menjadikannya menghentakkan pinggulnya dengan seluruh kekuatannya..
Membuat wajahku menampari pantat Amanda.

Selang beberapa waktu kemudian.. “Ohhhh.. Rai, Aku..!!”
Amanda menggeram seiring orgasmenya mengaliri lidahku.

Aku mengangkat wajahku dari vaginanya.
Begitu dia menoleh ke belakang.. seulas senyuman terkembang di wajahnya.

“Yanna, ternyata kamu yang melakukannya..?” Tanyanya terkejut.
Aku hanya mampu menjawab.. “Ya, sayang..”
Seiring Rai yang menyetubuhiku tak hentinya dengan bebas dari belakang.

Vaginaku coba beradaptasi dengan ukurannya.. orgasmeku mulai merangkak..
Crttt.. crtttt.. crrrtt.. crrttt..!! “Ngghhhh aahhhh.!!

Kepalaku terayun begitu Rai mulai melepaskan spermanya dalam diriku.
Gerakan pinggangnya begitu dalam dan cepat.

Rai mencabut penisnya dari tubuhku.. Crrtt.. crttt..!!
Dia menyemprotkan sisa sperma terakhirnya pada vaginaku yang terbuka dan di atas perutku.

Nafasnya yang memburu laksana seekor banteng di arena matador..
Melepaskan tekanan birahinya yang baru saja meledak.

James sekarang berada di belakang Amanda dan mulai melesakkan batang penisnya pada vaginanya.
Amanda meringis kesakitan.. memohon pada James untuk begerak pelan..
saat James mendorong dengan cepat seluruh batang penisnya menyeruak dalam vagina Amanda.

James mulai bergerak pelan.. tangannya mencengkeram pinggul Amanda..
kemudian menggerakkannya berlawanan dengan ayunan pinggangnya sendiri..
Membenam dan mengubur batang penisnya dalam lorong vaginanya yang rapat.

Ekspresi yang tergambar pada wajah James sungguh tak terkira.
Dia menggeram melampiaskan perasaan yang menggempur dirinya.

Rai lantas memposisikan dirinya hingga penisnya tepat di hadapan wajah Amanda.
Dia menggerakkan kepala Amanda sampai menyentuh penisnya yang basah berkilat oleh campuran sperma kami.

Amanda mulai bergerak menjilati batangnya.. menjilati cairanku dan sperma Rai.
Aku langsung mempermainkan vaginaku dengan jemariku karenanya.

Penis Rai mulai membesar begitu dia melihat temannya yang sibuk menyetubuhi Amanda dari belakang.
Amanda mengocok penis Rai dengan kedua belah telapak tangannya..
Lalu mencoba membuka lebar-lebar mulutnya.. agar muat menampung kepala penis Rai.

James benar-benar menikmati apa yang tengah dirasakannya.. memukuli bongkahan pantat Amanda..
Mendorong pantatnya lebih ke depan lagi dan lagi..
agar penisnya bisa menyeruak lebih ke dalam vagina Amanda lagi.

Serangan dua orang pria dari depan dan belakang yang baru saja beberapa waktu lalu dikenalnya..
tak ayal lagi menjadikan Amanda seperti sebuah Rollercoaster yang dengan kecepatan tinggi bergerak naik..
naik.. dan naik menuju ke puncak kenikmatan persetubuhan baru dalam hidupnya.

"Ohhhhhhh..!!" Amanda meneriakkan orgasmenya seirama dengan bunyi becek yang keluar dari vaginanya.
Tubuhnya terlihat menegang kaku dalam beberapa detik.. matanya terpejam rapat..
Kepalanya mendongak ke atas.. meresapi setiap ledakan orgasme yang didapatnya.

Wajah dan tubuhnya yang telah basah oleh keringat..
Kini menjadi semakin basah dan berkilat.. oleh lampu dalam ruangan ini.
Adegan dan suasana ini tak terbandingkan meski pun oleh film peraih puluhan Piala Oscar..!!!

Kepala James mendongak ke atas..
Dan mulai mengosongkan sperma yang memenuhi kantung bolanya ke dalam vagina Amanda.

Kepala Amanda terlempar menjauh dari penis Rai.. begitu James untuk yang terakhirkalinya..
Mendorong batang penisnya ke dalam vaginanya.. kemudian menghabiskan sisa spermanya.

Aku meraih orgasmeku sendiri bersamaan waktu James menarik penisnya keluar dari vagina Amanda..
Sebuah lubang merah jambu nan basah dan dihiasi dengan rambut kemaluan yang hitam pekat.
Sperma James perlahan meleleh keluar dari vaginanya.

Amanda rebah kecapaian di atas lantai.. matanya terpejam.. tubuhnya berguling terlentang.
Pahanya terlihat masih bergetar perlahan.. menikmati sisa getaran kenikmatan yang ada.

Rai lalu mengambil bantalan sofa dan menempatkannya di bawah pantat Amanda.
Mata Amanda terbuka memandangnya. “Jangan.. tak mungkin aku dapat menampungmu..”

Rai tak mengacuhkannya.. dia memegang kedua kaki Amanda dan menempatkannya di atas pundaknya..
Kemudian mulai memposisikan penisnya mengarah ke vaginanya yang sudah basah kuyup itu.

“Tidak, jangan..” dia merintih begitu Rai mulai mendorong penisnya memasuki vaginanya.
”Oh.. nggghhh.. dia merobekku..!!” Rai tak bergeming.. tetap bergerak.

Rintihan Amanda berubah menjadi racauan.. begitu Rai menggerakkan masuk keluar separuh batang penisnya.
Penis Rai terlihat basah oleh sperma James karenanya. Mata Amanda terpejam rapat.. dia gigit bibirnya kuat-kuat.

Aku mendekatkan vaginaku ke wajah Amanda.. memandang sperma dari vaginaku..
yang jatuh menetes pada pipinya dan mulai menggesekkan vaginaku pada mulut dan dagunya.

Dengan bantuan James.. Rai mengangkat kaki Amanda..
Kemudian membentangkannya lebar-lebar dan mulai mengerjai vagina Amanda.

Kedua buah zakarnya terayun-ayun menghantam pantat Amanda. Plakk plakk plakk plakk..!!
Sedangkan vaginaku melumuri wajah naifnya dengan cairanku dan sperma Rai.

Segera saja aku merasakan gerakan lidahnya pada vaginaku.. begitu aku mengesksploitasi wajahnya.
Beberapa waktu kemudian aku berhenti menggunakan lidahnya untuk memuaskanku..
Lalu duduk menyaksikan Rai memberinya persetubuhan yang selama ini didambanya.

Ahhhh..!! Bunyi dan baunya sungguh sangat menakjubkan..
saat Rai menggerakkan batangnya menembus vagina Amanda berulangkali.
Akhirnya Rai berteriak kalau dia tak sanggup lagi menahan lahar spermanya yang akan keluar.

Ditariknya penisnya keluar.. dan mulai mengocok penisnya dengan tangannya sendiri di atas vagina Amanda.
Aku segera mendekat dan meraihnya ke mulutku. Crrtt.. crrtt.. crrtt.. crrtt..!!

Tembakan spermanya mengguyur tenggorokanku..
seiring denyutan demi denyutan yang mengosongkan kantung spermanya.

Aku menatap Amanda. Rambut kemaluannya yang hitam pekat dan bibir kemaluannya yang kemerahan..
kini terlihat terlumuri oleh sperma Rai yang tak tertampung dalam mulutku.

Kutanyakan padanya apakah dia menyukai apa yang baru saja didapatkannya.
Jawabannya hanya.. “Oh.. nikkmat..!!”
-------ooOoo-------

Aku mengisi kembali gelas anggur kami. Amanda bangkit dan duduk menyilangkan kakinya..
Cairan yang mengalir keluar dari dalam vaginanya dengan cepat membasahi karpet.

James yang baru saja menyaksikan temannya yang telah memberikan pada Amanda..
sebuah persetubuhan terhebat dalam hidupnya.. masih saja mengocok batang penisnya dengan pelan..
Kemudian ia berkata.. “Masih ada satu hal yang kuinginkan darinya..”

Perlahan dia mendekati Amanda sambil terus mengocok penisnya. “Buka mulutmu, sekarang..” katanya.
Meski pun merasakan kekuatannya belum pulih benar..
Amanda mulai mengisap habis batang penis James dalam mulutnya.

Dengan kedua tangan James memegangi belakang kepala Amanda..
James lalu menggerakkan kepalanya berlawanan dengan gerakan pinggangnya sendiri.

James menahan kepala Amanda agar tidak melepaskan penisnya saat dia menggeram orgasme.
Jakunnya terlihat jelas naik turun saat dia memenuhi mulut Amanda dengan semburan spermanya..
hingga ada yang meleleh keluar dari samping celah mulutnya.

Untuk beberapa saat keheningan merajai ruangan ini.
Hanya suara nafas yang mulai mereda saja yang terdengar lirih.

Amanda perlahan bangkit berdiri..
Kemudian mulai mengenakan pakaiannya di atas kedua belah kaki yang masih gemetaran.

Celana dalamnya yang semula telah kering segera saja menjadi basah kembali..
Seiring dengan warnanya yang berubah agak gelap.. karena cairan yang keluar dari vaginanya.

Sambil mengenakan gaunnya.. dia mengatakan kalau dia harus segera pulang.
Dia sedang menunggu telepon dari suaminya.
Para pria berbaring di atas lantai. Beristirahat sejenak setelah menyirami bukit birahi Amanda yang tandus.

Beberapa menit setelah Amanda berlalu dan meredakan nafas yang memburu..
Kualihkan perhatianku pada para pria.
“Boys.. hadiah telah kalian terima, sudah puas kan..? Ayo.. cepat bawa senjata kalian kemari dan urus aku..!”
-------ooOoo-------

“Kalau Paulus mengetahuinya, oh.. mati aku..!!!” Seru Amanda.
“Berjanjilah padaku kalau ini akan selalu menjadi rahasia antara kamu dan aku..!!” Teriaknya.
“Tentu saja Manda, jangan gusar gitu dong..” kataku sambil membelai rambutnya.

“Gusar..? Kamu bilang gusar..? Benar.. Yanna, aku merasa seperti seorang pelacur.
Aku mempunyai affair di belakang suamiku dengan bukan hanya satu.. tapi dengan dua orang pria dan kamu..!”
Katanya.. menepis tanganku menjauh dari rambutnya.

Kini sudah satu minggu setengah sejak terakhirkalinya aku bertemu dan bicara dengan Amanda.
Aku tau dia pasti malu.. atau katakanlah merasa bersalah..
setelah melakukan hubungan seks untuk pertamakalinya di luar ikatan perkawinannya.

Dan itu merupakan pertamakali baginya dan sangat menakjubkan..!

Aku telah ‘membagi’ penis yang paling mengagumkan..
dari apa yang kumiliki setahun belakangan ini dengan nama Rai dan James.

Ya.. dengan tanpa sepengetahuan Amanda.. dan berdasar kesetiaan mereka.
Itu adalah sebuah rencana yang tak mungkin diskenario lebih baik lagi.

CONTIECROTT..!!
--------------------------------------------------------ooOoo-------------------------------------------------------
 
Terakhir diubah:
------------------------------------------------------ooOoo------------------------------------------------------

Cerita 228 – ‘Tentang Kita dan Gairah..!!’

Part 2 – Super-Duper Orgasme..

Paulus, suami Amanda..
sedang pergi ke luar kota beberapa hari untuk keperluan Gereja.
Rai dan James mampir ke tempatku.
Mereka menjumpai aku dan Amanda yang sedang berjemur di pinggir kolam renang.

Amanda seperti biasanya.. sangat naif saat mereka mendekat tapi sangat anggun.
Mempesona.. tinggi.. dengan rambut hitam pekat dan figur yang mangagumkan.

Kemudian pada sore harinya mereka datang ‘berkunjung’.
Obrolan hanyalah seputar:
Bagaimana caranya agar mereka dapat menikmati keindahan tubuh Amanda sepuas-puasnya.

Hanya dengan memikirkannya saja telah membuatku basah dan ingin segera mendapatkan penyalurannya.
Sepanjang malam itu aku aku memperoleh rangkaian persetubuhan yang dahsyat dari mereka berdua.

Mereka dengan bercanda menyampaikan padaku:
Bahwa mereka akan membunuhku bilamana aku tidak membantu mereka untuk mendapatkan Amanda.

Kombinasi antara penis keras mereka dan mulit orgasme yang sudah tak terhitung lagi..
Membuatku berjanji untuk melakukan apa saja yang mereka minta.

Pada hari kepergian suamiku dalam tugas luar kota berikutnya.. mereka datang lagi.
Kali ini mereka membawa seorang teman baru lagi, Jay.
Jay adalah seorang Ambon yang pernah mereka janjikan dulu.

Aku tau Rai dan James telah memanfaatkanku..
Tetapi apa yang kudapatkan dari mereka berdua benar-benar dapat memuskan kebutuhan biologisku.

Rai adalah seorang pria yang sangat mencengangkan.. dengan penis berurat kerasnya..
Sedangkan James tak sekeras Rai.. tetapi dia mempunya kepala penis yang lebih besar.

Aku menikmati mereka berdua.. karena ukuran tak begitu penting bagiku.
Yang penting mereka dapat secara rutin mengisi kehampaan vaginaku..
di luar percintaan dengan suamiku sendiri tentunya.

Aku tak mempunyai masalah dalam urusan ranjang dengan suamiku.. kehidupan seks kami cukup panas.
Tapi persetubuhan yang menyeluruh dan penuh dari mereka..
Membuatku selalu memperoleh ledakan multi orgasme berbeda dari apa yang kudapat dari suamiku.

Mereka berdua selalu bilang padaku:
Bahwa gadis-gadis seumuran mereka tidak dapat memuaskan mereka seperti yang kulakukan.

Mereka sadar kalau vaginaku adalah milik mereka..
Dan kini membawa seorang teman baru untukku adalah cara mereka menunjukkan hal itu.

Tak perlu dikatakan lagi.. aku memperoleh persetubuhan yang panas malam itu.

Jay pamit lebih dulu.. sedangkan dua penis kesayanganku ‘menginap’ sampai pagi.. menyetubuhiku lagi dan lagi..
Hingga mereka pergi berselang hanya sepuluh menit sebelum kepulangan suamiku.

Sekujur tubuhku penuh dengan sperma yang mereka tumpahkan barkali-kali.
Ranjang penuh noda dan basah karena sperma.
Aku taruh spreinya ke mesin cuci.. dan segera mandi membersihkan tubuhku saat suamiku datang.

Kamar tidur kami penuh dengan aroma seks.. dan terjadilah lagi..
Aku orgasme di dalam mulut suamiku.. dan memberinya menu cairan asin dari vaginaku.
-------ooOoo-------

Kembali pada Amanda..

“Aku tak percaya telah membiarkan mereka melakukan semua ini terhadapku..” gumam Amanda.
“Dan aku tak sanggup menatap langsung ke matamu setelah apa yang telah terjadi antara kita..” sambungnya lagi.

Aku tau apa yang diperlukan dalam percakapan ini.. sebotol anggur.
Satu jam berlalu setelah aku menjadi seorang pendengar yang setia dan selalu mengisi gelasnya jika telah kosong.

Dapat kukatakan dari arah percakapan ini setelah waktu terus berlalu.. bahwa dia di sini..
tidak untuk mengungkapkan betapa jalangnya dirinya.. tetapi lebih kepada alasan yang lain lagi..!!!

Akhirnya dia bertanya.. ”Apakah kamu sudah ketemu sama mereka lagi sejak itu..?”
“Oh, belum..” kataku berbohong,

“Oh.. sayang.. aku sangat gelisah dalam dua hari ini..” dia menambahkan.. wajahnya jadi memerah.
“Aku tak pernah menyangka kalau ada yang begitu besar dan keras..”
Katanya dengan menghindari menyebutkan ‘kata’ itu.

“Bisa aku tanya hal yang sangat pribadi Yanna..?”
Aku mengangguk dan bilang padanya bahwa dia dapat bertanya padaku segalanya.

“Apakah kamu.. biseksual..? Apa kamu sering melakukannya dengan wanita..?”
Aku tertawa kecil dan mengatakan padanya kalau aku tidak menganggap demikian..
Tidak dalam perasaan yang sesungguhnya.

Tapi.. kukatakan padanya bahwa melihat dirinya dalam suasana yang menggairahkan seperti kala itu..
menyebabkan semua itu terjadi begitu saja.

Setelah beberapa gelas anggur lagi.. aku bertanya kepadanya.. ”Jujur saja.. kamu menikmati sore itu bukan..?”
“Maksudku.. itulah kenapa kamu berada di sini sekarang, benar bukan..?”

Sebelum dia dapat menjawab.. aku menambahkan.. “Kamu mendapatkan orgasme sedikitnya selusin..
dengan Rai dan James.. dan sekali saat melakukannya denganku. Sekarang katakan padaku dengan sejujur-jujurnya..
Itu semua adalah kegiatan seksual yang selama ini kamu impikan bukan..?”

Pengaruh anggur telah bekerja. Nafasnya menjadi berat dan putingnya tercetak jelas pada atasan ketatnya.
Dia menganggukkan kepalanya. Rambut hitam panjangnya tergerai menutupi payudaranya yang penuh.

Aku lebih menyudutkannya lagi dengan kembali mengingatkan dia akan bagaimana bergairahnya James kala menyetubuhinya.
Dan bagaimana penis keras Rai telah menghantarkannya pada orgasme yang berkepanjangan sore itu.

“Ceritakan padaku Amanda, kamu dapat menceritakan segalanya..”
“Kita berbagi rahasia..”

“Katakan padaku bagaimana kau menyukainya, bagaimana kau membutuhkannya..” aku mendesaknya.
“Sumpah.. ya..!!!” Akhirnya dia mengakuinya.

“Aku memang menyukainya.. aku melakukan masturbasi pagi dan malam dalam minggu-minggu terakhir.
Semua ini begitu tabu dan penuh dosa. Aku merasa begitu menginginkannya dan sangat ingin melakukannya lagi..!”

Aku begitu terkejut mendengarkan seorang Nyonya yang begitu alim, lugu dan tertutup akhirnya menjadi sangat ‘terbuka’.
“Maksudku.. apa mereka suka melakukannya denganku..?” Tanyanya.

“Oh ya..” aku meyakinkannya.
“Aku sangat yakin kalau kamu serasa bagaikan seorang perawan bagi mereka..”

“Maksudku, aku tak ingin mereka menganggap aku seorang yang.. kamu tau..
aku sama sekali tak punya pengalaman dalam hal ini..” katanya.

Aku tertawa lagi dan mengatakan padanya kalau mereka akan rela melewati rintangan apa pun..
hanya untuk dapat menikmati vaginanya yang rapat itu lagi.

Wajahnya kembali bersemu merah..
Kemudian bertanya padaku bagaimana aku bisa bersama mereka sepanjang waktu.

Kukatakan padanya bahwa mereka adalah pasangan bercintaku dalam setahun belakangan ini.
Dan vaginaku tak bisa menampung penisnya Rai waktu pertamakali..
Tapi sekarang Rai dapat memasukkannya dengan lancar.

“Tapi bagaimana dengan suamimu..?” Tanyanya keheranan.
“Apakah dia tak merasakan perbedaannya dalam dirimu..?”

“Dia tak pernah menanyakan hal itu.. tapi aku tau dia pasti tak merasakannya.
Begini.. dia tetap rutin menggauliku.. dan tebak hari apa biasanya dia melakukannya..?”
“Oh.. sayangku..” Amanda terperanjat.. tangannya menutupi mulutnya. “Kamu sungguh nakal sekali..!”

“Apakah mereka.. mmm.. maksudku para pria mau datang hari ini.. mungkin sekedar untuk minum secangkir kopi..?”
Dengan cepat dia bertanya.

“Ya, pasti mereka mau..” kataku. “Tapi suamiku Teddy akan pulang sekitar jam empat sore nanti..”
Aku mengamati reaksinya.. wajahnya tertunduk dengan mata menatap lantai.

“Tapi kita bisa datang ke rumahmu.. dan aku tinggal menulis pesan untuk suamiku kalau aku sedang pergi belanja..
atau arisan apalah sama kamu. Bukankah katamu suamimu sedang keluar kota untuk beberapa hari sekarang ini..?”
Kataku menghiburnya.

“Oh ya.. tentu kita bisa melakukannya..” jawabnya dengan nada gembira.
”Apa kamu akan menelpon mereka..?” Dia benar-benar tak sabar dan ingin segara melakukannya.
Ya.. maka tak mungkin lagi untuk menolaknya..

“Aku akan menelpon mereka sekarang..” kataku, melihatnya duduk dikursi.
Tangannya meremas pegangan kursi dengan kuat.
-------ooOoo-------

Amanda segara pulang ke rumahnya untuk mandi. Aku melakukan hal yang sama.
Dan mengatakan padanya akan langsung menelponnya begitu Rai dan James tiba nanti.
Aku tak sabar untuk melihat reaksinya nanti saat melihat Jay datang bersama kami.

Para pria datang kira-kira satu jam kemudian. Kami membuat sedikit rencana untuk’aksi’ nanti.
James dan aku akan datang duluan dan Rai beserta Jay menyusul sejam kemudian.

Kami berangkat ke rumah Amanda.. dan mendapat sambutan yang hangat.
Dia kemudian memintaku untuk membantunya di dapur.

Roknya yang lebar dan panjang berayun ke depan dan belakang..
di sela-sela pinggangnya saat aku mengikutinya dari belakang.

“Mana Rai..?” Tanyanya.
“Dia akan segera datang.. kira-kira sejam-an lagi deh..” kataku padanya. “Dia tertahan oleh pekerjaannya..”

Amanda menuangkan anggur yang kubawakan dari rumah untuk kami..
Tentu saja di rumahnya tak mungkin ada persediaan anggur. Suaminya tak akan mengizinkan hal itu.
Kami lantas pergi ke ruang keluarga dan mengobrol di sana.

Setelah lebih dari 45 menitan.. aku minta pada Amanda untuk menunjukkan suasana rumahnya pada James.
Aku dapat mendengarnya saat dia menunjukkan ruang bawah tangga..
kemudian mereka berdua menaiki tangga untuk melihat kamar tidur utama.

Seperti yang direncanakan.. aku menemui Rai dan Jay sebelum mereka membunyikan bel.
“Mereka di atas..” kataku menjelaskan, “Sudah lebih dari 45 menit yang lalu..”

Dengan bergandengan kami bergelak pelan.. layaknya pencuri berjalan ke atas menuju ke kamar tidur utama.
Pintunya tidak dikunci dan sedikit terbuka..
Sehingga kami dapat menyaksikan pemandangan paling seksi yang kusaksikan hari ini.

Amanda sedang bertumpu pada kedua siku dan lututnya di ujung tempat tidur.. pantatnya mendongak tinggi.
Desahannya terdengar pelan. Roknya tersingkap hingga pinggang.. kepalanya membelakangi kami, rata dengan kasur.
Celana dalamnya tergeletak begitu saja pada lantai di dekat tempat tidur..

Sementara tengah James berlutut.. wajahnya terkubur dalam pantat Amanda..
menjilat dengan kuat pada klitorisnya yang basah hingga lubang anusnya. Aroma sexual memenuhi seluruh ruangan.

Dan yang lebih tabu lagi.. semua itu dilakukannya di rumahnya sendiri.
Bahkan di atas ranjang yang pastinya selalu dijaga kesuciannya oleh Sang Suaminya..!!!

Rupanya Amanda telah berubah menjadi seseorang yang berbeda sama sekali saat sisi ‘gelapnya’ terkuak.
Dia telah mempersetankan segala aturan dan larangan yang selama ini mendoktrinnya..!

“Wuu-huu..!!” Teriak Rai. “Saatnya pesta..!!”
Amanda segera bangkit menyingkirkan James dari vaginanya.
Kepalanya menatap lurus ke arah kami dan menatap kami bertiga satu per satu. “Oh sayangku..” katanya.

“Amanda, ini Jay teman baru kita..” aku menjelaskan padanya.
“Dia hitam sekali..”
“Ya, dia seorang Ambon..” sambungku.

“Waah.. apa nih yang sedang dilakukan James..? Kelihatannya menggairahkan bagiku..”
“Apa Nyong Ambon mencumbu vagina..?” Aku tanya pada Jay dengan pandangan menggoda.
“Itu salahsatu favoritku, sayang..” jawabnya kembali.

Dengan cepat kulepaskan pakaianku.. kemudian menarik rok Amanda melewati kepalanya..
tentu saja itu jadi memperlihatkan payudaranya yang kini berayun bebas.

“Wah, Amanda nggak pake BeHa hari ini..!”
Seruku.. mengagumi putingnya yang sudah mengeras karena terangsang.

James menarik Amanda ke posisi semula.. dan aku bergabung dengan mereka..
bersamaan dengan Jay yang menjelajahi belahan pantatku dengan lidahnya.. kemudian mulai mencumbui vaginaku.

Rai tak mau menyia-nyiakan waktu dan langsung mengincar bibirku..
Ia segera menyodorkan penisnya yang baru setengah ereksi ke bibirku.

Dalam posisi seperti ini aku dapat memasukkan seluruh bagian penisnya ke dalam mulutku..
dan erangan kenikmatan keluar dari mulutnya menyuarakan apa yang tengah dirasakannya.

Teriakan Amanda jadi bertambah keras.. aku tau letupan orgasme akan segera menyongsongnya.
Dan aku segera mempermainkan putingnya dengan jariku begitu dia mencapai orgasme pertamanya di wajah James.
Woww..!! Dia sungguh sangat cantik saat sedang dilanda orgasme..!!!

Kepala ranjang menjadi bergoyang maju mundur begitu James memompa liang vaginanya dengan batang penisnya.
Kulepaskan mulutku dari penis Rai dan memberi semangat pada James agar menyetubuhi jiwa dan raganya.

Ini membuat James menjadi lebih terbakar lagi gairahnya.. dan memuji Amanda betapa ketat serta basah vaginanya.
dan dia akan segera mengisinya dengan sperma panasnya.

Setelah beberapa menit, dia berteriak dan melepaskan spermanya dalam vagina Amanda.
Aku mengarahkan kepala Amanda pada batang penis Rai dan dia mulai menjilatinya ke atas dan ke bawah.

Aku menghampiri James yang sedang berbaring istirahat di tepi ranjang kemudian segera membersihkan penisnya..
dari sisa spermanya yang bercampur dengan cairan kewanitaan Amanda menggunakan mulutku.

Jay langsung memanfaatkan situasi ini untuk segera melesakkan penis hitamnya ke vagina Amanda.
Dia kelihatan seperti akan protes pada awalnya saat penis hitam Jay menerobos masuk ke dirinya..
dan langsung mengerang begitu penis Jay telah menyentuh dinding rahimnya.

Jay segera membuat gerakan memacu.. mengocok vaginanya..
Yang segera saja menghantarkan Amanda pada gerbang orgasme keduanya.. sebuah klimaks yang panjang.
Wajahnya mengekspresikan perpaduan antara rasa sakit dan kenikmatan tiada tara.

Seiring dengan Amanda yang tengah menikmati ledakan orgasmenya.. aku tarik Jay dari tubuh Amanda.
Penis hitam panjangnya nampak berkilat berkilauan oleh cairan Amanda.

Rai menarik Amanda.. memeluknya dalam dekapan dadanya. Mengisap dan menggigit puting Amanda..
kemudian menempatkan penisnya dalam vagina Amanda yang telah kosong.

Amanda menurunkan pantatnya perlahan memasukkan penis Rai yang ukurannya masih terlalu besar baginya..
hingga akhirnya dapat tertampung masuk seluruhnya.

Dia mulai menaik turunkan pantatnya di atas tubuh Rai. Lenguhan nikmatnya bergema di seluruh sudut kamar.
Rai memegang erat pinggangnya menarik turun tubuhnya.. beradu dengan tubuhnya sendiri..
hingga mengekspos belahan pantat Amanda pada Rai.

Aku mengambil Baby Oil dari kamar mandi Amanda.. kemudian melumurkannya pada batang penis Jay.
Jay memposisikan dirinya di belakang Amanda..
Kemudian mulai memaksakan penisnya untuk masuk dalam lubang anus Amanda yang masih perawan.

"Ahhhhh.. jangan di sittuhhh..!!" Sontak Amanda berteriak memohon jangan dan tidak berulang-ulang.
Mencoba melepaskan diri dari penis Jay di belakangnya.

Rai mendekapnya erat dalam pelukannya.. tangannya melingkar erat di pinggang Amanda.
Jay kini mulai dapat memasukkan kepala penisnya ke dalam lubang anus Amanda..
Kemudian menekan batang penisnya perlahan lebih ke dalam.

Amanda nyaris berteriak keras..
begitu Jay akhirnya berhasil memasukkan seluruh batang penisnya ke dalam lubang anusnya.

Bersamaan dengan penis Rai di dalam vagina Amanda..
Jay mulai mengayun maju mundur penisnya dalam lubang anus Amanda dengan variasi dangkal-dalam..
menyebabkan Amanda langsung mendongakkan kepalanya ke atas.

"Arrrgghhh..!!" Jay menggeram hebat begitu spermanya menyembur dalam anus Amanda.
James tiba-tiba menggantikan posisi Jay dan segera meggasak kembali lubang anus Amanda.

Sperma Jay meleleh keluar dari lubang anus Amanda begitu James melesakkan penisnya ke dalam.
Dia juga tak sanggup bertahan lama dan dalam menit berikutnya menanamkan penisnya dalam-dalam.
Mencengkeram dan memukul bongkahan pantat Amanda.. menariknya rapat-rapat menempel erat dengan tubuhnya.

Pinggangnya bergerak cepat maju mundur..
mengiringi pengisian lubang anus Amanda dengan spermanya lebih banyak lagi.
Rai mengeluarkan penisnya dan mengincar lubang anus Amanda sebagai pelepasan terakhir juga.

Untuk 10 menit ke depan Rai menggoyang Amanda dari belakang.
Aku mendekati Amanda dan menarik rambutnya ke belakang membuat wajahnya menengadah ke atas.
Langsung kuberi dia ciuman yang panjang dan dalam.

Kemudian menyodorkan vaginaku ke depan wajah, hidung dan mulutnya.
Kupegang kepalanya dan mendekatkannya pada bibir vaginaku.

Kulingkarkan kedua pahaku pada lehernya..
Memaksanya untuk membenamkan mulut dan lidahnya lebih dalam lagi pada vaginaku..
dengan tanganku yang mengendalikannya dari belakang kepalanya.

Dan meledaklah orgasmeku. Refleks kuhimpit kuat-kuat kepalanya dengan kedua belah pahaku.
Menekan ke depan pantatku agar semakin dalam wajahnya tenggelam dalam vaginaku.

"Ngggghhhhhh aaahhhhh..!!" Aku menggeram hebat.
Tubuhku mengejang-ngejang untuk beberapa saat.,. lalu lemas menyelubungiku.
Amanda segera menarik kepalanya dari jepitan kedua pahaku seperti orang yang kehabisan nafas.

Rai mendekatkan kepalanya ke arah vaginaku.. kemudian langsung mengisap habis cairan kenikmatanku..
membuat wajahnya belepotan karenanya.

Jay dan James mengocok batang penis mereka..
saat Rai berteriak bahwa orgasmenya sudah dekat di dalam lubang anus Amanda.
Rai menarik keluar penisnya dari anus Amanda dan segera mengocoknya di depan wajah Amanda.

“Arrghh..!!” Teriakan Rai mengiringi tembakan spermanya..
pada wajah.. pipi dan mulut Amanda yang terbuka menunggu.

Detik berikutnya Jay sudah berada di antara paha Amanda..
dan bersiap untuk memasukkan batang penisnya dalam vagina Amanda yang sudah sangat basah.
Berdiri di ujung tempat tidur.. dia memegangi kedua tumit kaki Amanda dan mulai menggoyang Amanda kembali.

Bibir tengah vagina Amanda mencengkeram erat sekeliling batang penis Jay..
Seiring tiap hentakan.. kelentitnya ikut tedorong masuk.. begitu Jay menekan masuk penisnya.

Orgasme Amanda berkesinambungan.. Jay menggeram keenakan.
James kemudian melumuri payudara dan perut Amanda dengan spermanya.

Jay tidak mengendorkan gerakannya sampai pada saat penisnya terasa akan meledak oleh dorongan spermanya..
Hingga akhirnya menyemprot dan menyirami rahim Amanda dengan guyuran sperma panasnya.

Amanda berbaring terlentang dengan kaki yang masih terpentang lebar.
Cairan sperma melumuri sekujur tubuhnya.. dan meleleh keluar dari kedua lubang bawahnya.

Para pria mengoles-oleskan penis mereka yang basah pada wajah Amanda.
Sedangkan aku juga telah mendapatkan lagi orgasmeku sendiri dengan permainan jari tanganku.

Aku pandangi Amanda.. lalu mulai menjilat dan mengisap membersihkan sekujur tubuhnya dari sisa-sisa sperma.
Tangannya membelai rambutku saat aku membersihkan sperma para pria yang masih tertinggal pada vaginanya.

Aku kenakan kembali pakaianku secepat aku melepasnya tadi..
Kemudian bilang pada mereka kalau aku tak dapat tinggal lebih lama lagi.

Dan harus segera pulang.. karena suamiku sedang ada di rumah sekarang.
-------ooOoo-------

Aku terbangun keesokan harinya. Segera ke rumah Amanda begitu suamiku berangkat ke kantor.

Ahhhh..!! Aku harus mencari tau tentang semua kejadian semalam..! F(. )I( .)N
--------------------------------------------------------ooOoo-----------------------------------------------------
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd