--------------------------------------------------------ooOoo--------------------------------------------------------
Cerita 220 – Malaikat Atau Setan..?
[Part 1] – Kopi Hangat..!
Sesosok mahkluk dengan dua tanduk di kepalanya serta berekor lancip berjalan santai sambil tersenyum senang..
karena baru saja menjerumuskan dua remaja yang baru dilewatinya.
Yang pria masih semester 1.. baru lulus SMA dan masuk di perguruan tinggi swasta terkenal di sana.
Sementara yang perempuan adalah mahasiswa semester tiga.. di sebuah perguruan tinggi berbeda..
Ya. Sebuah perguruan tinggi yang juga cukup terkenal di kota itu. Mereka tinggal dalam satu tempat kost.
Dengan rayuan mautnya.. sosok itu mampu membuat dua remaja tersebut melakukan dosa.
Jam menunjukkan pukul setengah dua dinihari..
ketika Bastian masih saja berguling-guling di kasurnya, berusaha memejamkan mata.
Ini memang bukan kali pertama.. karena memang hampir setiap malam Bastian selalu tidur larut.
Bahkan ketika matahari menyingsing baru bisa membuat cowok bertubuh pendek ini terlelap.
Bastian beranjak dari tempat tidurnya.. menyalakan laptop dan membuka Facebook..
untuk melihat teman-temannya yang sedang online, juga sekedar update twit**ter.
Namun itu belum membuatnya mengantuk. Ia lantas membuka folder berisi film bokep..
Tetapi dia merasa bosan karena seluruhnya sudah pernah dia tonton.
Ah.. bikin kopi aja deh. Habis itu ngegame.. katanya dalam hati.
Dia lalu mengenakan kaos dan keluar kamar. Di dalam kegelapan.. Bastian berjalan menuju dapur.
Dinyalakannya kompor untuk membuat secangkir kopi.
Kopi hitam kesukaannya yang selalu menemaninya setiap malam.
Dilihatnya di halaman belakang ada seseorang wanita yang duduk di gazebo dekat taman.
"Ngapain Mbak di sini sendirian..?" Tanya Bastian menyapa.
"Heh.. kamu, Bas..! Bikin kaget saja..” Eva terlihat kaget akan kedatangan Bastian yang tiba-tiba.
"Habisnya aku lihat Mbak Eva sendirian saja malam-malam begini di luar.
Apalagi pakai daster putih begitu, aku pikir setan..” tegas Bastian.
"Hihihi..! Mana ada setan secantik aku..?" Eva menyombong.
"Sini kamu duduk temenin aku..!"
"Oh iya.. nih aku bikinin kopi..” kata Bastian sambil menyodorkan secangkir kopi.
"Ngapain sih Mbak di sini sendirian..? Bengong begitu aku lihat..” tanya Bastian penasaran.
"Ah, tadi aku kepanasan, AC di kamar mati. Yah sudah aku ke sini, nggak bisa tidur juga.
Mau ke kamar Nabilla.. tau sendiri dia kalau sudah tidur kaya kebo..” jawab Eva panjang.
"Lah kamu sendiri ngapain,,?" Eva balik bertanya.
"Aku kan memang susah tidur, Mbak..” jawab Bastian singkat.
Eva menyeruput kopi hitam pemberian Bastian.. dia yang saat itu mengenakan daster tidur pendek..
berwarna putih bermotif bunga sungguh terlihat seksi dengan dada yang menjulang tanpa ada penyangga di baliknya.
Hal itu menjadikan Bastian tertarik untuk memperhatikan.
"Eh.. Mbak nggak dingin pakai baju begitu di luar kayak gini..?" Tanya Bastian.
"Enggak, aku sudah biasa. Dari dulu aku juga gini kalau malam-malam, aku suka duduk di sini sendirian..” jawab Eva.
"Eh.. kamu sudah punya pacar belum..?"
"Belum, Mbak. Nggak kepikiran buat pacaran. Hehehe..” jawab Bastian sambil tertawa ringan.
"Emang nggak ada yang cakep apa di kampus kamu, masa sedikit pun nggak ada yang kamu suka sih..?” Sambung Eva.
"Ada sih, Mbak. Malah sebenarnya ada satu yang aku suka.'' jawab Bastian menjelaskan.
"Siapa, Bas..?"
"Hmm.. dosen aku..” jawab Bastian malu-malu.
"Wah.. kok kamu maniak tante-tante sih, Bas..?” Tanya Eva heran.
"Dia masih muda kok. Bahkan penampilannya trendi. Orang nggak bakal mengira kalau dia adalah dosen..”
Jawab Bastian menjelaskan. “Ooo..” Eva manggut-manggut.
Tak lama dia mulai menyandarkan kepalanya di bahu kiri Bastian.. tangannya mulai merangkul pinggul Bastian.
"Bas.. kamu ternyata nggak seperti yang aku kira..” Eva berkata lirih.
"Memang kenapa, Mbak..?” jawab Bastian.
"Awal aku kenal kamu, kukira kamu anaknya sombong dan nggak mau bergaul.
Tapi ternyata enggak, malah kamu baik sekali sama aku..” jelas Eva.
"Yah.. itu kan kewajiban kita sebagai temen, Mbak. Apalagi kita satu kos..” jawab Bastian.
"Kamu tuh baik, ganteng, sayang aja kamu pendek. Coba kalau nggak, aku mau jadi pacar kamu..”
Kata Eva dengan suara lirih dan nada yang sedikit genit.
Bastian hanya tersenyum mendengar pernyataan itu. Eva melepas pelukannya dan memandang ke arah wajah Bastian.
Seolah ada magnet cinta di antara mereka, wajah mereka semakin mendekat dan..
“Muacchhh.. muachhh.. muachhhh..!!” Ciuman pun terjadi.
Ternyata Eva adalah wanita yang unggul dalam berciuman.
Detik-detik awal Bastian sempat kewalahan dengan permainan bibir dan lidahnya.
Eva berusaha menyedot lidah Bastian dalam-dalam..
Tetapi Bastian tak membiarkan karena ia tak mau kalah dalam permainan ini.
Disibaknya bibir Eva dan dicarinya lidah gadis itu, kini ia yang mengambil alih.
Bastian menyedot dalam-dalam lidah Eva yang basah, air liurnya banyak sekali yang ia telan.
Mereka menyudahi aksi itu dengan kening dan hidung saling menempel.
Mata keduanya menatap sayu, jauh lebih redup dari sebelumnya.
Dengan cepat Eva langsung meraih kontol Bastian yang masih terbungkus celana boxer tanpa cd.
Dahinya berkerut, nampaknya dia heran oleh sesuatu.
"Kok kontol kamu gede sih, Bas..?" Tanya Eva dengan nada genit.
"Yah.. kan lagi dekat sama wanita cantik, dia jadi bangun..!" Jawab Bastian asal.
Eva kembali mengeluarkan senyumnya sambil terus memegangi kontol yang sudah sangat tegang itu.
Dia berusaha mengeluarkan dari sela-sela boxer Bastian yang memang agak longgar.
Matanya terlihat kagum dan terus tertuju memperhatikan setiap detail dari kontol yang gagah itu.
Bastian memang pendek, tapi dia adalah lelaki pendek dengan kontol besar.
Eva perlahan menggenggam kontol itu dengan tangan kirinya.
Telunjuk dan jempolnya memainkan ujung kepala kontol Bastian yang mengkilat oleh cairan pembuka.
"Mbak Eva tau nggak, sudah lama aku memimpikan ini, Mbak..” kata Bastian sedikit curhat masa lalu.
"Ah, masa’ sih..?" Jawab Eva sedikit tak percaya sambil terus menggenggam kontol Bastian dan sedikit mengelusnya.
Matanya terus menatap takjub.
Dia menyingsing celana boxer Bastian hingga bola-bolanya ikut keluar..
kemudian dia segera mengocok batang kontol itu dengan penuh gairah.
Sungguh ahli Eva memainkan kontol Bastian.. baru sebentar saja tapi rasanya sudah sungguh nikmat.
Benar-benar tidak mengecewakan.
“Ahh.. hhh.. hhh..” Bastian pun mulai sedikit mengerang karena permainan tangan Eva yang sungguh luar biasa itu.
Eva menghentikan kocokannya sebentar.. lalu tanganya pindah ke belahan dasternya yang lebar..
kemudian meloloskan dua gundukan kembar yang lumayan besar.
“Gimana, Bas, payudaraku bagus nggak..?" Kata Eva memamerkan bentuk payudaranya sambil sedikit meremasnya.
Glekk..!! Bastian menelan ludah melihat gundukan besar itu.
Payudara Eva mengingatkannya pada payudara Tante Natasha yang sempat ia pegang dan diemutnya beberapa bulan lalu.
"Kok kamu melongo aja, Bas..? Jangan diam saja donk..! Dipegang kek, diemut kek, malah dianggurin..!?"
Seru Eva menyuruh Bastian memainkan payudaranya.
Perlahan Bastian memegang payudara itu dengan kedua tangannya.
Hmm.. sungguh sangat kenyal rasanya, dengan puting berwarna pink kecoklatan yang menjulang besar.
Nikmat sekali saat disentuh hingga tanpa sadar Bastian meremasnya dengan cukup keras.
"Auw.. ahh.. jangan keras-keras, Bas..!!" Protes Eva dengan suara lirih.
"Maaf, Mbak. Habis kebiasaan meremas susunya Tante Natasha sih, hehe.."
Bastian lalu meremasnya dengan lembut. Sesekali ia mainkan putingnya yang besar dan sedikit dipelintir ringan.
Eva mendesah.. wajahnya menengadah dan mulutnya terbuka. "Aah.. aah..ahh.. terus, Bas! Aahh..."
Bastian meremas lagi payudara itu sambil mendorong perlahan tubuh Eva ke dalam gazebo.
Ia baringkan di atas lantainya yang terbuat dari kayu.
Disingsingkannya gaun tidur tipis Eva agar lengan gadis itu dapat terlepas.
Dengan tangan tetap meremas payudara, bibir Bastian mulai bermain di leher Eva yang jenjang dan putih.
Ia jilati seluruh leher Eva yang harum oleh keringat. Wanginya membuat Bastian semakin terbuai.
Ia telusuri leher Eva hingga berhenti di atas payudara.
Ditiupnya pelan puting Eva yang telanjang hingga membuat gadis itu sedikit menggelinjang.
"Aaahhh..” Eva mendesah panjang. Nampaknya dia merupakan tipikal gadis yang cepat mendapatkan gairah.
Bastian mengisap pelan puting Eva yang sebelah kiri dan menjilati dari dalam dengan lidahnya.
Eva nampak sangat menikmati permainan itu..
Ditambah kini tangan kanan Bastian yang terus-menerus meremas bulatan payudaranya.
Tak peduli dengan erangan Eva..
Bastian terus mengisap puting gadis itu secara bergantian dengan jilatan di seputar gundukan payudara.
Tangannya juga semakin kencang dalam meremas.
Karena tak kuat menahan gairah, Eva memainkan sendiri memeknya dengan kedua tangan.
Jarinya ia colokkan masuk memainkan klitoris yang tersembunyi di balik celana g-string warna merah yang belum dilepas.
“Ahh.. hhh.. ohh.. aah..” Eva mendesah oleh permainan tangannya sendiri..
Sedangkan Bastian masih asyik bermain dengan payudaranya sedari tadi.
Pemuda itu menjilat putingnya kiri dan kanan secara bergantian.
Kini Eva hanya memainkan memeknya hanya dengan tangan kiri..
sedangkan tangan kanannya berusaha menarik-narik batang kontol Bastian yang sedari tadi menggantung ke bawah.
"Ooh.. enak, Mbak..!" Kata-kata itu yang keluar dari mulut Bastian. "Ahh.. terus, Mbak..!!"
Kocokan Eva membuat Bastian semakin liar dalam mempermainkan payudara..
sehingga Eva semakin keras mengeluarkan desahan.
Khawatir penghuni kost yang lain mendengar.. Bastian menutup mulut gadis itu dengan bibirnya.
Kini ia mencoba memainkan jari di memek Eva yang sempit.
Jari tengah dan jari manis coba ia masukkan ke dalam bibir memek itu.
Bastian hanya mendiamkanya tanpa mengocok, jempolnya menyentuh klitoris Eva dan sedikit menekan.
“Ahhhh.. hhhh..” Eva berusaha mendesah dan melepaskan ciuman.
Bastian mengocok perlahan memek gadis itu yang terasa sempit di jarinya.
Ia kocok terus hingga terasa jarinya menjadi sangat basah.
“Aah.. hhh.. teruss, Bas! Aah.. hhh.. hhh..” Eva jadi tambah merintih.
Bastian mempercepat kocokan di memek Eva yang semakin deras mengeluarkan cairan.
Eva membalas dengan kian gemas meremas-remas kontol panjang Bastian, ditarik-tariknya kuat ke bawah.
“Aah..” Bastian menikmatinya. Ia kocok lagi memek Eva dengan cukup keras..
hingga bunyi kecipak menggema di telinga mereka berdua.
Bastian juga mengulum puting Eva bergantian dan sedikit menggigit-gigit pelan.
“Ahh..” Eva terus mengerang..
sampai terasa paha mulusnya semakin merapat dan menjepit pergelangan tangan Bastian.
Bastian tau kalau gadis itu akan segera mendapatkan orgasme.
Maka ia semakin kencang mengocok liang memeknya. “Bass.. ahh.. ahhh.. a-aku mau keluar..!”
Eva mengerang panjang disusul dengan tubuhnya yang mengejang..
Dan dia menarik tubuh Bastian lalu memeluknya erat. “Ahh.. Bass! E-enak sekali.. aah.. hhh.. hhh..”
Srrrr.. serrr.. srrr..!! Terasa ada semburan di dalam memek Eva yang mengenai jari Bastian,hangat sekali.
Dinding memeknya makin berdenyut dan menjepit, pantatnya naik turun. Eva terus memeluk.
“Ahh.. hhh.. kamu hebat sekali, Bas..! Aah..” Eva sedikit memuji dengan desahannya.
Napasnya masih memburu.. kedua kakinya masih sedikit mengejang-ngejang.
Bastian melepas jarinya dalam satu sentakan.
Lalu ia sibak kedua paha Evadan melepas celana dalam model g-string miliknya.
Kini terpampang sudah celah kenikmatan gadis itu dengan sedikit bulu yang menghiasi.
Bentuk memeknya masih terlihat bagus dan rapat. Bau khas cairan kewanitaan menyeruak di hidung Bastian.
Bau semacam inilah yang selalu membuatnya terangsang dan selalu ingin ia nikmati.
Bastian mendekatkan wajah di depan mulut memek Eva.. lalu menjulurkan lidah..
dan mulai memainkan di ujung tonjolan kecil di atas celah kenikmatan gadis itu.
Eva sedikit kelojotan dan mendesah panjang. "Aaaahhh..!!” Dia meremas rambut Bastian..
Seolah meminta untuk tetap di situ. Lidah Bastian terus bermain-main.. berputar menggelitik..
Dan kadang menyedot klitoris milik gadis yang juga berprofesi sebagai model ini.
Eva hanya mendesah dan bergetar menerima setiap perlakuannya.
Tangannya kian menjambak rambut Bastian..
ketika pemuda itu kian dalam memainkan lidah di dalam liang kewanitaannya.
Bastian menjulurkan lidah ke depan, makin masuk ke dalam dinding memek Eva.
Ujung hidungnya ia gesekkan tepat di atas klitoris gadis itu. Gerakannya makin dipercepat.
Lidahnya juga semakin liar dalam memainkan perannya..
Cairan dari dalam memek Eva yang terasa asin kian membanjiri kerongkongannya.
Bastian sungguh bergairah ketika Eva menyebut namanya. "BASTIAN.. aah.. aah.. kamu kok jago sekali sih..?”
Pantat gadis itu mulai naik turun, napasnya memburu.
Hampir sepuluh menit sudah Bastian bermain di dalam lubang memek Eva.
Ia menyedot.. menggesek dan menjilati..
sembari tangannya terus bergerilya di atas gundukan payudara Eva yang menjulang tinggi.
Eva semakin bergetar, dia semakin meracau tak karuan.
Desahan dan suara yang keluar dari mulutnya sudah tak terkontrol lagi. Bastian membuatnya kalah dinihari itu.
"Aah.. Bass.. akuu.." Terasa ada semburan yang berasal dari dalam liang memek Eva, ini ejakulasinya yang kedua.
Eva mendapatkan duakali dan Bastian belum sama sekali.
Bastian tersenyum bangga ketika ia melihat wajah Eva yang sedang menikmati orgasmenya yang kedua.
Eva nampak bahagia, senyumnya lebar dan matanya terpejam.
Bastian mendekati wajah cantik itu dan berbisik di telinga..
"Siap-siap yah, Mbak. Setelah ini Mbak akan mendapatkan hal yang luar biasa.."
“Aah.. hhh.. hhh..” Eva hanya bisa mendesah berulang-ulang. Napasnya memburu menikmati sisa-sisa orgasme.
Bastian mencium bibirnya namun tak dalam, hanya sekedar untuk membangkitkan birahi Eva kembali.
Ia ciumi seluruh dada gadis itu dan menjilati putingnya secara bergantian.
Kini Bastian memposisikan diri di atas tubuh bugil Eva yang pahanya sudah terbuka lebar-lebar dan sedikit ditekuk ke atas.
Memeknya terlihat memerah dan sangat merekah. Indah sekali dengan cairan yang membuatnya jadi sedikit mengkilat.
Sleppp..! Pelan Bastian menempelkan kepala kontolnya di bibir memek Eva.
Slepp.. slepp.. slepp.. slick.. slick.. Ia gesekkan naik-turun dan sengaja sedikit ditekan ke bagian klitoris.
"Ahhh..” Eva mendesah. "Sudah, Bas. Buruan masukin. Aku nggak tahan.."
"Sabar donk, Mbak..” jawab Bastian menenangkan.
Slebb.. Clebb..! Ia coba mendorong, ternyata cukup sulit untuk dimasukkan.
Sempit sekali dinding memek Eva, seolah jarang digunakan..
Padahal sudah banyak lelaki yang mengantre setiap saat untuk merasakannya.
Cukup lama Bastian mencari posisi yang pas pada batang kontolnya..
Hingga akhirnya cairan pelumas membantunya dalam memasuki. Bleessseph..!!
Kontolnya meluncur.. menyeruak ke dalam belahan bibir memek Eva.
Bastian sengaja membiarkannya sejenak tanpa melakukan gerakan apapun.
"Aah.. buruan goyang..!" Eva mulai meracau.
Bastian mendekatkan wajahnya ke depan wajah si cantik dan mengecup kening Eva.
"Mbak sungguh luar biasa..!" Bisiknya sembari menarik batang kontol dan dihentakkannya lagi dalam-dalam.
Pelan Bastian mulai memacu kontolnya dengan kecepatan sedang sambil menciumi leher Eva yang berkeringat.
Payudara gadis itu nampak semakin menegang, pentilnya mencuat keras. Keringatnya semakin bercucuran.
Gemericik bunyi air di kolam dan paparan sinar rembulan menjadi saksi pergulatan muda-mudi itu.
Pinggul Bastian terus menyentak hingga membuat payudara Eva yang besar bergoyang-goyang indah.
Sesosok mahkluk dengan dua tanduk di kepalanya menyaksikan semua itu dengan senyum lebar tersungging di bibir.
Ekornya yang lancip bergerak pelan.. menandakan kalau dia puas dengan usahanya.
"Ahh.. ahh..!!” Bastian mulai mendesah menikmati sensasinya. Memek Eva sungguh luar biasa, rapat dan licin.
Terus ia memacu dan memompa pada posisi yang sama hingga lima menit kemudian Bastian memiringkan tubuhnya.
Lalu ia memacu lagi dengan sekuat tenaga.. Jlebb-jlebb-clebb-clebb-crebb-crebb-clekk-clekk..!!
Eva jadi tambah mengerang meminta ampun. "Ahhh.. Bass..! Aah.. hhh..hhh.. hhhhh..”
Bastian melepas batang kontolnya, meminta Eva untuk berpindah posisi. Dia di bawah dan Eva di atas.
Perlahan Eva mengarahkan memeknya pada kontol panjang Bastian. Slebbb.. Clebb..!!
“Aaahhh..” dia mendesah sendiri begitu memeknya kembali terisi. Jlebb..!!
Bastian memberikan hentakan ke atas sampai badan Eva sedikit tersentak.
Gadis itu mulai bergoyang naik turun. Clebb.. clebb.. clebb.. crebb.. crebb.. crebb..!!
Kontol Bastian terasa dipijat oleh dinding-dinding memeknya yang super rapat itu.
Diremasnya payudara Eva yang bergelantungan layaknya pepaya mengkal.
Bastian meremasnya sembari Eva terus menaik-turunkan pantat, tangan gadis itu bertumpu pada dadanya.
“Ah.. berhenti sebentar, Mbak..” Bastian bangkit dan meraih leher jenjang Eva.
Ia cium dan dibelainya lembut punggung Eva yang halus. "Mbak, memekmu sungguh luar biasa..!"
Eva hanya tersenyum, kemudian dengan cepat menyambar bibir Bastian dan melumatnya rakus.
Bastian memagut balik dengan tak kalah liarnya. Mereka berciuman sambil terus berpelukan.
Bastian menggunakan kesempatan ini karena ia tak mau lekas orgasme.
Ia atur kontolnya agak dapat bertahan lebih lama lagi.
"Kamu hebat, Bas. Aku sudah keluar tigakali, kamu sama sekali belum..” kata Eva manja sambil menatap wajah Bastian.
Bastian hanya tersenyum sambil meremas bokong Eva yang sintal.
Keduanya terus berpelukan dengan posisi kontol Bastian masih menancap di dalam liang memek Eva.
Bastian menggeser tubuhnya ke arah pinggiran gazebo.
Kedua tangannya masih asyik bermain di bulatan bokong sintal Eva.. sambil sesekali jarinya berusaha membelai lubang anus.
Tetapi ketika hendak sedikit menusuk, Eva menghentikan aksi itu.
"Jangan, Bas. Aku belum pernah..” katanya sambil memegangi tangan Bastian.
"Kuganti sama ini saja.." Eva kemudian berdiri dan berjongkok di hadapan Bastian yang masih duduk di pinggiran Gazebo.
Dipegangnya batang kontol pemuda itu dan sedikit dikocok dengan lembut.
Kemudian Eva mendekatkan wajah dan membuka mulutnya lebar-lebar.
Dia lahap habis dua biji zakar Bastian, disedot dan dimainkannyadengan lidah.
Sementara tangannya terus mengocok pelan batangnya yang masih kaku.
“Ohh..” Bastian paling tidak suka seperti ini. Dia akan cepat keluar. "Mbak.. aahhh..!"
Eva terus bermain dengan kontol dan buah zakar Bastian, kini dia mengisap dalam-dalam dengan mulutnya.
Dia masukkan hingga terasa menyentuh ditenggorokan. Eva bahkan kadang sedikit tersedak.
“Aah.. Mbak..! Sudah..! Nanti aku cepat keluar kalau digituin.."
Untungnya Eva menyudahi aksinya setelah diminta. Kini dia berdiri membelakangi Bastian.
Pemuda itu memeluk tubuhnya dari belakang dan membelai bulatan payudaranya yang menggantung indah.
Bastian menempelkan sekali lagi ujung kontolnya di bibir memek Eva.. lalu disentaknya dengan sekuat tenaga.
Sleeep.. Jlebb..!! Kontol itu langsung melesak terbenam.. masuk seluruhnya di liang memek Eva.
“Ahhhhh..!!” Eva mengerang. Dia merintih setiapkali pinggul Bastian menyentak.
CONTIECROTT..!!
--------------------------------------------------------ooOoo--------------------------------------------------------