Pecah Utak
Pertapa Semprot
------------------------------------------------------ooOoo-------------------------------------------------------
Cerita 200 – The Orgy Club
[Chapter 3] – Buih Cinta di Tengah Lautan Birahi [1]
“Amel. Ya.. dia sebenernya anak yang baik.. orangnya gak bertele-tele.. pinter lagi.
Gua baru tau cerita dia kaya gitu, ke gua aja yang kenal lebih lama belum pernah cerita, tapi ke lu udah..
Gua rasa dia juga sebenernya ada hati ke lu Ric..” kata Indra mangut-mangut mendengar Curhatku.
“Oh iya makasih Mas..!” Katanya pada si mas pembantu kantin yang baru mengantarkan pesanannya.
Saat itu jam setengah sepuluh pagi, baru bubaran kuliah pagi. Kami makan pagi sambil ngobrol mengenai orgy club..
Di mana aku baru saja menjadi newbie-nya yang berkat rekomendasi dari temanku yang satu ini.
Dan baru pada Indra-lah aku Curhat mengenai perasaanku terhadap Amel..
yang tiba-tiba saja timbul setelah aku ML dengannya.. dan ia mulai terbuka padaku.
Aku tidak ingin langsung mengatakan ini cinta.. karena aku ingin lebih berhati-hati mengenai yang satu itu..
agar tidak sakit hati lagi setelah dikhianati mantanku.
“Ya itulah aneh kan nDra.. gua kayanya ada rasa ke dia tapi malah enjoy kalau liatin dia digituin sama orang lain.
Lagian dia itu kan lebih tua dari gua.. gua pengennya yang lebih muda dari dulu juga..”
“Haiya.. masa' soal itu aja dimasalahin..? Kaya milih-milih mobil. Gini aja deh bro..
mulai sekarang gua ga akan pernah nyentuh si Amel lagi sampe lu mutusin kalau lu emang ga pengen macarin dia..”
“Pacarin..? Wah.. gua belum kepikir ke situ sumpah.. buru-buru mutusin.. pacarin malah bikin sakit ati kaya yang dulu-dulu..”
“Udah.. nyantai aja mikirnya. Jodoh gak jodoh udah ada yang atur.. kalau lu mau minta pendapat cewek soal ini ke Kak Angel deh.
Dia itu cewek yang dewasa bukan cuma umur.. tapi juga pemikiran. Dia paling enak buat teman curhat, percaya deh..”
Tiba-tiba BB Indra berbunyi dan ia mengangkatnya lalu berbicara selama beberapa saat..
Aku cuek meneruskan makanku sampai ia menyelesaikan bicaranya.
“Huh sialan.. baru inget habis masa aktif..!” Gerutu Indra ketika mengirim pesan yang gagal.
“Mau pake yang gua dulu..?” Tawarku.
“Ngga.. ntar aja.. eeehh hhmmm.. Ric..!”
Tiba-tiba wajah Indra tersenyum penuh arti sambil memandang lurus ke belakangku.
“Apa..?” Jawabku
“Gua lagi butuh pulsa nih, mau ga kita taruhan kalau gua menang lu isiin mentari 100 buat gua, gimana..?” Tantangnya.
“Kalau lu ga menang gimana..?” Tanyaku lagi
“Ntar gua yang beliin pulsa buat lu kalau dah habis..”
“Boleh.. taruhan apa emang..? Bola..?” Aku menyeruput air mineralku.
“Bukan.. lu pasti seneng deh. Tuh lu liat di sana.. tuh dokter itu..!”
Aku menengok ke belakang mengikuti pandangan matanya.. kulihat Dokter Lea..
Salahsatu dokter klinik kampus dan juga salahsatu dosen di fakultas kedokteran..
baru saja menyelesaikan makannya dan hendak beranjak.
“Dokter Lea, napa emang..? Naksir, lu..?”
“Gini.. kalau gua bisa ngentotin dia, gua menang, deal..?” Katanya dengan suara dipelankan.
Aku menanggapinya dengan tertawa.. aku pikir temanku ini tidak waras atau apa. Ini kan namanya cari penyakit..
Dia kira ini di kost/klub apa..? Bisa begituan seenaknya..? Apalagi dengan dokter kampus.. kena gampar saja masih untung.
Paling parah bisa-bisa di-DO.. atau malah dituntut pelecehan seksual.
“Hiihihi.. Dra.. Dra, otak lu korslet ya..? Kelamaan di klub ditambah nyandu JAV sama hentai ya..!” Tawaku
“Sekarang lu ketawa.. nanti kita liat hasilnya, gimana..? Deal ga..?” Tantangnya lagi.
Aku jadi penasaran juga nih.. pakai cara apa dia kira-kira, Indra ini memang orangnya supel..
dan dengan lawan jenis gampang akrab. Tapi kalau bisa merayu dokter kampus sampai mau diajak ML dalam sehari..?
Rasanya ‘mission imposible’.
Maka kutepuk sambutan telapak tangannya pertanda menerima tantangannya.. kan lumayan tuh dapet pulsa seratus ribu.
“Oke deal ya..! Yuk.. sekarang ikut gua. Dia pasti balik ke klinik.. ayo mumpung hari Jumat.. lagi ga banyak orang..” ajaknya.
Aku mengikuti Indra ke klinik kampus dekat fakultas kedokteran..
Suasana hari Jumat tampak lenggang seperti biasanya.
Kamipun tiba di depan klinik itu, Indra mengetuk pintunya. “Masuk..!” sahut suara wanita dari dalam sana.
“Ehh.. kamu Ndra, ada perlu apa nih..?” Tanyanya ramah, ia sedang membaca dokumen medis di mejanya.
Sebagai gambaran.. Dokter Lea ini adalah seorang wanita 30 tahun dengan rambut pendek sebahu.
Wajahnya yang imut dan murah senyum.. membuatnya terlihat lebih muda dari usia sebenarnya.
Aku sendiri agak tidak percaya ketika belakangan mengetahui usianya.
Aku sih hanya sekedar tau saja tentang dirinya.. memang banyak yang bilang ia adalah dokter cantik..
tapi tidak sampai kenal karena aku tidak pernah sakit sampai harus ke klinik kampus.
“Pagi Dok.. mau medical check up nih..!” Sapa Indra.. “Ini teman saya Rico..” ia memperkenalkan diriku.
“Rico..” aku menjabat tangannya yang halus.. lalu duduk di depan mejanya bersama Indra. Ia tersenyum manis sekali.
“Lagi ga sibuk kan Dok..?” Tanya Indra.
“Gak kok, biasa hari gini emang sepi, yang mau medical check up kalian berdua nih..?”
“Iyah Dok, saya aja dulu ya..!” Kata Indra.
“Baik.. yuk duduk di ranjang sana..”
Dokter Lea menutup map-nya dan berjalan ke arah ranjang pasien di pojok.
Indra mengikuti dari belakang, aku jadi makin penasaran apa yang akan dilakukannya..
Masa' dia mau senekad itu memperkosa Dokter Lea..?
Beberapa langkah dari ranjang pasien.. tiba-tiba Indra menarik lengan Dokter Lea..
kemudian membalikkan tubuhnya menghadap dirinya lalu didekapnya erat. Mulut Indra langsung nyosor mencium bibirnya.
“Ahhh.. Dra! Kamu gila yah..!?” Serunya sambil memalingkan muka.. melepaskan diri dari mulut Indra..
yang mulai nakal dan sudah mulai menciumi lehernya.
“Ah, dokter ini. Santai aja.. dia member klub terbaru kok..” sahut Indra enteng..
kemudian dengan sigap ia menyingkap rok span hitam Dokter Lea hingga terpampanglah paha mulus dokter cantik itu.
Segera setelah itu Indra mencumbunya habis-habisan.. sehingga Dokter Lea terlihat mulai enjoy..
Hingga akhirnya dia berkata.. ”Uhhh.. dasar.. bilang kek daritadi.. jadi ga usah jaim-jaiman..!”
Suaranya nampak letih.. namun disertai oleh desahan nafsu yang menggelora..
terlebih saat tangan Indra mulai mengelusi pahanya yang indah itu.
Indra mengacungkan jari tengah dan telujuk padaku di belakang punggung Dokter Lea.
Matanya memancarkan kemenangan tanpa melepaskan ciumannya terhadap Dokter Lea.
Selanjutnya ia menunjuk ke arah pintu dan memutar telapak tangan..
Aku yang terpana segera ke arah pintu dan menguncinya.
Kemudian dengan dada berdebar-debar, aku pun menghampiri mereka. Kupeluk tubuh langsing Dokter Lea dari belakang.
Tanganku meraba dadanya yang berukuran sedang, kuremas lembut buah dadanya.. sehingga ia menggeliat.
“Nah.. kenalin Ric, Dokter Lea ini dulunya pernah ngekost di tempat kita. So.. dia ini alumni klub.
Jadi ga usah sungkan-sungkan sama beliau, ya ga Dok..?” Kata Indra sambil meremas payudara Dokter Lea yang satunya.
“Aahh.. diem kamu Ndra.. welcome to the club Ric.. saya suka member baru.. jadi ingin mengenal kamu lebih dalam..”
Dokter Lea menengokkan wajahnya menghadap wajahku dekat sekali, suaranya jadi basah dan penuh gairah.
Lengannya merengkuh leherku dan telapak tangannya mendorong kepalaku ke arah wajahnya.
Bibir kami pun bertemu dan berpagutan panas. Tanganku mulai menyingkap ke atas kaos dibalik jas dokternya..
sehingga bra kremnya terekspos.
“Wow, sudah mahir yah kamu. Sudah pengalaman ya..?” Guraunya setelah melepas ciuman..
sambil meraba selangkanganku, tangan lentiknya meremas penisku.. sehingga semakin menegang saja.
“Belum Dok, baru pernah ML sama satu mantan sebelum gabung ke klub..?” Jawabku mengendus leher jenjangnya..
Hmmm.. aroma parfum berkelas terasa dari tubuhnya.
“Tapi begitu masuk langsung empat cewek dia sikat semua dalam sehari hehehe..” timpal Indra..
yang tangannya tengah mengelusi selangkangan Dokter Lea dari luar celana dalamnya.
“O ya.. nafsu kamu gede juga ya..!” Kata Dokter Lea tersenyum nakal padaku.
"Yuk.. kita ke sana aja.. capek dong berdiri terus gini..!” Ia mengajak kami ke ranjang pasien saja agar nyaman.
Kini ia pun duduk di pinggir ranjang diapit olehku dan Indra di sebelah kanannya.
Aku terus menciumi wajah, bibir dan leher Dokter Lea.. sementara Indra sudah melucuti bra-nya..
Hingga kini terpampanglah kini kedua payudaranya yang bulat sedang dengan puting berwarna coklat itu.
Desahan Dokter Lea semakin liar ketika lidahku menggelitiki lehernya yang jenjang..
Sedangkan Indra bergantian melumat dan meremasi payudaranya.
Bibirku kembali memagut bibirnya.. lidah kami langsung terlibat saling jilat dan belit dengan panas..
sementara tangan kiriku meremas payudara kanannya.
"Ngghhh.. ahhhh.." Ia mengerang tertahan di sela percumbuan kami ketika tangan kiriku turun ke bawah..
kemudian mengelus-elus paha dan selangkangannya. Tubuhnya semakin menggeliat tak menentu dan nafasnya terasa semakin memburu.
Indra naik ke ranjang dan membuka celananya, ia menyandarkan bantal pada tembok agar nyaman berselonjor di ranjang pasien..
“Sepong dong Dok..!” Pintanya memegang penisnya untuk dilayani Dokter Lea..
Ukuran penis Indra ternyata tidak jauh beda dengan punyaku, standar cowok Asia lah.
Dokter cantik itu membaringkan diri menyamping di antara paha Indra.. lalu mencium kepala penis Indra.
Batangnya dan akhirnya memasuk-keluarkan penis itu ke dalam mulutnya.
Tangan kirinya memegang batang penis temanku itu sambil bibir dan lidahnya terus melakukan aksinya.
Secara alamiah, kedua tanganku bergerak melucuti rok spannya hingga lepas.. lalu disusul celana dalamnya.
Kini ia telah telanjang bagian bawah.. tinggal memakai atasan berupa kaos yang sudah tersingkap dan jas dokternya.
Kuamati dengan nanar kewanitaan Dokter Lea.. vaginanya ditumbuhi bulu yang tebal tapi teratur.
Agaknya ia rajin merawatnya.. sebab bulu-bulu itu dicukur rapi..
wuihhh..!! Belahannya nampak menggairahkan membuatku tak sabar untuk segera menikmatinya.
Kuraba wilayah segitiga kenikmatan itu.. jari-jariku mengusap-usap bibir vaginanya lalu kugerakkan keluar masuk ke belahannya.
“Auuwww.. aaahhh.. enak Ric.. terusin ya..!” Desah Dokter Lea sambil menggeliatkan pinggulnya dengan indah.
Setelah beberapa saat mencucuk-cucuk vaginanya dengan jari sampai wanita cantik itu menggeliat-geliat..
Kini aku mendekatkan wajahku ke selangkangannya dan lidahku kujulurkan ke belahannya yang telah becek.
“Ooooohhhh..!” Desahnya sambil mempercepat gerakan mulutnya terhadap penis Indra.
Jariku membuka vaginanya hingga klitorisnya terlihat.
Cuph.. clrupp..! Kuciumi biji kecil itu sambil sesekali melakuan gerakan menyedot.
Bagian sensitif itu sudah tegang sebesar biji kacang hijau. Indah sekali bentuknya.
Apalagi ketika kukuakkan labianya bagian atas klitorisnya.
Kedua labianya kupegang dengan kedua tanganku dan kubuka lebar-lebar..
lalu dengan lembut kujulurkan lidahku menusuk makin dalam ke vaginanya.
“Aaaaaahhhhhh.. Ric pinter juga ya kamu..!” Dokter Lea berusaha mengendalikan erangannya..
Namun sesekali suaranya meninggi tanpa terkendali.
Aku melakukan gerakan mencium.. menjilat.. menusuk.. menyedot secara bergantian..
Bahkan tak urung kuisap klitoris dan kedua labianya secara bergantian.. hingga erangan dan rintihannya semakin keras.
“Ahhh, yes.. eeemmm..!” Indra yang sedang dioral penisnya juga meracau tak karuan.
Kepala Dokter Lea naik-turun mengoral penis temanku.
Tangan Indra tidak tinggal diam, ia meremas-remas payudara Dokter Lea dan memilin-milin putingnya.
Cairan kewanitaan Dokter Lea keluar semakin banyak saja. Sslruppp.. clrupp.. slrupp..
Kusedot dan kutelan cairan bening itu dengan nikmatnya.. hmmm.. gurih rasanya.
Tangan kanannya kini memegang belakang kepalaku dan menekankannya kuat-kuat ke selangkangannya..
sambil menggeliat-geliat seksi. Agaknya ia sudah orgasme.
Kurasakan aliran cairan menyembur dari dalam vaginanya yang langsung kuseruput seluruhnya dengan bernafsu.
Ia menolakkan kepalaku.. mungkin merasa jengah karena kuisap seluruh cairannya, tanpa mau menyisakan sedikit pun.
Aku tidak mengikuti perlakuannya, tapi terus menekan wajahku menjilati sisa cairan orgasmenya yang masih berleleran.
Aku masih melumat vagina Dokter Lea ketika ia mengangkat wajahku lalu mencium bibirku. “Good start Ric, mantap..!” Pujinya.
Kulihat Indra terpengaruh atas orgasme Dokter Lea. “Sekarang aja ya Dok, saya belum dapet nih..!” Ajaknya
“Aaahh.. oke, tapi saya masih capek sih, jadi di bawah ya..” Dokter Lea menelentangkan dirinya di ranjang tersebut..
setelah sebelumnya melepaskan jas dokter, kaos dan bra nya hingga bugil total.
“Ric.. tolong taro di kursi situ aja..!” Pintanya padaku. Aku pun melakukan permintaannya..
Sekalian aku melepas celana dan celana dalam lalu kuletakkan di dekat pakaiannya.
Setelah itu aku kembali ke ranjang tempat peraduan kami.
Indra telah mengambil posisi di antara paha Dokter Lea..
Dan kemudian menggesek-gesekkan penisnya ke bibir vagina dokter cantik itu.
Dokter Lea nampak naik lagi birahinya atas perlakuan Indra.
Slebbb.. blessppp..! Indra menekan penisnya hinggga melesak semakin dalam ke dalam vagina dokter itu.
Dokter Lea sendiri menyambutnya dengan membuka lebar-lebar pahanya.
Kedua kakinya dipentang dan dipegang oleh kedua tangan Indra.
Dokter Lea lalu mengisyaratkan aku mendekatinya. Aku pun naik ke dadanya dan tangannya langsung meraih penisku.
“Keras nih.. kayanya ga bakal mengecewakan, hihi..!!” Komentarnya.
“Ga bakal Dok, jaminan mutu boleh dicoba..!” Timpalku berpromosi.
“Emangnya baygon, jaminan mutu..!?” ia mulai mengocok penisku pelan.
Sambil menyentuh penisku, perlahan-lahan ia dekatkan wajahnya ke arah pahaku dan menjilat kepala penisku.
“Eeemmm.. sedap Dok..!!” Desahku nikmat. Dokter Lea semakin liar bergerak menikmati tusukan penis Indra sambil melumat penisku.
Kedua tanganku tidak mau tinggal diam dan meremas-remas kedua payudaranya dengan putingnya yang semakin mengeras itu.
Genjotan penis Indra kulihat semakin kencang dan itu berpengaruh pada semakin kuatnya Dokter Lea mengisap penisku.
Kurasakan kepala penisku menekan ujung tenggorokannya.. tapi wanita ini tidak peduli, ia sepertinya sudah ahli soal beginian.
Air liurnya menetes di sela-sela bibirnya yang tak kenal lelah mengoral penisku.
Bahkan ketika seluruh penisku ia telan.. lidahnya mengait-ngait lubang kencingku..
Ughhh.. rasanya agak panas.. tapi geli bercampur nikmat. Aku ikut merintih tanpa kusadari.
Plok.. plokkk.. plok.. bunyi penis Indra keluar masuk semakin cepat.
Penisku disedot kuat-kuat oleh Dokter Lea.. sehingga tanganku pun makin gemas meremas payudaranya.
“Ahhh, saya mau keluar Dok.. yessshhh..!” erang Indra ngos-ngosan
“Sama Dra.. bareng ya? Oooohhhh, akkhhh.. enak gilaa.. yang dalam.. aaauhhggghhhhh..!!” Rintih Dokter Lea semakin tinggi.
Desah orgasme Dokter Lea tak tertahankan ketika dengan hebatnya penis Indra menghujam dengan cepat..
Kemudian berhenti saat orgasmenya pun menjelang. Kedua pahanya menjepit pinggul temanku..
sementara mulutnya menelan penisku hingga ujungnya kurasakan menekan tekak tenggorokannya.
Kuperhatikan tubuh wanita ini yang indah bergetar-getar beberapa saat.
Aku menengok ke belakang, tubuh Indra pun menegang otot-ototnya sambil terus menusukkan penisnya lebih dalam.
Aku turun melepaskan diri dari Dokter Lea agar ia lebih menikmati orgasmenya dengan utuh..
kemudian aku mengambil tempat duduk di pinggir ranjang.
Indra menghempaskan tubuh di atas tubuh Dokter Lea.. sementara kedua tangan wanita itu memeluk temanku.
Kuamati mereka berpelukan sambil bertindihan menikmati gelombang orgasme yang makin menyurut.
Tak lama kemudian, Dokter Lea berkata dari balik himpitan tubuh Indra..
“Sekarang giliranmu ya Ric.. yuk cepet mumpung masih jam jumatan nih, masih sepi..!”
“Nggak apa-apa Dok, santai aja. Saya kan cuma nemenin Indra aja..” aku berbasa-basi
“Jangan gitu dong..” Dokter Lea menolakkan tubuh Indra dan turun dari ranjang lalu mendekatiku.
“Kamu kan pendatang baru, masa' saya belum memberi sambutan ke kamu..” ia cium bibirku lembut..
sambil melingkarkan kedua tangannya ke leherku.
“Nah, sekarang kamu berbaring aja di ranjang..” suruhnya padaku, “Dra kamu turun dulu, sempit ranjangnya tuh..!”
Indra hanya mengangguk dan turun dari ranjang.. yang sebenarnya hanya muat satu orang itu untuk membiarkanku naik.
“Giliran lu bro.. enjoy..!” Katanya menepuk lenganku ketika aku hendak membaringkan diri.
Dokter Lea naik ke atas penisku lalu ia membuka kedua belah pahanya lebar-lebar.
Rambut-rambut halus vaginanya memberikan nuansa romantis yang tak terlukiskan ketika bersentuhan dengan kepala penisku.
Tubuh Dokter Lea benar-benar seindah pualam. Geliatnya begitu erotis..
Membuat pria manapun takkan mampu menguasai diri untuk tidak menyetubuhinya dalam keadaan begitu rupa.
“Ayo Ric.. ga usah malu-malu gitu.. tiap member orgy club ga perlu sungkan soal ginian..” rayu Dokter Lea.. sambil mengelus rambutku.
Kuamati wajahnya dari dekat.. benar-benar cantik.
Di balik wajah wanita berintelektual tinggi ini ternyata mengandung gairah yang tinggi. Payudaranya bersentuhan dengan dadaku.
Tanganku mengelus-elus lengan dan perutnya. Ia menarik pergelangan tanganku agar mengelus dan meremas payudaranya.
Kini aku mulai beroperasi di bagian dadanya.. dan memainkan putingnya yang kembali mengeras akibat sentuhan jari-jariku.
Kupilin-pilin putingnya dengan lembut dan kudekatkan mukaku ke payudaranya.
Lidahku kujulurkan menjilati puting payudaranya memberinya sensasi geli..
Setelah itu kumasukkan putingnya ke dalam mulutku sambil melakukan gerakan menyedot. “Ooogghh, ya, yahh, gitu enak Ric..!” Desisnya
Disemangati begitu.. kedua payudaranya makin kuremas sambil terus mengisap, memilin.. menyedot putingnya dengan gerakan bervariasi.
Kadang-kadang lembut, kadang ganas, hingga pemiliknya menggeliat-geliat nikmat.
Kurasakan tangannya yang lembut meraih penisku dan menyentuhkan kepalanya pada bibir vaginanya.
Ia menggelinjang-gelinjang antara geli dan nikmat. “Ooouggghh, kita mulai aja yahh! Udah ga tahan nih..” erangnya.
Aku mengiyakan saja mengikuti permintaannya.. ia terus memainkan penisku menggesek klitorisnya..
hingga kurasakan semakin tegang ditekan oleh kepala penisku.
Ia menurunkan tubuhnya setelah bibir vaginanya tepat pada kepala penisku
Slebbbb.. blesskk..!! “Eeemmmhh..” lenguhnya merasakan penetrasi penisku pada vaginanya.
Secara perlahan ia mulai menaik-turunkan pinggulnya menyambut masuknya penisku yang melesak makin ke dalam.
Indra memandang ke arahku sambil tersenyum.
Kini ia berdiri di samping ranjang dan meraih payudara Dokter Lea dan mengenyotnya.
“Aaaahhh..” erang Dokter Lea lagi, tangannya memeluk kepala Indra yang menyusu darinya.
Gerakannya menaik-turunkan tubuh di atas penisku berlangsung dengan ritme pelan..
Tetapi kadang-kadang ia menyelinginya dengan gerakan cepat dan dalam. Rintihan nikmat terdengar dari mulutnya
“Oohh.. yahh.. enak.. isep Dra, isep yang kuat..!” Pinggulnya sesekali berputar..
Sehingga penisku seperti sedang mengaduk. Semakin lama gerakan pinggulnya makin tak menentu.
Aku sendiri terkadang aktif menggerakkan pinggulku.. sehingga penisku semakin menghantam-hantam vaginanya.
Seiring gerakanku makin bertenaga.. desahannya pun makin kuat mengarah pada jeritan..
Namun ia masih berusaha meredamnya dengan menggigit bibir atau jarinya sendiri.
Dengan beberapakali hentakan ke atas kubuat tubuh Dokter Lea semakin bergetar..
Kurasa sebentar lagi ia segera menggapai puncak kenikmatan. “Ric, terusin.. udah mau nih, ooohh..!”
Ia menggeram sambil menyentak-nyentakkan tubuhnya semakin cepat.
Jari-jari tangannya memeluk punggung Indra dengan erat. Dinding vaginanya semakin berdenyut-denyut memijati penisku..
Sentakannya kadang membuat buah pelirku ngilu tapi perasaan itu bercampur dengan kenikmatan luar biasa.
Kurasakan guyuran cairan kewanitaannya membasahi penisku sedemikian rupa..
Hingga tak kuasa kubendung luapan spermaku memasuki rongga vaginanya. Crott.. crott.. crott..!!
“Dokter..!!! Ngecrot nih..!” Desahku sambil meremas payudaranya.
Ia pun akhirnya ambruk menindihku setelah Indra melepaskan pelukannya.
Kuciumi bibirnya rapat-rapat dan ia pun menyambut ciumanku.
Kurasakan bibir kami berdua agak dingin, sebab aliran darah kami seakan-akan terdesak ke bagian bawah.
Kedua belah pahanya menjepit kedua pahaku dengan kuatnya..
dan jepitan vaginanya seolah-olah ingin mematahkan batang penisku.
Dinding vaginanya masih berdenyut-denyut memilin penisku.
Beberapakali aku mendorong tubuhnya tapi ia tak mengijinkan tubuhku meninggalkan tubuhnya.
“Buru-buru amat..? Peluk aku Ric.. saya suka diberi kehangatan..!” Katanya.
Mulutnya masih terus menciumi mulutku hingga bibir kami kembali berpagutan..
Dan lidahnya masuk rongga mulutku menggapai langit-langit mulutku. Kulakukan hal yang sama bergantian dengannya.
Cairan orgasme kami mengalir di selangkanganku, juga kuperhatikan membasahi wilayah kewanitaannya.
Penisku menyusut setelah melakukan tugasnya dengan baik.
Aku melepaskan diri dari pelukannya dan berbaring di sebelah sebelah kiri tubuhnya.
Sungguh sensasi yang terlukiskan nikmatnya. Lama kami berpelukan dalam posisi berdekapan.
Elusan jari-jari Dokter Lea di tubuhku membuatku tak habis pikir, betapa dahsyat permainan wanita ini.
Ia memiliki kekuatan melawan dua pria sekaligus.
-------ooOoo-------
“Oh gitu.. jadi akhir minggu ini kalian bakal party bulanan..?” Dokter Lea telah berbenah diri dan duduk di belakang meja kerjanya.
“Iya Dok, kalau bisa dateng dong ya.. sejak member setahun lalu baru pernah sekali ketemu dokter di party loh saya..” kata Indra.
“Ya gimana ya.. maaf sekali.. bukannya ga kepingin.. tapi tuntutan profesi.. jadwal padat.. yang kali ini juga gak bisa keliatannya.
Ada shift malam di rumah sakit..” ujar Dokter Lea tersenyum.
“Tapi kalau kalian mau datang ke rumah sakit.. welcome banget kok saya.. jam malem gitu kadang enak ada yang nemenin..” lanjutnya.
“Yah.. pengennya sih dokter ke party, ya udah deh.. oke kita cabut dulu ya dok..! Tar lagi ada kuliah lagi..” Pamit Indra setelah melihat jam tangan.
“Yuk Dok, kita pamit dulu, sampai nanti ya..!” Aku juga pamitan.
“Oke bye-bye guys..!” Dokter Lea bangkit dan mengantar kami ke pintu.
“Wei.. ngehe lo.. ga bilang-bilang kalau Dokter Lea ex-member..!”
Aku menonjok pelan lengan Indra yang tertawa menang atas diriku.
“Huehehehe.. ya salah lu juga ga nyelidikin dulu malah langsung main ketawain gua..” katanya.
“Terus gimana nih taruhannya Ric..?”
“Oke.. oke gua isiin pulsa lu nanti.. lu emang partner in mupeng sejati hahaha..!!”
Aku merangkul pundaknya dan berjalan meninggalkan gedung itu.
Tidak apa deh membayarkan pulsa 100ribu untuk temanku ini juga.
Tidak ada artinya dibandingkan bisa mendapat pasangan seks baru.. Dokter Lea yang cantik dan montok itu.
Aku dan Indra sedikit berlari memasuki ruang kuliah.. karena kami sudah agak terlambat.
Untunglah Bu Tri yang galak itu belum menutup pintu.. sehingga kami masih boleh masuk kelas.
-------ooOoo-------
Satu setengah jam ke depan aku mengikuti kuliah ini seperti biasa
. Seusai mata kuliah ini, Indra meninggalkanku karena ada urusan.. sedangkan aku masih harus menunggu..
karena masih ada kuliah berikutnya satu setengah jam lagi.
Aku bermaksud menunggu di perpustakaan sambil baca-baca..
Saat berjalan ke sana.. aku melewati taman kampus dan bertemu lagi dengan Dokter Lea.
Ia sedang bersama seorang bocah laki-laki yang memakai baju seragam taman kanak-kanak yang letaknya tidak jauh dari kampus ini.
Anak itu berlari-lari di dekatnya dengan membawa robot-robotan sambil disuapi oleh seorang baby sitter yang sibuk mengejar-ngejarnya.
“Siang Dok..!” sapaku menghampirinya.. ia juga membalas hai dengan senyuman.. “Sama keponakan..? Atau pasien..?”
“Ooh bukan. Anak..” jawabnya. “Albert..! Come here, say hello to uncle..!” Panggilnya pada anak itu.
Hah! Anak..!? Aku tersentak dalam hati. Tidak kusangka Dokter Lea ternyata sudah punya anak sebesar ini.
Padahal masih terlihat begitu muda dan ramping..
Selain itu.. rasa vaginanya juga masih seperti wanita yang belum pernah melahirkan.. hampir tidak percaya aku dibuatnya.
CONTIECROTT..!!
------------------------------------------------------ooOoo-------------------------------------------------------
Cerita 200 – The Orgy Club
[Chapter 3] – Buih Cinta di Tengah Lautan Birahi [1]
“Amel. Ya.. dia sebenernya anak yang baik.. orangnya gak bertele-tele.. pinter lagi.
Gua baru tau cerita dia kaya gitu, ke gua aja yang kenal lebih lama belum pernah cerita, tapi ke lu udah..
Gua rasa dia juga sebenernya ada hati ke lu Ric..” kata Indra mangut-mangut mendengar Curhatku.
“Oh iya makasih Mas..!” Katanya pada si mas pembantu kantin yang baru mengantarkan pesanannya.
Saat itu jam setengah sepuluh pagi, baru bubaran kuliah pagi. Kami makan pagi sambil ngobrol mengenai orgy club..
Di mana aku baru saja menjadi newbie-nya yang berkat rekomendasi dari temanku yang satu ini.
Dan baru pada Indra-lah aku Curhat mengenai perasaanku terhadap Amel..
yang tiba-tiba saja timbul setelah aku ML dengannya.. dan ia mulai terbuka padaku.
Aku tidak ingin langsung mengatakan ini cinta.. karena aku ingin lebih berhati-hati mengenai yang satu itu..
agar tidak sakit hati lagi setelah dikhianati mantanku.
“Ya itulah aneh kan nDra.. gua kayanya ada rasa ke dia tapi malah enjoy kalau liatin dia digituin sama orang lain.
Lagian dia itu kan lebih tua dari gua.. gua pengennya yang lebih muda dari dulu juga..”
“Haiya.. masa' soal itu aja dimasalahin..? Kaya milih-milih mobil. Gini aja deh bro..
mulai sekarang gua ga akan pernah nyentuh si Amel lagi sampe lu mutusin kalau lu emang ga pengen macarin dia..”
“Pacarin..? Wah.. gua belum kepikir ke situ sumpah.. buru-buru mutusin.. pacarin malah bikin sakit ati kaya yang dulu-dulu..”
“Udah.. nyantai aja mikirnya. Jodoh gak jodoh udah ada yang atur.. kalau lu mau minta pendapat cewek soal ini ke Kak Angel deh.
Dia itu cewek yang dewasa bukan cuma umur.. tapi juga pemikiran. Dia paling enak buat teman curhat, percaya deh..”
Tiba-tiba BB Indra berbunyi dan ia mengangkatnya lalu berbicara selama beberapa saat..
Aku cuek meneruskan makanku sampai ia menyelesaikan bicaranya.
“Huh sialan.. baru inget habis masa aktif..!” Gerutu Indra ketika mengirim pesan yang gagal.
“Mau pake yang gua dulu..?” Tawarku.
“Ngga.. ntar aja.. eeehh hhmmm.. Ric..!”
Tiba-tiba wajah Indra tersenyum penuh arti sambil memandang lurus ke belakangku.
“Apa..?” Jawabku
“Gua lagi butuh pulsa nih, mau ga kita taruhan kalau gua menang lu isiin mentari 100 buat gua, gimana..?” Tantangnya.
“Kalau lu ga menang gimana..?” Tanyaku lagi
“Ntar gua yang beliin pulsa buat lu kalau dah habis..”
“Boleh.. taruhan apa emang..? Bola..?” Aku menyeruput air mineralku.
“Bukan.. lu pasti seneng deh. Tuh lu liat di sana.. tuh dokter itu..!”
Aku menengok ke belakang mengikuti pandangan matanya.. kulihat Dokter Lea..
Salahsatu dokter klinik kampus dan juga salahsatu dosen di fakultas kedokteran..
baru saja menyelesaikan makannya dan hendak beranjak.
“Dokter Lea, napa emang..? Naksir, lu..?”
“Gini.. kalau gua bisa ngentotin dia, gua menang, deal..?” Katanya dengan suara dipelankan.
Aku menanggapinya dengan tertawa.. aku pikir temanku ini tidak waras atau apa. Ini kan namanya cari penyakit..
Dia kira ini di kost/klub apa..? Bisa begituan seenaknya..? Apalagi dengan dokter kampus.. kena gampar saja masih untung.
Paling parah bisa-bisa di-DO.. atau malah dituntut pelecehan seksual.
“Hiihihi.. Dra.. Dra, otak lu korslet ya..? Kelamaan di klub ditambah nyandu JAV sama hentai ya..!” Tawaku
“Sekarang lu ketawa.. nanti kita liat hasilnya, gimana..? Deal ga..?” Tantangnya lagi.
Aku jadi penasaran juga nih.. pakai cara apa dia kira-kira, Indra ini memang orangnya supel..
dan dengan lawan jenis gampang akrab. Tapi kalau bisa merayu dokter kampus sampai mau diajak ML dalam sehari..?
Rasanya ‘mission imposible’.
Maka kutepuk sambutan telapak tangannya pertanda menerima tantangannya.. kan lumayan tuh dapet pulsa seratus ribu.
“Oke deal ya..! Yuk.. sekarang ikut gua. Dia pasti balik ke klinik.. ayo mumpung hari Jumat.. lagi ga banyak orang..” ajaknya.
Aku mengikuti Indra ke klinik kampus dekat fakultas kedokteran..
Suasana hari Jumat tampak lenggang seperti biasanya.
Kamipun tiba di depan klinik itu, Indra mengetuk pintunya. “Masuk..!” sahut suara wanita dari dalam sana.
“Ehh.. kamu Ndra, ada perlu apa nih..?” Tanyanya ramah, ia sedang membaca dokumen medis di mejanya.
Sebagai gambaran.. Dokter Lea ini adalah seorang wanita 30 tahun dengan rambut pendek sebahu.
Wajahnya yang imut dan murah senyum.. membuatnya terlihat lebih muda dari usia sebenarnya.
Aku sendiri agak tidak percaya ketika belakangan mengetahui usianya.
Aku sih hanya sekedar tau saja tentang dirinya.. memang banyak yang bilang ia adalah dokter cantik..
tapi tidak sampai kenal karena aku tidak pernah sakit sampai harus ke klinik kampus.
“Pagi Dok.. mau medical check up nih..!” Sapa Indra.. “Ini teman saya Rico..” ia memperkenalkan diriku.
“Rico..” aku menjabat tangannya yang halus.. lalu duduk di depan mejanya bersama Indra. Ia tersenyum manis sekali.
“Lagi ga sibuk kan Dok..?” Tanya Indra.
“Gak kok, biasa hari gini emang sepi, yang mau medical check up kalian berdua nih..?”
“Iyah Dok, saya aja dulu ya..!” Kata Indra.
“Baik.. yuk duduk di ranjang sana..”
Dokter Lea menutup map-nya dan berjalan ke arah ranjang pasien di pojok.
Indra mengikuti dari belakang, aku jadi makin penasaran apa yang akan dilakukannya..
Masa' dia mau senekad itu memperkosa Dokter Lea..?
Beberapa langkah dari ranjang pasien.. tiba-tiba Indra menarik lengan Dokter Lea..
kemudian membalikkan tubuhnya menghadap dirinya lalu didekapnya erat. Mulut Indra langsung nyosor mencium bibirnya.
“Ahhh.. Dra! Kamu gila yah..!?” Serunya sambil memalingkan muka.. melepaskan diri dari mulut Indra..
yang mulai nakal dan sudah mulai menciumi lehernya.
“Ah, dokter ini. Santai aja.. dia member klub terbaru kok..” sahut Indra enteng..
kemudian dengan sigap ia menyingkap rok span hitam Dokter Lea hingga terpampanglah paha mulus dokter cantik itu.
Segera setelah itu Indra mencumbunya habis-habisan.. sehingga Dokter Lea terlihat mulai enjoy..
Hingga akhirnya dia berkata.. ”Uhhh.. dasar.. bilang kek daritadi.. jadi ga usah jaim-jaiman..!”
Suaranya nampak letih.. namun disertai oleh desahan nafsu yang menggelora..
terlebih saat tangan Indra mulai mengelusi pahanya yang indah itu.
Indra mengacungkan jari tengah dan telujuk padaku di belakang punggung Dokter Lea.
Matanya memancarkan kemenangan tanpa melepaskan ciumannya terhadap Dokter Lea.
Selanjutnya ia menunjuk ke arah pintu dan memutar telapak tangan..
Aku yang terpana segera ke arah pintu dan menguncinya.
Kemudian dengan dada berdebar-debar, aku pun menghampiri mereka. Kupeluk tubuh langsing Dokter Lea dari belakang.
Tanganku meraba dadanya yang berukuran sedang, kuremas lembut buah dadanya.. sehingga ia menggeliat.
“Nah.. kenalin Ric, Dokter Lea ini dulunya pernah ngekost di tempat kita. So.. dia ini alumni klub.
Jadi ga usah sungkan-sungkan sama beliau, ya ga Dok..?” Kata Indra sambil meremas payudara Dokter Lea yang satunya.
“Aahh.. diem kamu Ndra.. welcome to the club Ric.. saya suka member baru.. jadi ingin mengenal kamu lebih dalam..”
Dokter Lea menengokkan wajahnya menghadap wajahku dekat sekali, suaranya jadi basah dan penuh gairah.
Lengannya merengkuh leherku dan telapak tangannya mendorong kepalaku ke arah wajahnya.
Bibir kami pun bertemu dan berpagutan panas. Tanganku mulai menyingkap ke atas kaos dibalik jas dokternya..
sehingga bra kremnya terekspos.
“Wow, sudah mahir yah kamu. Sudah pengalaman ya..?” Guraunya setelah melepas ciuman..
sambil meraba selangkanganku, tangan lentiknya meremas penisku.. sehingga semakin menegang saja.
“Belum Dok, baru pernah ML sama satu mantan sebelum gabung ke klub..?” Jawabku mengendus leher jenjangnya..
Hmmm.. aroma parfum berkelas terasa dari tubuhnya.
“Tapi begitu masuk langsung empat cewek dia sikat semua dalam sehari hehehe..” timpal Indra..
yang tangannya tengah mengelusi selangkangan Dokter Lea dari luar celana dalamnya.
“O ya.. nafsu kamu gede juga ya..!” Kata Dokter Lea tersenyum nakal padaku.
"Yuk.. kita ke sana aja.. capek dong berdiri terus gini..!” Ia mengajak kami ke ranjang pasien saja agar nyaman.
Kini ia pun duduk di pinggir ranjang diapit olehku dan Indra di sebelah kanannya.
Aku terus menciumi wajah, bibir dan leher Dokter Lea.. sementara Indra sudah melucuti bra-nya..
Hingga kini terpampanglah kini kedua payudaranya yang bulat sedang dengan puting berwarna coklat itu.
Desahan Dokter Lea semakin liar ketika lidahku menggelitiki lehernya yang jenjang..
Sedangkan Indra bergantian melumat dan meremasi payudaranya.
Bibirku kembali memagut bibirnya.. lidah kami langsung terlibat saling jilat dan belit dengan panas..
sementara tangan kiriku meremas payudara kanannya.
"Ngghhh.. ahhhh.." Ia mengerang tertahan di sela percumbuan kami ketika tangan kiriku turun ke bawah..
kemudian mengelus-elus paha dan selangkangannya. Tubuhnya semakin menggeliat tak menentu dan nafasnya terasa semakin memburu.
Indra naik ke ranjang dan membuka celananya, ia menyandarkan bantal pada tembok agar nyaman berselonjor di ranjang pasien..
“Sepong dong Dok..!” Pintanya memegang penisnya untuk dilayani Dokter Lea..
Ukuran penis Indra ternyata tidak jauh beda dengan punyaku, standar cowok Asia lah.
Dokter cantik itu membaringkan diri menyamping di antara paha Indra.. lalu mencium kepala penis Indra.
Batangnya dan akhirnya memasuk-keluarkan penis itu ke dalam mulutnya.
Tangan kirinya memegang batang penis temanku itu sambil bibir dan lidahnya terus melakukan aksinya.
Secara alamiah, kedua tanganku bergerak melucuti rok spannya hingga lepas.. lalu disusul celana dalamnya.
Kini ia telah telanjang bagian bawah.. tinggal memakai atasan berupa kaos yang sudah tersingkap dan jas dokternya.
Kuamati dengan nanar kewanitaan Dokter Lea.. vaginanya ditumbuhi bulu yang tebal tapi teratur.
Agaknya ia rajin merawatnya.. sebab bulu-bulu itu dicukur rapi..
wuihhh..!! Belahannya nampak menggairahkan membuatku tak sabar untuk segera menikmatinya.
Kuraba wilayah segitiga kenikmatan itu.. jari-jariku mengusap-usap bibir vaginanya lalu kugerakkan keluar masuk ke belahannya.
“Auuwww.. aaahhh.. enak Ric.. terusin ya..!” Desah Dokter Lea sambil menggeliatkan pinggulnya dengan indah.
Setelah beberapa saat mencucuk-cucuk vaginanya dengan jari sampai wanita cantik itu menggeliat-geliat..
Kini aku mendekatkan wajahku ke selangkangannya dan lidahku kujulurkan ke belahannya yang telah becek.
“Ooooohhhh..!” Desahnya sambil mempercepat gerakan mulutnya terhadap penis Indra.
Jariku membuka vaginanya hingga klitorisnya terlihat.
Cuph.. clrupp..! Kuciumi biji kecil itu sambil sesekali melakuan gerakan menyedot.
Bagian sensitif itu sudah tegang sebesar biji kacang hijau. Indah sekali bentuknya.
Apalagi ketika kukuakkan labianya bagian atas klitorisnya.
Kedua labianya kupegang dengan kedua tanganku dan kubuka lebar-lebar..
lalu dengan lembut kujulurkan lidahku menusuk makin dalam ke vaginanya.
“Aaaaaahhhhhh.. Ric pinter juga ya kamu..!” Dokter Lea berusaha mengendalikan erangannya..
Namun sesekali suaranya meninggi tanpa terkendali.
Aku melakukan gerakan mencium.. menjilat.. menusuk.. menyedot secara bergantian..
Bahkan tak urung kuisap klitoris dan kedua labianya secara bergantian.. hingga erangan dan rintihannya semakin keras.
“Ahhh, yes.. eeemmm..!” Indra yang sedang dioral penisnya juga meracau tak karuan.
Kepala Dokter Lea naik-turun mengoral penis temanku.
Tangan Indra tidak tinggal diam, ia meremas-remas payudara Dokter Lea dan memilin-milin putingnya.
Cairan kewanitaan Dokter Lea keluar semakin banyak saja. Sslruppp.. clrupp.. slrupp..
Kusedot dan kutelan cairan bening itu dengan nikmatnya.. hmmm.. gurih rasanya.
Tangan kanannya kini memegang belakang kepalaku dan menekankannya kuat-kuat ke selangkangannya..
sambil menggeliat-geliat seksi. Agaknya ia sudah orgasme.
Kurasakan aliran cairan menyembur dari dalam vaginanya yang langsung kuseruput seluruhnya dengan bernafsu.
Ia menolakkan kepalaku.. mungkin merasa jengah karena kuisap seluruh cairannya, tanpa mau menyisakan sedikit pun.
Aku tidak mengikuti perlakuannya, tapi terus menekan wajahku menjilati sisa cairan orgasmenya yang masih berleleran.
Aku masih melumat vagina Dokter Lea ketika ia mengangkat wajahku lalu mencium bibirku. “Good start Ric, mantap..!” Pujinya.
Kulihat Indra terpengaruh atas orgasme Dokter Lea. “Sekarang aja ya Dok, saya belum dapet nih..!” Ajaknya
“Aaahh.. oke, tapi saya masih capek sih, jadi di bawah ya..” Dokter Lea menelentangkan dirinya di ranjang tersebut..
setelah sebelumnya melepaskan jas dokter, kaos dan bra nya hingga bugil total.
“Ric.. tolong taro di kursi situ aja..!” Pintanya padaku. Aku pun melakukan permintaannya..
Sekalian aku melepas celana dan celana dalam lalu kuletakkan di dekat pakaiannya.
Setelah itu aku kembali ke ranjang tempat peraduan kami.
Indra telah mengambil posisi di antara paha Dokter Lea..
Dan kemudian menggesek-gesekkan penisnya ke bibir vagina dokter cantik itu.
Dokter Lea nampak naik lagi birahinya atas perlakuan Indra.
Slebbb.. blessppp..! Indra menekan penisnya hinggga melesak semakin dalam ke dalam vagina dokter itu.
Dokter Lea sendiri menyambutnya dengan membuka lebar-lebar pahanya.
Kedua kakinya dipentang dan dipegang oleh kedua tangan Indra.
Dokter Lea lalu mengisyaratkan aku mendekatinya. Aku pun naik ke dadanya dan tangannya langsung meraih penisku.
“Keras nih.. kayanya ga bakal mengecewakan, hihi..!!” Komentarnya.
“Ga bakal Dok, jaminan mutu boleh dicoba..!” Timpalku berpromosi.
“Emangnya baygon, jaminan mutu..!?” ia mulai mengocok penisku pelan.
Sambil menyentuh penisku, perlahan-lahan ia dekatkan wajahnya ke arah pahaku dan menjilat kepala penisku.
“Eeemmm.. sedap Dok..!!” Desahku nikmat. Dokter Lea semakin liar bergerak menikmati tusukan penis Indra sambil melumat penisku.
Kedua tanganku tidak mau tinggal diam dan meremas-remas kedua payudaranya dengan putingnya yang semakin mengeras itu.
Genjotan penis Indra kulihat semakin kencang dan itu berpengaruh pada semakin kuatnya Dokter Lea mengisap penisku.
Kurasakan kepala penisku menekan ujung tenggorokannya.. tapi wanita ini tidak peduli, ia sepertinya sudah ahli soal beginian.
Air liurnya menetes di sela-sela bibirnya yang tak kenal lelah mengoral penisku.
Bahkan ketika seluruh penisku ia telan.. lidahnya mengait-ngait lubang kencingku..
Ughhh.. rasanya agak panas.. tapi geli bercampur nikmat. Aku ikut merintih tanpa kusadari.
Plok.. plokkk.. plok.. bunyi penis Indra keluar masuk semakin cepat.
Penisku disedot kuat-kuat oleh Dokter Lea.. sehingga tanganku pun makin gemas meremas payudaranya.
“Ahhh, saya mau keluar Dok.. yessshhh..!” erang Indra ngos-ngosan
“Sama Dra.. bareng ya? Oooohhhh, akkhhh.. enak gilaa.. yang dalam.. aaauhhggghhhhh..!!” Rintih Dokter Lea semakin tinggi.
Desah orgasme Dokter Lea tak tertahankan ketika dengan hebatnya penis Indra menghujam dengan cepat..
Kemudian berhenti saat orgasmenya pun menjelang. Kedua pahanya menjepit pinggul temanku..
sementara mulutnya menelan penisku hingga ujungnya kurasakan menekan tekak tenggorokannya.
Kuperhatikan tubuh wanita ini yang indah bergetar-getar beberapa saat.
Aku menengok ke belakang, tubuh Indra pun menegang otot-ototnya sambil terus menusukkan penisnya lebih dalam.
Aku turun melepaskan diri dari Dokter Lea agar ia lebih menikmati orgasmenya dengan utuh..
kemudian aku mengambil tempat duduk di pinggir ranjang.
Indra menghempaskan tubuh di atas tubuh Dokter Lea.. sementara kedua tangan wanita itu memeluk temanku.
Kuamati mereka berpelukan sambil bertindihan menikmati gelombang orgasme yang makin menyurut.
Tak lama kemudian, Dokter Lea berkata dari balik himpitan tubuh Indra..
“Sekarang giliranmu ya Ric.. yuk cepet mumpung masih jam jumatan nih, masih sepi..!”
“Nggak apa-apa Dok, santai aja. Saya kan cuma nemenin Indra aja..” aku berbasa-basi
“Jangan gitu dong..” Dokter Lea menolakkan tubuh Indra dan turun dari ranjang lalu mendekatiku.
“Kamu kan pendatang baru, masa' saya belum memberi sambutan ke kamu..” ia cium bibirku lembut..
sambil melingkarkan kedua tangannya ke leherku.
“Nah, sekarang kamu berbaring aja di ranjang..” suruhnya padaku, “Dra kamu turun dulu, sempit ranjangnya tuh..!”
Indra hanya mengangguk dan turun dari ranjang.. yang sebenarnya hanya muat satu orang itu untuk membiarkanku naik.
“Giliran lu bro.. enjoy..!” Katanya menepuk lenganku ketika aku hendak membaringkan diri.
Dokter Lea naik ke atas penisku lalu ia membuka kedua belah pahanya lebar-lebar.
Rambut-rambut halus vaginanya memberikan nuansa romantis yang tak terlukiskan ketika bersentuhan dengan kepala penisku.
Tubuh Dokter Lea benar-benar seindah pualam. Geliatnya begitu erotis..
Membuat pria manapun takkan mampu menguasai diri untuk tidak menyetubuhinya dalam keadaan begitu rupa.
“Ayo Ric.. ga usah malu-malu gitu.. tiap member orgy club ga perlu sungkan soal ginian..” rayu Dokter Lea.. sambil mengelus rambutku.
Kuamati wajahnya dari dekat.. benar-benar cantik.
Di balik wajah wanita berintelektual tinggi ini ternyata mengandung gairah yang tinggi. Payudaranya bersentuhan dengan dadaku.
Tanganku mengelus-elus lengan dan perutnya. Ia menarik pergelangan tanganku agar mengelus dan meremas payudaranya.
Kini aku mulai beroperasi di bagian dadanya.. dan memainkan putingnya yang kembali mengeras akibat sentuhan jari-jariku.
Kupilin-pilin putingnya dengan lembut dan kudekatkan mukaku ke payudaranya.
Lidahku kujulurkan menjilati puting payudaranya memberinya sensasi geli..
Setelah itu kumasukkan putingnya ke dalam mulutku sambil melakukan gerakan menyedot. “Ooogghh, ya, yahh, gitu enak Ric..!” Desisnya
Disemangati begitu.. kedua payudaranya makin kuremas sambil terus mengisap, memilin.. menyedot putingnya dengan gerakan bervariasi.
Kadang-kadang lembut, kadang ganas, hingga pemiliknya menggeliat-geliat nikmat.
Kurasakan tangannya yang lembut meraih penisku dan menyentuhkan kepalanya pada bibir vaginanya.
Ia menggelinjang-gelinjang antara geli dan nikmat. “Ooouggghh, kita mulai aja yahh! Udah ga tahan nih..” erangnya.
Aku mengiyakan saja mengikuti permintaannya.. ia terus memainkan penisku menggesek klitorisnya..
hingga kurasakan semakin tegang ditekan oleh kepala penisku.
Ia menurunkan tubuhnya setelah bibir vaginanya tepat pada kepala penisku
Slebbbb.. blesskk..!! “Eeemmmhh..” lenguhnya merasakan penetrasi penisku pada vaginanya.
Secara perlahan ia mulai menaik-turunkan pinggulnya menyambut masuknya penisku yang melesak makin ke dalam.
Indra memandang ke arahku sambil tersenyum.
Kini ia berdiri di samping ranjang dan meraih payudara Dokter Lea dan mengenyotnya.
“Aaaahhh..” erang Dokter Lea lagi, tangannya memeluk kepala Indra yang menyusu darinya.
Gerakannya menaik-turunkan tubuh di atas penisku berlangsung dengan ritme pelan..
Tetapi kadang-kadang ia menyelinginya dengan gerakan cepat dan dalam. Rintihan nikmat terdengar dari mulutnya
“Oohh.. yahh.. enak.. isep Dra, isep yang kuat..!” Pinggulnya sesekali berputar..
Sehingga penisku seperti sedang mengaduk. Semakin lama gerakan pinggulnya makin tak menentu.
Aku sendiri terkadang aktif menggerakkan pinggulku.. sehingga penisku semakin menghantam-hantam vaginanya.
Seiring gerakanku makin bertenaga.. desahannya pun makin kuat mengarah pada jeritan..
Namun ia masih berusaha meredamnya dengan menggigit bibir atau jarinya sendiri.
Dengan beberapakali hentakan ke atas kubuat tubuh Dokter Lea semakin bergetar..
Kurasa sebentar lagi ia segera menggapai puncak kenikmatan. “Ric, terusin.. udah mau nih, ooohh..!”
Ia menggeram sambil menyentak-nyentakkan tubuhnya semakin cepat.
Jari-jari tangannya memeluk punggung Indra dengan erat. Dinding vaginanya semakin berdenyut-denyut memijati penisku..
Sentakannya kadang membuat buah pelirku ngilu tapi perasaan itu bercampur dengan kenikmatan luar biasa.
Kurasakan guyuran cairan kewanitaannya membasahi penisku sedemikian rupa..
Hingga tak kuasa kubendung luapan spermaku memasuki rongga vaginanya. Crott.. crott.. crott..!!
“Dokter..!!! Ngecrot nih..!” Desahku sambil meremas payudaranya.
Ia pun akhirnya ambruk menindihku setelah Indra melepaskan pelukannya.
Kuciumi bibirnya rapat-rapat dan ia pun menyambut ciumanku.
Kurasakan bibir kami berdua agak dingin, sebab aliran darah kami seakan-akan terdesak ke bagian bawah.
Kedua belah pahanya menjepit kedua pahaku dengan kuatnya..
dan jepitan vaginanya seolah-olah ingin mematahkan batang penisku.
Dinding vaginanya masih berdenyut-denyut memilin penisku.
Beberapakali aku mendorong tubuhnya tapi ia tak mengijinkan tubuhku meninggalkan tubuhnya.
“Buru-buru amat..? Peluk aku Ric.. saya suka diberi kehangatan..!” Katanya.
Mulutnya masih terus menciumi mulutku hingga bibir kami kembali berpagutan..
Dan lidahnya masuk rongga mulutku menggapai langit-langit mulutku. Kulakukan hal yang sama bergantian dengannya.
Cairan orgasme kami mengalir di selangkanganku, juga kuperhatikan membasahi wilayah kewanitaannya.
Penisku menyusut setelah melakukan tugasnya dengan baik.
Aku melepaskan diri dari pelukannya dan berbaring di sebelah sebelah kiri tubuhnya.
Sungguh sensasi yang terlukiskan nikmatnya. Lama kami berpelukan dalam posisi berdekapan.
Elusan jari-jari Dokter Lea di tubuhku membuatku tak habis pikir, betapa dahsyat permainan wanita ini.
Ia memiliki kekuatan melawan dua pria sekaligus.
-------ooOoo-------
“Oh gitu.. jadi akhir minggu ini kalian bakal party bulanan..?” Dokter Lea telah berbenah diri dan duduk di belakang meja kerjanya.
“Iya Dok, kalau bisa dateng dong ya.. sejak member setahun lalu baru pernah sekali ketemu dokter di party loh saya..” kata Indra.
“Ya gimana ya.. maaf sekali.. bukannya ga kepingin.. tapi tuntutan profesi.. jadwal padat.. yang kali ini juga gak bisa keliatannya.
Ada shift malam di rumah sakit..” ujar Dokter Lea tersenyum.
“Tapi kalau kalian mau datang ke rumah sakit.. welcome banget kok saya.. jam malem gitu kadang enak ada yang nemenin..” lanjutnya.
“Yah.. pengennya sih dokter ke party, ya udah deh.. oke kita cabut dulu ya dok..! Tar lagi ada kuliah lagi..” Pamit Indra setelah melihat jam tangan.
“Yuk Dok, kita pamit dulu, sampai nanti ya..!” Aku juga pamitan.
“Oke bye-bye guys..!” Dokter Lea bangkit dan mengantar kami ke pintu.
“Wei.. ngehe lo.. ga bilang-bilang kalau Dokter Lea ex-member..!”
Aku menonjok pelan lengan Indra yang tertawa menang atas diriku.
“Huehehehe.. ya salah lu juga ga nyelidikin dulu malah langsung main ketawain gua..” katanya.
“Terus gimana nih taruhannya Ric..?”
“Oke.. oke gua isiin pulsa lu nanti.. lu emang partner in mupeng sejati hahaha..!!”
Aku merangkul pundaknya dan berjalan meninggalkan gedung itu.
Tidak apa deh membayarkan pulsa 100ribu untuk temanku ini juga.
Tidak ada artinya dibandingkan bisa mendapat pasangan seks baru.. Dokter Lea yang cantik dan montok itu.
Aku dan Indra sedikit berlari memasuki ruang kuliah.. karena kami sudah agak terlambat.
Untunglah Bu Tri yang galak itu belum menutup pintu.. sehingga kami masih boleh masuk kelas.
-------ooOoo-------
Satu setengah jam ke depan aku mengikuti kuliah ini seperti biasa
. Seusai mata kuliah ini, Indra meninggalkanku karena ada urusan.. sedangkan aku masih harus menunggu..
karena masih ada kuliah berikutnya satu setengah jam lagi.
Aku bermaksud menunggu di perpustakaan sambil baca-baca..
Saat berjalan ke sana.. aku melewati taman kampus dan bertemu lagi dengan Dokter Lea.
Ia sedang bersama seorang bocah laki-laki yang memakai baju seragam taman kanak-kanak yang letaknya tidak jauh dari kampus ini.
Anak itu berlari-lari di dekatnya dengan membawa robot-robotan sambil disuapi oleh seorang baby sitter yang sibuk mengejar-ngejarnya.
“Siang Dok..!” sapaku menghampirinya.. ia juga membalas hai dengan senyuman.. “Sama keponakan..? Atau pasien..?”
“Ooh bukan. Anak..” jawabnya. “Albert..! Come here, say hello to uncle..!” Panggilnya pada anak itu.
Hah! Anak..!? Aku tersentak dalam hati. Tidak kusangka Dokter Lea ternyata sudah punya anak sebesar ini.
Padahal masih terlihat begitu muda dan ramping..
Selain itu.. rasa vaginanya juga masih seperti wanita yang belum pernah melahirkan.. hampir tidak percaya aku dibuatnya.
CONTIECROTT..!!
------------------------------------------------------ooOoo-------------------------------------------------------