Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Kompilasi] Rumput Tetangga 'Nampak' Selalu Lebih Hijau.. (CoPasEdit dari Tetangga)

------------------------------------------------------ooOoo-------------------------------------------------------

Cerita 200 – The Orgy Club

[Chapter 2] – Kehangatan di Ruang Tengah [3]

Angel

Tak sampai lima menit..
tubuh Angel mengejang, jeritan panjang terdengar dari mulutnya..
karena tak kuasa menahan nikmatnya orgasme. Ssssrrrr.. cairan bening mengalir dengan deras dari vaginanya..
sehingga bunyi decakannya makin terdengar.

Pada saat bersamaan.. Pak Somad menekan kuat-kuat tubuh Angel ke selangkangannya..
sehingga penisnya menancap hingga mentok di liang vagina Angel. “Uuugghhhh..!!”

Dia pun menyusul ke puncak.. penisnya menyemburkan sperma yang meleleh di sela-sela bibir vagina Angel..
Bercampur dengan cairan kewanitaanya. Slrupp.. clrupp.. slrupp..
Cairan itu diseruput oleh Sabrina yang sejak tadi melakukan oral terhadap mereka berdua.

Sungguh luar biasa sensasi foursome seperti ini.. aku mungkin tidak akan pernah merasakannya kalau tidak masuk ke klub ini.
“Na, kita crot barengan ya..!” Aku mempercepat genjotanku ketika kurasakan cairan kewanitaan Sabrina mulai banyak,

“Okehh.. terus.. jangan stop..!! Dikit lagi inihh..” erangnya sambil menggoyangkan pinggulnya menyambut hujaman penisku.
Tangannya masih mengocok penis Pak Somad yang mulai menyusut.

Tak lama kemudian.. tubuh Sabrina menggelinjang liar. Vaginanya mengeluarkan semakin banyak cairan..
yang menghangatkan dan memperlancar keluar masuknya penisku.

Akhirnya keluar juga spermaku membanjiri liang vagina Sabrina. Cratt.. crett.. crrrtt.. crrtt..!!
Kurang lebih empat kali tembakan sperma keluar dari ujung batang kejantananku mengisi vaginanya.

“Ahhhh.. Na..” aku tenggelam dalam kenikmatanku. Selama kurang lebih 10 detik aku dan Sabrina menikmati..
terpaan gelombang orgaseme hingga akhirnya tubuh kami melemas lagi.

Saat itu Angel dan Pak Somad juga telah mengakhiri pertempuran mereka.
Angel masih dipangku pria itu dengan penis masih menancap di vaginanya.

Setelah agak bertenaga.. aku memapah Sabrina ke sofa tempat kami tadi..
kemudian aku membaringkan diri dengan posisi tubuh dia di atasku.

“What a great fight..” katanya tersenyum lemas dan memandangku
“Gua juga puas banget Na, pasti tidur pulas dah malam ini..” kataku menghela nafas.

Tubuh kami yang sudah mandi keringat saling berpelukan.
Kami berciuman dan berpagutan ringan dengan sisa-sisa tenaga kami.

Kulihat jam dinding telah menunjukkan pukul setengah delapan lebih..
di luar sana hujan telah reda, tapi rintik-rintik kecil masih terdengar.

“Pak, nasi goreng kornetnya satu dong.. pake telor ga pedes..!” Pintaku.
Lapar juga rasanya setelah ML habis-habisan tadi.

“Oke Den, siap..!” Sahut Pak Somad..
mulai memakai kembali pakaiannya lalu keluar dari situ untuk menyiapkan pesananku.

Kami memulihkan tenaga sambil ngobrol dan bercanda dengan santai.
Dari situ kami merasa lebih dekat dan mulai bercerita lebih banyak mengenai diri kami masing-masing.
Mulai dari kota asal, kegiatan kampus, hobby sampai hal-hal yang privat.

Dari cerita Angel.. aku baru tau sisi lain kehidupan pramugari yang panas dan seru..
Mungkin akan kuceritakan di lain kesempatan. Ia sendiri sebenarnya sudah punya pacar..
Seorang bule asal Belanda yang pekerjaannya mengharuskannya bolak-balik Indonesia dan negerinya.

Keduanya bertemu di pesawat. Ia pernah diajak pacarnya ikut swinger party ketika di negara asal sang pria.
Dari situ hasrat liar dalam dirinya mulai bangkit.. hingga akhirnya di tanah air ia menemukan penyaluran di klub orgy ini..
Yang gilanya.. lewat perkenalan sang pacar yang juga adalah kenalan Om Dedy.

Pacar Angel sendiri pernah duakali menjadi tamu di arisan klub orgy di rumah Om Dedy.
Dan ia tidak keberatan pacarnya yang cantik ini menjadi budak seks di klub ini.

“Kita saling terbuka aja kok.. aku pernah ML sama siapa selalu bilang ke dia, dan sebaliknya..
Dia bilang.. mumpung masih belum merit ya silakan puas-puasin hasrat liar.
Ntar kalau udah saatnya menjadi istri atau mama yang baik..!” Tandasnya.

“Yeah.. I like her man.. amazing, especially his style and cock..” kata Sabrina pelan padaku..
saat Angel bercerita tentang hubungannya dengan pacar bulenya.
“Hey, cut it off bitch..!” Angel melemparkan bantal kursi pada Sabrina yang menangkapnya sambil cekikikan.

Weleh.. weleh.. bener-bener pemikiran yang nyeleneh bin edan juga ya.. pikirku..
yang sebelumnya belum pernah mendengarkan pemikiran seperti itu.

Lain halnya Sabrina.. memang dari awalnya adalah pencari kesenangan sensual.
Namun ia tidak akan pernah melakukannya demi uang seperti menjadi ayam kampus.. atau menjadi simpanan orang kaya.

Baginya.. seks ya seks. Buat kesenangan.. bukan buat cari uang seperti PSK.
Ia bersedia memberikan kehangatan tubuhnya secara sukarela.. bila memang ia menginginkannya.
Bahkan menurut pengakuannya.. ia pernah melakukannya dengan dua ABG ojek payung yang tidak dikenalnya.

Namun.. ia bisa marah dan tersinggung bila seseorang yang berlagak baik padanya dan mendekatinya..
dengan tujuan untuk menidurinya.. semakin orang itu menginginkan tubuhnya.. semakin ia tidak akan memberikannya.

Sementara Pak Somad.. mengaku dirinya merasa lebih segar dan awet muda sejak menjadi member luar klub orgy ini.
Ia menjadi member lewat rekomendasi Pak Kasimun.. lalu melalui persetujuan Om Dedy..
Dan tentunya juga para member atau penghuni kost ini.

Dengan menjadi member klub ini ia tidak perlu lagi menghabiskan uang untuk melampiaskan nafsunya yang menggebu-gebu..
dengan pelacur-pelacur kelas bawah.. malah dia mendapat yang high quality dengan gratis..

Sehingga ia dapat menghemat anggaran dan menyisakan lebih banyak uang untuk dikirim pada istri dan anaknya di kampung.
Syaratnya.. hanya diam.. jangan cerita apapun tentang orgy club pada mereka yang bukan anggota. Tititk.

“Gimana Ric kesan-kesannya setelah bergabung di klub ini..?”
Tanya Angel sambil meletakkan gelas kosong yang baru diteguk isinya di atas meja ruang tengah

“Yah.. seneng.. kaget.. ga percaya.. campur-campur deh. Soalnya ga nyangka ada klub kaya ginian.
Sebelumnya kan cuma pernah ML satu lawan satu sama mantan cewek gua aja..” kataku..
sambil menyuapkan nasi goreng yang masih hangat ke mulutku. ah.. enak banget rasanya.. seperti mendapat asupan tenaga lagi.

Saat itu itu terdengar suara gembok pintu gerbang depan dibuka.. sehingga refleks akupun memunguti pakaianku..
untuk mengenakannya.. tapi Angel dan Sabrina malah senyum-senyum melihat reaksiku.

Saat itu memang Angel sudah memakai kembali gaun tidurnya.. demikian pula Pak Somad yang sebelumnya keluar..
membuatkan pesanan nasi gorengku, jadi tinggal aku dan Sabrina saja yang masih bersantai dan belum memakai pakaian kami.

Lalu terdengar gerung bunyi motor memasuki tempat parkir kost. “Hihihi.. tenang aja Ric, orang dalam kok itu..” kata Sabrina.
“Yakin bener lu? Kalau bukan gimana? Kalau iya terus mereka bawa orang dari luar gimana..?” Tanyaku bingung.

"Sejak lu resmi member tadi siang.. beritanya udah di-sms ke semua penghuni kost sini kok. Mereka juga udah tau.
Jadi.. kalaupun mereka bawa orang dari luar.. mereka bakal hati-hati kalau-kalau ada yang ngentot di luar kamar seperti kita tadi itu..”
Sabrina menjelaskan.

“Lagian Pak Kasimun jaga di posnya juga akan kasih tanda bel musik kok.. kalau ada orang luar datang kalau waktunya ga tepat..
supaya kita bisa beres-beres dulu..” tambah Angel.

“Cuma belakangan si Kasimun suka meleng ke mana aja.. waktu itu Bapak pernah entotan sama Non Amel..
ampir kepergok temennya Den Leo..!” Pak Somat menyeletuk.

Tiba-tiba aku merasa cemburu mendengar si tukang nasi goreng ini menyebut ia bercinta dengan Amel..
walau memang horny juga membayangkan Amel disetubuhi olehnya.

Sungguh aku tidak mengerti perasaan ini.. sebelumnya terhadap Amel aku hanya menganggap teman..
tapi kenapa sejak bercinta dengannya tadi mulai timbul perasaan lebih dari itu. Aku belum bisa menjelaskannya sekarang.

“Emang waktu itu di mana sama Amel Pak sampe ampir kepergok..?” Tanyaku penasaran.
“Di kamarnya Non Amel.. tapi pintunya belum tertutup bener.. untung keburu sadar ada orang lain..”

“Hei.. hei all..! Gile.. hujannya besar sekali tadi mana banjir pula..!” Sapa Mario.. “Wah.. wah.. baru pada ngentot ya..?”
Tanyanya begitu melihat aku dan Sabrina yang masih belum pakai apa-apa..

"Eh Ric.. selamat ya.. akhirnya lulus juga jadi anggota, lu..! Asik deh.. sekarang udah bisa ngentot bebas lagi, hehehe..”
Mario –27 tahun..– adalah seorang staf marketing di sebuah perusahaan.
Pria berdarah Ambon ini memiliki badan yang gempal.. kulit gelap dan berambut cepak.

Dilihat-lihat mirip dengan Mike Mohede si juara Indonesian Idol, tapi dengan level ketampanan yang di bawahnya.
Orangnya rame dan mudah dekat dengan orang lain, berbanding terbalik dengan Alex, si maniak komputer itu.

“Angel.. kapan balik lu..?” Tanyanya pada Angel dengan logat Ambonnya itu.
“Siang tadi..” jawab Angel.. “Sana.. mandi dulu.. udah basah gitu kamu..!”
Katanya melihat celana Mario yang sudah sangat basah walaupun bagian bawahnya telah digulung.

“Bareng mandi yuk Ngel, udah mandi belum lu..?”
“Oke yuk..! Badan udah lengket juga nih..” Angel mengiyakan dengan ringan dan bangkit berdiri.

“Mau di mana..? Kamar mandi luar, kamar kamu apa kamar aku..?”
“Kamar aku aja lah Ngel.. sekalian taro ini barang-barang..”

“Sini..! Sun dulu dong, udah lama gak ketemu..” Mario langsung mendekap tubuh Angel dan memagut bibirnya.
Keduanya pun berpagutan mesra di depan kami tanpa risih.

Tangan Mario menyingkap gaun tidur Angel dan meremas bongkahan pantatnya.
Angel juga tidak kalah agresif.. tangannya merabai selangkangan pria itu dari luar celana panjangnya.

Setelah tiga menitan baru mereka melepas bibir. “Mmm.. tambah manis aja kau..! Yuk ke kamarku..”
kata Mario menuntun pergelangan tangan Angel.

“O ya Pak.. nasi goreng kambingnya ya, yang pedas..!” Sahutnya pada Pak Somad..
“Dingin gini enak makan kambing bisa anget.. o ya Ngel, kamu mau juga..?”
“Ngga ah.. ga usah..! Udah makan dikit tadi..” tolak Angel.

“Ya udah.. ini Pak, uangnya aja dulu, kembalinya ambil aja..!”
Kata Mario mengeluarkan selembar duapuluh ribuan dari dompetnya dan mengulurkannya pada Pak Somad.

“Nanti taro aja di depan kamar saya ya, mau mandi dulu ini..!”
“Siap Den! Makasih banget ya..!” Pak Somad segera keluar untuk membuat pesanan Mario.

“Gitu deh Kak Angel.. tiap baru pulang semua pengen melepas rindu sama dia..” kata Sabrina.
Kini tinggal aku dan dia saja di ruang tamu ini.. sekarang sudah lebih bertenaga sih..
setelah menghabiskan sepiring nasi goreng Pak Somad.

“Jadi pengen mandi juga, nih udah keringetan gini..!”
Kata Sabrina menggeliatkan tubuhnya.. lalu bangkit berdiri..

“Mau bareng Ric..?”
“Gua tadi udah sih.. tapi kalau yang ngajaknya lu.. masa' gua nolak..? Hehehe..”
“Dasar.. ayo, di kamar gua aja ya..!?” Katanya

Kami pun masuk ke kamar mandi di kamarnya..
harum dan rapi kalau dibanding kamar mandi di kamarku atau cowok lain di sini.

Semburan air hangat dari shower sungguh menyegarkan menghilangkan peluh sehabis bercinta tadi.
Kami saling menyabuni dan saling meraba tubuh pasangan masing-masing diselingi obrolan ringan dan nakal.

Kami juga sempat bercinta di bawah siraman air.. sebentar saja tapi karena sudah lelah.
Akhirnya setelah mandi kami pun memakai pakaian kami lagi.

“Ngapain Na abis ini..?” Tanyaku
“Bobo lah.. besok kuliah pagi, lu sendiri..?” Tanyanya sambil memakai kaos gombrang tanpa bra di baliknya.
“Gua ada tugas kuliah, harus ngerjain.. abis ML kayanya plong deh rasanya.. kerjain tugas rasanya jadi semangat..”

Di depan pintu kamarnya kami bercanda sejenak.. lalu kupagut bibirnya sebelum berpisah..
tanganku meraba dadanya.. kurasakan putingnya di balik kaos tanpa bra itu.

Saat itu kudengar langkah kaki mendekat membuatku menoleh ke arahnya. Oh.. ternyata Amel yang baru pulang.
“Hai Mel..!” Sapa Sabrina yang dibalas Amel dengan hai juga dan senyum tipis.

“Eh.. Mel, abis darimana..? Malem gini baru balik..?” Aku menyapanya dengan sedikit salah tingkah.
“Dari tempat temen.. tadi nungguin ujan berenti baru pulang..” jawabnya datar sambil terus melengos.

“Na gua cabut dulu ya, dah..!” Aku pamitan ke Sabrina lalu menyusul Amel. “
Mel.. udah makan belum lu..?”
“Udah..” ia menjawab singkat,

“Malem ini lu sibuk ga Mel..?” Tanyaku.
“Napa emang nanya-nanya gitu..?” Ia terus berjalan dengan gayanya cuek seperti biasa.

Saat itu kami lewat di depan kamar Mario.. dari dalam sekonyong-konyong terdengar suara desahan.
Pasti si Ambon itu sedang asyik mereguk kenikmatan bersama Angeline.

“Ga papa sih.. kalau ga sibuk.. kita tidur bareng yuk malem ini, gimana..?” aku heran juga..
diriku jadi lebih berani sejak masuk klub ini padahal belum juga sehari.

Ia hanya tersenyum penuh arti padaku..
sambil mengeluarkan kunci kamar dari tasnya karena kami sudah dekat dengan kamarnya.
“Hehe.. berani juga ya lu terus terang gitu padahal member baru tadi siang..” katanya

“Nnggg.. yah gimana ya.. mungkin kebawa suasana di sini jadi berani.. gimana Mel, kok belum jawab..?”
“Yaahh.. gua suka keterusterangan lu Ric..” jawabnya menghela nafas..
“Tapi sori yah, malam ini gua udah janji nemenin Pak Kasimun.. lu denger sendiri kan tadi siang..?”

Kembali aku jadi panas mendengarnya, terlebih langsung dari mulut Amel sendiri.
“Oke deh, maybe next time ya..!”
“Oh ya Ric, boleh gua minta tolong ga..?” Ia seperti teringat sesuatu setelah membuka pintu kamarnya.
“Ya.. apaan..?”

“Gua mau pindahin data dari USB ke CD, lu bisa..?”
“Bisa, di laptop lu ada Nero-nya..?”
“Ada.. cuma belum ngerti caranya sih..”
“Ya udah.. gua ajarin sini..!”

Kamipun masuk ke kamarnya.. ia menyalakan laptopnya dan menyerahkan USB dan sekeping CD kosong padaku.
“Eehmm.. Mel, gimana kalau lu ga usah pake apa-apa sambil gua ajarin.. biar lebih semangat gitu loh..” kataku..
ketika tiba-tiba ide nakal melintas..

“Tenang aja.. si Sabrina udah nguras tenaga gua tadi.. ga bakal sampe ML kok. Lagian gua juga harus ngerjain tugas abis ini..”
“Oke.. no problem.. asal lu yang bener ya ajarinnya..” katanya dengan cuek.. lalu mulai melepaskan satu demi satu pakaiannya..
lalu kembali duduk di sebelahku dengan tubuh polos.

Aku melongo memandangi tubuh telanjangnya yang kali ini kunikmati dengan utuh..
–tadi siang ketika bercinta dengannya kan ia masih mengenakan pakaiannya..–

Ternyata Amel memiliki tubuh yang mulus dan indah.. tidak kalah dengan tiga wanita lain di kost ini.
Sungguh luar biasa payudaranya yang montok dan berputing kemerahan itu..
Juga bulu-bulu lebat yang tumbuh di selangkangannya.

Kesehariannya yang hampir tidak pernah memakai pakaian seksi..
dan pembawaaanya yang alim sungguh memberi nilai lebih pada gadis satu ini.

“Ayo dong, ajari guanya kapan..? Jangan bengong terus..! Kaya ga pernah liat cewek bugil aja..!?”
Protesnya membuyarkan lamunanku.
“Ohh, iya.. iya Mel.. jadi gini caranya ..”

Aku mulai memberi instruksi bagaimana mengoperasikan Nero.. memindahkan data ke CD.
Selanjutnya ia menggerakkan mouse mengikuti instruksiku.

Tentunya sesekali aku tidak konsen mengajarinya dalam keadaan ia telanjang begitu..
Herannya.. justru dia malah biasa saja.. tanpa terlihat risih tanpa pakaian di tubuhnya begitu.

“Nah, sekarang tinggal tunggu beres, gak lama kok..!” Kataku setelah ia mengklik tombol burn..
sehingga proses burning ke CD dimulai.

“Hihi..” ketika menunggu.. tiba-tiba ia tertawa kecil memperlihatkan senyumnya.
Ia tambah manis kalau sedang senyum begitu, heran sehari-harinya malah jarang senyum.

“Kenapa Mel..? Ketawa apa..?” Tanyaku belum ngeh.
“Kamu belajar dari Alex ya Ric..? Persis banget sama dia..” jawabnya
“Persis..? Maksudnya..?”

“Iya.. si freak itu juga kalau diminta bantuan yang berhubungan sama komputer juga mintanya sambil aneh-aneh gini.
Ya.. kitanya harus bugil kaya gini.. atau sambil nyepong atau kocokin dia.. atau kadang sambil ML di pangkuannya malah..”

“Ngga.. asli ngga.. cuma lagi iseng aja kok gua.. makanya kepikir gitu. Emang si Alex pernah apa aja ke lu..?” Tanyaku penasaran.
“Mmm.. gua pernah ML sama dia waktu nungguin install Office ke laptop gua.. sambil oralin dia juga pernah..” tuturnya enteng.

“Hehe.. beneran ga nyangka ternyata lu nakal juga ya Mel sampe ikut klub ini segala..!” Kataku.
“Everyone has her darkside.. sah sah aja kan..?” Katanya sambil mengangkat bahu.

“Sini Mel..!” Aku menarik pergelangan tangannya dan menyuruhnya duduk di pangkuanku menyamping.
Kuelusi paha mulusnya hingga tanganku sampai ke selangkangannya.

“Ooohh..” ia mendesah ketika jariku mulai mengorek dan mengobel vaginanya.
“Cerita ke gua Mel.. lu paling sering ngentot sama siapa di kost ini..?”
Aku bertanya penasaran sambil mencucuk-cucukkan jari tengah dan telunjukku.

“Aaah.. aahh.. duh sama ratalah.. di sini semua sex for fun.. mau sama siapa aja bebas..!”
Jawabnya sambil mendesah.

“Pak Kasimun emang dia sering ngajak lu nemenin tidur..?”
Aku menusukkan jariku lebih dalam dan menemukan klitorisnya.

“Gak juga.. aaahhh.. lebih sering temen lu si Indra malah.. aahh..!”
Tubuhnya semakin menggelinjang sampai dadanya membusung.

“O ya..? Si In.. mmmmhhh ..!” Tiba-tiba ia menempelkan bibirnya ke bibirku..
Dan kami pun terlibat percumbuan yang panas sambil jariku tetap mengobok-obok vaginanya.

Vagina Amel semakin berlendir.. sehingga kini jadi manisku pun masuk ke sana turut mengais-ngais.
Klitoris yang merupakan bagian sensitif setiap wanita itu kugesek-gesekkan dengan jariku.
Amel pun berkelojotan dibuatnya.

Kira-kira 10 menit aku mengobok-obok vaginanya hingga akhirnya tubuhnya bergetar
"AAAhhhhhh.. enakkhh.. Ric..!!” Desahnya panjang

Amel pun tiba di puncak kenikmatannya.. vaginanya mengeluarkan cariran bening yang hangat..
Cukup banyak sampai belepotan di tanganku. Aku pun melepaskan tanganku dari selangkangannya.

Kusodorkan jari-jariku yang basah ke bibirnya. Tanpa ragu Amel mengulum jariku yang belepotan cairan klimaksnya sendiri.
Setelah menjilatinya hingga bersih.. ia memberikan kecupan ringan di bibirku.

Saat itu proses pemindahan data telah selesai..
CD tray di laptopnya telah membuka dan layar monitor menayangkan screen saver karena lama ditinggal.

“Thanks ya Ric.. lu bener ga mau itu dulu..?” Tanyanya sambil kembali mengecup bbirku.
“Bener ngga.. nanti aja deh ya.. gua ada tugas, lu juga kan..? Jadi perlu tenaga nih..” balasku.
Akhirnya aku pun pamitan padanya dan kembali ke kamarku.

Malam itu, setelah beres mengeprint tugas kuliahku, aku tertidur karena kecapaian.
Hampir seharian ngeseks terus.. tentu terasa penatnya terutama daerah pinggang dan lutut.
-------ooOoo-------

Sekitar jam satu dinihari aku terbangun. Rasanya haus ingin minum.. tapi galon air di kamarku sudah kosong, belum diganti.
Maka aku pun membawa tempat minumku ke ruang tengah untuk mengambil air.

Aku menelusuri koridor, jam segini memang biasanya sudah sepi.. semua sudah di kamar masing-masing.
Beberapa kamar sudah gelap, beberapa menyalakan lampu remang-remang seperti misalnya kamar Amel.

Aku mendengar suara desahan di dalam sana ketika lewat di depannya.
Ia pasti sedang bertempur dengan Pak Kasimun. Aku jadi penasaran dan mendekati kamar itu.

Amel dan Sabrina bilang kalau mau lihat langsung saja.. tidak perlu pakai ngintip-ngintipan.
Maka sesuai kata mereka.. aku pun perlahan membuka pintu kamar itu.. tidak terkunci rupanya.
Kudorong sedikit pintunya untuk melihat ke dalam.

Aku menelan ludah melihat adegan di atas ranjang.. di mana dua tubuh berlainan jenis saling bergumul.
Tubuh bugil Amel tengah ditindih Pak Kasimun yang memompa batang kejantanannya dengan cepat di dalam vaginanya.

Amel menengok ke arahku sedikit terkejut.. tetapi lalu dia tersenyum dan berkata.. “Belum bobo Ric..?
Yuk sini kalau mau ikutan..!” Ucapnya sambil kembali menikmati pompaan penis Pak Kasimun di liang kewanitaannya.

“Akhh.. terus Pak.. tusuk lebih dalem..!” Sekarang ia malah membuat ceracau seksi ketika tau aku melihatnya.
Seperti disengaja untuk memancingku. “Siplah Non..!! Uuhh..!”
Desah Pak Kasimun yang lalu mempercepat pompaan penisnya di liang kewanitaan Amel.

“Akhhh.. memek Non benar-benar asoy deh. Ayo Den.. ikutan aja biar rame..!” Ajak pria itu..
Ia nampak sangat bernafsu mengaduk-aduk vagina Amel.. tangannya juga meremas payudara gadis itu.
Kemudian bibir mereka berpagutan dengan panas.

Ada rasa cemburu melanda hatiku ketika aku melihat tubuh Amel digarap oleh penjaga kost itu.
Tetapi anehnya juga.. aku juga terangsang dengan kejadian ini.. dan berharap mereka melakukannya lebih hot.

Padahal melihat Hany.. Angel dan Sabrina 'dipakai' oleh orang lain.. aku memang horny..
tapi sama sekali tidak ada rasa cemburu seperti ini.

Baru saja hari pertama menjadi member orgy club sudah banyak pergumulan dalam diriku.
Apakah aku ini sudah jadi maniak..? Kelainan..? Ataukah aku mulai menyukai Amel..?

Jika aku menyukainya.. mengapa aku justru menikmati ketika ia digarap oleh orang lain..?
Bahkan semakin horny ketika Pak Kasimun mencabut batang penisnya dari liang vagina Amel..
Lalu berejakulasi di wajah cantiknya..?

Amel sendiri juga tampaknya menikmatinya..
ia menyeka ceceran sperma itu dengan jarinya dan menjilatinya tanpa ragu.

“Non Amel sukanya nenggak peju kaya gini Den..!” Sahut Pak Kasimun.
“Hehe.. oke.. lu orang enjoy aja..! Gua mau bobo, cape nih..” kataku sambil menutup kembali pintu kamarnya.

Aku berlalu.. tapi bukan dengan cemburu ataupun nafsu menggebu.. tetapi dengan tanda tanya besar di otakku..
Mengenai ada apa dengan diriku terhadap Amel.

Setelah mengambil air aku kembali ke kamarku dan melanjutkan tidurku.

CONTIECROTT..!!
------------------------------------------------------ooOoo-------------------------------------------------------
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
:beer: .. igaP dooG
eperibadi..

Boh.. di atas Nubi posting Chapter 2 Part 3 Cerita 200..

Sialkan dikenyot.. nyott.. :nenen:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd