Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Digimon Frontier : Kazemon Hidden Stor

Bimabet
3. Jebakan Goblimon
Seorang pria tua yang usianya sekitar 60 tahun-an berjalan melewati hutan,"Ahh... Kerja berat seperti biasa dan pemandangan hutan yang masih biasa,"

Dia berjalan sambil mengamati sekelilingnya, memandangi Petermon dan Tinkermon berterbangan, "Oh.. Indah sekali.. Yah, meskipun indah, kalau sering dilihat akan bosan juga," Dia mengeluh dan hal itu membuatnya berjalan semakin malas.

Pekerjaannya yang ada di kota harus membuatnya berjalan jauh dari rumahnya. Ini adalah kegiatan rutinnya tiap hari. Dengan tubuhnya yang kurus dan sedikit cebol, kakek itu berjalan menyusuri hutan menuju rumahnya yang ada di tengah hutan.

"Video yang diputar di kota tadi itu sangat mengejutkan. Melihat bagaimana Digimon itu mendapat siksaan seksual membuatku menjadi terangsang sampai sekarang. Andai saja Digimon cantik itu ada tepat di hadapanku, aku akan memperkosanya sampai benar-benar puas," Kakek itu membayangkan hal tersebut sambil tersenyum dengan mesum.

Sambil terus membayangkan hal itu, kakek itu melihat tubuh yang tergolek lemah tidak jauh dari tempatnya berdiri. Dia segera berlari ke arah tubuh itu dan segera mendekatinya. Betapa terkejutnya dia ketika imajinasinya menjadi kenyataan. Itu adalah tubuh Kazemon yang tergeletak tak berdaya setelah diperkosa oleh Woodmon.

"A... Apa.. Ini mimpi?" Kakek itu menggosok-gosok matanya agar lebih yakin, "I.. Ini adalah Digimon yang ada di video itu!"

Kakek itu masih tidak percaya apa yang dilihatnya, tubuh Kazemon yang hanya memakai bra dan terbaring dengan kaki yang terbuka lebar membuat penisnya berdiri tegak. Dia melihat sekeliling dan melihat celana dalam Kazemon yang tergeletak di rerumputan. Ia mengambil celana dalam itu dan menciumnya.

"Ini bukan mimpi, ini benar-benar nyata! Hmm... Harum sekali... Vaginanya pasti sangat nikmat," Ia kembali ke tubuh Kazemon dan mengamati tubuhnya.

"Ohh... Apa yang harus kulakukan terlebih dulu?" Setelah berpikir sejenak dia memutuskan untuk melepas celananya dan mulai bermasturbasi di dekat tubuh Kazemon, "Sebagai pembukaan, bermasturbasi di dekat tubuhnya pasti menyenangkan,"

Dia berjongkok dan mulai mengocokkan penisnya perlahan sambil memandangi tubuh indah Kazemon. Dia mengerang kenikmatan ketika memandangi payudara Kazemon yang besar. Kakek itu lalu menggunakan celana dalam Kazemon untuk melingkari penisnya dan mulai mengocok penisnya lagi dengan cepat.

"Ooohh... Bahkan celana dalamnya terasa seperti vaginanya.." Beberapa saat kemudian, kakek itu merasa akan orgasme, "Ohhh.. inilah yang kutunggu-tunggu.."

Ia menaiki tubuh Kazemon dan duduk di atas perutnya. Semakin cepat dia mengocokkan penisnya dan akhirnya...

"Splurtt... spluurrtt.. spluurrttt... spluurrtt..."

"Ohhhhh..."

Kakek itu menyemprot payudara Kazemon berkali-kali dengan spermanya. Dia terjatuh lemas di atas tubuh Kazemon. Tidak pernah dia merasakan orgasme senikmat ini seumur hidupnya. Juga, sudah lama dia tidak merasakan tubuh wanita, jadi ini adalah kesempatan yang tidak akan dia sia-siakan.

"Haahh... Nikmat sekali... Haaahh... Hahhh..." Kakek itu, yang masih meniduri tubuh Kazemon, memandang wajah Kazemon yang masih pingsan, "Aku tidak menyangka akan bertemu dengan Digimon seksi ini di sini,"

Ia mulai mencium bibir Kazemon dan menciumnya dengan mesra. Tangannya meremas kedua payudara besar Kazemon yang masih terbungkus bra. Penisnya yang baru saja orgasme kembali menegang dan mulai digesek-gesekkan di atas tubuh Kazemon.

"Jangan, di sini tidak aman. Aku harus membawanya ke suatu tempat." Setelah membatalkan ciumannya dengan Kazemon, kakek itu memasangkan celana dalam Kazemon dan membawa Kazemon ke rumah kosong di tengah hutan.

Rumah itu terbuat dari dedaunan kering yang ditumpuk hingga membentuk sebuah rumah kecil. Di dalamnya tidak terdapat apa-apa, rumah itu mungkin hanya untuk tempat beristirahat. Kakek itu meletakkan tubuh Kazemon di tanah dan segera melepas bajunya sendiri. Dia melanjutkan ciuman yang tertunda tadi dengan terburu-buru. Penisnya yang sudah menegang terus digesekkan di atas perut Kazemon.

"Mhhmm... Mhhmmm... Aku akan keluar lagi, padahal baru sebentar aku menggesekkan penisku di perutnya. Ahhhhhhh..." Kakek itu mengeluarkan spermanya di perut Kazemon. Perut Kazemon kini lengket dengan sperma kakek itu.

Penis kakek itu melemas tapi kakek itu tidak terlihat kehabisan tenaga, dia menaikkan bra Kazemon hingga kedua payudara besarnya terlihat. Kakek itu hanya bisa menganga ketika melihat pemandangan indah di depannya, payudara asli dari Digimon yang disiksa secara seksual tadi. Tanpa ragu, dia mulai melahap payudara kanan Kazemon dan memainkan yang satunya lagi dengan tangannya. Dia menyedot puting Kazemon dengan keras. Penisnya yang baru saja orgasme itu digesekkan di atas vagina Kazemon yang masih tertutup celana dalam.

"Mmmpppfhhh... Mmmpphhh... Payudara ini nikmat sekali," Ia menyedot dengan sangat keras hingga air susu Kazemon keluar, "Mppphhhh! Air susunya keluar! Nikmat sekali..." Dia terus meminum air susu Kazemon dengan lahap.

Setelah puas meminum air susu Kazemon, dia mulai membuka celana dalam Kazemon ke samping. Penisnya langsung dihujamkan ke dalam vagina Kazemon. Kakek itu mengerang karena belum pernah dia merasakan vagina seperti ini. Dia memompa vagina Kazemon dengan bersemangat sambil terus meminum air susu Kazemon. Karena vagina Kazemon yang masih rapat, kakek itu segera orgasme dan menyemprotkan spermanya yang banyak ke dalamnya.

"Ohhhhh... Ohhh... Ohhhh..."

Sepertinya vagina Kazemon tidak sanggup menampung seluruh sperma itu dan menyemprotkannya keluar. Kakek itu belum puas dan mengoleskan spermanya ke seluruh wajah dan tubuh Kazemon. Ia memakai pakaiannya dan meninggalkan Kazemon yang penuh dengan spermanya.

"Hahahahaha! Dia benar-benar nikmat! Dia memang pelacur, persis yang dikatakan rekaman di kota tadi. Hahahaha!" Kakek itu berjalan dengan santai meninggalkan Kazemon.

"Ugghh... Dimana ini? Apa yang terjadi pada— Nggh!" Kazemon terbangun dengan lemas dan merasakan sakit di vagina dan kedua payudaranya, "Kenapa aku berlumurran sperma seperti ini?" Dia merapikan kedua bra-nya dan bersandar di dinding yang terbuat dari daun itu.

"Oh... Aku ingat sekarang... Ranamon dan Woodmon..." Kazemon mengingat kejadian yang menimpanya beberapa waktu yang lalu. Itu adalah kejadian terburuk dalam hidupnya. Tersiksa secara seksual di tangan rivalnya, Ranamon, dan diperkosa tanpa ampun dan tanpa henti oleh Woodmon. Pantas saja vaginanya terasa sakit sekali, delapan sulur masuk ke dalam vaginanya sekaligus dan memperkosanya berkali-kali, memaksanya untuk terus menerus orgasme.

"Tubuhku lengket sekali... Ini sperma manusia..." Kazemon menyadari sperma yang berada di sekujur tubuhnya, "Mungkinkah aku diperkosa saat pingsan tadi?"

Kazemon melihat ke arah vaginanya dan melihat vaginanya mengeluarkan sperma kakek tua tadi yang masih tersisa. Dia melepas celana dalamnya dan berusaha mengeluarkan sisa sperma kakek tadi. Banyak sekali sperma yang keluar dari vagina Kazemon.

"Nggghhh... Banyak sekali... Nghhh... Ahh..."

Setelah merasa sperma itu keluar semua, Kazemon memakai celana dalamnya dan berjalan keluar, "Sebaiknya aku mencari sungai dan membersihkan diri..."

Kazemon berjalan mengelilingi hutan, tubuhnya mengeluarkan bau sperma yang sangat tajam. Tidak berapa lama kemudian dia menemukan sungai yang tidak terlalu deras. Di sungai yang sepi dan tenang itu, Kazemon berendam sambil membersihkan tubuh dan pakaiannya yang masih berbau sperma. Dia juga membasuh vaginanya dengan air sungai.

"Ahhh.. Segarnya!" Kazemon keluar dari sungai dengan bersemangat, "Baiklah, sepertinya aku harus mengikuti kata-kata Ranamon. Aku harus segera ke kota Alpha,"

Setelah mengeringkan badan, Kazemon terbang keluar dari hutan dan menuju kota terdekat untuk beristirahat. Dia menuju ke kota Goblin. Di kota itu terdapat banyak sekali Goblimon. Kota ini terlihat kumuh dan tidak terawat. Kazemon berjalan mengelilingi kota itu dan melihat beberapa Goblimon yang terlihat sangat memprihatinkan.

"Apa yang terjadi?" Tanya Kazemon pada salah satu Goblimon yang sedang terduduk lemas di pinggir jalan.

"Siapa kau?" Goblimon itu terlihat ketakutan.

"Tenanglah aku tidak akan melukaimu," Kata Kazemon sambil memegang pundak Goblimon itu.

"Jangan sakiti aku! Kumohon!" Goblimon itu menepis tangan Kazemon dan menjauh darinya.

Goblimon itu terdiam sebentar dan memandangi Kazemon. Cukup lama dia memandangi Kazemon dan tiba-tiba dia memeluk salah satu kaki Kazemon sambil menangis.

"Tolong kami... Selamatkan kami..."

"Apa yang terjadi?" Kazemon kebingungan melihat Goblimon yang tiba-tiba menangis ini, "Ceritakan semuanya padaku."

Goblimon itu melepas pelukannya dan mulai menenangkan dirinya, "Aku tidak tahu harus mulai darimana... Satu pagi, aku terbangun seperti biasa di kamar tidurku. Tiba-tiba, kudengar suara para Goblimon lain berteriak. Aku melihat keluar kamarku dan melihat Digimon wanita yang sangat menakutkan. Dia seperti menghipnotis... bukan, dia mengutuk para Goblimon dan mengubah empat dari mereka menjadi makhluk yang mengerikan. Mereka berubah menjadi lebih besar, maksudku SEMUA bagian tubuh mereka menjadi besar."

"Apakah Digimon ini berwarna hijau?" Tanya Kazemon.

"Ya! Dia berwarna hijau dan seperti katak,"

"Ranamon..." Gumam Kazemon.

"Dia menuntun empat Goblimon ke pusat kota dan mengutuk kota ini dengan kutukannya, aku mengikutinya diam-diam dan mendengar sedikit apa yang dia katakan," Goblimon itu diam sejenak berusaha mengingat apa yang sudah di dengarnya, "Dia mengatakan kalau mereka akan sembuh jika berhasil mengalahkan Digimon yang bernama Kazemon,"

Kazemon terkejut mendengar perkataan Goblimon yang malang itu. Dia tidak percaya dengan apa yang sudah di dengarnya. Ranamon ternyata belum cukup puas mempermalukan dirinya.

"Sial kau Ranamon..." Geram Kazemon, "Bisakah kau memberitahuku kemana Ranamon membawa para Goblimon itu?"

"Dia membawanya ke arah hutan di sana," Goblimon itu menunjuk hutan yang ada di sebelah utara kota Goblin.

"Baiklah, bisakah kau antar aku ke sana?

"Ahhh..." Goblimon itu ragu-ragu, "Baiklah..."

Kazemon dan Goblimon itu berjalan menuju utara kota. Baru beberapa langkah, seorang Goblimon memegang kaki Kazemon. Kazemon terkejut dan memperhatikan Goblimon ini. Keadaannya tidak jauh beda dengan Goblimon yang lainnya.

"Tidak... Jangan... Ke sana..." Kata Goblimon itu lemah.

"Aku harus segera melepaskan kutukan itu dan mengembalikan Goblimon yang lainnya," Kata Kazemon sambil berusaha melepaskan cengkraman di kakinya.

"Tidak... Jangan pergi bersama— UAGHHH!" Goblimon itu tiba-tiba berteriak kesakitan dan seketika tubuhnya diselimuti fractal code lalu menghilang.

"Ini sudah keterlaluan Ranamon," Pikir Kazemon.

"Kita harus cepat, sebelum Goblimon lain akan berakhir seperti dia,"

"Baiklah."

Mereka berdua berjalan menuju hutan. Pohon-pohon di hutan itu terlihat suram. Goblimon itu terus menunjukkan arah dan berjalan di depan Kazemon. Tidak berapa lama, Kazemon merasa curiga dengan Goblimon itu.

"Tunggu dulu," Kazemon berhenti dan bertanya, "bagaimana kau tahu kalau Ranamon membawa mereka kemari?"

Goblimon itu berhenti dan mulai tertawa, "Hahahaha... Akhirnya kau sadar juga, Kazemon,"

Goblimon itu membalikkan badannya dan berubah menjadi besar. Seluruh tubuhnya membesar menjadi dua kali lipat hingga setinggi tubuh Kazemon. Pakaiannya sobek dan terlihat penis yang begitu besar, panjangnya sekitar 40 cm dan diameternya sekitar 14 cm.

"Bagaimana penampilan baruku, Kazemon?" Goblimon itu tertawa.

"Kau terlihat lebih menjijikan dari sebelumnya," Kazemon segera mempersiapkan dirinya untuk bertarung, "Kau sama buruknya seperti Ranamon! Sepertinya aku tak punya pilihan lain selain melawanmu. Rasakan ini!"

Kazemon terbang dengan cepat ke arah Goblimon itu dan memukulnya. Belum sempat tangan Kazemon menyentuhnya, Goblimon lain muncul di depannya dan memukulnya dengan keras di perutnya.

"UGH!" Kazemon terpental jauh ke belakang dan menabrak pohon dengan punggungnya hingga terdapat lubang besar di pohon tersebut, "Uhh.. Sakit sekali..."

"Hahaha! Rasakan itu pelacur!" Kata Goblimon yang baru saja memukulnya.

"Pukulan yang bagus, Mod" Kata Goblimon yang satu lagi.

"Terima kasih, Zod. Pelacur itu pantas mendapatkannya," Mod tertawa dengan bahagia.

"Sial... Aku lupa kalau mereka ada empat... Tapi mana yang dua lagi?" Kata Kazemon yang kini sedang berdiri dan menyandarkan tubuhnya di pohon.

"Aku disini, sayang!" Dengan kekuatan penuh, salah satu Goblimon berlari ke arah Kazemon dan memukulnya di perut lagi.

"HNGG!" Kazemon tidak dapat bernafas ketika tangan yang kuat itu menghantam perutnya dengan sangat keras. Tubuhnya jembali menghantam pohon dan membuat lubang di pohon semakin besar dan dalam.

"Giliranku!"

Belum sempat Kazemon bergerak, sebuah batang kayu yang besar menghantam perutnya sekali lagi.

"HNNNNGG!" Kazemon tida dapat berteriak karena hantaman itu sangat menyakiti perutnya hingga membuatnya tidak dapat bernafas.

Batang kayu itu terus mendorong tubuh Kazemon dan menghancurkan pohon di belakang Kazemon. Ia terus mendorong Kazemon ke belakang sampai akhirnya tubuh Kazemon menghantam sebuah batu besar dengan punggungnya.

"AGHH!" Kazemon langsung tertunduk lesu dan terjatuh ke tanah begitu batang kayu besar itu terlepas dari perutnya, "Uhhhhh..."

"Bagus sekali, Vod" Kata Mod, "Kau juga, Nod"

"Hahaha! Terima kasih!" Jawab mereka bersamaan.

"Sekarang, apa yang harus kita lakukan?" Tanya Zod.

"Haruskah kita langsung 'melakukannya' ?" Kata Nod.

"Tentu saja, dia sudah tidak dapat melawan lagi," Kata Mod sambil mendekati Kazemon yang masih tersungkur sambil memegangi perutnya. Dia menarik rambut Kazemon dan berbisik ke telinganya, "Bersiaplah, sayang."

Mod mengangkat tubuh Kazemon tinggi-tinggi dan membantingnya dengan keras ke tanah.

"UAGGHH!"

Tubuh Kazemon menghantam tanah dengan sangat keras hingga tanah di sekitarnya hancur. Dengan sisa tenaga yang ada, Kazemon merangkak menjauhi Mod. Tapi tentu saja, ketiga Goblimon lain sudah mengepungnya. Zod mengangkat kepala Kazemon dan mengarahkannya ke penisnya yang panjang dan besar.

"Hisap ini, pelacur!" Katanya sambil menempelkan wajah Kazemon ke penisnya.

"Cih, aku tidak akan memasukkan benda menjijikan itu ke mulutku," Kata Kazemon sambil memalingkan wajahnya dari penis Zod.

"Oh ayolah, kau pasti sudah tidak sabar utnuk menghisap penisku kan?" Zod mulai menggesek-gesekkan pipi Kazemon ke penisnya yang besar.

"Jangan bermain-main Zod, kita harus segera menyelesaikan ini," Kata Mod tidak sabaran, "Hei pelacur, jika kau tidak mau membuka mulutmu, biar aku yang membantumu,"

Mod menurunkan bra Kazemon hingga payudaranya yang besar dan indah itu terlihat semuanya. Mod lalu berdiri di belakang tubuh Kazemon yang kini sedang menungging dan meremas kedua payudara Kazemon.

"Mmmmhhh... Nhhhhh... Hentikan... Jangan diremas... Mhhh..." Kazemon terus berusaha menahan kenikmatan di payudaranya dan mencoba untuk terus menutup mulutnya.

Mod terus memainkan payudaranya Kazemon, tapi kali ini lebih kasar hingga membuat Kazemon merintih kesakitan, "Akui saja, kau menikmatinya bukan?"

"Mmmmmmmhhh.. Ti... Tidak... Nggghhh..." Jawab Kazemon lemah.

Kazemon terus berusaha agar mulutnya tidak terbuka lebar. Dia sudah tahu akibatnya jika mulutnya terbuka, sebuah penis yang besar dan panjang akan memasuki mulutnya. Hal itu akan sangat menyiksanya.

Mod yang masih memainkan payudara Kazemon dengan kasar, tetap tidak menyentuh putingnya. Dia sudah tahu jika puting Kazemon adalah salah satu kelemahannya, saat ini puting Kazemon sangat sensitif, bahkan sedikit sentuhan saja bisa membuatnya orgasme dengan instan.

Tidak berapa lama kemudian, Mod melihat bahwa puting Kazemon sudah mulai mengeras, "Sepertinya ini saat yang tepat untuk menyentuh putingmu, Kazemon," dia juga menyadari bahwa Kazemon akan mengalami orgasme.

"Ohh... Tidak.. Jika seperti ini terus, aku akan orgasme..." Pikir Kazemon di tengah badai kenikmatan yang sedang melandanya.

Mod yang mengetahui kapan Kazemon akan orgasme mulai meraba-raba bagian sekitar puting Kazemon dengan jarinya. Dia melingkari puting Kazemon dan meraba areola-nya dengan jarinya.

"Tidak... Aku akan... Keluar..." Kazemon menutup mulutnya dengan sekuat tenaga ketika orgasme yang hebat melandanya, "Mmmmmmmhhhh! Mmnnnhhh! Nghhh!"

Tubuh Kazemon yang sedang menungging itu mengejang dengan hebat ketika dia orgasme. Vaginanya mengeluarkan cairan orgasme yang mengalir deras dan menembus celana dalamnya. Kazemon yang masih lemas dilanda orgasme barusan, tiba-tiba terkejut ketika Mod mulai memencet kedua putingnya dengan sangat keras. Hal itu membuatnya orgasme yang kedua dalam waktu yang singkat.

"Ahhhhhhhhhhnnnnnnnnnn! Ahhhhhhhnnnnn!" Kazemon tidak sanggup menahan kenikmatan yang dialaminya saat ini. Melihat kesempatan ini, Zod mulai memasukkan penisnya yang sudah berdiri tegang ke dalam mulut Kazemon. Dia mengeluarkan masukkan penisnya di dalam mulut Kazemon.

"Lihatlah pelacur ini! Dia mengalami multi orgasme hanya dengan sentuhan kecil di payudaranya! Hahahaha!" Mod tertawa yang diikuti oleh ketiga temannya, "Baiklah, kini saatnya aku menikmati vagina indahmu~"

Mod melepas celana dalam Kazemon yang sudah basah karena cairan orgasmenya dan memeras cairannya diatas penisnya, "Ahhh... Aku dapat menikmati vaginamu hanya dengan merasakan cairannya saja. Persiapkanlah dirimu, pelacur."

Mod mulai memasukkan penisnya yang besar itu dengan kasar ke dalam vagina Kazemon yang masih belum berhenti mengeluarkan cairan orgasmenya. Penis yang besar itu membuat vagina Kazemon terbuka lebar dan menusuk sangat dalam.

"KYAAAAAAAHHH! Pelan-pelan! Sakit sekali! KYAAAHHH!" Kazemon berteriak sambil melepaskan penis Zod dari mulutnya, "AHHHNN! AHHHNN... AHHNNNN... NNGGHHH... Kuh... Ini menyakitkan... Hentikan..."

"Hei! Siapa yang menyuruhmu untuk berhenti menghisap penisku?" Kata Zod sambil memegang kepala Kazemon dan memaksanya untuk menghisap penisnya lagi.

"Mmmfffhh!?" Kazemon terpaksa menghisap penis besar itu lagi.

Mod memompa penisnya keluar masuk di vagina Kazemon. Melihat keadaan Kazemon yang sudah tak berdaya dan kedua temannya yang sedang menikmati tubuh Kazemon, Vod dan Nod tidak ingin ketinggalan dan segera bergabung. Vod menaiki punggung Kazemon dan meremas kedua payudaranya. Dia juga menggesek-gesekkan penisnya di punggung Kazemon.

"Ohhhh... Payudara ini sangat hebat... Besar dan kenyal! Ohhh..."

"Hei, ayolah, biarkan aku mencicipi yang satunya," Kata Nod yang kini sedang berada di bawah tubuh Kazemon yang sedang menungging.

"Baiklah, baiklah..." Kata Vod sambil melepas remasannya pada payudara kiri Kazemon.

Nod langsung menghisap payudara Kazemon yang besar itu dengan sekuat tenaga.

"Ahhh... Ja— Jangan terlalu... keras... ahhhh..." Kazemon mengerang karena merasakan kesakitan dan kenikmatan di payudaranya.

"Ohhhh... Aku bisa mengeluarkan susu dari payudara ini! Lihat saja," Nod terus menghisap payudara itu dengan sekuat tenaga.

Kazemon yang mendengar hal itu merasa ketakutan dan dia ingin sekali memohon agar hal itu tidak dilakukan, apa daya mulutnya kini harus menghisap penis yang sangat besar.

"Hei, Mod. Apakah lubang vaginanya masih muat untuk satu penis lagi?" Tanya Nod.

"Hmmm.. Aku rasa masih muat," Jawab Mod.

"Baiklah, akan kumasukkan penisku juga ke sana,"

Mendengar percakapan itu, Kazemon terkejut dan meronta sebisanya, "Mmmppfff! Mmmmmhhh!"

"Hei! Diamlah!" Kata Vod yang muak dengan Kazemon dan segera meremas kedua payudaranya dengat sangat keras. Tangan Vod tenggelam di kedua payudara Kazemon.

"MMMMMMMPPPPFFF!" Mata Kazemon terbelalak karena sakit yang luar biasa yang diterima oleh kedua payudaranya. Ia merasa seperti kedua payudaranya akan pecah seperti balon air yang diremas dengan sangat keras.

"Baiklah, ini hukumanmu karena kau tidak bisa diam!" Nod mencoba measukkan batang penisnya ke dalam vagina Kazemon yang saat ini sedang ditempati oleh penis Mod.

Nod mendorong penisnya agar bisa masuk ke dalam vagina Kazemon. Penis itu membuat vagina Kazemon terbuka lebar. Kazemon merintih kesakitan dan ingin berteriak sekeras-kerasnya, apa daya mulutnya kini diperkosa oleh Zod. Setelah beberapa dorongan, akhirnya penis Nod berhasil masuk ke dalam vagina Kazemon.

"Ahhhh... Nikmatnya..."

"Mmmmpppfhhh..."

Dua penis yang besar kini berada dalam vagina Kazemon. Sudah tidak ada lagi yang dapat ia perbuat selain menunggu para Goblimon ini memuaskan diri mereka. Kedua penis iu mulai keluar masuk vaginanya. Vaginanya terasa panas karena gesekan kedua penis itu sangat cepat. Perih yang tak tertahankan sangat terasa di vaginanya. Dia hanya ingin ini semua cepat berakhir. Dia tidak sanggup membayangkan vaginanya yang dimasuki dua penis sekaligus ini sudah hancur.

Kedua penis itu masuk semakin dalam di vagina Kazemon. Tidak berapa lama, kedua penis itu menyentuh dinding rahim Kazemon. Kazemon melepaskan penis Zod dan melepaskan teriakan penuh penderitaan saat kedua penis itu menyentuh dinding rahimnya. Ia tidak pernah membayangkan jika vaginanya akan dimasuki dua penis sekaligus hingga menyentuh dinding rahimnya.

"Ahh... ahhh... ampun... hentikan... ahhhnnn... aku.. tidak... ta— ahhhnnn... tidak... tahan lagi... ahhhnn" Kazemon memohon kepada pemerkosanya agar berhenti.

"Apa? Kau minta kami untuk berhenti? Hahahaha! Vaginamu sudah menjadi milik kami, pelacur!" Kata Mod yang terus memompa penisnya di vagina Kazemon.

"Kami tidak akan berhenti sampai kami semua menyemprotkan sperma kami ke dalam vaginamu hahahaha!" Tambah Nod.

"Tidak... Tolong... ahhhh... Ampun... ahhhh... ahhhh..."

"Diam dan nikmati saja, pelacur"

Mod dan Nod memompa penis mereka di dalam vagina Kazemon, Vod masih memainkan dua payudara indah Kazemon, dan Zod memasukkan penisnya ke mulut Kazemon lagi.

"Ohhhh... Sepertinya aku akan keluar..." Kata Zod yang terus memperkosa mulut Kazemon, "Ohhhhhhhhhh... Aku keluar...~"

Zod menyemburkan spermanya ke dalam mulut Kazemon, "Ohhhhh... Pastikan kau menelan semuanya, pelacur."

Kazemon merasakan sperma itu mengalir di tenggorokannya. Sperma itu tidak berhenti keluar dan terus menyemprot di dalam mulut Kazemon. Bersamaan dengan itu, Kazemon mengalami orgasme yang kesekian kalinya.

"Ahhhhhhhhnnnnn..." Dia membuka mulutnya karena tidak tahan ingin mengerang, penis Zod yang masih mengeluarkan sperma itu terlepas dari mulut Kazemon dan menyemprotkan spermanya ke seluruh wajah Kazemon. Wajah Kazemon kini penuh dengan sperma putih yang lengket milik Zod.

"Uhuk.. Uhuk... Uhuk.." Kazemon terbatuk karena begitu banyak sperma yang harus ia telan. Beberapa sperma itu keluar dan mengalir di bibir Kazemon saat ia batuk, "Sudah... Tolong... Hentikan... Uhuk uhuk... Kumohon..."

Zod yang sudah mengeluarkan spermanya, kini duduk dan melihat perbuatan ketiga temannya yang masih memperkosa Kazemon, "Hei, apa kalian masih ingat persyaratan agar kita bisa kembali normal?"

"Ya, aku masih ingat," Nod menjawab, "Kita harus mengeluarkan sperma kita di dalam vaginanya,"

"Sial, aku baru saja mengeluarkan spermaku di dalam mulutnya. Sepertinya aku butuh waktu yang lama untuk mengumpulkan spermaku lagi," Kata Zod dengan wajah yang menyesal.

"Kenapa?" Tanya Nod.

"Spermaku sudah habis ditelan oleh pelacur ini hahahaha!"

Mereka berempat tertawa puas.

"Kau dengar itu? Kau sangat suka sperma ya sampai-sampai menghabiskan sperma milik Zod hahahaha!" Ejek Mod.

"Jangan... Ahhnn... Katakan itu... Ahnnnnhhnnnnnnnnnn... Aku akan ogasme... lagi... ahhhhhnnn..."

"Oh! Sepertinya aku juga akan keluar!" Kata Mod.

"Aku juga!" Imbuh Nod.

Mereka berdua semakin cepat memompa penis mereka di dalam vagina Kazemon hingga akhirnya...

"Aku keluar! Aaaaahhhhhhnnnnnnnnnnnnn..." Kazemon mengerang karena orgasme.

"Ohhhhhh!" Kedua Goblimon itu juga mengerang saat menyemprotkan spermanya ke dalam vagina Kazemon.

SPLURT SPLURT SPLURT

Vagina Kazemon tidak mampu menampung sperma dari kedua penis itu. Sperma itu muncrat keluar sebelum dua Goblimon itu mengeluarkan penisnya.

"Banyak sekali yang kalian keluarkan," Kata Vod yang kini melepas tangannya dari payudara Kazemon dan pindah ke belakang siap untuk mengeluarkan spermanya di dalam vagina Kazemon, "Apa kalian sudah selesai? Aku akan keluar, biarkan aku menikmati vaginanya,"

"Baiklah,"

Kedua Goblimon mengeluarkan penisnya dan tak disangka, mereka berdua masih mengeluarkan sperma hingga sperma itu mengenai punggung Kazemon. Vod membalikkan tubuh lemah Kazemon hingga Kazemon kini terlentang tak berdaya di hadapannya. Tanpa ragu, dia menancapkan penis besarnya ke dalam vagina Kazemon yang masih mengeluarkan sperma sisa dari Mod dan Nod.

Dia menghujamkan penisnya begitu dalam dan cepat. Kedua tangannya kini meremas payudara Kazemon dan memerasnya dengan keras hingga Kazemon merintih kesakitan. Terlihat cairan putih sedikit demi sedikit keluar dari puting susunya. Melihat ini, Vod dengan cepat mendempetkan kedua puting itu agar bersentuhan dan segera menyedot kedua puting itu hingga...

"Tidaaaakkkkk... Air susuku... Keluar! Ahhhhhhhnnnnn...!"

Bersamaan dengan keluarnya air susu miliknya yang kini sedang diminum oleh Vod, Kazemon mengalami orgasme dan diikuti oleh orgasme Vod. Hisapan Vod di payudara Kazemon semakin kuat dan semburan spermanya juga semakin deras dan banyak sampai-sampai terlihat perut Kazemon sedikit menggembung karena begitu banyaknya sperma yang ditampung di dalam tubuhnya.

Vod mengeluarkan penisnya dari vagina Kazemon dan tentu saja, sperma itu belum berhenti keluar. Dia mengarahkan penisnya ke tubuh Kazemon dan menyiramnya dengan spermanya. Tidak ada tubuh Kazemon yang luput dari semprotan sperma Vod.

"Ahhhh... Nikmat sekali..." Kata Vod puas.

"Uhhhh... Aku... Kalah..."

Keadaan Kazemon kini memprihatinkan. Tubuhnya terbaring lemah di hadapan keempat Goblimon yang telah puas memperkosanya. Tangannya terkulai lemas hingga dia tak mampu menggerakkannya. Seluruh tubuh dan wajahnya dipenuhi oleh sperma. Payudaranya terus mengeluarkan air susu dan bercampur dengan sperma di sekitar tubuhnya. Kakinya yang terbuka lebar kini gemetaran. Vaginanya kini menyemprotkan sperma yang bercampur dengan cairan orgasmenya.

"Hei, ini bukan waktunya istirahat!" Kata Zod, "Aku masih belum menyemprotkan spermaku ke vaginamu! Aku tidak bisa mengeluarkan sperma dalam waktu dekat, maka dari itu aku harus bermain-main denganmu,"

Zod mengambil bra dan celana dalam Kazemon dan melemparkannya, "Cepat pakai ini dan bertarunglah denganku!"

"Ta-tapi... aku sudah tidak kuat lagi... Ahhhnnnn..." Jawab Kazemon dengan lemah.

"Aku tidak peduli! Cepat pakai dan berdiri!"

Kazemon sudah tidak tahu apa yang harus dilakukan, ia terpaksa menuruti kata-kata Zod. Dengan sisa tenaganya, Kazemon memakai bra dan celana dalamnya. Air susunya yang terus mengalir, kini tembus keluar melalui bra-nya dan mulai menetes. Sperma yang ada di vaginanya juga ikut merembes keluar dari sela-sela celana dalamnya. Ia merangkak ke pohon di sampingnya dan bersusah payah untuk berdiri.

Tangannya berpegangan pada pohon dan berusaha menopang tubuhnya yang sudah lemah. Belum begitu lama ia berdiri, ia merasakan rasa sakit dan ngilu di vaginanya. Dengan merintih ia memegang vaginanya dan kembali terjatuh.

"Ahhh! Sakit sekali..." Kazemon merasa bahwa vaginanya sudah dihancurkan oleh keempat Goblimon itu.

"Tidak dapat berdiri ya? Biar kubantu kau berdiri!" Zod berjalan ke arah Kazemon dan menjambak rambutnya dengan kuat.

"Ahhhh!"

Zod kini mengangkat Kazemon dan melemparnya ke pohon. Tubuh Kazemon menabrak pohon itu dengan keras. Ia duduk lemas di bawah pohon itu, kepalanya tertunduk lesu. Zod melangkah mendekati Kazemon,

"Sepertinya penisku sudah kembali tegang," Kata Zod, "Aku tidak ingin penisku ternodai oleh sperma yang ada di dalam vaginamu, cepat keluarkan!"

"Ba—baiklah..." Kata Kazemon.

Sambil terduduk lemah, ia melepas celana dalamnya dan membuka vaginanya dengan jari-jarinya.

"Hnnggg... Ahhh.." Kazemon mengerang ketika mencoba mengeluarkan sperma yang ada di dalam vaginanya, "Nggghhh... haahhh... Ini terlalu banyak... Ahhhh..."

Setelah melihat Kazemon yang tidak mampu mengeluarkan seluruh sperma di vaginanya, Zod mulai kehabisan kesabaran, "Hei, lama sekali. Penisku sudah tidak dapat menunggu lebih lama lagi. Biar kubantu kau,"

"Apa yang akan kau lakukan?"

Zod mengangkat kakinya dan mengarahkannya ke perut Kazemon yang tidak terlindung.

"Tidak... Jangan.. Kumo— UAGH!"

Zod menginjakkan kakinya di perut Kazemon. Hal itu seketika membuat sperma yang ada di dalam vagina Kazemon menyembur keluar. Zod mengangkat kakinya dan memberikan injakan lagi ke perut Kazemon.

"HNNNGGG!" Kazemon kehabisan udara karena perutnya dua kali berturut-turut diinjak.

Seperti injakan sebelumnya, sperma yang ada di dalam vagina Kazemon menyembur keluar, bahkan lebih banyak. Kazemon memegangi perutnya sambil gemeteran.

"Singkirkan tanganmu dari situ, pelacur!" Bentak Zod.

"Am—ampun... Hentikan... Aku... Sudah tidak kuat lagi..."

"Sepertinya aku tidak punya pilihan lain," Zod mengangkat kakinya dan menginjak vagina Kazemon dengan seluruh kekuatannya, "Rasakan itu!"

"HYAAAAAA! AHHHH!"

Kazemon menjerit kesakitan dan berusaha mengangkat kaki Zod yang berada di area sensitifnya. Ia terus memohon agar Zod mengangkat kakinya, tapi hal itu sia-sia karena Zod sangat menikmatinya.

"Ooohh.. Teriakanmu membuat penisku terbangun lagi. Kini giliran penisku yang akan membuatmu memohon ampun,"

Zod mengangkat kakinya dari vagina Kazemon dan membalikan tubuhnya hingga kini Kazemon tengkurap membelakangi Zod. Zod mengangkat pinggul Kazemon dan mengarahkan penisnya ke vagina Kazemon. Ia memasukkan penisnya dengan cepat hingga membuat Kazemon orgasme.

"Ah.. Ahh... Hahh... Ahnn..." Kazemon mengerang lemah setiap kali Zod memompa penisnya keluar masuk vaginanya. Tangannya sudah tidak mampu lagi menopang tubuhnya, ia hanya bisa mengerang dan berharap ini akan berakhir.

Tidak berapa lama, Zod merasa spermanya akan keluar, "Ohhh... Aku akan mengeluarkan sperma yang banyak!"

Ia mempercepat gerakannya dan mengeluarkan perma yang banyak di dalam vagina Kazemon, "Ohhhhh... Nikmat sekali..."

"Ahhhhhhnnnnnnnn..." Dengan erangan yang panjang, Kazemon terkulai lemah dan kehilangan kesadarannya.

"Hei, apa dia pingsan?" Tanya Zod yang masih mengeluarkan spermanya.

"Sepertinya ya," Jawab Mod.

"Kita benar-benar menghancurkannya hahaha!"

"Ranamon pasti akan senang jika dia melihat ini!" Kata Nod.

"Tentu saja! Dia pasti sangat senang melihat musuh bebuyutannya dihancurkan dan diperkosa seperti ini!" Tambah Zod yang kini mengeluarkan penisnya dari vagina Kazemon. Ia lalu membalikkan tubuh Kazemon, "Apa aku terlalu banyak mengeluarkan sperma di dalam vaginanya?"

"Hahaha! Tentu saja! Lihatlah, spermamu mengalir dengan deras dari vaginanya," Mereka berempat tertawa puas setelah berhasil mengalahkan dan menikmati tubuh Kazemon.

"Kalian menikmatinya, anak-anak?"

Mereka berempat terkejut ketika mendengar suara seseorang di tengah-tengah tawa mereka.

"Oh! Ranamon!"

"Bagaimana? Kau lihat keadaannya sekarang? Apa kau sudah puas?" Tanya Zod dengan wajah yang penuh kepuasan.

"Apa? Bagaimana aku tidak senang melihat keadaan pelacur ini? Tentu saja aku senang! Hahahahaha! Kalian melakukan tugas kalian dengan baik, kembalilah ke kota kalian, aku sudah menyiapkan obat untuk mengembalikan tubuh kalian seperti semula. Itu jika kalian tidak mau menikmati tubuh pelacur ini sekali lagi," Kata Ranamon.

"Kami bisa menikmati tubuhnya lagi?"

"Tentu saja,"

"Hahaha! Baiklah! Apa yang harus kami lakukan?" Tanya Zod dengan tidak sabaran.

"Ikut aku ke kota Alpha dan jadilah pengikutku mulai sekarang, kau akan menikmati tubuhnya di sana,"

"Baiklah kalau itu keinginanmu Ranamon,"

"Panggil aku 'Nona Ranamon' dan jangan pernah mencoba melawanku. Sekarang, pergilah ke kota Alpha lewat portal itu aku masih ada sedikit urusan dengan kupu-kupu pelacur ini,"

"Baik Nona Ranamon," Jawab mereka serempak dan segera memasuki portal.

Setelah keempat Goblimon itu pergi, Ranamon berjalan mendekati Kazemon yang masih tidak sadarkan diri. Ia berdiri di samping tubuhnya dan menginjakkan kakinya tepat di atas perut Kazemon. Itu membuat sperma yang masih berada di dalam vagina Kazemon menyembur keluar.

"Lihatlah dirimu, tergeletak tak berdaya dan dipenuhi sperma menjijikan dari Goblimon, ohhh... itu membuatku semakin tidak sabar melihatmu di turnamen nanti. Mereka benar-benar menghancurkanmu ya? Lihatlah vaginamu, aku yakin itu tidak akan bisa kembali seperti normal lagi,"

Ranamon mengeluarkan botol yang berisi cairan berwarna merah muda, "Untungnya aku sudah menyiapkan ini, obat ini akan membuat vaginamu yang menjijikan itu kembali seperti semula. Terlebih lagi obat ini bekerja secara terus menerus, sehingga kau bisa merasakan banyak penis tanpa takut vaginamu akan longgar seperti saat ini dan tentu saja agar aku bisa mengancurkannya berkali-kali ahahaha!"

Ranamon membuka mulut Kazemon dan membuatnya meminum obat itu sampai habis.

"Ahhhhhnnn... Melihat keadaanmu saat ini membuatku semakin tidak sabar agar kau bertarung di turnamenku. Tapi aku harus bersabar, aku masih ingin mempermainkannya dalam perjalanan menuju kota Alpha ahahahaha! Selamat tinggal, pelacur..."

Ranamon berjalan ke arah portal dan menghilang begitu saja, meninggalkan tubuh Kazemon yang tidak dalam keadaan yang menguntungkan. Beginilah awal dari perjalanan Kazemon menuju kota Alpha, ia harus mengakui kekalahan dan dipermalukan di hadapan Ranamon.
 
Dan otong pun gak da reaksi stelah baca cerita suhu.. Heee

Apa mungkin sya gak bs berfantasy ngebayangin monster digital lagi indehoy ya.. :getok:

Lanjutt kan saja hu, smoga sukses dgn ceritanya.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
4. Mervamon dan Lilithmon!

"Nazar Nail!"

"Uaahhh!"

"Hahahaha! Aku mulai menikmati ini Mervamon!" Kata Lilithmon yang terus menyerang Mervamon dengan cakarnya.

"Tentu saja kau menikmatinya," Kata Mervamon yang terus menahan serangan demi serangan Lilithmon dengan pedangnya, "Kau menyerangku di saat aku lengah."

"Itu karena kesalahanmu yang tidak waspada!"

Bersamaan dengan itu, Lilithmon menendang pinggang Mervamon yang tidak terjaga hingga membuat pertahanannya terbuka. Melihat kesempatan itu, Lilithmon langsung mencakar kedua payudara Mervamon.

"Hyaaaahh!" Mervamon jatuh terduduk sambil memegangi payudaranya yang mati rasa karena serangan tersebut.

"Ohohoho... Sudah lama aku ingin melakukan itu dan melihatmu kesakitan!"

Lilithmon berjalan ke arah Mervamon dan menendang kepalanya hingga ia terjatuh ke samping.

"Ugh!" Mervamon memberikan tatapan penuh kebencian ke arah Lilithmon.

"Kau masih memberikan tatapan seperti itu?" Lilithmon kini merunduk di atas tubuh Mervamon, "Aku suka itu, tapi aku lebih suka melihatmu kesakitan! Rasakan ini!"

"KYAAAAHH!"

Lilithmon meremas kedua payudara Mervamon dengan sangat keras hingga jari-jarinya 'tenggelam'. Ia mengangkat tubuh Mervamon tinggi-tinggi dan mulai tertawa.

"Menjeritlah! Rasakanlah! Hahahaha!"

Mervamon memegangi kedua tangan Lilithmon dan mencoba untuk melepaskan cengkramannya dari payudaranya, "Hentikaaan! Ahhhhh!"

Beberapa menit kemudian, Lilithmon menyadari bahwa kaki dan tanah di sekitarnya mulai basah "Ohhh! Hal seperti ini dapat membuatmu sangat basah? Kau memang PE-LA-CUR! Hahahaha!"

Mervamon ingin sekali membalas kata-kata Lilithmon barusan, tapi hanya teriakan dan erangan yang dapat ia keluarkan. Mervamon tidak sanggup melawan lagi, ia menjatuhkan kedua tangannya dan kini hanya dapat menunggu hingga Lilithmon puas melihatnya tersiksa. Ia bahkan tidak mampu menahan keluarnya cairan yang keluar dari vaginanya. Kini hanya dua hal yang dapat ia rasakan di tengah keputusasaannya, pertama rasa sakit di kedua payudaranya dan cairan vaginanya yang terus mengalir melewati pahanya.

"Aaaaaaahhhh... aaa... aaaa... hhh... aa... aa..." Dengan erangan lemah yang terputus-putus, Mervamon mengalami orgasme.

Cairan orgasme itu menembus celana pendek Mervamon dan semakin lama cairan itu semakin mengalir deras, bahkan cairan itu muncrat ke wajah Lilithmon.

"Yuck! Beraninya kau mengotori wajahku dengan cairan menjijikan dari vagina pelacurmu! Aku tidak akan mengampunimu! Rasaka—"

"Kalau aku jadi kau, aku akan menahannya sampai waktu turnamen tiba."

Lilithmon mendengar suara dari belakang letika ia akan menambah kekuatan cengkramannya. Dia melihat ke arah sumber suara itu.

"Ranamon!"

"Sebaiknya kau tahan amarahmu sekarang,"

"Tapi, pelacur ini telah mengotori wajahku!"

"Aku mengerti... Sini, biar kubantu kau membersihkannya,"

Ranamon mendektai Lilithmon yang masih mencengkram payudara Mervamon dan mulai menjilati cairan orgasme Mervamon yang ada di wajah Lilithmon. Semakin lama, lidah Ranamon mendekati bibir Lilithmon dan mereka mulai berciuman. Cairan orgasme Mervamon dan air liur mereka bercampur jadi satu. Ranamon menyudahi ciuman itu dan meludahi wajah Mervamon dengan cairan yang tadi.

"Silahkan, giliranmu."

Lilithmon mengangguk dan meludahi wajah Mervamon. Kedua Digimon itu tertawa dengan penuh kemenangan.

"Ayo kita pergi, Lilithmon."

"Tunggu, biarkan aku menutup 'pertunjukkan' ini," Kata Lilithmon yang masih mengangkat tubuh Mervamon.

"Baiklah. Lakukan semaumu,"

"Rasakan ini!"

"PE!" Lilithmon mencengkram vagina Mervamon dengan tangan kirinya.

"LA!" Ia mengangkat tubuh Mervamon.

"CUR!" Dan bersamaan dengan itu, ia menghantamkan perut Mervamon ke atas lututnya.

"Kuh... Uhh.." Mervamon menekuk tubuhnya dan memeluk perutnya. Tubuhnya mengejang karena tidak mampu menahan derasnya cairan yang keluar dari vaginanya.

Dengan wajah puas, Lilithmon menaruh kedua tangannya di pinggang dan berbalik ke arah Ranamon, "Kini apa yang akan kita lakukan? Apa urusanmu dengan Kazemon sudah selesai?"

"Oh, Si Kupu-kupu dengan pakaian murahan itu? Dia sekarang sedang terkapar di sana sambil mengeluarkan sperma hahaha!" Kata Ranamon sambil menunjuk tempat yang dimaksud.

"Sial, aku tidak dapat melihatnya diperkosa karena harus mengurusi yang satu ini," Kata Lilithmon dengan memandang jijik ke arah Mervamon, "Ayo kita pergi,"

"Tunggu dulu, jangan lupa memberikan obat ini kepadanya," Ranamon mengeluarkan botol kecil yang berisi cairan berwarna merah muda dan memaksa Mervamon untuk meminumnya, "Kau jangan coba-coba untuk memuntahkannya,"

Setelah memastikan semua cairan dalam botol itu habis, Ranamon membuka portal dan menghilang bersama dengan Lilithmon. Mereka meninggalkan Mervamon yang masih setengah sadar di tengah hutan.

Setelah merasa rasa sakit di perutnya sudah sedikit menghilang, Mervvamon mencoba berdiri, "Kuh... Ughh... Aku harus segera pergi dari sini..."

Dia berjalan pelan sambil memegangi perutnya, "Ranamon itu... Apa yang dia masukkan ke dalam tubuhku? Sepertinya aku harus mencari tahu dan bertanya tentang obat itu..."

Mervamon mencoba mengingat lagi tempat yang ditunjuk oleh Ranamon dan bertemu dengan Kazemon, "Kalau tidak salah ke arah sana... aku harus bertanya pada Digimon yang bernama Kazemon ini."

Ia berjalan melewati pepohonan dan rerumputan yang lebat. Rasa sakit di perutnya sudah menghilang dan kini dia dapat berjalan seperti biasa. Setelah berjalan dengan agak lama, ia mulai mencium bau yang menyengat.

"Ugh! Bau apa ini?"

Karena penasaran, Mervamon mempercepat langkah dan tiba-tiba di depan matanya terdapat pemandangan yang mengejutkan. Tubuh Kazemon yang terkapar dipenuhi sperma dan dengan kedua kaki terbuka lebar memperlihatkan dengan jelas sperma yang meleleh keluar dari vaginanya.

"Apa dia Kazemon? Ini... Ini sangat kejam... Dia pasti mengalami siksaan yang sangat berat... Aku harus membersihkan tubuhnya..."

Mervamon mengambil bra dan celana dalam Kazemon dan memasangkannya ke tubuhnya. Dia mengangkat tubuh Kazemon dan mencari sungai terdekat. Dia tidak peduli tubuhnya terkena sperma yang ada di tubuh Kazemon, lagipula dia juga akan membersihkan tubuhnya dari cairan vaginanya sendiri yang dari tadi membasahi selangkangan dan pahanya.

"Malang sekali nasib Kazemon..." Kata Mervamon setelah terdiam selama berjalan, "Ah, itu sungainya,"

Saat mendekati sungai Mervamon tiba-tiba merasakan tubuh Kazemon bergetar dan mendengarnya mengerang, "Ahh... Nghh... Hentikan... Ahhhhnnn..."

"Sepertinya dia masih trauma dengan kejadian yang menimpanya," Bersamaan dengan itu, Mervamon merasakan tangannya yang menopang kaki Kazemon menjadi basah dan terasa hangat, "Bahkan dia orgasme pada saat tidak sadarkan diri,"

Mervamon segera menurunkan Kazemon di pinggir sungai dan mulai melepas pakaiaannya sendiri, "Aku juga harus melepas pakaiannya dan mengeluarkan semua sperma yang ada di vaginanya,"

Setelah melepas semua pakaian Kazemon, dia membasuh vagina Kazemon dengan kain.

"Ahh... Nghh..." Kazemon merintih kesakitan saat Mervamon membasuh vaginanya.

"Ah, kau sudah sadar Kazemon?" Mervamon tersenyum. "Vaginamu sedikit terluka, jadi tahan rasa sakitnya saat aku membersihkannya dari sperma ini,"

Kazemon terus merintih ketika kain yang basah itu menyentuh bibir vaginanya, "Si-siapa kau? Kenapa kau menolongku?"

"Aku Mervamon," Balas Mervamon. "Aku menolongmu karena melihat keadaanmu tadi dan kurasa kau juga ikut turnamen yang diadakan Ranamon, benar kan?"

Kazemon mengangguk, "Ya, benar. Aku ingin sekali menolak tantangan Ranamon, tapi setelah melihat kejadian yang terus menimpaku, kurasa aku lebih menerimanya dan mengungkap rencana Ranamon,"

"Sepertinya keadaan kita sama dan kurasa Ranamon tidak bekerja sendirian," Kata Mervamon sambil membantu Kazemon melepas pakaiannya. "Dia bekerjasama dengan Lilithmon dan kurasa bukan hanya dia yang Ranamon ajak bekerjasama,"

"Lilithmon, ya? Sepertinya ini tidak akan mudah," Kata Kazemon sambil masuk ke dalam sungai dan membasuh tubuhnya yang penuh dengan sperma. "Kau tidak ingin membasuh tubuhmu?"

Mervamon segera masuk ke dalam sungai dan ikut membasuh tubuhnya. Mereka berdua saling membasuh tubuh masing-masing.

"Apa luka itu kau dapat dari Lilithmon?" Tanya Kazemon begitu melihat luka cakaran di payudara Mervamon.

"Oh luka ini?" Kata Mervamon sambil membasuh luka itu. "Ya, aku sedang lengah saat itu dan dia langsung menyerangku. Dengan cepat, aku sudah dikalahkan olehnya dan saat itulah aku mengetahui kalau Ranamon dan Lilithmon bekerjasama,"

Kazemon terdiam sebentar. "Hei! Kita bisa bekerjasama dan melakukan perjalanan bersama, bagaimana?"

"Entahlah, kurasa..." Mervamon menjawab dengan ragu.

"Ada apa?"

"Kurasa Lilithmon juga mengincarmu. Maksudku, dia memang mengincarku juga tapi mungkin itu hanya perintah dari Ranamon dan target utamanya adalah kau, Kazemon. Memang jika kita berdua akan lebih baik untuk saling menjaga, tapi setelah melihat kekuatan mereka berdua aku tidak yakin kekuatan kita bisa menyainginya. Juga... aku mungkin hanya akan menjadi beban dalam perjalanan..."

"Kau terlalu khawatir, Mervamon. Teman tidak akan menjadi beban bila saling membantu," Kata Kazemon dengan senyuman.

Mervamon tersenyum. "Baiklah, aku akan berusaha agar tidak membebanimu,"

"Itu baru semangat. Sekarang kita harus mengobati lukamu, aku tidak bisa mengobati luka, apa kau tahu tempat untuk mengobatinya?"

"Aku rasa aku punya kenalan di Hospitown, mungkin dia bisa membantuku mengobati luka ini dan obat yang diberikan Ranamon," Kata Mervamon.

"Obat?" Tanya Kazemon kebingungan. "Obat apa?"

"Entahlah... Obat itu berwarna merah muda dan tidak memiliki rasa. Ranamon memaksaku meminumnya dan kurasa dia juga memaksamu untuk meminumnya,"

"Aku tidak tahu... Waktu itu aku tidak sadarkan diri setelah empat Goblimon memperkosaku,"

Mervamon terkejut mendengar hal itu, "E-empat Goblimon?"

"Ya, dan tubuh mereka juga diubah oleh Ranamon menjadi lebih besar. Empat Goblimon itu mengalahkanku dengan mudah," Kazemon terdiam sebentar dan teringat akan Kota Goblimon. "Ah iya! Aku lupa dengan Kota Goblimon!"

"Eh? Ada apa dengan kota itu?"

"Ranamon mengubah seluruh Goblimon itu menjadi sesuatu yang aneh, aku ingin memeriksa kota itu dan memastikan semuanya baik-baik saja,"

"Tenang saja, kota itu dekat dengan Hospitown, kita pasti melewatinya,"

Kazemon mengangguk dan mengusulkan untuk segera pergi ke Hospitown. Mereka segera mengerikan diri dan berpakaian. Kazemon terbang dengan cepat melewati hutan dan Mervamon mengimbanginya dengan melompati pepohonan.

Tidak berapa lama, gerbang Kota Goblimon sudah terlihat. Kazemon dan Mervamon berjalan melewati gerbang itu dan melihat para Goblimon sudah kembali seperti semula. Seorang Goblimon berlari mendekati mereka dan sepertinya dia mengenali Kazemon.

"Ah kau sudah kembali!" Kata Goblimon itu, ia melihat wajah kebingungan Kazemon. "Tentu saja kau tidak ingat aku, aku melihatmu pergi bersama salah satu dari kami ke hutan itu. Saat kau pergi, Ranamon datang ke kota ini dan menyembuhkan kami semua,"

"Sebenarnya sudah ada tiga Goblimon lain yang menungguku di dalam hutan dan mereka menjebakku di sana. Apa mereka sudah kembali?" Tanya Kazemon.

"Belum. Sepertinya mereka pergi dengan tubuh yang aneh itu. Aku tak tahu kemana mereka pergi tapi yang jelas mereka belum kembali ke kota ini," Kata Goblimon.

"Begitu... Tapi syukurlah kalian dan kota kalian sudah kembali seperti semula," Kata Kazemon sambil mengucapkan perpisahan dan kembali melanjutkan perjalanan ke Hospitown.

Hanya butuh beberapa menit bagi mereka untuk sampai ke Hospitown. Mereka tiba di gerbang Hospitown dan berjalan masuk ke dalam kota. Di sinilah tempat para Digimon yang terluka di rawat. Mereka berjalan melewati beberapa rumah sakit besar dan berhenti di depan rumah kecil.

"Ini dia tempatnya," Kata Mervamon. "Ayo masuk, biar kuperkenalkan kau dengan Dokter Mayu,"

Mereka membuka pintu dan segera disambut oleh seorang wanita yang memakai kacamata.

"Selamat datang,"

"Nona Ranamon," Kata empat Goblimon bersamaan begitu Ranamon keluar dari portal yang diikuti oleh Lilithmon.

"Huh? Siapa mereka?" Tanya Lilithmon.

"Mereka adalah pelayan baru kita," Jawab Ranamon dengan santai. "Kalian dengar? Kalian juga harus mematuhi perintah dari Lilithmon,"

"Baik Nona Ranamon," Kata mereka.

"Apa yang harus kami lakukan sekarang?" Tanya Zod.

"Entahlah, untuk sementara ini pergilah bersenang-senang di kota Alpha. Pergilah," Perintah Ranamon.

Keempat Goblimon itu pergi dari hadapan Ranamon dan Lilithmon. Ranamon memasuki sebuah pintu dan berjalan ke dalam ruangan kecil. Ia melihat sebuah ruangan lain di bawah, ruangan itu sangat luas.

"Inilah arena untuk turnamen nanti," Katanya.

"Luas sekali," Kata Lilithmon.

"Semakin luas semakin bagus,"

"Setelah ini, apa yang akan kita lakukan Ranamon?"

"Kita tunggu sampai obat itu bekerja, setelah itu kita siapkan rencana untuk menyulitkan perjalanan Kazemon," Kata Ranamon dengan penuh kelicikan.

"Kau bilang kau tidak sabar untuk melihatnya di turnamen, tapi kenapa kau malah menghambat perjalanannya?"

Ranamon memberikan senyuman, "Itu hanya hiburan sebelum turnamen. Aku ingin merasakan balas dendam yang manis,"

Lilithmon terdiam dan ruangan itu sunyi sampai suara HoneyBeemon memecahkan kesunyian itu.

"Nona Ranamon-bee!"

"Ada apa?" Kata Ranamon agak kesal. "Dan berhentilah memanggil namaku dengan "bee"!"

"Maaf-bee," Kata HoneyBeemon itu dengan ketakutan, "Batu Bulan yang itu sudah kami pecah jadi beberapa bagian-bee. Kami merubahnya menjadi kalung-bee,"

Ekspresi Ranamon mendadak berubah menjadi bersemangat, "Bagus! Aku sudah menunggu ini. Cepat, bawa ke sini!"

"Baik-bee!" HoneyBeemon langsung pergi setelah mengatakan itu.

"Batu Bulan? Apa itu?" Tanya Lilithmon keheranan.

"Batu itu adalah sumber kekuatanku saat ini. Aku masih hidup karena batu itu. Batu itu merupakan gabungan dari Tiga Bulan yang ada di Dunia Digimon, Seraphimoon, Cherubimoon, dan Ophanimoon."

"Lalu, bagaimana caramu mendapatkan batu itu dan bisa hidup kembali?" Tanya Lilithmon yang mulai tertarik.

"Saat itu, aku sedang bertarung dengan Kazemon dan aku menemukan Calmaramon di dasar danau. Di situ aku tidak hanya menemukan Calmaramon, tetapi batu ini juga. Aku sempat mengambilnya dan memakai kekuatannya. Saat itu, kekuatan batu itu terlalu kuat dan aku tidak bisa mengendalikannya. Itu sebabnya aku tidak dapat mengendalikan Calmaramon,

"Aku terus berlatih untuk mengendalikan kekuatan batu itu hingga akhirnya aku menemukan cara untuk memisahkan tubuhku dengan Calmaramon. Aku melawan Kazemon sekali lagi dan aku sempat merasa bahwa aku dapat memenangkan pertarungan itu. Tapi, dia berubah menjadi Zephyrmon dan aku tidak menduga hal itu. Dia mengalahkanku, tapi untungnya aku sempat memisahkan diri dari Calmaramon hingga akhirnya aku seperti sekarang yang kau lihat ini,"

Lilithmon melihat Ranamon dengan penuh kekaguman, "Wow... Lalu apa yang terjadi dengan Calmaramon?"

Belum sempat Ranamon menjawab pertanyaan itu, HoneyBeemon masuk ke ruangan itu dan membawa kalung yang memiliki liontin dari Batu Bulan, "Ini dia Nona Ranamon,"

Ranamon memakai kalung itu, "Calmaramon? Pelacur itu mengambil datanya. Tapi tenang saja, kau akan melihatnya sebentar lagi,"

Ranamon melompat keluar ruangan itu dan mendarat di tengah arena yang luas. Lilithmon melihat tubuh Ranamon mulai tertutupi cahaya terang. Ia menutupi matanya dengan kedua lengannya.

"Ap-apa yang terjadi?"

Cahaya terang itu mulai memudar dan menampilkan sebuah bayangan siluet besar. Lilithmon membuka matanya dan melihat Ranamon yang kini sudah berubah menjadi Calmaramon.

"Ahhh... Sangat nikmat rasanya dapat hidup kembali,"

Lilithmon terdiam sebentar dan akhirnya tersenyum lebar, "Kau memang hebat!"

Calmaramon tertawa, "Balas dendamku akan terasa lebih manis! Akan kubuat dia menyesal,"

Calmaramon dan Lilithmon tertawa bersama.

"Hei, apakah kau ingin kalung ini juga?" Tanya Calmaramon.

"Apa maksudmu?" Kata Lilithmon kebingungan.

"Aku akan memberikanmu kalung ini dan kita lihat kekuatanmu setelah itu. Tenang saja, aku sudah memecah batu itu menjadi beberapa bagian dan membuatnya jadi kalung ini,"

"Apa kau yakin memberikan kalung itu dengan cuma-cuma?"

"Selama tujuan kita sama, kenapa aku harus ragu memberikannya padamu?" Tanpa menunggu balasan Lilithmon, Calmaramon langsung menyuruh HoneyBeemon mengambil satu kalung, "Cepat, ambilkan untuk Lilithmon!"

HoneyBeemon itu pergi dan kembali dengan cepat. Dia memberikan kalung itu kepada Lilirhmon dan segera keluar ruangan. Lilithmon menatap Calmaramon dengan tatapan yang kurang meyakinkan dan Calmaramon membalasnya dengan anggukan agar Lilithmon segera memakai kalungnya.

Lilithmon memakai kalung itu dan merasakan kekuatan yang besar mengalir di dalam tubuhnya.

"Bagaimana?"

"Sial..." Kata Lilithmon, "Kau membuatku seperti lahir kembali!"

Calmaramon hanya tertawa.

"Belum pernah aku merasa bersemangat seperti ini!"

"Kau merasakannya kan?" Tanya Calmaramon. "Kau merasakan kekuatan itu mengalir dalam tubuhmu. Aku yakin kau pasti bisa mengalahkan semua lawanmu dengan mudah,"

Lilithmon hanya tersenyum mendengar perkataan Calmaramon.

"Tapi ingat," Kata Calmaramon. "Jangan pernah mengganggu Kazemon, dia adalah milikku. Kau boleh melakukan apapun kepada peserta turnamen yang lain,"

"Baik, aku mengerti."

Calmaramon berubah kembali menjadi Ranamon, "Sekarang aku ingin beristirahat dan memikirkan rencana lain untuk mengganggu perjalanan Kazemon." Setelah mengatakan itu Ranamon tertawa yang diikuti oleh Lilithmon.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
5. Malam yang tak Terduga!

"Ah! Mervamon! Silahkan masuk," Dokter Mayu menyambut kedatangan Kazemon dan Mervamon.

Dokter Mayu memakai kacamata berbingkai hitam. Rambutnya yang panjang dan hitam menyelimuti jubah dokternya yang berwarna putih. Dibalik jubahnya itu, ia hanya memakai kain putih yang membalut payudaranya, tetapi kain itu tidak sanggup menutupi seluruh payudaranya yang besar. Dia juga memakai celana pendek yang sangat ketat dengan resleting yang terbuka dan tidak terkancing.

"Terima kasih, dokter," Kata Mervamon sambil tersenyum.

"Jadi, ada masalah apa?" Tanya dokter Mayu sambil membetulkan posisi kacamatanya.

Mervamon mempersilahkan Kazemon untuk berbicara dengan dokter Mayu dan menceritakan semua kejadian yang telah dialaminya.

Setelah beberapa saat terdiam, dokter Mayu berbicara, "Jadi Ranamon mengundang kalian ke Kota Alpha untuk mengikuti turnamen? Kudengar turnamen itu berlangsung beberapa hari lagi, kalian bisa menginap disini. Lagipula, Kota Alpha sangat dekat dengan kota ini," Setelah terdiam sejenak, ia kembali berbicara, "Hmm.. Kau bertarung melawan anak buah Ranamon dan berakhir dengan diperkosa tanpa ampun?"

Kazemon hanya mengangguk.

"Dan kau Mervamon, kau dihajar habis-habisan oleh Lilithmon?"

"Ya.. Begitulah.."

"Hmm.. Lalu, saat kalian berdua tidak berdaya, Ranamon memaksa kalian meminum cairan yang berwarna merah muda," Kata dokter Mayu yang kini duduk di kursinya sambil memegangi dagunya, "Aku penasaran dengan cairan itu, bisa kuperiksa tubuh kalian?"

Kazemon dan Mervamon mengangguk.

"Baiklah! Kita akan memulainya besok. Kalian menginap saja disini," Kata dokter Mayu dengan senyum yang ramah.

Dokter Mayu mengantar Kazemon dan Mervamon ke kamar, "Ini kamar kalian. Beristirahatlah, aku akan mempersiapkan alat-alat untuk besok,"

"Aku pulang!"

Terdengar suara anak perempuan yang berlari memasuki rumah.

"Oh! Selamat datang," Jawab dokter Mayu.

Seorang anak kecil berlari masuk ke kamar dimana suara dokter Mayu berada. Anak itu memakai pakaian berwarna hijau yang kotor oleh lumpur. Rambutnya yang pendek juga tidak luput dari lumpur. Dengan senyum yang ramah dia memberikan sesuatu kepada dokter Mayu.

"Ini tanaman yang kau butuhkan," Kata anak itu dengan penuh semangat, "Eeehh!? Siapa mereka?" Anak itu terkejut ketika melihat Kazemon dan Mervamon.

"Mereka adalah pasien dan tamu kita, mereka akan menginap disini untuk sementara," Dokter Mayu menjelaskan.

"Ohhhh begitu, selamat datang. Perkenalkan namaku Rin" Kata anak itu dengan senyum di wajahnya.

"Sudah, bersihkan tubuhmu dan biarkan mereka beristirahat," Kata dokter Mayu.

"Oke!" Kata Rin sambil berlari penuh semangat.

"Anak itu benar-benar berisik," Kata dokter Mayu sambil memijit dahinya, "Yaah, hari sudah mulai gelap. Kalian beristirahatlah, aku yakin kalian sangat lelah,"

"Terima kasih dokter, selamat malam." Kata Kazemon.

"Selamat malam." Dokter Mayu berjalan keluar kamar dan menutup pintunya.

Setelah dokter Mayu meninggalkan kamar mereka, Kazemon dan Mervamon mulai merebahkan tubuh mereka di atas tempat tidur.

"Mervamon, terima kasih telah membawaku kemari,"

"Ah, itu bukan apa-apa, kita memiliki tujuan yang sama, sudah seharusnya kita saling membantu," Kata Mervamon sambil tersenyum. Untuk sesaat, Mervamon memandangi tubuh Kazemon yang hanya terbalut dengan bra dan celana dalam saja.

"Baiklah, selamat malam." Kata Kazemon sambil membuyarkan lamunan Mervamon.

"Ah, I-iya selamat malam..."

Mervamon segera membalikkan badannya dan segera tertidur pulas.

Beberapa jam berlalu, Kazemon terbangun tiba-tiba karena tubuhnya terasa aneh. Tubuhnya terasa panas terutama di bagian vagina dan payudaranya. Ia mulai meraba-raba tubuhnya.

"Nggh... Mmmhh.." Kazemon mengerang pelan.

Ada apa dengan tubuhku? Pikir Kazemon.

Kedua tangannya kini meraba dan meremas kedua payudaranya. Kakinya mengangkang dan terbuka lebar hingga memperlihatkan selangkangannya yang indah. Siapa pun yang melihat keadaan Kazemon saat ini pasti akan memperkosanya semalaman.

"Aahhh... Ahhh.. Ahhh..."

Kazemon semakin cepat meraba kedua payudaranya hingga akhirnya dia merasakan orgasmenya.

"Aaahhhhhhhnnnnnn..." Kazemon mengerang panjang bersamaan dengan keluarnya cairan vaginanya.

Aku orgasme hanya dengan meremas payudaraku?

Tangan Kazemon terkulai lemas, nafasnya terengah-engah karena orgasme barusan. Tidak berapa lama kemudian, Kazemon kembali terangsang. Wajahnya kini memerah, tangannya mulai menyusup ke balik celana dalamnya dan mulai meraba-raba vaginanya yang basah kuyup.

"Ohhhh... Ahhh... Nikmat sekali... Ohhh..." Kata Kazemon sambil menggosok bibir vaginanya dengan cepat.

Apa? Aku menikmatinya? Bagaimana mungkin?

"Ohhhh... Mmmfff... Haaahh... Aku tidak tahan lagi..." Kazemon semakin cepat menggosok vaginanya, badai kenikmatan yang terus melandanya membuatnya semakin terangsang dan ia mulai membayangkan sebuah penis yang bersiap memasuki vaginanya.

"Ngghhh... Ahhh..." Kazemon terus mendesah sambil membayangkan saat-saat dirinya sedang diperkosa oleh Woodmon dan juga para Goblimon yang meninggalkannya di tengah hutan.

Kenapa aku membayangkan hal itu?

Kazemon semakin cepat menggosok vaginanya sampai akhirnya ia mengerang panjang dan mengalami orgasme yang kedua, "Aaaaaahhhhhhhh..."

Cairan vaginanya merembes keluar dari balik celana dalamnya dan mengalir kemana-mana, membasahi seluruh kaki dan selangkangannya. Nafas Kazemon yang terengah-engah dan dikuti dengan desahan kenikmatan terus mengiringi gerakan tangannya yang sedang menggosok-gosokan vaginanya yang baru saja orgasme. Nafsu Kazemon semakin meningkat, tidak puas dengan menggosok vaginanya, ia mulai memasukkan jari tengahnya.

"Ooohhhh... Ahhhh..."

Kedua tangan Kazemon kini sedang memuaskan nafsunya. Jari tengah tangan kanannya mulai keluar masuk vaginanya dan tangan kirinya sedang memainkan klitorisnya. Ketika Kazemon merasa akan orgasme lagi, ide gila muncul di kepalanya. Ia mengeluarkan Hurricane Wave di dalam vaginanya lewat jari tengahnya. Angin yang berhembus di dalam vaginanya cukup kuat hingga membuat Kazemon multi-orgasme.

"Nnngghhh... Aaaaahhhhhhhhh..." Kazemon kehabisan tenaga karena dua orgasme hampir bersamaan yang melandanya barusan. Tubuhnya mulai melemas, tangannya terkulai lemah dan dia nafasnya tak beraturan.

Kazemon melihat celana dalamnya, "Basah sekali... Sebanyak itukah aku mengeluarkan cairanku?"

Ditengah kebingungannya, Kazemon dikagetkan oleh suara Mervamon yang mendesah, "Aku melihat semuanya, Kazemon. Aku tidak dapat menahannya. Apa kau pikir ini salah satu efek dari obat Ranamon?,"

Kazemon menyadari jika Mervamon juga sangat terangsang seperti dirinya sekarang, "Kurasa juga seperti itu. Mmmmhhhh... Haaahhh..."

Kemudian, Kazemon yang tenaganya sudah sedikit pulih, mulai meraba-raba tubuhnya lagi. Tubuhnya kembali terangsang, kali ini ia merasa dua kali lebih terangsang daripada sebelumnya.

"Ahhh... Nnngghhhh..."

Mervamon yang melihat hal itu segera mendekati Kazemon dan membuka pakaiannya. Terlihat dua buah payudara besar dan indah milik Mervamon yang dihiasi oleh puting berwarna merah muda yang sudah mengacung tegak. Ukuran payudara Mervamon kurang lebih sama besarnya seperti Kazemon. Setelah itu, Mervamon melepas celana pendeknya dan memamerkan vagina basahnya yang tercukur bersih tanpa rambut sedikitpun.

"Mmmmhhhh... Aku tak tahan lagi Kazemon. Nggghhh... Ahhhh..."

Kazemon terus meraba-raba payudaranya saat Mervamon mulai menindih tubuhnya dan mulai membuka pakaiannya. Kini mereka berdua telah telanjang bulat. Mervamon memegang pipi Kazemon dan mencium bibirnya.

"Mmmppphh..." Terdengar suara erangan di tengah ciuman mesra mereka berdua.

Kazemon membalas ciuman Mervamon. Mereka berdua saling memainkan lidah. Tidak jarang mereka juga saling menggigit bibir satu sama lain. Kazemon yang berada di bawah, mulai menarik tubuh Mervamon hingga tubuh mereka saling bersentuhan dengan erat. Payudara mereka yang besar saling beradu seperti bibir mereka saat ini. Puting mereka yang sudah mengacung tegak kini saling bergesekan, membuat pemiliknya mengeluarkan erangan kecil.

"Ahh.. Mmmppphh... Kazemon..." Mervamon melepaskan ciumannya dan terduduk di atas perut Kazemon, "Aku tidak... bisa menahannya... Ahhhhh..." Ia mengalami orgasme, saat Kazemon memencet kedua putingnya.

Cairan orgasme Mervamon membasahi perut Kazemon, "Oh, maafkan aku Kazemon... Kau juga harus merasakannya... Ahh..."

Kazemon tidak mampu mengeluarkan kata-kata karena Mervamon langsung melumat bibirnya. Kali ini Mervamon lebih mendominasi dalam ciuman. Tangannya mulai meraba-raba payudara Kazemon tanpa menyentuh putingnya.

Kazemon hanya bisa merintih dan mengerang kenikmatan saat Mervamon memainkan kedua payudaranya. Ciuman mereka terus berlanjut. Kazemon mulai sedikit meronta karena merasa akan orgasme. Dia ingin sekali berbicara, tapi ciuman Mervamon seakan tidak mau berhenti. Mengetahui Kazemon sudah tidak melawan dan akan orgasme, Mervamon melepas ciumannya dan mulai mencubit serta menarik kedua puting Kazemon.

"Aaaaaahhhhh!" Entah Kazemon mengeluarkan erangan kesakitan atau kenikmatan, yang pasti saat itu ia mengalami orgasme yang sangat hebat.

"Wow... Lihatlah itu, kau membuat basah seluruh kakimu. Kau memang nakal Kazemon," Kata Mervamon.

Mendengar hal itu, wajah Kazemon memerah dan memalingkannya dari Mervamon.

"Hei, apa ini? Apa ini air susu?" Mervamon melihat jempol dan jari telunjuknya yang terdapat sedikit cairan putih, ia memasukkan jarinya ke mulutnya, "Hmmm... Benar, ini air susu. Bagaimana bisa, Kazemon?"

"Entahlah... " Hal itu membuat Kazemon teringat akan Woodmon yang pertama kali memaksanya mengeluarkan air susunya tanpa henti. Tapi dia berusaha menyembunyikannya dari Mervamon, "Mungkin karena pengaruh cairan itu..."

Kazemon dan Mervamon kembali terangsang, kini rangsangan berlipat ganda dari yang tadi. Mervamon yang sangat terangsang segera melahap payudara kanan Kazemon hingga membuat pemiliknya kembali mengerang keenakan. Dia menghisap puting Kazemon dengan sekuat tenaga berharap mendapat air susu yang banyak. Tangan kanannya pun tidak lupa meremas dan memencet puting Kazemon yang satu lagi. Kazemon terus mendesah dan mengerang sambil menggigit jarinya.

"Ahhhh... Air susuku... Keluar... Ahhhh..." Kata Kazemon yang merasakan air susu akan keluar dari kedua payudaranya.

Mervamon menghisap payudara Kazemon dengan sangat keras sampai akhirnya Kazemon mengerang panjang dan mengalami orgasme yang diiringi dengan keluarnya air susu dari kedua payudaranya.

"Nnnnnnnngggggghhhhhh... Aaaaahhhhhhhhh..."

Mervamon segera meminum air susu dari payudara kanan Kazemon hingga tak tersisa sambil memerah air susu dari payudara kiri Kazemon. Air susu yang diperah oleh Mervamon muncrat seperti air mancur dan menyembur kemana-mana.

"Aaahh.. Sudah Mervamon... Hentikan... Jangan disedot lagi... Hiyaaaahhhh..." Mervamon tidak mendengar perkataan Kazemon karena sudah terbawa nafsu. Begitu juga dengan Kazemon, walaupun memohon agar Mervamon berhenti, tetapi dia sangat ingin agar Mervamon terus menyedot air susunya.

Mervamon terus meminum air susu Kazemon sampai beberapa menit kemudian. Hingga akhirnya, dengan wajah puas, Mervamon mengangkat kepalanya dan membersihkan mulutnya dari sisa-sisa air susu Kazemon yang mengalir kelar dengan lidahnya, "Aaahhh... Air susumu nikmat sekali Kazemon..."

"Haahh.. Haah... Hah..." Kazemon merasa kelelahan karena terus-menerus orgasme.

Setelah terdiam sesaat, mereka berdua yang mengira kalau efek obatnya sudah berhenti terkejut dan mulai terangsang kembali. Kali ini nafsu mereka tidak dapat terbendung lagi. Mervamon segera membalikkan badannya dan kini posisi kepalanya menghadap ke arah vagina Kazemon. Tanpa menunggu lama, Mervamon dengan rakus menjilati vagina Kazemon.

"Ooohhhhh... Aaahhhh..."

Kazemon mengerang karena terkejut dengan aksi Mervamon yang menjilati vaginanya dengan tiba-tiba. Tidak mau kalah, Kazemon juga mulai menjilati bibir vagina Mervamon.

"Nggaaahhh... Oooohhhh..."

Mereka berdua saling menjilati vagina satu sama lain. Mervamon memasukan lidahnya ke dalam vagina Kazemon dan meminum cairan vagina yang mengalir keluar. Begitu juga dengan Kazemon, dia menyedot vagina Mervamon sambil meminum cairan vaginanya.

Entah sudah berapa lama badai kenikmatan terus menerjang mereka berdua dan sudah tak terhitung jumlahnya berapa kali mereka orgasme. Bibir mereka pun sudah basah kuyup karena campuran air liur dan cairan vagina. Desahan-desahan kecil mereka saling bersahutan akibat kenikmatan yang mereka rasakan.

"Ahh... Ahh... Ohhh.."

Tubuh mereka tidak dapat dikendalikan lagi. Mereka sudah terbawa oleh nafsu. Mereka juga mulai memainkan klitoris masing-masing. Mervamon memainkan jarinya di dalam vagina Kazemon seperti sedang mencari sesuatu, sedangkan lidahnya menjilati klitoris Kazemon.

"Ahn!" Kazemon menjerit kecil. Tidak mau kalah, Kazemon mulai memasukkan empat jarinya ke vagina Mervamon.

"Nnnngghh!" Mervamon mengerang sambil terus menjilati klitoris Kazemon.

Mereka berdua mempercepat gerakan tangan mereka. Hal itu membuat cairan vagina mereka menyembur keluar dan mengalir ke segala arah. Tangan mereka yang basah ketika bersentuhan dengan bibir vagina membuat suara yang menggairahkan. Gerakan tangan yang cepat di vagina mereka membuat kenikmatan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Mereka akhirnya mencapai di puncak kenikmatan dan akhirnya mereka orgasme bersamaan.

"Nnnnnnn... Aaaaaaaahhhhhhhhh!"

Desahan kenikmatan keluar dari mulut Kazemon dan Mervamon. Wajah mereka berdua dipenuhi dengan cairan cinta dari vagina. Mervamon segera berbaring di sebelah Kazemon dengan nafas yang terengah-engah, Kazemon juga tidak jauh beda dengannya. Orgasme yang berkali-kali membuat tubuh mereka menjadi lemas. Kaki mereka yang kini terbuka lebar, mungkin tidak mampu menopang tubuh mereka ketika berdiri.

Orgasme terakhirlah yang membuat mereka mengeluarkan banyak tenaga dan cairan dari vagina mereka, membuat vagina mereka seperti air mancur. Dengan tubuh yang lemas dan nafas yang tidak teratur, vagina mereka yang indah tanpa bulu sedikitpun itu terus mengeluarkan cairan dan membasahi kasur yang mereka tiduri.

"Ahh... Hah.. Haah... Aku tidak kuat lagi..." Kata Mervamon.

"Haah... Haa... Ahh.. Haah... Aku tidak mampu orgasme lagi..." Balas Kazemon sambil berusaha menutup vaginanya agar cairannya tidak keluar.

Setelah beberapa lama, akhirnya mereka menyadari kalau efek obatnya sudah berhenti bekerja. Mereka sudah tidak terangsang lagi. Tapi, biarpun seperti itu, tubuh mereka tetap lemas dan tidak dapat digerakkan.

" Hah... hah... Obatnya sudah... berhenti... bekerja... hah... hah... hah..." Kata Mervamon sambil menutup matanya dan akhirnya jatuh pingsan.

Kazemon tidak membalas apa-apa, dia sudah sangat kelelahan. Orgasme yang tak terhitung jumlahnya membuat tubuhnya berat seperti dibebani oleh batu. Sepertinya sebelum Mervamon pingsan dia sudah pingsan lebih dulu.

Sementara itu, di Kota Alpha...

"Bagaimana? Apa kau sudah merekam semua?" Suara Ranamon terdengar dari ruangan gelap.

"Tentu saja-bee! Tidak ada yang terlewat-bee!" Kata HoneyBeemon yang sedang membawa sebuah kaset dan kamera.

Ranamon tertawa, "Ahahahaha! Kerja bagus! Sekarang, panggil mereka semua!"

"Ah! Baik-bee!"

HoneyBeemon itu pun pergi. Tidak berapa lama kemudian, dia kembali. Kini dia tidak sendiri, banyak Digimon mengikuti di belakangnya. Mereka adalah para peserta turnamen yang diundang oleh Ranamon. Sebelas Digimon memasuki ruangan yang besar dan gelap itu. Mereka terlihat kebingungan sampai akhirnya lampu dinyalakan dan di hadapan mereka telah berdiri Ranamon, terlihat Lilithmon berdiri di sampingnya sambil melipat kedua tangannya di dada.

"Selamat datang!" Kata Ranamon menyambut peserta turnamen yang masih kebingungan, "Aku yakin, kalian pasti bertanya-tanya mengapa aku mengundang kalian kesini. Kalian kuundang ke sini untuk mengikuti turnamen kecil yang kuadakan. Turnamen ini tidak memerlukan peraturan, kau memenangkan pertandingan, kau dapat hadiahnya dan untuk yang kalah akan mendapat hukuman. Hal ini terdengar klasik, tapi aku sudah mempersiapkan hukuman yang pantas untul yang kalah." Ranamon terdiam sejenak.

Ketika Ranamon ingin melanjutkan pidatonya, seorang Grumblemon berteriak, "Tapi ini tidak adil! Kami dari kelas yang berbeda, bagaimana mungkin Digimon kelas bawah seperti kami bisa menang dari Digimon kelas atas?"

Kata-kata itu disambut dengan nada setuju dari peserta yang lain. Mendengar hal itu, Ranamon hanya tersenyum dan berkata, "Siapa bilang kalian akan bertarung satu sama lain?"

Para peserta mendadak terdiam.

"Aku sudah menyediakan lawan untuk kalian semua. Kalian semua lihatlah layar besar di sana." Ranamon menunjuk ke sisi kiri ruangan, "HoneyBeemon! Apa semua sudah siap?

"Sudah siap-bee!"

"Baiklah,cepat putar rekaman itu." Perintah Ranamon dengan senyum di wajahnya.

Para peserta tercengang melihat apa yang di tampilkan di monitor besar itu. Banyak yang tidak percaya dengan apa yang mereka lihat di depan matanya.

"Hei, ini mimpi kan?"

"Aku tidak bisa mempercayainya, ini kah lawan kita nanti?"

Banyak yang masih terkejut hingga tidak mampu berkata-kata ketika melihat video itu. Akhirnya salah satu peserta berteriak.

"Aku tidak tahan lagi!"

Itu adalah Minotarumon yang kini memegangi penisnya dan mulai mengocoknya saat video Kazemon dan Mervamon yang saling memuaskan nafsu sedang diputar. Hal itu diikuti oleh peserta lainnya.

"Oooohhh... Aku dapat melihat vagina Kazemon dengan sangat jelas!"

"Uurrgghh... Payudara kedua pelacur itu sangat besar! Kuharap aku bisa menjepit penisku diantara payudara itu."

Semua Digimon yang berada di ruangan itu mengocok penisnya sambil merasakan kenikmatan tangan mereka yang mereka bayangkan sebagai vagina Kazemon dan Mervamon. Suara desahan kedua Digimon yang ada di monitor membuat semua peserta terangsang. Tidak sedikit dari mereka sudah mengeluarkan sperma dan terduduk lemas. Wajah mereka penuh kepuasaan karena diberikan tontonan yang begitu merangsang. Setelah semua peserta kelelahan karena sudah mengalami ejakulasi, Ranamon kembali berbicara dengan nada penuh kebanggaan.

"Kazemon dan Mervamon, itulah lawan kalian nanti. Bagaimana? Apa kalian ingin mengikuti turnamen ini atau tidak?"

Satu per satu para Digimon peserta turnamen mulai berdiri dan menganggukkan kepala dengan peserta yang lain.

"Kami setuju untuk mengikuti turnamen," Kata Leomon yang juga salah satu peserta turnamen, "Tapi sebelumnya, kami ingin tahu apa hadiah untuk sang pemenang."

Hal itu disetujui oleh peserta lainnya yang juga ingin tahu hadiah turnamen yang akan mereka ikuti. Mendengar hal itu, Ranamon hanya mengangkat tangannya dan menunjuk ke arah monitor, "Itulah hadiah kalian. Setelah kalian memenangkan pertarungan dengan mereka, kalian boleh melakukan apapun kepada mereka." Ranamon tersenyum ke arah Lilithmon yang juga membalas senyumannya.

Mereka menyambut kata-kata Ranamon tadi dengan sorakan gembira. Akhirnya mereka sebentar lagi bisa merasakan nikmatnya tubuh Kazemon dan Mervamon. Walaupun mereka harus bertarung dengan salah satu Digimon itu, tapi motivasi dari hadiah yang akan mereka dapatkan membuat mereka semakin bersemangat.

"Baiklah! Sudah diputuskan! Kalian semua akan mengikuti turnamen ini!" Para peserta mengangkat tangan mereka dan berteriak dengan gembira, "Kalian boleh beristirahat sekarang. Tapi sebelum kalian keluar dari ruangan ini, silahkan mengambil kaset yang sudah dipersiapkan untuk kalian."

Ranamon segera pergi dari ruangan itu dan diikuti oleh Lilithmon. Peserta turnamen menuju ke tempat pengambilan kaset dimana beberapa HoneyBeemon sudah siap untuk membagi-bagikan kasetnya.

"Ini silahkan-bee!" Kata HoneyBeemon sambil memberikan kaset Minotarumon yang berada di barisan paling depan.

"Apa isi kaset ini?"

"Kaset itu berisi versi lengkap dari video yang tadi-bee, dan video saat Ranamon mengalahkan Kazemon dengan Woodmon. Kau pasti akan menyukainya-bee!"

"Benarkah?! Hari ini memang hari keberuntunganku!"

"Ya,ya, ya. Sudah cepat pergi-bee! Kau menghambat antrian!"

"Tadi itu sangat bagus, Ranamon." Kata Lilithmon yang kini sedang berjalan bersama dengan Ranamon.

"Tentu saja, aku sudah lama merencanakan hal ini. Ini adalah misi balas dendamku, aku harus menjalankannya sebaik mungkin."

Lilithmon tersenyum kagum mendengar kata-kata Ranamon.

"Ah iya! Aku akan menunjukanmu dunia yang aku ciptakan khusus untuk Kazemon."

Ranamon berhenti di depan sebuah pintu besar dan segera membukanya.

"Selamat datang, di 'duniaku'!"
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
6. Kejutan di Tahap Percobaan!

Sinar matahari pagi yang cerah melewati jendela kamar Kazemon dan Mervamon. Mereka berdua tertidur dengan nyenyak setelah melewati malam yang menggairahkan. Sebenarnya mereka tidak tertidur, mereka pingsan karena tenaga mereka yang terkuras habis untuk orgasme terus-menerus.

"Uggghhh..." Kazemon terbangun sambil memegangi kepalanya yang terasa sedikit pusing. Sambil menggelengkan kepalanya, ia segera duduk dan bersandar di bantal yang sudah didekatkan ke tembok.

Kazemon melirik ke sebelah kirinya dan melihat Mervamon sedang tertidur pulas dengan posisi yang menggoda. Tangan kanannya dipakai untuk menutupi wajahnya, tubuhnya terlentang dan tidak tertutup pakaian sehelaipun. Payudaranya bergerak naik turun mengikuti nafasnya. Kedua kakinya yang mengangkang lebar membuat dirinya terlihat seperti pelacur murahan yang vaginanya siap dimasuki penis kapan saja. Kedua pahanya juga terlihat basah karena cairan vaginanya yang sepertinya terus mengalir keluar saat dia tidur.

Kazemon mengalihkan pandangannya dan meliaht dirinya juga tidak jauh beda dari Mervamon. Tubuhnya telanjang bulat, payudaranya yang besar dan menantang bergerak naik turun mengikuti nafasnya. Terlihat juga kedua putingnya masih mengeluarkan air susu dalam jumlah yang sedikit dan mengalir mengikuti bentuk payudaranya hingga menetes ke atas perutnya. Ia masih tidak tahu bagaimana caranya air susu itu bisa keluar dengan mudahnya.

Ia melihat semakin ke bawah dan menyadari bahwa vaginanya sudah basah kuyup dan membasahi seluruh kaki dan tempat tidurnya. Sepertinya disaat tidur, vaginanya terus mengeluarkan cairan yang banyak. Pahanya yang terkena sinar matahari terlihat mengkilap karena cairan itu.

"Guh..." Kazemon turun dari tempat tidur dan segera mencari bra dan celana dalamnya yang berserakan di lantai.

Kazemon menutupi tubuh Mervamon dengan selimut dan segera menuju ke kamar mandi yang ada di dalam kamar. Ia menggantungkan pakaiannya dan membasuh tubuhnya yang penuh dengan keringat, air susu, dan cairan vagina.

"Mmmmhhh.. Segar sekali..."

Ia membersihkan bagian dadanya terlebih dahulu dan menyisihkan sisa-sisa air susu di tubuhnya. Tangannya terus meraba bagian payudara dan perutnya. Saat tangannya mencapai vaginanya, Ia melihat dan menyadari bahwa vaginanya terasa begitu rapat.

Apa ini? Kenapa vaginaku begitu rapat? Seingatku, ini sudah melebar ketika Woodmon dan keempat Goblimon itu memperkosaku.

Kazemon mengambil posisi yang nyaman untuk memeriksa vaginanya. Dia duduk di lantai dan membuka kedua kakinya lebar-lebar. Jari tangan kanannya membuka lebar vaginanya dan memang benar, vaginanya kembali seperti semula. Tidak ada bekas luka karena pemerkosaan kasar yang dialaminya dulu. Setelah selesai mengecek vaginanya, Kazemon segera melepaskan tangannya dari vaginanya. Tapi, tangannya tidak sengaja menyentuh klitorisnya dan ia mendesah nikmat. Ia pun menyadari vaginanya kini juga menjadi lebih sensitif.

Ia begitu ingin menggesekkan tangannya di vaginanya. Sebelum tangannya menyentuh bibir vaginanya, terdengar suara Mervamon yang sedang mengetuk pintu kamar mandi.

"Kau di dalam, Kazemon?"

Kazemon yang terkejut segera melepaskan tangannya dari vaginanya, "I-iya.. Aku disini,"

"Baiklah kalau begitu. Cepatlah, aku tidak sabar ingin membasuh tubuhku, " Kata Mervamon.

Kazemon segera mengeringkan tubuhnya dengan handuk dan memakai pakaiannya. Ia segera keluar dari kamar mandi dan melihat Mervamon yang mengkilat karena sinar matahari menyinari tubuhnya yang penuh dengan sisa-sisa cairan yang mereka keluarkan semalam.

Mervamon segera masuk ke kamar mandi dan membasuh tubuhnya. Beberapa menit kemudian, dia keluar dan segera merapikan kamar yang sangat berantakan akibat ulahnya bersama Kazemon. Belum sempat mereka merapikannya, terdengar pintu kamar yang diketuk.

"Apa kalian sudah bangun?" Terdengar suara Dokter Mayu dibalik pintu, "Aku masuk, ya."

Belum sempat Kazemon dan Mervamon menjawabnya, pintu kamar sudah dibuka oleh Dokter Mayu, "Selamat pa—"

Dokter Mayu terkejut melihat keadaan kamar itu yang sangat berantakan, "Ehh!? Apa yang terjadi?"

Kazemon dan Mervamon menjelaskan kejadian semalam kepada Dokter Mayu.

"Sepertinya aku harus memeriksa tubuh kalian sekarang juga..."

Kazemon dan Mervamon menyetujui hal itu.

"Baiklah, kutunggu kalian di ruanganku, segera rapikan kamar ini, bahaya jika Rin mengetahuinya hihihi..." Kata Dokter Mayu sambil meninggalkan kamar.

Kazemon dan Mervamon merapikan kamar dengan cepat dan segera menuju ruangan Dokter Mayu. Disana, Dokter Mayu sedang mempersiapkan alat-alat dan obat-obatan yang akan dipakai untuk memeriksa mereka berdua. Ruangan itu cukup luas, terdapat beberapa lemari untuk obat dan untuk peralatan.

"Oh, silahkan duduk," Kata Dokter Mayu yang saat ini sedang mencampur obat-obatan, "Aku sedang mempersiapkan obatnya. Kalian tunggu sebentar sambil melihat-lihat,"

"Mmm.. Dokter, kira-kira obat apa yang akan kau buat?" Tanya Mervamon.

"Dari gejala yang kalian ceritakan tadi, aku mencoba membuat obat untuk menangkal aphrodisiac biasa."

"Mengenai percobaannya..." Belum selesai Kazemon bertanya, Dokter Mayu sudah memotongnya.

"Mengenai percobaannya, aku akan meggunakan benda ini," Kata Dokter Mayu dengan riang sambil mengeluarkan sebuah kuas lukis yang berbentuk bulat lancip dari kantongnya.

"Eh? Kuas?" Kata Mervamon.

"Ya, kuas. Tujuanku adalah untuk mengukur dan membandingkan seberapa besar rangsangan yang kalian terima saat kalian sedang terangsang secara alami dan terangsang akibat efek ramuan atau apalah itu sebutannya. Hal ini kulakukan agar aku tahu apakah obat ini akan bekerja atau tidak dan juga seberapa besar dosis yang cocok untuk kalian berdua."

"Lalu, bagaimana caranya kau dapat membedakan ketika kami terangsang secara alami dan terangsang akibat ramuan itu?" Tanya Mervamon dengan nada yang tidak yakin.

"Oh, mudah saja. Aku hanya tinggal memutar beberapa koleksi terbaikku," Kata Dokter Mayu sambil menunjuk satu kotak yang penuh dengan kaset porno.

"Oh, kau wanita yang nakal, Dokter." Mervamon menggodanya dengan senyum nakal.

"Seorang dokter juga mempunyai kesenangannya sendiri." Dokter Mayu membalas senyum nakal Mervamon.

Kazemon yang tidak tertarik dengan obrolan mereka berdua, mulai bertanya, "Apa yang akan kau lakukan dengan kuas itu?"

"Yaah... Simpel saja, aku hanya menggosokkan ini ke daerah sensitif kalian."

"Tapi, bukankah akan lebih mudah jika kami... Umm... Melakukannya sendiri?"

"Maksudmu bermasturbasi? Kau akan mengikuti turnamen, ditonton banyak orang, lalu mendadak ramuan itu bekerja dan kau akan bermasturbasi di tengah pertarungan? Jangan bercanda." Kata Dokter Mayu dengan nada mengejek.

Kazemon terdiam dan hanya terdengar suara tawa dari Mervamon.

"Dokter benar Kazemon." Kata Mervamon yang melanjutkan tawanya.

"Huh!" Kazemon memalingkan wajahnya dari Mervamon.

"Anggap saja ini juga latihan untuk melawan nafsumu," Kata Dokter Mayu. "Kau harus menahan keinginan untuk bermasturbasi saat bertarung dan juga saat aku merangsang kalian, berusahalah untuk menahan orgasme selama mungkin."

Kazemon dan Mervamon mengangguk. Bersamaan dengan itu, Dokter Mayu yang sudah mempersiapkan semuanya, segera mengambil satu kaset porno itu dan memasukkanya ke pemutar kaset.

"Bersiaplah. Buka pakaian kalian,"

Kazemon dan Mervamon segera melepas pakaian mereka dan berbaring di atas tempat tidur. Dokter Mayu memutar TV ke arah tempat tidur dan mengambil remote.

"Dokter, bagaimana caranya kau merangsang kami bersamaan?" Tanya Kazemon.

"Ah iya! Aku sampai lupa." Dokter Mayu keluar ruangan dan kembali tak berapa lama kemudian.

"Ini bantuan yang kita perlukan," Kata Dokter Mayu sambil menggandeng tangan Rin yang jelas kelihatan kalau ia masih mengantuk.

Rin menguap dan berkata, "Apa sarapan sudah siap?"

Dokter Mayu mencubit pipinya, "Hei, sadarlah. Kita sedang melakukan percobaan."

"Oh! Aku ingat!" Wajahnya yang mengantuk kini mulai terlihat segar. Dia berlari ke meja Dokter Mayu dan mengambil dua kuas.

"Bagus, ayo kita mulai!"

Dokter Mayu segera memutar kaset porno itu dan muncul lah adegan-adegan vulgar. Wajah Kazemon dan Mervamon mulai memerah melihat video itu. Tanpa disadari, kaki mereka sudah terbuka lebar dan memperlihatkan vagina mereka.

"Ingat, tangan kalian tidak boleh bergerak dan menyentuh daerah sensitif kalian," Kata Dokter Mayu, "Baik, Rin ayo kita mulai,"

Dokter Mayu mulai mendekati Mervamon dan Rin mulai mendekati Kazemon.

Kazemon dan Mervamon mendesah dan mengerang kenikmatan ketika dua ujung kuas yang halus itu menyentuh kedua puting payudaranya. Wajah mereka semakin memerah karena rangsangan itu. Setiap gesekkan membuat kedua puting mereka semakin mengeras.

"Aaahhhhnnn... Ahh... Ahhh..."

Sensasi dari kuas-kuas itu menjalar hingga ke seluruh tubuh mereka, membuat mereka menggeliat karena kenikmatan yang mereka rasakan. Tangan mereka hanya bisa meremas selimut yang ada di atas tempat tidur. Tubuh mereka kadang terangkat dan melekuk ke atas. Di balik kenikmatan tersebut, mereka berdua juga melawan untuk tidak menyentuh tubuh mereka dan menahan orgasme.

"Mmmmppp... Ahhh... Nnhhaaahhh..."

Sudah lima menit berlalu dan kedua puting mereka masih menjadi objek percobaan Dokter Mayu. Desahan mereka berdua saling bersahutan dengan desahan yang dikeluarkan dari TV. Tubuh mereka mengejang berusaha sekuat tenaga untuk tidak orgasme.

"Yosh! Sepertinya bagian ini sudah cukup," Kata Dokter Mayu sambil menyeka keringatnya dan melepaskan kuas itu dari payudara Kazemon dan Mervamon, "Kalian hebat juga bisa menahannya selama ini."

Tidak ada jawaban dari mereka, hanya terdengar desahan dan suara nafas mereka yang kelelahan. Kazemon merapikan rambutnya yang berantakan dan melihat vaginanya yang sudah basah kuyup. Begitu juga dengan Mervamon, keadaannya tidak jauh berbeda dengan Kazemon.

"Baiklah, sekarang buka kaki kalian lebar-lebar,"

Kazemon dan Mervamon segera melakukannya tanpa berkata apa-apa.

"Ini adalah bagian tersulitnya. Persiapkan diri kalian," Dokter Mayu menaruh satu kuas di salah satu puting payudara Mervamon dan satu kuas di atas vaginanya. Hal itu juga diikuti oleh Rin.

"Kau siap Rin?" Rin mengangguk, "Kalian siap? Baiklah, kita mulai!"

"Nnnghiiii! Hyaaaahhh! Ahhhh..." Kedua Digimon itu begitu terkejut karena kuas yang halus itu mendadak menyentuh bibir vaginanya yang saat ini sedang sangat sensitif.

"Wow! Reaksi yang mengejutkan." Kata Dokter Mayu.

"Mmmmpphh... Dokter... Pelan-pelan... Ahhhh..." Kata Mervamon sambil meremas selimut dengan erat.

"Ooohhh... Rin... Ahhhhhh..." Kazemon mulai menggigit bibirnya.

Suara Kazemon dan Mervamon memenuhi ruangan Dokter Mayu yang luas dan tanpa disadari, video itu sudah memasuki menit ke sepuluh.

"Sudah sepuluh menit sejak video diputar dan kalian masih bisa menahan orgasme, lumayan juga," Kata Dokter Mayu yang hanya disambut oleh desahan dan erangan oleh kedua Digimon yang sedang terangsang berat itu.

Sudah lima belas menit berlalu, Kazemon dan Mervamon mulai merasakan cairan orgasme yang mereka tahan dari tadi akan menyembur keluar. Dokter Mayu dan Rin menyadari hal ini dan mereka tetap memberikan rangsangan di puting dan vagina Kazemon dan Mervamon.

"Aaaahhhhh... Aku tidak tahan lagi... Ahhhhhh..." Kazemon mengerang dan meremas selimut dengan keras, kakinya yang mengangkang kini mulai menutup dan berusaha menahan orgasmenya sekuat tenaga. Apa daya, usahanya sia-sia karena Rin melepaskan kuasnya dan memencet puting dan klitorisnya bersamaan.

"NNHHAAAAAHHHHH!" Mata Kazemon terbelalak, kakinya kembali mengangkang dan erangan yang panjang mengiringi orgasmenya. Tubuhnya melekuk ke atas dan cairan vaginanya menyembur keluar, membasahi TV dan lantai di sekitarnya. Ia mengerang setiap kali cairan itu menyembur keluar. Saat semburan kelima, tubuh Kazemon ambruk ke tempat tidur dan merapatkan kedua kakinya. Dengan nafas yang terengah-engah, kedua tangannya sedang sibuk meraba vagina dan payudaranya. Dua jarinya ia masukkan ke vaginanya mencari kenikmatan yang ia tahan dari tadi.

Tidak berapa lama kemudian, Mervamon juga merasakan orgasmenya, "Ooohhh... Dokter.. Aku juga... Aaaaahhhhhhnnnnn..."

Dengan erangan panjang, Mervamon melepaskan semua kenikmatan yang ada di tubuhnya. Vaginanya menyemprotkan cairan yang banyak, sama seperti Kazemon. Tubuhnya mulai lemas dan kehabisan tenaga.

"Hmmm..." Dokter Mayu menghentikan video dan melihat waktunya, "Berita bagusnya kalian bisa bertahan selama 25 menit. Berita buruknya, tubuh kalian langsung melemah saat orgasme pertama."

Ia mencatat itu dan merapikan peralatannya, "Baiklah. Kalian bisa beristirahat di sini. Aku keluar sebentar mencari makanan. Rin akan menjaga kalian, yah walaupun sudah pasti dia akan bermain diluar." Kata Dokter Mayu yang tidak dapat menemukan Rin di ruangannya.

Kazemon dan Mervamon tidak merespon.

"Halo? Kalian dengar aku?" Dokter Mayu mendekati keduanya, "Cepat sekali mereka tidur. Pasti sangat melelahkan kalau jadi mereka."

Pintu ruangan itu tertutup dan Dokter Mayu berjalan keluar rumah.

Beberapa jam sebelumnya di Kota Alpha...

Dengan senyuman di wajahnya, Ranamon membuka pintu besar yang menutupi sebuah ruangan yang sangat luas, "Selamat datang di 'duniaku'. Aku menamakannya Ruang Tentakel. Sebenarnya aku tidak tahu harus memberi nama apa." Kata Ranamon sambil tertawa.

Lilithmon melihat ke dalam ruangan dengan pandangan kagum dan sedikit kaget, "I-Ini... Mengagumkan..."

"Masuklah,"

Lilithmon melangkahkan kakinya ke dalam ruangan itu. Ruangan itu sangat luas, terdapat banyak tembok berbentuk tabung yang bertugas sebagai tiang penopang ruangan itu. Seluruh dindingnya diselimuti oleh sesuatu yang menyerupai daging yang didominasi dengan warna merah. Dari beberapa tempat di dinding ruangan itu, terdapat beberapa tentakel yang menjulur keluar. Tentakel itu berwarna-warni dan memiliki ukuran yang berbeda-beda. Dari kejauhan, Lilithmon melihat seseorang yang dia kenal.

"Bukankah itu Calmaramon?"

"Benar. Dialah yang mengendalikan ruangan ini disaat aku tidak ada."

Kedua Digimon itu berjalan mendekatinya. Kini terlihat jelas jika Calmaramon sedang melilit Digimon di tentakelnya. Empat tentakelnya masing-masing melilit tangan dan kaki Digimon itu dan mengangkatnya di udara. Satu tentakelnya sedang meremukkan pakaian pelindung Digimon itu yang tergeletak di lantai.

"H-Hei... Dia kan..."

Lilithmon terkejut melihat pemandangan yang ada di depannya, Digimon itu memakai sebuah topeng berbentuk seperti rubah yang menutupi wajahnya, terlihat rambut Digimon itu yang berwarna abu-abu terurai berantakan. Setengah dari topeng itu sudah hancur dan terlihat satu mata berwarna coklat sedang menatap lemah ke lantai ruangan itu. Pakaian pelindungnya pun sudah hancur berkeping-keping di lantai, kini tubuhnya hanya terbalut oleh kain hitam ketat yang menutupi kedua payudaranya dan daerah sekitar pinggang sampai kakinya tertutup oleh celana ketat hitam yang sudah robek di beberapa tempat. Walaupun kain hitamnya masih menutupi payudaranya, tapi itu masih tidak cukup karena besarnya payudara itu membuat kain itu terlihat kecil dan hanya mampu menutupi sepertiga dari ukuran payudaranya.

"Ya, dia adalah Sakuyamon." Kata Ranamon santai.

Calmaramon yang melihat datangnya kedua Digimon itu dan menyapa mereka, "Oh, kalian datang ke sini,"

"Tidak usah hiraukan kami, lanjutkan saja kegiatanmu." Kata Ranamon.

Calmaramon mengangguk dan memecut punggung Sakuyamon dengan tentakelnya, "Sekarang bukan waktunya istirahat!"

SPLATS!

"HYAAAA!"

Sakuyamon berteriak kesakitan setelah menerima pecutan yang meninggalkan bekas di punggungnya, "Aahh... Hah.. Hah.. Hah... Hentikan..."

"Wah, kau benar-benar menghancurkannya." Kata Lilithmon yang melihat tubuh Sakuyamon.

Tubuh Sakuyamon dipenuhi dengan memar dan luka kecil. Terlihat jelas kalau perut Sakuyamon menjadi sasaran empuk bagi Calmaramon, memar di daerah perutnya membuatnya terlihat seperti samsak tinju yang sudah dipukul berkali-kali. Selain bekas pukulan, terlihat juga goresan-goresan yang diakibatkan oleh putaran yang sangat kencang, seperti bor yang sangat besar. Andaikan tangannya tidak dililit tentakel, mungkin dia akan memegangi perutnya dan menahan rasa sakitnya.

SPLATS!

"HYAAAAAHHH!"

Baru saja Sakuyamon menundukkan kepala, datang lagi cambukan dari Calmaramon yang menghantam punggungnya.

"Ku.. Kumohon... Hentikan..." Kata Sakuyamon memohon, setitik air mulai jatuh dari matanya, "Aku menyerah... Aku tid- HYAAAAAA!"

SPLATS!

"Tidak ada yang menyuruhmu untuk memohon!"

SPLATS! SPLATS! SPLATS!

"AAAAAAAHHHHHH!"

Cambukan demi cambukan bertemu dengan punggung Sakuyamon. Bekas-bekas berwarna kemerahan di punggungnya kini mulai mengeluarkan darah. Air mata Sakuyamon kini mengalir deras dan bibirnya mengeluarkan darah karena ia mengigitnya dengan keras akibat menahan rasa sakit.

'NGGHHHHH! MMMMPPPHHH!""

Dengan beberapa cambukan terakhir, Calmaramon menghentikan pukulannya dan menyeka keringat yang mengalir di dahinya, "Fiuh.. Melelahkan juga memukuli rubah kecil ini." Ia lalu membalikkan tubuh Sakuyamon menghadap ke dirinya.

"To-Tolong... Hentikan... A-aku tidak ku—AKH!"

Calmaramon mengepalkan tentakelnya dan mengirimkan pukulan keras tepat di perut Sakuyamon hingga membuat darah keluar dari mulutnya.

"Uhk... Kuh.. Ghkk..."

"Rubah yang satu ini memang susah diatur," Kata Ranamon sambil memegang dagu Sakuyamon agar ia bisa melihat wajahnya.

BRUUGG!

Terdengar suara keras dari arah belakang Ranamon dan Lilithmon, "Apa-apan ini?!"

Terlihat satu Digimon lagi sedang terkapar. Wajahnya tertutup topeng dan penampilannya seperti seorang malaikat, pakaiannya berwarna putih cerah dan rambutnya yang berwarna pirang keemasan. Tangannya memegangi perutnya sambil terbatuk-batuk. Sayapnya terlihat dalam keadaan yang tidak baik. Tapi, keadaannya masih lebih baik dibandingkan Sakuyamon.

Digimon itu menatap ke arah Ranamon, "K-Kau!?"

"Jangan alihkan pandanganmu Angewomon!"

Ranamon dan Lilithmon melihat ke atas, begitu juga dengan Angewomon yang terkejut melihat LadyDevimon yang menyerangnya secara tiba-tiba dari atas. Walaupun Angewomon melihat datangnya LadyDevimon, ia tetap tidak dapat menghindari serangan itu karena tubuhnya masih belum pulih dari serangan sebelumnya.

"UAKKKH!"

Kedua kaki LadyDevimon mendarat tepat di atas payudara kanan dan perut Angewomon. Itu membuat pelindung payudara kanan Angewomon hancur dan membuat puting merah mudanya terlihat. Injakan di perutnya membuat Angewomon memuntahkan darah dari mulutnya dan menambah rasa sakitnya. Tubuh Angewomon terbaring lemas, kedua tangan dan kakinya tidak dapat bergerak sementara LadyDevimon masih tetap berdiri di atasnya.

"Oh, hai kalian. Maaf, aku tadi sedang sibuk mengurusi pelacur sialan ini." Kata LadyDevimon sambil mengangkat kaki kanannya dan menginjak payudara Angewomon yang tidak terlindung apa-apa.

"Akh!"

"Yah, aku bisa melihat itu. Pelacur-pelacur ini memang perlu diberi pelajaran." Kata Ranamon mendekati Angewomon. Ia berjongkok di sebelah wajah Angewomon dan mengusap darah yang ada di bibirnya dengan jari.

"Hmmm..." Ranamon menjilati jarinya, "Aku bisa merasakan kekalahanmu, Angewomon."

Angewomon yang tidak ingin dipermalukan, mulai melawan. Ia meludahi wajah Ranamon dengan darah dari mulutnya, "Haha... Coba bersihkan itu dari wajah jelekmu."

Ranamon tersenyum sambil berdiri dan mengambil tempat LadyDevimon. Ia menduduki dua payudara Angewomon dan mengepalkan kedua tangannya.

BUG!

"Ugh!"

Satu pukulan keras mengenai pipi kiri Angewomon.

BUG! BUG!

Kini pipi kanannya.

LadyDevimon, Lilithmon, dan Calmaramon melihat kemarahan Ranamon. Pukulan demi pukulan mengarah ke wajah Angewomon.

KRAK!

Terdengar suara pecahan dari topeng Angewomon akibat pukulan Ranamon. Kini terdapat celah di topeng sebelah kiri Angewomon hingga memperlihatkan mata indahnya yang berwarna biru. Darah juga mulai mengalir dari dahinya dan nafasnya terengah-engah. Dengan satu pukulan terakhir, Ranamon menyelesaikan amarahnya.

Ranamon berdiri dan membersihkan tangannya dari darah Angewomon, "Kuharap kau bisa membersihkan yang itu terlebih dahulu."

Wajah Angewomon kini babak belur karena pukulan-pukulan tadi. LadyDevimon mendekatinya dan mengangkat tubuhnya, "Jangan sampai kau mengulanginya lagi, bodoh!" Ia menjatuhkan tubuhnya, "Sekarang apa, Ranamon?"

"Masukkan mereka ke ruang tahanan dan ikat mereka. Kita lanjutkan besok saja."

Calmaramon membawa Sakuyamon dan Angewomon ke ruang tahanan. Ia melemparkan tubuh mereka dan seketika tentakel-tentakel yang ada di ruangan itu melilit tubuh mereka, "Sampai ketemu besok." Dengan tertawa, Calmaramon menutup pintu ruang tahanan itu dan mendatangi ketiga temannya.

Empat Digimon kejam itu berjalan ke luar dan menutup pintu besar Ruang Tentakel itu, meninggalkan Angewomon dan Sakuyamon di dalamnya.

Sudah lebih dua jam Dokter Mayu melakukan percobaan pertama kepada Kazemon dan Mervamon. Dia meninggalkan mereka di ruangannya dan pergi berbelanja. Dokter Mayu keluar dari toko sambil membawa barang belanjaannya, "Panas sekali di luar sini." Katanya.

Ketika sudah sampai di dekat rumahnya, Dokter Mayu melihat Rin berlari dari dalam rumah, "Dokter! Dokter!" Teriaknya.

"Eh? Ada apa Rin?"

Nafas Rin yang tidak beraturan membuatnya sulit berbicara, "Me-mereka sudah bangun..."

"Lalu?"

"... dan obatnya merangsang mereka..."

Wajah Dokter Mayu yang tenang berubah menjadi penuh dengan ketertarikan, "Ini yang kutunggu-tunggu!" Ia berlari ke dalam rumah dan mendobrak pintu ruangannya.

Di ruangan itu, ia melihat celana dalam Kazemon dan celana pendek Mervamon berserakan di lantai. Mereka berdua sedang memuaskan diri mereka, jari-jari mereka mencari kepuasaan di dalam vagina. Dengan kaki yang terbuka lebar, jari-jari mereka keluar masuk vagina mereka. Desahan dan erangan memenuhi ruangan.

"Ahhhh... Dokter... Mmmpphh..." Kazemon mengerang.

"Sudah berapa lama mereka seperti ini, Rin?"

"Baru beberapa menit yang lalu. Mmm, sekitar tiga menit."

"Bagus... Apa mereka sudah orgasme?"

"Sepertinya belum. Apa kita memerlukan kuas lagi, dokter?"

"Tentu saja, cepat ambil kuasnya. Sepertinya kita juga butuh tali."

Rin berlari keluar dan tidak berapa lama kemudian dia kembali dengan membawa seutas tali dan kuas baru.

"Ini dokter" Katanya sambil memberikan kuas dan tali itu, "Untuk apa tali itu?"

"Kau lihat mereka? Mereka sudah terangsang berat, tidak mungkin tangan mereka akan berdiam diri, mereka pasti butuh pemuas nafsu mereka sekarang. Aku akan mengikat tangan mereka dan biar kuas saja bekerja, sama seperti tadi. Cepat bantu aku mengikat tangan mereka."

Dokter Mayu memotong tali itu dan memberikannya ke Rin. Dokter Mayu mengikat tangan kanan dan Ular Medullia di tangan kirinya, "Maaf Mervamon, ini demi kebaikanmu."

Dengan wajah yang memerah karena nafsu dan rangsangan, Mervamon hanya bisa mendesah dan mengerang ketika tangannya diikat di atas tempat tidur.

"Maafkan aku, Kazemon." Kata Rin sambil melakukan hal sama ke Kazemon.

Kazemon menganggukan kepalanya.

"Perlukah kita mengikat kaki mereka juga?" Tanya Rin.

"Tidak perlu. Tidak ada wanita terangsang yang akan menutup kakinya. Cepat, ambil kuas ini." Kata Dokter Mayu sambil melemparkan dua kuas ke Rin.

Dokter Mayu dan Rin membuka pakaian Kazemon dan Mervamon hingga membuat payudara mereka menyembul keluar. Puting mereka terlihat mengacung tegak dan terlihat butiran-butiran kecil air susu mulai keluar dari puting payudara Kazemon.

Begitu kuas menyentuh puting dan bibir vagina mereka, Kazemon dan Mervamon mengerang panjang dan langsung mengalami orgasme yang dahsyat. Tubuh mereka melekuk ke atas. Vagina mereka menyemburkan cairan yang sangat banyak dan menyembur ke segala arah.

"AAAAHHHHHHNNN!"

Rin yang terkejut mendengar erangan kedua Digimon itu, tanpa sengaja mengoleskan kuasnya ke klitoris Kazemon dan mendorong kuas itu masuk ke dalam vaginanya. Rin terjatuh dari tempat tidur dan memandangi Kazemon.

"NNGGGHH! NYYAAAHHH!"

Erangan Kazemon semakin keras dan cairan dari vaginanya semakin deras keluar. Bersamaan dengan itu, air susu Kazemon juga menyembur keluar dengan derasnya ke segala arah dan membasahi tempat tidur juga lantai.

"Ahhhhh... Ce-cepat keluarkaaahhhnnnn..." Kata Kazemon lemah.

Rin dengan cepat berdiri dan menarik kuas itu perlahan. Cairan vagina Kazemon menyembur mengenai wajahnya, ia mengusap wajahnya dan terkejut melihat cairan vagina itu kini berwarna sedikit kemerahan. Ia melihat kuas itu dan melihat ada darah menutupinya.

"Ka-Kazemon... Kau pe-perawan... lagi?"
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd