Keranjang_Aib
Semprot Baru
- Daftar
- 25 Dec 2017
- Post
- 38
- Like diterima
- 101
3. Jebakan Goblimon
Seorang pria tua yang usianya sekitar 60 tahun-an berjalan melewati hutan,"Ahh... Kerja berat seperti biasa dan pemandangan hutan yang masih biasa,"Dia berjalan sambil mengamati sekelilingnya, memandangi Petermon dan Tinkermon berterbangan, "Oh.. Indah sekali.. Yah, meskipun indah, kalau sering dilihat akan bosan juga," Dia mengeluh dan hal itu membuatnya berjalan semakin malas.
Pekerjaannya yang ada di kota harus membuatnya berjalan jauh dari rumahnya. Ini adalah kegiatan rutinnya tiap hari. Dengan tubuhnya yang kurus dan sedikit cebol, kakek itu berjalan menyusuri hutan menuju rumahnya yang ada di tengah hutan.
"Video yang diputar di kota tadi itu sangat mengejutkan. Melihat bagaimana Digimon itu mendapat siksaan seksual membuatku menjadi terangsang sampai sekarang. Andai saja Digimon cantik itu ada tepat di hadapanku, aku akan memperkosanya sampai benar-benar puas," Kakek itu membayangkan hal tersebut sambil tersenyum dengan mesum.
Sambil terus membayangkan hal itu, kakek itu melihat tubuh yang tergolek lemah tidak jauh dari tempatnya berdiri. Dia segera berlari ke arah tubuh itu dan segera mendekatinya. Betapa terkejutnya dia ketika imajinasinya menjadi kenyataan. Itu adalah tubuh Kazemon yang tergeletak tak berdaya setelah diperkosa oleh Woodmon.
"A... Apa.. Ini mimpi?" Kakek itu menggosok-gosok matanya agar lebih yakin, "I.. Ini adalah Digimon yang ada di video itu!"
Kakek itu masih tidak percaya apa yang dilihatnya, tubuh Kazemon yang hanya memakai bra dan terbaring dengan kaki yang terbuka lebar membuat penisnya berdiri tegak. Dia melihat sekeliling dan melihat celana dalam Kazemon yang tergeletak di rerumputan. Ia mengambil celana dalam itu dan menciumnya.
"Ini bukan mimpi, ini benar-benar nyata! Hmm... Harum sekali... Vaginanya pasti sangat nikmat," Ia kembali ke tubuh Kazemon dan mengamati tubuhnya.
"Ohh... Apa yang harus kulakukan terlebih dulu?" Setelah berpikir sejenak dia memutuskan untuk melepas celananya dan mulai bermasturbasi di dekat tubuh Kazemon, "Sebagai pembukaan, bermasturbasi di dekat tubuhnya pasti menyenangkan,"
Dia berjongkok dan mulai mengocokkan penisnya perlahan sambil memandangi tubuh indah Kazemon. Dia mengerang kenikmatan ketika memandangi payudara Kazemon yang besar. Kakek itu lalu menggunakan celana dalam Kazemon untuk melingkari penisnya dan mulai mengocok penisnya lagi dengan cepat.
"Ooohh... Bahkan celana dalamnya terasa seperti vaginanya.." Beberapa saat kemudian, kakek itu merasa akan orgasme, "Ohhh.. inilah yang kutunggu-tunggu.."
Ia menaiki tubuh Kazemon dan duduk di atas perutnya. Semakin cepat dia mengocokkan penisnya dan akhirnya...
"Splurtt... spluurrtt.. spluurrttt... spluurrtt..."
"Ohhhhh..."
Kakek itu menyemprot payudara Kazemon berkali-kali dengan spermanya. Dia terjatuh lemas di atas tubuh Kazemon. Tidak pernah dia merasakan orgasme senikmat ini seumur hidupnya. Juga, sudah lama dia tidak merasakan tubuh wanita, jadi ini adalah kesempatan yang tidak akan dia sia-siakan.
"Haahh... Nikmat sekali... Haaahh... Hahhh..." Kakek itu, yang masih meniduri tubuh Kazemon, memandang wajah Kazemon yang masih pingsan, "Aku tidak menyangka akan bertemu dengan Digimon seksi ini di sini,"
Ia mulai mencium bibir Kazemon dan menciumnya dengan mesra. Tangannya meremas kedua payudara besar Kazemon yang masih terbungkus bra. Penisnya yang baru saja orgasme kembali menegang dan mulai digesek-gesekkan di atas tubuh Kazemon.
"Jangan, di sini tidak aman. Aku harus membawanya ke suatu tempat." Setelah membatalkan ciumannya dengan Kazemon, kakek itu memasangkan celana dalam Kazemon dan membawa Kazemon ke rumah kosong di tengah hutan.
Rumah itu terbuat dari dedaunan kering yang ditumpuk hingga membentuk sebuah rumah kecil. Di dalamnya tidak terdapat apa-apa, rumah itu mungkin hanya untuk tempat beristirahat. Kakek itu meletakkan tubuh Kazemon di tanah dan segera melepas bajunya sendiri. Dia melanjutkan ciuman yang tertunda tadi dengan terburu-buru. Penisnya yang sudah menegang terus digesekkan di atas perut Kazemon.
"Mhhmm... Mhhmmm... Aku akan keluar lagi, padahal baru sebentar aku menggesekkan penisku di perutnya. Ahhhhhhh..." Kakek itu mengeluarkan spermanya di perut Kazemon. Perut Kazemon kini lengket dengan sperma kakek itu.
Penis kakek itu melemas tapi kakek itu tidak terlihat kehabisan tenaga, dia menaikkan bra Kazemon hingga kedua payudara besarnya terlihat. Kakek itu hanya bisa menganga ketika melihat pemandangan indah di depannya, payudara asli dari Digimon yang disiksa secara seksual tadi. Tanpa ragu, dia mulai melahap payudara kanan Kazemon dan memainkan yang satunya lagi dengan tangannya. Dia menyedot puting Kazemon dengan keras. Penisnya yang baru saja orgasme itu digesekkan di atas vagina Kazemon yang masih tertutup celana dalam.
"Mmmpppfhhh... Mmmpphhh... Payudara ini nikmat sekali," Ia menyedot dengan sangat keras hingga air susu Kazemon keluar, "Mppphhhh! Air susunya keluar! Nikmat sekali..." Dia terus meminum air susu Kazemon dengan lahap.
Setelah puas meminum air susu Kazemon, dia mulai membuka celana dalam Kazemon ke samping. Penisnya langsung dihujamkan ke dalam vagina Kazemon. Kakek itu mengerang karena belum pernah dia merasakan vagina seperti ini. Dia memompa vagina Kazemon dengan bersemangat sambil terus meminum air susu Kazemon. Karena vagina Kazemon yang masih rapat, kakek itu segera orgasme dan menyemprotkan spermanya yang banyak ke dalamnya.
"Ohhhhh... Ohhh... Ohhhh..."
Sepertinya vagina Kazemon tidak sanggup menampung seluruh sperma itu dan menyemprotkannya keluar. Kakek itu belum puas dan mengoleskan spermanya ke seluruh wajah dan tubuh Kazemon. Ia memakai pakaiannya dan meninggalkan Kazemon yang penuh dengan spermanya.
"Hahahahaha! Dia benar-benar nikmat! Dia memang pelacur, persis yang dikatakan rekaman di kota tadi. Hahahaha!" Kakek itu berjalan dengan santai meninggalkan Kazemon.
"Ugghh... Dimana ini? Apa yang terjadi pada— Nggh!" Kazemon terbangun dengan lemas dan merasakan sakit di vagina dan kedua payudaranya, "Kenapa aku berlumurran sperma seperti ini?" Dia merapikan kedua bra-nya dan bersandar di dinding yang terbuat dari daun itu.
"Oh... Aku ingat sekarang... Ranamon dan Woodmon..." Kazemon mengingat kejadian yang menimpanya beberapa waktu yang lalu. Itu adalah kejadian terburuk dalam hidupnya. Tersiksa secara seksual di tangan rivalnya, Ranamon, dan diperkosa tanpa ampun dan tanpa henti oleh Woodmon. Pantas saja vaginanya terasa sakit sekali, delapan sulur masuk ke dalam vaginanya sekaligus dan memperkosanya berkali-kali, memaksanya untuk terus menerus orgasme.
"Tubuhku lengket sekali... Ini sperma manusia..." Kazemon menyadari sperma yang berada di sekujur tubuhnya, "Mungkinkah aku diperkosa saat pingsan tadi?"
Kazemon melihat ke arah vaginanya dan melihat vaginanya mengeluarkan sperma kakek tua tadi yang masih tersisa. Dia melepas celana dalamnya dan berusaha mengeluarkan sisa sperma kakek tadi. Banyak sekali sperma yang keluar dari vagina Kazemon.
"Nggghhh... Banyak sekali... Nghhh... Ahh..."
Setelah merasa sperma itu keluar semua, Kazemon memakai celana dalamnya dan berjalan keluar, "Sebaiknya aku mencari sungai dan membersihkan diri..."
Kazemon berjalan mengelilingi hutan, tubuhnya mengeluarkan bau sperma yang sangat tajam. Tidak berapa lama kemudian dia menemukan sungai yang tidak terlalu deras. Di sungai yang sepi dan tenang itu, Kazemon berendam sambil membersihkan tubuh dan pakaiannya yang masih berbau sperma. Dia juga membasuh vaginanya dengan air sungai.
"Ahhh.. Segarnya!" Kazemon keluar dari sungai dengan bersemangat, "Baiklah, sepertinya aku harus mengikuti kata-kata Ranamon. Aku harus segera ke kota Alpha,"
Setelah mengeringkan badan, Kazemon terbang keluar dari hutan dan menuju kota terdekat untuk beristirahat. Dia menuju ke kota Goblin. Di kota itu terdapat banyak sekali Goblimon. Kota ini terlihat kumuh dan tidak terawat. Kazemon berjalan mengelilingi kota itu dan melihat beberapa Goblimon yang terlihat sangat memprihatinkan.
"Apa yang terjadi?" Tanya Kazemon pada salah satu Goblimon yang sedang terduduk lemas di pinggir jalan.
"Siapa kau?" Goblimon itu terlihat ketakutan.
"Tenanglah aku tidak akan melukaimu," Kata Kazemon sambil memegang pundak Goblimon itu.
"Jangan sakiti aku! Kumohon!" Goblimon itu menepis tangan Kazemon dan menjauh darinya.
Goblimon itu terdiam sebentar dan memandangi Kazemon. Cukup lama dia memandangi Kazemon dan tiba-tiba dia memeluk salah satu kaki Kazemon sambil menangis.
"Tolong kami... Selamatkan kami..."
"Apa yang terjadi?" Kazemon kebingungan melihat Goblimon yang tiba-tiba menangis ini, "Ceritakan semuanya padaku."
Goblimon itu melepas pelukannya dan mulai menenangkan dirinya, "Aku tidak tahu harus mulai darimana... Satu pagi, aku terbangun seperti biasa di kamar tidurku. Tiba-tiba, kudengar suara para Goblimon lain berteriak. Aku melihat keluar kamarku dan melihat Digimon wanita yang sangat menakutkan. Dia seperti menghipnotis... bukan, dia mengutuk para Goblimon dan mengubah empat dari mereka menjadi makhluk yang mengerikan. Mereka berubah menjadi lebih besar, maksudku SEMUA bagian tubuh mereka menjadi besar."
"Apakah Digimon ini berwarna hijau?" Tanya Kazemon.
"Ya! Dia berwarna hijau dan seperti katak,"
"Ranamon..." Gumam Kazemon.
"Dia menuntun empat Goblimon ke pusat kota dan mengutuk kota ini dengan kutukannya, aku mengikutinya diam-diam dan mendengar sedikit apa yang dia katakan," Goblimon itu diam sejenak berusaha mengingat apa yang sudah di dengarnya, "Dia mengatakan kalau mereka akan sembuh jika berhasil mengalahkan Digimon yang bernama Kazemon,"
Kazemon terkejut mendengar perkataan Goblimon yang malang itu. Dia tidak percaya dengan apa yang sudah di dengarnya. Ranamon ternyata belum cukup puas mempermalukan dirinya.
"Sial kau Ranamon..." Geram Kazemon, "Bisakah kau memberitahuku kemana Ranamon membawa para Goblimon itu?"
"Dia membawanya ke arah hutan di sana," Goblimon itu menunjuk hutan yang ada di sebelah utara kota Goblin.
"Baiklah, bisakah kau antar aku ke sana?
"Ahhh..." Goblimon itu ragu-ragu, "Baiklah..."
Kazemon dan Goblimon itu berjalan menuju utara kota. Baru beberapa langkah, seorang Goblimon memegang kaki Kazemon. Kazemon terkejut dan memperhatikan Goblimon ini. Keadaannya tidak jauh beda dengan Goblimon yang lainnya.
"Tidak... Jangan... Ke sana..." Kata Goblimon itu lemah.
"Aku harus segera melepaskan kutukan itu dan mengembalikan Goblimon yang lainnya," Kata Kazemon sambil berusaha melepaskan cengkraman di kakinya.
"Tidak... Jangan pergi bersama— UAGHHH!" Goblimon itu tiba-tiba berteriak kesakitan dan seketika tubuhnya diselimuti fractal code lalu menghilang.
"Ini sudah keterlaluan Ranamon," Pikir Kazemon.
"Kita harus cepat, sebelum Goblimon lain akan berakhir seperti dia,"
"Baiklah."
Mereka berdua berjalan menuju hutan. Pohon-pohon di hutan itu terlihat suram. Goblimon itu terus menunjukkan arah dan berjalan di depan Kazemon. Tidak berapa lama, Kazemon merasa curiga dengan Goblimon itu.
"Tunggu dulu," Kazemon berhenti dan bertanya, "bagaimana kau tahu kalau Ranamon membawa mereka kemari?"
Goblimon itu berhenti dan mulai tertawa, "Hahahaha... Akhirnya kau sadar juga, Kazemon,"
Goblimon itu membalikkan badannya dan berubah menjadi besar. Seluruh tubuhnya membesar menjadi dua kali lipat hingga setinggi tubuh Kazemon. Pakaiannya sobek dan terlihat penis yang begitu besar, panjangnya sekitar 40 cm dan diameternya sekitar 14 cm.
"Bagaimana penampilan baruku, Kazemon?" Goblimon itu tertawa.
"Kau terlihat lebih menjijikan dari sebelumnya," Kazemon segera mempersiapkan dirinya untuk bertarung, "Kau sama buruknya seperti Ranamon! Sepertinya aku tak punya pilihan lain selain melawanmu. Rasakan ini!"
Kazemon terbang dengan cepat ke arah Goblimon itu dan memukulnya. Belum sempat tangan Kazemon menyentuhnya, Goblimon lain muncul di depannya dan memukulnya dengan keras di perutnya.
"UGH!" Kazemon terpental jauh ke belakang dan menabrak pohon dengan punggungnya hingga terdapat lubang besar di pohon tersebut, "Uhh.. Sakit sekali..."
"Hahaha! Rasakan itu pelacur!" Kata Goblimon yang baru saja memukulnya.
"Pukulan yang bagus, Mod" Kata Goblimon yang satu lagi.
"Terima kasih, Zod. Pelacur itu pantas mendapatkannya," Mod tertawa dengan bahagia.
"Sial... Aku lupa kalau mereka ada empat... Tapi mana yang dua lagi?" Kata Kazemon yang kini sedang berdiri dan menyandarkan tubuhnya di pohon.
"Aku disini, sayang!" Dengan kekuatan penuh, salah satu Goblimon berlari ke arah Kazemon dan memukulnya di perut lagi.
"HNGG!" Kazemon tidak dapat bernafas ketika tangan yang kuat itu menghantam perutnya dengan sangat keras. Tubuhnya jembali menghantam pohon dan membuat lubang di pohon semakin besar dan dalam.
"Giliranku!"
Belum sempat Kazemon bergerak, sebuah batang kayu yang besar menghantam perutnya sekali lagi.
"HNNNNGG!" Kazemon tida dapat berteriak karena hantaman itu sangat menyakiti perutnya hingga membuatnya tidak dapat bernafas.
Batang kayu itu terus mendorong tubuh Kazemon dan menghancurkan pohon di belakang Kazemon. Ia terus mendorong Kazemon ke belakang sampai akhirnya tubuh Kazemon menghantam sebuah batu besar dengan punggungnya.
"AGHH!" Kazemon langsung tertunduk lesu dan terjatuh ke tanah begitu batang kayu besar itu terlepas dari perutnya, "Uhhhhh..."
"Bagus sekali, Vod" Kata Mod, "Kau juga, Nod"
"Hahaha! Terima kasih!" Jawab mereka bersamaan.
"Sekarang, apa yang harus kita lakukan?" Tanya Zod.
"Haruskah kita langsung 'melakukannya' ?" Kata Nod.
"Tentu saja, dia sudah tidak dapat melawan lagi," Kata Mod sambil mendekati Kazemon yang masih tersungkur sambil memegangi perutnya. Dia menarik rambut Kazemon dan berbisik ke telinganya, "Bersiaplah, sayang."
Mod mengangkat tubuh Kazemon tinggi-tinggi dan membantingnya dengan keras ke tanah.
"UAGGHH!"
Tubuh Kazemon menghantam tanah dengan sangat keras hingga tanah di sekitarnya hancur. Dengan sisa tenaga yang ada, Kazemon merangkak menjauhi Mod. Tapi tentu saja, ketiga Goblimon lain sudah mengepungnya. Zod mengangkat kepala Kazemon dan mengarahkannya ke penisnya yang panjang dan besar.
"Hisap ini, pelacur!" Katanya sambil menempelkan wajah Kazemon ke penisnya.
"Cih, aku tidak akan memasukkan benda menjijikan itu ke mulutku," Kata Kazemon sambil memalingkan wajahnya dari penis Zod.
"Oh ayolah, kau pasti sudah tidak sabar utnuk menghisap penisku kan?" Zod mulai menggesek-gesekkan pipi Kazemon ke penisnya yang besar.
"Jangan bermain-main Zod, kita harus segera menyelesaikan ini," Kata Mod tidak sabaran, "Hei pelacur, jika kau tidak mau membuka mulutmu, biar aku yang membantumu,"
Mod menurunkan bra Kazemon hingga payudaranya yang besar dan indah itu terlihat semuanya. Mod lalu berdiri di belakang tubuh Kazemon yang kini sedang menungging dan meremas kedua payudara Kazemon.
"Mmmmhhh... Nhhhhh... Hentikan... Jangan diremas... Mhhh..." Kazemon terus berusaha menahan kenikmatan di payudaranya dan mencoba untuk terus menutup mulutnya.
Mod terus memainkan payudaranya Kazemon, tapi kali ini lebih kasar hingga membuat Kazemon merintih kesakitan, "Akui saja, kau menikmatinya bukan?"
"Mmmmmmmhhh.. Ti... Tidak... Nggghhh..." Jawab Kazemon lemah.
Kazemon terus berusaha agar mulutnya tidak terbuka lebar. Dia sudah tahu akibatnya jika mulutnya terbuka, sebuah penis yang besar dan panjang akan memasuki mulutnya. Hal itu akan sangat menyiksanya.
Mod yang masih memainkan payudara Kazemon dengan kasar, tetap tidak menyentuh putingnya. Dia sudah tahu jika puting Kazemon adalah salah satu kelemahannya, saat ini puting Kazemon sangat sensitif, bahkan sedikit sentuhan saja bisa membuatnya orgasme dengan instan.
Tidak berapa lama kemudian, Mod melihat bahwa puting Kazemon sudah mulai mengeras, "Sepertinya ini saat yang tepat untuk menyentuh putingmu, Kazemon," dia juga menyadari bahwa Kazemon akan mengalami orgasme.
"Ohh... Tidak.. Jika seperti ini terus, aku akan orgasme..." Pikir Kazemon di tengah badai kenikmatan yang sedang melandanya.
Mod yang mengetahui kapan Kazemon akan orgasme mulai meraba-raba bagian sekitar puting Kazemon dengan jarinya. Dia melingkari puting Kazemon dan meraba areola-nya dengan jarinya.
"Tidak... Aku akan... Keluar..." Kazemon menutup mulutnya dengan sekuat tenaga ketika orgasme yang hebat melandanya, "Mmmmmmmhhhh! Mmnnnhhh! Nghhh!"
Tubuh Kazemon yang sedang menungging itu mengejang dengan hebat ketika dia orgasme. Vaginanya mengeluarkan cairan orgasme yang mengalir deras dan menembus celana dalamnya. Kazemon yang masih lemas dilanda orgasme barusan, tiba-tiba terkejut ketika Mod mulai memencet kedua putingnya dengan sangat keras. Hal itu membuatnya orgasme yang kedua dalam waktu yang singkat.
"Ahhhhhhhhhhnnnnnnnnnn! Ahhhhhhhnnnnn!" Kazemon tidak sanggup menahan kenikmatan yang dialaminya saat ini. Melihat kesempatan ini, Zod mulai memasukkan penisnya yang sudah berdiri tegang ke dalam mulut Kazemon. Dia mengeluarkan masukkan penisnya di dalam mulut Kazemon.
"Lihatlah pelacur ini! Dia mengalami multi orgasme hanya dengan sentuhan kecil di payudaranya! Hahahaha!" Mod tertawa yang diikuti oleh ketiga temannya, "Baiklah, kini saatnya aku menikmati vagina indahmu~"
Mod melepas celana dalam Kazemon yang sudah basah karena cairan orgasmenya dan memeras cairannya diatas penisnya, "Ahhh... Aku dapat menikmati vaginamu hanya dengan merasakan cairannya saja. Persiapkanlah dirimu, pelacur."
Mod mulai memasukkan penisnya yang besar itu dengan kasar ke dalam vagina Kazemon yang masih belum berhenti mengeluarkan cairan orgasmenya. Penis yang besar itu membuat vagina Kazemon terbuka lebar dan menusuk sangat dalam.
"KYAAAAAAAHHH! Pelan-pelan! Sakit sekali! KYAAAHHH!" Kazemon berteriak sambil melepaskan penis Zod dari mulutnya, "AHHHNN! AHHHNN... AHHNNNN... NNGGHHH... Kuh... Ini menyakitkan... Hentikan..."
"Hei! Siapa yang menyuruhmu untuk berhenti menghisap penisku?" Kata Zod sambil memegang kepala Kazemon dan memaksanya untuk menghisap penisnya lagi.
"Mmmfffhh!?" Kazemon terpaksa menghisap penis besar itu lagi.
Mod memompa penisnya keluar masuk di vagina Kazemon. Melihat keadaan Kazemon yang sudah tak berdaya dan kedua temannya yang sedang menikmati tubuh Kazemon, Vod dan Nod tidak ingin ketinggalan dan segera bergabung. Vod menaiki punggung Kazemon dan meremas kedua payudaranya. Dia juga menggesek-gesekkan penisnya di punggung Kazemon.
"Ohhhh... Payudara ini sangat hebat... Besar dan kenyal! Ohhh..."
"Hei, ayolah, biarkan aku mencicipi yang satunya," Kata Nod yang kini sedang berada di bawah tubuh Kazemon yang sedang menungging.
"Baiklah, baiklah..." Kata Vod sambil melepas remasannya pada payudara kiri Kazemon.
Nod langsung menghisap payudara Kazemon yang besar itu dengan sekuat tenaga.
"Ahhh... Ja— Jangan terlalu... keras... ahhhh..." Kazemon mengerang karena merasakan kesakitan dan kenikmatan di payudaranya.
"Ohhhh... Aku bisa mengeluarkan susu dari payudara ini! Lihat saja," Nod terus menghisap payudara itu dengan sekuat tenaga.
Kazemon yang mendengar hal itu merasa ketakutan dan dia ingin sekali memohon agar hal itu tidak dilakukan, apa daya mulutnya kini harus menghisap penis yang sangat besar.
"Hei, Mod. Apakah lubang vaginanya masih muat untuk satu penis lagi?" Tanya Nod.
"Hmmm.. Aku rasa masih muat," Jawab Mod.
"Baiklah, akan kumasukkan penisku juga ke sana,"
Mendengar percakapan itu, Kazemon terkejut dan meronta sebisanya, "Mmmppfff! Mmmmmhhh!"
"Hei! Diamlah!" Kata Vod yang muak dengan Kazemon dan segera meremas kedua payudaranya dengat sangat keras. Tangan Vod tenggelam di kedua payudara Kazemon.
"MMMMMMMPPPPFFF!" Mata Kazemon terbelalak karena sakit yang luar biasa yang diterima oleh kedua payudaranya. Ia merasa seperti kedua payudaranya akan pecah seperti balon air yang diremas dengan sangat keras.
"Baiklah, ini hukumanmu karena kau tidak bisa diam!" Nod mencoba measukkan batang penisnya ke dalam vagina Kazemon yang saat ini sedang ditempati oleh penis Mod.
Nod mendorong penisnya agar bisa masuk ke dalam vagina Kazemon. Penis itu membuat vagina Kazemon terbuka lebar. Kazemon merintih kesakitan dan ingin berteriak sekeras-kerasnya, apa daya mulutnya kini diperkosa oleh Zod. Setelah beberapa dorongan, akhirnya penis Nod berhasil masuk ke dalam vagina Kazemon.
"Ahhhh... Nikmatnya..."
"Mmmmpppfhhh..."
Dua penis yang besar kini berada dalam vagina Kazemon. Sudah tidak ada lagi yang dapat ia perbuat selain menunggu para Goblimon ini memuaskan diri mereka. Kedua penis iu mulai keluar masuk vaginanya. Vaginanya terasa panas karena gesekan kedua penis itu sangat cepat. Perih yang tak tertahankan sangat terasa di vaginanya. Dia hanya ingin ini semua cepat berakhir. Dia tidak sanggup membayangkan vaginanya yang dimasuki dua penis sekaligus ini sudah hancur.
Kedua penis itu masuk semakin dalam di vagina Kazemon. Tidak berapa lama, kedua penis itu menyentuh dinding rahim Kazemon. Kazemon melepaskan penis Zod dan melepaskan teriakan penuh penderitaan saat kedua penis itu menyentuh dinding rahimnya. Ia tidak pernah membayangkan jika vaginanya akan dimasuki dua penis sekaligus hingga menyentuh dinding rahimnya.
"Ahh... ahhh... ampun... hentikan... ahhhnnn... aku.. tidak... ta— ahhhnnn... tidak... tahan lagi... ahhhnn" Kazemon memohon kepada pemerkosanya agar berhenti.
"Apa? Kau minta kami untuk berhenti? Hahahaha! Vaginamu sudah menjadi milik kami, pelacur!" Kata Mod yang terus memompa penisnya di vagina Kazemon.
"Kami tidak akan berhenti sampai kami semua menyemprotkan sperma kami ke dalam vaginamu hahahaha!" Tambah Nod.
"Tidak... Tolong... ahhhh... Ampun... ahhhh... ahhhh..."
"Diam dan nikmati saja, pelacur"
Mod dan Nod memompa penis mereka di dalam vagina Kazemon, Vod masih memainkan dua payudara indah Kazemon, dan Zod memasukkan penisnya ke mulut Kazemon lagi.
"Ohhhh... Sepertinya aku akan keluar..." Kata Zod yang terus memperkosa mulut Kazemon, "Ohhhhhhhhhh... Aku keluar...~"
Zod menyemburkan spermanya ke dalam mulut Kazemon, "Ohhhhh... Pastikan kau menelan semuanya, pelacur."
Kazemon merasakan sperma itu mengalir di tenggorokannya. Sperma itu tidak berhenti keluar dan terus menyemprot di dalam mulut Kazemon. Bersamaan dengan itu, Kazemon mengalami orgasme yang kesekian kalinya.
"Ahhhhhhhhnnnnn..." Dia membuka mulutnya karena tidak tahan ingin mengerang, penis Zod yang masih mengeluarkan sperma itu terlepas dari mulut Kazemon dan menyemprotkan spermanya ke seluruh wajah Kazemon. Wajah Kazemon kini penuh dengan sperma putih yang lengket milik Zod.
"Uhuk.. Uhuk... Uhuk.." Kazemon terbatuk karena begitu banyak sperma yang harus ia telan. Beberapa sperma itu keluar dan mengalir di bibir Kazemon saat ia batuk, "Sudah... Tolong... Hentikan... Uhuk uhuk... Kumohon..."
Zod yang sudah mengeluarkan spermanya, kini duduk dan melihat perbuatan ketiga temannya yang masih memperkosa Kazemon, "Hei, apa kalian masih ingat persyaratan agar kita bisa kembali normal?"
"Ya, aku masih ingat," Nod menjawab, "Kita harus mengeluarkan sperma kita di dalam vaginanya,"
"Sial, aku baru saja mengeluarkan spermaku di dalam mulutnya. Sepertinya aku butuh waktu yang lama untuk mengumpulkan spermaku lagi," Kata Zod dengan wajah yang menyesal.
"Kenapa?" Tanya Nod.
"Spermaku sudah habis ditelan oleh pelacur ini hahahaha!"
Mereka berempat tertawa puas.
"Kau dengar itu? Kau sangat suka sperma ya sampai-sampai menghabiskan sperma milik Zod hahahaha!" Ejek Mod.
"Jangan... Ahhnn... Katakan itu... Ahnnnnhhnnnnnnnnnn... Aku akan ogasme... lagi... ahhhhhnnn..."
"Oh! Sepertinya aku juga akan keluar!" Kata Mod.
"Aku juga!" Imbuh Nod.
Mereka berdua semakin cepat memompa penis mereka di dalam vagina Kazemon hingga akhirnya...
"Aku keluar! Aaaaahhhhhhnnnnnnnnnnnnn..." Kazemon mengerang karena orgasme.
"Ohhhhhh!" Kedua Goblimon itu juga mengerang saat menyemprotkan spermanya ke dalam vagina Kazemon.
SPLURT SPLURT SPLURT
Vagina Kazemon tidak mampu menampung sperma dari kedua penis itu. Sperma itu muncrat keluar sebelum dua Goblimon itu mengeluarkan penisnya.
"Banyak sekali yang kalian keluarkan," Kata Vod yang kini melepas tangannya dari payudara Kazemon dan pindah ke belakang siap untuk mengeluarkan spermanya di dalam vagina Kazemon, "Apa kalian sudah selesai? Aku akan keluar, biarkan aku menikmati vaginanya,"
"Baiklah,"
Kedua Goblimon mengeluarkan penisnya dan tak disangka, mereka berdua masih mengeluarkan sperma hingga sperma itu mengenai punggung Kazemon. Vod membalikkan tubuh lemah Kazemon hingga Kazemon kini terlentang tak berdaya di hadapannya. Tanpa ragu, dia menancapkan penis besarnya ke dalam vagina Kazemon yang masih mengeluarkan sperma sisa dari Mod dan Nod.
Dia menghujamkan penisnya begitu dalam dan cepat. Kedua tangannya kini meremas payudara Kazemon dan memerasnya dengan keras hingga Kazemon merintih kesakitan. Terlihat cairan putih sedikit demi sedikit keluar dari puting susunya. Melihat ini, Vod dengan cepat mendempetkan kedua puting itu agar bersentuhan dan segera menyedot kedua puting itu hingga...
"Tidaaaakkkkk... Air susuku... Keluar! Ahhhhhhhnnnnn...!"
Bersamaan dengan keluarnya air susu miliknya yang kini sedang diminum oleh Vod, Kazemon mengalami orgasme dan diikuti oleh orgasme Vod. Hisapan Vod di payudara Kazemon semakin kuat dan semburan spermanya juga semakin deras dan banyak sampai-sampai terlihat perut Kazemon sedikit menggembung karena begitu banyaknya sperma yang ditampung di dalam tubuhnya.
Vod mengeluarkan penisnya dari vagina Kazemon dan tentu saja, sperma itu belum berhenti keluar. Dia mengarahkan penisnya ke tubuh Kazemon dan menyiramnya dengan spermanya. Tidak ada tubuh Kazemon yang luput dari semprotan sperma Vod.
"Ahhhh... Nikmat sekali..." Kata Vod puas.
"Uhhhh... Aku... Kalah..."
Keadaan Kazemon kini memprihatinkan. Tubuhnya terbaring lemah di hadapan keempat Goblimon yang telah puas memperkosanya. Tangannya terkulai lemas hingga dia tak mampu menggerakkannya. Seluruh tubuh dan wajahnya dipenuhi oleh sperma. Payudaranya terus mengeluarkan air susu dan bercampur dengan sperma di sekitar tubuhnya. Kakinya yang terbuka lebar kini gemetaran. Vaginanya kini menyemprotkan sperma yang bercampur dengan cairan orgasmenya.
"Hei, ini bukan waktunya istirahat!" Kata Zod, "Aku masih belum menyemprotkan spermaku ke vaginamu! Aku tidak bisa mengeluarkan sperma dalam waktu dekat, maka dari itu aku harus bermain-main denganmu,"
Zod mengambil bra dan celana dalam Kazemon dan melemparkannya, "Cepat pakai ini dan bertarunglah denganku!"
"Ta-tapi... aku sudah tidak kuat lagi... Ahhhnnnn..." Jawab Kazemon dengan lemah.
"Aku tidak peduli! Cepat pakai dan berdiri!"
Kazemon sudah tidak tahu apa yang harus dilakukan, ia terpaksa menuruti kata-kata Zod. Dengan sisa tenaganya, Kazemon memakai bra dan celana dalamnya. Air susunya yang terus mengalir, kini tembus keluar melalui bra-nya dan mulai menetes. Sperma yang ada di vaginanya juga ikut merembes keluar dari sela-sela celana dalamnya. Ia merangkak ke pohon di sampingnya dan bersusah payah untuk berdiri.
Tangannya berpegangan pada pohon dan berusaha menopang tubuhnya yang sudah lemah. Belum begitu lama ia berdiri, ia merasakan rasa sakit dan ngilu di vaginanya. Dengan merintih ia memegang vaginanya dan kembali terjatuh.
"Ahhh! Sakit sekali..." Kazemon merasa bahwa vaginanya sudah dihancurkan oleh keempat Goblimon itu.
"Tidak dapat berdiri ya? Biar kubantu kau berdiri!" Zod berjalan ke arah Kazemon dan menjambak rambutnya dengan kuat.
"Ahhhh!"
Zod kini mengangkat Kazemon dan melemparnya ke pohon. Tubuh Kazemon menabrak pohon itu dengan keras. Ia duduk lemas di bawah pohon itu, kepalanya tertunduk lesu. Zod melangkah mendekati Kazemon,
"Sepertinya penisku sudah kembali tegang," Kata Zod, "Aku tidak ingin penisku ternodai oleh sperma yang ada di dalam vaginamu, cepat keluarkan!"
"Ba—baiklah..." Kata Kazemon.
Sambil terduduk lemah, ia melepas celana dalamnya dan membuka vaginanya dengan jari-jarinya.
"Hnnggg... Ahhh.." Kazemon mengerang ketika mencoba mengeluarkan sperma yang ada di dalam vaginanya, "Nggghhh... haahhh... Ini terlalu banyak... Ahhhh..."
Setelah melihat Kazemon yang tidak mampu mengeluarkan seluruh sperma di vaginanya, Zod mulai kehabisan kesabaran, "Hei, lama sekali. Penisku sudah tidak dapat menunggu lebih lama lagi. Biar kubantu kau,"
"Apa yang akan kau lakukan?"
Zod mengangkat kakinya dan mengarahkannya ke perut Kazemon yang tidak terlindung.
"Tidak... Jangan.. Kumo— UAGH!"
Zod menginjakkan kakinya di perut Kazemon. Hal itu seketika membuat sperma yang ada di dalam vagina Kazemon menyembur keluar. Zod mengangkat kakinya dan memberikan injakan lagi ke perut Kazemon.
"HNNNGGG!" Kazemon kehabisan udara karena perutnya dua kali berturut-turut diinjak.
Seperti injakan sebelumnya, sperma yang ada di dalam vagina Kazemon menyembur keluar, bahkan lebih banyak. Kazemon memegangi perutnya sambil gemeteran.
"Singkirkan tanganmu dari situ, pelacur!" Bentak Zod.
"Am—ampun... Hentikan... Aku... Sudah tidak kuat lagi..."
"Sepertinya aku tidak punya pilihan lain," Zod mengangkat kakinya dan menginjak vagina Kazemon dengan seluruh kekuatannya, "Rasakan itu!"
"HYAAAAAA! AHHHH!"
Kazemon menjerit kesakitan dan berusaha mengangkat kaki Zod yang berada di area sensitifnya. Ia terus memohon agar Zod mengangkat kakinya, tapi hal itu sia-sia karena Zod sangat menikmatinya.
"Ooohh.. Teriakanmu membuat penisku terbangun lagi. Kini giliran penisku yang akan membuatmu memohon ampun,"
Zod mengangkat kakinya dari vagina Kazemon dan membalikan tubuhnya hingga kini Kazemon tengkurap membelakangi Zod. Zod mengangkat pinggul Kazemon dan mengarahkan penisnya ke vagina Kazemon. Ia memasukkan penisnya dengan cepat hingga membuat Kazemon orgasme.
"Ah.. Ahh... Hahh... Ahnn..." Kazemon mengerang lemah setiap kali Zod memompa penisnya keluar masuk vaginanya. Tangannya sudah tidak mampu lagi menopang tubuhnya, ia hanya bisa mengerang dan berharap ini akan berakhir.
Tidak berapa lama, Zod merasa spermanya akan keluar, "Ohhh... Aku akan mengeluarkan sperma yang banyak!"
Ia mempercepat gerakannya dan mengeluarkan perma yang banyak di dalam vagina Kazemon, "Ohhhhh... Nikmat sekali..."
"Ahhhhhhnnnnnnnn..." Dengan erangan yang panjang, Kazemon terkulai lemah dan kehilangan kesadarannya.
"Hei, apa dia pingsan?" Tanya Zod yang masih mengeluarkan spermanya.
"Sepertinya ya," Jawab Mod.
"Kita benar-benar menghancurkannya hahaha!"
"Ranamon pasti akan senang jika dia melihat ini!" Kata Nod.
"Tentu saja! Dia pasti sangat senang melihat musuh bebuyutannya dihancurkan dan diperkosa seperti ini!" Tambah Zod yang kini mengeluarkan penisnya dari vagina Kazemon. Ia lalu membalikkan tubuh Kazemon, "Apa aku terlalu banyak mengeluarkan sperma di dalam vaginanya?"
"Hahaha! Tentu saja! Lihatlah, spermamu mengalir dengan deras dari vaginanya," Mereka berempat tertawa puas setelah berhasil mengalahkan dan menikmati tubuh Kazemon.
"Kalian menikmatinya, anak-anak?"
Mereka berempat terkejut ketika mendengar suara seseorang di tengah-tengah tawa mereka.
"Oh! Ranamon!"
"Bagaimana? Kau lihat keadaannya sekarang? Apa kau sudah puas?" Tanya Zod dengan wajah yang penuh kepuasan.
"Apa? Bagaimana aku tidak senang melihat keadaan pelacur ini? Tentu saja aku senang! Hahahahaha! Kalian melakukan tugas kalian dengan baik, kembalilah ke kota kalian, aku sudah menyiapkan obat untuk mengembalikan tubuh kalian seperti semula. Itu jika kalian tidak mau menikmati tubuh pelacur ini sekali lagi," Kata Ranamon.
"Kami bisa menikmati tubuhnya lagi?"
"Tentu saja,"
"Hahaha! Baiklah! Apa yang harus kami lakukan?" Tanya Zod dengan tidak sabaran.
"Ikut aku ke kota Alpha dan jadilah pengikutku mulai sekarang, kau akan menikmati tubuhnya di sana,"
"Baiklah kalau itu keinginanmu Ranamon,"
"Panggil aku 'Nona Ranamon' dan jangan pernah mencoba melawanku. Sekarang, pergilah ke kota Alpha lewat portal itu aku masih ada sedikit urusan dengan kupu-kupu pelacur ini,"
"Baik Nona Ranamon," Jawab mereka serempak dan segera memasuki portal.
Setelah keempat Goblimon itu pergi, Ranamon berjalan mendekati Kazemon yang masih tidak sadarkan diri. Ia berdiri di samping tubuhnya dan menginjakkan kakinya tepat di atas perut Kazemon. Itu membuat sperma yang masih berada di dalam vagina Kazemon menyembur keluar.
"Lihatlah dirimu, tergeletak tak berdaya dan dipenuhi sperma menjijikan dari Goblimon, ohhh... itu membuatku semakin tidak sabar melihatmu di turnamen nanti. Mereka benar-benar menghancurkanmu ya? Lihatlah vaginamu, aku yakin itu tidak akan bisa kembali seperti normal lagi,"
Ranamon mengeluarkan botol yang berisi cairan berwarna merah muda, "Untungnya aku sudah menyiapkan ini, obat ini akan membuat vaginamu yang menjijikan itu kembali seperti semula. Terlebih lagi obat ini bekerja secara terus menerus, sehingga kau bisa merasakan banyak penis tanpa takut vaginamu akan longgar seperti saat ini dan tentu saja agar aku bisa mengancurkannya berkali-kali ahahaha!"
Ranamon membuka mulut Kazemon dan membuatnya meminum obat itu sampai habis.
"Ahhhhhnnn... Melihat keadaanmu saat ini membuatku semakin tidak sabar agar kau bertarung di turnamenku. Tapi aku harus bersabar, aku masih ingin mempermainkannya dalam perjalanan menuju kota Alpha ahahahaha! Selamat tinggal, pelacur..."
Ranamon berjalan ke arah portal dan menghilang begitu saja, meninggalkan tubuh Kazemon yang tidak dalam keadaan yang menguntungkan. Beginilah awal dari perjalanan Kazemon menuju kota Alpha, ia harus mengakui kekalahan dan dipermalukan di hadapan Ranamon.