Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Tsunade Ero-Gaiden

7. Aman di Konoha...?

Dua minggu berlalu setelah Sasuke terlibat pertarungan dengan Onihime dan anak buahnya di dalam sebuah kereta yang menuju Konoha dari Kota Tanzaku. Sasuke mendapat bantuan dari Naruto yang menggunakan Sage Mode setelah berhasil mendeteksi chakra Tsunade yang muncul secara tiba-tiba di dekat Konoha. Shinobi Uchiha itu memutuskan untuk menyelamatkan sang Hokage Kelima seorang diri karena merasa Naruto tidak perlu membuang-buang tenaganya untuk melawan ninja kelas rendahan.

Setelah membasmi anak buah Onihime sendirian, Sasuke akhirnya menghadapi Onihime. Pertarungan itu begitu sengit, bahkan Sasuke tidak menduga ia akan berhadapan dengan seorang Jinchuuriki Ekor Delapan. Tetapi ia berhasil mengalahkan Onihime setelah mendaratkan Amaterasu ke Mode Chakra ekor satu Onihime. Saat ia mendaratkan Chidori sebagai pukulan terakhirnya, tubuh Onihime menghilang dan hanya menyisakan chakra Bijuu-nya saja.

Sasuke merasa kalau kereta itu sudah aman dan membalut tubuh Tsunade yang telanjang bulat dengan jubahnya. Ia duduk di dalam kereta hingga tiba di Konoha. Saat di Konoha, tim medis yang dipimpin Sakura langsung membawa Tsunade ke rumah sakit.

Laporan dari rumah sakit mengatakan kalau tubuh Tsunade benar-benar sudah hancur, yang dapat mereka sembuhkan hanyalah luka-luka kecil. Titik chakranya sudah terkontaminasi oleh racun yang tidak diketahui, hal itu yang membuat penyembuhan Tsunade menjadi hampir mustahil. Di samping itu, sebuah segel di atas rahim Tsunade tidak dapat dihilangkan.

Menurut para tetua di Konoha, segel itu adalah segel yang digunakan untuk memperbudak seseorang dan hanya bisa dihilangkan oleh orang yang memberikan segel. Tetapi Onihime sudah tidak ada, segel itu akan terus berada di tubuh Tsunade selamanya.

Namun, segel itu tidak bekerja karena tubuh Tsunade masih lumpuh akibat tulang punggungnya yang patah di banyak bagian dan hanya kehendak Onihime yang mampu membuatnya berjalan seperti semula. Hingga dua minggu setelah kejadian di kereta, Tsunade belum sadarkan diri dan masih koma. Sakura berusaha dengan susah payah untuk terus menyembuhkan Tsunade, setidaknya membuat agar sang mantan Hokage itu tetap hidup.

Setelah kejadian yang menimpa Tsunade, Naruto memutuskan untuk mengawasi Tanzaku dengan ketat. Walau aktivitas di kota itu kembali seperti biasa, banyak Anbu yang diutus untuk menyelidiki orang-orang yang berhubungan dengan Onihime. Investigasi para Anbu itu menghasilkan banyak sekali rekaman pertarungan dan penyiksaan Tsunade oleh Onihime yang mereka dapatkan dari toko-toko dewasa.

Naruto yang mendapat laporan itu langsung geram dan mengancam siapa saja yang berani menyebarkan rekaman-rekaman itu, tetapi itu sudah terlambat karena rekaman video itu sudah tersebar luas dan sudah memiliki banyak salinan.

Sampai akhirnya, berita tentang Tsumiko sampai di telinga warga Konoha. Kebenaran akhirnya terungkap, Tsumiko adalah Tsunade. Banyak yang tidak percaya kalau Hokage Kelima itu adalah seorang bintang porno yang sudah membuat video-video dewasa ekstrem. Berita itu menjadi pukulan besar bagi Desa Konoha, tidak hanya dikenal sebagai seorang penjudi, Tsunade akhirnya dikenal sebagai seorang maniak seks yang tidak peduli jika vaginanya dimasuki oleh penis manusia atau pun binatang.

Onihime memang sudah tidak ada lagi dan bisnisnya juga sudah hancur, tetapi Tsunade jauh lebih hancur lagi, baik dari fisik maupun nama baik dan harga dirinya. Ia menjadi pembicaraan hangat di Konoha dan tidak ada yang mampu menghentikan menyebarnya omongan-omongan jelek terhadap dirinya.

Sebagian besar orang beranggapan kalau Tsunade memang sengaja kalah dari Onihime karena hanya ingin mendapat penyiksaan untuk kepuasan seksualnya. Tidak sedikit pula yang mengatakan kalau Tsunade sudah mulai melacur dari usia muda bahkan saat sebelum menjadi Hokage. Hanya orang terdekat Tsunade yang masih percaya kalau ia pasti punya penjelasan mengenai hal-hal buruk tentang dirinya yang sedang dibicarakan banyak orang.

Tiga bulan berlalu, Tsunade akhirnya sudah sadarkan diri dari koma. Tubuhnya lumpuh total dan wajahnya terlihat lemas. Racun di titik chakranya mulai menghilang dan segel Byakugou-nya muncul kembali. Namun, segel milik Onihime di atas rahimnya mengganggu aliran chakranya, Tsunade harus bersyukur karena dengan kembalinya Byakugou, ia masih mampu mempertahankan penampilannya yang masih muda.

Sakura mengunjungi Tsunade yang terbaring di rumah sakit setelah membiarkan wanita itu mampu berbicara lagi. Tidak banyak hal yang bisa Sakura dapatkan dari Tsunade karena trauma berat dengan kejadian yang menimpa wanita itu.

“Nona Tsunade, apa yang dibicarakan orang-orang... tentang video pornomu... itu tidak benar, ‘kan?” tanya Sakura.

Mulut Tsunade yang pucat akhirnya terbuka setelah diam sesaat, “...semua itu... benar...”

Sakura menutup mulutnya karena syok, “Ti-tidak mungkin... kenapa kau melakukan itu...?”

Tsunade yang sedang duduk hanya diam saja, tatapannya yang kosong terpaku pada selimut yang menutupi tubuhnya.

“Nona Tsunade...” Sakura meraih tangan Tsunade.

“Jangan sentuh aku!” tetapi Tsunade menepis tangan Sakura.

Tubuh Tsunade gemetaran, ia masih merasa berada di cengkeraman Onihime. Sakura yang terkejut akhirnya mengerti keadaan Tsunade, setelah melihat rekaman pertarungan Tsunade dan Onihime, siapa pun pasti akan mengalami trauma yang hebat. Siksaan yang dilalui Tsunade juga bukan siksaan biasa, itu adalah pemerkosaan fisik dan mental yang benar-benar bisa menghancurkan seseorang, bahkan seseorang seperti Tsunade.

“Maafkan aku...” kata Sakura dengan pelan, “Aku tidak bisa menyembuhkan seluruh tubuhmu, bagian bawah tubuhmu lumpuh total dan rahimmu tidak bisa kembali seperti semula...”

Sakura berhenti sejenak, “Dan juga, semua orang mulai kehilangan rasa hormat untukmu... mereka menganggapmu sebagai... pelacur... aku sudah berusaha semampuku...”

Kamar rumah sakit itu hening untuk waktu yang lama.

“Nona Tsunade, katakan saja apa yang bisa kulakukan untuk membantumu.” Ujar Sakura untuk memecahkan keheningan itu.

“...tinggalkan aku sendiri...” balas Tsunade pelan.

“Apa maksudmu?”

“...tinggalkan aku...”

“Ba-baiklah,” Sakura berdiri dari tempat duduknya.

“Bukan itu maksudku...” kata Tsunade.

Sakura yang kebingungan, mendadak menghentikan langkahnya dan menengok ke arah Tsunade.

Tsunade menghela nafasnya, “Tinggalkan aku sendiri, jangan temui aku lagi. Selamanya.”

“Ta-tapi—“

“Jangan sampai aku mengulang kata-kataku!” Tsunade membentak Sakura yang terlihat mulai menahan tangisnya, “Keputusanku sudah bulat, biarkan aku hidup dengan jalanku sendiri.”

“Tidak! Aku tidak akan membiarkanmu melakukan itu! Aku dan Naruto akan membantumu!”

“Oh, ya? Bantuan apa yang bisa kau berikan padaku?” tanya Tsunade dengan nada menyindir, “Kau sudah lihat video-video pornoku! Kau sudah lihat aku dihajar sampai babak belur oleh Onihime sampai aku lumpuh seperti ini! Apakah aku masih bisa ditolong oleh orang sepertimu??”

Tangisan Sakura akhirnya pecah, “Tentu saja aku bisa!”

“Kau tidak bisa menyembuhkanku! Kau tidak perlu membuang-buang waktumu untuk seorang pelacur sepertiku!”

“Tapi kau tetap guruku!”

Tsunade menggigit bibir bawahnya, “Gurumu ini sudah diperkosa oleh ribuan orang! Bahkan seekor kuda! Semua yang dikatakan orang-orang itu benar!”

“Tidak!!!”

Kesal karena Sakura yang keras kepala, Tsunade kemudian menggapai sebuah tombol yang digunakan untuk memanggil dokter dan memencetnya. Tidak perlu waktu lama untuk sang dokter masuk ke ruangan itu. Dokter laki-laki yang sudah tua itu berdiri canggung di ambang pintu saat melihat Sakura yang sedang menangis.

“Kunci pintu itu dan bawa kuncinya kemari.” Perintah Tsunade pada dokter itu.

“Ba-baik...” Dokter itu melakukan apa yang diperintahkan padanya dan mendekati Tsunade.

Sesampainya di dekat tempat tidur, dasi dokter itu ditarik oleh Tsunade.

“A-apa yang kau— MMPH!?“

Tsunade mencium mulut dokter tua itu di depan Sakura.

“Nona Tsunade!” Sakura berteriak ketika ia melihat lidah pria dan wanita di hadapannya saling beradu dengan sensual.

Air liur Tsunade dan dokter menetes dari sudut mulut mereka masing-masing karena ciuman yang penuh gairah itu. Sakura hanya menganga melihat gurunya sedang melahap mulut seorang pria bagaikan kekasihnya sendiri.

Tsunade akhirnya melepaskan ciumannya, “Kau ingin melihat diriku yang sesungguhnya, ‘kan, Sakura?”

“A... a... ah...” Sakura hanya bisa tergagap saat ia melihat Tsunade dengan cekatan membuka sabuk dan celana dokter itu.

Begitu celana putih yang digunakan sang dokter terlepas, sebuah batang penis sedang berdiri tegak dan gagah. Tsunade melumuri penis itu dengan air liur yang ia berikan dari lidahnya. Tangannya dengan mahir meratakan ludahnya ke seluruh batang penis itu.

“Mmphh... hhmm... mmmhh...” Tanpa ragu, Tsunade menghisap penis itu layaknya seorang pelacur yang berpengalaman. Tidak ada rasa jijik sedikit pun dari raut wajahnya, ia terlihat sangat menikmatinya seperti sedang memakan makanan favoritnya.

Sakura yang melihat itu langsung jatuh terduduk lemas. Guru yang menjadi panutannya sejak dulu akhirnya mengungkap wajah aslinya. Ia tidak tahan melihat pemandangan mesum yang sedang terjadi di depannya.

“Hentikan... Nona Tsunade... kumohon...” air mata mengalir dengan deras dari mata Sakura, tetapi Tsunade tidak menghiraukannya dan terus menghisap penis dengan mulutnya.

Erangan dokter itu bersahut-sahutan dengan desahan Tsunade dan kini ia sudah mencapai batasnya.

“Ooooohhh!!!” Dokter itu akhirnya menyemburkan spermanya ke mulut Tsunade yang selanjutnya meneguk cairan kental itu seperti meminum air.

Tubuh renta dokter itu akhirnya jatuh tersungkur dan tidak sadarkan diri setelah mengalami ejakulasi. Penisnya mulai mengecil dan kembali ke ukuran normal. Sakura kini sudah tidak sadarkan diri karena syok setelah melihat hal yang dilakukan Tsunade.

Tsunade terdiam di atas tempat tidurnya dan mulai menangis. Namun, tangisannya mendadak berubah menjadi tawa yang jahat.

“Ahahahahaha!! Terbaik! Ini yang terbaik! Hidup di dalam tubuhmu memang adalah pilihan yang tepat!”

“O-Onihime... ampuni aku... hidupku sudah hancur... kau menang...”

“Diam, pelacur bodoh! Tubuhmu kini milikku juga, aku akan menggunakannya semauku!”

“Kumohon... aku akan menuruti permintaanmu... bebaskan aku...”

“Membebaskanmu? Kau masih bisa hidup berkat diriku, segel milikku yang membuatmu bisa bernafas sampai saat ini! Aku kehilangan tubuhku karena pria Uchiha sialan itu dan kau harus bertanggung jawab!”

Onihime yang kini tinggal di dalam tubuh Tsunade melalui segel di rahimnya, kini mengendalikan tubuh Tsunade dan berbagi pikiran dengannya. Hal yang diucapkan Tsunade pada Sakura tadi sebenarnya berasal dari pikiran Onihime. Bahkan, tindakan yang Tsunade lakukan pada dokter itu juga atas perintah dari Onihime.

Pikiran Tsunade kini terbelenggu di dalam dirinya sendiri, ia kehilangan kendali penuh pada tubuhnya. Onihime bagaikan memegang cambuk untuk mengurung Tsunade pada pikirannya sendiri.

Tsunade yang kini dikendalikan oleh Onihime mulai bangkit berdiri, “Kau tidak bisa apa-apa tanpa diriku dan jangan coba-coba untuk membantah perintahku, dengan satu jentikan jari seperti ini...”

Onihime kemudian menjetikkan jarinya dan ia bertukar pikiran dengan Tsunade, “UAAAAAGGGHHH!!!??”

Dalam sekejap, tubuh Tsunade yang berdiri tegak tadi disapu oleh ombak rasa sakit yang menjalar dari punggungnya yang patah. Tsunade ambruk ke tanah dengan keras karena tidak mampu menopang dirinya sendiri.

“Uguhh... uuh.... auuh...” Tsunade yang lumpuh mulai merangkak ke kursi roda yang disediakan di ruangannya.

“Tidak hanya itu, satu jentikan jariku juga mengaktifkan seluruh onahole yang terhubung oleh vaginamu.”

“A-apa... maksudmu...?” tanya Tsunade dengan nada ketakutan sambil berusaha menaiki kursi roda.

“Lihatlah sendiri.”

Tsunade menoleh ke belakang sebelum ia sempat menaiki kursi roda.

“Ti-tidak... tidak mungkin...”

Jejak basah menggenang dari tempat ia terjatuh tadi, ia mengikuti genangan air itu dan mendapati kalau itu berasal dari vaginanya yang sedang memuncratkan cairan cinta. Cairan bening itu terus keluar tanpa henti dan menyembur ke segala arah.

“Tidak mungkin... aku... aku tidak merasakan apa pun...” Tsunade akhirnya sadar kalau ia sedang mengalami orgasme, tetapi karena tubuh bagian bawahnya yang lumpuh, ia tidak dapat merasakan apa-apa bahkan kenikmatan seksual.

“Ahahahaha!! Tsunade yang malang, kau bahkan tidak bisa merasakan nikmatnya bercinta lagi. Tenang saja, masih ada aku yang bisa mengendalikan tubuhmu seutuhnya.”

Onihime mengambil alih tubuh Tsunade dan mengganti bajunya dengan pakaian khas Tsunade, setelah itu berjalan ke arah jendela yang memperlihatkan langit malam. Ia berbalik dan menatap Sakura yang tidak sadarkan diri, “Dia anak yang baik, untung saja dia tidak mengambil jalan pelacur seperti gurunya. Tapi, wanita ini lebih memilih menjadi pelacur dan membuang harga dirinya.”

Onihime, dengan tubuh Tsunade, melompat dari jendela dan menghirup udara malam yang segar.

“Aahhhh... Desa Konoha. Sayang sekali, aku tidak bisa berlama-lama di sini. Sang Hokage dan pria Uchiha itu bisa menjadi masalah yang besar untukku. Bagaimana kalau kita bersenang-senang di malam terakhir kita di Konoha?”

Tsunade sudah tahu pasti apa yang dimaksud dengan ‘bersenang-senang’ yang keluar dari mulut Onihime, “Tidak, kumohon... jangan... jangan di Konoha...”

“Kenapa? Bukannya kau senang menjual tubuhmu? Tubuh pelacur ini tidak boleh dilewatkan oleh para pria di Konoha.”

“Tidak! Kumohon! Jangan permalukan aku lagi!”

Onihime berjalan di tengah desa yang sepi, ia menuju ke sebuah taman bermain anak-anak dan berdiri di sana. Tubuh Tsunade yang dikendalikan Onihime mulai membuka pakaiannya, ia kini telanjang bulat dan mulai duduk dengan posisi seperti sedang buang air kecil.

“Aaaahhh...” Tsunade mendesah sambil mengeluarkan air kencingnya. Tangannya mulai meraba-raba payudara besarnya dan dua jarinya ia colokkan ke dalam vaginanya.

Tidak berapa lama kemudian, tiga orang pria mabuk melewati taman itu dan melihat seorang wanita pirang berdada besar sedang buang air kecil di sana.

“H-hei... apa aku tidak salah lihat...?” kata salah satu pria itu.

“Itu seorang wanita!”

Ketiga pria itu mendekati Tsunade yang sedang buang air kecil dan bermasturbasi, “Aahhnn~”

“Huh? Bukankah ini Nona Tsunade?”

“Tidak mungkin, aku tahu persis kalau dia ini adalah Tsumiko.”

“Kalian bodoh, Tsunade adalah Tsumiko, orang-orang sudah tahu akan hal itu.”

Tsunade mulai menggoda para pria itu, “Aahhhh... kalian benar, aku adalah Tsunade yang asli... cepat masukkan penismu ke dalam vaginaku yang kotor ini...”

“Ini malam keberuntungan kita! Persetan dengan gelar Hokagemu! Malam ini kau adalah pemuas nafsu kami!”

Tiga pria itu langsung menggerayangi tubuh Tsunade. Satu pria mulai mencium bibirnya, pria yang lain bermain dengan kedua payudaranya sambil menjepit penis di antara bongkahan daging besar itu. Lalu pria yang terakhir sudah menghujamkan penisnya ke dalam vagina Tsunade yang becek.

“Aahhnnn... ahhnn... lagi... lebih cepat lagi... perkosa aku... ahhhnn...”

“Haahh... hahh.... tentu saja! Aku akan memperkosamu sampai tidak bisa berjalan lagi! Haah! Haah!!”

“Ini seperti mimpi! Payudara Hokage Kelima menjepit penisku! Spermaku sebentar lagi keluar!!”

“Tidak kusangka rumor itu benar, dia memang seorang pelacur. Tapi aku tidak kaget, dari dulu kalau aku menilai kalau dia adalah seorang pelacur kelas atas. Tubuh semok ini memang tidak bisa berbohong!”

“Aaahhhnn... benar... aku seorang pelacur... aku pelacur... aku pelacuuurr!!”

Tsunade akhirnya mencapai klimaks, ia memuncratkan cairan dari vaginanya dan air susu dari kedua putingnya.

“Hei, hei, hei! Apa-apaan ini!? Air susu keluar dari putingnya! Apa kau begitu menikmatinya sampai-sampai kau mengeluarkan air susu?”

“Iyaaahhh... aku menikmatinyaaaa... berikan aku penis lagiiiii.... aaahhhhhh!!!”

Tiga pria itu menggilir tubuh Tsunade secara bergantian. Suara desahan Tsunade menggema di taman bermain itu. Karena waktu sudah tengah malam, beberapa pria yang mabuk berhenti dan menyempatkan diri untuk memperkosa Tsunade. Sekitar 25 orang sudah menyemburkan sperma ke dalam vagina Tsunade.

“Aahhnnn... ahhh... lagi... berikan aku sperma lagiiii... oooohhhhh!!”

Entah sudah berapa kali Tsunade mengalami orgasme, tanah di sekitarnya mulai banjir dengan cairan cinta yang bercampur dengan sperma. Selama satu malam penuh, para pria yang melewati taman itu melepaskan nafsu seksualnya pada Tsunade.

Salah satu pria kebetulan membawa sebuah spidol dan mencoret-coret tubuh Tsunade dengan kata-kata mesum. Ia juga menghitung total sperma yang sudah disemprotkan ke dalam vagina milik Hokage Kelima itu.

Angka “110” dan sebuah panah yang menunjuk ke arah lubang vagina Tsunade tertulis di atas rahimnya. Lalu angka “67” tertulis di dekat lubang pantatnya. Di payudaranya tertulis “Hokage” yang dicoret dengan tanda silang, lalu tulisan “Sapi Perah Konoha” menjadi sorotan utama di payudaranya.

Kedua puting Tsunade juga tidak luput dari coretan, para pria itu menggambar lingkaran yang melingkari puting merah mudanya dan membuatnya seperti matahari. Wajah Tsunade juga penuh coretan-coretan seperti gambar penis dan hal mesum lainnya. Di perut Tsunade juga tertulis banyak kata-kata mesum:

“Pelacur #1 Konoha!”

“1.000 Ryo = Satu Malam”

“Pembuat Susu Kualitas Tinggi!”

“Sperma Adalah Makanan Favoritku!!”

“Jangan Lupa Beli Video Pornoku!”

“Hobiku Mengangkang Untuk Mencari Uang”


Sampai pukul 4 pagi, para pria itu akhirnya selesai memperkosa Tsunade. Mereka meninggalkannya begitu saja di tengah taman. Tetapi tiga orang yang menemukan Tsunade pertama kali masih berada di sana untuk mengambil foto dan video Tsunade yang terkapar lemah.

“Hei, apa kita meninggalkannya begitu saja di sini?”

“Tentu saja tidak, bodoh! Kalau Hokage Ketujuh melihat hal ini, dia pasti akan marah besar dan mencari para pelakunya.”

“Kita buang saja dia di gang itu,” usul salah satu pria itu sambil menunjuk sebuah gang yang terlihat sepi.

Kedua temannya mengangguk, mereka bertiga kemudian menggotong tubuh Tsunade dan melemparnya ke tumpukan sampah di gang sempit itu. Sebelum meninggalkan wanita malang itu, mereka menyempatkan diri untuk menghujani tubuh Tsunade dengan kencing mereka.

“Hahaha! Aku mengencingi seorang Hokage!”

“Bodoh, dia sudah bukan Hokage lagi, tidak ada Hokage yang tidur di tempat sampah sambil berlumuran sperma seperti ini.”

“Aku menyesal takut dengannya selama ia menjadi Hokage dulu. Cuih!”

Para pria itu meninggalkan Tsunade setelah mengencingi dan meludahinya.

“Oohh... Oni...hime... ampuni aku... bunuh... saja aku...”

Onihime akhirnya memberikan kendali tubuh pada Tsunade. Ia membiarkan Tsunade merasakan penderitaan setelah dipermalukan dan diperkosa oleh warga Konoha.

“Sudah kubilang, aku tidak akan membunuhmu. Membuatmu menderita adalah tujuan hidupku sekarang.”

“Kenapa... kau melakukan... ini padaku...”

“Ahahahahaha!!! Pelacur sepertimu bersembunyi di balik topeng Hokage, kau menipu satu desa Konoha! Tentu saja aku harus menghukummu karena hal itu dan ini adalah hukuman yang pantas untukmu!”

Tsunade terdiam, ia sudah menyerah dan hanya bisa terbaring lemah di atas tumpukan sampah. Matanya perlahan menutup dan kesadarannya mulai tenggelam di lautan kegelapan...

.......................................

.............................

................

“Oh, tidak, aku tidak akan membiarkanmu mati di sini.” Onihime mengambil alih tubuh Tsunade.

“....Onihime... sudah cukup...”

“Tidak. Kita masih punya waktu di Konoha. Kau lihat itu, anjing-anjing mulai mencari makanan, bagaimana kalau kau menjadi anjing betina untuk mereka?”

“Tidak... kumohon jangan lagi...”

Onihime menggerakkan tubuh Tsunade dan membuatnya menungging, “Anjing-anjing itu datang ke sini, bersenang-senanglah, Tsunade.”

“Ti-tidak... tidaaaakkkk!!!” Tidak bisa bergerak, Tsunade terkunci dalam posisi menungging.

Empat ekor anjing mendekati tubuh Tsunade dan mulai menjilati bibir vaginanya. Insting anjing-anjing mulai muncul karena mencium aroma anjing betina yang sedang birahi dari tubuh Tsunade. Penis salah satu anjing itu mulai berdiri tegak dan ia mulai memperkosa Tsunade.

Karena ia mengendalikan tubuh sepenuhnya, Tsunade tidak bisa merasakan apa pun di bagian tubuh bawahnya. Tetapi ia sadar kalau ia sedang bersetubuh dengan seekor anjing. Tubuhnya bergerak maju mundur mengikuti irama gerakan anjing. Air mata mulai mengalir dari mata Tsunade karena ia sudah menyerah sepenuhnya di tangan Onihime.

Sama seperti para pria tadi, anjing-anjing itu menggilir Tsunade secara bergantian hingga pagi datang...

Tsunade sudah tidak sadarkan diri, Onihime kini mengambil alih tubuhnya. Ia berjalan dan mengambil pakaian seadanya untuk menutupi tubuhnya.

“Pelacur sialan, dadanya terlalu besar untuk pakaian ini,” setelah mendapat pakaian, Onihime dengan cepat pergi meninggalkan Konoha.

Onihime berkelana ke desa-desa lain sebagai Tsunade sambil menghindari orang-orang dari Konoha yang diutus dalam pencarian dirinya. Dua orang wanita tinggal dalam satu tubuh, namun, kehidupan itu tidak seimbang karena hanya Onihime yang menikmati hidupnya dan Tsunade terus menerus menjadi korban perkosaan.

Sudah tidak terhitung pria yang tidur bersama Tsunade karena kendali Onihime. Tiap kali Tsunade berada di ambang kematian, Onihime dengan cepat mengambil alih tubuhnya dan meregenerasi tubuhnya.

Tidak hanya hidup dengan melacur, Tsunade juga hidup dengan mengikuti pertarungan bawah tanah agar bisa menghasilkan uang. Ia tidak pernah meraih kemenangan dalam bertarung, tetapi penonton sangat senang melihatnya dihajar babak belur, ditambah, mereka juga bisa menikmati tubuh Tsunade ketika mereka kalah taruhan akibat bertaruh untuk kemenangan Tsunade.

Setelah hidup bersama untuk waktu yang lama, Tsunade akhirnya benar-benar menyerah pada Onihime. Ia akhirnya menuruti perkataan Onihime dan menerima hidupnya sebagai seorang pelacur dan budak Onihime. Sebagai gantinya, Onihime memberikan kekuatan untuk Tsunade agar bisa berjalan lagi dan merasakan bawah tubuhnya hingga ia bisa menikmati rangsangan seksual tiap kali Tsunade bersenggama. Namun, kekuatan itu ia tukar dengan chakra dan segel Byakugou Tsunade agar ia tidak bisa melawan lagi dengan ninjutsu. Kini mereka berbagi tugas, Onihime bertugas untuk menyembuhkan diri dan Tsunade bertugas hanya menjadi pemuas nafsu seks.

Tsunade sudah tenggelam dalam dunia pelacuran, ia tidak ingin kembali ke hidupnya yang normal. Para utusan Konoha yang ditugaskan untuk mencarinya akhirnya menyerah dan menganggapnya hilang. Namun, kenyataannya, Tsunade hidup berpindah-pindah dari satu desa ke desa lainnya hanya untuk menjadi seorang pelacur dan meniduri setiap orang atau pun hewan yang memiliki penis.

Bahkan, ia juga sering diundang para Daimyou untuk pesta seks dan gangbang di istana Daimyou. Ia menjadi pilihan utama dan satu-satunya untuk melayani para petinggi negara dan Daimyou. Namanya semakin lama semakin tenar dan menjadi pelacur kelas atas.

Onihime memutuskan untuk merubah penampilan Tsunade dan merubah nama bintang pornonya menjadi Tsukiko. Ia juga mengubah rambutnya menjadi pendek dan berwarna hitam karena khawatir ketenarannya akan memicu pihak Konoha untuk mencari dirinya lagi. Hal itu berhasil, Tsunade yang dikenal sebagai Tsukiko mampu memproduksi banyak video porno, bahkan jauh lebih laris dari Tsumiko.

Onihime sudah menghancurkan hidup Tsunade dan membuatnya menjadi maniak seks. Patung Hokagenya di Konoha mulai dihancurkan. Segala tindakan heroiknya dahulu dihapus dari sejarah Konoha, kini lebih dikenal sebagai seorang pelacur. Foto dan video pornonya sebagai Tsunade sudah tersebar luas di seluruh desa termasuk Konoha dan perlahan merusak generasi muda.

Kemenangan telak bagi Onihime atas Tsunade...
 
Epilog

Tiga tahun kemudian, di ruangan Hokage...

“Aahh... aah... ooh... berikan spermamu... aahhh...”


Suara desahan wanita terdengar dari komputer milik Hokage Ketujuh, Naruto Uzumaki.

Naruto masih belum meninggalkan ruangannya sampai malam karena pekerjaan yang menumpuk. Tapi itu hanyalah alasan klasik agar ia bisa menikmati video porno Tsumiko dan Tsukiko. Diam-diam, Naruto adalah penggemar berat ‘kedua’ bintang porno itu.

Saat ini, Naruto sedang bermasturbasi sambil menonton video wanita itu. Perasaan stress dan depresi yang ia alami saat mencari keberadaan Tsunade hanya bisa diatasi dengan menonton video porno. Sebenarnya ia sudah tahu kalau Tsukiko adalah Tsunade dan ia dengan sengaja berhenti untuk mencarinya.

Walau ia sudah memiliki Hinata, tetap saja ia tidak bisa melupakan Tsunade. Tidak heran karena Tsunade adalah wanita pertama yang mengajarinya tentang seks. Sejak saat menjadi Hokage Kelima, Tsunade sering memanggil Naruto diam-diam untuk memuaskan gairah seksnya yang besar.

Naruto juga tahu kalau Tsunade adalah seorang pelacur sejak dari dulu. Tsunade selalu menghadiahinya dengan seks untuk membungkam mulutnya. Semua kepedulian Naruto pada Tsunade hanyalah untuk seks.

Tetapi Tsunade sudah lama ‘menghilang’, Naruto hanya bisa memuaskan dirinya dengan koleksi video wanita itu.

“Oooghh... Nenek Tsunade... aku tidak tahan... lagi... oooooghhhh...!!!” Naruto menyemburkan spermanya ke arah monitor.

Naruto menghela nafas dan merasakan penyesalan karena sudah mengkhianati perasaan Hinata, “Haahh... maafkan aku, Hinata...”

“Sebaiknya aku segera pulang...”

TOK TOK

“Tamu? Malam-malam seperti ini?”
pikir Naruto.

“Masuklah.”

Saat pintu itu terbuka, mata Naruto terbelalak lebar.

“Nenek Tsunade!?”

Seorang wanita dengan rambut pirang yang dikuncir menjadi dua berdiri di ambang pintu. Payudaranya yang besar membuat Naruto semakin yakin kalau itu benar-benar Tsunade.

Tsunade masuk ke dalam ruangan Hokage dan mendekati Naruto.

“Ku-kukira kau menghilang selamanya...”

“Ahhn... Naruto...” Tsunade mulai meraba-raba selangkangan Naruto, “Aku tidak bisa melupakan penismu. Selama ini aku terus memikirkannya. Apa kau ingat terakhir kali penis itu masuk ke dalam vaginaku?”

“Ah... uhmm... hari pertamaku saat menjadi Hokage...”

Tsunade berlutut di hadapan Naruto dan bersiap membuka celananya, “Benar. Apa kau ingin mengulangi hal itu lagi...?”

Naruto menelan ludahnya, “Tentu saja!”

“Ahhn~ Itu jawaban yang aku mau~”

Tsunade membebaskan penis Naruto dari celananya dan mulai menghisapnya.

“Ooohh! Aku merindukan mulutmu, Nenek Tsunade!”

“Mmphh... mmhh... mmmpphh...”

“Kau tidak tahu kalau aku sangat merindukanmu, aku bahkan mengoleksi seluruh videomu!”

“Mmpphh... fuaah...” Tsunade mengeluarkan penis Naruto dari mulutnya, “Tentu saja aku tahu itu, kau dan Boruto memang tidak jauh berbeda.”

“Boruto? Apa maksudmu?”

“Ufufu~ Sebelum ke sini, aku mendatangi rumahmu. Kukira kau sudah pulang, tapi aku hanya bertemu dengan Boruto, ia tertidur pulas sambil menonton videoku di ponselnya.”

“Syukurlah kalau begitu...”

“Aku menghisap penisnya saat ia tertidur♡” kata Tsunade dengan nada menggoda, “Penisnya sedikit lebih besar dari milikmu saat kau seumuran dengannya~”

“Ahaha... tolong jangan ganggu Boruto lagi, Hinata sangat mengerikan kalau dia marah.”

“Ufufu~ Tentu saja, aku hanya ingin penismu ♡”

Tsunade naik ke atas meja Hokage dan membuka kedua kakinya lebar-lebar, memamerkan vaginanya yang bersih dan berwarna merah muda segar.

“Vaginaku seharusnya sudah longgar karena meniduri ribuan pria dalam beberapa tahun ini, tapi aku melakukan perawatan, kuharap kau menyukai vagina perawanku ini...”

“Tentu saja aku akan menikmatinya!”

“Cepat masukan, Naruto~”

Penis Naruto akhirnya masuk ke dalam vagina Tsunade yang masih rapat. Darah perawan mengalir keluar bersamaan dengan cairan cintanya.

“Aaaahhhnnnnn~ Narutooooo~”

Desahan Tsunade dan Naruto bersahut-sahutan malam itu, malam selanjutnya, dan malam-malam lainnya...

~TAMAT~
 
Entah knpa gw mkirnya Cerita ini dipercepat sama Suhu 😅

Dtunggu karya Selanjutnya suhu
 
Entah knpa gw mkirnya Cerita ini dipercepat sama Suhu 😅

Dtunggu karya Selanjutnya suhu
Utk main story emg udah tamat hu, rencananya mau bikin side story pas Tsunade berkelana ke desa2 lain sama digangbang daimyou hehe
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd