Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kira-kira apa ya pekerjaan sehari-harinya Risma

  • Ibu Rumah Tangga

    Votes: 38 37,3%
  • Guru

    Votes: 57 55,9%
  • Pegawai kantoran

    Votes: 19 18,6%
  • Risma

    Votes: 0 0,0%
  • Bu Nuri

    Votes: 0 0,0%
  • Bu Usy

    Votes: 0 0,0%

  • Total voters
    102
  • Poll closed .
Wah habis baca maraton.. habis juga isi kantong semen ini. Thanks untuk cerita yang keren ini.
Mungkin kalau bisa ditambah sedikit intrik bakal membuat cerita ini menarik. Tetapi kembali ke style nya Suhu @lagimabok
 
Lanjuuut

Siang itu dirumah Nugi, dua orang laki-laki tengah berbincang santai sambil menikmati kopi dan rokok diteras rumah. Obrolan-obrolan ringan disertai candaan mengalir begitu hangat dan akrab.
Ya, mereka adalah Nugi dan Doni. Dua orang yang telah bersahabat begitu lama, bahkan semenjak mereka masih sekolah di sekolah dasar.

"Don, kapan lu nikah? Usia lu makin tua..***k ada kepikiran kesana apa?". Tanya Nugi kepada sahabatnya bertanya serius namun masih dengan nada bercanda.

"Tau lah gi, belum ada jodohnya kali...lagian gue ngeri, tar lu minta nyicip istri gw...haha...!". Jawab Doni.

"Yaelah...lu tau aja, haha..***k apa kali biar bisa tukeran bini, lu juga kan udah gak segan sekarang tiap kali sange minta ke istri gue...haha...!". Ucap Nugi tanpa ada sedikitpun beban dihatinya malah ada rasa bangga bisa menjajakan kehangatan tubuh istrinya.

"Dasar bangsat...haha...istri sendiri aja lu bagi-bagi...tapi beneran gi, istri lu hot banget jir kalo lagi diewe, jeritan sama geolannya itu loh...haha...nguras pejuh...haha...!". Doni menimpali dengan mengomentari Risma istri sahabatnya.

"Istri gue dong...haha...bukan lu aja yang ketagihan, tiap cowok yang ngentotin dia juga komentarnya sama...haha...!". Ujar Nugi yang lagi-lagi membanggakan istrinya.

Sedang asik-asiknya berbincang, terdengar suara dua motor matic memasuki pekarangan rumah Nugi. Dimana yang datang adalah Risma yang membonceng Bu Nuri dan Bu Usy yang mengendarai motornya sendiri.
Ketiganya turun dari sepeda motor dan tersenyum saling memandang satu sama lain ketika mengetahui Nugi dan Doni begitu sumringah dengan kedatangan mereka.

"Wih...panjang umur, orang lagi diomongin...eh datang bawa pasukan ni...haha...siap-siap mompa pejuh ini...!". Ucap Doni menyambut kedatangan Risma bersama kedua orang temannya.

"Lah ada bujang sangean yang doyan memek ibu-ibu nih...hihi...!". Celoteh Risma dengan tawa genitnya sambil berjalan menghampiri Doni dan sang suami.

Sementara Bu Nuri dan Bu Usy hanya tertawa mendengar celotehan Risma dan ikut berjalan mengikutinya.
Mereka berlima bersalaman, lalu ketiga perempuan cantik itu ikut duduk dan berbincang diteras rumah Nugi.
Obrolan dan candaan berbau seks mengalir begitu saja, suara tawa renyah dari ketiga perempuan yang masih mengenakan pakaian seragam mengajar itu begitu menggelitik ditelinga. Mengundang siapapun yang mendengarnya untuk menengok ke arah sumber suara.

"Aduh keasikan ngobrol sampe lupa gak bikinin minum buat Bu Nuri sama Bu Usy ni...hihi...!". Ucap Risma sambil beranjak dari tempat duduknya.

"Bu Risma gak usah repot-repot deh...nanti kita minum air pejuh aja, mumpung udah keras nih pancurannya...hihi...ya kan Bu Nur?". Ucap Bu Usy yang kala itu tangannya tengah mengocok batang kontol suami Risma dari luar celananya.

"Iya Bu Risma...jangan repot-repot, ini juga cemilannya udah cukup...!". Timpal Bu Nuri dengan tangan yang juga sedang memainkan biji kontol Doni.

"Hush...kalian ni, itu buat menu penutup...hihi!". Risma berucap sambil melangkah masuk kedalam rumah untuk membuat minuman yang akan dia suguhkan bagi kedua tamu yang merupakan rekan sesama guru disekolah tempatnya mengajar.

Tak lama kemudian Risma telah kembali dengan membawa dua minuman dingin dan beberapa cemilan diatas nampan. Ia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat pemandangan yang terjadi diteras rumahnya, dimana saat itu Nugi suaminya tengah asik memangku Bu Usy teman kerjanya sambil berciuman dengan panasnya. Sementara Bu Nuri tengah mendesah-desah manja dengan payudara yang telah keluar dari dalam baju seragam mengajar tanpa dilepasnya, dimana Doni tengah menjilati putingnya dan mamainkan jari diselangkangan yang masih tertutup celana.

"Ckckck...gini nih kalo ibu-ibu gatel ketemu cowok-cowok sangean..***k bisa ditinggal bentar aja udah pada pemanasan...hihi...stop-stop...didalem yuk, berabe kalo ada yang lewat...!". Ucap Risma yang membuat keempat orang yang tengah berasyik masyuk itu menghentikan kegiatannya.

Akhirnya semua orang itu masuk kedalam rumah dan berkumpul diruang tamu.
Doni yang sudah tak tahan segera kembali memagut bibir ranum Bu Nuri yang walaupun kaget, ia nampak tak menolak bahkan cenderung membalas perlakuannya dengan lebih panas.
Begitupun dengan Bu Usy, tanpa segan ia memepet Nugi hingga menindihnya diatas sofa didepan istrinya sendiri.
Risma hanya bisa tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepalanya sendiri melihat kelakuan mereka berempat.

"Bu Usy ih...kan rencananya gak gini...!". Rajuk Risma mengingatkan teman kerjanya yang kini tengah asik berciuman saling membelitkan lidah dan bertukar air ludah sambil menunggangi suaminya.

Bu Usy hanya mengacungkan telapak tangannya tanpa melepas pagutan bibirnya saat mendengar rengekan Risma. Ia nampak begitu bernafsu memagut bibir Nugi, dengan mata yang terpejam dan lidah basah yang terjulur melata mengejar lidah Nugi.
Berbeda dengan Bu Usy, Bu Nuri segera mendorong Doni ketika mendengar rekan kerjanya berbicara. Dengan senyum yang menggoda, ia menyentil hidung Doni dengan jari telunjuknya sambil berkata,

"Sabar ya sayang, bentar lagi Nuri bakal puasin kamu..!".

Melihat Bu Nuri melepaskan Doni, Bu Usy dengan berat hati ikut melepaskan pagutannya dari Nugi. Lalu ketiganya berdiri dihadapan dua laki-laki yang sudah hampir tak bisa lagi menahan birahi.

"Sebelum ibu panggil, ayah sama Doni jangan dulu masuk ke kamar ya... pokonya nanti kita kasih kejutan...hihi...!". Ucap Risma sambil menggandeng kedua temannya menuju kamar meninggalkan Doni dan sang suami.

Sepuluh menit berlalu, suara Risma terdengar memanggil suaminya, "yah...Don...sekarang boleh masuk ya...!".

Nugi dan Doni bergegas melangkah ke arah kamar dimana suara Risma tadi terdengar.

"Cklek...!". Suara pintu yang dibuka oleh Nugi.

Keduanya begitu kaget sekaligus birahi melihat pemandangan didalam kamar. Diatas kasur, Risma, Bu Nuri dan Bu Usy telah berbaring dengan pose yang seksi, lengkap dengan dandanan menor dan lingery seksi. Mereka bertiga melepas hijab-hijab dan pakaian seragam yang tadi mereka gunakan. Berganti dengan pakaian khas wanita pekerja malam. Membuat mata Nugi dan Doni seakan tak ingin berkedip guna menikmati keindahan dari tubuh-tubuh ranum diatas ranjang.

"Tiga lawan dua sayang...mau ngelucutin sendiri apa kita yang lucutin...?". Ucap Bu Nuri seksi diikuti oleh suara tawa renyah nan menggoda dari Risma dan Bu Usy.

Mendengar itu, Nugi dan Doni seperti anjing lapar yang menemukan makanan. Keduanya dengan sedikit berlari menghampiri ranjang, naik dan merangkak diatas sana mengintai tiga mangsa dengan daging yang menggiurkan.
Kedatangan Nugi segera disambut oleh Bu Usy. Keduanya saling memagut bibir melanjutkan apa yang sebelumnya belum mereka tuntaskan.
Sementara Doni bak seorang raja yang sedang dimanjakan oleh dayang-dayangnya. Ia rebah diatas kasur diapit oleh Risma dan Bu Nuri yang secara bergantian memagut bibir dan menelanjanginya.

"Hmmm...uhhh...Pak Nugi ahhhh...iyah...geli...ahhh...!". Suara desah Bu Usy ketika mulut Nugi memainkan kedua putingnya silih Berganti.

Nugi dengan telaten menjilati tubuh sahabat istrinya tersebut, tak ada satu incipun yang terlewat dari kulit mulus Bu Usy yang ia jilati. Hingga akhirnya mulut Nugi mendarat digundukan memek Bu Usy yang hanya bisa mengerang manja dan memejamkan mata merasakan kenikmatan dari jilatan lidah Nugi dilubang memeknya.
Sementara disampingnya, Doni tengah asik menjilati dan menyedot puting payudara yang disodorkan Bu Nuri. Dibawahnya, Risma tengah asik memberikan kenikmatan kepada batang kontol Doni dengan sepongan terbaik.

"Ahhhh...Usy bucat...ahhh...dapat...yesss...ahhh...nikmat...!". Teriak histeris Bu Usy ketika kocokan tangan Nugi dan jilatan lidahnya di biji klitoris membawanya kepuncak kenikmatan.

Setelah tenaganya kembali, giliran Bu Usy yang memberikan servis terbaiknya terhadap Nugi. Ia mendorong tubuh suami Risma itu hingga rebah dan dengan ganas naik keatas tubuhnya.
Jilatan lidahnya melata dikedua puting Nugi, tubuhnya ia gerakan hingga kulit keduanya saling bergesekan.
Hingga pada akhirnya, bibir tipis ibu guru itu hinggap dibatang kontol keras milik suami Risma.
Disamping mereka permainan panas ditunjukan oleh Risma dan Bu Nuri dalam melayani nafsu birahi Doni. Dalam posisi 69, Risma terlihat saling berebut untuk mengulum kontol Doni dengan Bu Nuri. Namun saat itu Risma terlihat mengalah dikarenakan nikmat yang ia rasakan begitu hebat, dimana dibawahnya Doni sedang mengocok memeknya menggunakan lidah sambil mencubit-cubit pelan biji klitorisnya.

"Ah Don...ahhh...stop...ahhh bucat...iyah...aaahhhh...!". Dengan setengah berteriak dan memejamkan mata, Risma mengekspresikan kenikmatan orgasme yang didapatkannya.

Bersamaan dengan itu, lenguhan pilu dari Bu Usy terdengar. Rupanya Nugi lah penyebab keluarnya suara merdu tersebut. Dimana dirinya saat itu telah menancapkan batang kontol kerasnya kedalam lubang memek Bu Usy dari arah belakang.
Bu Usy tampak memejamkan mata merasakan batang kontol suami Risma itu menyundul mulut rahimnya. Ia lantas hanya terdiam mematung tak bergerak ketika Nugi terus menekan batang kontolnya agar tertelan sempurna.
Setelah beberapa detik, barulah Nugi menggerakan batang kontol miliknya hingga rengekan manja Bu Usy kembali terdengar.

"Ahhh...iyahhh...ohhh...pelan...ah...pelan dulu...iyah ah...gitu...nikmat...pak ahhhh...!". Rengek Bu Usy menikmati setiap gesekan batang kontol Nugi yang bergerak pelan didalam lubang memeknya.

Berbeda dengan Bu Usy, Bu Nuri yang kini tengah menunggangi tubuh Doni terlihat lebih lincah. Kata-kata kasar yang keluar dari mulutnya menambah panasnya suasana. Berbeda dengan kesehariannya yang anggun dan tak banyak bicara, Bu Nuri saat itu benar-benar terlihat seperti perempuan yang haus akan belaian pria. Tubuhnya ia gerakan naik turun, sampai bergoyang liar diatas tubuh Doni.

"Mmmhhh...nikmat ahhh...anjing...gila kamu...ahhh...Don...kontol kamu nikmat ahhh...heuuuuhhh...!". Racau Bu Nuri liar.

Risma yang melihat dua adegan panas mulai bangkit kembali nafsunya. Kali ini ia duduk mengangkang didepan Bu Usy yang tengah didoggy oleh Nugi suaminya. Lalu tanpa segan ia melumat bibir Bu Usy. Tak disangka Bu Usy pun tak menolak malah terlihat menikmati dengan ikut mengimbangi lumatan rekan kerjanya itu. Terlihatlah saat itu Bu Usy yang harus bekerja ekstra demi memberi kepuasan terhadap pasangan suami-istri.
Kenikmatan yang ia dapatkan dari sodokan batang kontol Nugi dilubang memeknya membuat dirinya lupa jika kini ia sedang beradu lidah dan bertukar ludah dengan sesama wanita.
Bahkan tak hanya itu, tangannya pun kini mulai ia masukan kedalam lubang memek Risma.

"Ah...yesss...ayah...Bu Usy nakal yah...ahhh...dia colok memek ibu yah...ahhh...yesss...uhhh...anjjjjiiii....memek ibu dikocok Bu Usy yah....aaaayyaaahhh...ahhh...enaaaakkk...ahhh...!". Ucap Risma merengek pada suaminya yang semakin bernafsu menghentakan pinggulnya hingga membentur-bentur bulatan pantat Bu Usy.

Mendengar rengekan rekan kerjanya, Bu Usy malah menambah kecepatan kocokan jarinya dimemek Risma, bahkan sampai Risma kelojotan dan mengangkat pantatnya menyambut kenikmatan yang diberikan oleh Bu Usy dimemeknya.
Dalam waktu yang hampir bersamaan kedua perempuan itu mendapatkan orgasmenya.
Risma berteriak histeris menyambut klimaksnya, begitupun juga dengan Bu Usy. Kenikmatan orgasme yang ia dapatkan dilampiaskan terhadap Risma dengan mempercepat kocoka jarinya.

"Gini kan hah...gini yang Bu Risma mau hahhh...yaaahhh...ahhh...bucat ahhh...ahhh...aaaahhhh...!". Ucap Bu Usy dengan nada geram bertanya pada rekan kerjanya.

"Ampuuunnn....ahhh saya...bucat bu....ahhhh...ayaaahhh nikmat...ohhhh...!". Teriak Risma dengan gemetar.

Akhirnya kedua perempuan itu ambruk seperti kehabisan tenaga setelah badai orgasme meluluh lantakan tubuh keduanya.
Sementara Nugi beranjak ke samping mendekati Bu Nuri dan Doni yang tengah asik memacu birahi.
Nugi lalu mendorong pelan punggung Bu Nuri.
Tau dengan apa yang Nugi inginkan, Bu Nuri pun tersenyum. Ia lalu memejamkan matanya, menunggu dan bersiap batang kejantanan suami Risma menerobos lubang pantatnya.
Nugi beberapa kali meludahi lubang pantat teman istrinya dan juga batang kontolnya sebelum mempenetrasikannya.
Beberapa detik kemudian, terlihat Bu Nuri yang memejamkan mata seperti sedang melenguh namun tanpa suara karena batang kontol Nugi menerobos lubang pantatnya ketika batang kontol Doni masih menancap di lubang memeknya.
Wajah perempuan anggun itu memerah, semua ototnya terasa kaku, tenggorokannya kering hingga mulutnya susah untuk mengeluarkan suara ketika kontol Nugi dan Doni menancap sempurna dilubang pantat dan memeknya.
Suaranya baru terdengar ketika dua pejantan itu mulai menggerakan kembali masing-masing batang kontolnya.

"Uuuhhh...pellllan sayang...ahhhh...Nuri mules uhhhh...tapi ini nikmat...ahhh...iyyaahh sayang...ahhh...!". Desah Bu Nuri pelan seirama dengan keluar masuknya batang-batang kontol Nugi dan Doni secara bergantian dilubang pantat dan memeknya.

Kenikmatan yang Bu Nuri dapatkan membuatnya tak membutuhkan waktu lama untuk meraih orgasme.
Tubuhnya mulai gemetar, suara lenguhannya semakin terdengar.

"Aaahhh...Nuri dapet...ahhh sayang...Nuri bucat...ooooohhhh...!". Lenguh perempuan anggun itu ketika berhasil meraih klimaks.

Saat itu, Nugi dan Doni bukannya berhenti menggerakan batang-batang kontol mereka. Keduanya malah terus memompa tubuh Bu Nuri yang sedang diterjang badai orgasme. Malah kali ini mereka berduapun meningkatkan tempo genjotannya hingga lenguhan yang tadi terdengar berubah menjadi rengekan.

"Eeeehhh...ahhh...stop...ahhh...ampuuunnn...udddah...stop...plissss...ahhh...ampuuunnn...!". Bu Nuri merengek meminta Nugi dan Doni menghentikan gerakan mereka.

Mendengar permohonan itu, Nugi dan Doni bukannya berhenti. Mereka berdua malah lebih bersemangat lagi menggenjotkan kontol masing-masing dilubang pantat dan memek Bu Nuri.
Hingga Bu Nuri merasakan jika orgasmenya tak berhenti.

"Aaaahhh...bucat lagi....ahhh....dapet...ohhhh...ampuuunnn...memek Nuri bucat lagi...ahhh...ini gak berhentiiii...ahhhh...stop...uhhhh...!". Rengek Bu Nuri tak berhenti.

Nugi dan Doni baru menghentikan aksinya ketika Bu Nuri hampir pingsan karena kehabisan tenaga.
Keduanya secara bergantian mencabut batang kontol dari lubang pantat dan memek.

"Ayo siapa lagi yang mau kita bikin pingsan kayak Bu Nuri...?". Tanya Doni kepada Risma dan Bu Usy yang saat itu menyaksikan bagaimana rekan kerjanya dipuaskan oleh dua pejantan.

Risma dan Bu Usy saling pandang. Lalu seperti tengah meminta izin, tangan Bu Usy meraih tangan Risma dan mengangguk pelan. Risma pun mengangguk dan tersenyum seakan dirinya memberi restu jika Bu Usy mengambil gilirannya terlebih dahulu.
Setelah itu Bu Usy pun maju. Ia lalu bersimpuh diatas ranjang diantara dua laki-laki yang berdiri dikiri dan kanannya dengan batang kontol keras yang mengacung mengarah pada wajah cantiknya.
Kedua tangan Bu Usy meraih batang kontol Nugi dan Doni. Sebelum mengulumnya, ia beberapa kali meludahi kedua batang kontol itu silih berganti sambil mengocok-ngocoknya.
Bu Usy terlihat begitu senang ketika dirinya mengulum secara bergantian kontol milik Nugi dan Doni. Senyum yang selalu mengembang dibibir tipisnya berpadu dengan tatapan binal yang menggoda, membuat semua laki-laki yang melihatnya akan merasa gemas dan ingin segera mencumbunya.
Puas menikmati kontol dengan mulutnya, Bu Usy menarik Doni untuk rebah. Ia lalu mengambil posisi duduk membelakangi Doni dengan kontol yang ia arahkan sendiri ke lubang pantatnya.
Sambil memejamkan mata, Bu Usy menekan tubuhnya kebawah. Menikmati rasa sakit dan perih ketika kontol menembus lubang pembuangannya hingga tertelan sempurna disana.
Mual, perih, sakit sekaligus nikmat dirasakan oleh Bu Usy. Ia menggerakan tubuhnya begitu pelan naik-turun dan maju-mundur diatas tubuh Doni dengan tangan yang bertumpu ke belakang, membuat Doni leluasa untuk meremas payudara besar ibu guru itu dari bawah.
Bu Usy baru membuka matanya ketika Nugi mengelus rambut dan mengecup bibirnya sebelum mengarahkan batang kontol keras milik suami Risma itu kedalam lubang memeknya.
Jeritan pilu Bu Usy mulai terdengar saat kontol Nugi dan Doni bergerak pelan keluar masuk lubang memek dan pantatnya.

"Eeehhh...eeehhh...ngiluuu...ahhhh...!". Suara Bu Usy seperti hendak menangis.

Melihat rekan sepekerjaannya digauli oleh suami dan temannya, membuat nafsu Risma memuncak. Tanpa sadar ia meremas payudaranya sendiri sambil memasukan dua jari tangan sebelahnya ke lubang memeknya yang telah basah.
Semakin kencang jeritan Bu Usy terdengar olehnya, semakin cepat juga Risma mengocok memeknya. Jeritan dan erangan terdengar dari keduanya. Hingga dalam waktu yang hampir bersamaan, Orgasme berhasil mereka dapatkan.
Kali ini Nugi dan Doni tak langsung melanjutkan gerakannya. Melihat pembawaan Bu Usy yang lemah lembut membuat keduanya agak sedikit kasihan jika harus memperlakukannya seperti Bu Nuri yang kini sedang tidur terlelap karena kepuasan.
Suara nafas dari keempat orang disana begitu jelas terdengar. Peluh dan keringat membanjir ditubuh masing-masing, membuat kulit-kulit mereka terlihat mengkilap.

"Tingtong...!". Suara bell rumah berbunyi mengagetkan semua orang yang tengah berada didalam kamar kecuali Bu Nuri yang memang tengah tertidur kelelahan.

"Udah, kalian terusin aja...biar aku yang kesana...!". Ucap Risma sambil bangkit dari tempat tidur dan mengenakan pakaian tidur seksinya yang berserakan.

Setelah Risma meninggalkan kamar, Bu Usy bergerak ke arah Nugi yang tengah bersandar diatas ranjang. Tangannya dengan lembut meraih batang kontol suami Risma itu dan mengocoknya pelan sebelum memasukannya kedalam mulutnya secara perlahan.
Melihat Bu Usy yang sudah kembali mempunyai tenaga, Doni beranjak menuju ke arah belakang perempuan cantik tersebut. Tanpa rasa jijik, Doni beberapa kali meludahi lubang pantat dan memek Bu Usy sebelum wajahnya tenggelam disana.
Perlakuan Doni terhadap kedua lubang kenikmatan milik Bu Usy benar-benar membuat perempuan seksi itu kembali melayang diombang-ambing kenikmatan, sehingga dirinya tak kuasa untuk kembali mengeluarkan lenguhan.
Puas menikmati kedua lubang Bu Usy dengan mulut dan lidahnya, Doni mulai memposisikan batang kontolnya. Kali ini lubang memek Bu guru cantik itu menjadi sasarannya.
Lenguhan pun kembali terdengar kala batang kontol perkasa Doni mulai bergerak keluar masuk dimemek Bu Usy.
Nugi yang tak mau kalah segera menjambak rambut ibu guru sahabat istrinya tersebut dan dengan kasar mengocokan kontolnya dimulut Bu Usy hingga lenguhannya berganti dengan gumaman saja.
Air mata Bu Usy keluar sama derasnya dengan air ludahnya. Namun meskipun terlihat seperti tersiksa, perlakuan seperti ini lah yang selalu diinginkannya. Perlakuan yang bisa membuat dirinya merasakan kenikmatan yang dahsyat, perlakuan yang bisa membuat orgasmenya datang bertubi-tubi.

Sementara itu, Risma yang meninggalkan kamar tengah berjalan ke ruang depan rumahnya. Dari jendela, ia mencoba memeriksa siapa gerangan yang bertamu ke rumahnya siang itu.
Ia melihat seorang laki-laki muda tengah berdiri didepan pintu rumahnya dengan masih mengenakan helm dan ditangannya memegang kotak bungkusan berwarna hitam.

"Hmmm...tukang antar paket rupanya...!". Ucap Risma dalam hati.

Risma berpikir cepat. Ia ingin sedikit menggoda dan mengerjai si pengantar paket. Sang ibu guru ingin mencoba berhubungan badan dengan laki-laki yang tak ia kenal sebelumnya.
Memikirkan itu semua, Risma senyum-senyum sendiri. Memeknya mulai kembali basah, payudaranya kembali gatal dan mengeras.
Risma baru tersadar dari lamunannya ketika bel rumahnya kembali berbunyi. Ia segera membuka kunci pintu rumahnya.
Kali ini, setelah pintu terbuka. Laki-laki pengantar paket itu hanya berdiri mematung. Ia begitu terkesima dengan sosok yang membukakan pintu. Seorang wanita cantik dengan pakaian seksi tengah berdiri dihadapannya. Pakaiannya begitu tipis hingga puting payudara sang wanita tercetak begitu jelas didadanya. Apalagi ketika ia memperhatikan bagian bawahnya yang begitu pendek, hanya beberapa centi saja dibawah selangkangan sang wanita hingga paha putih mulusnya begitu menggoda.
"Hallo...mas...mas...hallo...ada yang bisa saya bantu?". Tanya Risma mengagetkan lamunan laki-laki si pengantar paket.

"Eh...anu...ini ada paket kak...!". Ucap laki-laki itu gugup sambil memberikan barang ditangannya dan menunduk malu karena dirinya ketahuan memperhatikan lekuk seksi tubuh wanita cantik dihadapannya.

Risma yang mengetahui si pengantar paket itu gugup semakin berani untuk melancarkan godaannya. Ia menerima paket tersebut dan memeriksanya dengan santai sambil bersandar ditiang pintu rumahnya, membiarkan si laki-laki berlama-lama untuk memandangi keindahan lekuk tubuhnya.
Benar saja, si laki-laki tersebut tampak beberapa kali menelan ludah melihat keseksian tubuh Risma. Apalagi ketika ia melihat belahan dada yang begitu putih dan mulus milik ibu dua anak itu, membuat batang kejantanannya sedikit demi sedikit mengeras.

"Waduh mas...ini COD ya, uang saya gak cukup nih...suami saya belum pulang soalnya...!". Ucap Risma berpura-pura.

"Lah, gimana dong kak...itu kan udah sesuai sama pesanannya, saya cuma nganterin aja...!". Jawab laki-laki itu kebingungan

Si pengantar paket yang biasanya tegas soal pembayaran, kali ini terlihat tak bisa apa-apa didepan Risma. Pesona wanita cantik dan seksi dihadapannya membuat ia menjadi salah tingkah. Ia malah terlihat kikuk dengan tangan yang menggaruk-garuk kepalanya, padahal ia masih mengenakan helmnya.
Dalam hati, Risma senyum-senyum sendiri memperhatikan tingkah konyol si pengantar paket. Ia begitu yakin jika dirinya akan berhasil membuat laki-laki itu memasukan batang kontolnya kedalam lubang memeknya siang ini.

"Gini deh mas...masnya pegang uang gak? Saya cuma bisa bayar separo, sisanya mas talangin dulu ya...biar saya ganti sama bayaran yang lain...gimana mas?". Ucap Risma mencoba benegosiasi sambil belagak genit dengan senyum manis diwajahnya dan menyampirkan rambut yang tergerai ke telinganya.

Si pengantar paket semakin terlihat kebingungan mendengar tawaran sang wanita. Ia mengetahui maksud dari tawaran sang wanita, namun ia sendiri tak yakin jika wanita itu bermaksud ke arah yang ia pikirkan.

"Gimana mas, mau gak nolongin saya? Nih saya kasih DP nya...!". Kembali Risma menggoda si pengantar paket.

Kali ini Risma semakin berani dengan menarik sebelah tali pakaiannya hingga payudara sebelah kanannya terlihat sempurna dengan puting berwarna merah kehitaman yang telah mengeras.
Lalu jari tangan kanannya meraih putingnya sendiri, memilinnya seksi didepan laki-laki asing yang sedang ia goda disiang hari.

"Ayo mas...pembayarannya saya ganti pake ini...!". Ucap Risma seksi sambil melangkah mundur dan duduk diatas sofa ruang tamu rumahnya sendiri.

Si pengantar paket itu kembali menelan ludahnya sendiri melihat pertunjukan wanita cantik didepannya. Bagai terhipnotis ia membuka helm dan sepatunya, lalu melangkah perlahan kedalam rumah mendekati seorang wanita yang kali ini tengah beraksi merangsang dirinya sendiri dengan memilin puting payudara dan mengusap-usap selangkangannya diatas sofa.
Setelah mendekat, Risma mengulurkan tangan kirinya dan meraih tangan kanan si pengantar paket. Ia lalu menarik laki-laki itu ke arahnya. Si pengantar paket itu kini berlutut dilantai didepan Risma yang tengah duduk diatas sofa didepannya.
Sedetik kemudian, Risma sudah mendekatkan wajahnya didepan muka laki-laki muda itu. Ia lalu meraih pipi si pengantar paket, kemudian mencium bibirnya dengan basah dan lembut.
Sejurus kemudian pagutan liar tengah terjadi antara Risma dan si pengantar paket. Desah lembut Risma menerpa wajah laki-laki itu. Sapuan lidah Risma begitu nakal beradu dengan lidah si pengantar paket hingga air liur keduanya bercampur belepotan di wajah masing-masing.
Si pengantar paket makin berani, kali ini mulut dan lidahnya menjelajahi leher jenjang Risma. Mengecup, menjilat, kemudian turun perlahan ke area dada.
Risma yang tahu apa yang laki-laki itu inginkan kembali menurunkan tali pakaian yang menyampir dipundaknya hingga payudara bulatnya yang kenyal tersaji seluruhnya didepan wajah si pengantar paket.
Tanpa diminta, laki-laki itu langsung mencaplok puting payudara Risma yang hanya bisa mendesah manja.
Bak binatang buas yang kelaparan, laki-laki itu melumati dan meremas payudara Risma silih berganti. Si pengantar paket kaget saat telapak tangannya menyentuh bagian selangkangan Risma yang tak memakai celana dalam. Sejenak ia menatap Risma yang mengedipkan mata dengan memasang wajah genit yang menggoda. Ia baru menyadari jika wanita cantik didepannya ini telah mempersiapkan diri untuk menggodanya yang membuat keberaniannya tumbuh saat itu.
Mendapat lampu hijau dari Risma, tanpa meminta laki-laki itu menaikan kaki sang wanita agar mengangkangkan selangkangannya lebar diatas sofa. Tanpa disuruh, ia lalu membenamkan wajahnya dimemek Risma.
Risma langsung mengerang merasakan liarnya permainan lidah si pengantar paket dilubang memeknya. Kali ini ia hanya bisa memejamkan mata sambil menengadahkan kepala dengan mulut yang terbuka dan tubuh bagian bawah yang begerak liar mengejar gerakan lidah laki-laki yang tengah menjilati memeknya.

"Ahhhh...yesss...disitu nikmat mas...ahhh...iyah...gigit itilnya mas...ahhh...bucat...nikmat...ahhh...mas...ahhhh...!". Ungkap nakal Risma sambil menekan kepala si pengantar paket diselangkangannya ketika orgasme didapatkan olehnya.

Mengetahui Risma sudah mendapatkan orgasme, si pengantar paket itu berdiri dan mulai melucuti celananya.
Sejenak Risma terpana melihat batang kontol si pengantar paket yang panjang, besar dan tampak ada tiga tonjolan kecil dibawah kepalanya.
Risma yang mengerti apa yang si pengantar paket itu inginkan segera meraih batang kontol itu. Dengan perlahan ia mengocok batang kontol itu sebelum akhirnya bersarang didalam mulutnya.
Ia sangat menyukai rasa batang kontol unik yang baru kali ini ditemuinya. Tiga tonjolan kecil dibawah kepalanya yang tadi ia lihat menghiasi batang kontol si pengantar paket terasa bergerak-gerak memutar dipermukaan lidahnya.
Begitu juga apa yang sedang dirasakan oleh si pengantar paket. Lumatan dan kuluman Risma terasa begitu nikmat memanjakan kontolnya, hingga ia hanya bisa menengadahkan kepala dan memejamkan mata sambil tangan menepuk dan mengusap lembut kepala Risma.

"Uuuhhh...kakak hebat banget...udah biasa ya manjain kontol...? Kerjaan kakak apa...mmmhhh...!". Ungkap si pengantar paket bertanya ketika beradu pandang dengan Risma yang sedang menikmati kontolnya.

"Ahhh...shhh...buat kontol sebagus ini pasti saya manjain mas...ahhh... panggil aku lonte mas...ahhh...kerjaan aku ngelacur mas...ahhh...!". Jawab Risma nakal sambil tersenyum dan mengusap-usapkan batang kontol si pengantar paket yang basah oleh air liurnya dipipinya sendiri.

Melihat dan mendengar kebinalan Risma membuat si pengantar paket itu tak tahan. Ia lalu meraih tubuh Risma dan merebahkannya disofa.
Sejenak ia mengatur posisinya, lalu ia mengangkat kaki sebelah kanan Risma dan menyampirkan dibahunya.
Dengan perlahan ia memasukan batang kontolnya hingga tenggelam seluruhnya tertelan lubang memek Risma.
Sejenak keduanya terdiam meresapi kenikmatan sebelum pada akhirnya si pengantar paket mulai menggerakan pinggulnya perlahan yang membuat Risma mendesah penuh kenikmatan.
Ada sesuatu yang aneh yang Risma rasakan saat itu. Tiga tonjolan kecil dibatang kontol si pengantar paket terasa bergerak didalam memeknya yang memberikan sensasi nikmat yang luar biasa dimana Risma belum pernah merasakan kenikmatan sedahsyat itu sebelumnya. Kenikmatan yang tak dia dapatkan dari laki-laki manapun yang pernah bersetubuh dengannya. Kenikmatan yang membuat orgasme datang lebih cepat menghampirinya. Kenikmatan yang membuat harga dirinya hilang begitu saja. Kenikmatan yang membuatnya rela untuk menukarkan apa saja yang ada didalam dirinya demi merasakan sensasi itu lagi dan lagi.

"Ahhhh...bucat lagi masss...ahhh...enak banget...ahhh...ahhh...kenapaaa...ahhh...kontol mas nikmaaaaattt...aaaahhh...!". Ungkap Risma saat orgasme kembali ia dapat untuk yang kesekian kalinya dari kontol si pengantar paket.

Namun bukanlah Risma namanya jika harus menyerah begitu saja karena orgasme bertubi-tubi. Kenikmatan yang ia dapatkan justru membuat dirinya semakin tertantang untuk menaklukan laki-laki.
Selesai mengambil nafas, Risma bangkit dan mendorong si pengantar paket agar rebah diatas sofa. Ia lalu menaiki tubuh si pengantar paket itu dan meraih batang kontolnya lalu mengarahkan kelubang memeknya yang telah basah dimana-mana.
Erangan nikmat kembali keluar dari mulut Risma saat batang kontol itu menerobos memeknya. Dan lagi-lagi ia tak bisa bertahan lama untuk membendung gelombang orgasme yang menghampirinya.
Semakin liar Risma bergoyang diatas tubuh si pengantar paket maka semakin banyak pula kenikmatan dari orgasme yang mampu ia teguk.

"Hah...hah...sebentar mas, istirahat dulu...gila, kontol kamu unik banget mas...baru sebentar coblos aja memek aku udah kedut-kedut mau bucat...hah...hah...hehe...!". Ucap Risma sambil terengah-engah diatas tubuh si pengantar paket dengan wajah cerah mengkilap karena keringat yang membanjir ditubuhnya.

Si pengantar paket pun tersenyum dan mencium bibir Risma. Ia sangat kagum dengan stamina wanita ini, dimana sebelumnya belum pernah ada perempuan yang mampu bertahan dari gempuran kontolnya selama ini.
Setelah nafasnya kembali normal, Risma kembali bangkit dan memposisikan tubuhnya. Kali ini ia menungging dengan menumpukan sebelah kakinya dilantai dan sebelah lututnya diatas sofa.
Si pengantar paket mendekat, namun sebelum ia kembali mencobloskan batang kontol perkasanya dilubang memek, Risma menghentikannya.

"Jangan kesitu mas...lubang bo'ol aku yakin gak mau kamu coba?". Ucap Risma genit menawarkan lubang pantatnya sambil meludah ditelapak tangannya sendiri yang ia gunakan sebagai pelumas untuk melumuri lubang yang ia tawarkan.

Kaget bercampur senang dirasakan oleh si pengantar paket. Baru kali ini ada perempuan yang menawarkan lubang yang selama ini ia idam-idamkan. Biasanya para perempuan yang bersetubuh dengannya selalu menyerah dengan menangis memohon dirinya untuk menyudahi permainan bahkan tak sedikit juga yang pingsan karena kenikmatan.
Kali ini, ia benar-benar mendapatkan lawan yang sepadan pikirnya.

"Kakak yakin mau dimasukin kesini?". Tanya si pengantar paket dengan suara bergetar sambil memposisikan kepala kontolnya menyentuh lubang pantat dan dijawab Risma dengan anggukan dan senyuman yang menawan.

Penetrasi lubang pantat Risma pun dimulai. Dengan terengah-engah Risma menahan perih dan sakit ketika kontol itu menyeruak masuk kedalam lubang pembuangannya. Bahkan ketika tiga tonjolan itu membentur bibir lubang pantatnya, saking sakitnya Risma sampai menjerit histeris.
Setelah batang kontol tertancap sempurna, si pengantar paket mulai mengayun pinggulnya perlahan. Ia begitu meresapi kenikmatan yang baru kali ini ia rasakan.
Begitupun dengan Risma, lambat laun rasa perih dan sakitnya hilang berganti nikmat yang tak mampu ia ungkapkan. Hingga pada akhirnya keduanya hanya mampu mendesah dan mengerang.

"Ahhhh....yesss...pelan aja mas...gimana, nikmat ah...kan...? Ah...yah gitu...ahhh...!". Desah Risma sambil menengokan kepalanya mengarah kepada si pengantar paket yang menggenjot lubang pantatnya.

Seperti sebelumnya, orgasme menghampiri Risma kembali. Kali ini ia sampai terkencing-kencing karena sensasi nikmat yang didapat.
Namun orgasme yang Risma dapat ternyata menimbulkan kontraksi dilubang pantat. Hingga si pengangantar paket itu pun tak mampu lagi menahan klimaks dan menyemprotkan beberapa kali sperma dari kontolnya didalam lubang pantat Risma.
Risma pun mendesah dan tersenyum puas merasakan semprotan hangat sperma si tukang paket didalam lubang pantatnya. Ia begitu bangga terhadap dirinya karena mampu bertahan melawan gempuran kontol unik yang baru kali ini ia dapat seumur hidupnya.
Ruangan tamu itu terasa hening hingga suara nafas yang memburu begitu jelas terdengar.
Risma hanya berbaring sambil memejamkan mata dengan senyum yang menghiasi wajahnya. Dadanya turun naik mencari udara.
Sementara si pengantar paket terduduk diatas sofa didepan Risma, dengan kaki selonjoran. Nafasnya yang ngos-ngosan memperlihatkan jika dirinya baru saja mendapat kepuasan.
Si pengantar paket itu baru mengenakan baju dan celana dalam ketika mendengar suara laki-laki dari dalam rumah yang membuatnya lari tepontang-panting sambil mengais celananya, bahkan ia sampai lupa meninggalkan helm dan sepatunya.

"Bu...Ibu dimana?" Teriak Nugi yang menghampiri sang istri diruang tamu rumahnya.

"Lah...itu siapa yang lari gak pake celana bu?". Kembali Nugi bertanya sambil memperhatikan istrinya yang tengah rebahan diatas sofa dengan pakaian yang hanya mengait dipinggangnya.

"Tukang anter paket...hihi...!". Jawab Risma enteng dengan senyuman genitnya yang menawan dan tangan yang menunjukan kotak bungkusan berwarna hitam.
Nugi hanya tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan istrinya.




Mau dilanjut apa udah segini aja?
Tetep komen dan sukreb ya...
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd