Chapter 11 : Effort, Promise, And Hope (Part - 2)
- Sore Hari -
Ratu : Aku mengkhawatirkanmu, setidaknya biarkan urusan ini ditangani oleh kepolisian
Reno : Aku masih sama seperti Reno yang kau kenal sewaktu SMA, kau tidak lupa kan??
Ratu : no, i won't. Take care yourself. Aku mengkhawatirkanmu
Reno : ok
Sebuah pesan lewat aplikasi obrolan dari Ratu yang nyatanya tidak menyurutkan semangat Reno untuk membantu Brian
Reno memasukkan ponselnya setelah membaca pesan dari Ratu yang terus berkomunikasi dengannya. Tanpa sadar waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore lewat 15 menit, ditempat dimana seharusnya dia bertemu dengan Brian yang tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Di tepi jalan raya yang dekat dengan cafe tempat dia terakhir bertemu dengan Brian, kendaraan yang lewat mulai berkurang jumlahnya. Sebuah panggilan video masuk melalui ponselnya.
"Tolong aku!! Mereka menangkap ku!!" terlihat seseorang tengah merayap sambil menatap layar ponsel yang tengah bersembunyi dibawah sebuah meja
"Kau dimana?? Cepat katakan!!" teriak Reno
Belum sempat orang itu menjawab, tiba-tiba terdengar suara pintu yang di buka dengan paksa, teriakan seseorang yang begitu kasar dan memekakkan telinga membuat orang itu dengan segera melemparkan ponselnya menjauh darinya. Sedangkan kini Reno hanya mampu mendengar suara dari ponsel tersebut.
"Tenanglah bajingan kecil, kita akan sedikit bermain-main" dengar Reno yang masih memperhatikan
"Kalian mau apa, aku tidak punya apa-apa sekarang"
Bruaaaakkkk!!
Sebuah suara yang terdengar seperti pukulan benda tumpul yang diikuti oleh suara seperti orang terjatuh. "Sudah lama aku tidak memukul orang dengan penuh semangat." ujarnya yang disambut oleh beberapa suara orang tertawa
Reno tertegun tidak bisa bereaksi apa-apa setelah kejadian yang terjadi, sebuah percakapan kembali terdengar
"Kalian tahu?? Rumah sakit mana yang membolehkan orang untuk membawa hewan peliharaannya??" ujar Brian yang menenangkan dirinya sambil menahan rasa sakit di tubuh yang terbaring meringkuk di lantai.
Praaakkk!!
Sebuah suara pukulan kembali terdengar dan sesaat kemudian suasana menjadi hening. "Jangan bermain-main dengan kami!!"
"Sebaiknya kalian periksa tubuhnya, pastikan tidak ada ponsel atau alat semacamnya" ujar seseorang yang terlihat seperti pimpinan
"Apakah kalian melihat bentuk telur ayam sama sepertiku?? Telur ayam berwarna biru dengan kilatan cahaya di permukaannya"
"Dia mengigau, cepat tutup mulutnya!!" perintah orang yang sama
Ya, hal yang dikhawatirkan Reno telah terjadi. Brian diculik dan disekap disebuah tempat yang tidak dia ketahui. Dia mencoba tenang dengan terus mendengarkan percakapan yang terjadi melalui ponselnya. Beberapa saat kemudian panggilan tersebut terputus. Tidak ada lagi terdengar suara yang mungkin bisa membantunya menemukan dimana Brian berada saat ini, kecuali...
"Kalian tahu?? Rumah sakit mana yang membolehkan orang untuk membawa hewan peliharaannya??"
"Apakah kalian melihat bentuk telur ayam sama sepertiku?? Telur ayam berwarna biru dengan kilatan cahaya di permukaannya"
"Ini sudah kelewatan, aku harus menghubungi kak Charles" ujar Reno seraya menghubungi Charles.
Raut wajah Reno semakin tidak karuan setelah mendengar bahwa Charles tidak bisa membantu karena sedang bertugas di luar kota. Untuk saat ini dia hanya sendirian, dan tidak bisa berbuat banyak. Dia terdiam beberapa saat, lalu terlintas perkataan Brian mengenai tempat dimana dia disekap. Tanpa pikir panjang dia segera memacu mobilnya untuk segera menyelamatkan Brian.
- RSH Veterinatary Care -
Akhirnya Reno sampai di sebuah rumah sakit hewan yang sudah lama terbengkalai. Satu-satunya rumah sakit hewan yang terletak di seberang sebuah gedung bertingkat yang berbentuk sama dengan namanya, yaitu Hotel Oval. Dengan di lapisi kaca khusus sehingga ruangan di dalamnya tidak terlihat dari luar, namun tidak sebaliknya. Suasana malam itu cukup sepi meskipun tidak terlalu larut karena memang lokasi rumah sakit tersebut cukup terpencil dari jalan besar. Reno memarkirkan mobilnya agak jauh dan berjalan mengendap-endap. Terlihat pintu pagar yang sedikit terbuka dan juga beberapa lampu ruangan di lantai 2 yang masih menyala. Dia tiba di lobby rumah sakit tersebut dan mengambil foto denah rumah sakit yang terpampang di dekat meja resepsionis dengan ponselnya.
"Serem juga, semoga tidak ada apa-apa disini selain orang-orang itu" gumam Reno menenangkan hatinya. Memang suasana saat itu begitu sepi dan mencekam, untuk orang yang pemberani sekalipun jika dihadapkan pada situasi seperti ini pasti bulu kuduknya juga berdiri.
"Kalau dilihat dari denah, sepertinya ruangan yang masih menyala adalah ruangan ini. Aku akan memeriksanya" ujar Reno sambil memasukkan kembali ponselnya kedalam saku celana.
Dia berjalan dengan berhati-hati menuju lantai 2 dan menemukan sebuah ruangan dengan pintu sedikit terbuka. Reno mengintip kedalam ruangan dan terkejut mendapati Brian tengah dalam keadaan terikat kedua tangannya dan seutas tali melilit di lehernya serta ikatan kain yang membungkam mulutnya. Untung saja dia masih bisa berpijak pada bongkahan es yang hampir mencair. Dengan sigap Reno memotong tali yang melilit leher Brian dan segera melepaskan ikatan tali ditangannya.
"Kau tidak apa-apa??!!" ujar Reno
"Ya aku tidak apa-apa" jawab Brian sambil menenangkan dirinya
"Kemana mereka??" tanya Reno
"Mereka baru saja meninggalkan tempat ini, mereka ingin terlihat aku bunuh diri" jelas Brian
"Baiklah kita segera pergi dari tempat ini sebelum mereka kembali" ujar Reno sambil membantu Brian berdiri
Sosok laki-laki bertubuh tegap dengan setelan jas berdiri di depan pintu sambil menodongkan sebuah pistol membuat mereka sedikit terkejut. "Tidak usah terburu-buru, mari kita bicara sepatah dua patah kata" ujarnya
"Kau?!!" ujar Reno terkejut
"Ya, ini aku. Seharusnya aku tidak meremehkanmu. Dan aku cukup terkejut kau mampu menemukan tempat ini"
"Bukan hal sulit, dari perkataan Brian aku sudah bisa menebak dimana dia berada"
"Aku terlambat menyadarinya, ternyata kau adalah adik kandung dari wanita itu. Seharusnya kau yang aku bunuh!! Wanita itu dengan mudah memanipulasi semua data tentang dirinya. Tertulis bahwa dia memiliki satu adik perempuan dan mengaku yatim piatu"
"Aku pun terkejut ketika kau mampu mengelabui polisi dari pemeriksaan bubuk mesiu, benarkan Steve Huth??"
"Sekarang kalian berdua akan berakhir disini, sebenarnya aku ingin membuat semua ini terlihat alami dengan kau dibunuh oleh Brian, tapi tampaknya tidak mungkin. Anak dari bos ku ternyata tidak bisa diharapkan!!"
"Bos??!! Kau pengawal ayahku??!!" ujar Brian terkejut
"Aku selalu mendengar keluhan ayahmu tentang dirimu yang tidak bisa diandalkan. Jadi aku turut memasukkan dirimu dalam rencana ini"
"Brengsek kau!!" teriak Brian
"Tapi tenang saja, polisi hanya tahu kaulah pelaku semua kejadian ini. Termasuk kematian Reno Reinhart, yang akan terjadi setelah ini"
"Tidak semudah yang kau rencanakan, polisi akan tahu siapa pelaku sebenarnya. Lagipula aku kesini bukan tanpa rencana, aku juga tahu bahwa kau memang sengaja memancingku ke tempat ini"
"Apa maksudmu??"
"Dari perkataan mu sepertinya kau menaruh dendam pada kakakku, sehingga kau menargetkan aku, ah bukan, maksudku adik dari kakakku yang kau kira adalah gadis yang bersamanya."
"Kakakmu menghancurkan hidupku dan keluargaku, semuanya dihilangkan oleh organisasi itu. Dan itu karena peran serta kakakmu yang dengan kesadarannya memberikan informasi kepada organisasi!!"
"Apa yang dilakukan kakakku kepadamu dan keluargamu??"
"Dia membocorkan informasi bahwa aku adalah mata-mata organisasi swasta yang bekerja untuk pemerintahan Australia, dan seketika mereka membunuh keluargaku dan juga pekerjaanku!!"
Semua terdiam, sedangkan Steve Huth yang berwajah runcing di bagian dagu dan juga rambut dengan potongan rapi kembali bercerita tentang tindakan kakak Reno yang membuat keluarganya tewas terbunuh di malam hari. Sementara dia pada waktu itu ditugaskan untuk membunuh seseorang pemilik perusahaan farmasi namun gagal karena kesalahan dari rekannya sendiri yang berujung pada kematiannya. Sedangkan dia berhasil selamat namun pada akhirnya menjadi incaran organisasi tersebut. Dia melarikan diri ke negara ini dan bertemu dengan ayah Brian, Alfonso Orlando Lewis.
Tanpa melanjutkan perkataannya, Steve Huth menarik pelatuk pistol dan bersiap untuk membunuh Reno beserta Brian kemudian. Suara tembakan tidak terelakan lagi, namun kali ini Reno tidak merasakan sakit ataupun melihat bekas tembakan. Yang dilihatnya hanya tubuh Brian didepan matanya, melindungi Reno dari tembakan pertama yang kemudian disusul dengan 5 tembakan, menyebabkan tubuh Brian ambruk ke belakang dan langsung ditangkap oleh Reno.
"Bodoh!! Kenapa kau melindunginya??!!" teriak Steve Huth dengan penuh rasa kesal
"Ku titipkan Melody padamu. Percayalah dia menyayangimu.." ujar Brian di detik-detik terakhir hidupnya
"Sialan!! Kenapa kau lakukan ini!!" teriak Reno
"Karena aku tidak bisa menjaganya, dan aku yakin kau bisa melakukannya. Aku dengar mereka memasang bom di tempat ini, larilah secepatnya" ujar Brian yang tiba-tiba terdiam. Ya, Brian Eduardo Lewis kehilangan nyawanya karena tembakan yang dilepaskan oleh Steve Huth.
"Sekarang tinggal kau, matilah sekarang!!" teriaknya dengan wajah kemenangan
Ceklek...ceklek..
"Pelurumu sudah habis, bukankah seperti itu??" ujar Reno dengan tenang
Benar saja, pistol yang dibawa Steve Huth kehabisan peluru dan dia mulai panik. Dia mencoba mencari peluru cadangan di saku celananya namun nihil. Kesempatan untuk Reno kabur didepan mata!!
"Sial, seharunya tidak kuhabiskan peluruku untuk orang brengsek ini!! Benar-benar tidak bisa diandalkan!!"
"Aku sudah memanggil polisi, menyerahlah. Semua trikmu sudah dipecahkan dan kau akan masuk kedalam penjara" ujar Reno sambil berdiri dan meletakkan jasad Brian di sampingnya.
"Trik apa yang kau maksud??"
"Semuanya sudah jelas, kau menghubungi Brian yang keluar dari tempat rehabilitasi dan menyuruhnya untuk ke tempat kau ingin melukaiku. Selanjutnya kau menyiapkan setelan jas di mobil yang kau parkir di basement dan menyuruhnya masuk. Kau juga yang mengatur agar nama Brian berada di daftar tamu"
"Menarik.." ujar Steve Huth sambil berjalan ke samping kanan dari tempatnya
"Kau sudah memasang bom di tempat generator listrik untuk memutus arus listrik. Lalu kau menyuruh Brian untuk pergi ke smooking room. Kau memberinya setelan jas yang sama denganmu agar orang mengira dia adalah dirimu"
Steve Huth terdiam dan hanya memperhatikan sambil tangannya meraih sebuah tongkat baseball yang berada di atas meja. "Lanjutkan, aku mendengarkan" ujarnya
"Saat bom meledak dan memutus arus listrik, kau pergi ke toilet dimana kakakku dan gadis itu berada. Kau menghubungi kakakku agar pergi ke toilet karena ada hal penting dari organisasi yang ingin kau sampaikan"
"Hmm, lalu??" ujarnya seperti tertarik dengan penjelasan Reno
"Di dalam toilet, kau melihat gadis itu karena lampu senter yang dipegang kakakku mengarah ke arahnya. Namun kakakku tersadar ada orang lain di depan pintu dengan menodongkan sebuah pistol. Dan dia melindungi gadis itu sehingga dia yang tertembak"
"Jika aku yang menembakinya, kenapa aku bisa lolos dari tes mesiu yang dilakukan polisi waktu itu?? Kau jangan mengada-ada, lagipula aku berada di smooking room untuk merokok dan menghubungi kekasihku"
"Payung. Kau menggunakan payung yang telah di lubangi untuk memasukkan ujung pistol. Otomatis bubuk mesiu yang keluar tidak terpapar ke tubuhmu, namun ke payung tersebut. Oh iya, payungnya masih berada di tempat itu. Aku pikir kau tidak sempat mengambilnya karena akan menimbulkan kecurigaan, lagipula sekarang polisi mungkin sudah memeriksa sidik jari yang berada di payung tersebut. Karena tidak mungkin kau memakai sarung tangan"
"Teruslah mengada-ada, aku berada di smooking room untuk merokok. Dan kupastikan mereka telah memeriksa rekaman cctv yang berada di smooking room tersebut"
"Ya memang itu tujuanmu memanggil Brian, dia memang merokok diruang itu. Namun rokoknya berbeda dengan punyamu. Polisi sudah memberitahuku bahwa ada 2 jenis rokok berbeda di temukan di asbak tersebut. Satu punya Brian, dan satu lagi punyamu. Cleaning service memberikan keterangan bahwa sebelum acara dimulai dia sudah membersihkan asbak tersebut. Kau tidak bisa mengelak lagi, dan Brian sudah terbukti tidak bersalah" ujar Reno sambil menatap jasad Brian
"Bisa saja itu orang lain yang merokok di tempat itu!!" ujarnya yang masih berusaha mengelak
"Tes DNA dari air liur tidak akan bisa berbohong. Sekarang sudah jelas kau yang bersalah dengan bukti seperti itu apa kau masih mau mengelak??"
"Baiklah, memang aku yang melakukannya. Tapi siapa peduli?? Tidak ada orang lain disini yang mendengarkanmu. Ajalmu sudah tiba!!"
Tiba-tiba terdengar suara hentakan kaki yang berlari dan segera melumpuhkan Steve Huth, "Kami mendengarkan, dan sekarang kau tidak bisa bergerak!!" ujar seorang laki-laki yang masuk setelah beberapa personil pasukan khusus membekuk Steve Huth sehingga dia terjatuh ke lantai.
"Sial sejak kapan kau..!!" gumamnya
"Maafkan keterlambatan kami, setidaknya korban tidak bertambah satu lagi" ujar laki-laki tersebut sambil melihat jasad Brian dan memerintahkan beberapa anak buahnya segera memindahkan ke ambulan yang sudah berada di luar
"Ya, sedikit terlambat. Terimakasih" jawab Reno
"Bawa dia ke kantor segera!! Pada awalnya aku ragu dengan laporan yang kau buat, namun setelah aku mendapat telepon dari Charles, kuputuskan untuk bergerak."
"Oh, begitu. Terimakasih banyak. Tapi dia berkata bahwa ada bom di tempat ini!!"
"Kami sudah memeriksanya, dan aman. Sekarang ikutlah ke kantor untuk memberikan informasi terkait kejadian ini"
"Ya, terimakasih kak Charles" gumamnya dalam hati
Ketika hendak di bawa ke dalam mobil polisi, dia berkata kepada Reno yang masih memandangi jasad Brian. "Ada yang salah dengan penjelasanmu, kakakmu yang mengubungiku. Dia berkata bahwa
Pistachio akan memberiku kesempatan lagi jika aku melakukan perintahnya. Dia juga bilang bahwa dia membutuhkanku, karena
Almond akan lebih berguna dengan
Glycine-Max bersamanya. Sampaikan pada kakakmu untuk berhati-hati"
Mereka membawa Steve Huth dan Reno ke kantor untuk di proses. Dan semua kejadian menjadi jelas dengan Steve Huth sebagai tersangka utama. Meskipun hanya Brian yang tewas, namun tindakan percobaan pembunuhan kepada Melody harus dipertanggungjawabkan, apalagi sekarang kakak Reno masih terbaring kritis di rumah sakit.
Februari 2014, Minggu kedua
Beberapa hari setelah persidangan, Steve Huth dijatuhi hukuman seumur hidup tanpa adanya pengurangan hukuman, Reno dan keluarganya tampak lega karena pelaku sudah mendapatkan balasan sesuai dengan hukum yang berlaku. Namun ayah Brian masih terlihat tidak terima dengan kematian anaknya, terlihat beberapa kali dia bersumpah akan menghabisi Steve Huth serta mengutuknya. Terlihat dengan jelas betapa dia sangat menyayangi Brian meskipun dalam beberapa hal dia tampak kecewa terhadapnya. Sedangkan berita tentangnya mulai didengar oleh organisasi tersebut, yang memaksa mereka untuk melakukan investigasi terhadap anggota-anggotanya yang terindikasi merupakan
Denarios - atau yang sering mereka sebut dengan agen ganda.
Malam itu Reno terbaring di kasur rumahnya, memandang kosong ke arah ponselnya yang terpampang
wallpaper foto dirinya dengan gadis yang sekarang berada jauh darinya. Sesaat kemudian dia mencari kontak gadis tersebut dan menghubunginya.
"Halo.."
"Hai, kamu tumben telepon, ada apa??"
"Bukan apa-apa, hanya ingin tahu kabarmu. Bagaimana disana??"
"Aku baik-baik saja kok, kamu?? Sepertinya aku sudah bisa mengingat beberapa hal"
"Oh, begitu ya baguslah. Aku hanya..."
"Kenapa?? Kok diem??"
"Aku hanya rindu, itu saja"
"Entahlah mungkin aku juga rindu.. Hanya saja..."
"Ah sudah jangan dipikirkan, cepat ingat semuanya ya!! Cepat kembali kesini. Ada yang mau aku omongin"
"Iya pasti aku akan berusaha mengingat semuanya. Oh iya kemarin aku mendengar nama Brian, namun aku tidak ingat apa-apa. Hanya saja nama itu seperti tidak asing bagiku. Kamu tahu sesuatu tentang orang yang bernama Brian?"
"Ah, iya dia temanku. Dia juga menyukaimu"
"Benarkah?? Seperti apa orangnya??"
"Dia.. dia sangat bertanggung jawab dan pemberani. Dia sangat ingin melindungimu. Dan aku rasa dia juga sangat menyayangimu. Jadi cepatlah ingat semuanya. Banyak orang yang menyayangimu"
"Iya pasti, aku akan berusaha. Oh iya kemarin ada kejadian menyeramkan. Temanku waktu masih kuliah disini ditusuk dari belakang. Untungnya ada anggota polisi yang membantu memecahkannya. Dan pelakunya juga teman kami sendiri. Aku sedih kenapa dia bisa berbuat seperti itu"
"Benarkah?? Kamu gak kenapa-kenapa kan??!!"
"Kalau aku sih nggak apa-apa kok kamu tenang aja. Semua sudah beres jadi udah nggak apa-apa"
"Syukurlah, kamu harus hati-hati ya. Banyak orang jahat yang tidak terduga"
"Iya makanya aku ingin segera ingat semua dan berada di sisimu"
"Tentu saja, di sisiku kau akan jauh lebih aman"
"Terimakasih, aku seneng dengernya. Eh sudah dulu ya, sepertinya aku butuh istirahat. See you when i see you.. soon"
"Iyaa see you"
Reno menutup teleponnya dan berbaring di kasur. Matanya terpejam, ada kelegaan di dalam hatinya ketika tahu bahwa Melody baik-baik saja. Seiring berjalannya waktu Reno terbuai dalam mimpi yang mengingatkannya pada kenangan manis bersama Melody..
**To Be Continued**