Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Love Is More - The Organization

Chapter 10 : Effort, Promise, And Hope (Part - 1)



"Kita sudah berada di dalam mobil, bisa kau turunkan pistol mainanmu itu??" pinta Reno

"Ah, darimana kau tahu ini hanya mainan??"

"Kau menempelkan pistol itu ke kepala ku, dan aku bisa merasakan bahwa pistol itu terbuat dari plastik, sekarang katakan padaku apa maumu?" tanya Reno

Dia terdiam, seseorang yang berada di dalam mobil tersebut terdiam dan memandang kosong ke depan. "Aku akan menceritakan apa yang terjadi sebenarnya pada malam itu".


Dialah Brian, orang yang terduga menjadi pelaku penembakan Angel. Dia menemui Reno untuk suatu hal yang penting, namun tentu saja Reno tidak bisa dengan mudah percaya padanya.


"Apa yang mau kau ceritakan?? Kau sekarang jadi buronan polisi!!" ujar Reno

"Aku tahu itu, namun untuk saat ini hanya kau yang bisa aku percaya. Aku tidak punya siapa-siapa lagi yang bisa dipercaya!!" kata Brian

"Katakan, aku akan mendengarkan meskipun aku sudah punya dugaan sendiri" kata Reno

"Pagi hari itu aku dibebaskan dari pusat rehabilitasi, sebelum pergi aku meminta untuk dipertemukan dengan Melody dan mereka menyanggupinya. Aku berkata bahwa mungkin ini terakhir kalinya aku dan dia bertemu, karena aku sudah menduga bahwa aku tidak akan selamat ketika mereka tahu bahwa aku akan keluar dari pusat rehabilitasi itu" cerita Brian

"Pusat rehabilitasi itu terbakar siang harinya, aku sudah menghubungi Ratu dan dia mengatakan bahwa kau sudah keluar pagi harinya. Mereka yang hendak membunuhmu aku pikir sama dengan orang-orang yang membakar sebuah kantor tahanan beberapa waktu yang lalu. Namun bedanya kau selamat dan orang itu tidak." kata Reno

"Ya, setelah itu seseorang menghubungiku melalui ponsel. Dia berkata bahwa aku harus menebus kesalahanku, dia menyuruhku untuk datang ke gedung pertemuan Garden Palace dan memberiku pakaian yang berada di tempat parkir basement"

"Kau masuk ke ruang acara tersebut?? tanya Reno

"Ya, setelah mengisi daftar hadir buku tamu aku segera masuk dan berencana bertemu dengannya di ruang merokok, kebetulan aku sudah lama tidak merokok semenjak di pusat rehabilitasi itu"

"Kau bertemu dengannya??" tanya Reno

"Tidak, aku menunggunya sampai tiba-tiba aliran listrik terputus, dan terdengar suara jeritan seorang wanita. Aku menghampiri sumber suara tersebut yang ternyata berada di kamar mandi. Setelah sampai disana aku melihat seseorang berdiri di depan pintu toilet. Tapi aku tidak bisa melihat wajahnya. Selang beberapa detik aku tersadar bahwa aku mungkin sedang dijebak, aku melarikan diri"

"Apakah dia mencarimu lagi setelah kejadian itu??" tanya Reno

"Tidak, dia hanya mengirimkan pesan bahwa aku akan dalam masalah besar jika melarikan diri"

"Begitu ya. Kau ingat dengan pengawal papamu yang bernama Steve Huth??" sela Reno

"Steve Huth?? Sepertinya dia orang baru, aku tidak tahu. Memangnya kenapa??" tanya Brian

"Bukan apa-apa. Kapan kau akan dihubungi lagi oleh orang yang menghubungimu sebelumnya??" tanya Reno

"Di dalam pesan yang dia kirimkan, dia akan menghubungiku besok sekitar pukul 7 malam" jawab Brian

"Baiklah, kita bertemu kembali besok pukul 6 ditempat ini. Dari awal aku memang yakin bukan kau yang melakukan penembakan"

"Benarkah?? Aku beruntung bisa mengenalmu. Terimakasih banyak!!" ujar Brian

"Apa kau tahu siapa yang jadi korban penembakan??" tanya Reno

"Tidak, aku tidak tahu" tanya Brian

Reno tidak melanjutkan perkataannya, begitu juga dengan Brian yang tidak bertanya lagi tentang korban penembakan itu, "Sekarang kau ingin aku mengantarkanmu pulang atau pulang sendiri??"

"Aku bisa pulang sendiri, terimakasih telah memberiku kesempatan berbicara. Aku mempercayaimu" kata Brian

"Ya, aku akan menolong sebisaku. Berhati-hatilah, kau masih jadi buronan kepolisian" kata Reno sambil membiarkan Brian keluar dari dalam mobilnya. Tidak lama kemudian Reno pergi meninggalkan Brian.


Januari 2014, Minggu keempat - dua hari setelah penembakan

Hari ini Reno berencana untuk menjenguk kakaknya dan Melody, namun ternyata Melody sudah keluar dari rumah sakit tersebut 2 jam sebelum Reno datang. Dan dia kembali menuju ruang tempat dimana Angel masih terbaring dan belum membuka kedua matanya

"Ma, kak Angel gimana??", tanya Reno

"Kata dokter belum ada perkembangan.. Kamu mau kemana??"

"Aku mau ke rumah Melody ma, dia sudah pulang ternyata..."

"Iya tadi mereka pamit kesini. Nak Melody masih belum bisa ingat apa-apa ya??"

Reno terdiam dan hanya mengangguk perlahan.

"Kamu sabar yaa.. Berdoa buat Melody sama Kak Angel.."

"Iya ma, selalu.. Papa kemana??" tanya Reno

"Katanya sih ke kantor polisi, papamu ada urusan sama seseorang disana.."

"Oh...", jawab Reno lirih


Reno segera bergegas menuju rumah Melody, namun ternyata rumah itu masih sepi dan tidak ada tanda-tanda bahwa pemilik rumah telah kembali. Dengan berhati-hati Reno bertanya kepada petugas keamanan yang sedang bertugas, dan ternyata memang benar Melody dan keluarganya belum terlihat pulang sejak 2 hari yang lalu. Setelah itu dengan sedikit gelisah Reno kembali pulang menuju rumahnya.



- Rumah Keluarga Reinhart -

Reno berbaring di sofa sambil melihat acara televisi, tidak lama berselang terdengar bunyi bel rumah dan dia segera bergegas membuka pintu rumah. Dia tertegun melihat sesosok gadis yang sangat dia kenal, raut wajahnya seakan tak percaya dia berada di rumahnya. Tanda tanya besar berada di kepala Reno saat itu, apakah dia kesini sendiri, atau ingatannya yang sudah mulai pulih??


"Hai, Reno. Apa kabar??"


Kalimat itu keluar dari mulutnya, sesaat kemudian dia tersadar bahwa yang berada di pikirannya hanyalah sebuah angan untuk sementara ini, karena nyatanya dia belum ingat apapun. Ya, apapun..


"Mel?? Aku baik kok. Kamu kesini sama siapa?? Ayo masuk dulu" jawab Reno

"Mmm, enggak usah, aku cuma sebentar aja kok, mau pamitan juga..."


Tiba-tiba suasana menjadi hening, Reno tak mampu menangkap maksud dari apa yang Melody katakan


"Pamitan?? Kamu mau kemana??" tanya Reno

"Mmm, mungkin ini kedengarannya agak aneh, aku belum mampu mengingat siapa kamu, siapa kita, apa yang terjadi diantara kita.. Tapi aku merasa ada sesuatu yang kuat yang mendorong aku untuk pamitan sama kamu...", ujar Melody dengan lirih


Reno menatap dalam-dalam mata indah miliknya, sambil mulai menangkap apa maksud perkataan Melody


"Aku beserta orangtuaku dan adikku, akan kembali ke kota asal. Untuk mempercepat proses pemulihan ingatanku"


Sebuah kalimat yang terdengar seperti kalimat perpisahan. Perpisahan yang menyedihkan diantara mereka. Reno terdiam dan menunduk, sepertinya kekuatan untuk memandang wajah Melody sirna dan hilang.


"Tapi aku janji akan kembali kok setelah aku ingat semuanya, dan orang yang pertama kali aku hubungi setelah ingat semuanya pasti kamu...."


Sebuah janji untuk memberikan harapan kepada Reno yang menenangkan dan menyejukkan.


"Karena apapun itu, kita pasti pernah punya sesuatu yang menyenangkan, yang sayang sekali untuk dilupakan.. Dan aku akan berusaha untuk mengingat semuanya lagi..."


Reno tidak bisa berkata apa-apa, yang bisa dia lakukan adalah menatap dalam-dalam matanya yang indah karena mungkin ini akan terjadi lagi dengan rentang waktu yang tidak dia ketahui sampai kapan.


"Bisakah aku melihatmu tersenyum?? Kau tidak lupa kan caranya tersenyum??" pinta Reno


Melody tersenyum seraya melihat wajah Reno yang sedih


"Kalau hanya sekedar tersenyum mungkin aku bisa.. Tapi untuk tersenyum lagi seperti saat senyum ku yang benar-benar kamu suka mungkin itu perlu waktu.." jawab Melody pelan

"Darimana kau tahu aku sangat menyukai senyumanmu??" tanya Reno

"Dari seseorang wanita yang datang ke rumah sakit sebelum aku pulang, dia berkata mungkin kejadian ini akan membuatmu sedih, tetapi aku harus selalu tersenyum karena katanya kamu suka sekali dengan senyumanku" jawab Melody

"Wanita?? Dia tidak menyebutkan namanya??" tanya Reno

"Tidak, dia hanya memberiku bunga dan sekeranjang buah, setelah berkata seperti itu dia pergi. Tampaknya dia tergesa-gesa" jawab Melody

"Begitu ya. Mmm.. Jadi, sampai kapan kira-kira aku harus menunggu senyuman yang aku suka itu kembali menghiasi hari-hariku??" tanya Reno sambil meraih kedua tangan Melody

"Aku juga tidak tahu, tapi aku akan berusaha keras. Aku tidak ingin mengecewakanmu", jawabnya sambil tersenyum

"Semoga kamu cepat mengingat semuanya ya. And remember this, you'll always be my lovely crunchy smile" ujar Reno

"Iya, aku nggak sabar buat bisa mengingat semua yang pernah terjadi diantara kita. Kamu terlihat seperti orang yang sangat baik, dan juga..."

"Dan juga apa Mel??" tanya Reno

"Dan juga peduli serta menyayangiku.." ujar Melody dengan wajah sedikit kemerahan

"Ya, aku memang benar menyayangimu. Dan mungkin baru pertama kali ini aku ucapkan.", ujar Reno

"Benarkah?? Itu artinya aku baru tahu sekarang kalau kamu menyayangiku??", tanya Melody

"Aku rasa kamu sudah bisa merasakan sebelumnya. Berhati-hatilah, aku akan sangat merindukanmu.." ujar Reno menguatkan diri


Melody membalas dengan senyuman, selang beberapa detik dia memeluknya. Dia tahu betapa berharganya Reno, dia bisa merasakannya. Tapi tidak bagi ingatannya, mereka seperti orang asing yang bertemu untuk memulai semuanya dari awal.


"Kau masih ingat dengan ciuman pertama kita?? Aku mencium bibirmu, memelukmu hangat, terasa manis" gumam Reno

"Aku lupa rasanya, bisakah kau mengingatkan kembali??" pinta Melody dengan tatapan sayu di matanya


Tanpa pikir panjang Reno mencium bibirnya dengan lembut, menarik tubuhnya untuk masuk kedalam rumah. Kali ini Meldoy membalas ciuman Reno, ciuman yang panas dan menggelora. Tangan kanan Reno memeluk tubuhnya yang hanya berbalut blouse berwarna biru tua itu, sedangkan tangan kirinya menyentuh pipi Melody. Nafas mereka berdua memburu saling bersahutan dengan saliva yang menjuntai diantara mereka. Sesaat kemudian mereka saling bertatapan, tersenyum dengan penuh rasa memiliki.


"Mmmhhh.. Aku akan mengingatnya" ujar Melody dengan nafas yang tidak teratur

"Kembalilah, aku akan menunggumu" ujar Reno yang kembali mencium bibir lembutnya


Beberapa saat kemudian Reno mengantarkan Melody ke mobil dimana telah menunggu kedua orangtuanya. Setelah kedua orangtuanya berpamitan kepada Reno, mereka berlalu dan meninggalkannya. Sama seperti saat dia bertemu dengan Melody untuk pertama kalinya.


2773204212f1a644be7560d6b0d7fa4a27d25a85.jpg




**To Be Continued**
 
Woahhh *.*

Jangan buru-buru tamat ya, bahkan coli pun juga butuh ritme hehe
 
Terakhir diubah:
akhirnya masuk sini, ditunggu updatenya di detik dot com eh malah hilang. lanjutkan suhu kentang banget
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd