Cerita 5o – Ngeseks dengan Istri Teman Kosku
Nita
Cerita ini diawali dari aku yang kuliah di kota Y kota gudeg dan kota pelajar.
Sebelumnya aku dari Kalimantan.. namaku Iwan. Saat masa SMA aku belum pernah melakukan hubungan ML..
Paling cuma sebatas grepe-grepe dan sebatas petting saja sama mantan-mantan pacarku.
Nah inilah yang menyebabkan aku bisa mengisahkan ceritaku.. dan ceritaku di sini mulai dari kosku yang berada di wilayah Sleman.
Lokasinya yang nyaman dan tenang, jauh dari hiruk pikuk kota.. membuatku betah tinggal lama di sini sejak tahun 2002..
Dari aku masuk kuliah sampai tahun 2003 aku diterima bekerja oleh kenalanku di sebuah perusahaan besar.
Jadi aku mengambil kuliah malam karena paginya aku harus bekerja hingga sampai aku lulus kuliah, aku belum pernah pindah.
Tetangga-tetangga pun heran mengapa aku betah tinggal di situ.. padahal bu kostku terkenal orangnya kolot dan masih memegang tradisi lama.
Orangnyapun alim dan tidak suka anak kostnya berbuat macam-macam.. hingga kalau ketahuan.. sudah pasti diusir dari rumah kostnya.
Rumah kostku 2 lantai.. yang disewakan hanya 5 kamar dengan ukuran sedang dan kostnya nyampur..
baik untuk putra maupun putri.. yang masih single maupun yang sudah berkeluarga.
Kamar mandi untuk anak kost disedakan ada 2 di dalam rumah satu dan yang di luar juga ada.
Ibu koskupun tinggal di situ.. cuman dia tinggal di kamar sebelah dalam bersama anak semata wayangnya, Mas Rano.
Kejadian ini terjadi sekitar taun 2005.. saat kuliahku waktu itu sudah tersisa sedikit SKS.. jadi gak terlalu padat jadwal kuliah.
Rumah kost hanya terisi dua.. satu untukku dan sebelahnya lagi keluarga Mas Hendra.. berasal dari Magelang.
Mas Hendra umurnya 2 tahun di atasku.. jadi waktu itu sekitar 26 tahun.
Istrinya bernama Nita.. seumuran denganku. Nita orangnya manis putih tinggi sekitar 165 cm ukuran payudara sekitar 34 C.
Mereka sudah dikaruniai satu orang anak masih berumur 2 tahun bernama Rara.
Mas hendra orangnya penggangguran. Jadi untuk keperluan, Nita-lah yang bekerja dari pagi sampai malam di sebuah Supermarket terkenal sebagai SPG sebuah produk susu untuk Balita.
Karena keperluannya yang begitu banyak.. Nita –menurut pengakuannya..– sampai meminta pihak manajemen untuk bisa bekerja 2 shift.
Nah.. tentunya keluarga macam ini biasanya rentan masalah dan sering cekcok.
Nita mengganggap Mas Hendra orangnya pemalas.. bisanya hanya minta duit untuk beli rokok.
Padahal jerih payah Nita seharusnya untuk beli susu buat Rara putrinya.
Mas Hendra pun sering membalas omelan-omelan Nita dengan tamparan dan tendangan.. bahkan dilakukan di depan anaknya.
Aku sendiri jelas tidak betah melihat pertengkaran mereka itu.
Suatu saat.. Mas Hendra dapat pekerjaan sebagai ABK dan tentunya harus meninggalkan keluarganya dalam waktu yang cukup lama.
Nita senang bukan main mendengarnya karena tak perlu membiayai suaminya lagi. Akan tetapi hal itu tidak berlangsung lama.
Pada malam itu.. aku ngobrol dengan Nita di kamarnya sambil nonton TV.
Si Rara muter-muter sambil bermain maklum umur segitu masih lucu-cucunya.
“Sekarang sepi ya, Nit.. nggak ada Mas Hendra lagi..” kataku.
“Lebih baik gini mas.. enakan kalo Mas Hendra nggak ada..” Keluh Nita kepadaku.
“Emangnya Kenapa..?” Tanyaku.
“Mas Hendra tuh kerja nggak kerja tetep nyusahin. Wajar kan kalo aku minta duit ke Mas Hendra..?
Aku kan istrinya. Eh.. Dianya marah-marah. Besoknya aku diomelin juga ama ibu mertuaku.
Katanya aku nggak boleh minta duitnya dulu.. biar bisa buat nabung. Gombal..!!
Aku nggak percaya Mas Hendra bisa nabung..!!” Dia jawab dengan nada marah-marah.
“Sabar ya..” Aku mencoba untuk menenangkannya apalagi Rara dah minta bobo’.
“Seandainya Mas Iwan yang jadi suamiku mungkin aku tidak akan merana. Mas Iwan dah dapat pekerjaan tetap sambil kuliah lagi..
pintar membagi waktu dan biaya hidup.. sedangkan suamiku Mas Hendra hanya pekerja kasar di kapal.. itupun sebulan sebelumnya penggangguran..” keluhnya lagi.
“Udah.. jangan berandai-andai.. biarkan hidup mengalir saja..” Jawabku sekenanya.
“Mas.. Tiba-tiba Nita duduk di sebelahku mengapit tanganku dan menyandarkan kepalanya.
Jrengg..! Aku sungguh terkejut. Aku tau Nita butuh kasih sayang.. butuh belaian.. butuh perhatian.
Bukan tendangan dan tamparan. Aku balas dia dengan pelukan di bahunya. Sayang sekali Wanita semanis Nita disia-siakan oleh laki-laki.
Tapi Aku juga laki-laki normal punya nafsu terhadap wanita.
Justru inilah kesempatanku untuk mengerjai Nita.. apalagi ibu kostku menjengguk keluarganya di Surabaya selama seminggu..
dan baru berangkat kemarin malam.. Mas Rano dapat jatah kerja Shift malam di sebuah Mall.
Yuhuyyy.. akhirnya kesempatan itu tiba..!!
Kutoleh Nita yang saat itu sedang memakai daster.. tanpa basa-basi aku langsung merengkuh tubuh Nita yang montok itu ke dalam pelukanku
dan langsung kucium bibirnya yang tipis itu.
Respon Nita sangat positif. Ia balas memeluk tubuhku erat-erat.. Nita sangat pandai memainkan lidahnya..
terasa hangat sekali ketika lidahnya menyelusup di antara bibirku.
Tanganku asyik meremas susu Nita yang tidak seberapa besar tapi kencang, pentilnya kupelintir membuat Nita memejamkan matanya karena geli.
Dengan sigap aku menarik daster Nita.. dan tidak seperti biasanya.. Nita ternyata sudah tak mengenakan apa-apa di balik dasternya itu.
Hehe.. rupanya sosodara.. Nita memang sudah merencanakan semuanya tanpa sepengetahuanku.
Glekkk..! Tubuh Nita benar-benar aduhai dan merangsang seleraku.. tubuhnya semampai..
Putih.. dengan susu yang pas dengan ukuran tubuhnya.. ditambah memek yang tak berambut mencembung.
“Eh gimana kalo si Rara bangun..?” Tanyaku waswas.
“Tenang aja Mas Iwan.. Susu yang diminum Rara tadi dah aku campurin CTM..” jawabnya dengan gaya yang manja.
Walahh..! Benar-benar persiapan yang sempurna.
Ketika kubentangkan bibir memeknya.. itilnya yang sebesar biji salak langsung menonjol keluar.
Ketika kusentuh dengan lidahku, Nita langsung menjerit lirih.
Aku langsung mencopot baju dan celanaku sehingga kontolku yang sepanjang 15 cm langsung mengangguk angguk bebas.
Ketika kudekatkan penisku ke wajah Nita.. dengan sigap pula Nita menggenggamnya dan kemudian mengulumnya.
Kulihat bibir Nita yang tebal itu sampai membentuk huruf O karena penisku yang berdiameter 3 cm itu hampir seluruhnya memadati bibir mungilnya.
Nita sepertinya sengaja memamerkan kehebatan kulumannya.. karena sambil mengulum kontolku ia berkali-kali melirik ke arahku.
Aku hanya dapat menyeringai keenakan dengan servis Nita ini.
Mungkin posisiku kurang tepat bagi Nita yang sudah berbaring itu sementara aku sendiri masih berdiri di sampingnya..
maka Nita melepaskan kulumannya dan menyuruhku berbaring di sebelahnya.
Setelah aku berbaring.. dengan agak tergesa-gesa Nita merentangkan kedua kakiku lalu mulai lagi menjilati bagian peka di sekeliling kontolku..
Mulai dari pelirku.. terus naik ke atas sampai ke Lubang kencingku semuanya dijilatinya..
Bahkan Nita dengan telaten menjilati liang duburku yang membuat aku benar-benar blingsatan.
Aku hanya dapat meremas-remas susu Nita serta merojok memeknya dengan jariku.
Aku sudah tak tahan dengan kelihaian Nita ini.. kusuruh dia berhenti tetapi Nita tak mempedulikanku.
Malahan ia makin lincah mengeluar-masukkan kontolku ke dalam mulutnya yang hangat itu.
Tanpa dapat dicegah lagi.. crott.. crott.. crott.. crott..!
Air maniku menyembur keluar.. yang disambut Nita dengan pijatan-pijatan lembut di batang penisku..
Errggghh.. seakan-akan dia ingin memeras air maniku agar keluar sampai tuntas.
Ketika Nita merasa kalau air maniku sudah habis keluar semua.. dengan pelan dia melepaskan kulumannya..
Sambil tersenyum manis ia melirik ke arahku.
Kulihat di tepi bibirnya ada sisa air maniku yang masih menempel di bibirnya.. sementara yang lain rupanya sudah habis ditelan oleh Nita.
Nita langsung berbaring di sampingku dan berbisik.. “Mas Iwan diam saja ya.. biar aku yang memuaskan Mas..”
Aku tersenyum sambil menciumi bibirnya yang masih berlepotan air maniku sendiri itu.
Dengan tubuh telanjang bulat Nita mulai memijat badanku yang memang jadi agak loyo juga setelah tegang untuk beberapa waktu itu.
Pijatan Nita benar-benar nyaman.. apalagi ketika tangannya mulai mengurut kontolku yang setengah ngaceng itu..
Tuinkk..! Tanpa diisap atau diapa-apakan.. kontolku ngaceng lagi..
Mungkin karena memang karena aku masih kepengen main beberapakali lagi maka nafsuku masih bergelora.
Aku juga makin bernafsu melihat susu Nita yang pentilnya masih kaku itu..
Apalagi ketika kuraba memeknya ternyata itilnya juga masih membengkak menandakan kalau Nita juga masih bernafsu..
hanya saja penampilannya sungguh kalem.
Melihat penisku yang sudah tegak itu.. Nita langsung mengangkangi aku dan menepatkan kontolku di antara bibir memeknya..
Kemudian.. Slebb.. pelan-pelan ia menurunkan pantatnya.. sehingga akhirnya kontolku habis ditelan memeknya itu.
Setelah kontolku habis ditelan memeknya.. Nita bukannya menaik-turunkan pantatnya..
Dia justru memutar pantatnya pelan-pelan sambil sesekali ditekan..
Ughhh.. aku merasakan ujung penisku menyentuh dinding empuk yang rupanya leher rahim Nita.
Setiapkali Nita menekan pantatnya, aku menggelinjang menahan rasa geli yang sangat terasa diujung kontolku itu.
Putaran pantat Nita membuktikan kalau Nita memang jago bersetubuh.. kontolku rasanya seperti diremas-remas sambil sekaligus diisap-isap oleh dinding memek Nita.
Hebatnya memek Nita sama sekali tidak becek.. malahan terasa legit sekali.. seolah-olah Nita sama sekali tak terangsang oleh permainan ini.
Padahal aku yakin seyakin-yakinnya bahwa Nita juga sangat bernafsu.. karena kulihat dari wajahnya yang memerah serta susu dan itilnya yang mengeras seperti batu itu.
Aku makin lama makin tak tahan dengan gerakan Nita itu..
kudorong ia ke samping hingga aku dapat menindihinya tanpa perlu melepaskan jepitan memeknya di batang kontolku.
Begitu posisiku sudah di atas.. Slepp.. langsung kutarik kontolku dan.. Blessep..! Kutekan dan kuhentak sedalam-dalamnya memasuki memek Nita.
"Nghhhh.." Nita mengerang.. menggigit bibirnya sambil memejamkan mata.. kakinya diangkat tinggi-tinggi serta sekaligus dipentangnya pahanya lebar-lebar hingga batang kontolku berhasil masuk ke bagian yang paling dalam dari memek Nita.
Rojokanku sudah mulai tak teratur karena aku menahan rasa geli yang sudah memenuhi ujung kontolku..
Sementara Nita sendiri sudah merintih-rintih menahan nikmat.. sambil menggigiti pundakku.
Mulutku menciumi susu Nita dan mengisap pentilnya yang kaku itu..
Ketika Nita memintaku untuk menggigit mesra susunya.. tanpa pikir panjang aku mulai menggigitnya sangat lembut daging empuk itu dengan penuh gairah.
"Nghhh.. ahhh.. hhhh.."
Nita makin keras merintih rintih.. kepalaku yang menempel di susunya ditekan keras-keras membuatku hampir tak bisa bernafas lagi..
Saat itulah tanpa permisi lagi kurasakan memek Nita mengejang seperti memeras batang kontolku di dalamnya..
Lalu.. srrr.. srrr.. srrr.. memek yang legit itu menyemprotkan cairan hangat.. membasahi seluruh batang kontolku di kekapannya.
Ketika aku mau menarik pantatku untuk memompa memeknya.. Nita dengan keras menahan pantatku agar terus menusuk bagian yang paling dalam dari memeknya.. sementara pantatnya bergoyang terus di atas ranjang.. merasakan sisasisa kenikmatannya.
Dengan suara agak gemetar merasakan kenikmatannya Nita menanyaiku apakah aku sudah keluar..
Ketika aku menggelengkan kepala.. baru Nita menyuruhku mencabut kontolku dari jepitan liang memeknya yang telah banjir itu.
Ketika kontolku kucabut.. Plop..! Nita langsung menjilati kontolku.. hingga cairan lendir yang berkumpul di situ menjadi bersih.
Kontolku saat itu warnanya sudah merah padam.. dengan gagahnya tegas ke atas dengan urat-uratnya yang melingkar-lingkar di sekeliling batang penis.
Nita sesekali menjilati ujung kontolku dan juga buah pelirku.
Ketika Nita melihat kontolku sudah bersih dari lendir yang membuat licin itu.. dia kembali menyuruhku memasukkan kontolku..
Tetapi kali ini Nita yang menuntun penisku.. bukannya ke lubang memeknya melainkan ke lubang duburnya yang sempit itu.
Aku menggigit bibirku merasakan sempit serta hangatnya lubang dubur Nita..
Ketika kontolku sudah menyelusup masuk sampai ke pangkalnya.. Nita menyuruhku memaju-mundurkan kontolku..
Rrrbbb.. segera aku mulai menggerakkan kontolku.. pelan-pelan sekali.
Kurasakan betapa ketatnya dinding dubur Nita menjepit batang kontolku itu.. terasa menjalar di seluruh batangnya.. bahkan terus menjalar sampai ke ujung kakiku.
Benar-benar rasa nikmat yang luar biasa.. baru beberapakali aku menggerakkan kontolku.. aku menghentikannya karena aku kuatir kalau air maniku memancar.. rasanya sayang sekali jika kenikmatan itu harus segera lenyap.
Nita menggigit pundakku ketika aku menghentikan gerakanku itu, ia mendesah minta agar aku meneruskan permainanku.
Setelah kurasa agak tenang.. aku mulai lagi menggerakkan penisku menyelusuri dinding dubur Nita itu..
Akan tetapi.. dasar sudah lama menahan rasa geli di kemaluanku.. tanpa dikomando lagi air maniku tiba-tiba memancar dengan derasnya..
"Errghh.." aku melenguh keras sekali.. sementara Nita juga mencengkeram pundakku.
Aku jadi loyo setelah duakali memuntahkan air mani yang aku yakin pasti sangat banyak. Tanpa tenaga lagi aku terguling di samping tubuh Nita..
Kulihat kontolku yang masih setengah ngaceng itu berkilat oleh lendir yang membasahinya.
Nita langsung bangun dari tempat tidur.. dengan telanjang bulat ia keluar mengambil air dan dibersihkannya penisku itu..
Aku tau kali ini dia tak mau membersihkannya dengan lidah.. karena mungkin dia kuatir kalau ada kotorannya yang melekat.
Setelah itu disuruhnya aku telungkup agar memudahkan dia memijatku.. aku jadi tertidur..
Di samping karena memang lelah.. pijatan Nita benar-benar enak.. sambil memijat sesekali dia menggigiti punggungku dan pantatku.
Aku benar-benar puas menghadapi pertempuran kelamin dengan perempuan satu ini.
Aku tertidur cukup lama, ketika terbangun badanku terasa segar sekali.. karena selama aku tidur tadi Nita terus memijit tubuhku.
Ketika aku membalikkan tubuhku.. ternyata Nita masih saja telanjang bulat..
Tuinkk..! Kontolku mulai ngaceng lagi melihat tubuh Nita yang sintal itu.. tanganku meraih susunya dan kuremas dengan penuh gairah..
Nitapun mulai meremas remas kontolku yang tegang itu.
“Yuk kita ke kamar mandi..” ajakku
“Sapa takut..!” Balas Nita menantang.
Aku menarik tangan Nita keluar kamar sambil bugil tapi aku sempatkan menyambar 2 buah handuk kemudian berjalan mengendap masuk..
takut ketauan tetangga sebelah rumah kost dan mengunci pintu kamar mandinya dari dalam.
”Nit.. kamu seksi banget..” desisku sambil lebih mendekatinya dan langsung mencium bibirnya yang ranum.
Nita membalas ciumanku dengan penuh gairah.. aku mendorong tubuhnya ke dinding kamar mandi.
Tanganku membekap dadanya dan memainkan putingnya. Nita mendesah pelan.
Ia menciumku makin dalam. Kujilati putingnya yang mengeras dan ia melenguh nikmat.
Aku ingat.. pacarku paling suka kalau aku berlama-lama di putingnya.
Tapi kali ini tidak ada waktu.. karena sudah menjelang pagi. Nita mengusap buah zakarku.
Kunaikkan tubuh Nita ke bak mandi. Kuciumi perutnya dan kubuka pahanya.
Bulu kemaluannya rapi sekali. Kujilati liangnya dengan nikmat, sudah sangat basah sekali.
Ia mengelinjang dan kulihat dari cermin.. ia meraba putingnya sendiri, dan memilin-milinnya dengan kuat.
Kumasukan dua jari tanganku ke dalam liangnya, dan ia menjerit tertahan.
Ia tersenyum padaku.. tampak sangat menyukai apa yang kulakukan.
Jari telunjuk dan tengahku menyolok-nyolok ke dalam liangnya dan jempolku meraba-raba kasar klitorisnya.
Ia makin membuka pahanya, membiarkan aku melakukan dengan leluasa.
Semakin aku cepat menggosok klitorisnya.. semakin keras desahannya.
Sampai-sampai aku khawatir akan tetangga sebelah rumah dengar.. karena dinding kamar mandi bersebelahan tepat dengan dinding rumah tetangga.
Lalu tiba-tiba ia meraih kepalaku dan seperti menyuruhku menjilati liangnya.
”Ahhh.. ahhh.. Mas.. Arghhhh..uhhh.. Maaasss..”
Ia mendesah-desah girang ketika lidahku menekan klitorisnya kuat-kuat dan jari-jariku makin mengocok liangnya.
Semenit kemudian.. Nita benar-benar orgasme dan membuat mulutku basah kuyup dengan cairannya.
Ia tersenyum.. lalu mengambil jari-jariku yang basah dan menjilatinya sendiri dengan nikmat.
Ia lalu mendorongku duduk di atas toilet yang tertutup.. Ia duduk bersimpuh dan mengulum kontolku yang belum tegak benar.
Jari-jarinya dengan lihai mengusap-ngusap bijiku dan sesekali menjilatnya.
Baru sebentar saja, aku merasa akan keluar. Jilatan dan isapannya sangat kuat, memberikan sensasi aneh antara ngilu dan nikmat.
Nita melepaskan pagutannya dan langsung duduk di atas pangkuanku.
Ia bergerak-gerak sendiri mengocok penisku dengan penuh gairah.
Dadanya naik-turun dengan cepat.. sesekali kucubit putingnya dengan keras.
Ia tampak sangat menyukai sedikit kekerasan. Maka dari itu aku memutuskan untuk berdiri dan mengangkat tubuhnya..
hingga sekarang posisiku berdiri.. dengan kakinya melingkar di pinggangku. Kupegang pantatnya yang berisi dan mulai kukocok dengan kasar.
Nita tampak sangat menyukainya. Ia mendesah-desah tertahan dan mendorong kepalaku ke dadanya.
Karena gemas, kugigit dengan agak keras putingnya. Ia melenguh.. ”Oh.. gitu masshh.. gigit seperti itu.. aghhh..”
Kugigit dengan lebih keras puting kirinya, dan kurasakan asin sedikit di lidahku.
Tapi tampaknya Nita makin terangsang. kontolku terus memompa liangnya dengan cepat, dan kurasakan liangnya semakin menyempit..
Kontolku keluar-masuk liang memeknya dengan lebih cepat, dan tiba-tiba mata Nita merem melek..
Ia semakin menggila.. lenguhan dan desahannya semakin kencang hingga aku harus menutup mulutnya dengan sebelah tangannku.
”Ah mashh.. Ehmm.. Arghh.. Arghhh.. Ohhhhh uhhhhhh..” Nita orgasme untuk kesekiankalinya dan terkulai ke bahuku.
Karena aku masih belum keluar, aku mencabut penisku dari liangnya yang banjir cairannya..
Lalu kubalikkan tubuhnya menghadap toilet. Biasa kalau habis minum staminaku memang suka lebih gila.
Nita tampak mengerti maksudku, ia menunggingkan pantatnya, dan langsung kutusuk kontolku ke liangnya dari belakang.
Ia menggeram senang.. dan aku bisa melihat seluruh tubuhnya dari cermin di depan kami. Ia tampak terangsang, seksi dan acak-acakan.
Aku mulai memompa liangnya dengan pelan, lalu makin cepat, dan tangan kiriku meraih puting payudaranya.. memilinnya dengan kasar.. sementara tangan kananku sesekali menepuk keras pantatnya.
Kontolku makin cepat menusuk-nusuk liangnya yang semakin lama semakin terasa licin.
Tanganku berpindah-pindah, kadang mengusap-ngusap klitorisnya dengan cepat.
Badan Nita naik-turun sesuai irama kocokanku.. dan penisku semakin tegang dan terus menghantam liangnya dari belakang.
Ia mau orgasme lagi, rupanya, karena wajahnya menegang dan ia mengarahkan tanganku mengusap klitorisnya dengan lebih cepat.
Penisku terasa makin becek oleh cairan liangnya.
“Nithh..aku juga mau keluar nih..” ujarku di sela dengus napasku yang memburu.
”Oohh.. tahan dulu masss.. kasih akuhh.. kontolmuhh.. tahan..!!“
Nita langsung membalikkan tubuhnya, dan mencaplok kontolku dengan rakus.
Ia mengulumnya naik-turun dengan cepat seperti permen, dan dalam itungan detik, menyemprotlah cairan maniku ke dalam mulutnya.
”ArGGGhhhh!! Oh yes..!!” Erangku tertahan.
Nita menyedot kontolku dengan nikmat, menyisakan sedikit rasa ngilu pada ujung penisku.. tapi ia tidak peduli..
tangan kirinya menekan buah zakar ku dan kanannya mengocok kontolku dengan gerakan makin pelan.
Kakiku lemas dan aku terduduk di kursi toilet yang tertutup. Nita berlutut dan menjilati seluruh kontolku dengan rakus.
Setelah Nita menjilat bersih kontolku.. ia memakaikan handukku.. lalu memakai handuknya sendiri.
Ia memberi isyarat agar aku tidak bersuara.. lalu perlahan-lahan membuka pintu kamar mandi.
Setelah yakin aman.. ia keluar dan aku mengikutinya dari belakang.
Setelah kejadian itu aku sama Nita semakin gila-gilaan dalam bermain seks.. sampai dengan ibu kosku kembali dari Surabaya..
Tentunya aku hanya bisa melakukannya di malam hari. Haha.. (. ) ( .)
------------------------------------------