Chapter 5
Initiation Party
Hari ke-2, malam hari.
Seluruh isi harem dikejutkan dengan berita bahwa Raja Andrew akan segera memasuki harem. Raja Andrew memang beberapa kali melakukan hal tersebut, datang ke harem tanpa pemberitahuan sebelumnya, untuk mengetes kesiapsiagaan dari selir-selirnya di harem. Malam ini, ia datang dengan berpakaian santai dengan tujuan untuk melihat para peserta dari concubine game yang kelak beberapa di antara mereka akan menjadi selir berikutnya.
Seluruh selir di waktu yang singkat segera merapikan diri mereka dan bergegas menuju ke dalam throne room yang ada di harem. Throne room ini merupakan tempat singgah raja di harem dan juga seringkali tempatnya mengadakan pesta dengan para selirnya. Selain pada saat kedatangan raja, ruangan ini selalu kosong dan tidak pernah digunakan.
Saat ini para selir sudah berbaris rapi di dalam throne room, sesuai dengan urutan pangkat mereka. Ratu Vivian berada di samping kursi yang akan diduduki oleh raja, kemudian diikuti oleh selir dengan status paling tinggi di dekatnya. Para peserta concubine game berdiri paling jauh dari kursi sang raja. Mereka telah berbaris rapi tanpa sehelai benangpun. Ini adalah protokol yang telah berjalan sejak harem terbentuk, bahwa para selir harus menyambut raja dalam keindahan tubuh mereka. Meskipun hanya dalam waktu yang singkat, seluruh wanita tersebut tetap dapat menunjukkan kualitas yang terbaik. Jelas terlihat bahwa kecantikan natural mereka memang adalah kualitas yang harus dijaga di dalam harem ini.
“Panjang umur bagi Raja Andrew” teriakan pengawal raja ketika Raja memasuki Throne room.
Ratu, selir, dan para peserta concubine game segera membungkukkan badan untuk memberi hormat pada Raja Andrew yang memasuki ruangan.
Raja Andrew dikenal sebagai raja yang bertangan dingin dan penuh wibawa saat berada di pusat pemerintahan. Namun ia adalah sosok yang sangat berbeda di dalam harem. Harem seakan menjadi tempat pelariannya untuk mencurahkan seluruh emosinya dan menunjukkan sifat aslinya. Hal inilah yang membuat kerahasiaan harem menjadi suatu hal yang sangat dijaga, agar tidak merusak citra raja yang telah dijaga rapi di dunia luar. Di dalam harem, raja dapat mengekspresikan kebebasannya, fantasi, bahkan keliarannya yang tidak diketahui oleh seorang pun di luar harem.
Seluruh selir yang ada di dalam harem juga telah bersumpah untuk setia dan menjaga kerahasiaan ini. Untuk mereka yang setia, tentu saja raja menjanjikan hidup yang serba berkecukupan bagi mereka di dalam harem dan untuk keluarganya di luar sana. Namun bagi mereka yang melanggar, bisa dipastikan mereka akan dihukum sangat berat sebagai pengkhianat negara, juga bagi keluarga mereka di luar sana.
“Berdirilah kalian semua” ucap raja disertai senyum pada bibirnya.
Ia mulai berjalan perlahan, sambil menginspeksi para peserta concubine game yang telah berbaris rapi di sisi kiri dan kanannya. Ini memang kali pertamanya raja Andrew melihat peserta concubine game ke-4 ini secara langsung. Sebelumnya ia hanya mendengar kabar burung yang beredar di istana mengenai betapa cantiknya para peserta tahun ini.
Ia sempat berhenti sejenak di depan Yuna dan Sarah yang berdiri bersebelahan. Suatu kontras terlihat di diri mereka berdua, Yuna dengan wajahnya yang lugu menunjukkan kesuciannya sebagai putri dari seorang pemuka agama, sedangkan Sarah dengan perangainya yang menggoda sebagai wujud dari profesinya selama ini. Ia mengamat-amati kedua orang ini, nampaknya raja tertarik pada keduanya. Kemudian ia melanjutkan langkahnya untuk mengamati para peserta yang lain.
Raja Andrew kemudian berhenti lagi saat ia melewati selir Ashe, ia mengecup bibirnya lembut sebelum kembali melanjutkan langkahnya. Selir Ashe memang selama ini dianggap sebagai orang nomor dua yang memiliki pengaruh di dalam harem, setelah ratu Vivian. Ia dipercaya memiliki kedekatan yang khusus dengan raja Andrew. Dengan kecantikan dan auranya yang begitu menawan, memang ia pantas untuk memperoleh semuanya itu. Ratu Vivian yang melihat kejadian itu, berusaha untuk tetap tenang walaupun ada rasa iri di dalam hatinya.
Raja melanjutkan langkahnya dan duduk di kursinya. Ia membelai lembut payudara Ratu Vivian yang berdiri di sampingnya.
“What a pleasant night. Kalian sungguh sangat cantik malam hari ini.” ucapnya sambil memainkan puting ratu Vivian.
Ia kemudian menatap ratu Vivian, “Coba perkenalkan para peserta tahun ini kepadaku, honey.”
Ratu Vivian kemudian menepukkan tangannya dua kali sebagai perintah untuk para peserta berbaris di hadapan tahta raja. Ratu Vivian kemudian memanggil para peserta satu per satu dengan nama mereka dan menjelaskan latar belakang mereka kepada Raja Andrew. Setiap peserta yang dipanggil namanya, maju dari posisi berdiri mereka untuk melangkah ke depan tahta raja menunjukkan diri mereka kepada raja Andrew. Raja Andrew memperhatikan dengan detail mulai dari wajah, payudara hingga daerah intim mereka satu per satu. Para peserta yang tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini berusaha untuk menggoda Raja Andrew dan menampilkan pesonanya.
“Peserta tahun ini, kurasa merupakan peserta terbaik sepanjang 4 tahun acara ini diadakan. Aku melihat banyak sekali potensi dan sensualitas yang ada di mereka.” Ucap Raja Andrew yang mulai menunjukkan sifat aslinya yang santai, melepaskan semua beban berat yang ada di pundaknya saat menjalankan pemerintahan.
“Tujuanku datang malam hari ini adalah untuk bertemu dengan selir-selirku yang cantik, dan juga untuk melihat kebolehan kalian semua untuk menjadi calon selirku nanti. Aku tahu, banyak diantara kalian yang pasti sudah lama tidak merasakan kepuasan seksual akhir-akhir ini. Malam ini kita akan berpesta, semua boleh menikmati oragasmenya malam hari ini sebagai hadiah dariku untuk kerja keras kalian mengumpulkan para wanita cantik tahun ini.” Ucapnya untuk memulai pesta yang akan digelar hari ini.
“Let the party begin” ucapnya untuk mengesahkan pesta seks yang dinanti-nantikan para selir di tempat ini.
Para selir yang memang sudah lama merasakan kekeringan seksual di tempat ini, tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Mereka segera mencari pasangan untuk diri mereka, beberapa dari mereka memanggil asistennya untuk menghampiri mereka. Beberapa yang lain juga mengambil sex toys yang telah disediakan di meja utama ruangan ini untuk memuaskan diri mereka.
Persenggamaan baik dengan wanita lain ataupun dengan sex toys memenuhi seluruh ruangan tersebut. Lenguhan demi lenguhan mengisi keheningan yang biasanya menyelimuti ruangan pesta ini.
Ratu Vivian dan selir Ashe sebagai dua wanita favorit dari raja Andrew, segera menghampirinya untuk memuaskan hasratnya. Mereka mulai melucuti pakaian yang dari tadi menyelimuti tubuh sang raja. Belaian demi belaian menghiasi proses ini, kecupan-kecupan manja di bibir dan tubuh sang raja, memastikan bahwa Raja Andrew merasakan kenikmatan yang ia cari di dalam haremnya ini.
Tubuh raja Andrew dapat dikatakan merupakan tubuh idaman yang didambakan oleh setiap pria. Ia memiliki tubuh yang cukup tinggi dengan perawakan yang tegap dengan otot yang menghiasi tubuhnya. Ia memang selama ini rutin melatih dirinya dalam berbagai bela diri dan olah raga, untuk memastikan tubuhnya bugar dan siap untuk memimpin pasukannya berperang apabila dibutuhkan.
Selir Ashe berlutut di depan tubuh telanjang raja Andrew dan mulai mengulum penisnya yang telah berdiri tegak. Sedangkan ratu Vivian mengecup lembut bibir sang raja, sambil seringkali beradu lidah dengan panas.
Kuluman demi kuluman selir Ashe disertai sapuan lidahnya, berhasil membuat raja Andrew keenakan. Sang raja menahan kepala Ashe untuk memastikan seluruh penis 16cm nya masuk ke dalam mulut Ashe. Walaupun Ashe sudah sering melakukan deep throat pada penis maupun dildo raja, namun tidaklah mudah untuk dapat menerima sodokan-sodokan kasar itu di dalam mulutnya. Beberapa kali ia tersedak kewalahan untuk mengatur nafasnya, liurnya mengalir deras menetes ke lantai dan membasahi penis raja menjadi mengkilap.
Ratu Vivian yang juga ingin memuaskan raja, ikut berlutut dan bergantian menjilati batang kenikmatan raja. Tangannya juga aktif untuk merangsang payudara Ashe yang berukuran lebih besar dari miliknya. Sodokan-sodokan kasar blowjob itu berhasil ditangani ratu Vivian, dibalik keanggunannya sebagai seorang ratu, ia memang memiliki hasrat seksual yang begitu besar. Ia seringkali meminta dipuaskan oleh para selir lain di kala gairahnya sudah tidak tertahankan. Bahkan ia juga memiliki banyak sekali koleksi sex toys di kamarnya untuk memuaskan hasratnya. Memang ia merupakan satu-satunya wanita di dalam harem yang boleh bermasturbasi tanpa persetujuan dari siapapun.
Beberapa menit kemudian, raja Andrew berdiri dari kursinya, dan berbalik arah 90 derajat untuk terus menikmati blowjob dari sang ratu. Selir Ashe yang sedari tadi belum mendapat giliran untuk melanjutkan blowjobnya, saat ini berpindah posisi ke belakang raja dan menservis lubang pantatnya dengan sapuan-sapuan lidahnya. Ia tidak segan untuk menjulurkan lidahnya dan memasukannya ke lubuang anal sang raja. Lidahnya menari-nari di dalam lubang anal raja, tidak jarang jemarinya juga memberikan rangsangan pada sang raja.
Di tengah adegan yang panas ini, seorang high concubine lainnya, selir Izebel mendatangi raja dan kedua wanitanya. Dia bergabung bersama mereka dan memberikan payudaranya untuk dihisap sang raja. Selir Izebel merupakan seorang putri bangsawan dari kerajaan Dalmasca, yang sudah mengabdi selama lebih dari dua puluh tahun. Ia memang dikenal sebagai salah satu selir tercantik di lingkungan harem. Selir Izebel merupakan nyonya dari Cindy, dan dikenal memiliki kecerdasan di atas rata-rata selir lainnya.
Ia membelai lembut rambut sang raja, sembari menikmati hisapan-hisapan pada putingnya. Payudaranya yang berukuran 34C membusung sempurna, seringkali membuat selir lainnya minder. Bentuk payudaranya yang proposional dan kencang tentu saja meningkatkan gairah sang raja yang saat ini sedang menikmati jilatan lidah raja di putingnya.
Sejurus kemudian, ia terlihat mendekati telinga raja dan membisikkan sesuatu di telinganya. Raja yang mendengar hal itu, sempat menghentikan sejenak aktivitasnya, untuk menatap mata Izebel. Ia ingin memastikan bahwa berita yang diterimanya baru saja, memang benar adanya. Izebel menatap tajam mata raja dan menganggukkan kepalanya sebagai tanda konfirmasi akan berita yang baru saja ia berikan.
Tidak ingin menimbulkan kecurigaan, raja kembali melanjutkan aktifitasnya untuk menjilati payudara Izebel. Walaupun ia berusaha menikmati apa yang sedang terjadi di ruangan itu, berita yang baru saja ia dengar mengusik pikirannya. Ia pun mengangkat sebelah tangannya, dan seketika itu juga seluruh aktivitas di ruangan itu berhenti.
“Aku memutuskan untuk menghabiskan malam ini dengan selir Izebel di kamar pribadiku. Kalian silahkan lanjutkan pesta ini dan nikmati seluruh fasilitas yang ada.” Ucap sang raja sambil meraih tangan selir yang dimaksud dan berjalan masuk ke kamarnya yang berada di belakang kursi tahtanya.
Diliputi kebingungan, seisi ruangan itu sempat menjadi hening untuk beberapa waktu. Memilih selir Izebel di saat ratu dan selir kesayangannya sedang memberikan servis yang terbaik untuk raja, jelas merupakan hal yang tidak biasa dilakukan Raja Andrew.
Selepas kepergian raja dari throne room, ratu Vivian tidak bisa menahan kekecewaannya. Terpancar jelas dari raut mukanya, rasa kesal yang mendalam bahwa kebersamaannya dengan raja harus di akhiri begitu cepat. Ia bahkan belum sempat mendapatkan apa yang ia nantikan beberapa hari ini, yaitu penih keras sang raja yang menghajar vaginanya dengan kasar. Merasa tidak ada lagi yang dapat memenuhi hasratnya malam itu, ia memutuskan untuk keluar juga dari ruangan dan membawa Sarah, peserta concubine game yang juga adalah asistennya untuk kembali ke kamar tidurnya.
Selir-selir yang lain masih berada di dalam throne room, walaupun kondisinya membingungkan namun kesempatan untuk dapat memuaskan hasrat seksual mereka tidak datang terlalu sering. Mereka tidak menyianyiakan kesempatan dan melanjutkan aktivitas seksual mereka. Erangan demi erangan, dan teriakan orgasme bagi sang raja terus bergema di dalam ruangan itu, setidaknya hingga 4 jam kemudian saat lonceng berbunyi tanda pergantian hari.