Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG MIMPI DALAM LAUTAN AMBISI

Part 3







3rd POV



Dika dan Disti berpelukan semakin erat, saling memberikan kehangatan dan luapan kasih sayang. Setelah puas saling mendekap, Dika melepaskan pelukannya. Dengan mesra ia menatap wajah Disti istrinya, lalu jemarinya menyibak helaian rambut yang menutupi cantik wajahnya. Disti yang masih memeluk leher Dika hanya tersenyum manis.

Dika mengecup dahi Disti dengan lembut sambil membayangkan hari-hari indah yang akan mereka jalani sebagai suami-istri. Dari dahi ia berpindah mengecup bibir manis Disti, tangannya mulai turun memeluk pinggang ramping sang istri. Mereka berdua saling beradu lidah secara pelan dan romantis; sama-sama menikmati malam yang penuh kehangatan.

“Eemmmph.” suara Disti sedikit mendesah.

Dika menggigit bibir atas Disti secara lembut membuat Disti sedikit mendesah.

“Eempphhh…”

Tangan Dika tak hanya diam, yang tadinya melingkar pada pinggang Disti, mulai beranjak ke dadanya. Dengan lembut ia mengusap tonjolan di balik pakaian istrinya.

Perlahan tapi pasti, tangan itu menelusup, membuka pakaian Disti tanpa melepas pagutan dan ciuman mereka yang semakin panas penuh gairah. Disti yang sudah pasrah pada perlakuan Dika, hanya memejamkan mata untuk meresapi semuanya.

Saat semua kancing baju itu sudah terlepas semua, Dika melepaskan ciumannya. Disti melepaskan bajunya yang sudah tidak terkancing di bawah tatapan nanar Dika. Nafas Dika semakin pendek saat tonjolan daging putih istrinya terpampang, menyembul dan menantang di balik bra hitam yang masih melingkar dan menangkup ujung kedua bulatan besar situ.

Tangan Dika bergerak untuk melepaskan kaitan bra di punggung Disti; dan setelah bra itu terlepas ia melemparkannya sembarangan, lalu kembali menikmati bibir manis milik Disti. Tangan Dika bergerak untuk meremas payudara Disti yang terhimpit di antara pelukan mereka. Gerakan telapak tangannya sangat perlahan dan hati-hati, seakan tidak mau terburu-buru. Ia begitu menikmati sentuhan-sentuhannya, begitu pula Disti, ia begitu meresapi ciuman dan sentuhan tangan Dika. Matanya semakin terpejam dan desahan-desahan lembut dari mulutnya kian kerap terdengar.

Sekali-kali Dika memilin dan mencubit-cubit kecil puting payaudara Disti, membuat Disti semakin mendesah dan mengernyitkan dahi karena merasakan geli dan nikmat yang amat sangat.

Lalu Dika melepas bibir manis Disti dan menghirup wangi badannya. Dika mengecupi dan menghirup aroma tubuh sang istri mulai dari leher hingga dada, sesekali Dika menghembuskan nafas pada kulit halus dan mulus Disti untuk membuat rangsangan-rangsangan tambahan. Disti pun semakin bernafsu, kepalanya menengadah ke atas menikmati perlakuan Dika.

Merasa tak sabar, Disti menekan kepala Dika agar menciumi lehernya semakin dalam, sambil mendesah-desah nikmat. Sekujur tubuhnya meremang ketika cumbuan Dika menyusuri leher jenjangnya, lalu semakin turun menuju pangkal payudaranya.

Disti semakin terbakar birahi, sedangkan Dika sendiri kian terbius oleh keindahan dan wangi khas kulit tubuh Disti. Libido Dika semakin tinggi.

Ketika ciuman Dika sampai pada gundukan payudara Disti, ia bukan hanya mengecupinya, melainkan juga menjulurkan lidah untuk menjilatinya. Desah Disti berubah erangan-erangan, sedangkan Dika mendengus-dengus terdorong oleh hawa nafsu.

Akhirnya… mulut Dika sampai pada puting merah jambu milik Disti, dan mengecupnya. Dika langsung memainkan putting itu dengan lidahnya disertai gigitan-gigitan kecil. Disti sendiri semakin gelisah, ia menggelinjang sambil mendongakan kepala, tangannya tak henti meremas rambut Dika. Mulutnya terbuka mengeluarkan desahan dan erangan.

Setelah puas memainkan payudara Disti, Dika pun kembali mencium bibir Disti, dan disambut dengan buas, keduanya langsung saling melumat dan membelitkan lidah.

“Mmmmphh…” lenguh mereka berdua.

Kemudian Disti menghentikan ciumannya dan memegang pipi Dika, lalu ia menempelkan hidungnya pada hidung Dika dengan nafas tersengal dan bibir yang basah. Keduanya bertatapan lembut dan mesra.

“Phhiu.. jangan cepat-cepat, aku pengen nikmatin malam pertama kita yang masih panjang ini.” Disti mendesah lembut.

Dika hanya tersenyum dan kembali memagut bibir Disti.

“Mmmphhh.” kembali terdengar suara desahan di tengah ciuman mereka berdua.

Puas berciuman, Dika melepaskan bibirnya, lalu kembali mengendusi dan menghirup aroma tubuh Disti. Berulangkali ia menghembuskan nafas pada leher Disti membuatnya semakin terbakar gairah. Ciuman Dika kembali pada payudara mengkal dan besar itu, sekali lagi ia menghirup aroma tubuh Disti, wangi badan Disti yang khas membuat Dika mabuk kepayang. Ia semakin betah menciumi, menjilat, mengemut, dan menggigit payudara Disti.

“Mphiu sayaang, hhmpp kamu aahhh.” desah Disti menahan rasa geli pada payudaranya.

Dika tak peduli pada rengekan Disti, ia semakin asik mengemut puting seksi istrinya dan menggigitinya pelan.

“Aahhh sayang.. aaahhh… mmp aahh cuukuup, phiuuh.” desah Disti.

“Eehhmmpppp.” hanya suara emutan yang terdengar di bibir Dika.

“Ahhh Mpiuuu… aaah… jangan truss disitu, akuu gaakk taahan aaakhhh…” suara Disti mendesah dan tangannya mulai menahan kepala Dika yang sedang mencumbu payudaranya.

Dika kembali menyejajarkan wajahnya, dan langsung disambut oleh ciuman Disti. Keduanya kembali saling berpagutan. Dika mengemut bibir atas Disti, dan Disti mengemut bibir bawahnya. Keduanya sama-sama terhanyut dalam indahnya penyatuan rasa cinta dan juga sentuhan-sentuhan yang mereka lakukan.

Dika menikmati cumbuan itu detik demi detik, sambil mengelus-elus rambut Disti, menandakan betapa ia menyayangi sang istri.

Disti melepas pagutan Dika, lalu menatap teduh wajah suaminya sambil memegang kedua pipinya.

“I love you, my mpiu…” bisiknya.
“I love you too, my mhiu..” jawab Dika sambil mengecup kening Disti.

Kemudian Dika membaringkan Disti, menindih tubuhnya lalu mencium bibir seksinya. Tangan Dika mulai mengerayangi payudara Disti dengan mengusap lembut, lalu mulai turun ke bawah hingga sampai pada bagian atas selangkangannya.

Tapi ketika tangan Dika hendak menelusup ke dalam celana Disti, tiba-tiba ia menghentikan elusannya. Matanya menatap mesra Disti seolah meminta ijin. Disti memandang wajah Dika lalu tersenyum, tangannya membimbing tangan Dika agar menelusup kedalam celana tidurnya.

“Ini milikmu, mphiu.. aku ingin kamu menikmatinya.” bisiknya sambil mengusap pergelangan tangan Dika.

Tangan Dika pun menyusup masuk, mengusapi bulu kemaluan Disti yang tipis dan halus. Disti semakin merenggangkan pahanya sambil mengernyit geli sekaligus nikmat. Akhirnya, tangan Dika menyentuh belahan vagina Disti. Diusapnya vagina itu dengan lembut.

Disti yang sudah terbakar gairah langsung mengangkat pinggulnya dan menurunkan celana tidurnya hingga dirinya terlentang polos tanpa pakaian. Dika terus mengusap-usap vagina yang belom terlalu basah dengan pandangan nanar.

“Aaahh sayang aaaah.” desah pelan Disti.

Tak mau berlama-lama, tangan Disti membuka celana Dika, hingga penis besar dan panjangnya mengacung. Nampak gagah di mata Disti. Ia mulai menggenggam penis Dika dan mengelus dengan telapak tangannya yang halus, sekali-kali jempolnya mengusapi ujung penis Dika yang nampak mengkilap. Mendapat perlakuan seperti itu, Dika meringis nikmat, usapannya pada vagina Disti semakin cepat.

Dika beringsut merubah posisinya tanpa melepaskan tangan Disti yang terus mengocok pelan batang penisnya. Ia merebahkan diri di samping pinggul Disti, sekarang di hadapannya terpampang vagina seksi istrinya.

Dika meneguk air liur saat melihat belahan bibir vagina yang dihiasi bulu-bulu yang tertata rapi. Wajah Dika mulai mendekati vagina Disti, dan terciumlah aroma khas yang yang membuatnya kian bergairah.

Kedua jarinya menyibak bibir kemaluan dan membuka belahan vagina Disti. Kembali ia meneguk air liurnya ketika melihat lubang vagina Disti yang merah merekah, dengan klitoris yang tak begitu besar menyempil di atas belahannya. Mulut Dika mendekat dan mulai menjilat vagina Disti.

Aroma vagina itu semakin tajam tercium, seiring lelehan lendir putih yang keluar dan membasahi vagina Disti. Dika semakin bergairah dan kian bersemangat bermain di vagina Disti.

Disti yang merasakan geli sekaligus nikmat, mulai mendesah-desah sambil meremas rambut Dika, sesekali ia menekan kepala suaminya seakan tak ingin mulut Dika terlepas dari vaginanya

“Eeemmhpp ahhh sayangggahr geli ahhh…”

Jilatan Dika makin intens, dan berpindah pada klitoris milik Disti yang kecil itu, desahan Disti semakin kencang.

“Sayang… sshh ahh… iya di situ… terus aahh… mainin di situ teruss… eemmmpph….”

Akhirnya tangan kanan Dika pun tak hanya diam begitu saja, dimasukan dua jarinya ke liang vagina Disti yang sudah semakin basah. Sambil menjilati klitorisnya, jari tangan Dika mencolok-colok lubang vagina Disti yang berkedut basah.

“Ahh sayang.. ahh ahh aaahhh… pelan-pelan.” semakin kenceng desahan Disti.

Dua jari Dika, yang sudah masuk ke dalam lubang vagina Disti, diarahkan ke atas dinding-dindingnya, ada jendolan kecil di situ, lalu Dika memainkannya secara kencang. Disti semakin menikmati permainan Dika, sampai akhirnya kedua tangan Disti menahan tangan dan kepala Dika yang sedang bermain di vaginanya. Dika melirik pada Disti yang sedang merem-melek dengan nafas yang tak beraturan.

“Aahhhh aaahhh… teruss emmmph… ahh kencengin lagi… eeemmmph…” dengan nada yang tak beraturan.

Dika pun kian bersemangat, jarinya semakin kencang memainkan vagina Disti. Tak lama kemudian, Disti menaikan perutnya…

“Aaaahhhh aaahh jangannaaahhhrr berenti ahhh.” racau Disti.

“Aku mau aaaahhhhhhhh….”

Lalu keluar cairan dari vaginanya hingga mengenai wajah Dika.

Dika membiarkan Disti untuk beristirahat sejenak, terdengar nafas Disti yang belum teratur. Dika lalu beringsut merubah posisinya menjadi tiduran di samping Disti, lalu Disti menghadap ke arah Dika, dengan mata yang sendu mereka berdua saling bertatapan.

“Kamu istirahat dulu aja.” ujar Dika.

Disti hanya tersenyum, lalu ia mencium bibir suaminya dengan lembut, tanpa memedulikan bibir Dika yang masih belepotan oleh lendir dari vaginanya.

Lalu Dika melepaskan ciuman Disti, dan mengelus pipinya sambil memberikan seulas senyum.

“Sepertinya aku udah mulai bahagia bersama kamu, bukan karena ini tapi karena kamu tulus menerima aku.” ujar Dika sambil terus mengelus pipi Disti tanpa melepaskan pandangannya.

Disti hanya tersenyum lembut sambil bibirnya berucap tanpa suara.

“I love you, my mphiuu!!”

Mereka pun tetap bertatapan, lalu wajah mereka semakin mendekat kembali, dan saling cumbu pun sudah tak terhindarkan.

Setelah bercumbu, Dika kembali menghirup aroma badan Disti dengan mengemut putingnya yang mengacung keras. Dika mainkan jarinya pada lingkaran aerola payudara, membuat Disti mulai merasa kegelian, sedikit suara tawa manja dari Disti…

“Aaahh ahahahaaaaahhh, mpphiiiuu, ih kamu mah nakal.”

Lalu Dika bangkit dan duduk di atas badan Disti, diarahkan penisnya yang sudah mengeras ke mulutnya Disti.

“Kkkamu mmmau ngapain?” tanya Disti sedikit gelagapan melihat batang penis Dika di hadapan mulutnya.

“Emutin.” jawab Dika sambil mengusapkan penisnya ke bibir Disti.

“Mphiu, aku lum terbiasa, entar lagi aja yah, pelan-pelan aku belajar.. mmmh…” Disti sedikit menolak, tapi bibirnya malah mencium lubang kencing penis Dika agar suaminya tak kecewa.

“Tak apa, kita lakukan lagi nanti.” lalu Dika turun dari tubuh Disti sambil tersenyum dan mengusap pipinya.

Dika tidak mau memaksa Disti untuk mengoral penisnya, ia langsung menelungkup di atas tubuh Disti. Dicumnya kembali bibir istrinya sambil mengarahnya penisnya ke lubang vagina Disti.

“Eehhmmp.” desah Disti.

Pelan-pelan Dika memasukan penisnya ke dalam vagina Disti, terasa hangat dan sempit pada kulit penisnya.

“Aaahhhh.” suara desah bersama.

Pelan tapi pasti batang penis Dika masuk semua dalam vagina Disti, lalu membiarkannya sejenak untuk menikmati pijitan dinding-dinding sempit vagina Disti. Lalu Dika mengangkat pinggulnya agar penisnya tertarik keluar dan ditekankannya lagi pinggulnya secara perlahan, penisnya kembali terbenam.

“Aww ahh.. iya pelan dulu aja ahh.” desah Disti.

Sambil menggenjot vagina Disti, Dika kembali menikmati bibir Disti. Kali ini, Dika mengemut bibir Disti dengan sedikit kasar, dan Disti pun membalasanya secara kasar juga. Lidah Disti menyeruak masuk ke dalam mulut Dika, kedua lidah mereka saling bertautan seiring goyangan pinggul Dika.

“Eemmmhh emhh ah…”

Diangkatnya tubuh Disti.

Selepas ciuman itu, Dika meremasi payudara Disti dengan cepat, kemudian bergoyang mengikuti irama hentakan pinggulnya. Puting Disti yang tegang membuat Dika menggigitnya sedikit kasar, membuat Disti sedikit berteriak.

“Ihh jangan aaaahh sayang jangan hhhm aahh…” berbeda dengan mulutnya, Disti malah terlihat membiarkan perlakuan Dika tanpa menghentikannya.

Dika terus menggigit sambil sesekali menarik puting Disti hingga memerah. Hentakan pinggul Dika semakin cepat, tapi tak memperlihatkan bahwa ia akan segera mencapai puncaknya.

“Aahhh ahh sayang hhhm…” Disti pun semakin terhanyut dalam kenikmatan yang ia rasakan.

Dika lalu menghentikan gerakannya sejenak, lalu membalikan badannya tanpa melepaskan penisnya, sehingga kini Dika berada di bawah. Disti langsung menggoyangkan badannya, kedua payudara berayun di hadapan wajah Dika. Kemaluan mereka semakin cepat beradu, saling menyambut, saling berkecipak.

Penis Dika keluar-masuk seiring goyangan dan pompaan Disti. Dika pun semakin merasakan nikmat dan sudah mendekati puncak.

“Aahh ahh ahh…”

Suara desahan di kamar terasa sangat jelas. Disti mempercepat goyangnya.

“Sayang, ahh jangan cepet-cepet nanti aku keluar duluan.” lenguh Dika.

Sepertinya Disti sudah mengetahui titik lemah Dika, bukannya mendengar permintaan Dika, ia malah semakin mempercepat goyangannya.

Dika pun bangun sampai terduduk, dan langsung mendekap tubuh Disti. Kedua payudara Disti terasa empung mengganjal di antara dada mereka. Merasa gemas, ia pun merenggangkan dekapannya, lalu melahap payudara Disti dengan mulutnya. Dika mengigit puting Disti yang sudah memerah. Seiring itu, goyangan pinggul Disti makin cepat.

“Sayangg aaahh… kasar kamu hhmpp ahh…” sambil terus mempercepat goyangannya.

“Sayang aku mau keluar aaahh.” desah Dika.

“Di dalem aja ahh… ga apa eehhmmpp ahhhhh… aku juga mau keluar hhmmmm.” desah Disti.

Tak lama kemudian, Dika dan Disti mencapai puncak kenikmatan secara bersamaan. Sperma Dika menyembur di dalam vagina Disti, disambut oleh cairan orgasme Disti sendiri.

Keduanya mengejang sambil mengerang kencang, tak lama kemudian Dika dan Disti ambruk di atas kasur. Cairan hangat mereka meleleh membasahi paha mereka. Disti yang lemas langsung menindih badan Dika. Dengan mata yang sayu penuh kepuasan, Disti mencium bibir Dika, lalu menyandarkan kepalanya di leher Dika.

Disti memejamkam mata sambil mengatur nafasnya yang masih tersengal, Dika memeluk Disti seakan gak ingin berpisah dengannya. Beberapa menit kemudian terdengar dengkuran halus di telinga Dika, ternyata Disti yang kelelahan langsung tertidur di atas tubuhnya.

Dika melirik jam dinding yang sudah menunjukkan jam 3 pagi. Tanpa membangunkan Disti, ia merebahkan tubuh itu ke samping lalu menyelimutinya. Sebelum ikut berbaring di samping istrinya, Dika mengecup bibir dan kening Disti.

“Selamat mimpi, my mhiiu.” gumam Dika.

Sejenak Dika memandangi wajah Disti yang sudah terlelap, dan sedang tersenyum dalam tidurnya. Dika lalu memeluknya erat dan tertidur menyusul Disti ke alam mimpi yang indah.









*






Tanpa Dika dan Disti sadari, persetubuhan malam pertama mereka telah diawasi oleh seseorang melalui sebuah kamera mini yang terpasang di tempat tersembunyi, di balik figura foto wisuda Disti.

Dengan nafas terengah-engah sang pengintai mengamati persetubuhan Dika dan Disti sambil bermasturbasi, matanya terus mengamati semua perlakuan Dika pada Disti.

“Haaahh.. hhaaahh.. sssttttt.. Diiikkka… kamu itu milikku… aaakkuu taak reeela kkooontolmu dinnikmati waniiita laaiin.. aaarrrggghhh.” dia terus meracau sambil menggesek-gesekkan tangannya pada klitorisnya, sampai akhirnya ia mencapai puncak bersamaan dengan ejakulasi Dika dan Disti













B E R S A M B U N G
 
Lanjutkan mihu.. tanggung kentang
done

Duh kok kentang. Lugunya dika tp jangan si papih udah menyelidiki asal usula keluarga besar dika.
analisanya ok

makasih suhu @D805KI, updatenya....
semoga sampai level tamat ya
drama ini bagus, selamat dika semoga samawa, lanjutkan, inget leva sama reva
hehehe masih jauh om untuk MLJ2

atu atu dulu ane gak bisa upload cerita langsung rentetan suka mandeg ide
 
Terakhir diubah:
makasih ya suhu @D805KI update part 3, wow...asyik2, alus, i like it, mulai distater nih cerita btw menarik diniknati,

Ha...apa yg ibu lakukan...xixixi
mengganti kentang yang kemaren

hihi


Eh buseeet gagal pertamak aja nich maaaaaaaaaakkkkkkkkkkk
haha
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd