Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Ibuku Dinikmati Instruktur GYM

LANJUTAN (PART 5) :Peace:


Pengakuan ke Pak Yono



Sehari setelah kejadian di GYM, aku tiba-tiba bertemu pak Yono di sebuah toko swalayan di dekat kampus ku. Pada saat itu aku memang sedang kuliah, kemudian mengunjungi toko swalayan tersebut usai kuliah untuk membeli minum.


Pak Yono: Ehh mas Rofi, ko di sini mas (Tanya pak Yono sembari memegang beberapa makanan yang akan dibelinya)


Aku: Ehh pak Yon, ini mau beli minum aja pak, justru pak Yon kenapa di sini, jauh loh ini dari rumah pak Yono


Pak Yono: Ituloh mas, aku dari pasar sebelah, sekalian tadi mampir ke sini buat beli beberapa barang (Pasar yang dimaksud pak Yono adalah pasar dekat kampusku, jaraknya cukup jauh dengan rumah pak Yono dan GYM)


Aku: Oalah, kalo aku emang sering ke sini pak, kan kuliah di situ tuh (Aku sambil menunjuk ke arah kampusku)


Pak Yono: Ohh, mas Rofi kuliah di situ ya ternyata



Pada saat bertemu pak Yono, aku langsung terpikirkan dengan kejadian ibuku di GYM beberapa hari lalu. Aku pun tersirat untuk menanyakan hal itu ke pak Yono, pasalnya aku tidak bisa memantau ibu pada saat itu.


Aku: Iyaa pak Yon, aku kuliah di situ, eh pak Yon gimana yang kemarin?? (Tanyaku dengan penasaran)


Pak Yono: Yang apa mas? (Pak Yono justru penasaran kepadaku)


Aku: Yang di GYM itu loh pak! Masa ga ingat


Pak Yono: Ohh yang itu, emhh gimana ya mas, aku gaenak cerita di sini mas


Aku: Yaaah pak Yon, penasaran aku


Pak Yono: Gimana kalo kita cari warung kopi mas, biar enak ceritanya


Aku: Ayoo deh pak kalo gitu



Aku pun mengajak pak Yono untuk naik ke sepedaku, karena pada saat itu pak Yono naik angkutan umum, kita coba cari warung kopi untuk ngobrol. Aku sengaja juga ingin mengantar pak Yono pulang nanti, hitung-hitung sebagai rasa terima kasihku.


Saat boncengan dan mencari warung kopi, pak Yono meminta agar ngopi di warkop yang agak sepi. Aku gatau kenapa pak Yono ingin hal tersebut, namun aku gak ambil pusing, aku pun menuruti apa maunya pak Yono. Hingga pada akhirnya aku menemukan warkop yang sepi, di mana pada saat itu memang hanya ada aku dan pak Yono di warung tersebut, serta satu lagi mas-mas penjaga warungnya.


Aku: Jadi gimana pak yang di GYM kemarin? (Tanyaku ke pak Yono sembari tanganku mencoba menghidupkan api untuk merokok)


Pak Yono: Waah parah mas parah...


Aku: Parah apanya pak? Mereka berempat kemarin cuma olahraga biasa aja kan (Aku masih mencoba positif thinking kepada ibuku di GYM)


Pak Yono: Aku agak gaenak mas ceritanya, aku malah pengen mas Rofi lihat langsung aja deh... Tapi kalo boleh tau kenapa mas Rofi sangat ingin tau tante Siti? Mas Rofi suka cewek-cewek seksi ya? Atau mas Rofi kenal tante Siti? (Pak Yono justru bertanya balik kepadaku)


Aku: Ehh ga gitu pak, gimana yaa, aku juga agak malu bilangnya (Aku merasa canggung setelah ditanya pak Yono)


Pak Yono: Malu maksudnya gimana mas Rof?? (Pak Yono justru penasaran kepadaku)


Aku: Aku kasih tau tapi jaga rahasia ya pak (Pintaku ke pak Yono)


Pak Yono: Iya mas Gimana??


Aku: Tante Siti yang pak Yono maksud itu ibu kandungku


Pak Yono: Haah, Astagfirullah... tenanan mas (beneran mas)? (Pak Yono kaget sekali mendengar jawabanku, hingga kosa kata jawanya keluar)


Aku: Iyaa pak bener, tante Siti itu Ibuku, dia kerja di TU salah satu sekolah, akhir-akhir ini agak berubah setelah kenak GYM


Pak Yono: Astagfirullah, baru tau saya mas, yang sabar ya mas Rof (Kata pak Yono dengan halus sembari matanya masih tampak kaget dan tangan kanannya memgang pundakku)


Aku: Haah, yang sabar maksudnya gimana pak Yon? (Aku penasaran dengan kalimat pak Yon)


Pak Yono: Sebenernya, ibu mas Rofi di GYM itu sering.... (Pak Yono tampak canggung meneruskan kalimatnya)


Aku: Sering apa pak ibuku? (Tanyaku dengan rasa penasaran tinggi)


Pak Yono: Ahhh, maaf mas Rof, pak Yono memang ga pandai cerita soal ini, lihat sendiri aja deh kaya kemarin mas Rof


Aku: Yaah pak Yonn...



Setelah berbincang dengan pak Yono di warkop, hatiku gusar, pikiranku kemana-mana, rasa penasaranku dengan kelakuan ibu di GYM semakin tinggi. Namun, aku paham dan memaklumi jika pak Yono tidak bisa cerita, mungkin itu hal yang cukup berat baginya.


Akan tetapi, pak Yono janji ke aku, jika ibuku berada di GYM lagi, pak Yono akan mengajakku ke lantai 2 seperti waktu itu untuk memantau. Aku pun mengiyakan janji dari pak Yono tersebut.


Ibuku Sudah Bukan Siti yang Dulu Lagi


Sehari setelah ngobrol dengan pak Yono di warkop, aku pun kembali dengan rutinitasku, yakni kuliah di kampusku. Kukira hari itu akan berjalan biasa saja, namun yang tidak kusangka hari itu adalah hari di mana aku melihat kebenaran dari ibuku.


Saat jam istirahat, sekira pukul 12.30 siang, aku tiba-tiba mendapatkan notifikasi pesan WA dari pak Yono. Sembari merokok di kantin, aku kaget melihat isi pesan dari pak Yono yang berbunyi "Mas Rof, ibumu mas, ini sedang di GYM sama om Ramon, aku juga sudah disuruh nutup GYM, kesini mas!".


Mendapatkan pesan itu, aku pun bergegas meninggalkan kampusku. Sebenarnya, masih ada satu matkul lagi di kampus, namun aku lebih mementingkan rasa penasaranku akan ibuku. Jarak dari kampus ke GYM dan rumah pak Yono cukup jauh, namun aku yakin aku masih bisa memantau ibuku meskipun terlambat. Sembari bersepeda motor, aku merasa ada yang aneh, kenapa ibuku pergi ke GYM siang-siang? Bukannya masih jam kerja?


Sesampainya di rumah pak Yono, pak Yono pun menyambutku tepat di depan pintu rumahnya. Tanpa banyak ngomong, pak Yono langsung mengajakku ke atas atau lantai 2 untuk memantau ibuku yang ada di dalam GYM.


Pak Yono: Ayo mas buruan!


Aku: Ibuku udah di dalem pak?


Pak Yono: Sudah dari tadi mas, ini udah lebih 40 menitan malahan, ayo buruan



Aku pun melepas sepatu dan mengikuti pak Yono ke lantai 2. Seperti sebelumnya, pak Yono memintaku untuk merangkak tiarap ketika di lantai 2 nanti, agar tidak terlihat dari bawah. Aku pun mengiyakan apa yang dikatakan pak Yono tersebut.


Sesampainya di lantai 2, aku merangkak merayap sedikit ke depan untuk melihat isi di dalam GYM. Aku pun bisa melihat apa yang ada di dalam GYM, saat itu aku melihat ada om Ramon, om Gery, dan ibuku saja, tidak ada om Anton seperti kemarin.


Om Gery hanya memakai singlet biru dan celana pendek, om Ramon menggunakan kaos olahraga yang cukup ketat dan celana pendek juga. Sementara ibuku, belum jelas terlihat menggunakan apa, pasalnya ibu membelakangiku, yang tampak hanya ibuku memakai leging hitam ketat dan rambut panjangnya yang tidak diikat, sehingga rambut lurus hingga pantat trsebut menutupi leher dan punggung ibuku, pada saat itu ibuku sedang ngobrol dengan om Ramon.


Namun, aku masih bisa melihat bahu hingga tangan ibu tidak tertutupi kain, aku berasumsi jika ibuku kembali hanya memakai bra seperti waktu itu. Setelah menunggu mereka ngobrol, ibuku tiba-tiba memegang dan mencoba mengingat rambutnya, saat ibu mengangkat rambutnya, darahku saakan berhenti mengalir, aku merasa tegang melihat ibuku yang cuma menggunakan kemben pendek warna putih yang sangat tipis. Jika kemben itu dipakai dengan benar, maka bagian susu akan tertutup sempurna, namun ibuku tampak sengaja memakai kemben agak turun dan melihat bagian bawahnya, sehingga bagian atas payudara ibuku yang putih dan besar itu sangat terlihat, selain itu pusar dan perut putih ibuku juga sangat terlihat karena tidak tertutup sehelai kain pun.


Melihat hal itu, pak Yono tiba-tiba berbicara dengan nada pelan kepadaku.


Pak Yono: Berani banget ya ibunya mas Rofi


Aku: Iya pak, aku juga baru tau ini, sebelumnya selalu pakaian tertutup kalo kemana-mana


Pak Yono: Apa ga ingat anak dan suaminya yaa, ko sampe begitunya di depan laki-laki lain...



Aku pun terus memantau ibuku dengan pak Yono. Ternyata setelah mengobrol dengan Om Ramon, ibuku langsung pergi ke salah satu alat GYM, begitu pula om Ramon dan om Gery.


Saat ibu berjalan ke salah satu alat, ibu berjalan ke arahku, sehingga aku bisa lihat bagian depan ibu. Betapa kagetnya aku melihatnya, tampak dada dan sela-sela susu ibuku sudah basah keringat, hal itu membuat kemben yang dipakai ibuku juga basah. Aku tidak tau ibu kemben jenis apa, cuma aku melihat jika bahannya sangatlah tipis, pasalnya puting susu ibuku tampak jelas kulihat dari lantai 2.


Melihat keringat basah di dada ibuku, aku berasumsi jika ibu sedari tadi sudah berolahraga. Namun, kali ini iya kembali memgang alat untuk berolahraga, aku memprediksi jika keringat di tubuh ibu akan tambah basah. Sembari ibuku olahraga, aku dan pak Yono masih memantau di atas.


Dan benar saja prediksiku, setelah menyelesaikan salah satu alat olahraga kurun waktu 10 menitan, tubuh ibuku tambah basah dengan keringatnya. Saat mengankat tangan untuk mengingkat ulang rambutnya, tampak butiran keringat bercucuran dari ketiak, perut dan leher ibuku. Melihat hal itu, aku semakin panas dingin dan penisku sangat tegang, aku tidak tau kenapa aku suka sekali ketika melihat susu dan tubuh ibuku yang basah keringat.


Ketika ibuku masih mencoba mengikat rambutnya, om Ramon mendekati. Ini yang aku tunggu-tunggu, aku penasaran apa yang akan dilakukan om Ramon kepada ibuku yang tampak seperti orang yang sudah siap melakukan adegan film dewasa.


Om Ramon: Main lagi? (Tepat di depan ibuku dan sambil tangannya memgang pinggang ibuku)


Ibuku: Ahh kemarin kan udah, ihh nakal banget suami orang (Jawaban genit dari ibuku sambil memegang dada om Ramon)


Om Ramon: Jadi maunya apa buat hari ini? (Tanya om Ramon menatap ibuku)


Ibuku: Apapun ih tapi jangan dimasukin dulu itunya (Sambil memegang penis om Ramon yang tampak membesar)



Mendengar jawaban ibu, om Ramon langsung memegang leher ibuku dan mencipoknya. Melihat hal itu, aku pun ikut merasa tegang, penisku mulai mengencang, aku merasa campur aduk, aku sebenarnya sangat menikmati adegan ini, tapi mau bagaimana pun aku sedikit tidak terima jika om Ramon melakukan hal itu ke ibuku.


Ibuku tampak tidak menolah ketika bibir om Ramon menancap di bibirnya, ibuku sangat menikmati, bahkan tangan ibuku pelan-pelang membuka kaos yang masih dipakai om Ramon hingga om Ramon telanjang dada.


Saat om Ramon sudah telanjang dada, om Gery tiba-tiba ikut mendekat ke ibuku. Dengan santainya, om Gery menyobek kemben ibukuyang tipis itu, sehingga saat ini ibuku sudah resmi telanjang dada di depan mataku. Setelah susu ibu yang sebesar kepala om Gery tidak tertutupi apapun, om Gery langsung menjilat dan meremas-remasnya, sementara itu om Ramon masih dengan cipokannya, pada saat itu aku melihat ibu tidak memberikan perlawanan apapun, ibuku pasrah tubuh putihnya dinikmati para instruktur GYM.


Aku: Pak Yon, ibuku begini terus ya kalo di GYM bareng om Ramon? (Tanyaku ke pak Yono sembari masih melihat keringat dan tubuh ibuku yang dijilati om Gery dan Ramon)


Pak Yono: Ya beginilah mas, tapi ini masih biasa..


Aku: Haah, biasa gimana pak, ini udah di luar batas untuk ibuku pak, dia sudah punya suami dan anak namun masih berani seperti ini (Jawabku dengan heran)


Pak Yono: Biasanya ga cuma dua orang yang menikmati tubuh ibumu mas Rof, juga ada waktu-waktu tertentu ibumu benar-benar diperkosa


Aku: Haah, diperkosa pak Yon? (Tanyaku ke Pak Yono dengan kaget)
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd