Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Home: Wherever you are with me (Bulgan 3-season finale)

C4th13

Guru Semprot
Daftar
20 Jan 2017
Post
662
Like diterima
1.453
Lokasi
Aussie
Bimabet
Mat malam suhu semua, kembali aku melanjutkan cerita petualangan Titien di serial yang ketiga ini. Thread kali ini hanya bercerita tentang Titien, segaja pisahkan dari tokoh-tokoh yang lain agar pembaca tidak bingung.

Karena kesibukan, updatenya tetap tiap hari Senin ato Selasa yah! Diusahakan agar regular seminggu sekali. Selamat mengikuti.

Mohon baca kisah sebelumnya, yaitu:
Bule ganteng di kosan cewek https://v1.semprot.com/threads/bule-ganteng-di-kosan-cewek-remake-edition.1351112/
Bule ganteng II: Obsesi seorang gadis https://v1.semprot.com/threads/bule-ganteng-ii-obsesi-seorang-gadis.1244111/
 
Home: Wherever you are with me
(Bulgan 3 Season Finale)




Sinopsis

Titien (27) adalah istri dari Ryno, seorang musisi klasik yang menjadi idola Amerika, harus tinggal di rumahnya di New Jersey sementara suaminya sibuk dengan projek terbarunya. Di rumahnya yang besar ia ditemani oleh Edo, sahabat baiknya waktu kuliah. Pacar Edo, Darla kebetulan lagi berangkat ke Los Angeles. Titien baru mengundurkan diri dari kantornya di ETS, di mana ia memilih menjadi konsultan saja, bukan lagi pegawai tetap. Edo sementara mencari musuh bebuyutannya, Deni, yang telah membunuh kakak pacarnya. Tanpa Edo ketahui, ia dipermainkan oleh Boy yang justru mengincar Titien di rumahnya. Tadi malam Edo dan Titien khilaf tidur bersama setelah air minum mereka udah dibubuhi perangsang yang ditaruh Boy. Dan tanpa disadarinya, Titien menyuguhkan minuman dari rumah kepada teman-teman kantornya. Dan begitu kembali dari kantor, kekhilafan itupun terjadi lagi.

Untuk lengkapnya baca di Bulgan 2: Obsesi seorang gadis (Season 2-4)

Index:

Episode 1: Ada apa denganku? (scroll ke bawah)
 
Episode 1: Ada apa dengan ku?


Titien


Edo


Boy

POV Titien

Aku membuka mata dan tertidur di sofa ruang nonton. Agak dingin sih, padahal aku memakai selimut, sementara Edo menemaniku sambil nonton bola kaki…

Aku melihat ke lantai dan mendapati baju rumahku tergeletak disana… apa artinya? Penasaran aku mengecek ke bawah selimut. Aku tidur telanjang… Dengan segera aku mengingat kejadian barusan.

Flashback dua jam lalu

“Edo, cepat masukin!” Kuingin benda itu segera menusuk dan mengaduk-aduk vaginaku.

Edo masih mau bermain-main, kontolnya terus digesek-gesek di mulut liang senggamaku, serta bermain-main di sana.

“Edo, ayo…”

“Ayo apa Tien?”

“Masukin, cepat!” Aku setengah berteriak menyuruhnya masuk. Dan ketika kepala penisnya tepat berada di sasaran, aku menggoyangkan tubuhku kebelakang, memaksa batang itu masuk…

“Blesshhhhh!”

“Aaaahhhh!” Kami berdua mendesah bersama.

Memekku kembali penuh diisi oleh kontol yang keras, lalu dengan ganasnya Edo menggoyangkan pinggulnya maju mundur merojoki vaginaku. Seperti yang ku duga, Edo main seruduk, tak pusing dengan mengatur tempo, tapi terus menggesek dengan ganasnya.

“Aaahhhh….!” Kami berdua berdesah dengan nyaring, tanpa menahan-nahan. Udah dari tadi aku dilanda birahi yang tinggi.

“Plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok..”

Pompaan cowok itu mampu membuat aku melayang dengan nikmat. Tak sadar udah cukup lama kita main dengan gaya ini.

"Ahh... ohh... enak Do… terus!!” ceracauku.

"Ahh... memek kamu seret banget" erangnya sambil terus memompa, tanpa menahan-nahan. Inilah yang ku mau darinya.

Tak lama kemudian aku merasakan tubuhku mulai bergetar, dan vaginaku makin berkedut-kedut. Akhirnya aku menjeput orgasmeku dengan tubuh yang terbaring di atas sofa, tanpa kekuatan lagi di kedua tungkaiku…

"Aaaarrrgggggh..." aku mendesah lebih keras menikmati orgasme dahsyat ini. Cairan vaginaku serasa tertumpah semua membasahi paha dalam dan penis pria itu.

Edo masih terus memompa, tidak memperdulikan tubuhku yang sudah kelojotan.

Cowok itu terus menggenjot dan menggerayangi tubuhku hingga lima menit ke depan.

“Aaahhhh terus… Edo… ahhhhh… ssshhhhhh!” Pompaannya yang dashyat membuat aku sange lagi… apa ini yang disebut multiple orgasme?

“Ahhh… Titien, aku nyampe….!”

“Aaahhhh Edo… aaarrrggghhhhhhhhhhhh” Aku kembali mendapatkan puncak, sementara merasa kontol Edo menyemburkan pejuh kedalam rahimku.

“Ah… Enak banget sayang… makasih yah, kamu nakal sekali hari ini!” Kata Edo berbisik sementara kita berdua berbaring di sofa telanjang bulat.

Aku masih diam terkulai tanpa tenaga, butuh hampir 15 menit baru aku bisa berpikir.

“Edo, kok kita bisa khilaf lagi?”

“Siapa suruh kamu menggoda sekali, pake-pake bilang aku bego dan penakut segala!”

“Aaahhhh…” Aku mencubit perut cowok itu yang mengejekku.

Edo hanya memelukku dan kembali menciumku dengan penuh perasaan. Aku merasakan cintanya yang sangat besar…

Astaga! Aku baru sadar udah selingkuh lagi… aku segera menarik wajahku, sehingga ciumannya terlepas. Edo menatapku dengan senyuman…

“Ihhhh bego!” Aku menarik rambutku, dan menyalahkan diriku

Kembali sofa yang pernah menjadi saksi percintaanku dengan Shaun, menjadi tempat pertempuranku juga dengan Edo, sahabatku sendiri. Benar kataku… besok aku akan buang sofa ini, dan mengganti dengan sofa yang baru


End of flashback

“Astaga!” Tanpa sadar aku menjerit.

“Tien, udah bangun?” Edo memalingkan wajah kearahku sambil tersenyum.

Aku langsung ingat apa yang terjadi. Wajahku langsung semburat merah…

“Hahaha… jangan bilang kalo kamu lupa telah menggodaku tadi!” Edo tertawa mengejek, lalu mendekat dan duduk didekat kepalaku. Aku malu sekali…

“Kenapa terjadi lagi?” Aku seakan ngomong sendiri.

“Karena kamu terlalu menggodaku, nona manis!” Edo tertawa.

Entah kenapa aku merasa bergidik, apa yang telah terjadi dengan diriku. Kok bisa khilaf lagi? Kenapa aku jadi terangsang terus? Apa aku sudah berubah menjadi gadis mesum?

“Kamu kedinginan?” Edo mengambil pakaianku.

“Eh, gak usah… aku… aku…!” Aku bingung mau bilang apa.

“Udah, gak usah malu. Aku tahu ini hanya keklilafan, kan?” Katanya sambil memberikan penekanan khusus pada kata kekhilafan.

“Edo, gendong aku ke kamar!” Tanpa malu-malu aku meminta. Kakiku masih kram karena terpekuk di sofa.

Edo tersenyum dan cepat-cepat mengangkat tubuhku seakan takut aku akan berubah pikiran. Tanganku langsung memeluk lehernya, mempermudah ia menggendongku. Dan sempat aku menyuruhnya mematikan TV dan membawa pakaianku

Tangan Edo masih bergetar memelukku, seakan mengingatkanku kalo ia masih takut-takut. Padahal udah berkali-kali ia melihatku telanjang bulat. Ia terus membawa aku ke tempat tidur utama dan membaringkan tubuhku dengan hati-hati.

“Edo, kamu tidur disini malam ini yah, temani aku!”

“Tapi?”

“Ini sebagai hukuman karena udah berani memake tubuhku!”

“Iya Tien…! Hahaha…” Edo tertawa menghilangkan rasa gugupnya, sedangkan wajahku udah memerah. Berani sekali aku mengundangnya tidur denganku.

Ah sudahlah… kan hanya tidur. Aku butuh teman malam ini. Entah kenapa aku merasa lain, tidak seperti biasanya.

Tanpa disuruh tangan kanan Edo memelukku seakan ingin memberikan perlindungan, sementara tangan yang satu membelai kepalaku seakan mengatakan kalo ia masih tetap mengagumiku.

“Kring… kring… kring….!” Itu nada dering hape-ku. Edo mengambilnya untukku, karena ia tahu aku masih malas-malasan.

“Hallooo sayang!” Aku menyapa suamiku yang meneleponku dari Los Angeles.

Begitu tahu kalo aku bicara dengan suamiku, Edo sengaja menjauh untuk membiarkan aku bercakap-cakap dengan Ryno. Mungkin juga ia ke kamarnya sebentar

“Halloo, aku mau bilang kalo aku sekarang udah di bandara LAX, bentar lagi menuju ke Bogota, Colombia. Aku nanti tiba besok siang, karena perlajanannya sampai tujuh jam lebih …” Terus Ryno memberitahukan padaku rencana-rencananya.

Entah kenapa aku gak banyak bicara, tapi hanya mendengar saja. Padahal hatiku ingin sekali menyampaikan banyak hal. Sayang sekali tidak ada kata yang bisa keluar.

Aku menutup telepon setelah hampir lima belas menit aku mendengarkan ia bicara dengan entusias. Ia kelihatannya bersemangat melaksanakan projek ini, suaranya terdengar penuh gairah mengambarkan passionnya pada pekerjaannya sebagai musisi. Itu bagus… Ryno pasti akan baik-baik saja.

Aku tahu mungkin sekali ia akan dapat kesempatan kontak aku nanti dua minggu depan, karena ia akan mengunjungi tempat-tempat terpencil. Seperti biasa, Ryno hanya berangkat berdua dengan choreographernya, Dwight. Sementara di Bogota pasti sudah ada team yang akan menemaninya.

Percakapan dengan Ryno membuat aku bersemangat lagi. Tadi sudah ingin tidur, tapi sekarang aku merasa gerah dan ingin mandi. Aku langsung masuk ke kamar kecil sambil menghidupkan shower. Sambil mandi aku masih terus berpikir…

Walaupun Ryno udah berulangkali tugas luar untuk melaksanakan sebuah projek, tetap aja aku merasa kesepian ditinggalkan suamiku. Padahal, kadang juga aku yang tugas luar sampai berminggu-minggu. Tapi tetap aja terasa lain kalo ia gak dirumah menemaniku. Apa aku gak ada bakat jadi wanita mandiri yah?

Untunglah ada Edo… ihhh, beruntung banget si cunguk itu! Bisa puas meniduriku dari kemarin. Entah apa yang terjadi pada diriku dalam dua hari terakhir ini.

Eh kok pikir Edo lagi…

“Titien, kamu harus menghentikan kegilaan ini. Kamu bukan gadis nakal… Malam ini tidak ada lagi seks… Ingat, kamu sudah bersuami, dan Edo itu kekasihnya Darla, sahabatmu sendiri!” Aku mewanti-wanti diriku malam ini.

Sempat aku minum susu dari kulkas kecil di kamarku untuk mengembalikan energiku lagi. Edo malah minum softdrink, mungkin ia masih mau bergadang.

Ketika keluar dari kamar kecil, terdengar deringan telpon. Ketika ku angkat ternyata si kembar Maggie dan Maddie yang dengan hebohnya memberitahu kalo foto kita ngopi di cafe tadi sempat masuk di tweeternya Ryno.

“Kamu gak bisa bayangkan Tien, ternyata Ryno tahu kalo kita itu penggemarnya!”

“Aku sampai show ke group pencinta Ryno tentang tweet itu…”

“Ini hari yang terindah dalam hidupku!”

“Iya, tapi aku masih penasaran siapa yang mengambil foto,”

Kedua gadis kembar tak henti-hentinya menceritakan betapa menyenangkan kejutan itu. Aku hanya diam saja sambil senyum-senyum sendiri membayangkan kebahagiaan mereka. Kalo aja mereka tahu kalo Ryno suamiku, bisa-bisa aku ditodong apa yah? Hahaha…

Tepat sebelum aku naik tempat tidur, telpon terdengar bordering lagi. Kali ini bukan nada dering milik ku, tapi tampaknya milik Edo. Si cunguk itu kelihatan enggan mengangkat telpon. Dari tadi hanya dilihat terus, wajahnya kek gugup dan takut-takut.

“Siapa itu Edo?” Aku bertanya dari belakang.

“Aaahhhh!” Edo terkejut, seketika itu juga ia mematikan telponnya.

“Kenapa gak diangkat? Itu Darla?”

“Bukan, tadi aku sudah bicara dengan Darla. Itu hanya teman aja yang iseng, aku malas bicara karena sudah malam.” Edo mencari alasan.

“Kalo gitu matikan aja, supaya gak mengganggu. Ayo naik ke tempat tidur, malam ini kamu harus menemaniku!”

“Beres boss!”

Terlihat Edo menuruti anjuranku dan mematikan telponnya.

Di atas tempat tidur ia kembali mengeloniku dan memijitku tanpa ku minta. Kali ini aku memandang wajah sohibku yang ganteng ini. Aku sempat membayangkan, kalo saja aku tidak pernah bertemu dengan Ryno, mungkin sekali aku akan menjadi istri Edo. Sayang takdir berkata lain. Jelas terbukti, walaupun udah bertahun-tahun Edo masih menyimpan perasaan kepadaku, dan cintanya padaku tidak pernah akan tergantikan.

Aku menatapnya kembali, Edo masih menonton bola yang diputar di TV kamar.

‘Maaf Edo, aku gak bisa mencintaimu…’ Aku kembali berbisik.

Kembali aku menutup mata mencoba untuk tidur.

“Teett teett…” Itu bunyi bel pagar depan.

Terdengar jelas ada orang yang hendak bertamu. Aku jadi terbangun kembali.

Tanpa berkata-kata, Edo segera turun dan menuju ke dekat pintu, ia menekan tombol intercom dan bicara dengan orang itu. Aku yang iseng menampilkan CCTV di layar TV untuk melihat orangnya. Tak tampak wajahnya, tapi dari postur tubuhnya jelas itu Cowok, orang Asia.

“Kamu kenal Edo?”

Edo hanya menggeleng. Mungkin saja ia menutupi sesuatu.

“Kalo begitu kita usir aja yah?” Kataku.

Edo mengangguk…

Tak lama kemudian aku menekan sebuah tombol, dan beberapa lampu sorot yang super terang menyoroti posisi orang tersebut membuat ia tak bisa melihat.

Lampu yang sangat terang dan menyilaukan adalah teknologi LED terbaru yang dipakai untuk melindungi rumah dari maling. Orang yang terkena sorotan tak dapat membuka mata, dan otomatis ingin keluar dari tempat itu.

Aku sempat melirik melihat orang itu yang berlari menjauh sambil memuji alat keamanan yang dipasang suamiku untuk melindungi rumah kami. Sejak Darla mendapat mimpi buruk, kami mengantisipasi apa yang terjadi, terutama sesudah permasalahan dengan Dinah beberapa bulan lalu.

“Tien?”

“Kenapa Edo?”

“Belum tidur?”

“Iya…”

“Kok bisanya kita khilaf lagi tadi sore…”

“Huss.. udah, gak perlu diungkit lagi. Aku juga gak tahu kenapa sampai terjadi. Tapi kamu ingat yah, aku sudah punya suami!”

“Iya nona manis… aku tahu aku gak pernah bisa memilikimu!”

“Udah, tidur aja…!”

Tak lama kemudian aku tertidur juga dalam pelukan sahabat baikku ini.

-----

Seperti biasa, aku bangun pas hari masih gelap. Apalagi udah akan masuk musim dingin begini, jam 5 pagi masih gelap gulita.

Aku merasa ada sesuatu benda yang lagi nyodok pantatku dari luar pakaian. Aku langsung tahu apa itu.

‘Dasar cowok, pagi-pagi udah ngeres. Pasti mimpi mesum lagi...’ Seperti biasanya, tanganku langsung mencari benda itu di belakang tubuhku dan merabanya pelan.

“Aha, sudah keras sekali... mimpi apa ia semalam?” Aku tersenyum nakal. Tanganku langsung menyelinap masuk ke celana tidurnya dan menyapa batang yang udah tegak itu.

“Eh tunggu! Kok ukurannya tambah kecil? Ini gak seperti biasanya!”

Aku berbalik dan memperhatikan. Aku baru sadar, ternyata cowok yang tidur dibelakangku bukan Ryno, tapi Edo.

‘Astaga! Aku ingat apa yang terjadi.’

‘Titien, kamu istri yg tidak setia. Suami sibuk mencari nafkah sampai pergi ke negara kecil jauh di negara dunia ketiga, kamu selingkuh’

Aku merasa bersalah… cepat-cepat aku membuka hape untuk telpon Ryno. Hanya ada sambung ke voice mailnya, tapi paling tidak kerinduanku setengah terobati setelah mendengar suaranya.

Entah kenapa aku masih rindu dengar suaranya. Aku call lagi... Apa ia marah yah?

‘Tapi kan?...

Aku menciba mencari pembenaran. Tetap aja salah. Namanya selingkuh itu zinah!

Masih di tempat tidur, aku menangis terisak menyadari kesalahanku... cukup lama aku menangis, sampai capek sendiri. Ini harus berhenti disini.

Setelah membulatkan tekadku, aku langsung bangun, dan melaksanakan kegiatan rutinku, senam aerobik... Setelah itu baru pergi ke dapur untuk buat omelet, sereal dan jus beet untuk sarapan pagi. Entah kenapa aku butuh energi tambahan hari ini.

Tepat sebelum aku pergi ke kantor, aku melihat Edo yang sudah bangun sibuk telpon di luar. Mungkin sekali itu temannya yang tadi malam.

Ketika melihatku, Edo langsung memutuskan percakapannya sepihak, lalu menyembunyikan hape di saku celana. Padahal aku sempat mencuri dengar Edo marah-marah kepada orang itu pake bahasa Indonesia. Aku jadi curiga, pasti ada yang ia rahasiakan.

“Edo aku pergi dulu, yah!” Aku tersenyum kepadanya.

“Gak cium dulu?”

“Mau?” Aku mendekat, sekalian menjebak cowok itu.

“Iya...” Edo juga melangkah mendekatiku.

“Oke deh!” Aku tertawa, sambil memberikan pipiku, lalu diciumnya. Tanpa ia sadar tanganku dengan gesit mengambil hape yang disembunyikannya.

“Siapa yang telpon, Edo?” Aku bertanya basa-basi.

“Eh teman!”

“Jujur, dong!”

“Kamu gak kenal, kok!”

Aku makin curiga dan mengecek panggilan terakhir. Tertulis nama Bajingan. Dengan cepat aku redial dan menelpon balik.

“Edo? Berani sekali kamu putus telpon...”

Astaga! Suaranya aku kenal... aku terdiam mendengar kata-kata cowok itu.

“Jangan!” Edo lihat tingkahku sambil berteriak berteriak. Ia baru sadar aku memakai telponnya.

Terlambat... aku sedah dengar suara orang itu! Yah dia... cepat aku matikan telpon. Wajah Edo menatapku pucat.

“Astaga!”

“Apa hubunganmu dengan Boy?” Aku menatapnya penuh tanya. Edo terdiam…

“Itu Boy kan?” Aku mendesaknya.

“Iya...”

“Bukannya ia dipenjara?”

“Udah keluar!” Jawab Edo dengan singkat.

“Kamu masih berhubungan dengan dia?” Aku menyudutkannya lagi.

“Eh, tidak seperti yang kamu pikirkan!” Jawab cowok itu takut-takut.

“Maksudmu?”

“Aku mendekatinya untuk mencari tahu soal Deni…” Edo menjawabku. Dengan segera aku menyadari kalo Edo masih mengingat dendam lamanya.

“Ok, selesaikan masalah mu, aku tidak akan melarang kamu melaksanakan dendammu. Tapi ingat, jangan pernah ijinkan ia masuk di rumah ini!” Kataku dengan tegas.

“Iya Tien.”

Tak lama kemudian mobil yang aku bawa langsung melaju meninggalkan pekarangan, sementara dalamnya aku terus bertanya-tanya.

“Apa Boy ada hubungannya dengan semuanya ini? OMG! Aku tak boleh lengah, aku harus menyelesaikan masalah ini dengan cepat.”

——




POV Author

Sementara itu dua orang cowok lagi bercakap-cakap, yang seorang bertanya kepada temannya yang baru menutup telpon.

“Kenapa, Edo bilang apa?”

“Aku belum selesai bicara, ia langsung kasih putus!” Orang yang baru menutup telpon meninju dinding saking marahnya.

“Tapi kamu sempat bicara kan?”

“Iya, tapi gak lama. Ia marah-marah!”

“Kenapa gak langsung ke rumahnya aja?”

“Nanti kayak tadi malam lagi, ia gak mau buka pintu gerbang. Mereka sekarang punya sistem keamanan yang canggih. Mana pagarnya tinggi lagi”

“Kamu gak bilang kalo punya rekaman tadi malam!”

“Kamu bilang apa sih tadi?”

“Itu, aku ada info penting soal kamu! Tapi si bego itu malah cuek, pasti sudah keenakan dapat memek high class.”

“Kalo gitu kita lanjut tahap dua aja, kirim video rekaman tadi malam lalu ancam dia. Pasti ia bingung, tapi tunggu kalo ia hanya sendiri di rumah baru kita bergerak.”

“Ok, mudah-mudahan ia buka WA!”

“Nanti kalo sudah ketemu, baru tunjukan foto kita gb Darla!”

“Oh iya, buat dia marah, kan?”

“Iya…”

“Kamu harus siap-siap, aku akan bawa Edo ketemu kamu di tempat kemarin.”

“Beres, sudah lama tinjuku juga menunggu saat-saat seperti ini!”

----
 
Rilis juga suhu, thanks you...

Kok jadi pengen titien nakal sama yg lain jga yah, semoga next boy bisa ikutan icip2 :hore::pandajahat:
 
Tulisan miss cathty ini banyak ditunggu walaupun rata rata sylent rider semua, tapi ini mantap sekali khusus bagi pembaca wanita, sensasinya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd