CrazySka
Tukang Semprot
[size=+2]Chapter 8 - Makan dan Motor[/size]
Dengan kesal Rian mengikuti apa yang diucapkan Fajal. Pelahan amarahnya mereda setelah melihat.... Gadis yang dicintainya ada di seberang jalanan alun-alun kota itu. Rian pun tersenyum bahagia melihat gadis itu walau terhalang sebuah kaca tembus pandang tapi ia sangat bersyukur bisa melihatnya lagi saat diluar sekolah.
Kemudian Rian menatap sahabatnya dengan dengan tersenyum bahagia. Fajal yang melihat senyuman Rian ikut tersenyum bahagia.
"Sungguh senang hatiku ini melihat mu bahagia Rian, teruslah bahagia, janganlah kau bersedih lagi, aku tak ingin melihat sahabat dari semasa aku kecil sampai sekarang bersedih hanya karna seorang wanita, sungguh aku tak mau melihat itu, kalian semua aku, kau Rian, Dias, Wisnu, Erik dan Yoga adalah sahabat yang selalu ada disaat aku susah maupun senang." ucapnya dalam hati dengan tetap tersenyum menatap Rian bahagia.
"Nikmatilah memandang gadis yang kau suka itu! Aku mau makan dulu." ucap Fajal dengan memandang gadis yang disukai Rian. Kemudian berkata kepada abang tulang baso.
"Bang udah siap belum baso nya?"
"Sebentar lagi siap." ucap abang tukang baso,Sementara Rian, kembali menatap layar kaca gerobak yang menampilkan sang pujaan hati.
"Dia sungguh menawan apakah bisa kudapatkan?" bathin Rian bertanya-tanya.
Terlihat di seberang jalan tempat Rika amelia dan para anggota RCC juga para pacar-pacarnya sedang asik mengobrol berbarengan. Sebuah canda-an dari salah satu lelaki membuat Rika tersenyum diikuti gelak tawa para teman-temannya, Rian yang melihatnya ikut senyum-senyum sendiri membuat Fajal yang melihat sahabatnya seperti itu, tersenyum sinis sebari menggelengkan kepala. Kemudian Fajal memandang langit malam yang menyajikan kilauan bintang.
"Andai kau disini Rika, pasti aku akan berbahagia seperti Rian saat ini, tapi tak apalah melihat sahabat ku seperti ini saja, aku sudah bahagia." ucap Fajal dalam hati sebari memandang langit malam.
"Ini mas basonya." ucap abang unyu kepada Fajal dan Rian sebari memberikan 2 mangkuk baso.
Fajal yang sedang asik memandang langit malam pun terkesima mendengar ucapan abang unyu. Segera saja dia menerima semangkuk baso sedap ala chef abang unyu itu. Sedangkan Rian hanya menerima semangkuk baso itu dan menaruh nya di samping tempat duduknya. Fajal yang melihatnya pun angkat bicara.
"Seruupppuut... Kau akhiri saja dulu memandangnya! Sekarang waktunya makan, masih banyak waktu untuk kau memandangnya lagi."
"Iya deh, iyah, ku akhiri dulu ya sayang." ucap Rian sebari memandang Rika amelia dari sang layar kaca gerobak dan mengambil mangkok baso tadi yang ditaruh disampingnya. Mereka pun makan bersama dengan lahap nya.
[size=+2]~~~~^X^~~~~[/size]
Baru beberapa menit mereka makan bersama, seorang gadis sebaya mereka, dengan menggunakan kaca mata dan rambut yang dibiarkan terurai bebas. Kemudian dia berjalan perlahan mendekati mereka dan duduk manis disebelah Rian. Gadis itu membuat Rian yang sedang asiknya malam pun terganggu dengan kehadiran gadis itu.
"Abang unyu...."
"Iya neng cantik ada apa?"
"Pesan 1 mangkuk disini ya bang ga pake lama, kan abang mukanya unyu." ucap manja gadis itu.
Sedangkan Rian yang mendengarnya merasakan sangat ingin muntah.Namun dia mencoba menahannya karna dia juga sama sepertinya cuma pembeli disini.
"Siap neng, dan makasih pujiannya... hahay deh." ucap abangunyu dengan riang gembira dan menyiapkan semangkuk baso kembali.
"Eeeuuu.....sedap tenan, akhirnya kenyang." ucap Fajal sebari mengusap perutnya dan menaruh mangkok yang sudah kosong disampingnya diikuti oleh Rian yang sama sudah menghabiskan semangkuk baso.
"Astaga malu-malu-in kamu jal....jal." ucap Rian sebari menggelengkan kepala.
"Ga penting.....hahaha." ucap Fajal dengan tertawa.
"Ini baso-nya neng." ujar abang unyu memberikan semangkuk baso buatannya.
"Wah... makasih bang, udah cepet buatin basonya."
"Sama-sama neng." ujar bang unyu seraya menhampiri mangkuk-mangkuk kotor, kemudian membersihkannya.
Gadis itu pun makan dengan lahap, sedangkan Rian dan Fajalhanya bersantai sebari memghisap sebatang rokok. beberapa menit kemudian, sesaat sebelum sang gadis yang membuat Rian jengkel menghabiskan basonya, seorang lelaki dengan mengendarai motor, menghampiri tukang baso bang unyu itu.
"Hai.. jal ayo ikut." ucap seseorang itu, Fajal yang sedang santai-santainya merokok, tergunggah untuk ikut dengannya.
"Oh kau Yoga, iya aku ikut tunggu bentar." ucap Fajal setelahmelihat Yoga yang membuka helmnya.
"Apa? dia Yoga, apa dia masih ingat dengan ku?" ujar Rian dalam bathinnya.
"Rian aku mau tugas dulu... ini kunci motor ku, bawa pulang ke rumah mu yah" ujar Fajal seraya memberikan kunci motornya dan berlari menuju Yoga, kemudian menaiki motornya dengan memegang sebuah bendera yang di beri oleh Yoga.
"Aku pergi dulu Rian." lanjut Fajal.
"Buat apa ini kunci motor? aku kan ga bisa ngendarain motor" ucap Rian dalam hati.
"Eh jal tunggu!" ucap Rian sebari berlari menuju jalan.
"Ah..telat." ucap Rian pelan seraya melihat motor yang di tumpangi 2 sahabatnya melesat menuju arah putar balik, kemudian mereka sampai di kerumunan Geng RCC yang ada Rika disana, Sesaat sebelum motor Yoga melewati mereka,
Fajal yang memegang sebuah bendera itu mengibarkannya kemudian melewati mereka dan mereka pun meneriaki Yogadan Fajal. beberapa orang dari anggota RCC itu kemudian menaiki motor mereka masing-masing seraya mengejar motor yang ditumpangi Yoga dan Fajal.
"Astaga Fajal dalam bahaya, tapi diakan yang bikin masalah." guman Rian pelan seraya kembali ke tempat duduknya tadi.
"Loh dia udah pergi perasaan baru tadi dia makan." bathin Rian kebingungan.Rian pun tak memikirkan gadis itu lagi, lebih baik Rian memikirkan Rika, dengan santainya Rian duduk sambil menyulut sebatang rokok. Fiuh..... asap putih berterbangan disekitarnya, kemudian Rian mulai bosan menatapnya setelah sebatang rokok itu habis.
"Sebaiknya aku pulang saja, memperhatikannya bukan lah jalan terbaik." pikirnya seraya berdiri.
"Tapi motor Fajal bagaimana, aku tak bisa membawanya pulang, apa titipkan saja yah sama bang unyu." lanjutnya setelah melihat sang motor yang gagahnya terparkir disamping angkringan baso itu.
"Bang titip motor Fajal, ye bang!"
"Ouh.. iya silahkan. emang masnya mau kemana?"
"Jalan-jalan dulu bang, bosen duduk terus." ujar Rian mencoba ngeles perihal dirinya akan pulang.
"Ouh.. itu. silahkan saja mas asal jangan pulang, abang ndak bisa bawa motornya, kan abang bawa grobak."Rian terkejut mendengar itu, dia pun mengurungkan niatnya untuk pulang dengan mencoba berkeliling dialun-alun kota itu. Rian pun dengan berjalan mulai menelusuri alun-alun itu, di lihatnya banyak muda-mudi sedang asik bercengkrama dan aling terbahak-bahak saat salah satu teman mereka mengucapkan candaannya. Rian yang memperhatikan tingkah laku mereka pun merasa iri.Iri karna dia sekarang hanya sendiri, berjalan tak tentu mau kemana. Melihat mereka seperti masa dimana sahabatnya dulu seperti mereka, kumpul bareng dan saling mengejek untuk memecahkan canda tawa yang lainnya. Rian pun berjalan kembali hingga sampai kembali di angkringan Baso abang unyu. karna lelah dan juga sebal setelah berkeliling tak juga datang sahabatnya itu, Rian pun menghampiri motoryang parkir dengan gagah di samping gerobak baso itu.
dilanjut dibawah...