Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Berakhir Indah, apa Tidak? By CrazySka

Bimabet
[size=+2]Chapter 8 - Makan dan Motor[/size]​

Dengan kesal Rian mengikuti apa yang diucapkan Fajal. Pelahan amarahnya mereda setelah melihat.... Gadis yang dicintainya ada di seberang jalanan alun-alun kota itu. Rian pun tersenyum bahagia melihat gadis itu walau terhalang sebuah kaca tembus pandang tapi ia sangat bersyukur bisa melihatnya lagi saat diluar sekolah.

Kemudian Rian menatap sahabatnya dengan dengan tersenyum bahagia. Fajal yang melihat senyuman Rian ikut tersenyum bahagia.

"Sungguh senang hatiku ini melihat mu bahagia Rian, teruslah bahagia, janganlah kau bersedih lagi, aku tak ingin melihat sahabat dari semasa aku kecil sampai sekarang bersedih hanya karna seorang wanita, sungguh aku tak mau melihat itu, kalian semua aku, kau Rian, Dias, Wisnu, Erik dan Yoga adalah sahabat yang selalu ada disaat aku susah maupun senang." ucapnya dalam hati dengan tetap tersenyum menatap Rian bahagia.

"Nikmatilah memandang gadis yang kau suka itu! Aku mau makan dulu." ucap Fajal dengan memandang gadis yang disukai Rian. Kemudian berkata kepada abang tulang baso.

"Bang udah siap belum baso nya?"

"Sebentar lagi siap." ucap abang tukang baso,Sementara Rian, kembali menatap layar kaca gerobak yang menampilkan sang pujaan hati.

"Dia sungguh menawan apakah bisa kudapatkan?" bathin Rian bertanya-tanya.

Terlihat di seberang jalan tempat Rika amelia dan para anggota RCC juga para pacar-pacarnya sedang asik mengobrol berbarengan. Sebuah canda-an dari salah satu lelaki membuat Rika tersenyum diikuti gelak tawa para teman-temannya, Rian yang melihatnya ikut senyum-senyum sendiri membuat Fajal yang melihat sahabatnya seperti itu, tersenyum sinis sebari menggelengkan kepala. Kemudian Fajal memandang langit malam yang menyajikan kilauan bintang.

"Andai kau disini Rika, pasti aku akan berbahagia seperti Rian saat ini, tapi tak apalah melihat sahabat ku seperti ini saja, aku sudah bahagia." ucap Fajal dalam hati sebari memandang langit malam.

"Ini mas basonya." ucap abang unyu kepada Fajal dan Rian sebari memberikan 2 mangkuk baso.

Fajal yang sedang asik memandang langit malam pun terkesima mendengar ucapan abang unyu. Segera saja dia menerima semangkuk baso sedap ala chef abang unyu itu. Sedangkan Rian hanya menerima semangkuk baso itu dan menaruh nya di samping tempat duduknya. Fajal yang melihatnya pun angkat bicara.

"Seruupppuut... Kau akhiri saja dulu memandangnya! Sekarang waktunya makan, masih banyak waktu untuk kau memandangnya lagi."

"Iya deh, iyah, ku akhiri dulu ya sayang." ucap Rian sebari memandang Rika amelia dari sang layar kaca gerobak dan mengambil mangkok baso tadi yang ditaruh disampingnya. Mereka pun makan bersama dengan lahap nya.

[size=+2]~~~~^X^~~~~[/size]​

Baru beberapa menit mereka makan bersama, seorang gadis sebaya mereka, dengan menggunakan kaca mata dan rambut yang dibiarkan terurai bebas. Kemudian dia berjalan perlahan mendekati mereka dan duduk manis disebelah Rian. Gadis itu membuat Rian yang sedang asiknya malam pun terganggu dengan kehadiran gadis itu.

"Abang unyu...."

"Iya neng cantik ada apa?"

"Pesan 1 mangkuk disini ya bang ga pake lama, kan abang mukanya unyu." ucap manja gadis itu.

Sedangkan Rian yang mendengarnya merasakan sangat ingin muntah.Namun dia mencoba menahannya karna dia juga sama sepertinya cuma pembeli disini.

"Siap neng, dan makasih pujiannya... hahay deh." ucap abangunyu dengan riang gembira dan menyiapkan semangkuk baso kembali.

"Eeeuuu.....sedap tenan, akhirnya kenyang." ucap Fajal sebari mengusap perutnya dan menaruh mangkok yang sudah kosong disampingnya diikuti oleh Rian yang sama sudah menghabiskan semangkuk baso.

"Astaga malu-malu-in kamu jal....jal." ucap Rian sebari menggelengkan kepala.

"Ga penting.....hahaha." ucap Fajal dengan tertawa.

"Ini baso-nya neng." ujar abang unyu memberikan semangkuk baso buatannya.

"Wah... makasih bang, udah cepet buatin basonya."

"Sama-sama neng." ujar bang unyu seraya menhampiri mangkuk-mangkuk kotor, kemudian membersihkannya.

Gadis itu pun makan dengan lahap, sedangkan Rian dan Fajalhanya bersantai sebari memghisap sebatang rokok. beberapa menit kemudian, sesaat sebelum sang gadis yang membuat Rian jengkel menghabiskan basonya, seorang lelaki dengan mengendarai motor, menghampiri tukang baso bang unyu itu.

"Hai.. jal ayo ikut." ucap seseorang itu, Fajal yang sedang santai-santainya merokok, tergunggah untuk ikut dengannya.

"Oh kau Yoga, iya aku ikut tunggu bentar." ucap Fajal setelahmelihat Yoga yang membuka helmnya.

"Apa? dia Yoga, apa dia masih ingat dengan ku?" ujar Rian dalam bathinnya.

"Rian aku mau tugas dulu... ini kunci motor ku, bawa pulang ke rumah mu yah" ujar Fajal seraya memberikan kunci motornya dan berlari menuju Yoga, kemudian menaiki motornya dengan memegang sebuah bendera yang di beri oleh Yoga.

"Aku pergi dulu Rian." lanjut Fajal.

"Buat apa ini kunci motor? aku kan ga bisa ngendarain motor" ucap Rian dalam hati.

"Eh jal tunggu!" ucap Rian sebari berlari menuju jalan.

"Ah..telat." ucap Rian pelan seraya melihat motor yang di tumpangi 2 sahabatnya melesat menuju arah putar balik, kemudian mereka sampai di kerumunan Geng RCC yang ada Rika disana, Sesaat sebelum motor Yoga melewati mereka,

Fajal yang memegang sebuah bendera itu mengibarkannya kemudian melewati mereka dan mereka pun meneriaki Yogadan Fajal. beberapa orang dari anggota RCC itu kemudian menaiki motor mereka masing-masing seraya mengejar motor yang ditumpangi Yoga dan Fajal.

"Astaga Fajal dalam bahaya, tapi diakan yang bikin masalah." guman Rian pelan seraya kembali ke tempat duduknya tadi.

"Loh dia udah pergi perasaan baru tadi dia makan." bathin Rian kebingungan.Rian pun tak memikirkan gadis itu lagi, lebih baik Rian memikirkan Rika, dengan santainya Rian duduk sambil menyulut sebatang rokok. Fiuh..... asap putih berterbangan disekitarnya, kemudian Rian mulai bosan menatapnya setelah sebatang rokok itu habis.

"Sebaiknya aku pulang saja, memperhatikannya bukan lah jalan terbaik." pikirnya seraya berdiri.

"Tapi motor Fajal bagaimana, aku tak bisa membawanya pulang, apa titipkan saja yah sama bang unyu." lanjutnya setelah melihat sang motor yang gagahnya terparkir disamping angkringan baso itu.

"Bang titip motor Fajal, ye bang!"

"Ouh.. iya silahkan. emang masnya mau kemana?"

"Jalan-jalan dulu bang, bosen duduk terus." ujar Rian mencoba ngeles perihal dirinya akan pulang.

"Ouh.. itu. silahkan saja mas asal jangan pulang, abang ndak bisa bawa motornya, kan abang bawa grobak."Rian terkejut mendengar itu, dia pun mengurungkan niatnya untuk pulang dengan mencoba berkeliling dialun-alun kota itu. Rian pun dengan berjalan mulai menelusuri alun-alun itu, di lihatnya banyak muda-mudi sedang asik bercengkrama dan aling terbahak-bahak saat salah satu teman mereka mengucapkan candaannya. Rian yang memperhatikan tingkah laku mereka pun merasa iri.Iri karna dia sekarang hanya sendiri, berjalan tak tentu mau kemana. Melihat mereka seperti masa dimana sahabatnya dulu seperti mereka, kumpul bareng dan saling mengejek untuk memecahkan canda tawa yang lainnya. Rian pun berjalan kembali hingga sampai kembali di angkringan Baso abang unyu. karna lelah dan juga sebal setelah berkeliling tak juga datang sahabatnya itu, Rian pun menghampiri motoryang parkir dengan gagah di samping gerobak baso itu.

dilanjut dibawah...
 
Lanjutan chapter 8

"kira-kira aku bisa tidak yah mengendarai motor ini."Rian pun menaiki motor itu mencoba menghidupkannya namun dia tampak ragu dan mengurungkannya, dengan langkah perlahan namun pasti Rian menghampiri abang unyu, mencoba bertanya cara mengendarai motor sahabatnya itu.

"Bang cara jalanin motor Fajal gimana?"

"apa...? caranya mas ga tau..hahaha.. hari gini mas ga bisa naik motor.. haduh..parah." tertawaan abang unyu pun membuat Rian gusar.

"Ga bisa kalau motor bang, mobil bisa." Rian mencoba membela harga dirinya.

"Widih.. mobil, yaudah, abang ajarin, cukup gampang kalau motor, tapi sama saja kaya mobil mas."

Rian yang sudah mahir dalam mengendarai mobil, meskipun dia belum punya SIM(surat ijin mengemudi) mulai sedikit demi sedikit bisa naik motor walau sering tiba-tiba mati, namun Rian terus berusaha hingga dia menuai hasil.

"makasih ye bang, udah ngajarin." ujar Rian setelah cukup dia memutari alun-alun.

"Ouh.. iya mas sama-sama."

"Kalau begitu saya pulang dulu mas." ujar Rian.

"iya silahkan, entar kasih tau Fajal kalau hutang makan basonya udah numpuk yah, dan jangan lupa klaksonnya sirine polisi."

Mendengar itu Rian pun terkejut, dan menggelengkan kepala. Rian pun mengambil beberapa lembar uang dari sakunya danmemberikannya kepada abang unyu.

Kemudian segera melesat melewati keramaian alun-alun kota itu, bergegas cepat pulang karna waktu sudah mendekati tengah malam.Namun seakan takdir yang tak menginginkan agar Rian cepat sampai tujuannya, sebuah gerombolan lelaki dengan seorang gadis ditepi jalan sepi yang gelap gulita membuat Rian terkesima untuk berhenti setelah mendengar tangisan dan teriakan dari sang gadis itu.

"Heee....he..he.heee.. lepaskan aku tak mau, brengsek. Tolong..." teriaknya.

"Diam kau gadis tengik, sebentar lagi kau pasti senang." ucap salah satu dari lelaki itu.

Rian yang sudah berhenti dan mengintai dari kejauhan pun mulai menyiapkan strategi menyelamatkan gadis itu.

"Gimana yah.. kalau aku menghajar mereka semua, yang adaaku kalah dan percuma saja akumenolongnya." pikirnya. Rian pun berpikir keras dan mengingat ucapan abang unyu tadi sebelum dia pergi.

"Klaksonnya sirine polisi ujar abang unyu tadi, mungkin aku bisa memanfaatkannya." pikirnya lagi. dengan perlahan Rian menaiki motornya dan tak lupa menutup lubang knalpotnya terlebih dahulu dengan menggunakan plastik dan batu.Motor Fajal pun berjalan dengan perlahan mendekati gerombolan itu dalam keadaan lampu motor mati. Setelah cukup dekat Rian pun segera bersiap menyalakan Klakson dan lampu motornya.

Dengan serentak sinar lampu terang dan klakson Rian nyalakan membuat gerombolan itu terkaget-kaget dan segera berlarian tak tentu arah meninggalkan sang gadis yang pakaiannya sedikit berantakan.

"Untung ada pak polisi datang, sukurlah aku tak jadi diperkosa oleh mereka." ucap gadis itu dalam hati.Rian pun segera mematikan motornya setelah melihat gerombolan itu tak nampak lagi dan menghampiri gadis itu.

"kau tak apa-apa kan?" tanya Rian melihat gadis itu sedang membereskan bajunya yang sedikit berantakan.

"Iyah.. aku tak apa-apa, makasih pak mau membantu saya." ucapnya setelah membereskan bajunya, kemudian gadis itu pun menatap Rian.

"kau...." ucap keduanya terkejut."kau kan yang tadi makan diwarung baso abang unyu?" ucap Rian.

"Iya benar, dan kau yang bersama teman mu itu kan? ku kira yang menolong ku pak polisi, tapi tak apalah terima kasih yah."

"iya sama-sama, kau mau kemana sampai bisa diusilin sama gerombolan itu?"

"aku ingin pulang namun mereka mencegatku."

"Ouh.. ya sudah aku antarkan kau pulang supaya aman dan cepat, lebih baik kan dari pada jalan kaki."

"Ouh.. iya terima kasih bila ingin mengantar ku."

"sama-sama, ngomong-ngomong kita kenalan dulu, nama ku Rian."

"aku Dinar, salam kenal."

"Ya udah, ayo kita berangkat." ucap Rian dijawab dengan anggukan oleh Dinar.Mereka pun pergi meninggalkan tempat itu.

[size=+2]Bersambung[/size]​

Duh Maaf jadi 2bagian gini coz hp colek ane udh mencapai maksimal..
 
Rika gagal Dinar yang didapat,, wkwkwkwk nice apdet ganSka..:jempol:

#tetep sabar nunggu ayank Ratna..:papi:
biasalah... mood mentok.. :bata: hatur tenkyu brad.. :beer:
#setelah ini bahas ratna sama ezar :haha:
 
[size=+2]Chapter 9 - Ngobrol[/size]​

"Semua sudah siap tinggal berangkat..."

Aku pun melangkah keluar rumah dengan semangat yang menggebu-gebu dan memegang erat sapu tangan Ratna.

"ku akan memberikan ini kepadanya." ujar ku sambil menatap langit pagi itu, kemudian menatap lurus kedepan. Dengan berjalan kaki ku lewati motor dan mobil yang sedang asik parkir dipinggir jalan, dan akhirnya aku pun sebentar lagi sampai dialun-alun desa ku. Terlihat oleh ku dari tempat biasa aku duduk santai menunggu angkot untuk kesekolah, ada Dinar disana dan teman-temannya, namun sayang sekali karna Ratna tinggal di desa yang bersebelahan dengan desa ku.

"hai Dinar" ujarku menyapanya sebari melambaikan tangan.

"hai juga sepupu" jawab dinar sebari memandang aku yang sedang berjalan menghampirinya.

"tumben berangkat jam segini, biasanya kau paling pagi berangkatke sekolah." tanyaku seraya duduk disebelahnya dan bersebelahan dengan teman-temannya.

"biasalah tadi aku pulang malam jadi bangunnya telat." jawabnya sebari memandang langit yang disinari mentari pagi.

Raut wajahnya terlihat muram namun, tiba-tiba Dinar tersenyum manis memandang gumpalan awan pagi itu, membuatku sedikit penasaran apa yang dipikirkan olehnya.

"ayolah kita berangkat angkotnya udah tiba tuh!" ucap teman dinar sebari menunjuk angkot yang sedang putar balik ingin menghampiri kami. Aku pun menaiki angkot itu diikuti Dinar dan teman-temannya.

Sesampainya aku disekolah, segera saja aku berlari menuju dimana kelas ku berada meninggalkan Dinar yang dengan santainya berjalan bersama teman-temannya. Tepat setelah aku duduk sebentar dibangku yang sudah ku duduki sekitar 1 bulan itu, bel pun berbunyi.

kriing... kriing...

Aku pun bersiap mengeluarkan buku, dari pintu kelas pun Rian dan tentunya Fajal sama anak buahnya muncul. Mereka pun menduduki bangku masing-masing. Sedangkan aku yang sudah siap menulis dibuku yang baru beberapa lembar diisi tulisan ku itu, mulai bosan karena guru yang akan mengajar dikelasku belum juga datang. Akhirnya aku pun mengobrol dengan Rian. kami dengan santainya mengobrol tentang apa saja, mulai dari sekolah, tempat yang asik buat nongkrong, guru paling galak dll. Hingga Rian pada akhirnya menanyakan tentang Rika pada ku.

"gimana kata sepupu mu Ezar tentang gadis yang ku sukai itu?" tanya Rian dengan tatapan serius menantikan aku bicara.

Sempat aku berpikir mau menjahilinya namun ku urungkan itu, karna Rian lah yang membuatku tak tertekan dikelas ini dan dialah sahabat pertama ku selama aku sekolah disini.

"kata Dinar, Dia namanya Rika.. Rian sama seperti pacar Fajal cuma beda nama belakangnya saja." ujarku pelan. Rian tampak berfikir sejenak, mungkin Rian sedang mengingatnya atau apa yang jelas aku tak tau, aku hanya terus memandanginya saja.

"jadi Rika namanya brad, okelah aku akan mengingatnya terus...hehehe" ucapnya cengengesan membuat aku jengkel mendengarnya.

"selamat pagi anak-anak" ucap guru yang baru saja datang.

"pagi juga bu" jawab ku dan yang lainnya. akhirnya kami semua pun mulai membuka buku dan menulis.

[size=+2]~~~~^X^~~~~[/size]​

"baiklah anak-anak besok kita lanjut lagi pelajaran ini dan jangan lupa kerjakan tugas dari ibu" ucap bu guru seraya membereskan buku yang dibawanya.

"iya bu" ucap kami semua.

Aku yang sudah ingin sekali menemui Ratna pun bergegas membereskan buku-buku ku. Setelah semua beres aku pun segera berjalan menuju perpustakaan, diperjalanan ada teman sewaktu aku masih kelas 1 menyapaku namun aku tak menghiraukan sapaannya meskipun mungkin teman ku itu menganggap aku sombong namun aku tak perduli sekarang ada hal yang paling penting dan Ratnalah hal penting itu. Sesampainya aku di perpustakaan, seutas senyum dari Ratna terlihat oleh ku membuatku ikut tersenyum.

"sungguh rasa cinta ku ini kepadamu Ratna, akan terus bertambah setiap ku melihatmu tersenyum." guman ku pelan sebari memandangnya dari balik gudang itu.

"sekarang aku akan mengembalikan ini, ya tuhan berilah aku ke beranian untuk mendekatinya!" ujarku dalam hati sebari menggenggam sapu tangan yang semalam aku hirup aromanya sampai aku tertidur.

"baiklah aku akan mengembalikannya" ucapku dalam hati dengan penuh keyakinan.

Aku pun mulai melangkah menuju perpustakaan dan setiap aku melangkah pikiran ku terus berkecamuk tentang apa yang akan terjadi setelah aku mengembalikan sapu tangan ini, apakah Ratna akan mengacuhkan aku atau tidak, namun aku tak memperdulikan itu yang jelas aku harus dan harus mengembalikannya. Kaki ku tiba-tiba gemetaran tak mau digerakan, tepat aku baru berjalan setengah perjalanan atau baru mencapai ujung dari gudang itu Ratna berdiri dari bangku yang biasa ia duduki dan menatapku sebari tersenyum.

Deg..Deg..Jantungku terasa seakan ingin terus berdetak semakin cepat melihatnya begitu.

"ayo lah kaki bergerak,kenapa kau tak mau menuruti perintah ku..Oh tuhan dia semakin mendekat, bagaimana ini ?" gerutuku dalam hati. Ratna yang terus menerus memandangku sebari berjalan perlahan kearahku. Keringat ku tiba-tiba keluar mungkin karna jantungku ini semakin cepat berdetak setelah Ratna berada tepat didepanku dan jarak kami hanya beberapa langkah.

"Hai dewi, kenapa baru datang." ucap Ratna tiba-tiba sebari melambaikan tangan.

Aku pun terkejut mendengarnya, ku kira Ratna ingin menghampiri ku, namun aku salah, akan tetapi kaki ku tetap tak mau digerakan walau kebenarannya seperti itu. Ratna mulai berjalan perlahan menuju kearah ku, tepat selangkah lagi dia melewati ku, Ratna berhenti dan memandangku dengan muka yang tampak heran.

"Tapi bohong..hihi" ucap Ratna tiba-tiba dan membuatku bingung apa sebenarnya yang dia maksud bohong itu.

"Dewi tak ada lagi yang ada aku dan kamu saja Ezar." lanjut Ratna. Perkataannya itu membuatku sangat terkejut.

"dari mana Ratna mengetahui siapa aku?"ucapku dalam hati.

"hei Ezar kenapa bengong? ya sudah kalau begitu aku pergi saja bila kau terus diam seperti ini." Ratna pun berjalan meninggalkan ku, dengan penuh paksaan aku mencoba menggerakan tubuh ku.

"yes berhasil." ucapku dalam hati setelah berhasil menggerakan tubuh ku lagi. terlihat Ratna semakin jauh, aku pun berlari mengejarnya.

"hei Ratna tunggu." ucapku sebari berlari. Ratna pun berhenti berjalan dan membalikan tubuhnya menatapku.

"dari mana kamu tau namaku Ezar?"

"dari sepupu ku, dan kamu dari mana tau nama ku?"

"siapa sepupu itu? aku tau dari teman sekelas ku." dia Dinar yang.."

"apa kau bilang?Dinar?" ucap Ratna memotong ucapanku.

"ia memang benar sepupu ku itu Dinar memangnya kenapa Ratna?" tanyaku balik.

"Dinar yang memberi tau nama mu.. jangan-jangan Dinar.."

"jangan berburuk sangka seperti itu Ratna, ya sudah sebenarnya aku ingin mengembalikan ini kepadamu tadi." ucap ku memotong ucapan Ratna. Karna aku tak mau Ratna berburuk sangka kepada sepupu ku bisa-bisa persahabatan mereka hancur. Aku pun memberikan sapu tangan miliknya, namun Ratna menolaknya seraya berkata.

"itu untuk mu saja Ezar, aku ga mau menerimanya"
"memang kenapa? ini kan milik mu."

"memang itu milik ku tapi memang sengaja aku membuangnya didekat mu waktu itu karna..ah sudahlah aku malu mengatakannya." ucapan Ratna itu membuatku terkejut,

"kenapa dia malu untuk melanjutkan perkataannya tadi, apa ada yang dirahasiakannya sehingga dia membuang saputangan ini di dekat ku?" bathin ku bertanya-tanya.

"Loh kok gitu,jadi ini sengaja kamu buang agar aku memungutnya begitu."

"iya memang benar."

"terus alasannya apa?"

"ah kamu juga tau Ezar alasannya.. hihihi" ucapan Ratna kembali membuatku terkejut.

"dari mana aku tau alasannya coba, benar-benar bikin bingung" ucap ku dalam hati.

"dari mana aku tau alasan mu Ratna, aku aja baru kenal sekarang... kring..kring..kring" ucapan ku terpotong oleh bel masuk.

"ya cari dong! dan apa benar kamu baru tau aku, kan kamu setiap waktu istirahat suka melihat ku dari balik gudang itu" ujar Ratna seraya menujuk tempat tongkrongan ku untuk mengintipnya.

"kenapa Ratna bisa tau yah padahal aku kan belum pernah ketauan?" gerutu ku dalam hati.

"hei kok bengong.? ayo masuk kelas udah bel masuk tadi!"

"oh iya..ayo" kami pun berjalan menuju kelas.

[size=+2]Bersambung[/size]​
 
Asyikk..memang seperti inilah siN... Eh maksud ane siRatna, bisa mengubah kebekuan sipangeran es menjadi butiran2 cinta yg kan terus mengalir tiada henti, hanya untuk ayank Ratna seorang... :D

#haturnuhun brad, sukses menggiring perasaan ane merasakan kembali indahnya cinta pertama..:ampun::semangat::banzai:
 
Asyikk..memang seperti inilah siN... Eh maksud ane siRatna, bisa mengubah kebekuan sipangeran es menjadi butiran2 cinta yg kan terus mengalir tiada henti, hanya untuk ayank Ratna seorang... :D

#haturnuhun brad, sukses menggiring perasaan ane merasakan kembali indahnya cinta pertama..:ampun::semangat::banzai:
caelah... kata2nya itu loh..:lol:
#sami2 brad..emng first love patut untuk dikenang.. :lol:
 
aji mumpung gan, hehehe.
Pan komennya belakangan gan, jadi baca dulu dong.

:haha:

:semangat: ganCra
bagus lah.. kalau dibaca.. :haha: soalnya cuma ente sama brada Caezar yg komen dan baca thread ane ini :galau:
 
bagus lah.. kalau dibaca.. :haha: soalnya cuma ente sama brada Caezar yg komen dan baca thread ane ini :galau:

hey2 tetep semangat brada,,:semangat::banzai:

#sekali2 mah main atwh k lonje selamat datang brad, lmayan bnyak hburan disana..:jempol:
 
hey2 tetep semangat brada,,:semangat::banzai:

#sekali2 mah main atwh k lonje selamat datang brad, lmayan bnyak hburan disana..:jempol:
ia.. brad.. lagi ga semangat.. :(
#sibuk terus brad.. mungkin entar ane kesana.. kalo lagi bosan..
 
lah kok kayak orang putus cinta ehh putus asa ajha ganCra?
:semangat: dong, ingat gan, keindahan itu akan nampak ketika kita memulainya dari nol.
emang iye gan.. ane lagi putus asa.. bat tenkyu ats semangat yg ente sama Caezar berikan.. ane bakalan tamatin ini cerbung dengan sabaik2nya.. emng g bisa sebagud karya maestro disini.. tapi cukup lah buat pemula seperti ane...
 
Bimabet
emang iye gan.. ane lagi putus asa.. bat tenkyu ats semangat yg ente sama Caezar berikan.. ane bakalan tamatin ini cerbung dengan sabaik2nya.. emng g bisa sebagud karya maestro disini.. tapi cukup lah buat pemula seperti ane...

menyamai emang susah gan, tapi jangan patah semangat.
Tetap optimis, dan yakin bahwa untuk menjadi seorang yg besar kita harus menjadi kecil, jangan malu untuk berusaha.

Lag kok ane jadi nasehat gini sih? Hehehe.
Maap yah GanCra.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd