Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Berakhir Indah, apa Tidak? By CrazySka

Bimabet
Tumben dikit apdetnya Gan ? :D
Betewee ane dah ngirim :cendol: 5
Dicek ya sempaknyaa :beer:
Perasaan sama aja sama updatetan sebelumnya itu 7500 suku kata gan ngeleg abis hp jadul ane, update juga pake hp colek punya temen.

Buat cendol makasih banget ganBik :beer:
 
Wah..dah mulai konfliknya. Moga aja c Ezar gk ikutan genk motornya n lbih fokus k saputangan c Ratna..robot ijo ente knpa brada, kekurangan olikah? Wkwkwkwk :Peace:
#beidewei untk menambah inspirasi, coba ganSka main k SF heart to heart. Disana ada trit tentang "coretan kisah para sahabat", lumayan dah ada beberapa kisah nyata disana, dan kebanyakan masa-masa sekolah brada..:beer:
##edisi promosi kisah cinta pertama
kalau mau cerita Ezar seperti apa jadinya pm aja ma ane, supaya ga sesuai yang ane mau tulisin.
Soal hp ane ga tau penyebabnya entar ane kirimin ke bengkel biar dibor'ap jadi layar injak =))

#entar ane kunjungi threadnya. thank usulnya ganZar :beer:
 
Layar injak,.:huh: ane kirain berubah jd robot yg low d pelototin bisa apdet otomatis..wkwkwkwk

#trserah ente ganSka, mo dibikin kayak gmana jga tuh c Ezar, asalkan jngan mahoman aja.. Dah ane serahin ijin 1000% bwt d permak abis tuh char..:jempol: :semangat:
 
Layar injak,.:huh: ane kirain berubah jd robot yg low d pelototin bisa apdet otomatis..wkwkwkwk
#trserah ente ganSka, mo dibikin kayak gmana jga tuh c Ezar, asalkan jngan mahoman aja.. Dah ane serahin ijin 1000% bwt d permak abis tuh char..:jempol: :semangat:
=)) ada ada saja
#oke kalau begonoh
 
Mantap gan Cae jadi salah satu pemerannya.
Hehhe.
:jempol: :jempol: dah buat ente
:semangat: updatenya yah gan craz.
yoi gan ikutan casting dia :D
selalu semangat pas klik beri komentar buat update :D pas nulis godaannya banyak gan.
makasih udah mampir :beer:
 
[size=+2]Chapter 6 - Dia Rika[/size]​

Pelajaran keempat dimulai seduangkan Fajal, Rian dan Caezar duduk dengan santainya di area kantin begitu juga dengan teman sekelas mereka hanya ber-malas-malasan ada yang mainin hp, mengobrol ga jelas dan juga membaca buku pelajaran mereka, Sedangkan Fajal dan Rian memperhatikan seseorang yang menyantap makanan didepannya dengan lahap seseorang itu ialah Caezar.

"Kau masih memandanginya Ezar?" celetuk Fajal. Caezar pun menghentikan acara makannya.

"Iya, Aku masih memandanginya, memang kenapa?" ucap Caezar santai dan me-lanjutkan makan.

"Tidak apa-apa, hanya saja.. Sampai kapan kau mau memandanginya? Apa kah kau tidak mau mendapatkannya?" tanya Fajal lagi. Caezar pun terperangah mendengar ucapan Fajal sedangkan Rian hanya memperhatikan mereka dengan seksama karena tidak tau menau perihal gadis yang dimaksud oleh sahabatnya itu.

"Asal kau tau aku sangat menginginkannya namun tubuhku ini selalu gemetaran bila berdekatan dengannya dan mulai hari ini dan seterusnya aku akan mendekatinya lagi." ucap Caezar bersemangat dan meraba saku celananya yang berisikan sapu tangan Ratna.

"Bagus jika kau mempunyai prinsip begitu, sejujurnya aku ingin memberitahu tentang..." Fajal menatap Rian sejenak, "gadis yang Rian pandangi tadi" lanjutnya. Mendengar itu Caezar tersenyum ternyata sahabat barunya itu sudah mendapatkan sang pujaan hati.

"hahaha, kukira kau hanya suka gadis kota ternyata oh ternyata gadis desa pun kau suka Rian." Caezar meledek dengan tertawa.

"Loh-loh kenapa malah bahas aku.. Ah kampret." Rian menggerutu kesal.

"Maaf-maaf! Aku hanya berniat menolong mu," Fajal menjelaskan sebari menepuk pundak Rian.
"Jadi begini Ezar, Rian itu menyukai seorang gadis yang sekelas dengan gadis yang kau pandangi itu." lanjut Fajal menatap Caezar kemudian tersenyum menatap Rian.

"Ternyata gadis yang kau sukai itu sekelas dengan Ratna, lalu yang mau kau tau apa Rian?" ucap Caezar mengerti apa yang dimaksud oleh Fajal.

"Dia mau tau nama gadis itu." Fajal menimpali omongan Caezar.

"Loh ko nanya itu Jal kan tadi kamu tau saingan aku kenapa tidak tau namanya?" Rian terkejut mendengar ucapan Fajal dan bingung mengerti-kan pola pikir Fajal.

"Aku tau saingan mu itu karena waktu itu aku pernah melihat mereka berboncengan selepas aku pulang, sedangkan gadis yang kau suka itu aku tidak tau sama sekali." Fajal menjelaskan keluh kesah Rian.

"Coba ciri-cirinya seperti apa Rian?" tanya Caezar setelah menghabiskan makanannya.

"Yang aku tau dia berpenampilan biasa saja seperti siswi lainnya hanya satu membedakannya dia suka sekali duduk manis di depan kelas itu saja yang aku tau Ezar" jawab Rian sebari telunjuknya bermain-main di dagu dirinya sendiri.

"Satu lagi Ezar dia punya seorang kekasih, kakak kelas kita dan masuk geng motor RCC." ucap Fajal menambahkan.

"Baiklah entar aku tanyakan kepada sepupuku, semoga saja dia tau." Caezar berdiri, "Ayo kita masuk sudah mau datang guru kita." lanjutnya, setelah melirik jam tangannya.

"Oke." Fajal berdiri diikuti Rian dan mereka pun beranjak dari kantin.

[size=+2]~~~~^X^~~~~[/size]​

Segelintir awan-awan hitam mulai menyatu menjadi satu, cahaya kilat pun membuat silau matanya, kemudian berganti dengan suara petir yang menggelegar ia pun cemas dan ketakutan. Angin berhembus kencang menerpa tubuh Caezar, tubuhnya pun menggigil kedinginan diteras rumah sepupunya itu.

"Lama bener nih buka pintu." gerutu Caezar dalam dinginnya sore itu karena akan segera turun hujan.

"kampret nih sepupu, ga tau orang kedinginan diluar nunggu dia buka pintu.. Eh dianya malah lama bener bukanya. Beh dingin buanget haaaaciih." Caezar memeluk kakinya dipojok kiri pintu, menggigil kedinginan sampai dia bersin.

Pintu pun terbuka, nampak gadis sebaya dengan Caezar sedang menengok kiri dan kanan mencari sepupunya itu.

"Caezar kau dimana?"

"Disini." Caezar lemas dengan tubuh menggigil.

"Kau kenapa disitu... Oh tidak.. kau menggigil ayo masuk" ucapnya kaget setelah melihat keadaan Caezar dan menyeretnya masuk.

[size=+2]~~~~^X^~~~~[/size]​

Teh manis hangat pun diminum olehnya dengan meniup air teh nya terlebih dahulu. Teh manis itu pun menghangatkan badannya yang sedari tadi hampir mati kedinginan. Sekarang Caezar berada di ruang tamu sepupunya.

"Ah nikmat, teh manis buatan mu Dinar sekarang takaran gulanya pas ga terlalu manis." Caezar memuji dan meletakan secangkir teh manis itu setelah tadi menyeruputnya.

"Oh ya... Makasih kalau gitu, sekarang keadaanmu bagaimana sudah baikan?" ucap Dinar bahagia mendengar pujian sepupunya dan cemas mengingat kembali keadaan Caezar tadi sewaktu di teras rumahnya.

"Aku sekarang baik-baik saja kau tak usah cemas! Aku kesini sebenarnya mau menanyakan perihal seorang gadis yang sekelas denganmu Dinar." Caezar serius menatap Dinar lekat-lekat.

"Apa kamu sudah tidak mau dengan Ratna sampai-sampai kamu menanyakan gadis lain di kelasku?" Dinar menggenggam remote tv dan menyalakannya.

"Hatiku ini masih untuk Ratna tak berbelok kelain hati, perihal gadis yang mau ku tanyakan untuk sahabat baruku." ucap Caezar menjelaskan.

"Cie masih setia nih ceritanya... Sahabat baru, siapa dia?" ucap Dinar meledek sebari memilih-milih channel tv.

"Mulai deh meledek terus aja terus ledekin aku, dari dulu gak ubah-ubah sikap mu itu. Astaga." gerutu Caezar sebal dan menggelengkan kepalanya.

"Iya deh ga lagi meledek mu Ezar, jadi siapa dia." gerutu Dinar kesal.

"Dia? Oh.. Sahabat baruku maksudnya, nama dia Rian... Dinar." Caezar kemudian minum kembali teh manisnya.

"Rian yah, lumayan juga namanya... Ciri-ciri gadis yang disukai Rian kau tau kan?" Dinar menyandarkan kepalanya dan menatap lurus kearah tv.

"Rian dan Fajal hanya memberiku info bahwa dia sering kali duduk didepan kelas dan ada seorang lelaki yang dekat dengannya, lelaki itu anggota RCC dan juga kakak kelas kita Dinar." Caezar menatapnya.
Dinar pun mengalihkan tatapan-nya dari layar tv dan menatap serius Caezar.

"Yang aku tau ada 2 gadis yang punya seorang kekasih di geng motor itu dan untuk yang duduk didepan kelas itu hanya satu dia namanya Rika amelia, menurutku Rika lah yang dimaksud Rian karna Rika juga punya seorang lelaki dari geng motor itu tapi masih tahap mendekatinya bukan kekasihnya." Dinar menatap kembali ke layar tv sedangkan Caezar hanya menganggukan kepala.

"Jadi Rika yah, kalau begitu aku pulang dulu." Caezar berdiri.

"Kenapa kau pulang? Tetaplah disini temanni aku sebentar! Ibu masih belum datang dari pasar." Dinar merengek minta ditemani.

"Memang bibi kapan pulang?" Caezar duduk kembali.

"Datang sebentar lagi kok tenang saja. Hahaha liat itu Ezar!" ucap Dinar santai dan tiba-tiba tertawa melihat layar tv.
Mereka pun mengobrol tentang apa saja hingga Ibu Dinar datang.

[size=+2]~~~~^X^~~~~[/size]​

Dikesunyian malam, terbaringlah seorang lelaki yang sedang berguling kesana kemari di kasur yang empuk itu. Dia sangat bahagia sampai-sampai ia senyum-senyum sendiri.

"Besok aku akan mengembalikan mu dan mendapatkan pemilik mu." Caezar menatap sapu tangan itu dan menghirup aroma sapu tangan itu.

Dia pun berangan-angan, membayangkan saat dia mengembalikannya.

[size=+2]Bersambung[/size]​
 
Terakhir diubah:
Caezar memeluk kalinya dikiri pintu?:huh:
mungkin "kakinya" ya ganSka.. Yup ringan mengalir dan anelah char utama d apdetan kali ini :haha:

#hatur nuhun apdetannya brada..mantap euy :jempol:
 
Caezar memeluk kalinya dikiri pintu?:huh:
mungkin "kakinya" ya ganSka.. Yup ringan mengalir dan anelah char utama d apdetan kali ini :haha:
#hatur nuhun apdetannya brada..mantap euy :jempol:
wah ada typo entar ane benerin..
#tadinya ane mau masukin rian tapi feelnya ga nyambung :D jadi ente deh dapet paling banyak :hua:
 
sami sami gan, hehehe.
Oya, kalau boleh tau godaannya apa ajha, siapa tau ane boleh bantu, ngelus ngelus buat ngejauhin si penggoda. Heheheh
alesan utama adalah males pas feel buat nulis ga ada pas ane kepingin nulis.. Pas feel nulisnya ada mentok ane ga bisa nulis karna sobat ane udah dateng ngajak maen.. Mau nolak ga enak hati ane gan.. Mereka susah senang slalu ada buat ane.. Males pas hp ane udah ngeleg karna ketikan udah mencapai max batasan suku kata.. Akhinya ane pun bawa buku sama pulpen kemana mana.. Maen sambil nulis ga bikin ngeleg lagi. Kalau agan pingin bantu cukup ramaikan sf ini atau baca updatetan cerbung ane.. Cukup itu saja ane Sangat berterima kasih.. Apalagi kalau komen..
 
alesan utama adalah males pas feel buat nulis ga ada pas ane kepingin nulis.. Pas feel nulisnya ada mentok ane ga bisa nulis karna sobat ane udah dateng ngajak maen.. Mau nolak ga enak hati ane gan.. Mereka susah senang slalu ada buat ane.. Males pas hp ane udah ngeleg karna ketikan udah mencapai max batasan suku kata.. Akhinya ane pun bawa buku sama pulpen kemana mana.. Maen sambil nulis ga bikin ngeleg lagi. Kalau agan pingin bantu cukup ramaikan sf ini atau baca updatetan cerbung ane.. Cukup itu saja ane Sangat berterima kasih.. Apalagi kalau komen..

saran ane yah gan, mending ente ngetiknya pas malem ajha, misalnya kalau dah pulang terawih, atau abis selesai shalat magrib, kan ada tuh waktu luangnya walau cuma sedikit, tapi sejam dua jam bisa dimanfaatin loh, siapa tau bisa dapet inspirasi dalam waktu yg singkat itu.
 
saran ane yah gan, mending ente ngetiknya pas malem ajha, misalnya kalau dah pulang terawih, atau abis selesai shalat magrib, kan ada tuh waktu luangnya walau cuma sedikit, tapi sejam dua jam bisa dimanfaatin loh, siapa tau bisa dapet inspirasi dalam waktu yg singkat itu.
iya gan ane juga coba gitu walau dapet nulis dikit tapi ane sukuri yah ujung2nya ya ane selesein nulis pagi a.k.a tengah malem.. Cuma diwaktu itu ane bisa sendirian.
 
[size=+2]Chapter 7 - Kenangan Masa Lalu Terganti Dengan Amarah[/size]​

Langit menggelap, cahaya sang bulan purnama pun menyinari langit gelap ini, ditemani kilauan bintang di angkasa. Berderetan rumah-rumah pun ikut memancarkan cahaya terangnya. Dari sekian banyak rumah-rumah yang memancarkan cahaya terangnya ada satu rumah sederhana yang tak jauh dari ladang persawahan, seorang lelaki duduk didepan rumah itu. Lelaki itu duduk sebari melamunkan seorang gadis yang menjadi masa lalunya.

"Sekarang dia pasti sudah bahagia dan mempunyai seorang anak yang mungkin sudah besar sekarang." ucapnya pelan, kemudian lelaki itu memandang sang langit malam, melihat sang rembulan dan kilauan bintang.

"Ku do'a kan kau selalu bahagia wahai sang mantan, kau lah cinta pertama ku dan sekarang ku telah menemukan cinta kedua ku, disini, di kampung tempat aku lahir, aku menemukan cinta itu dan akan melupakan mu, mulai saat ini dan seterusnya." teriaknya di kesunyian malam.

Kemudian dia tersenyum mengingat teriakannya tadi, tangannya mengambil bungkus rokok disamping kirinya dan menyulut satu batang rokok yang diambilnya.

Sementara itu, dari kejauhan seseorang yang mendengar teriakannya hanya menggelengkan kepala dan berjalan mendekatinya.

"Kau kenapa sobat, berdulang durja seperti itu?" ucap Fajal seraya duduk disebelah kirinya dan menyulut satu batang rokok.

"Biasalah, teringat masa lalu." Rian menghisap dalam-dalam rokoknya dan begitu juga Fajal.

"Sudahlah, masa lalu biarlah berlalu, mungkin dengan pindahnya kau kesini adalah hal yang tepat untuk melupakan masa lalu mu itu, ya seperti yang kau teriakan tadi." ucap Fajal setelah menghembuskan asas putih dari mulutnya.

"Huuuuu.....memang benar yang kau katakan, harusnya aku sejak setahun lalu pindah kesini lagi." ucap Rian sebari menghembuskan asap putihnya.

"Baiklah, sekarang kau harus ikut aku ke sebuah tempat yang mungkin bisa membuat mu sedikit bergembira dan melupakan sejenak mantan mu itu." Fajal pun berdiri dan membuang rokoknya.

"Memangnya kita mau kemana? Kalau jauh aku tidak mau." Rian mencoba mengelak.

"Sudahlah ikut saja! Aku tau alasan mu, tidak mau jalan kaki bukan? Sekarang kita jalan kaki dulu kerumahku! Baru naik motor ketempat yang ku tuju." Rian pun tak bisa mengelak lagi, karena sahabatnya sudah mengetahui alasannya. Sebenarnya, ayahnya punya sebuah mobil, namun dia tak punyai sebuah SIM.

Akhirnya mereka pun pergi.

[size=+2]~~~~^X^~~~~[/size]​

Sesampainya mereka dirumah Fajal. Sebuah motor bertenaga 150cc terparkir didepan rumahnya dan membuat Rian yang melihatnya menggelengkan kepala.

"Gila, ini motor udah ga keliatan seperti aslinya lagi, apa ga sayang Jal, motor mu di gituin?" Rian terkesima melihat modifikasi yang Fajal lakukan pada motornya.

"Santai saja kawan, yang spart part yang asli ada di gudang dan untuk yang dipakai ini, semuanya barang lokal, sayang kan kalau pakai yang asli aku gituin, entar turun harga ini motor kalau dijual." ucap Fajal menjelaskan sebari mencopot sebuah stiker geng dimotornya.

"Oh... Begitu aku kira pakai yang asli, terus itu buat apa pake dilepas segala?" Rian menunjuk stiker yang dilepas Fajal.

"Ya jelas dilepas, entar kita bisa babak belur dikeroyok musuh geng motor ku, ayo naik!" Fajal pun menaiki motornya diikuti Rian yang duduk dibelakang.

Chenges...nges...dulugdugh...dugh...dugh...duuuuuggh..

Motor pun menyala, dengan dikemudikan oleh sang driver Fajal diikuti suara nyaring knalpot modifikasioya.

[size=+2]~~~~^X^~~~~[/size]​

Mereka pun sampai disebuah tempat, tempat tulang baso cap kaki lima berjualan dipinggir jalan alun-alun kota.

"Yang benar saja sobat, kamu ajak aku kesini ngapain? Makan." ucap Rian kecewa setelah mengiyakan ajakan sahabatnya untuk ke suatu tempat, yang ternyata tempat itu hanyalah alun-alun kota yang sangat ramai dengan muda-mudi yang sedang apik berpacaran, sedangkan mereka malah nongkrong di tulang baso.

"Sudahlah jangan kebanyakan ngeluh, ikuti saja, aku yang sekarang punya acara, kamu diem dan menikmati saja, Rian." gerutu Fajal kesal.

Fajal pun turun dari motornya dan berjalan santai menghampiri tulang baso itu sedangkan Rian yang terkejut mendengar omongan sahabatnya hanya bengong dan duduk manis diatas motor sahabatnya.

"Sebenarnya dia merencanakan apa sampai-sampai bilang padaku cukup diam dan menikmati, memangnya aku ini patung dibilang begitu." gerutu Rian dalam pikirannya.

Sementara itu Fajal yang sudah menghampiri tulang baso, kemudian bertanya.

"Gimana bang masih aman?"

"Tenang saja mas Fajal masih aman, belum datang mereka semua." Fajal pun tersenyum mendengarnya.

"Bagus kalau masih aman, ngomong-ngomong pesen baso 2 bang."

"Disini atau dibawa pulang mas?"

"Disini saja." mendengar jawaban Fajal, abang si tulang baso pun segera menyiapkan 2 mangkuk baso. Sedangkan Fajal kemudian melirik sahabatnya.

"Kau mau duduk di motor ku terus Rian, Gak mau makan?" Rian yang mendengarnya sontak kaget dan dengan terburu-buru turun dan menghampiri Fajal yang duduk manis dekat abang tulang baso itu sebari melihat si abang yang sedang menyiapkan 2 mangkuk baso untuk mereka berdua.

"Kenapa lagi kita makan, perutku ini masih belum lapar." ucap Rian seraya duduk disebelah sahabatnya, sedangkan Fajal yang sedari tadi sedang melakukan pengintaian merasa terganggu.

"Astaga, sudahlah Rian, dikasih makan malah ngeluh segala... Bang geser sedikit ga keliatan!" Rian yang melihat tingkah sahabatnya pun merasa bingung.

"Sebenarnya dia sedang melihat cara membuat baso atau apa, aku jadi bingung melihat tingkahnya." bathin Rian bertanya-tanya, sedangkan abang tulang baso yang mendengar ucapan Fajal tadi segera bergeser dan kemudian Fajal tersenyum melihat apa yang ditampilkan dari kaca gerobak baso itu. Di kaca itu terlihat pemandangan trotoar di seberang jalan.

"Kenapa mereka belum muncul?" bathin Fajal bertanya-tanya.

"Hey sobat, kau sedang melihat apa? Aku jadi ragu kalau kau sedang memandang lapar bola-bola kenyal itu." gerutu Rian ingin tau.

Fajal yang mendengar ucapan Rian tadi hanya diam tak bergeming sedikit pun dari memandang kaca itu. Kemudian Fajal tersenyum bahagia melihat dari kaca itu ada banyak motor yang berhenti dan memarkirkan motornya di trotoar itu.

"Dari pada kau penasaran sama apa yang kulakukan, cobalah kau lihat kaca gerobak itu!" Fajal pun tertawa melihat Rian yang segera saja melihat kaca gerobak baso itu.

"Ah sialan aku dikerjai, hanya ada tulisan MIE BASO SEDAP CHEF ABANG UNYU." bathin Rian kesal.

Kemudian Rian menatap sahabatnya dengan kesal. Sadar akan tatapan Rian, Fajal pun angkat bicara dan menghentikan tawanya yang tadi meledak.

"Haha... Kau kenapa Rian menatapku begitu bukannya senang malah gitu." mendengar ucapan Fajal, Rian pun bertambah kesal.

"Kau membodohi ku, hanya ada tulisan mie baso sedap chef abang unyu disana." ucap Rian dalam kekesalannya.

Mendengar ucapan Rian tadi abang tulang baso pun tertawa dalam hatinya, berbeda dengan Fajal yang sontak saja terkejut seraya berkata.

"Oh..." mendengar jawaban Fajal, delik mata Rian pun melebar menatap sang sahabat.

"Tenang-tenang kau jangan melotot seperti itu, cobalah lihat dari sebelah sini!" ucap Fajal mencoba memenangkan amarah Rian.

Dengan kesal Rian mengikuti apa yang diucapkan Fajal. Perlahan amarahnya mulai mereda setelah melihat....

[size=+2]Bersambung[/size]​
 
Terakhir diubah:
Wakakakakak chef abang unyu..=)) =)) =))

beidewei ada typo ganSka,
"berjalan pantai"
terus "melibu" itu apaan brad? Ane kurang paham nih..:p

#but after all, bner2 menghibur nih chapt yg ini, abang unyu..=)) =)) =))
 
Wakakakakak chef abang unyu..=)) =)) =))

beidewei ada typo ganSka,
"berjalan pantai"
terus "melibu" itu apaan brad? Ane kurang paham nih..:p

#but after all, bner2 menghibur nih chapt yg ini, abang unyu..=)) =)) =))
itu harusnya santai dan melihat udah ane benerin,,mungpung masih diwarner :D

ane sih asal aja itu brad kasih nama gitu... bagus kalau menghibur :beer:
 
itu harusnya santai dan melihat udah ane benerin,,mungpung masih diwarner :D

ane sih asal aja itu brad kasih nama gitu... bagus kalau menghibur :beer:

bner-bner ide yg simple tapi hiburannya poll brada, ane sampe gk bisa brhenti ngebayangin situasi diwarung mie baso sedap chef abang unyu..gokil..=)) =)) =))

#goodjob brada..:jempol:
 
Bimabet
bner-bner ide yg simple tapi hiburannya poll brada, ane sampe gk bisa brhenti ngebayangin situasi diwarung mie baso sedap chef abang unyu..gokil..=)) =)) =))
#goodjob brada..:jempol:
oke brada..:beer: jangan lupa cek kulkas... Sedikit teman minum buat baca cerita ane ini :D
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd