Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Berakhir Indah, apa Tidak? By CrazySka

CrazySka

Tukang Semprot
Daftar
17 Jan 2015
Post
1.034
Like diterima
52
Lokasi
Dibawah Awan
Bimabet
Ehemmz... Ini adalah Thread pertama ane disini. Mohon maaf bila ancur, gak bagus, bertele-tele dan gak enak dibaca. Sungguh minta maaf jikalau cerita ini begitu. Ane mah cuma mau bikin cerita ane sendiri dan tentunya imajinasi ane sendiri. Mohon bimbingan dari para agan & sist yg mau membimbing ane ke arah yg baik dalam hal tulis menulis. Ane tak tau ini cerita ane tamat kapan. Update pun ane usahakan sebisa mungkin biar para pembaca senang. Pelajaran pertama ane, bikin cerita ini lumayan pegel tangan ane ngetik nya, nentuin topik, tema, sama konfliknya. Ane ucapkan terima kasih kepada bang Rangga, bang Arzcre/Arci, bang sigantengrusuh/lejen,bang megatron/robot, bang Willdick, bang Sliverpost, bang gotohell, Sist Shibuya dan masih banyak lagi suhu-suhu yang pernah ane baca ceritanya, itu memberi ane sumber inspirasi & semangat ane untuk menulis. Biasalah bosen komen mulu mencoba nulis gitu. Hampir lupa... spesial untuk Rangga, inez, sliverpost, Caezar dan BaDaBik yg sudah memberi ane apresiasi sebuah cendol sebelum ane membuat thread ini.
[size=+5]~~~~InDeX~~~~[/size]
Chapter 1 - Perpindahan
Chapter 2 - Perkelahian Atar Remaja
Chapter 3 - Musuh Sahabat Sendiri
[post=1891251996]Chapter 4 - Gadis Pujaan Caezar[/post]
[post=1891286097]Chapter 5 - Awal Yang Indah[/post]
[post=1891297519]Chapter 6 - Dia Rika[/post]
[post=1891306258]Chapter 7 - Kenangan Masa Lalu Terganti Dengan Amarah[/post]
[post=1891390827]Chapter 8 - Makan Dan Motor[/post]
[post=1891409245]Chapter 9 - Ngobrol[/post]
[post=1891428073]Chapter 10 - Perasaan Ku[/post]
[post=1891455797]Chapter 11 - Bimbang[/post]
[post=1891467821]Chapter 12 - Mulai Dekat[/post]
[post=1891477516]Chapter 13 - Ketemuan[/post]
[post=1891524859]Chapter 14 - Awal Dari Sebuah Kenyataan[/post]
[post=1891805523]Chapter 15 - ke Bimbangan DanKe Sukaran[/post]
[post=1892159354]Chapter 16 - Maut Dalam Sebuah Gang[/post]
[post=1892196116]Chapter 17 - Sang Pengganggu[/post]
[post=1892203297]Chapter 18 - Pendekatan[/post]
[post=1892257770]Chapter 19 - Awal Pertempuran[/post]
[post=1892292107]Chapter 20 - Kemalangan Nasib[/post]
[post=1892345189]Chapter 21 - Kesialan Rian[/post]
[size=+5]TaMaT[/size]​
Warning!
Cerita bersambung "Berakhir Indah, apa Tidak?" ini adalah fiksi belaka. Jika terjadi kesamaan nama & tempat itu hanya kebetulan semata dan tidak merujuk pada nama & tempat dikehidupan nyata. Selamat membaca!
 
Terakhir diubah:
[SIZE=+2]Chapter 1 - Perpindahan[/SIZE]​

" Sayang cepetan! Udah jam 2 siang sayang, entar kemalaman kita nyampenya kalau berangkatnya jam 3. Ayo cepetetan keluar! Mamah sama Papah udah nungguin kamu lama nih diluar. " ujar Mamahnya Rian menyuruh untuk cepat keluar karena sudah menunggu lama anaknya itu. Karena kesal sudah menunggu lama sekali akhinya Mamahnya pun masuk kembali kerumah yang sebentar lagi akan ditinggalkannya itu.

" Iya Mah sebentar lagi. " ujar Rian lantang dari dalam rumah tepatnya dalam kamarnya.

" Jangan keras-keras sayang Mamah disini bukan diluar! " ujar Mamahnya berada diambang pintu.

" Eh Mamah...kirain Rian ada diluar. Maaf ya Mah. " ujar Rian kaget akan adanya Mamah dikamarnya.

" Iya sayang Mamah disini, kamu sih lama jadi Mamah kesini. Lagi apa sih sayang lama banget? Sampe 1 jam Mamah sama Papah nungguin kamu diluar. " ujar mamahnya menanyakan akan hal yang membuat Rian lama.

" Gini Mah, tadi Rian mau keluar. Tapi Rian berasa ada barang yang lupa. Akhirnya Rian ketemu sama barang yang Rian cari tapi ketemunya barusan makanya Rian lama. " ujar Rian menjelaskan apa yang membuatnya lama keluar.

" Ya udah, kalau sudah ketemu ayo berangkat kasian Papah tuh nungguin kamu diluar. " ujar mamahnya mengajak Rian segera keluar.

" Iya Mah ayo. Rian udah siap sekarang. " ujar Rian seraya membawa sebuah koper ditangan kirinya. Setelah memasukan kopernya ke bagasi mobil Papahnya, Rian memandang rumah yang sudah 4 tahun ditempatinya itu.

" Selamat tinggal rumahku. " ujar Rian pelan. Kemudian Rian pun masuk kedalam mobil silver bermerek BM* milik Papahnya itu.

" Ayo Pah berangkat! Rian udah kangen sama rumah kita yang dulu. " ujar Rian semangat.

" Bener kamu Rian. Ayo Pah berangkat! Mamah juga udah kangen sama rumah kita yang dulu itu. " ujar Mamahnya semangat sama seperti Rian.

" Oke, tenang dulu Papah mau ngerokok dulu. " ujar Papahnya bercanda.

" Papah. " ujar Rian dan juga Mamahnya berbarengan.

" Papahkan cuma Bercanda he-he-he." ujar Papahnya. Kemudian mobil itu pun melaju.

[size=+2]~~~~^X^~~~~[/size]​

Disebuah kamar. Pukul 06.00 WIB. Seorang remaja sedang mendengkur pelan. Remaja itu ialah Rian. Perlahan pintu kamar Rian terbuka dan muncullah Mamahnya.

" Aduh anak Mamah masih tidur padahal hari ini mau sekolah. " ujar Mamahnya seraya mendekati Rian.

" Sayang bangun udah jam 6 lebih. " ujar Mamahnya.

" Apa Mah udah jam 6 lebih? " ujar Rian seraya bangkit dari tidurnya.

" Iyah sayang udah jam 6 lebih, kamu mau sekolah kan hari ini? Ayo cepet mandi sana entar terlambat lagi sekolahnya. " ujar Mamahnya menyuruh Rian segera mandi.

" Iya Mah. " ujar Rian seraya berjalan menuju kamar mandinya.

[size=+2]~~~~^X^~~~~[/size]​

SMA 2. Pukul 06.40 WIB.

"Akhirnya Aku bisa sekolah disini, apa teman-teman waktu Aku sekolah SD ada yang sekolah disini juga? Ah...sudahlah sekarang masuk dulu baru nyari mereka. " pikir Rian dalam hati. Setelah Rian masuk banyak murid yang memperhatikannya dari mulai siswi sampai siswa. Menurut Rian itu wajar karena dia adalah murid pindahan yang berseragam berbeda dengan yang mereka pakai. Rian pun menelusuri setiap ruang yang ada di sekolah itu tepatnya Rian sedikit kesasar disana.

Akhirnya setelah cukup lama Rian mencari ruang kepala sekolah berada. Rian pun menemukannya setelah bertanya kepada seorang guru yang berpapasan dengannya. Kemudian Rian membuka pintu ruang guru. Loh kok ruang guru? Ternyata ruang kepala sekolahnya di dalam ruang guru he-he-he. Setelah membuka pintu Rian melihat banyak sekali guru-guru didepannya padahal sudah mau masuk, beda sekali dengan sekolahnya yang selalu tepat waktu berada di kelas walau belum masuk jam pelajaran sekalipun.

Guru-guru itu ada yang berbincang-bincang gak jelas, main game di laptop dan ada juga seorang guru yang sedang berbincang-bincang dengan seorang siswi. Mereka tampak sedang serius. Akhirnya guru itu menganguk dan siswi itu pun memberikan selebar kertas polio kepada guru itu. Kemudian siswi itu berbalik dan berjalan menuju arah Rian.

" Sungguh cantik. " ujar Rian setelah memandang wajah cantik dari siswi itu. Melihat tatapan Rian kepadanya, dia pun tertunduk malu.

" Kenapa dia menatapku seperti itu, Aku kan jadi malu. Ah...sudahlah lebih baik Aku secepatnya keluar dan ke kelasku. Aku tidak mau dia melihat wajahku yang memerah ini. " ujar siswi itu dalam hati.

Kemudian siswi itu pun berjalan tergesa-gesa kearah Rian. Sementara Rian hanya berdiri tegak menatap terus kearah siswi itu. Pada saat Rian berpapasan dengan siswi itu terasa waktu seakan berhenti detak jantungnya pun tak berdetak. keringat dingin dan hembusan angin dari arah belakangnya membuat tubuhnya merasakan kedinginan. Deg-deg-deg jantung Rian pun kembali berdetak. Kemudian Rian membalikkan dirinya.

" Ah...dia sudah menghilang. " ujar Rian kecewa karena siswi itu sudah tidak ada padahal Rian sangat ingin berkenalan dengannya.

[size=+2]~~~~^X^~~~~[/size]​

Ruang kelas XI.A. Pukul 07.30 WIB.

" Murid-murid sekalian kita kedatangan murid baru dari ibukota, silahkan Rian. " ujar kepala sekolah.

" Baik pak. " ujar Rian.

" Perkenalkan nama saya Rian Pratama. Saya pindahan dari SMA 11 Djakarta. Rian memperkenalkan dirinya didepan banyak murid. Akankah mereka menerima Rian?

[size=+2]Bersambung[/size]​
 
Terakhir diubah:
Dari komentator skrng beralih ke Author :D


Ane nyimak dulu yak gan
pig-maniac-24.gif
 
Dari komentator skrng beralih ke Author :D
Ane nyimak dulu yak gan
pig-maniac-24.gif
ia nih gancut coba-coba nulis kali aja bagus karya ane. Meskipun ane aja yg bilang bagus :mati: kalau mau nyimak silahkan ati ati not bacol :Peace:
 
wah, mau bikin cerita romance ye bang.

:baca:
 
Ane telat..:hua:

#pdhal dari malem ane tngguin, gk taunya mlah pgi" ngeluncurinnya..:galau:

sipp, mantap, good. Mengalir ceritanya. Serasa blik lg k masa smu yg penuh warna-warni cinta, cita, dan harapan..:hore:

#semangat ganSka, ane ijin bngun kostan d mari..:jempol:
 
Terakhir diubah:
Ane telat..:hua:
#pdhal dari malem ane tngguin, gk taunya mlah pgi" ngeluncurinnya..:galau:
sipp, mantap, good. Mengalir ceritanya. Serasa blik lg k masa smu yg penuh warna-warni cinta, cita, dan harapan..:hore:
#semangat ganSka, ane ijin bngun kostan d mari..:jempol:
ia nih ganZar coz ane ganti hp jadul ane dulu jadi pagi meluncur ye. Biasa kumbar ma temen2. Makasih komen cerita ane ganZar :beer: ada saran ganZar untuk cerita ane ini?
 
Terakhir diubah:
Ane mah cuma penikmat WJS ganSka, low :kopi: mah pnggil aja ganGay suruh buka lapak angkringan d marih.. Cheers :ngeteh:

--------edited-----------

low butuh saran, mending d lonje aja bradd. Biar bnyak yg ngasih saran + menghindari ane jd oot :bata:
#low saran trus trang ane buntu melulu ganSka, wong cerita jga gk pnya hahaha maaf ya brada,:ampun: tpi low mo msukin ane k char sih, ap to you, ane mah malah ngarep..hahaha :pandaketawa:
 
Terakhir diubah:
Sepi :haha:
 
Terakhir diubah:
[SIZE=+2]Chapter 2 - Perkelahian Atar Remaja[/SIZE]

[SIZE=+2]~~~~^X^~~~~[/SIZE]​

Baiklah Rian, sekarang kamu duduk disana disamping Ezar. " ujar kepala sekolah kepadaku.

" Baik pak. " ujarku.

" Kenapa mereka melihatku seperti mau menerkamku saja. " ujarku dalam hati setelah duduk disamping murid bernama Ezar ini.

" Perkenalkan Rian namaku Caezar, salam kenal ya bro. Hati-hati teman-teman kelas kita ini sangat kejam Rian. Terutama itu tuh. " ujar Caezar mengingatkanku akan sifat teman-temanku dan menunjuk seseorang yang bermuka seram.

" Sudahlah Ezar. Aku tak takut akan hal itu. Bye the way and the busway anak cewenya sama kejam kagak Yu? " ujarku menanyakan akan bagaimana sifat dari murid wanitanya.

" Kalau itu ada tiga, tuh yang duduknya paling depan bro dibarisan. Mereka tidak mengenal wanita maupun lelaki semuanya dibully kalau mereka mau. " ujar Caezar ketakutan menceritakan akan sifat mereka bertiga.

" Wah-wah ini kelas apa neraka pada kejam semua. Tapi ngapain Aku takut. " ujarku dalam hati.

" Ezar, gurunya mana nih? Dari tadi kita ngobrol belum nongol-nongol. " ujarku menanyakan perihal guru yang sekarang mau mengajar ku.

" Biasa bro, lagi mau rapat mereka, jadi kita bebas 1 jam bro. " ujar Caezar menjawab pertanyaanku.

" Pantas saja tadi diruang guru pada rame. " ujarku dalam hati. Tiba-tiba kelas ini hening dan mereka selain Caezar menatapku dengan melotot seakan mau membunuh ku. Kemudian 6 murid yang dipimpin oleh murid yang bermuka seram itu pun mendekatiku.

" Siapa namamu tadi anak pindahan? " ujar Murid yang bermuka seram itu membentak ku.

" Namaku Rian, memang ada apa kalian kesini? bukannya duduk manis nunggu guru datang! " ujarku kepada meraka.

" Ga usah banyak ngomong itu urusan kita. Dan jangan memerintah kita seenak mu. Kamu itu anak baru, jadi diem. " ujar salah satu dari mereka.

" Itu hak Aku kenapa kalian menyuruhku diam. Dan itu bukan suatu perintah untuk kalian, itu hanya nasehat dariku. " ujarku kepada mereka.

" Udah jangan ngomong lagi Rian, cepat berdiri! " ujar Murid bermuka seram itu kepadaku.

" Oke, ku turuti mau kalian. Sekarang kalian mau apa? Mau ribut aku siap kapan saja, asalkan 1 lawan 1 itu baru laki namanya. " ujarku seraya berdiri menghadap mereka dan mengajak salah satu dari mereka jika ada yang mau berkelahi denganku.

" Oh, jadi mau ajak kita ribut? Bagus kalau kamu mengerti maksud kami menghampiri kamu Rian. " ujar Murid bermuka seram itu kepadaku.

" Sekarang kalian minggir dulu aku akan hadapi Rian terlebih dahulu! " ujar Murid bermuka seram itu kepada anak buahnya.

" Ayo sebelah sini biar agak luas buat kakiku menendang muka mu itu. Hahaha. " ujarku kepadanya. Aku pun mengambil ancang-ancang untuk menghadapi dia.

" Apakah Aku bisa melawannya? Ah ga usah dipikirkan Aku harus bisa. " ujarku dalam hati. Setelah beberapa detik ku melamun sebuah pukulan dari tangan kanan Dia mengincar pipi kiri ku. Sesegera mungkin Aku mengangkat tangan kiri ku untuk menahan tangan kanannya mendarat di pipiku ini. Jleettak suara tangan kami beradu. Secepatnya Aku layangkan pukulan tangan kananku kearah pipi kirinya sebelum tangan kirinya menahan tangan kananku. Bruuak Dia terjatuh dengan memegang pipinya yang terkena pukulan ku, pelahan darah menetes sedikit dari ujung bibirnya.

" Sialan, ternyata pukulan mu boleh juga. Sampe darahku keluar. Oke sekarang giliran Aku yang membuat mu jatuh. " ujarnya kepadaku. Semua orang yang ada di kelas ini melihat ku kagum akan pukulan ku tadi. Tapi tidak dengan 3 murid siswi dan 5 murid siswa yang mendukung murid bermuka seram yang menjadi lawan ku ini. Ketika sedang memperhatikan mereka sebuah pukulan telak mengenai pipi kananku hingga Aku terjatuh. Aku pun memegangi pipi ku yang teramat sangat sakit. Sebuah darah segar keluar dari bibir ku. Tetes demi tetes darah mengotori bajuku dan lantai kelas ini.

" Hahaha gimana pukulan ku tadi Rian? Sakit apa tidak? " ujarnya setelah melihat darah segar dari mulut ku.

" Lumayan, bagi pukulan amatir seperti mu. Yang jelas adalah sakit sekali rasanya pipiku ini. " ujarku meledek dirinya.

" Hahaha kamu ini menyebutku amatir. Asal kamu tau Rian, Aku ini pemimpin di kelas ini. Sudahlah cepat bangun aku belum puas memukul mu. " ujarnya sombong dan menyuruhku.

" Ah, gimana ini. Aku tak bisa mengalahkannya. Sudahlah Aku harus bisa. " ujarku dalam hati menyemangati diriku sendiri. Perlahan Aku pun berdiri sesudah menyeka darah ku sendiri.

" Nah gitu dong, ayo sini lawan bapak mu ini. Hahaha. " ujarnya meledek ku.

" Sialan kamu, hiiaa...." ujarku seraya sedikit berlari mendekatinya dengan tangan kanan mengepal erat bersiap menghantam mukanya lagi.

" Maaf belum bisa mengenai Aku anak ku tersayang. Hahaha. " ujarnya meledek ku lagi setelah pukulan tangan kananku berhasil di tangkis olehnya dan membuat dadanya terbuka untuk aku serang. Sesegera Aku mengepalkan tangan kiri ku dan melayangkan upper cut ke dagu dia. Braak... Dia pun terjatuh.

" Hahaha rasakan. " ujarku kepadanya. Setelah melihat Dia terjatuh Aku melihat 3 siswi itu yang dari tadi melihat kami bertarung cuma diam saja. Kemudian mereka menghampiri murid bermuka seram itu dan juga ke 5 teman murid bermuka seram itu. Aku pun mendekati lawan bertarung ku tadi.

" Sudahlah pertarungan ini ga usah dilanjutkan. Kamu sudah terluka parah dan juga baju Aku ini jadi ada noda darah. " ujarku seraya mengangkat sedikit bagian bawah bajuku yang terkena darahku sendiri. Tiba-tiba murid bermuka seram itu terkejut dan menatap tajam kearah perutku.

" Ada apa dengan perutku memang sampai-sampai dia terkejut begitu? " ujarku dalam hati.

" Ta-tanda lahir i-itu... Seb-sebenarnya kamu siapa Rian? " ujar murid bermuka seram itu kepadaku, menanyakan sebuah tanda lahir yang ada disamping kanan lubang ari-ari aku.

[SIZE=+2]Bersambung[/SIZE]​

Ada apa dengan tanda lahir Rian? Tunggu kelanjutannya!
 
Terakhir diubah:
Tanda lahir :bingung: jangan2 siSangar ama siRian dlu pernah mandi bareng d kali/sungai..:p

#lgsung d bkinin uy..hatur nuhun brada :ampun:

tetap semangat yei..:banzai::banzai:
 
Waahhh.***n Caezar jadi pemain
miss-bone-245.gif



Kripik; Gan Ska..coba dikasi jarak antar dialog, biar bacanya lebih enakan gan.
miss-bone-99.gif
 
Tanda lahir :bingung: jangan2 siSangar ama siRian dlu pernah mandi bareng d kali/sungai..:p
#lgsung d bkinin uy..hatur nuhun brada :ampun:
tetap semangat yei..:banzai:
entar nunggu lanjutannye kalau mau tau tentang tanda lahir rian dan boleh juga tuh kalau flashbacknya begonoh.
#sama-sama :beer:
 
[SIZE=+2]Chapter 3 - Musuh Sahabat Sendiri[/SIZE]​

" Ada apa kamu, memandang tanda lahir Aku, sampaiterkejut begitu? " ujarku kepada murid seram itu. Aku tidak mengerti akan apa yang dia tau tentang tanda lahir kepunyaan ku ini. Hanya segelintir orang yang sangat mengenal diriku dengan baik.

" Jelas sekali aku terkejut tanda lahir itu sama persis dengan sahabatku yang dulu pergi meninggalkan aku. " ujarnya kepadaku. Sementara itu calon teman-teman kelas ku hanya diam. Membisu memperhatikan kami berdua.

" Memang benar aku dulu pernah tinggal disini dan juga, aku punya beberapa sahabat disini. " ujarku kepadanya. Dia pun berdiri dengan dibantu oleh teman-temannya. Sedikit senyum terurai di bibir merah berdarahnya. Berjalan perlahan menghampiriku dan menepuk bahu kiri ku seraya berkata.

" Aku memang dari salah satu sahabat mu Ian, namaku Fajal. Kamu masih ingat bukan? " ujar Fajal. Aku pun terkejut akan yang dikatakannya. Dia ternyata Fajal sahabat ku sewaktu masih menginjak sekolah dasar. Terasa bahagia Aku mendengarnya, sahabat lama ku akhirnya telah kembali walau dengan sedikit adanya pertempuran diantara kami tapi Aku sangat bersyukur bisa bertemu dan satu kelas dengannya.

" Ia Aku ingat dan bahkan Aku tak akan melupakan semua hal yang kita sudah lakukan bersama yang lainnya Fajal. " ujarku. Otakku pun merepon akan hal-hal yang pernah kami alami sungguh sangat indah mengingat itu semua. Kami 6 sahabat, Aku, Fajal, Dias, Wisnu, Erik, dan Yoga mengalami hari-hari yang menyenangkan. Berbuat nakal bersama di sekolah, mandi bersama di sungai, sampai-sampai kita maling buah mangga pun bersama dan masih banyak lagi kejadian yang menurutku konyol sekarang. Sahabat-sahabatku selalu solid kepadaku mereka selalu hadir disaat apapun yang terjadi kepadaku dan menolong apapun yang membuatku merana.

" Bagus kalau kamu ingat terus kepadaku Ian, kalau tidak Aku akan menghajar kamu lagi bila perlu sampemati. Hahaha. " ujar Fajal kepadaku dengan tertawa lepas. Wajahnya terlihat terharu bertolak belakang dengan mukanya yang seram. Padahal sewaktu kamikecil, Fajal tidak seseram ini mukanya. Fajal pun memperkenalkan teman-temannya. Kulihat teman-temanya itu heran akan kelakuan bosnya yang berubah drastis dari sikap galaknya. Memang benar Fajal itu terkenal galak sewaktu aku masih kecil, itu pun karena dia ingin menunjukan bahwa dirinya kuat, tapi kalau bersama dengan sahabat-sahabatnya dia akan bersikap biasa saja.

" Baiklah Ian, perkenalkan teman-temanku. Dia Edo, Wahyu, Erdin, Ega, dan Zidhan. " ujar Fajal kepadaku seraya menunjuk satu persatu temannya. Aku pun menghampiri dan menjabat tangan mereka satu persatu. Anehnya setiap Aku berjabat tangan dengan Edo, Wahyu, Erdin dan Ega. Mereka selalu mengucapkan maaf kepadaku bukannya salam kenal. Hanya Zidhan yang tidak meminta maaf kepadaku. Setelah Aku berkenalan dengan teman-teman Fajal alias anak buahnya. Aku menatap tiga murid cewek disamping kiri Fajal, sadar akan tatapanAku kepada mereka, Fajal pun menghampiriku dan berkata.

" Maaf brada, Aku lupa. Aku belum memperkenalkan mereka. Yang sebelah kanan itu Risma dan sebelah kiri itu Siska, untuk yang tengah itu pacar Aku brada. Namanya Rika. " ujar Fajal kepadaku seraya menunjuk mereka. Aku pun berkenalan dengan mereka dan ada hal yang memang benar Caezar katakan padaku, bahwa cewek yang menjadi pacar Fajal ini kejam. Aku bisa merasakan itu dari tatapan matanya. Setelah itu Aku pun berkenalan dengan semua murid yang ada di kelasku.

[SIZE=+2]~~~~^X^~~~~[/SIZE]​

Sebuah angin berhembus, mengenai rambut panjangnya yang dibiarkan terurai bebas. Helai demi helai rambutnya melayang diterpa angin pagi. Bibirnya tersenyum melihat teman-temannya melewati dia yang duduk manis didepan kelasnya. Pancaran sinar matahari pagi mengenai wajah cantiknya, membuat jantungku ini berdebar-debar. Sungguh sempurna mahluk ciptaan tuhan yang terus di tatap oleh Aku dari kejauhan. Aku hanya mampu memandanginya tau nama dia juga belum. Aku bertemu dengannya selepas dari perpustakaan untukmengerjakan sebuah tugas kecil dari guru yang mengajar ku. Kebetulan sesudah dari perpustakaan Aku melewati kelas yang sudah tadi Aku lewati. Tepat didepan kelasnya Aku bertabrakan dengannya yang muncul tiba-tiba. Sialnya Aku tidak mengajaknya berkenalan. Sebuah tangan menepuk bahuku membuyarkan lamunan tentang kejadian kemarin.

" Ada apa Rian? Kamu serius sekali melihat gadis di kelas XI-G itu. Apa kamu suka? Hahaha. " ujar Fajal kepadaku. Sial betul, Aku tertangkap basah menatap gadis itu padahal Aku lagi senang-senangnya menatap gadis itu meskipun dari ke jauhan.

" Ganggu aja kamu, siapa juga yang memandang gadis kelas XI-G itu. Aku tadi liat murid jatuh gara-gara kulit pisang dekat kelas itu. " ujarku berbohong kepada Fajal. Masa iya dia harus tau bahwa Aku menyukainya bisa-bisa jadi bahan omongan satu kelas secara dia itu bocor alias gak bisa jaga rahasia. Kulihat Fajal mencari murid yang jatuh tadi.

" Ah... Kamu bohong Rian, kulit pisangnya saja tidak ada. Hayo tambah ketahuan kalau kamu suka sama dia. Hahaha. Tenang saja brada Aku tidak akan menyebarkan gadis pujaan mu itu. " ujar Fajal kepadaku. Walau Fajal berbicara seperti itu, aku tak akan mempercayainya untuk hal yang menjurus ke masalah percintaanku. Lebih baik menghindar dari pada berlama-lama mengobrol dengan Fajal. Dia mempunyai sebuah jurus jitu menjebak aku dalam omongannya.

" sudah Fajal, sekarang kita kekantin saja! " ujarku. Setelah Aku mengajak Fajal ke kantin. Aku pun menuju kantin tanpa menunggu jawaban Fajal atas ajakan ku.

[SIZE=+2]Bersambung[/SIZE]​
#aga susah ngetik pake hp sentuh aka andro mending pake jadul cepet.. sayang hp jadul ane fleksibelnya ancur :((
 
Terakhir diubah:
:baca: dulu ganSka, malah kgk tau ane kalau ente udah rilis, commend menyusul mau baca dulu :ngacir:
 
Wuihh,. Lgsung pnya target ssi aja nie, siapakah gadis cantik trsbut?? :pandajahat:

#beidewei ada penghamburan kata"nya" ganSka.. "hp jadulnya fleksibelnya" knpa gk "hp jadul ane fleksibelnya".. Wakakakak..:bata:

semangat trus ganSka, mgkin jari entenya blum trbiasa aja sama hp layar colek..:semangat: :banzai:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd