Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Beauty and The Badboy

AYU SAFIRA OKTAVIANI

Yesterday,

love was such an easy game to play.

Now I need a place to hide away.

Oh, I believe in yesterday.

Mmm mmm mmm mmm mmm.

Lagu terakhir yang aku bawakan bersama bandku dalam event Tribute to The Everlasting Musicians di kota Malang pada akhir 2014 di sebuah beerhouse. Dan bandku khusus tribut untuk The Beatles yg mana itu adalah band idolaku.

Setelah turun dari stage aku dan dua orang teman bandku langsung menuju ke bar untuk nge-bir. Aku sendiri langsung memesan 2 botol bir hitam. Kutenggak perlahan sambil melihat band selanjutnya yang sedang membawakan lagu Redemption Song nya pakde Bob Marley.

Oh ya hampir saja lupa, tak kenal maka tak sayang, tak kenal maka ta’aruf. Namaku Dovy, mahasiswa semester 5 Institut Seni Indonesia di Yogyakarta yg sengaja pulang ke Malang untuk meramaikan event musik itu. Usiaku 21 tahun di Desember 2014 ini. Dan yg se-band denganku ada Rendra yg status pendidikannya sama denganku, di kota dan institut yg sama pula. Satu lagi Derry yg memilih untuk kuliah di Malang. Kami bertiga berteman sejak SMA.

“Rend, Derr aku tak cari tempat duduk lain ya kurang keliatan dari sini panggungnya,” pamitku kepada keduanya.

“Ya Dov, yang penting jangan ke toilet cewek,” jawab Rendra.

“Asuuuu” balasku lalu kami bertiga tertawa

Aku lihat ada kursi kosong yg langsung menghadap ke panggung. Dengan masih membawa birku aku langsung duduk saja di kursi itu sambil langsung menyalakan sebatang rokok Marlboro merah putihku.

“Mas The Beatles agak geseran kanan dikit dong,” terdengar suara cewek dari belakang kiriku.

Tanpa menjawab aku langsung geser kursiku sedikit ke kanan.

“Nyanyi The Beatles lagi dong mas, naik stage lagi.” suara cewek itu lagi.

“Udah habis jatahku, gantian sama yg lain.” jawabku tanpa menoleh.

“Tak duduk disini aja biar nggak berasa ngobrol sama punggung,”

Suara cewek itu terasa semakin dekat. Dan benar saja dia udah pindah duduk di sebelahku.

“pas nyanyi suaranya bagus tapi sayang cuek banget orangnya kalau diajak ngobrol.” ucapnya lagi

“Bukannya cuek mbak, emang lagi asik lihat yg perform itu aja,” jawabku sambil melepaskan asap rokokku.

“Mas Dovy kan ya namanya?,” tanya cewek itu

“Kok tau namaku ?” jawabku dengan kaget lalu menoleh kearah wajahnya

“Taulah, aku temennya Frieska temen SMA mas Dovy. Aku tau mas Dovy pas lagi buka instagram pakai akunnya Frieska. Aku lihat postingan foto mas bagus bagus banget. Hampir semuanya foto di gunung. Lalu kemudian aku follow mas juga pakai akunku sendiri tapi ya nggak di follback hahahaha” jawabnya panjang banget kayak intro sweet child o’mine

“Loh iya to? Iya aku Dovy salam kenal, btw siapa nama kamu?” tanyaku

“Ciye ngajak kenalan juga akhirnya, padahal tadi sok cuek banget,” ledeknya

“Yaelah yaudah kalau gak mau kasih tau,” jawabku kesal.

“Hahahaha aku Ayu Safira Oktaviani atau Okta alias Otut mas, iya salam kenal,”

“Boleh minta nomer hp atau Whatsapp nya Frieska nggak ?,” pintaku

“Boleh mas bentar tak cariin, ini mas catet aja kosong lapan....... eh,” dia kaget karena aku langsung merebut hpnya

“Berisik nggak kedengeran biar tak baca sendiri aja.” Jawabku cuek.

Setelah aku mencatat nomornya Frieska aku memiliki sebuah ide, aku memencet nomor telfonku di hp nya Okta lalu aku miscall. Dengan begitu aku juga berhasil mendapatkan nomor hp nya Okta. Setelah itu langsung aku kembalikan hp nya.

“Udah ini makasih ya. Lain kali jangan panggil aku mas, babe emak kita beda kan?” Ucapku seraya pergi sambil mengirim sms yg berisi “Dovy” ke nomor Okta.

“Mas Dovy” panggil Okta, kemudian aku menoleh kearahnya dia terlihat senyum malu.


Sampai dirumah aku langsung mandi. Setelah mandi ku sempatkan ngopi tanpa gula favoritku sambil menghabiskan marlboro merahku yg cuma tinggal 5 batang. Duduk nyantai di teras sambil scroll down timeline instagram, tiba-tiba ada whatsapp masuk. Kulihat pesan dari Okta dan saat kubuka pesannya berisi :

“Hai mas, eh Dov. Gimana udah coba ngehubungin Frieska ?”

“Okta ya ? Belum Ta.” Jawabku

“oalah yaudah kalau gitu Dov.”

“Yaelah kamu chat aku Cuma buat nanya itu ? kirain kamu mau PDKT ke aku,” candaku

“Eh lha kok pede kamu Dov.” Balasnya dengan tambahan emoticon setan

“Hahaha....daripada minder, sangat nggak baik buat mental.”

“Ya juga sih hahaha...yaudah selamat istirahat Mas Beatles yg super pede tapi sok cuek.” Tutupnya.


Tanpa aku balas chat dari Okta aku seruput tetes terakhir kopiku lalu pergi tidur.
 
Terakhir diubah:
Asik hu bahasanya, walaupun agak kecepetan tapi masih enak dibacanya, keep going hu!!
 
PART II

What if I say I’m not like the others ?

What if I say I’m not just another one of your plays?

You’re the pretender

What if I say I will never surrender ?


Suara hentakan lagu Foo Fighters samar-samar terdengar di telingaku yang akhirnya membuatku terpaksa bangun. Kulihat ada dua orang lagi sibuk dengan hp mereka masing-masing di lantai samping kasurku. Ah siapa lagi pikirku kalau bukan si sahabat sahabat bangsat itu. Dan ya ternyata benar itu mereka.

“Ah bangsat ganggu orang tidur wae.” Ucapku kesal

“Tidurmu yang ganggu orang melek. Lihat jam berapa!.”jawab Rendra

“Biasakan bangun pagi, kalau gak mau rejekimu di patok ayam”tambah Derry

“Justru kalau orang yg bangun siang itu dapat double. Dapat rejeki plus dapat ayam-ayam yg matokin rejeki orang. Lagian kenapa lo berdua bisa ada di kamar gue ?” balasku

“Gue sama Derry mau ngajakin lo ngopi di Batu ( Kota Batu ). Nah pas kesini lo belum bangun. Terus kita langsung suruh masuk kamar dan bangunin lo sama ebesmu ( bapakmu ).” Tambah Rendra


Lalu ku buka hp-ku, benar saja ternyata sudah jam 10 siang. Masih bermalas-malasan di kasur ku buka beberapa chat di whatsappku. Ada yang dari temen kampus nanyain balik Jogja kapan, ada pula yg bilang suruh bawain arak jowo kalau balik Jogja. Ada pula puluhan panggilan tak terjawab dari dua bangsat itu. Satu-satunya chat dari cewek hanyalah dari temen kampus yg ngasih tau jadwal matkul susulan. Tai! batinku.


“Ndang adus ayo budal (cepetan mandi ayo berangkat).” Perintah Derry

“Nggih raden mas Derry.” Jawabku.


Setelah selesai aku mandi dan ganti baju kami bertiga berangkat ke Kota Batu yg cuacanya adem untuk ngopi dengan naik Hond CRV nya Derry. Sesampainya di tempat ngopi seperti biasa aku memesan kopi hitam tanpa gula. Kunyalakan rokokku dan kukeluarkan hp-ku dari saku. Aku langsung ingat sesuatu. Frieska!

Aku coba mengirim chat whatsapp ke Frieska

“Frieska Anastasia Laksani ?”

“Siapa ya ?.” balas Frieska dengan cepat

“Raden Mas Paul McCartney.” Balasku coba membuatnya bingung.

“Alah Dovy kan ini.” Tebak Frieska membuatku kaget

“Dovy siapa ? Bukan. Aku Rio adek kelas SMA mu mbak.” Balasku bohong.

“Dovy temen sekelas gue SMA pas kelas 2 dan 3. Yang kalau pas memperkenalkan diri di depan kelas selalu bilang bahwa namanya Paul McCartney. Yang pas waktu istirahat lebih sering masuk ruangan BP daripada ke kantin. Yang suara motor vespanya kayak perang panci.” Balas Frieska panjang lebar.

“Iya....iya Dovy yang juga jadi Tour Guide pribadimu di Jogja tahun lalu. Dan si vespa sekarang udah turun ke adek gue jadi aman kalau lo jalan-jalan sama gue lagi lo gabakal denger perang panci” Jawabku sambil kukasih emoticon melet.

“Eh gaboleh di ingat ingat kalau itu. Btw lo dapat nomor WA ku dari mana ?”tanya nya

“Dari Derry gatau dia dapet dari mana.” Jawabku bohong.

“Oalah....ada apa ini kok tiba-tiba ngehubungin gue ?.” Tanya Frieska

“Yang pertama menjaga silaturahmi. Yang kedua mau tanya kapan lo main ke Jogja lagi ? hahaha....”balasku

“Nggak main ke Jogja lagi ah kalau tour guidenya nakal kayak lo hahaha....lo nggak pulang ke Malang ?”. balasnya

“Lha ini lagi di Batu ngopi sama Rendra-Derry. Oh iya nakal gimana, lo malahan yg nakalin gue hahaha.” Jawabku


Aku senyum-senyum sendiri saat chatting sebegitu seru dengan Frieska. Juga senyum karena aku ingat kejadian Di Jogja Istimewa setahun yang lalu.


Throwback
ENiXpk7U0AEQ94z.jpg

Frieska Anastasia Laksani

Pertengahan 2013. Frieska Anastasia Laksani, biasa kupanggil Frieska. Teman SMA-ku menghubungiku apakah aku di Jogja atau di Malang. Dia berencana refreshing ke Jogja dan jika aku memang masih di Jogja aku diminta untuk menemaninya selama di Jogja.

Hingga tiba akhirnya hari Jum’at pagi dia mengirim chat ke aku, dia bilang :

“Ini gue berangkat dari Malang naik kereta api dan gue nyampek Jogja sekitar habis waktu Jum’atan. Nanti jemput gue di stasiun Tugu ya.”





Jam 9 pagi aku baru bangun dan melihat pesan itu dan Cuma kubalas “Ya Ndoro”.


Sekitar pukul 1 siang aku berangkat dari kost-an ke stasiun Tugu dengan scooter maticku. Butuh waktu sekitar 30 menit untuk sampai ke stasiun tugu. Se sampainya di stasiun aku tanya ke loket apakah kereta dari Malang keberangkatan pagi tadi udah sampai Jogja. Dan ternyata belum. Sial batinku harus jadi patung selamat datang dulu di stasiun.

Sampai stasiun kereta

Pukul setengah dua

Duduk aku menunggu

Tanya loket dan penjaga

Kereta tiba pukul berapa ?

Pas banget kupikir lagu Iwan Fals itu buatku sekarang ini. Harus nunggu dan tak boleh merokok di ruang tunggu. Wahai dewa neptunus kuatkanlah emosiku, batinku.


Namun tak berselang lama ada pengumuman bahwa kereta keberangkatan Malang segera tiba di Jalur 3 stasiun tugu. Kulihat ada telfon dari Frieska. Dia bilang

“Lo dimana Dov ?”

“Gue di ruang tunggu dari tadi. Udah ditumbuhin lumut ini badan gue nunggu lo.” Jawabku

“Sorry...sorry..yaudah lo tunggu aja disitu ntar kalau lo liat gue panggil ya. Gue pake parka abu-abu.” Pinta Frieska

“Nggih.” lalu kututp telfonnya
ENiXbhlUYAI-vAv.jpg

Setelah saling cari akhirnya kami ketemu. Dia bilang dia mau traktir gue makan sebagai permintaan maaf karena kereta sedikit delay dan juga terima kasih karena gue mau sabar nunggu. Dia bilang dia mau makan gudeg. Ya oke langsung gue bawa Frieska naik scootic ke daerah Wijilan ke Gudeg Yu Djum yang melegenda itu.

Saat makan kami sempatkan untuk ngobrol-ngobrol

“Lo mau sampek kapan di Jogja Fries?.” tanyaku

“Sampek minggu lah kira-kira Dov, kalau Cuma sehari ya rugi perjalanan Malang-Jogja.”jawabnya sambil membuka tutup air mineralnya

“Lo mau cari penginapan daerah mana?.”tanyaku

“Lah iya...gue kok gak kepikiran soal penginapan ya, matiiiii....Ya pokoknya ya deket dari kota lah Dov.”jawabnya sedikit bingung.

“Atau kalau lo mau daripada lo bingung dan harus keluar lebih banyak duit, gimana kalau lo nginep di kost-an gue aja. Tenang kost-an gue aman dan sedikit bebas kok untuk tamu. Nanti bilang aja kamu saudaraku dari Malang yg lagi liburan udah pasti beres. Kamarku juga lumayan luas jadi gue bisa tidur di lantai.” jawabku memberinya tawaran.

“Nah nanti lo macem-macemin gue, nanti lo perkosa gue.”jawab Frieska

“Enggak lah, kalau lo yg macem-macemin gue itu mungkin hahahaha...Ya tapi itu tadi kalau lo mau sih. Ngirit duit juga kan akhirnya kalau lo mau.”

“Ya juga sih, yaudah gue mau tapi awas kalau lo macem-macemin gue.”jawabnya sambil mengepalkan tangannya ke arahku.
“Yaudah yuk balik, gerah banget mau cepet cepet mandi gue.” Sambungnya

“Yaudah cepetan bayar, kan lo janji traktir.”jawabku santai

“Iye iye gue belum pikun kali Dov.” Jawabnya sembari berdiri dan pergi ke kasir


Sesampainya di kos Frieska langsung mandi, kebetulan kost-anku semuanya berfasilitas kamar mandi dalam. Kurang lebih 30 menit dia mandi. Dasar cewek betah amat di kamar mandi. Masturb apa ya jangn-jangan. Dia keluar dengan langsung memakai baju ganti.

“Lo cepetan mandi terus ayok keluar main Dov.” Suruhnya

“Iya bentar,” jawabku sambil menyalakan playlist Efek Rumah Kaca dari laptopku yang lalu langsung ku tinggal mandi.


Setelah kuselesai mandi ku ganti baju yg sudah sekalian aku bawa ke kamar mandi, aku keluar kamar mandi dan langsung mengajak Frieska berangkat jalan-jalan tanpa ku menyisir rambutku dan tanpa ku mematikan playlist lagu-lagu dari laptopku.

Aku ajak dia main ke Taman Sari, Candi Ijo, Tebing Breksi, Malioboro dan berakhir di Angkringan Kopi Joss Lek Man sekalian makan malam. Kami makan seperti kesetanan dengan dia habis 3 bungkus nasi kucing dan sekitar 4 sate kerang. Aku ? Cuma 4 nasi kucing 3 sate kerang dan 2 sate usus hahaha....


Jam menunjukan pukul 11 malam. Dan Frieska mengajakku pulang karena udah ngerasa cukup jalan-jalannya untuk hari pertama di Jogja. Dan ya aku turuti saja lagipula aku juga sudah sangat ingin menselonjorkan pinggang.

Tiba di kostanku jam setengah 12 malam. Frieska meminjam baja santaiku untuk pakaian tidur karena dia lupa bawa dari Malang. Ku berikan satu stel baju basket LA Lakers ku. Lalu dia pergi ke kamar mandi untuk ganti baju dan sikat gigi. Saat di ke kamar mandi aku sempatkan untuk ganti baju santaiku untuk tidur dengan celana kolor Juve dan jersey Timnas Jerman. Setelah bergantian sikat gigi kami memutuskan untuk langsung tidur. Ku matikan lampu kamar karena aku tak bisa tidur kalau nggak gelap. Aku mengambil satu bantal dan kemudian tidur di lantai kamarku yg beralaskan karpet Turkey buatan Bekasi. Ku lihat Frieska sudah terlelap jauh beberapa lap di depanku dengan aku yg masih belum tidur dan lagi asyik scroll down timeline twit**ter untuk melihat beberapa berita nasional hari ini yg masih saja berisi pejabat pemerintahan korupsi, artis pamer kekayaan dan nasib nasib orang desa yg kekurangan air. Tiba-tiba

“Lo belum tidur Dov ?.” tanya Frieska.

“Belum Fries, pinggang gue belum adaptasi sama lantai. Lo tidur duluan sana.” Balasku.

“Udah tidur diatas sini aja. Ini kan kamar lo. Kasurnya juga lumayan gede. Yang penting jangan sampai lo perkosa gue.” Kata Frieska masih dengan keadaan berbaring di kasur.

“Beneran boleh ya. Oke gue janji gak akan macem-macemin lo apalagi perkosa lo. Tapi misal kalau kita sama sama khilaf ya itu terserah semesta ya hahaha....”jawabku sambil tertawa

“Ya jangan sampai khilaf juga. Yaudah sini naik” Jawabnya cuek

Gue naik ke kasur. Frieska bergeser kekiri kearah dinding dan menaruh guling diantara kami.

Frieska tidur dengan posisi miring ke kiri membelakangiku dan guling. Sedangkan aku terlentang sambil masih menatap langit-langit kamar. Tiba-tiba kulihat Frieska mengambil guling pembatas tadi tanpa menoleh sedikit pun dan sambil menarik selimut. Saat menarik selimut sempat aku melihat baju basket Frieska sedikit terangkat. Wah aku harap setan-setan bejat tak bertamu ke kamarku malam ini.

Perlahan mataku mulai terpejam. Saat tengah malam aku rasakan ada hangat nafas mengehembus ke mukaku. Dan itu membuatku terbangun. Aku lihat keadaanku dan Frieska sekarang tidur saling berhadapan. Tiba-tiba Frieska membuka matanya.

“Thanks for today Dov, selamat tidur. Cup,”ucap Frieska sambil mencium bibirku cepat

“Sama-sama Fries”jawabku dan di ikuti senyuman manis Frieska.

Entah siapa yg memulai atau mungkin memang kedua kepala kami didorong untuk saling dekat oleh tangan setan, tiba-tiba

Cup, bibir kami saling bertemu tapi masih dalam keadaan tertutup dan mata kami masih sama-sama terpejam.

Lama-lama mulut kami sama-sama kebuka. Dan ya seperti tradisinya, lidah kami saling bertemu. Aku dan Frieska berciuman secara mesra seperti ciuman kasih sayang dari istri yang melepas keberangkatan suaminya untuk tugas Perang Dunia. Tanpa ada nafsu.

Tiba-tiba Frieska menaikan selimut ke badanku sambil lidah kami masih saling bergulat mengeluarkan semua kemampuannya. Ku lepaskan ciumanku sebentar membuka mata. Kulihat Frieska juga membuka mata.

“Fries ?.” ucapku pelan

Dia hanya menjawab panggilanku dengan senyuman.

Lalu kami melanjutkan ciuman kami. Kali ini dengan mata terbuka dan sedikit nafsu. Aku memposisikan badanku sedikit menindihnya. Kuberanikan tangan kananku mengusap punggungnya dari luar baju. Nafas Frieska semakin memburu. Lalu kutarik tangan kananku dan menuju ke payudaranya yg lumayan besar itu.

Uuuuuuhhhh......desahan pertama darinya yg sejenak melepaskan ciumannya.

“Dari dalem aja Dov, lepasin aja behanya.”bisiknya pelan di telingaku.

Aku menurutinya dan menyusupkan tanganku ke balik bajunya. Dengan sekali gerakan kulepaskan kaitan beha di punggungnya. Ku tarik tanganku dan langsung menuju ke putingnya.

Uuuuuuuummm......Uuuuuuuhhh....desahannya saat ku remas pelan payudaranya dan sembari ku mainkan telunjukku di putingnya.

“Buka aja ya kaosmu Fries daripada ribet.”bisikku.

“Iya Dov, kamu juga buka baju ya tapi hihihi....”jawabnya sambil tertawa pelan.

Sekarang kami sudah sama-sama telanjang dada. Dan kami juga sudah aku-kamu saat ngobrol bukan lo-gue ataupun kon-uka/umak-uka (panggilan khas Malang) lagi.

Slrrrpppp...langsung saja aku mengarahkan mulutku ke puting kirinya dan menjilatinya.

Deru nafas Fries semakin menjadi dengan tetap di selingi desahan pelan.

“Yang ini ngiri lo Dov hihihi....”bisiknya sambil mengarahkan payudara kanannya ke mulutku.

Langsung saja kucumbu payudara kanannya yg sejak tadi sudah cemburu itu. Lalu tangan kananku kuarahkan ke bagian selangkangan Frieska. Tak ada penolakan dari Frieska. Kurasakan sudah sedikit basah celananya. Ku usap pelan dari luar celananya.

Uuuuuuuhhhh....desah Frieska dengan respon langsung tangan kirinya meremas penisku dari luar kolorku.

“Boleh di buka Fries?.” Tanyaku pelan sambil memengan ujung dari celananya.

Tiba tiba Frieska langsung memelorotkan celanaku terlebih dahulu kemudian langsung dikocoknya pelan penisku dengan tangan kirinya. Oke kuanggap ini sebagai jawaban pertanyaanku tadi. Aku juga langsung memelorotkan celana dan dalamanya.

Tanpa menunggu lama aku langsung turun ke selangkangannya dan mendekatkan wajahku. Seperti tau apa yg aku mau Frieska mebuka lebar pahanya. Kuarahkah mulutku ke vagina Frieska yg sudah terlihat becek dengan jembut yg sedikit agak lebat. Kubuka kedua labia vaginanya dan langsung kuarah lidahku masuk kedalam vaginanya.

Uuuuuuuuuhhhh Dov.....desah Frieska saat pertama kali lidahku menyentuh vaginanya

15 menit kemudian Frieska menjambak rambutku dengan keras dan menekan kepalaku lebih lekat ke vaginanya.

“Aku nyampek Dov....Aaaaaahhhhh.”lenguh paanjang Frieska dengan badan yg sedikit melengkung.

Cairan orgasmenya membasahi mulutku. Aku bangkit lalu hendak mencium bibirnya. Ku kira dia jijik dengan mulutku yg bekas cairan vaginanya, tapi ternyata dia langsung menyambar mulutku lebih dulu. Kami kembali berciuman mesra.

“Asin banget ya hihihi...”ucapnya di sela sela ciuman kami karena dia merasakan cairan orgasmenya sendiri

Dengan masih dia berbaring aku bergerak mendekatinya. Dia tau apa yg aku maksud. Di langsung memegang penisku. Dengan sedikit bangkit dia arahkan penisku kemulutnya.

Slrrrrpppp....mmmm....suara Frieska sambil mengulum penisku

10 menit dia mengulum dan menjilati penisku, dia melepaskannya dan kembali meletakan kepalanya ke bantal. Kemudian kulihat pahanya membuka lebar. Ya aku tau maksudnya, She is want a penetration.

Aku bergerak turun dan mengarahkan penisku yg basah karena ludah Frieska pas blowjob barusan ke vagina Frieska. Namun belum sempat aku masukan penisku ke vaginanya dia melingkarkan tangannya ke leherku dan menarikku mendekati wajahnya.

“Kamu ada kondom nggak Dov ?.”tanyanya pelan.

“Nggk ada lah Fries.”jawabku.

“Yaudah gapapa asal janji jangan sampai kelepasan keluar di dalem memek ya.”jawabnya sambil mengecup cepat bibirku.

Tanpa menjawab aku langsung mengarahkan penisku ke vaginanya. Baru masuk sedikit kulihat Frieska menggigit bibir bawahnya, entah dia menahan sakit atau nikmat. Perlahan-lahan kumasukan makin dalam ke vagina Frieska hingga akhirnya batang penisku sudah masuk sepenuhnya ke vagina Frieska.

Mmmmmmhhh...ehhhhh...desahan Frieska terdengar lebih indah dari Instrumen lagu klasik manapun di telingaku malam itu.


“Kok nggak berasa nyentuh selaput dara ya kontolku ?. Kok nggak ada darah ngalir dari memeknya Frieska ya ?. Fix Frieska udah nggak perawan. Tapi what the fuck lah pikirku. Aku juga udah nggak perjaka hehehe” batinku sembari memberi waktu Frieska agar vaginanya terbiasa dengan penisku.


Ku genjot vagina Frieska perlahan dengan irama teratur. Kucondongkan badanku ke arahnya dan menciumi bibirnya sambil terus penisku memainkan perannya.

Aaaahhhh....aaaaahhhh....uuuuhhh...desahan Frieska yg sekarang kulihat sudah menikmati persenggamaan kami. 7 menitan kami dalam posisi misionary.

“Aku pengen diatas Dov.”bisiknya pelan

Tanpa melepas penisku dari vaginanya aku mengangkat Frieska untuk berposisi diatas selangkanganku. Dia letakkan tangan kanannya ke belakang ke arah paha kiriku untuk menyangga badannya

Frieska begitu liar dalam posisi ini. Pertama dia gerakan pinggulnya naik turun, setelah sedikit capek dia goyangkan pinggulnya maju mundur.

Aaaaaahhhh.....aaaahhh....desahnya sambil tangan kirinya meremas-remas payudaranya sendiri

“Aku mau keluar lagi Dov...uuuuuhhhh.” ucapnya sambil terus mempercepat goyangan maju mundur pinggulnya

Aaaaaaaaahhhhhh......desahan panjang Frieska dan lengkungan tubuhnya ke belakang menandakan dia sudah sampai di orgasmenya yg kedua

Aku kemudian bangkit dan Frieska mencabut vaginanya untuk kemudian kembali dalam posisi misonary. Kuarahkan penisku kearah vaginanya yg terlihat ada cairan orgasme.

“Cepet keluarin ya Dov. Aku udah capek. Memekku juga udah panas.”pintanya bersuara pelan.

Kujawab hanya dengan anggukan kepala.

Sekarang penisku sudah kembali masuk ke dalam vaginanya. Ku genjot dengan cepat agar cepat keluar karena kasihan juga aku lihat wajah capeknya Frieska.

Mmmmmmh.....mmmmmhhhh.

Frieska hanya mendesah pelan sambil terus menggigit bibir bawahnya dan tangannya meremas payudaranya sendiri.

Kurang lebih 7-10 menit aku merasa aku sudah berada di ujung klimaks.

“Keluarin dimana Fries ?”tanyaku.

“Disini aja aja Dov...Aaaaahhh.”jawabnya sambil menunjuk supaya aku mengeluarkan spremaku ke perutnya.

“Aaaaaaahhhh...ayo Dov bareng ini aku mau keluar lagi.”pintanya dengan wajah seperti menahan nikmat dan sakit.

Uuuuuuuhhhhhh.....desah panjang Frieska

Tanpa menjawab aku langsung mencabut penisku dan ku kocok cepat ke arah perutnya

Crot...crot...crot...crot

Kurang lebih 6x spermaku muncrat ke arah Frieska, ada sebagian yg mengenai payudara bahkan lehernya.

Kudekati wajah Frieska lalu kucium bibirnya cepat dan aku bilang

“Thanks for today, Frieska.”

“Thanks for today, Paul McCartney.” Jawabnya sambil tersenyum manis.

“Yuk bersihin dulu ke kamar mandi terus cepetan tidur. Kan nanti kita harus puterin Jogja lagi hihihihi....”imbuhnya

Kemudian aku dan Frieska pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badan dari keringat dan sperma dari sisa sisa persetubuhan barusan. Setelah bersih kami kembali ke kasur untuk tidur. Berpelukan di dalam selimut, dalam keadaan telanjang, begitu mesra, romantis. Malam istimewa, di kota yang istimewa.
 
Catatan Penulis :
Untuk di ketahui cerita ink berdasarkan kisah nyata penulis. Untuk nama tokoh memang sengaja pakai member jeketi secara random.
Kalau ada fans garis kerasnya jeketi, mohon maaf kalau tidak nyambung sama sekali dengan kehidupan realnya member tsb. Contohnya "Masa Frieska cewek asal Malang?"
Sekali lagi tokoh saya ambil secara random dari member jeketi.

Terima kasih. Selamat membaca. Maaf kalau jelek dan banyak typo.
 
Catatan Penulis :
Untuk di ketahui cerita ink berdasarkan kisah nyata penulis. Untuk nama tokoh memang sengaja pakai member jeketi secara random.
Kalau ada fans garis kerasnya jeketi, mohon maaf kalau tidak nyambung sama sekali dengan kehidupan realnya member tsb. Contohnya "Masa Frieska cewek asal Malang?"
Sekali lagi tokoh saya ambil secara random dari member jeketi.

Terima kasih. Selamat membaca. Maaf kalau jelek dan banyak typo.
Mungkin maksudnya suhu cuma pake nama dan mukanya doang ya.... Gapapa hu lanjut... Wkwkwk...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd