Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Am I Wrong

Kira-kira bakal berakhir kayak mana?


  • Total voters
    215
  • Poll closed .
Makasih buat update mimpi basahnya hu......
Yoi, sama-sama gan
Asyiikkk udah update...:hore:
Thanx upnya Hu .......:beer:
Makasih updatenya hu :beer:
Mantap

Thanks update nya om
Mksi up nya huu
Makasih semua atas supportnya, doakan ceritanya lancar ya
Lanjut lagi deh mimpinya:tendang:
Lanjut dong
Menarik nih...ditunggu incestnya
Ditunggu aja gan waktu mainnya
 
Makasih om @Ichbineinbuch, updatenya mulai seru
Makasih gan buat supportnya
Izin mantengin Kimi oom
Yoi bro silahkan
juossss kimi hime ini fix wkwk
Kebetulan aja sih namanya sama, tapi di imajinasi ane bukan kimi hime aslinya hehe...
inces...incess
Yoi gan
Kakakknya dibikin binal dong kayak kak alya
Ditunggu aja nantinya bakal gimana
Mantap di tunggu mengarap kk nya
Yoi, tunggu tanggal mainnya
 
PART 5

POV Kimi

Huahh… aku ngerasa senang sekali pagi ini. Mau tau gak kenapa? tiba-tiba Andra bilang ke aku kalau dia pengen ngajak aku jalan-jalan. Duhh… senang banget dah. Setelah biasanya susah diajak jalan, akhirnya kali ini dia bisa jalan juga bersamaku. Entahlah setan apa yang merasuki dia, yang penting kami bisa jalan sambil gandengan tangan hehe….

Untung aja hari ini hari sabtu, jadi aku gak ada kewajiban buat datang ke kampus. Segala tugas-tugas juga aku tinggalkan sejenak. Bagiku hari ini adalah hari dimana aku harus memanjakan diriku. Semua beban hidupku akan lepas pada hari ini, walaupun aku tahu itu hanya bersifat temporer.

Sekarang aku sudah berada di depan lemari pakaianku. Kubuka lemari itu dan mulai memilah-milah pakaian yang cocok. 15 menit berselang, pilihanku pun jatuh ke sebuah mini dress berwarna kuning dengan motif bunga-bunga yang menghiasinya. Aku pun menimang-nimang mini dress tersebut di depan cermin. Senyumanku terpancar setelah merasa bahwa pakaian ini sangat cocok untuk diriku saat ini.

Berganti pakaian sudah, aku pun kembali membereskan pakaian-pakaianku yang berantakan karena proses pemilihan pakaian tadi. Lalu, aku menyemprotkan parfum milikku agar menambah kesan girly dan juga menguatkan daya tarikku pada Andra. Tak lupa, kupoles juga wajahku dengan make up tipis agar terlihat lebih menarik di matanya.

Seperti janjinya, ia akan menjemputku di depan rumah sekitar 10 menitan lagi. Dengan wajah yang sumringah, aku pun menunggu dirinya dengan memainkan ponselku di ruang tamu. Sebuah tas kecil ikut menggelantung di bahuku dan sepasang flat shoes berwarna putih menjadi pilihan alas kakiku.

"Pagi amat dah Kakak mau keluar ," kata Ricky yang baru saja keluar dari kamarnya. Rambutnya masih terlihat acak-acakan dan matanya juga masih setengah menyipit. Untung saja ia tak membuka mulutnya di dekat diriku, bisa-bisa aku pingsan mencium bau mulutnya yang mungkin lebih pekat dari belerang.

"Ya dong, kan cowok Kakak mau ngajakin kencan."

"Hmm… jangan kecewain dia ya, biar dia gak nyesal karena rela merjuangin cewek jelek macam Kakak."

"Kamu ini ya, baru bangun aja mulutnya udah gak bisa diatur."

"Biarin, kan itu fakta."

"Fakta ndasmu."

Ia pun kemudian berlalu menuju ke kamar mandi. Aku pun kembali memandang ke ponselku. Di layar notifikasi, terdapat pesan dari Andra yang mengatakan bahwa dirinya sedang ada keperluan mendadak sehingga agak sedikit terlambat menjemput. Aku pun memakluminya walau dalam hati aku cukup kecewa.

5 menit, 10 menit, 15 menit, 20 menit…

Ia tak kunjung datang. Aku sudah menanti dirinya dengan penuh pengharapan. Tapi entah kenapa, dalam keadaan seperti ini pun, ia masih sempat-sempatnya menduakan diriku ini. Padahal aku rela memberikan segalanya hanya untuk bisa menghabiskan waktu berdua bersamanya. Uhh sebel ah!

"Ciee yang ditinggalin sama cowoknya," goda Ricky yang muncul dari belakang.

Terlihat rambutnya masih basah dan ia masih bertelanjang dada dengan handuk yang membalut bagian bawah tubuhnya. Kalau aku lihat sih, badan adikku ini bagus banget loh. Dadanya bidang, perutnya lumayan berotot walau gak sixpack, dan yang pasti perutnya gak banyak lemak. Gak kayak punya pacarku yang agak buncit. Tapi sejelek-jeleknya bentuk badan pacarku, aku tetap mencintai dia sebagai lelaki yang mengisi hatiku.

"Dia kan orang sibuk, gak kayak kamu yang suka rebahan di kasur sambil main game lalu teriak-teriak sendiri."

"Kan aku masih libur, Kak. Tunggu aja kalau dah masuk sekolah, bakal kulibas semua ekskul."

"Sok-sokan kamu ah. Lagian ingat, kamu juga dah mau UN."

"Gapapa, Kak. Aku pandai manage diri."

"Dah ah, ganti baju dulu sana. Nanti handukmu melorot gak lucu loh."

"Kalau melorot, Kakak mau tengok yang di dalamnya?"

"Ihhh jorok kamu ah. Nanti Kakak anggap kamu mesumin Kakak lagi loh ya."

"Ampun deh, Kak. Aku ganti baju dulu."

"Masuk dah sana."

Selang 5 menit kemudian, tibalah sebuah mobil mengklakson di depan rumahku. Selepas itu, turunlah seorang laki-laki yang mengenakan kemeja putih rapi dan celana hitam yang formal. Tak lupa rambutnya yang klimis menambah daya tarik penampilannya. Dialah Andra, kekasih hatiku yang cuek namun ngangenin.

"Hai Bebebku sayang," ujarku sambil berlari menghampiri kekasihku. Belum sempat ia memasuki pagar rumahku, sudah kepeluk dirinya dengan erat. Ia pun membalas pelukanku sekenanya saja. Kemudian, kukecup pipi kanannya dan menggenggam erat tangannya.

"Gimana kabar lu?" tanya Andra dengan nada yang datar saja.

"Baik banget, Beb. Apalagi pas kamu ngajakin aku jalan."

"Kamu cantik pakai dress ini."

Pujian dari Andra itu langsung membuatku bahagia tak terkira. Rasanya seperti menembus ke awan-awan di angkasa. Aku pun langsung melontarkan senyuman manis ke kekasihku ini.

"Yuk kita jalan sekarang," ajakku sambil menggoyang manja lengannya.

"Tutup dululah pintu sama pagar rumahmu."

"Tenang, kan ada adikku."

"WOI ADIK KAMPRET, KUNCI PAGARNYA YA!" seruku dengan keras hingga mungkin saja terdengar oleh tetangga.

"Gak usah teriak-teriak kali, Kak," kata Ricky yang langsung muncul sambil membawa tas kecilku.

"Eh iya, Kakak lupa sama tasnya."

"Bucin terus tuh, sampai barang sendiri ketinggalan."

"Wajar dong, kan dah kangen banget sama bebebku." Aku pun kembali mendekap erat tubuh Andra sehingga Ricky hanya menggelengkan kepalanya.

"Oh ya sampai lupa, kenalin ini adikku, Ricky. Dek, ini pacar Kakak namanya Andra."

"Ricky Mahendra, alumni Lake Ridge Academy, Ohio," ujar Ricky yang memperkenalkan diri sambil memasang wajah sengaknya.

"Andra Utomo."

Dalam hati, aku merasa menyesal memberi kesempatan adikku untuk mengecap pendidikan di Amerika. Bukannya menjadi seperti anak yang diharapkan kedua orang tuaku, yang ada malah ia terus menyombongkan dirinya dengan latar belakang pendidikannya. Apalagi di depan kekasihku, mau taruh dimana mukaku kalau adikku yang berprestasi juga enggak tapi sombongnya melebihi lulusan Harvard University.

"Bang, kalau Kakak saya banyak maunya, tampol aja gak usah pakai banyak mikir."

Andra hanya tersenyum mendengar celotehan sampah adikku. Sementara aku sendiri menaikkan kepalan tinjuku dan menatapnya tegas. Ia pun langsung terdiam dan melakukan tugasnya untuk mengunci pagar rumah.

Setelah Ricky masuk ke dalam rumah, aku mendekatkan wajahku ke wajahnya. Kucoba untuk menyentuhkan bibirku pada bibirnya, namun ia langsung menahan laju gerak bibirku dengan jari telunjuknya.

"Jangan disini, yuk kita masuk ke dalam mobil."

Maka kami pun masuk ke dalam mobil berwarna merah tersebut. Di dalam aku langsung meletakkan tasku. Setelah Andra duduk dan memasang sabuk pengamannya, aku langsung menyambar bibir milik Andra. SLURP! SLURP! aku juga ikut memegang kepalanya dan kemudian kami pun bercumbu di dalam mobil tersebut.

Andra tidak membalas ciumanku dengan agresif seperti dulu lagi. Ia tak berusaha untuk mencumbu balik diriku dan bibirnya hanya terdiam pasif saja. Namun kurasa itu karena posisinya yang tertahan oleh sabuk pengaman sehingga ia merasa kurang nyaman untuk bercumbu liar. Maka kulepaskan ciumanku dan menatap wajahnya yang masih tetap dalam keadaan datar.

"Kamu kenapa, Beb?"

"Gue lelah."

"Oh begitu," ucapku dengan nada yang lesu karena sedikit kecewa.

"Ya udah, yuk kita belanja bareng. Gue yang bayarin semuanya."

"Asyikkk!" kataku melonjak kegirangan laksana anak kecil yang baru saja mendapat mainan baru. Kembali kupeluk dirinya dan tak lupa mengecup kedua pipinya.

Singkat cerita, kami pun tiba di sebuah pusat perbelanjaan besar di kotaku. Aku dengan antusias mengabadikan momen kebersamaan kami selama di dalam pusat perbelanjaan. Lagi-lagi wajahnya masih saja tetap datar. Tapi bodo amat, yang penting aku bisa jalan bareng dia plus dapat belanja gratis.

Pertama kami pun menuju ke lantai atas untuk melihat-lihat pakaian. Atas seizin Andra, aku menggaet beberapa jenis pakaian. Dari piyama tidur, celana jeans, hingga baju kaos kuambil untuk dicoba. Setelah mendapatkan beberapa pakaian yang pas, kami pun segera menuju ke kasir. Namun aku pun teringat jika ada satu kebutuhanku lagi yang belum dibeli.

"Beb, pakaian dalamku kayaknya perlu yang baru juga."

"Ya ambil aja."

"Kamu mau ikut atau?"

"Aku tunggu aja di sini."

Maka kutitipkan pakaian-pakaian yang akan kubeli ke dirinya. Lalu aku berjalan ke bagian pakaian dalam seorang diri. Aku pun memilih dari berbagai pakaian dalam yang tersedia di sana. Kupilih beberapa buah bra dan celana dalam yang kira-kira cocok dengan seleraku. Setelah itu, aku pun kembali ke pacarku dan segera membayarnya di kasir.

Di dalam swalayannya, segala keperluan untuk bulan ini maupun bulan-bulan berikutnya kumasukkan dalam troli belanja kami. Mulai dari pembalut, sabun cair, pengharum pakaian, makanan ringan, bumbu masak, roti tawar, dan lainnya. Selama proses belanja, kulihat ia hanya mengikutiku tanpa membeli barang-barang apapun. Ia pun hanya diam tanpa banyak bicara. Huh… memang gini deh derita punya cowok super cuek.

Selesai berbelanja, hatiku merasa sangat senang dan puas sekali. Di parkiran mobil, kembali kuhadiahi kekasihku dengan sebuah kecupan di pipi kanannya. Masih seperti tadi, ia tetap tak bereaksi apapun terhadap ciumanku. Menoleh pun gak ada.

Kami pun melanjutkan jalan-jalan kami hingga langit kota pun perlahan berubah menjadi gelap. Menikmati senja bersama di taman sudah, makan malam juga sudah, maka kami pun pulang ke rumahku.

Sebetulnya aku ingin menghabiskan malam minggu bersama dia, namun dia bilang kalau dia ada pertemuan dengan sahabatnya yang bernama Gabriel. Aku kenal dengan cowok itu karena ia adalah sahabat Andra semenjak masih SMP. Mereka berdua adalah pentolan organisasi-organisasi kemahasiswaan di kampusku dan juga partner dalam bisnis trading yang mereka rintis sehingga mereka berdua sering mengadakan pertemuan untuk membahas urusan mereka, termasuk ketika malam minggu.

Dengan bantuan Andra dan Ricky, akhirnya kami dapat mengangkut barang-barang belanjaanku ke dalam rumah. Setelah barang-barang kami sudah terangkut semua, aku pun mengantarkan pacarku ke depan gerbang rumah. Sebelum ia masuk ke dalam mobilnya, lagi-lagi aku memeluknya dengan erat.

"Makasih, Beb, atas hari yang indah ini," ujarku sambil tersenyum padanya.

"Hmm iya."

"Besok-besok gini lagi ya."

"Kurasa gak bakal lagi, Kim."

"Kenapa?" tanyaku dengan wajah yang mengkerut keheranan.

"Ada sesuatu yang ingin kusampaikan sekarang."

"Apaan, Beb?"

"Gue mau kita udahan."
 
Terakhir diubah:
Bimabet
Nah, bakal putus nih.. adeknya jadi pelampiasan aja lah, biar gak saling mimpi basah melulu
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd