Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Am I Wrong

Kira-kira bakal berakhir kayak mana?


  • Total voters
    215
  • Poll closed .
Mantap, besok neh 😎
Sesuai janji dong
Mantappppp
Ditunggu selalu om Ts
Asiiikkk incest nih...ditunggu yah suhuuuu...
yoms sekali, kusuka berbau incest
Terima kasih atas supportnya semua, sehat selalu
Kirain bakalan ke mall sama ricki terus ngegep si andra selingkuh 😁
Gak sesuai ekspektasi ya? Haha...
 
Incest emang seru
Yoi gan
Tak enteni
Silahkan gan
Thanx upnya Hu .....:beer:
Sama-sama gan
Mumpung belum terlalu jauh, ijin baca mar'aton dulu @Ichbineinbuch :baca:
Silahkan masbro
Premium om...
Makasih yak...
Mantap ceritanya @Ichbineinbuch ditunggu lanjutanya 🍺
Mantap

Thanks update nya om
Cek update dulu...
Terima kasih agan-agan atas supportnya
 
Seru nihh..., thanks updatenya @Ichbineinbuch
Sama-sama...
Pasang patok
Silahkan masbro
Makasih updatenya suhu..
Kak kimiii..:alamak:
Kak Kimi lovers detected
Terima kasih sudah update ya hu
✌✌✌✌✌✌✌✌✌
Sama-sama gan
kenapa ane ngebayangin si kakak jadi K*mi H*me ya?
Semua kembali lagi pada imajinasi agan
 
PART 4

POV 3rd

"Ugh! capek banget dah," kata Kimi sambil merentangkan kedua lengannya ke atas. Setelah bertemu dengan sofa di ruang keluarganya, ia pun langsung duduk menghempaskan pantatnya ke busanya yang sungguh empuk tersebut.

Ricky pun berlalu menuju ke kamarnya. Di sana ia langsung berganti pakaian menjadi kaos oblong merah polos dan celana pendek berwarna hitam. Setelah itu, ia membiarkan pakaian kotornya teronggok begitu saja di keranjang pakaian dan memilih membuka ponselnya.

Kurang lebih 1 jam ia habiskan untuk membuka sosial media dan bermain game online. Karena merasa haus, ia pun beranjak dari kamarnya dan berjalan menuju ke dapur. Namun di ruang keluarga, ia melihat kakaknya yang sudah terlelap di sofa. Ricky pun memilih cuek dan berlalu menuju ke dapur untuk mengambil segelas air putih.

Sekembalinya dari dapur, ia pun kembali melihat kakaknya yang pulas tertidur. Awalnya ia ingin langsung saja kembali ke kamarnya, tetapi ia menyadari bahwa pada malam hari, ruangan ini sangat banyak nyamuknya. Tergeraklah hati Ricky untuk mengamankan kakaknya itu.

Benar saja, begitu Ricky mendekat ke Kimi yang sedang tidur, ia melihat banyak nyamuk yang mengerubungi sekitaran kakaknya. Bahkan beberapa nyamuk sudah hinggap di kulit mulus kakaknya itu. Ricky kemudian mengusir nyamuk-nyamuk tersebut dan mencoba untuk mengangkat tubuh kakaknya tersebut.

Posisi tidur Kimi ternyata sedikit menyulitkan upaya Ricky untuk mengangkat tubuh kakaknya tersebut. Ia pun mencoba menggeser sedikit tubuh Kimi agar mendapat posisi yang memudahkan Ricky. Ia pun mengangkat Kimi dengan menaikkan kakinya ke atas dan juga menopang lehernya. Upaya itu berhasil dengan tubuh Kimi yang sudah dibopong oleh Ricky.

Selama mengangkat tubub kakaknya tersebut, mata Ricky berkali-kali salah fokus. Bagaimana tidak, payudara kakaknya yang berukuran lumayan gede cukup membusung dibalik kaos tersebut. Kaos tersebut sejatinya tidak ketat, hanya saja karena posisi Kimi yang sedang telentang membuat cetakan payudara pada kaos tersebut cukup menonjol. Berkali-kali Ricky harus menahan pandangannya tersebut dengan terus menoleh ke depan walaupun ia juga sesekali mencuri-curi kesempatan untuk menikmati aset indah milik kakaknya.

Akhirnya perjuangan Ricky untuk membawa Kimi ke tempat aman pun berhasil. Ia kini sudah membaringkan tubuh Kimi di ranjang milik kakaknya itu. Tak lupa, ia menutupi tubuh kakaknya dengan sehelai selimut. Walaupun begitu, tetap saja kemaluan Ricky sudah mengacung keras semenjak ia mengangkat tubuh kakaknya tersebut.

Kembali ke kamarnya, Ricky pun sudah berbaring di atas bantalnya dengan selimut menutupi tubuhnya yang cukup dingin oleh pendingin ruangan. Ia sedikit tersiksa, karena kemaluannya belum juga turun dan libidonya masih tertahan di puncak. Sementara ia juga sudah berjanji untuk berhenti menodai kakaknya dalam bentuk apapun. Dalam pergumulan batinnya kali ini, ia punya hanya bisa menghela nafas ringan saja.

~~~~~​

POV Ricky

"Rachel, what are you doing here?" tanyaku melihat seorang gadis bule berambut pirang yang menghampiri diriku yang sedang terbaring di ranjang. Apakah ini mimpi? aku tak tahu, tapi ini rasanya cukup nyata bagiku.

"Hey, Babe. Do you miss me?" Rachel menunjukkan gestur sensual dengan menghisap jari telunjuknya sendiri sehingga perlahan mulai membangkitkan birahi diriku.

"Of course I do, my Dear." Aku tersenyum melihat tatapan sensual dari Rachel yang sudah lama ingin kulihat kembali.

"Glad to know that, Babe. I do miss your little cock too," ujar Rachel sembari menggigit bibir bawahnya yang berwarna merah merona. Oh, aku benar-benar menantikan kembali momen seperti ini.

"My cock isn't that small."

"Show it to me then," kata Rachel yang kini sudah berada di hadapanku. Dengan perlahan ia menelanjangi bagian bawahku dan mengeluarkan penisku yang berukuran 14 cm ketika sedang ereksi. Dielus-elusnya perlahan penisku hingga aku merasa penisku sudah tegang maksimal.

CUP! ia mengecup pelan penis kebanggaanku ini. Hal ini yang menjadi awalan baginya sebelum ia mulai mengocok atau menghisap barangku. Kemudian, ia pun mengocok perlahan-lahan penisku tanpa pelembab apapun. Walaupun begitu, aku tidak merasa nyeri apapun karena tangannya begitu halus dan kocokannya terasa sangat nikmat setiap ia melakukannya.

"I think it does need something." Ia pun mulai menghisap barang kejantananku ini dan rasanya… ah nikmat sekali hisapan-hisapan yang berasal dari mulutnya. Ia memang seorang gadis yang telaten dalam hal memuaskan barangku. Kutatap mata birunya yang indah bagaikan berlian. Mulutnya terus bergerak naik turun seiring dengan hisapan-hisapan yang membuatku penisku terkocok nikmat.

Lalu ia melepaskan penisku dari mulutnya. Ia tersenyum sekilas menampakkan giginya yang putih berkilau. Kemudian ia mulai menjilat seluruh inci dari penisku, termasuk biji zakarku sehingga rasa geli dikonversikan menjadi kenikmatan yang berlipat ganda. Ia melakukan hal itu sekitar 2 menitan sebelum akhirnya ia kembali memasukkan kejantananku ke dalam mulutnya. Hisapan mulut yang sangat nikmat itu membuat badanku menjadi panas dingin tak karuan. Ia terus menghisap batang kejantananku hingga aku sampai tak kuasa untuk membuka mata karena nikmat yang menjalari tubuhku.

Perlahan, kurasakan ada yang sesuatu yang ingin meledak keluar dari saluran kejantananku. Kutahan benda itu agar tidak dengan segera meluap keluar. Kulakukan itu dikarenakan orgasme yang tertahan sebelumnya jauh lebih nikmat dibanding orgasme yang apa adanya. Dengan begitu, aku bisa merasakan nikmat yang melebihi nikmat apapun di dunia ini.

Kemudian, Rachel pun melepas mulutnya dari penisku. Rasanya sedikit kecewa ketika orgasmemu sudah hampir keluar namun harus kembali lagi ke tempat asalnya. Rachel yang sepertinya sengaja mempermainkan nafsu seksku hanya tersenyum seolah-olah tak bersalah.

"Don't worry. You should save your bon appetite to the main course."

Ia pun kemudian berdiri. Ia mulai menari perlahan-lahan di hadapanku. Diliuk-liukkan pinggulnya dengan erotis sehingga kembali memicu nafsu birahiku. Dengan gerakan yang sengaja ia perlambat, ia mengangkat kaos hitam yang dikenakannya secara pelan-pelan.

Kaos tersebut mulai terangkat inci per inci, menampakkan lubang pusar dan perut rata dari seorang Rachel Monaghan. Maka kaos tersebut terus naik hingga menampakkan setengah badannya dan terus naik hingga menunjukkan sedikit bra hitam milik Rachel. Akhirnya kaos tersebut pun terangkat hingga mencapai leher Rachel, menampakkan kedua payudara montok Rachel yang masih terbungkus oleh cup bra berwarna hitam tersebut.

Setelah melepas sempurna kaos tersebut, ia pun berjalan pelan menuju ke arahku. Ia menowel penisku yang masih berdiri tegak sehingga menimbulkan sedikit rasa sakit. Rachel hanya tertawa kecil dan kemudian seolah merayap di atas tubuhku ini. Ia lalu melepas kaos milikku dan mencampakkannya ke lantai. Ia kembali tersenyum dan mencumbu bibirku.

SLURP! SLURP! SLURP!

Kami terus beradu lidah dan bertukar air liur di dalam suasana malam yang panas dan erotis ini. Ia memegangi kepalaku dan terus mengimbangi permainan lidahku. Suara-suara dari kontak bibir dan air liur kami juga turut menggema menjadi lantunan melodi yang mengiringi pergumulan panas kami.

Tanganku tak hanya menjadi seonggok daging dan tulang yang pasif. Ia bergerak, menelusuri dan menjelajahi tubuh indah Rachel. Meraba-raba dan mengusap-usap kulit halus nan licin khas gadis kaukasian yang berasal dari kalangan menengah atas. Hingga sampailah tanganku kepada kaitan bra dan kulepaskan kaitan tersebut dengan kedua tanganku. Bra tersebut pun langsung jatuh ke perutku dan aku segera menyingkirkan benda tersebut.

Aku meremas perlahan kedua benda kenyal yang menggantung indah di dada Rachel. Bentuknya cukup besar untuk tanganku yang sedikit kecil, namun enak saat digenggam maupun diremas. Sambil kuremas buah dadanya, sesekali kupilin kecil putingnya hingga ia menjerit kesakitan tertahan oleh cumbuan kami.

Aku terus mengguncang-guncang benda kenyal itu. Ia pun mulai melenguh kecil walaupun masih dalam keadaan bercumbu. Karena remasanku yang semakin menjadi, maka ia pun melepaskan cumbuannya dan fokus kepada nikmatnya remasanku. Ah! Uh! ia pun mulai mengeluarkan desahan-desahan nikmatnya karena giliranku lah yang menghisap barang miliknya. Kuhisap puting itu sambil sesekali kugigit kecil hingga desahannya bercampur dengan jeritan kesakitan yang nikmat.

Kedua tanganku ini memang gak bisa menjadi pasif walau hanya sebentar. Mereka pun kembali menjelajah, kali ini menuju ke bongkahan pantat bulat nan seksi yang masih tertutup oleh celana pendek berwarna abu-abu.

Kemudian kuhentikan hisapan maupun remasanku. Aku langsung mengganti posisiku dan membaringkan dirinya di ranjang ini. Kukuak lebar-lebar kedua kakinya ktu. Tanganku kini bergerak ke depan dan memegang pinggiran celana milik Rachel. Kutarik celana pendek tersebut hingga lepas dari kakinya dan mencampakkannya ke lantai. Celana dalamnya yang berwarna hijau tidak mampu menyembunyikan rekahan vaginanya yang menyembul keluar karena sudah sangat horny. Bagian vaginanya juga sudah sangat becek akibat foreplay-ku yang sangat berlarut-larut.

Kuciumi sekilas aroma dari area becek tersebut. Hmm… harum khas kewanitaan seorang gadis yang sering merawat daerah tersebut. Kugunakan jari telunjuk dan jari tengahku untuk mengocok liangnya dari luar celana dalamnya itu. Ahh! Ahh! Ahh! ia terus mendesah nikmat dan kurasakan cairan kembali keluar dari liang kewanitaannya itu.

Tanpa ingin berlama-lama lagi, kulucuti celana dalam tersebut. Nampaklah bibir vaginanya yang sudah sangat basah sekali. Indahnya tiada tara, dengan bulu yang hampir tak ada karena dirinya yang rajin mencukur. Dengan sukarela, Rachel membuka lubang kewanitaannya sendiri yang lalu menampakkan liangnya yang kemerah-merahan. Aku pun mulai mengarahkan penisku ke bibir kemaluannya tersebut. Sebelum melakukan penetrasi, aku melumuri dulu penisku dengan sedikit cairan dari liang kewanitaannya.

BLES!

Sekarang barangku sudah menancap ke liang vaginanya. Aku menusukkannya semakin dalam dengan memajukan pinggulku. Kemudian kulancarkan gerakan maju mundur hingga ia mulai menjerit nikmat.

"Ah! Ah! Ah! Yeah! Fuck me like that, Ahhh!"

Racauannya yang membuatnya seolah-olah seperti pelacur rendahan justru membuatku semakin bernafsu. Aku pun mempercepat genjotanku sehingga erangannya bertambah keras. Melihat wajahnya yang merem melek menahan kenikmatan turut menambah gairah dan semangatku pula. Maka aku pun terus menambah tempo dari sodokanku hingga ia mulai mengucurkan keringat dari dahinya.

Sembari menggenjot vaginanya, tanganku kembali meremas kedua buah dadanya yang menggoda. Uhh! Ahh! Ahh! Ahhhh! hal itu membuat Rachel menjadi tidak mampu mengontrol dirinya. Kemudian tangannya mencengkeram kain spring bed dan tak lama tubuhnya pun menggelinjang disertai dengan berkedutnya otot vagina miliknya. Tak lama, keluarlah cairan dari liang vaginanya. Rasanya begitu hangat sehingga seperti relaksasi bagi penisku yang masih menancap di sana.

Ia telah mencapai orgasmenya dan tubuhnya terasa lebih kendor. Tapi itu bukan sebuah halangan bagiku. Setelah kubiarkan ia mengambil nafas untuk 2 menit, aku kembali menggenjot vaginanya karena penisku sejak tadi masih belum kulepaskan. Ahhh! Ahh! Ahh! ia pun kembali mengerang nikmat dan aku pun kembali bersemangat menggenjot dirinya.

Selang 3 menit kemudian, kurasakan penisku ingin memuntahkan isinya. Terus kugenjot dirinya dengan semangat hingga isinya itu semakin terdorong menuju ke ujung saluran. Setibanya di ujung saluran, kutahan isi tersebut seperti yang biasa kulakukan. Tetapi itu hanya bertahan kurang dari semenit. Setelah itu kurasakan penisku mulai berkedut dan akhirnya...

CROT! CROT! CROT! CROT!

Ahh! Nikmatnya! aku pun mengeluarkan output dari proses ini. Kukeluarkan semua isi dari dalam saluran penisku hingga tak bersisa lagi ke dalam liang kewanitaan Rachel. Setelah penisku mengempis di dalam liangnya, aku pun mencabutnya dan memeluk tubuh Rachel yang sama telanjang sepertiku.

"Thanks for everything, Rachel. I love you so much," ucapku sambil menatap bola matanya yang indah.

"Me too," ujarnya sambil tersenyum.

"Don't leave me again."

"I promise, I'll never leave you."

Tiba-tiba saja, aku dikagetkan dengan diri Rachel yang menghilang bagaikan menguap ke udara. Seluruh benda-benda di sekitarku ikut menghilang dan aku mendengar sebuah suara misterius yang memenuhi kedua telingaku.

TEEET… TEEETT… TEEETTT…

Hosh… hosh… hosh…

Aku pun terbangun dan langsung duduk di ranjangku. Kemudian aku mengusap wajahku perlahan. Setelah mematikan alarm digital tersebut, aku langsung meminum segelas air putih yang berada di meja sampingku. Pikiranku pun langsung jernih seketika dan aku mulai melihat ke sekitarku. Tidak ada keberadaan Rachel di sini dan aku masih berpakaian lengkap. Tapi aku pun langsung tersadar bila celanaku terasa basah dan lengket sekali.

"Ah shit! rupanya cuma mimpi basah," gerutuku dengan nada yang kecewa.

Mimpi tersebut terasa indah dan nyata untuk menjadi sebuah mimpi. Rasanya seperti kembali berhubungan dengan Rachel. Namun aku harus menyadari bahwa kenyataannya Rachel tidak pernah ada di sini semalam dan itu semua hanya bagian dari bunga tidurku. Sungguh menyedihkan sekali hidupku ini.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd