Dengan tubuh telanjangku aku melangkah ke kamar mandi, melintasi ruang makan kulihat ibuku sedang menata makan pagi. Aku tersenyum pada ibuku dan dibalasnya dengan senyumanya. Jika dilihat dari atas kebawah, tidak ada yang salah dengan tubuh Ibu, putih bersih apalagi susunya itu lho susunya. Sekilas aku melihat guratan kebahagiaan dari wajah Ibu, Tak pernah aku lihat Ibuku begitu senang seperti hari ini. Hari-hari sebelumnya selalu dengan wajah tertekan dan tidak bisa lepas dalam berbicara semuanya harus teratur ketika berhadapan dengan Romo. Kulihat jam dinding menunjukan jam 8 pagi. Gila kecapekan mungkin aku.
Di kamar mandi aku berdiri tertegun membayangkan semua kejadian dengan Ibu, dedek Arya mulai bangun. Segera kuambil gayung dan Byur byur byur, tahu tujuanku apa? Untuk menjernihkan kepalaku. Isinya kotoran semua, dan kotoran-kotoran itu yangmembuat dedek Arya cepat bangun. Setelah selesai mandi aku keluar kamar mandi dan ah segarnya sambil menyapu tubuhku dengan handuk. Kulemparkan handukku di kursi ruang keluarga dan menuju meja makan. Aku duduk dan kulihat Ibuku dengan tubuh telanjangnya mengambilkan aku makan. Kami berdua makan dan jelas saja aku tidak bisa berkonsentrasi dengan makanku.
Bu, aku ingin makan disuapi Ibu kataku
hmmm..... manjanyaaaa.... jawab Ibuku dengan senyuman manja
Tidak bisa konsentrasi bu kalau makan lihat Ibu, mending disuapi celotehku manja
Ya sudah, Ibu pakai baju saja ya jawab Ibuku
Jangaaaaaaaaaaaaaaaaaaan .... pokoknya disuapi ya bu pintaku manja
Pagi itu aku berlaku manja kepada Ibuku, ya mungkin ada rasa kangen juga dimanje seperti anak kecil. Hari senin aku lewati dengan baik, hari selasa lelah, dan Hari ini hari rabu aku bolos kuliah karena aku tidak ingin melewatkan momen indah ini. Setelah selesai aku minum jamu ramuan Ibuku biasa obat kuat tapi tidak ada boat perangsangnya seperti semalam dan seperti biasa Ibu minum jamu dan ramuan tradisional lainnya.
Bu Boleh tanya sesuatu? tanyaku sambil meletakan gelas
iya... jawab Ibu
Apa Ibu pernah kasih ramuan perangsang ke Romo? tanyaku
Hmm... lha wong nidurin Ibu saja jarang, sekali nidurin tepar sukanya main langsung hi hi hi jawabnya
Itu untuk apa bu? tanyaku kembali untuk mengalihkan perhatian Ibu dari Romo, jujur saja aku sedikit cemburu ketika Ibu bercerita tentang Romo, kenapa juga aku tadi tanya hal seperti itu.
Untuk.... hi hi hi.... biar tempik Ibu rapet singset jadi kontol kamu itu kecepit terus ndak bisa keluar...
Yang ini buat kulit, biar halus
Yang ini buat susu Ibu biar tetep kenceng lanjut Ibuku
Owh... pantes jawabku sambil berdiri dan memposisikan tepat dibelakang kursi Ibu.
Pantes kenceng, Arya suka bisiku ditelinga Ibu sambil meremas kedua susunya.
Ehhhmm.... sekarang ibu tidak rugi minum kaya ginian, sudah ada yang mau hi hi hi jawab Ibuku sambil menoleh kebelakang dan menciumku. Kubalas ciuman Ibuku sambil meremas-remas susunya dan kumainkan puting susunya.
Ehmmmmmmm.....mmmmm.... terus nak rintih Ibuku pelan. Aku kemudian memposisikan duduk di kursi sebelah Ibu aku tarik pelan Ibu dan aku arahkan untuk duduk bersimpuh dibawahku. Kini kepalanya sejajar denga dedek Arya. Dengan senyuman tanpa diperintah ibu mulai menjilatinya. Mengulumnya. Ketika mengulum Ibu juga memainkan lidahnya.
Enaaaaak bu.... enaaaaaak.... terus..... kulum kontol arya bu, di emmm....,muttt...... racauku nikmat
Emmmm.....hemmm..... suara Ibuku ketika mengulum dedek Arya. Setiap kuluman Ibu kurasakan lidahnya yang menyapu setiap bagian dedek Arya. Ketika kuluman berhen di ujung penisku, kurasakan lidahnya menari-nari di lubang kencingku dan rasanya WOW.
Beberapa menit Ibu memperlakukan dedek Arya dengan sangat manis, dari menjilatinya hingga mengulumnya. Ku hentikan kuluman Ibu, ku angkat Ibu dan kuposisikan menungging berpegangan dengan meja makan. Sekarang adalah giliranku, sambil berlutut dibelakang Ibu aku mainkan vagina Ibuku. kusentuh bibir vaginanya dengan jari-jariku. Ibu menoleh kebelakang melihat tingkahku ini.
Enak nak.... di mainin nak itil Ibu.... uhhh.... kaya ta..... dih... pinta Ibu ku, langsung ku majukan bibirku dan kujilati setiam nano meter vagina Ibu. Ku variasikan dengan sedotan-sedotan di klitoris Ibu, kadang pulan kumasukan lidahku ke dalam vaginanya.
Iy...slrup ya.....dimasuki gini enak bu jawabku, sambil memasukan jari tengaku ke dalam vagina Ibu. Dan ku kocok secara perlahan, perlahan perlahan dan semakin cepat. Kubarengi kocokan pada vagina Ibu dengan jilatan-jilatan lidahku.
aaaaaaaaaaissssshhhhhh..... aaaaaaaah..... terus.... nak.... terus.... masukan lagi juga lidahmu nak.... Ib ....bu suk.....kah... aaaaaah racau Ibuku. Aku turuti perintah Ibuku, kumainkan itilnya dengan lidahku kadang aku masukan dibarengi dengan kocokan jari tengahku.
Enak... tempik Ibu tidak pernah dijilati .....
Terus nak terus..... aihsss ah ah ah aaaaaa...... kamu lebih hebat dari Romo.... terrr russssssssss
Romomu biar Romomu pergi terus.... Ibu sama ka.... mu aaaaaah.... Ibu leb ...bih suka sama Ar ...ya aaaaaaaaaaaaisssssh racau Ibuku. kujilati tempiknya terus dan terus kupermainkan.
Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhh.... Ibu keluar lagi.... kamu buat Ibu kamu keluar terus.... kamu nak....kal...... jerit Ibuku dengan tubuh melengkuk-lengkuk dan melengking merasakan nikmat puncak, terasa cairan hangat mengalir dari vaginanya membasahi bibir dan jariku. Kujilati jari-jariku, nikmat juga cairan kenikmatan Ibu.
Ibu suka kan sekarang giliran kontol Arya jawabku sembari berdiri. Kuarahkan dedek Arya ke liang vagina Ibu, Ibupun memgang dedek Arya dan mengarahkannya ke liang vaginanya. Ketika ujung dedek arya mau masuk .....
Krrriiiiiiiiiiiiiiin..... Kriiiiiiiiiiiiiing.............. Kriiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiingggg.............. (KENTAAAAAAAAAAAAANG!)
Sebentar nak, ibu angkat telepon dulu ucap Ibuku sembari melepaskan diri dari pelukanku.
Waduh.... nanggung bu jawabku memelas
Sebentar nanti biar bisa lama.... jelas Ibu
Ibu melangkah ke arah meja telepon, kupandangi Ibu ku. Tubuh anggunnya sekarang milikku. Ketika Ibu mengangkat telepon, Aku dekati Ibu dari belakang, Kupeluk Ibuku kuletakan kepalaku di bahu kanan Ibuku.
Halo sugeng(selamat) siang dengan Keluarga Mahesa
Oh..kang mas to seketika aku mendengar nama itu mendidih darahku dikepala. Kupeluk Ibu semakin erat. Dan Ibu kaget atas perlakuan itu.
Jangan lama-lama Arya tidak suka bisiku ditelinga kanan Ibuku. Ibu kemudian menoleh ke kanan dengan tangan kanan menutupi ganggang telepon itu.
iya sebentar ya..... jawab Ibuku kalem. Melihat Ibu yang masih memegang gagang telepon membuat Aku semakin emosi, langsung aku tarik pinggul Ibuku kebelakang. Tangan kanan Ibu sekarang menjadi tumpuan tubuhnya. Dan sleb.....kumasukan dedek arya ke vagina Ibuku. dengan begitu mudahnya, karena memang sudah dibasahi cairan kenikmatan.
Eh.... jerit kecil Ibuku
bagaimana Romo? Ouwh ini tadi kaget ada cicak jatuh di meja telepon jawab Ibuku. Aku memang terbakar dengan emosi tapi kugoyang pelan karena aku tidak ingin Ibuku ketahuan. Ini juga demi kebaikanku.
Nanti malam jam berapa kang mas? tanya Ibuku. setiap kali ibu berbicara setelahnya selalu menggigit-gigit bibir bagian bawahnya menahan nikmat yang aku berikan. Berbeda dengan aku tidak bisa menikmatinya.
Iya kang mas, sudah dulu ya, Dimas mau cuci piring dulu Ibu mengakhiri telepon dengan Romo. Segera ditutup telepon dari Romo.
Kamu nakal sekali Ar....ya.... nan.... ah ah ah ti....ah... kalau ketahuan bagaimana? tanya Ibuku dengan desahan khasnya. Aku semakin tidak bisa menikmati permainan ini. Kulepaskan dedek arya dari vagina Ibu.
Hah.... aku tidak bisa menikmatinya ucapku lirih, Ibu sedikit kebingungan dan menyesal karena tahu kalau aku merasakan ketidak nyamanan karena gangguan telepon dari Romo. Ibu langsung membalikan tubuh dan memelukku.
Jangan marah nak... Ibu minta maaf tadi Ibu tidak tahu kalau itu telepon dari Romo kamu jelas Ibuku meminta maaf sembari memelukku.
Bu Arya tidak apa-apa owk, ibu telepon-teleponan saja sama Romo, Arya mau tidur jawabku dengan rasa yang tidak karuan sambil mencoba melepaskan pelukan tapi tidak bisa karena pelukan Ibu sangat kuat.
Jangan marah nak, nanti Ibu sama siapa? Jawab ibu dengan nada menyesal. Aku yang tidak tega kemudian memeluk Ibu dan hening sesaat. Dalam keheningan itu aku berpikir, ini semua karena telepon dari Romo. Aku harus membuat apa yang berbau Romo terbuang.
Bu.... ucapku membuka pembicaraan sambil tetap memluknya
Ya nak... jawab Ibuku
Arya pengen Ibu pakai kebaya seperti tadi malam, Arya pengen lihat Ibu pakai Kebaya lagi Arya tungu di belakang perintahku ke Ibu, Ibu kemudian melepaskan pelukannya dan tersenyum kepadaku.
Hmmm... tapi Arya juga harus tampil ganteng ya jawab Ibuku dengan wajah sumringah.
Ibu melepaskan pelukanku sembari sedikit memberi kecupan di bibirku. Kemudian Ibu meninggalkan aku masuk ke kemar dan menutup pintu kamarnya.
Tidak boleh ngintip teriak Ibu di dalam kamar
Aku melangkah menuju kamar mandi, membasuh dedek arya yang masih tegang. aduh kakak nanggung mungkin itu yang akan dikatakan dedek Arya kepadaku. Tapi aku ingin sekali seperti tadi malam. Menyetubuhinya dengan dandanan kebayanya. Keluar dari kamar mandi aku segera masuk ke kemarku, berganti pakaian, memakai minyak wangi. Dan turun kebawah menuju dapur membuat teh manis dan ku bawa ke pekarangan belakang rumah. Sambil menunggu Ibu, aku duduk dan kusulut Dunhill mild-ku. Lama sekali...... Kutengok kedalam dan jam dinding menunjukan pukul 09.30 pagi. Lama sekali Ibu berdandan. Aku kembali memandang sekeliling pekarangan rumahku sembari mengepulkan asap. Dan...
Naaak... kata Ibuku tiba-tiba dari belakang dan membuatku kaget. Kutolehkan kepalaku ke belakang.