Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Wild love????

Waduh,bukan cuma dede arya aja yg kentang, ane jugaaaaa
Lanjut gan :mantap:
 
pasti ibunya cntik bget tuh dandanny ja lama. Pake ilustrasi dong suhu biar biar biar pa ya. Biar pa sih agan2 pake ilustrasi?
:papi:
 


pasti begitu imajinasi ane gan...saking lamanya dandan.....:D
 
Wah wah gandown mulai jualan :kentang:
ane udah tegak kena kentang T.T
 
bentar ya suhu editing :D

Lanjutt suhuu
Siap suhu :D

Waduh,bukan cuma dede arya aja yg kentang, ane jugaaaaa
Lanjut gan :mantap:
SIap Suhu :D

ikutan kentang deh,mantap gan
ane juga kentang gan, lagi cari inspirasi dari video he he he :p

pasti ibunya cntik bget tuh dandanny ja lama. Pake ilustrasi dong suhu biar biar biar pa ya. Biar pa sih agan2 pake ilustrasi?
:papi:
ilustrasi untuk pakai kebaya, susah suhu, gak bisa sotoayam eh salah sotoshop :p
 
Kumpulan asap yang berterbangan masih melayang diatas kepalaku. Mulai terbawa angin semilir yang lewat di pekarangan rumahku. Kepalaku menoleh kebelakang ke arah pintu belakang rumahku. Kulihat seorang wanita memakai jarit berwarna coklat bermotifkan batik khas daerah. Dibagian badannya kebaya dengan motif kembang-kembang berwarna hitam. Pada kebayanya hanya bagian kemban-kembangnya saja yang tidak transparan dan bagian diluar kembang tampak transparan memperlihatkan kulit tubuh si pemakai. Kebaya yang sangat seksi hingga memperlihatkan lipatan payudaranya. Dengan kebaya yang transparan terlihat kotang berwarna hitam tanpa tali kotang menyangga kedua payudaranya yang seakan-akan minta keluar dari sarangnya .

Kulihat wajahnya sendu, dengan riasan sederhana dan rambut yang dikucir sanggul. Dia tersenyum manis kepadaku, senyuman menggoda minta ditubruk dan dipuaskan sekarang juga. Ah cantiknya, wanita ini. Aku berdiri dan kutarik pelan ke arahku. Kupeluk dan Kulumat bibirnya.

“Sudah tidak tahan ya sayang?” tanya Ibu kepadaku, ketika melepaskan ciumannya.

Aku tidak membalas jawaban Ibuku, aku kembali menciumnya, melumatnya, menyedotnya bahkan menjilatinya. Tangan Ibu kemudian melepaskan sabuk yang aku kenakan, perlahan dibukanya celanaku kemudian resleting celana. Jatuh kebawah celanaku, tampak tonjolan dedek arya dibelakang CD yang seakan-akan tidak muat menutupinya. Ditarik secara perlahan celana dalamku hingga bagian bawah selangkanganku. Dan.... Toeeeeng eeeeng eeeeng “aku bebas”, ah dedek Arya mulai menjerit lagi. Di elusnya dedek arya secara perlahan oleh kedua tangan Ibu, dengan bibir yang masih meladeni ciumanku.

“Ahhh.... elus teryus byu....hmmmmm...slrup.....” rintihku sambil mencium Ibuku.

Didorongnya aku pelan, aku tahu maksud Ibuku. Kuposisikan diriku duduk di kursi. Ibu secara perlahan menarik celanaku kemudian celana dalamku dengan bantuanku yang agak sedikit mengangkat pinggangku. Kini telanjanglah bagian bawahku dengan dedek Arya yang mengacung kearah Ibuku.

“Padahal baru beberapa menit tapi sudah ngangenin” ucap Ibuku yang langsung menjilatinya.

“Ahhh.... nikmat bu... Lidah Ibu memang enak, ayo bu dikulum....” pintaku

Ibu kemudian mengulumnya, karena penuh dengan nafsu yang menggebu-gebu aku pegang Kepala Ibu. Ibu yang gelagapan kemudian memundurkan kepalanua.

“Uhuk uhuk uhuk.... jangan ditekan nak, punyamu itu panjang dan besar sekali sampai tenggorokan Ibu” jawab Ibu sambil terbatuk batuk hampir muntah

“Maaf bu, habis nafsu lihat cewek anggun, lemah lembut seperti Ibu sekarang melayani Arya” jawabku slengekan.

“Jadi kamu suka Ibu pakai kebaya ya? makanya Ibu dibelikan kebaya kesukaan kamu nak” senyum Ibu yang kemudian menjilati dedek arya. Setiap jilatan yag aku rasakan selalu berbeda-beda kenikmatannya. Ketika di kamar, di dapur dan sekarang di pekarangan rumah semuanya berbeda. Setiap melakukan oral selalu ada variasi dari Ibu, mungkin karena kedewasaan seorang wanita sehingga bisa membuat variasi sendiri.

“ahhhhh.... iya bu..... ah nikmat..... kulum terusssss bu ah yaaaaaah” aku merintih kenikmatan

Kuluman Ibu berbeda dengan kuluman sebelumnya, setiap kepala Ibu maju lidahnya menyapu semua bagian yang dialalui bibirnya. Sedotan yang bertambah kuat, ditambah lagi wajahnya yang bertambah cantik dan anggun. Kadang buah zakarku pun disedot-sedotnya sembari mengocok dedek arya.

“Terus bu kulum ...jilat ....ah ah ah sedooot.... terus... ah.... ah....”

“Se.... mu.... a buat Ibu...” racauku terputus putus

Kuatnya setiap sedotan yang diberikan oleh Ibu, jilatannya yang lebih mantap dari biasanya dan juga eksplorasi keseluruh bagian dedek arya membuat aku tidak kuat menahan cairan dari dalam kantung spermaku. Ditambah lagi kuluman Ibuku yang mengocok dedek arya, kadang lambat, kadang cepat membuat dedek arya berkedut-kedut.

“Bu ... Arya pengen keluar.....” rintihku merasakan kenikmatan

“Hmmm.... hemmmm... hem.....” suara Ibu tidak jelas karena sedang mengulum dedek Aryaku dengan memaju mundurkan kepalanya.

“BU..... AAAAHHH.... AKU PENGEN KELUAR DI SUSU IBU.....” teriakku sembari meremas-remas rambut Ibu

“BU.... ARYA KELUAR.....AAAAAAAAAHHHHHHHHHH” teriakan puncakku

Ibu mengeluarkan dedek Arya dari mulutnya dan mengarahkan dedek Arya ke lipatan susunya.

Crooot....Croooot..... Crooot....Croooot..... Crooot....Croooot..... Crooot....Croooot.....

Tumpah semua spermaku di dada Ibu, kebayanya pun sedikit ternodai oleh spermaku. Pemandangan yang indah melihat seorang wanita yang anggun dan berdarah ningrat sekarang sedang belepotan sperma.

“Dilap pakai tangan Ibu, dan masukan kemulut Ibu” pintaku, ibuku mengangguk dengan senyumannya.

Dengan tangan kiri memegang dan sedikit menogocoknya dedek arya yang masih ON,sedangkan tangan kanan Ibu mengelap setiap sperma yang tumpah di dadanya kemudian menjilatinya. Terus Ibu melakukan hal itu hingga tidak ada sperma yang tersisa di dadanya. Kadang Ibu memeprlihatkan kepadaku ketika dia menjilati sperma yang ada di jari-jarinya.

“Kontol arya dibersihkan juga bu, juga zakar arya juga” pintaku

“Iya sayangku...” jawab ibu dengan senyum penuh nafsu kepadaku

Ibu kemudian menarik dedek arya sedikit ke atas hingga zakarku terlihat. Ibu kemudian melahap kedua zakarku menjilatinya dari sisa-sisa sperma. Jilatan Ibu merambat ke atas, Dijilatinya setiap nanometer batang dedek arya hingga ujungnya. Terasa agak sedikit linu.

“Ibu pintar, enak bu....” pujiku

“mestine (pastinya)...” jawab Ibuku sambil menjilati dedek arya

“Pintar melayani Arya ya Bu... he he he“jawabku dengan senyuman nakal

“Tentu saja sayangku...” jawab ibuku manja yang sebentar berhenti menjilati kemudian dilanjutkannya lagi

Setelah aku yakin bersih kuangkat agar berdiri dan aku masih duduk. Tepat dihadapanku Susu Ibu yang masih terbungkus oleh kebaya dan kutang. Kulepas kebaya ibu pelan-pelan sambil kuciumi bagian dadanya. Kulempar kebaya itu ke pekarangan rumah. Kutarik kutang Ibu kebawah dan munculah apa yang disebut dengan payudara, masih sekal dan ranum dengan ukuran yang WOW . Susu Ibu sedikit tertekan ke atas karena kutang yang belum akku lepaskan sehingga nampak benar benar menggairahkan. Kuciumi memutar susu Ibu bagian kanan sambil tangan kiriku meremas susu Ibu bagian kiri. Ciuman memutar disekitar susu Ibu kemudian mendekat ke arah puting Ibu. Kumainkan puting susu Ibu, tak lupa aku juga memainkan puting susu ibu yang sebelahnya secara bergantian mendapatkan emutan dan sedotan dariku.

“Ahh.... terus nak .... sedoooot terus.... ehmmm..... susu ibu punya kamu nak”

“Remas yang ku......at..... ahhhh.....” rintih Ibu sambil memjamkan matanya dengan kepala yang mendongak ke atas.

“Slruuppp..... he’em.... slrup .... cup....slrap.....” jawabku sambil mengulum susu ibuku.

Setiap kali sedotan dan kulumanku pada susu Ibu, Ibu menggelinjang nikmat. Ibu selalu meremas-remas kepalaku bahkan ketika merasakan nikmat yang aduhai, ibu menekan kepalaku ke arah susunya membuatku gelagapan hampir kehabisan nafas tapi tetap kutahan. Setelah puas dengan susu Ibuku, Aku mencoba melepas kutang ibuku, Ibu yang tahu aku kesulitan melepas, kemudian mengarahkan tangan kananku kebelakang untuk membuka resleting kutangnya. Kubuka kutangnya dan aku lempar ke arah kebaya yang telah aku lempar tadi.

Sekarang Ibu hanya menggunakan jarit yang dibalutkan kendit (kain panjang yang memiliki fungsi seperti sabuk pada celana/rok). Dengan senyum nakal, ibu kemudian membantuku mengendorkan ikatan pada kenditnya dan aku pelorotkan kebawah semuanya. Ibu tidak mengenakan celana dalam, Kini ibu telanjang di hadapanku dengan rambut yang digelung.

“Cantik sekali Ibu....” ucapku dengan senyuman

“Ayo nak .... Ibu pengen di sentuh kamu, kenthu Ibu nak” jawab Ibuku

Aku tarik Ibu ke arahku kemudian kubalik badannya. Dengan sedikit berbagi tempat duduk, ku arahkan duduk dikursi yang aku duduki tepat di depanku. Sekarang posisi Ibu membelakangiku, aku peluk Ibuku dari belakang. Kujilati dan kuciumi leher jenjangnya dengan kedua tanganku meremask susu Ibuku. Dengan segera tangan kananku kemudian turun ke arah vaginanya . Jariku mulai mempermainkan klitoris ibu secara perlahan.

“auufffhhhhtttt..... teruuuuuus.... ayo anakku terus na.... khhhhhhh” racaunya

Puas dengan menyentuh bagian klitorisnya, kumasukan jari tengah tangan kananku kedalam liang vaginannya dengan tangan kiriku masih aktif meremas dan memainkan puting susu Ibuku. Kukocok perlahan, perlahan, perlahan semakin cepat semakin cepat semakin cepat dan cepat cepat. Kuvariasikan kocokan jariku, kadang dengan posisi jari yang lurus, kadang pula ketika mengocok kutekuk jariku sehingga menyentuh langit-langit vagina Ibu. Pegel juga tapi hilang karena nafsu yang mendidih di seluruh tubuhku.

“Aaaaaaaah.... terussss..... teruuuuus.... enak...... kamu hebat.....”

“Ibu suka?bilang to bu kalo suka” tanyaku ke Ibu sambil menciumin lehernya.

“Ibu suka.... dikocok ... sa.... ma .....Ahh ahhh ahhh Arya”

“Ibu mau .... dikocok ... sa.... ma .....Ahh ahhh ahhh Arya ter..... russs..... kap...pan pun I....bu siaaaaap ah ah aishhhhhhhhhhh” jawab Ibu terbata-bata menahan nikmat. Ibu menoleh kebelakang dan langsung aku cium bibirnya. Kocokanku semakin kencang di liang vaginanya

“Mmmmmm..... mmmmm..... mmmmmm......” racau Ibuku dengan mulult yang aku sumpal dengan bibirku, tiba-tiba Ibu melepaskan ciumannya dan menggelinjang

“Ibu keluaaaaaaaaaaaaar aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah..... kamu buat Ibu keluar .....” racaunya dengan sedikit berteriak ketika puncak kenikmatan didapatnya. Kuhentikan kocokannku, kurasakan lendir mengalir di jariku. Aku cabut dan aku jilati jari-jariku, Ibu melihatnya dengan tersenyum.

“Hash hash hash kamu suka sama cairannya nak?” tanya Ibuku sambil ngos-ngosan

“Suka bu mmmmm kan Ibu mmmm sukya punya Arya” jawabku

“Buat Ibu keluar lagi nak , hash hash hash semuanya buat Arya hash hash hash” lanjut Ibuku dengan nafas tersengal-sengal dengan tubuh yang bersandar ke tubuhku.

Ibu kemudian beranjak dari duduknya, dan berlutut dihadapanku. Satu persatu kacing bajuku dilepas oleh Ibu, dilepasnya bajuku. Kini aku sama dengan Ibu pun telanjang tanpa sehelai benang menempel ditubuh kami. Kupandangi wajah Ibu yang Ayu, senyumannya membuat aku semakin bernafsu. Kurasakan semilir angin, muncul sebuah ide gila.

“Tunggu sebentar bu” kataku kepada ibu yang masih berlutut. Aku masuk ke dalam rumah, dengan tubuh telanjangku, ku ambil tikar dan korek api.

“Buat apa nak?’ tanya Ibuku

“Nanti ibu juga tahu” jawabku sedikit penuh dengan emosi

Aku menggelar tikar dibawah pohon rambutan kemudian aku ambil pakaian Ibu. Kumasukan pakaian Ibu kedalam tong sampah yang terbuat dari logam seng. Kemudian aku bakar sebagai bukti aku semakin tidak respek kepada Ayahku, jarak antara tikar dengan tong sampah lumayan jauh jadi aku tidak khawatir apinya merembet. Ibu nampak kaget atas tingkah lakuku hanya menutupi mulutnya dengan kedua tangnnya kemudian Ibu menggeleng-gelengkan kepalanya sekan-akan tahu arti tentang apa yang aku lakukan. Aku mendekati Ibuku dan langsung gendong kemudian aku bopong ke arah tikar. Kurebahkan Ibu di atas tikar kukangkangkan kaki Ibu.

“Coba Ibu lihat, itu tandanya Arya tidak mau merasakan apapun berbau Romo disini, dan akan Arya hilangkan semua yang berbau Romo dari tubuh Ibu he... ” kataku kepada Ibuku dengan tatapan tajam kearah matanya disertai senyuman yang menginginkan kemenangan. Ibu hanya menoleh sedikit kearah pakaiannya yang aku bakar kemudian kembali melihatku.

“Kamu itu ada-ada saja nak, masa kok ya dibakar, nanti Ibu pakai apa?” ucap Ibuku

“Nanti beli lagi saja bu” jawabku singkat

“Kamu yang belikan ya”

“Ibu sekarang milikmu .... setubuhi Ibu nak.... berikan Ibu yang terbaik dari kamu, buat Ibu bisa melupakan laki-laki itu” lanjut Ibuku, aku hanya tersenyum dan kemudian dengan bantuan Ibu aku mengarahkan dedek arya ke vaginanya. Perlahan dan perlahan, menikmati sensasi setiap cm dedek arya tenggelam ke dalam liang vaginanya. Basah, becek, seret, linu-linu campur jadi satu.

“Pelaaaaan saaaaaakit nak.... sudah di bilaaang ah ah ah punya kamu itu besaaaaaar aaaaaah” rintih kesakitan Ibuku ketika aku masukan dedek arya

“Ini juga pelllaaaaaaaaaaaaann huft huft bu, Punya ibu sempit sekaaaaaaali” rintihku menahan sakit dan blesssssss....

“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaissssssssssssssssssssshh aaaah” teriak kecil Ibuku, kubenamkan sebentar dedek Arya di dalam vaginanya. Agar vagina Ibu menyesuaikan besar dedek arya.

“Kamu itu mbok yaho sabar kan....” ucap Ibuku terpotong

“Tidak bisa, Romo nanti datang dan itu buat Arya cemburu” jawabku. Perlahan aku goyang pinggulku, dedek arya keluar masuk dengan leluasa karena masih ada sisa-sisa cairan puncak kenikmatan Ibuku tadi. Walau sudah keluar banyak, tetap saja terasa seret vagina Ibu.

“Aaahhhh..... Ibu .... tidak.... ah ah ah... akan melayani Romo lagi.... Ibu buat kamu” racaunya

“Kalau begitu bilang kalau Ibu suka di kenthu Arya, ayo bilang” sambil mempercepat goyanganku

“Aaaaaah..... emmmmm.... ibu suka di kenthu arya, suka sekali”

“Ibu pengen dikenthu arya terus.... oh oh oh... Ibu cinta kamu ...kenthu Ibu ... setubuhi Ibumu nak”

“Ayo nak setubuhi ibumu terus, kenthu Ibumu lagi , nikmati Ibumu, nikmati tubuh Ibu”

“Kontol kamu aaaah aaaah enaaaaaaak aah aaah aaah”

“kontol kmau besar aiiisssh mentok di dalam nakkkkh ah aih ash” racaunya

“Mana lebih enak romo atau arya” tanyaku sedikit membentak

“Arya... Aryaaaaa..... Aryaaaaaaaaa.......Ibu suka kontol Arya ouwwwwwwwwwwwwh....” jawab ibuku sambil memejamkan mata dan mulut yang menganga menikmati kenikmatan dariku.

Kupegangi pinggul ibuku dan aku menggoyang pinggulku dengan konstan. Kupandanggi wajahnya yang sendu dengan mulut yang membentuk huruf “o”. Wajah yang ayu terkena sinar matahari yang menerobos dari sela daun-daun pohon rambutan. Kepala Ibu menggelang kekanan kekiri kadang menengadah ke atas. Tubuhnya bergetar merasakan setiap hentakan-hentakan dari pinggulku.

“Ah ah ah ah ah lebih kenceng nak, ibu meh methu” racaunya

Kupercepat goyangan pinggulku, kualihkan kedua tanganku meremas ke dua buah susu besar miliknya. Semakin cepat aku menggoyang pinggulku, terasa sempit dan lembek membuat dedek arya kulit dedek arya semakin sensitif. Semakin cepat menggoyang, semakin menggila respon dari tubuh Ibu walau tertahan oleh tekanan kedua tanganku pada susunya.

“Remas yang ku......aaaat......ah ah ah”

“Ibu ma.....u....ke.....lu.....ar” racaunya, Akupun mempercepat goyangan pinggulku dan....

“Ibu keluaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaar........aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaiiiiihhhhh ah” teriak ibuku.

Tubuhnya melengking ke atas, terasa cairan hangat menjalar keseluruh bagian tubuh dedek arya. Kuhentikan goyanganku. Teriakan ibu amat keras, sebenarnya takut juga jika tetangga mendengarnya. Masa bodohlah, ini pagi hari biasanya mereka semua juga pergi kerja.

“hosh hosh hosh..... urghhh.... kontol kamu.... buat ibu keluar lagi”

“hash hash hash... memek ibu sayang kontol Arya hash hash” kata ibu dengan senyuman kepuasan sambil memejamkan matanya meresapi kenikmatan.

“Kamu belum keluar nak?” tanya Ibuku yang kemudian membuka matanya dan memandangku pdengan tatapan manja.

Aku hanya menggeleng kan kepalaku. Sejenak aku beristirahat sambil menikmati setiap nano meter pemandangan tubuh Ibu. Kupeluk tubuh Ibu terasa hangat dan terasa sangat nyaman berada dalam pelukannya, kemudian kuangkat tubuh ibuku dengan posisi dedek arya masih tertancap dalam vagina Ibu. Dengan sekuat tenaga aku gendong Ibu didepanku dengan posisi dedek arya tertancap. Kugendong tubuhnya masuk kerumah, sambil aku gendong kami saling berciuman satu sama lain. Setiap langkah kakiku, setiap langkah itu pula aku sedikit menggoyang pinggulku. Sedikit terasa cairan kenikmatan Ibu mengalir dibatang dedek arya, terus mengalir hingga terasa di pahaku.

“Mau kemana nak?” tanya Ibu

“Kita pindah ke ruang keluarga bu” jawabku

Aku melangkah, kulirik tong sampah yang didalamnya membakar kebaya Ibu pemberian romo. Aku tersenyum, sekarang ibu akan menjadi milikku selamanya. Sesampainya di ruang tengah, kurebahkan tubuhnya di sofa dan plup terlepas pula dedek arya dari vaginanya.

“Sayang, cium kontolku...” ucapku kepada Ibu, yang kemudian menciumi ujung kontolku dengan wajah yang masih terlihat kelelahan karena puncak kenikmatan yang dialaminya.

“Besar dan kuat ya bu, kalau suka bilang bu?” lanjutku

“Ini kesayangan Ibu.... “ jawab Ibu singkat yang kemudian mencium dedek arya yang masih basah oleh cairan kenikmatannya

“Bu nungging” pintaku kemudian

Ibu langsung mengerti maksud dan tujuanku. Ibu langsung memposisikan dirinya menungging tepat didepanku, pantatnya yang bohai dan indah tepat berada di depan dedek arya yang tegak bagai senjata laras panjang. Ibu menungging berdiri dengan kedua tangan bertumpu pada sofa dan kedua kakinya lurus. Semakin aku melihat bongkahan pantatnya semakin aku bernafsu, kuremas-remas pantat Ibu dengan keras karena saking gemasnya dengan sedikit variasi elusan membuat Ibu menghadap ke arahku sambil tersenyum manja. Kupegang dedek arya, kuarahkan ke vagina Ibu dengan sedikit bantuan ibu, ibu mengarahkan dedek arya ke vaginanya. Kudorong perlahan, perlahan, posisi ini selalu memberikan kesempitan dan jepitan yang lebih kuat. Vagina Ibu terasa sangat sempit lebih sempit dari posisi konvensional.

“Aaaahhhhh.... Ehmmmmmmm” rintih Ibu

“Ibu siap?” tanyaku bersiap-siap menggoyang pinggulku

“Ibu selalu siap nak... ahhhhhhh ” jawab Ibuku sambil menoleh ke belakang

Kupegang pinggul ibuku dan mulai menggoyang, terasa kenikmatan yang tiada tara. Sekali lagi aku kasih tahu, vagina kalau dalam posisi doggy style selalu terasa sempit. Selang beberapa kali goyangan kupeluk Ibuku dan kuremas kedua buah susu Ibu. Kuciumi punggung Ibu, ibu hanya mampun mendesah, kepalanya terlihat mendongak ke atas setiap kali vaginanya mendapatkan hentakan-hentakan dari dedek arya. mendongak ke atas

“Enak.... sayang.... terus masukan kontol kamu, masuk.... kanh lebhih dalamhhhhh”

“Ibu tidak menyangka ah ah ah ah kontolmu ash ash ash bu....at Ibu nikmaaaaaaaaaat”

“Setubuhi ibumu ini aaaaaiiiiiih terrrrusssss” racaunya

“Iya hah hah hah hah bu....”

“Tempik Ibu enak, kontol arya kejepit.... aaaaah”

“Ayo sayangku ibuku, ikut goyang....” lanjutku dengan posisi masih memeluk dan meremas kedua buah susunya. Ibu pun mulai sedikit menggoyang pinggulnya mencoba mengikuti irama goyangan pinggulku. Setiap aku menghentak ke arah vaginanya, Ibu pun ikut menghentakan ke arah dedek arya.
Lama aku menggoyang pinggulku, kurasakan dedek arya mau muntah. Kualihkan kedua tanganku kerah pundak Ibuku. dengan posisi sekrang aku lebih leluasa lagi menggoyang. Semakin lama semakin kurasa kulit dedek arya semakin sensitif.

“Ibuku sayang.... Arya mau keluar aah aah aah” racauku

“Goyang lebih keras nak.....lebih keras..... keluarkan didalam tempik ibu”

“Ibu juga mau keluar.... lebih keras... lebih cepat... kontolmu enaaaaaaak”jawabnya

Aku menggoyagnya semakin keras, semakin cepat. Plok plok plok plok .... begitulah bunyi kontol dan vagina ibu ketikabertemu. Semakin keras semakin aku menarik bahu Ibu dengan kedua tanganku. Dan....

“Aku keluar di tempik ibu ...... aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah” teriakku sambil menekan sedalam mungkin dedek arya di vaginanya dan menarik bahu Ibu kebelakang.

“Ibu jugaaaaaaaah.................” teriak Ibuku

Croooot croooot croooot croooot Croooot croooot croooot croooot Beberapa kali semprotan tumpah didalam vagina Ibuku. Aku langsung ambruk menindih ibuku, ibuku yang baru saja orgasme ikut rebah. Kupeluk tubuh ibuku dengan erat, separuh tubuh Ibu rebah di sofa. Masih kurasakan cairan kenikmatanku keluar dari batang dedek arya.

“Kamu hebat nak.... Ibu pengen dikenthu kamu terus” kata Ibuku seraya membalikan tubuhnya dan memeluku.

“Makasih bu....” kucium ibuku

Aku yang lelah kemudian rebah dikarpet, dengan posisi masih berciuman dan berpelukan dengan ibu. Lelah karena pertempuran sejak tadi malam membuatku terlelap dan ibu memeluku menaruh kepalanya didadaku.

Tik tok tik tok tik tok tik tok tik tok tik tok tik tok tik tok tik tok tik tok

Sayup-sayup aku mendengar suara didapur, aku terbangun. Ibu sudah tidak ada di pelukanku. Dengan tubuh telanjangku aku berdiri dan melihat ibuku sedang membersihkan dapur. Cantik sekali, rambut digelung kebelakang, dan hmmmm.....tumben sekali ibu memakai perpaduan kaos dan jarit. Tampak sekali walau kaosnya longgar tapi menjadi sangat ketat pada bagian dadanya, mungkin memang karena susu Ibu sangat besar. Nafsuku kembali bangkit dedek arya mulai mengangkat senjatanya. Kudekati ibu dan hap... kupeluk dari belakang ibuku dengan tubuh telanjangku, kuciumi lehernya.

“Ah... kamu itu bikin kaget ibu saja ahhhhh” ucapnya disertai desahan

“Aku pengen lagi bu” jawabku sambil mengendus-endus lehernya

“Sebentar lagi romo datang nak” jawabnya, mendengar hal itu aku mencoba memaksa Ibuku

“Pokoknya Arya pengen lagi” paksaku

“Masih banyak waktu nak, sudah jam setengah tiga sore sebentar lagi romo datang” ibu memberi pengeritan tapi aku tidak pernah mau mengerti ketika dedek arya meminta penyelesaian he he.

Kemudian ku lepas pelukanku, Aku melangkah ke arah meja telepon, ibu hanya memandangiku. Tut tut tut Tut tut tut Tut tut tut Tut tut tut, 12 digit nomor kutekan. Tampak seseorang mengangkat teleponnya.

“Halo... Romo? Sampai mana romo?”

“ouwh sampai kota kalung gelang, ini ibu pengen tahu, suruh Arya telepon Romo”

“Berarti masih satu jam lagi gih romo?”

“Kalau begitu Romo, Arya beliin oleh-oleh sekalian gih” lanjutku sembari mengakhiri pembicaraan telepon, tujuanku agar Ayahku pulang lebih lama lagi. Begitu aku membalikantubuh...

“aaaaahhhhh......” ibu sudah dalam posisi berlutut dihadapanku dan langsung meraih kesayangannya kemudian mengocok dedek arya.

“hmmmm.... cah nom rak ono puase (anak muda tidak ada puasnya)” ucap Ibuku sembari memandangku dengan senyumannya

“Kalau tidak mau ya tidak usah dikocok bu he he he he” jawabku

“Awas kamu....slruuup hmmmm” jawab ibu yang kemudian menelan dedek arya.

“Begitu sayangku enak sekali.... hmmmm..... ooooohhhhhh......“ rintihku

“Ayo bu tidak usah lama-lama.....” aku merebahkan ibu dilantai, kutarik jaritnya hingga ke bagian pinggang. Ternyata ibu tidak memakai celana dalam. Kuposisikan dedek arya di depan vaginanya

“Ibu cantik juga kalau pakai kaos kaya gini, kelihatan seksi seperti anak muda” ucapku sambil memasukan dedek arya ke vaginanya

“Kalau kamu suka, ibu belikan to.....aaaaaaaaaaaaaaaaaaaiiiih aaaaaa” kata-kata ibu terpotong saat dedek arya masuk

“Suka bu?” ucapku sambil mulai menggoyang pinggulku

“Aduh nak pelan nak... punya ka....mu besar sekali.... penuh rasanya” racaunya, goyanganku makin lama makin cepat dan stabil.

“Ufffffffth...kamu suka tubuh ibu nak” tanya Ibu

“Suka baangggeeeeeeeeeeeeeeet... hah hah hah” jawabku sambil menggoyang pinggulku

Aku bertumpu pada tangan kiriku, tangan kananku membuka kaos oblong Ibu. Ibu tetap menggunakan kutang berwarna hitam. Kutarik ke bawah dan menyembulah dua buah susu Ibuku. kini kedua tanganku meremas susu Ibuku.

“Ayo nak remas, goyang lebih kencang lagi”

“Ibu suka kamu kenthu, ohhhh.... Ibu suka diremas kamu, Ibu suka disentuh kamu aaaaaah”

“Ibu suka kontol kamu, tekaaaaaaan terussssss”

“Ibu sayang Aryaaaaa......teruuuuuuussss.....aaaaaaahhhhhh” racaunya

Kata-kata ibu membuat darahku mendidih, membuatku semakin cepat menggoyang pinggulku. Semakin cepat aku menggoyangnya semakin tidak karuan Ibu. Kepalanya menggeleng-geleng kadang menengadah keatas, bibirnya mengeluarkan rintihanl-rintihan kenikmatan.

Kriiiiiing............Kriiiiiiing.................Kriiiiiiiing......

Aku kaget dan menghentikan aksiku, wajar saja meja telepon tepat di sebelahku. Ibu kemudian dengan cepat melepaskan diri dariku sambil menaruh jari telunjuknya di bibirku, mungkin tujuannya agar aku tidak marah karena gangguan telepon. Ibu kemudian berdiri mengangkat telepon kupandangi Ibu yang terlihat sangat acak-acakan. Kupandangi Ibu, Kaosnya masih terbuka, Kutang yang ada di pinggangnya dan jarit yang tersingkap ke atas. Aku berdiri kuposisikan tubuhku dibelakang Ibu.

“Ya hallo....”

“Oh kang mas, ada apa?”

“Oleh-oleh?ya terserah kang mas saja mau dibelikan apa......eeeehhhhhmmmmmmm......”

Suara Ibu terpotong karena ulahku, karena aku menarik kebelakang pinggulnya dan blesss aku masuki vaginanya dengan dedek arya. Aku mulai menggoyang pelan-pelan sangat pelan, walaupun sangat pelan ini sudah memberikan kenikmatan vagina Ibu yang jarang sekali dimasuki. Inilah gaya kesukaanku gaya nungging memang favoritku sejak malam hari itu. Aku peluk Ibu dari belakang sambil meremas-remas susunya.

“Emmmmmm.... enggak mas, ini tadi habis makan rujak pedes banget sssssshhhhhaaaaahhh”

“Arya keluar tadi beli apa tidak tahu”

Goyangan pinggulku aku percepat, ibu kemudian menutupi mikropon telepon rumah dengan tangan kanannya dan tangan kirinya menopang tubuhnya pada meja telepon. Ibu kelihatan tidak konsen mendengar setiap perkataan Romo dari telepon.

“Bilang saja ibu mau kenthu dengan arya” bisiku ditelinga kanannya

“Ehmmmmm..... hentikan arya, romo bisa tahu nanti” bisiknya membalas sembari mendengarkan perkataan Romo dari telinga kirinya, tapi aku malah mempercepat goyanganku. Tiba-tiba tangan kiri Ibu menekan mundur dadaku, sehingga aku bergerak sedikit mundur dan dedek arya lepas dari sangkarnya.

“Iya pokoknya terserah romo mau belikan Arya apa, Arya pasti suka”

“Dimas, mau minum dulu pedas banget”

“Sudah dulu ya kang mas”

“Klek....” Ibu menutup telepon.

Ibu menoleh kebelakang dengan posisi tetap membelakangiku seakan-akan siap dihujam lagi. Aku langsung maju, keupegang pinggangnya dan kumasukan dedeka Arya ke dalam vagina Ibuku. Tangan kiriku memeluk Ibu tepat di kedua buah susunya. Tangan kananku menelusup dari ketiak kanannya, memegang dagu ibu dan kuarahkan menoleh ke kanan kemudian kucium.

“Emmmmm......hfftttttt.....emmmmmmmm” rintih ibu tertutup bibirku

Aku mengoyang pinggulku, tanngan kiriku meremas susu kanannya. Aku menggoyang perlahan, semakin cepat dan semakin cepat. Kualihkan kedua tanganku kini meremas kedua buah susu ibu.

“Aaaaahhhhh..... Auuuuuffftthhhh sayang kamu nakal sekali aah aaah aaaaaah”

“Teruuuus nak.... teruuuuus.... setubuhi Ibu.... Puasi ibu..... Aaaaaaaaah”

“Remas yang kuat, goyang yang kuat, Ibu milikmuuuuuuuuuu aaaaaaaah” racaunya. Ku goyang semakin kuat, semakin keras dan kuremas semakin kuat susunya.

“Ibu mau kel.....lu....ar sayang” racaunya menuju puncak

“Aku juga bu......... ah ah ah ah”

“Kita keluar bareng-bareng sayang ” pintaku sembari terus menggoyang. Dan

Croooot croooot croooot croooot Croooot croooot croooot croooot, kusirami vagina ibu dengan maniku lagi. Tampak cairan kuning keluar dari vaginanya yang bercampur dengan cairan cintanya. Tubuh Ibu melengking, Kaki Ibu sudah tidak kuat menopang tubuhnya dan ambruk. Ketika ambruk kutarik tubuhnya kebelakang dan kupeluk. Perlahan aku arahkan tubuh Ibu kebawah sehingga sekarang posisi Ibu duduk bersandar kepadaku. Kupeluk dan kuciumi Wajah Ibu, terdengar nafas Ibu yang masih tersengal-sengal dan mencoba mengatur nafasnya.

“Kamu itu to nang nang (nak nak) hah hah hah hah”

“Ibu sampe ndak kuat ngeladeni (tidak kuat meladeni) kamu” ucap Ibuku dengan sedikit ngos-ngosan

“Ya gara-garanya ibu sayang seksi dan masih terlihat seperti anak muda, Arya jadi tambah cinta ma Ibu hah hah hah”jawabku

“Gombal, emang beneran ibu kaya anak muda? Hosh hosh hosh”tanya ibuku sambil nafasnya yang masih tersengal-sengal

“Beneran bu, kapan-kapan kita jalan-jalan bu tapi ibu dandan kaya anak muda, pasti gak ketahuan kalo Ibu itu Ibuku heh heh hehe” jawabku ngos-ngosan

“Ndak mau, nanti kalau ketahuan bisa perang dunia hi hi hi” balas ibuku yang juga masih mencoba mengatur nafas

“Iya deh bu, ibuku yang cantik, seksi dan menggoda, pacarku muah muah” godaku

“Dah dah sekarang kamu istirahat sana, tidur di kamarmu, ibu mau beres-beres” perintah Ibuku

“Emang ibu masih kuat beres-beres?” tanyaku

“Kuat ndak kuat ya harus kuat to, ini juga gara-gara kontol kamu itu” jawab Ibuku sambil meremas dedek arya

Kami tertawa bersama memecah keheningan rumah kami. Kami sudahi persetubuhan pada sore hari itu, Aku kemudian bangkit untuk mandi begitu pula dengan Ibu. Selesai mandi, aku menuju ke kamarku tak lupa aku memanggil Ibu dan kemudian memajukan kedua bibirku seperti orang mau mencium. Ibu pun membalasnya. Sampai dikamar aku memakai pakaianku dan mulai tidur melepas lelahku.

Pukul 19.00, aku terbangun karena Ibu sentuhan halus tangan Ibu dikepalaku. Aku pun terbangun kemudian Ibu menarik tanganku agar segera bangun, Ibu kemudian meninggalkan aku dikamar. Kususul Ibu dengan langkah yang gontai menuju lantai bawah, kulihat Ayahku sedang duduk di ruang keluarga. Sedikit wajah ketidak sukaanku kepada Ayahku dan dapat dibaca oleh Ibu. Percakapan secukupnya dengan Ayah, kuambil oleh-oleh dan kembali ke kamarku kembali. Kulihat jam dinding yang berdetak menunjukan pukul 20.30. kuraih telepon cerdasku, ku putar semua file-file di folder semprot. Kupercepat pada adegan persetubuhan. Sambil tiduran ku pelajari semuanya, mungkin bisa dipraktekan he he he.... kutonton semua file hingga aku merasa ngantuk. Ku lihat jam pada telepon cerdasku menunjukan 23.30, kumatikan dan aku kembali aku tidur.

Baru aku tertidur aku bermimpi, dalam mimpiku aku bertemu dengan seorang wanita cantik yang datang dan tiba-tiba menciumku, aku yang terkaget karena mimpi itu kemudian perlahan mebuka mataku. Ibu, ternyata dia di dalam kamarku. Aku mengangkat tubuhku dan duduk menghadap ke Ibu. Kulihat Ibu memakai Kaos longgar tertutup hingga menutuupi lengannya dengan celana selutut yang sedikit ketat. Kangen kata Ibu, kemudian tanpa babibu, kami berciuman selayaknya seorang kekasih. Hanya berciuman dan berpelukan yang di hiasi dengan saling meraba. Ku ungkapkan penampilan Ibu yang sangat berbeda dan seakan-akan kembali seperti muda lagi. Ciuman berlanjut Ibu tampak mengerti akan kelelahanku kemudian Ibu merebahkan tubuhku kembali. Kulirik jam dinding kamarku menunjukan pukul 00.50. Dielus-elusnya kepalaku, disetiap elusan Ibu bercerita tentang keperkasaanku sejak kemarin malam. Ibu mengelus-elus kepalaku hingga aku terlelap sampai matahari beranjak dari tidurnya. Tak tahu kapan Ibu meninggalkan aku sendiri dalam kamar dengan balutan kasih sayang dan cintanya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd